Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Aktivitas praktikum lapangan bagi mahasiswa FMIPA UNIMA merupakan kegiatan rutin dalam
rangka implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mulai diberlakukan sejak tahun 2003.
Selama ini belum pernah mempersoalkan interaksi antara tubuh mahasiswa dengan iklim mikro
setempat ketika melakukan aktivitas dengan levelnya yang khas. Oleh karena itu perlu dievaluasi
secara obyektif tentang interaksi antara tubuh mahasiswa dengan iklim mikro setempat
berdasarkan respons fisiologis (suhu kulit, suhu oral, denyut nadi), kelelahan dan juga kinerja
mahasiswa (performance).
Metode yang digunakan adalah metode observasional dengan pengamatan langsung beberapa
variabel fisiologis meliputi suhu kulit, suhu oral, denyut nadi dan kelelahan, dan kemudian
mendeskripsikan hasil pengamatan setelah membandingkannya dengan standar-standar yang
sudah ada. Selain itu juga diamati dan dievaluasi mengenai kinerja berdasarkan prosentase
capaian target yang diharapkan dalam aktivitas praktikum. Selanjutnya melalui penerapan
pendekatan ergonomi total dirumuskan bentuk-bentuk intervensi yang mungkin dilakukan
terhadap aktivitas praktikum lapangan agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap
kondisi dan perilaku yang tidak ergonomis dalam melakukan aktivitas praktikum lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons fisiologis tubuh (suhu kulit, suhu oral dan denyut
nadi) dan skor kelelahan mengalami perubahan yang signifikan setelah melakukan aktivitas
selama 2 jam (setelah melakukan dua unit praktikum) maupun setelah 4 jam (setelah melakukan
empat unit praktikum).
Dengan pendekatan ergonomi total, bentuk-bentuk intervensi yang mungkin dilakukan untuk
perbaikan adalah: setelan pakaian yang dikenakan, suplesi gizi dan air mineral di antara unit
praktikum, perbaikan sikap kerja, penyesuaian posisi titik ukur dengan antropometri tubuh,
penggunaan perlengkapan pelindung, pemberian waktu istirahat, pemberian motivasi
(dorongan) pada mahasiswa, komunikasi dua arah yang simpatik dan empatik, perbaikan
informasi, dan penggunaan alat bantu.
kurikulum tetapi juga dalam rangka sudah mencari naungan. Selain itu terdapat
implementasi kerja sama antara UNIMA dan keluhan-keluhan subjektif mahasiswa ketika
BMG Pusat Jakarta dengan MOU melakukan aktivitas praktikum seperti: rasa
Nomor:5181/J.32/PP/2001 dan antara Jurusan haus, gerah, panas, lelah, pegal dan sakit
Nomor:HK.303/A.2/KB/BMG-2001
belakang [18].
Fisika FMIPA UNIMA dan BMG SULUT
Oleh karena itu dipandang perlu
dengan MOU Nomor:DL.007/064/VIII/KO-2001 ,
Nomor:123/J.32/4/PP/2001 diadakan evaluasi secara objektif, sekaligus
dimana salah satu point kesepakatan adalah dirumuskan mengenai bentuk-bentuk
pemanfaatan peralatan BMG (Badan intervensi yang mungkin dilakukan untuk
Meteorologi dan Geofisika) untuk aktivitas memperbaiki kondisi dan prilaku yang tidak
pembelajaran berbasis lingkungan, dan ergonomis yang dapat dilakukan dalam
sekaligus sebagai sarana untuk lebih penelitian lanjutan, sehingga di waktu
memasyarakatkan BMG. Dengan demikian mendatang diharapkan aktivitas praktikum
aktivitas praktikum lapangan merupakan yang dilakukan secara rutin sebagai
aktivitas yang akan berlangsung secara implementasi kurikulum berbasis kompetensi
berkelanjutan dalam kegiatan akademis di di FMIPA UNIMA akan dapat mencapai
Jurusan Fisika FMIPA UNIMA. Selama ini kinerja yang diharapkan dan terhindar dari
dalam pelaksanaan aktivitas praktikum risiko-risiko yang merugikan bagi
lapangan belum pernah mempersoalkan mahasiswa, dilihat dari respons fisiologis
mengenai respons fisiologis tubuh dan dan kelelahan.
kelelahan mahasiswa ketika melakukan
2. BAHAN DAN METODE
aktivitas pada levelnya yang khas dan
interaksi dengan iklim mikro setempat. Mahasiswa yang digunakan sebagai
Ada dugaan kuat bahwa dalam sampel, yang merupakan subyek pengamatan
pelaksanaan aktivitas praktikum lapangan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang yang
terdapat kondisi dan prilaku yang dapat merupakan mahasiswa semester 6 jurusan
kelelahan. Hal ini diperkuat oleh kenyataan Metode yang digunakan adalah metode
bahwa aktivitas yang biasanya dilakukan per observasionl dengan pengamatan langsung
kelompok 3 sampai 5 orang, 2 sampai 3 beberapa variabel fisiologis yaitu: suhu kulit,
orang tidak dapat bertahan di arena suhu oral, dan denyut nadi serta variabel
aktivitas lebih dari 1 atau 2 jam mereka berlangsung 4 sampai 6 jam. Jumlah unit
praktikum yang dilakukan adalah empat unit Kinerja mahasiswa dalam melakukan
yaitu unit: Kelembaban Lingkungan, aktivitas praktikum lapangan dinilai dengan
Interaksi Dua Variabel Fisis Fungsi menggunakan instrumen penilaian yang
Harmonik, Efek Peredaman Medium disusun berdasarkan prinsip-prinsip penilaian
Terhadap Penyinaran Matahari, dan Transfer kinerja (performance) [2, 16].
Atmosferik. Untuk melihat signifikansi perubahan:
Praktikum lapangan dilakukan di rata-rata suhu kulit, suhu oral, denyut nadi,
lapangan terbuka di taman alat Stasiun dan kelelahan pada pengukutan I, II dan
Klimatologi Badan Meteorologi dan pengukuran III digunakan uji t berpasangan
Geofisika Paniki Atas Manado. Pengukuran pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%).
variabel fisiologis dan kelelahan dilakukan Selanjutnya melalui penerapan
tiga kali yaitu: sebelum melakukan aktivitas pendekatan ergonomi total dirumuskan
(08.15), setelah melakukan dua unit bentuk-bentuk intervensi yang mungkin
praktikum pertama (11.34) dan pada akhir dilakukan untuk perbaikan yang dapat
aktivitas (setelah melakukan 4 unit dilakukan pada penelitian lanjutan.
praktikum (13.30).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk pengukuran suhu kulit dan suhu
oral, menggunakan termometer suhu kulit 3.1 Hasil Penelitian
(digital) dan termometer klinik (digital) Hasil observasi (pengamatan) respons
sedangkan untuk pengukuran denyut nadi fisiologis tubuh dan kelelahan mahasiswa
dilakukan dengan cara meraba arteri radialis dalam melakukan aktivitas praktikum
pada pergelangan tangan kiri. Pengukuran lapangan mengikuti prosedur sebagaimana
kelelahan dilakukan dengan menggunakan yang telah diuraikan, secara grafis dilukiskan
[17]
kuesioner kelelahan 30 item . pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 10,
Hasil-hasil pengamatan variabel-variabel disertai hasil pengujian statistik
fisiologis dan kelelahan dievaluasi perbandingan rata-rata pada pengukuran I, II
berdasarkan standar-standar yang sudah ada dan III dengan uji t berpasangan.
dalam literatur mengenai: suhu kulit, suhu
oral, dan denyut nadi yang normal; serta
tingkat kelelahan. Selain itu juga diamati dan
dievaluasi mengenai kinerja berdasarkan
prosentase capaian target yang diharapkan
dalam aktivitas praktikum.
Pengukuran III
Pengukuran III
Pengukuran II
Pengukuran II
Pengukuran I
Pengukuran I
Pasangan Beda p
Pasangan Beda p
I-II -1.825 .000
I-II -.438 .001
II-III -.050 .863 II-III -1.089 .004
I-III -1.875 .002 I-III -1.526 .002
Pengukuran III
Pengukuran III
Pengukuran II
Pengukuran I Pengukuran II
Pengukuran I
Pengukuran III
Pengukuran III
Pengukuran II
Pengukuran II
Pengukuran I Pengukuran I
Pasangan Beda p
Pasangan Beda p
I-II -8.375 .013
I-II -8.250 .006 II-III -2.250 .125
II-III -2.625 .034 I-III -10.625 .001
I-III -10.875 .005
Pengukuran III
Pengukuran III
Pengukuran II
Pengukuran II
Pengukuran I
Pengukuran I
untuk pengukuran II dan III tidak berbeda Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh
dengan nilai p = 0,246. dalam penelitian ini sebagaimana yang telah
Skor kelelahan untuk item 21-30 yaitu diuraikan menunjukkan dengan jelas bahwa
menyangkut kelelahan fisik akibat keadaan ternyata pelaksanaan aktivitas praktikum
umum menunjukkan perubahan yang lapangan dalam proses belajar mengajar
signifikan (p < 0,05), terutama setelah menunjukkan adanya kondisi dan prilaku
melakukan aktivitas dua unit praktikum yang tidak ergonomis dan berpotensi
pertama (Gambar 8). Nilai p untuk menimbulkan keluhan-keluhan bahkan
perbandingan rata-rata skor pengukuran I-II penyakit akibat kerja.
dan I-III masing-masing sebesar 0,013 dan Kondisi yang tidak ergonomis terutama
0,001. Rata-rata skor untuk pengukuran II disebabkan oleh keterpaparan terhadap iklim
dan III tidak berbeda dengan nilai p = 0,125. mikro setempat (radiasi, suhu, kelembaban
Dilihat dari skor total (item 1-30) dan kecepatan angin) dan kondisi
menunjukkan perubahan yang signifikan perlengkapan pakaian yang dikenakan yang
baik untuk perbandingan rata-rata skor meliputi: setelan pakaian, perlengkapan
pengukuran I-II, II-III maupun I-III dengan pakaian dalam dan sepatu. Prilaku yang tidak
nilai p < 0,05 masing-masing sebesar p = ergonomis terutama menyangkut gerakan-
0,013, 0,006 dan 0,002 (Gambar 9). gerakan tubuh dan anggota tubuh atau posisi
Kinerja mahasiswa dilihat dari capaian berkaitan dengan tuntutan aktivitas (khas
target diharapkan dalam melakukan aktivitas untuk aktivitas praktikum lapangan) yang
praktikum lapangan, terlihat masih jauh dari harus dilakukan.
capaian ideal (100%). Secara rata-rata Karena adanya kondisi dan prilaku yang
capaian target kinerja hanya mencapai tidak ergonomis dalam melakukan aktivitas
65,89% (Gambar 10). Hasil ini berbeda praktikum lapangan maka hasil-hasil
dengan yang diperoleh oleh Tengko dkk. observasi menyangkut variabel-variabel
(2004) karena kinerja yang dinilai termasuk fisiologis dan kelelahan sebagaimana yang
apa yang dikerjakan oleh mahasiswa di telah diuraikan menunjukkan adanya risiko-
rumah, sedangkan hasil dalam penelitian ini risiko yang merugikan mahasiswa. Hal
kinerja yang dinilai semata-mata yang tersebut terilhat dari: kenaikan suhu kulit,
dicapai ketika melakukan aktivitas di arena suhu oral, dan denyut nadi secara signifikan
praktikum. bila dibandingkan dengan keadaan sebelum
melakukan aktivitas. Demikian juga dangan
3.2 Pembahasan
skor kelelahan baik menyangkut pelemahan
psikhis juga berakibat mahasiswa tidak dapat dalam penelitian ini maka dapat
dapat mencapai target kinerja yang 1) Dilihat dari respons fisiologis dan
praktikum lapangan, hanya dapat dipecahkan prilaku yang tidak ergonomis) yang perlu
secara komprehensif dan lebih cermat bila segera diatasi. Hal ini perlu dilakukan