You are on page 1of 18

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP KONDISI HIDROSFER DI PERMUKAAN BUMI

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Bahasa Indonesia Keilmuan Yang dibina oleh Dr. Endah Tri Priyatni, M.Pd., dan Muyassaroh, S.S., S.Pd.

Oleh Zyndhi Nila Falupi 100721403487

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Mei 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bumi merupakan tempat hidup manusia yang menyediakan dan memenuhi segala kebutuhan yang manusia perlukan. Segala yang ada di bumi dimanfaatkan oleh manusia untuk bertahan hidup dan mencari keuntungan. Kenyataannya manusia menggunakan sumber daya yang ada di bumi secara berlebihan tanpa memikirkan dan mempertimbangkan kelestariannya. Hal ini terjadi dengan banyaknya eksplorasi atau

pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan hingga tidak bisa dikendalikan lagi. Hal itu telah mengakibatkan terjadinya perubahan

lingkungan menuju degradasi dan kerusakan yang berkelanjutan. Keserakahan manusia ini juga mengakibatkan dampak yang sangat buruk bagi kehidupannya di saat ini dan di masa yang akan datang. Salah satu akibat dari perusakan bumi ini adalah Global warming atau Pemanasan global. Pemanasan global kini bukanlah kata-kata yang asing bagi telinga manusia, kata-kata tersebut sering muncul dan manusia dengar beberapa tahun ini. Global warming tentunya sangat berkaitan dengan kondisi lingkungan hidup yang manusia tempati saat ini yang akan rentan sekali terhadap segala dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh pemanasan global ini dan menjadi ancaman umat manusia yang tidak dapat disepelekan lagi. Negara-negara di dunia juga mulai merasakan keresahan dengan isu seputar pemanasan global yang dari tahun ke tahun semakin parah dengan mengadakan KTT bumi yang dibentuk oleh PBB sehingga mereka sering mengadakan perkumpulan untuk berusaha mengatasi dan memikirkan penyelesaian yang sekarang tengah

mengancam keselamatan seluruh manusia. Planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang

mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar, juga ditemukan makin banyaknya bencana dan fenomenafenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Bencana yang terjadi belakangan ini bisa dilihat mulai dari banjir, puting
2

beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Peristiwa yang terjadi tersebut tidak lain bahwa merupakan tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa bumi ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran. Bicara tentang efek pemanasan global tentu dampaknya akan sangat mempengaruhi terhadap kondisi atmosfer, geosfer, biosfer dan khususnya hidrosfer seperti yang akan manusia bahas dalam makalah ini. Hidrosfer merupakan bagian dari bumi yang berbentuk bulatan air.

Keadaan hidrosfer di permukaan bumi sangat erat sekali kaitannya dengan keselamatan manusia dan pemanasan global. Dengan keadaan bumi ini yang semakin memanas, dimana suhu di bumi ini secara global telah dan akan terus meningkat, maka dapat dipastikan akan terjadi pencairan terhadap gletser-gletser yang sedang terjadi ini dan akan terus berlangsung. Mencairnya gletser tersebut banyak sekali dampak yang terjadi pada keadaan dan kondisi air di permukaan bumi seperti naiknya volume air laut, bencana banjir, hilangnya daratan dan masih banyak lagi. Dampak yang muncul ini akan berkesinambungan dengan hal-hal lain yang merugikan bagi makhluk hidup yang ada di bumi ini. Oleh sebab itu manusia sebagai penghuni dan yang bertanggung jawab akan bumi perlu memberikan solusi dan konstribusi nyata terhadap upaya untuk menanggulangi semakin parahnya pemanasan global sebelum dunia ini akan benar-benar hancur. Dengan semakin parah dan bahayanya dampak pemanasan global terhadap kondisi hidrosfer itulah maka makalah ini dibuat dengan tujuan agar mengetahui penyebab, akibat dan cara untuk menanggulanginya.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana penyebab terjadinya pemanasan global? 2. Bagaimana dampak pemanasan global terhadap kondisi hidrosfer? 3. Bagaimana cara mengurangi semakin menngkatnya pemanasan global di bumi?

1.3 TUJUAN Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global 2. Untuk mengetahui dampak pemanasan global terhadap kondisi hidrosfer 3. Untuk mengetahui cara mengurangi meningkatnya pemanasan global

BAB II PEMBAHASAN Pemanasan Global Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi dan industri, maka pakar-pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu di seluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global sendiri di definisikan sebagai adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan di bumi (Rukaesih, 2004:125). Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Pearce (2003:78) menarik kesimpulan sebagai berikut Selama kurang lebih 160.000 tahun terakir ini, suhu di bumi mengalami gejolak naik dan turun yang tajam dan telah terjadi dua zaman es. Adanya peninggalan budaya yaitu lukisan-lukisan pemandangan Belanda yang penuh dengan es oleh Bruegel, serta adanya laporan-laporan tentang festival es di sungai Thames, hal inilah yang mendukung pernyataan bahwa pada abad pertengahan, yaitu Abad 12-14, belahan bumi utara

mengalami suatu periode yang cukup hangat, diikuti dengan zaman es kecil hingga awal abad ke 19. Adanya peristiwa pemanasan global serta melelehnya es yang terjadi setelah periode tersebut dapat dianggap sebagai tahap pemulihan dari periode tersebut. Memang selama ini pemanasan global hanya dikenal dari wacana atau diskusi saja, akan tetapi dewasa ini pemanasan global telah benar-benar terjadi. Sekarang ini harus dicari solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Semua bukti di atas menujukkan bahwa bumi belum pernah sepanas ini selama satu milenium atau lebih dan mungkin bumi tidak pernah memanas secepat 25 tahun terakir, suatu masa dimana hal alami yang berpengaruh terhadap suhu global, seperti bintik matahari yang seharusnya berefek mendinginkan tidak berarti apaapa. Adanya efek rumah kaca yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan selama lebih dari seabad yang lalu telah sulit dibantah ahli klimatologi yang mengatakan bahwa apa yang sedang manusia alami ini merupakan perubahan iklim akibat ulah manusia. Hidrosfer Hidrosfer berasal dari kata hydro artinya air dan sphaira artinya lapisan. Hidrosfer adalah bagian lapisan air yang menutupi atau berada dalam bumi manusia (Waluya, 2009:222). Ilmu khusus yang mempelajari air di wilayah daratan dinamakan hidrologi. Air di daratan sebagian besar berasal dari curah hujan. Air hujan ini sebagian meresap ke dalam tanah, ada yang mengalir pada permukaan tanah yang mengalir ke sungai kemudian terus ke laut, ada juga yang mengalir ke danau atau ke rawa-rawa, sebagian ada yang menguap langsung atau melalui tumbuh-tumbuhan dan binatang. Semuanya akan mengalir kembali ke laut. Dari laut airnya akan menguap dan menuju ke daratan lagi yang akhirnya menjadi hujan. Akan tetapi kini air menjadi ancaman yang sangat menakutkan bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Sering sekali terjadi bencana yang berkaitan dengan air. Bencana yang manusia hadapi saat ini sangat erat kaitannya dengan peamanasan global. Pemanasan global sangat berpengaruh pada kondisi hidrosfer dipermukaan bumi. Akibat terjadinya pemanasan global banyak sekali

terjadi perubahan siklus air yang sangat mempengaruhi terhadap kondisi dan keselamatan manusia.

1. Penyebab Pemanasan Global 1.1 Efek Rumah Kaca Suhu atmosfer bumi pada saat ini terasa lebih panas dari sebelumnya. Para ahli klimatologi memperkirakan bahwa suhu atmosfer bumi telah naik rata-rata sebesar 0,5oC dari 100 tahun yang lalu. Bahkan berdasarkan pengamatan 30 tahun terakhir ini, kenaikan suhu rata-rata udara di seluruh dunia sebesar 2oC. Pada beberapa bagian belahan bumi ada yang kenaikan suhu rata-rata udaranya lebih besar dari 2 oC, misalnya Bandung mencapai hampir 4 oC, kota Jakarta mencapai hampir 5 oC. Negara Kanada dan Amerika, khususnya di California, mencapai keadaan sangat panas yang menyebabkan

kekeringan yang sangat dan kebakaran hutan. Kenaikan suhu rata-rata tersebut akan terus betambah bila tidak ada usaha pencegahan. Bencana benar-benar mengancam umat manusia, bencana itu berupa dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca. Agar mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah peristiwa alamiah yang kejadiannya mirip dengan pantulan panas di dalam ruma kaca yang digunakan petani menanam sayuran pada musim dingin di negara yang mengenal 4 musim. Sinar matahari masuk kedalam rumah kaca untuk membantu proses asimilasi. Sisa panas dari matahari seharusnya dikeluarkan ke atmosfer akan tetapi adanya bilik kaca dan atap kaca memantulkan kembali panas tersebut sehingga udara di dalam bilik kaca (ruangan) tersebut naik dan menjadi hangat. Pantulan panas kembali ke ruangan yang menjadikan suhu dalam ruangan hangat disebut efek rumah kaca. Wardhana (2010:89) mengungkapkan sebagai berikut. Proses terjadinya efek rumah kaca di bumi ini adalah karena di sekitar terdapat lapisan selimut yang terbentuk karena adanya gas rumah kaca dan partikel yang melayang-layang

di atmosfer bumi. Sehingga bumi pun menjadi hangat. Gas rumah kaca inilah yang menjadi penyebab utama efek rumah kaca, sementara partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi hanya memberikan kontribusi yang relative kecil terhadapnya. Gas rumah kaca sendiri adalah gas yang timbul secara alamiah dan merupakan akibat kegiatan industri. Contoh gas rumah kaca (GRK) adalah CO2 (karbon dioksida), CH4 (metana), N2O (nitrogen oksida), CFC (chloro flouro karbon), HFC (hidro flouro karbon), PFC (perflouro karbon), SF6 (sulphur heksafluoro). Jika GRK terlepas ke atmosfer dan sampai ke ketinggian troposfer, akan terbentuk lapisan selimut atau rumah kaca yang mengungkung bumi. Adapun partikel yang melayang-layang di atmosfer bumi berasal dari letusan gunung berapi berupa debu abu vulkanik. Saat melayanglayang di atmosfer bumi sebelum kemudian jatuh ke bumi, debu abu vulkanik tersebut berlaku sebagai lapisan selimut yang mengungkung bumi. Rumah kaca inilah yang akan memantulkan sebagian panas dari bumi kembali lagi ke bumi sehingga bumi dan atmosfer menjadi hangat. Bila hal itu terus berlanjut, dunia akan semakin terancam mengalami pemanasan global. 1.2 Pengaruh Aktivitas Intenal Bumi Bumi berbeda dengan planet-planet lain dalam tata surya manusia, planet Bumi bisa dikatakan merupakan planet yang masih hidup, karena itu maka planet bumi masih menunjukkan aktivitasnya. Aktivitas internal bumi ternyata menimbulkan dampak tehadap bumi itu sendiri. Dampak tersebut antara lain berupa kenaikan suhu bumi. Kenaikan suhu bumi tentu akan mempengaruhi kondisi saju di kutub utara dan selatan sehingga menyebabkan pencairan. Aktivitas intenal bumi yang berpengaruh pada pemanasan global dibagi menjadi 2 golongan, yaitu proses vulkanik gunung berapi dan proses pembusukan sampah organik. Secara tidak langsung, manusia ikut andil dalam pemanasan global, melalui gas rumah kaca yang timbul akibat aktivitas manusia sendiri.

Beberapa aktivitas manusia yang menghasilkan gas-gas rumah kaca adalah sebagai berikut : 1. Transportasi Pada kota-kota besar, terutama kota dengan lalu lintas padat memiliki kegiatan industrinya, dapat dipastikan udara dalam lingkungannya sudah tercemar. Pencemaran udara yang dikeluarkan dari kegiatan tersebut berupa : Karbon monoksida (CO) Nitrogen oksida (NOx) Belerang oksida (SOx) Hidrokarbon (HC) Partikel dan lain-lain. 2. Industri Aktivitas industri berdampak sangat luas terhadap

perekonomian suatu Negara sehingga banyak Negara di dunia meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pengembangan industri, termasuk Indonesia. Semua aktivitas industri yang melibatkan penggunaan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas bumi), terutama sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik yang diperlukan dalam indutri, dapat dipastikan akan ikut menambah emisi gas rumah kaca 3. Pembuangan Sampah Apabila tidak dikelola dengan baik, sampah yang pada umunya berasal dari limbah organic yang merupakan antropogenic waste akan mengalami degradasi dan terurai menjadi gas methan (CH4). Gas CH4 adalah gas rumah kaca yang bisa menyebabkan timbulnya efek rumah kaca yang berpotensi menjadi penyebab pemanasan global. Mekanisme penguraian sampah yang berasal dari limbah organic menjadi gas CH4, mirip dengan proses pembusukan sampah secara alamiah, yaitu penguraian secara anaerobik
8

Selain menghasilkan gas CH4, pembuangan sampah akhir yang hanya memikirkan kebersihan dan estetika lingkungan, juga menghasilkan gugus A- yang menghasilkan bau busuk. Bau busuk justru akan merusak estetika dan kenyamanan

lingkungan. 4. Pembakaran Stasioner Pembakaran stasioner sebagai bagian aktivitas manusia adalah pembakaran bssahan bakar fosil yang pada umumnya digunakan untuk bahan bakar pembangkit sumber daya listrik (Pearce, 2009:243). Pembangkit sumber daya listrik ini digunakan untuk berbagai keperluan manusia, antara lain listrik untuk keperluan rumah tangga, untuk keperluan industri dan untuk keperluan transportasi. Mekanisme gas rumah kaca yang timbul dari pembakaran stasioner, mirip dengan mekanisme timbulnya gas rumah kaca pada aktivitas transportasi dan industri yang menggunakan bahan bakar fosil. Selain bahan bakar fosil, pembakaran stasioner menggunakan kayu juga menghasilkan emisi gas CO2 sehingga emisi gas CO2 ke atmosfer semakin tinggi. Pembakaran stasioner menggunakan kayu memberikan emisi gas CO2 yang relatif lebih tinggi daripada pembakaran stasioner yang menggunakan bahan bakar fosil. 2. Dampak Terhadap Hidrosfer Dampak dari pemanasan global yang paling berbahaya adalah perubahan iklim dengan adanya kenaikkan suhu, pencairan es dan gletser, kenaikan muka air laut, serta kerusakan ekologi makhluk hidup (Pearce, 2003:225). Melihat keadaan bumi ini memang semakin memanas di mana suhu di bumi ini secara global akan terus meningkat, maka dapat dipastikan pencairan terhadap gletser-gletser yang sedang terjadi akan terus berlangsung.

Dampak terhadap hidrosfer merupakan rangkaian dari dampak terhadap atmosfer, antara lain berupa kenaikan suhu atmosfer yang menyebabkan es di kutub meleleh terutama lapisan es yang ada di Kutub Selatan. Lubang ozon yang sudah tampak melebar ada di atas Kutub Selatan dan bergerak ke arah katulistiwa yang menyebabkan tambahan kenaikan suhu atmosfer di Kutub Selatan. Hal ini menjadi penyebab es di Kutub Selatan lebih banyak yang meleleh dibandingkan dengan es yang ada di Kutub Utara. Dampak pelelehan es kutub terhadap hidrosfer, antara lain berupa: Luas daratan kutub (terutama Kutub Selatan) berkurang Banjir bandang Tinggi permukaan air laut, kadar garam dan suhu air laut berubah Permukaan air tanah berubah Penjelasan lebih lanjut mengenai dampak tersebut di atas dapat diikuti secara garis besar melalui uraian berikut ini. a. Banjir bandang Banyak sekali dampak yang muncul akibat dari pemanasan global, dampak yang muncul ini berkesinambungan dengan hal-hal lain yang merugikan bagi manusia ataupun makhluk hidup yang ada di bumi. Salah satunya adalah mencairnya gletser dalam skala yang cukup besar, hal ini menyebabkan jumlah air di bumi ini menjadi sangat melimpah dan menyebabkan terjadinya banjir bandang. Banjir bandang yang ditimbulkan akan menjadi ancaman yang besar bagi makhluk hidup. b. Luas Daratan Kutub Berkurang Wilayah kutub utara dan kutub selatan terutama terdiri atas lapisan es yang semula adalah air laut yang membeku dari laut Arktik yang menjadi daratan kutub utara dan laut antartika yang menjadi daratan kutub selatan. Daratan, pulau atau bukit yang ada di kedua kutub tersebut adalah lapisan es yang tampak mengapung di atas permukaan laut Arktik dan laut Antartika. Bagian yang tampak mengapung menjadi daratan tersebut hanya sebagian kecil dari bongkahan es raksasa.

10

Akibat mencairnya es di kutub tersebut adalah terbentuknya pulaupulau mini berupa serpihan pulau es atau serpihan bukit es yang terpisah dari induk daratan es semula. Serpihan-serpihan pulau es tersebut pada akhirnya akan mencair dan habis atau hilang menyatu menjadi air laut. Serpihan-serpihan pulau es mencair lebih cepat karena terbawa arus ke Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik yang suhu air lautnya lebih hangat dari pada suhu air laut Arktik dan suhu air laut Antartika. Dari penjelasan tersebut menjadi mudah dipahami mengapa daratan es di kutub menjadi berkurang luasnya. Luas daratan es kutub menjadi lebih sempit oleh karena daratan es di kutub merupakan habitat atau tempat tinggal orang-orang Eskimo, burung penguin, beruang kutub, singa laut, dan habitat sejenis lumut yang hanya hidup di dearah kutub, maka ekosistem berubah dan ini jelas akan berpengaruh terhadap kehidupan dan habitat tersebut.

c. Tinggi Permukaan Air Laut, Kadar Garam, dan Suhu Air Laut Berubah Perubahan fisik air laut berupa tinggi permukaan air laut, kadar garam dan suhu air laut berubah karena pemanasan global. Perubahan tersebut jelas terkait dengan melelehnya es di kutub utara dan kutub selatan. Es yang meleleh menjadi air tersebut sudah barang tentu menambah volume air laut, sehingga permukaan air laut akan naik. Selain itu, kadar garam air laut berubah menjadi lebih rendah dari kadar semula. Perubahan kadar garam air laut jelas akan berpengaruh terhadap ikan, udang dan biota laut lainnya. Adapaun perubahan suhu air laut juga ada hubungannya dengan pelelehan es di kutub utara dan Kutub Selatan. Perubahan suhu air laut dan juga kadar garam air laut akan menyebabkan perubahan arah arus air laut yang membawa Plankton dan perubahan ini tentu akan berpengaruh pada kehidupan ikan, udang dan biota lainnya. d. Tinggi Air Permukaan Berubah Air permukaan dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya pemanasan global. Pemanasan global seperti yang sudah dibahas di muka

11

menyebabkan suhu atmosfer meningkat, sehingga kebakaran hutan mudah terjadi yang berakibat pada meluasnya tanah gundul dan gersang yang menyebabkan menurunnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan air hujan sehingga air permukaan makin sulit dicapai karena makin dalam letaknya. Keadaan ini yang menjadi penyebab sumur rumah tangga jadi kering. Bukan hanya sumur rumah tangga, kemungkinan besar debit mata air di kaki gunung dan sungai yang berhulu di mata air juga akan berkurang atau mengering. Apabila hal ini terjadi maka sawah yang mengandalkan pengairan dari sungai tersebut akan mengalami kekeringan dan gagal panen pasti akan terjadi. Akibat selanjutnya yaitu bencana kekeringan dan kelaparan mengancam umat manusia. e. Perubahan Iklim/cuaca yang semakin ekstrim NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat, ditambah tidak dapat diprediksinya. kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Benua Antartika di kutub selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. 3. Usaha Untuk Mengurangi Semakin Parahnya Pemanasan Global a. Pemanfaatan Limbah Menjadi Pupuk Organik Limbah organik yang dihasilkan manusia cukup banyak dan bila tidak dimanfaatkan maka akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi yang menghasilkan gas CH4. Agar tidak menghasilkan gas CH4, pemanfaatan limbah organik harus dilakukan dengan proses aerobik sehingga gas yang keluar ialah gas CO 2. Daya potensi gas

12

CH4 menyebabkan efek rumah kaca sendiri lebih kuat kira-kira 21 kali dari gas CO2. Atas penjelasan tadi, pemanfaatan limbah organik menjadi pupuk organik harus dilakukan dengan proses aerobic. Pemakaian pupuk organik jauh lebih baik daripada pupuk anorganik. Agar mempercepat proses dekomposisi limbah organik diberi bakteri pengurai yang

sering disebut Effective Microorganisme (EM). b. Penghijauan Lahan Gundul Penghijauan lahan gundul adalah bagian dari usaha konservasi alam atau pelestarian alam yang telah rusak akibat ulah manusia. Penghijauan lahan gundul diharapkan dapat mengurangi bencana yang diakibatkan oleh pemanasan global. Penghijauan tanah gundul berdampak antara lain pada: Mengurangi bencana tanah longsor untuk daerah

perbumanusian dan mengurangi abrasi laut untuk daerah lahan pantai. Menahan dan menyeimbangkan permukaan air tanah, serta menahan intrusi air laut. Memelihara keanekaragaman hayati Menaikkan kadar oksigen dalam udara lingkungan yang nantinya akan menambah lapisan ozon. c. Penggantian Bahan Bakar Pemakaian bahan bakar fosil akan menghasilkan gas CO yang pada akhirnya akan menjadi gas rumah kaca berupa gas CO2. Maka dari itu agar mengurangi gas rumah kaca melalui pemakaian pengganti bahan bakar mulai sekarang bisa diterapkan dengan memakai alternatif pengganti bahan bakar seperti di bawah ini. 1. Energi Air Penggunaan energi berdasarkan alasan-alasan berikut: Energi air merupakan energi yang terbarukan dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Energi air dapat digunakan sebagai energi potensial pembangkit tenaga

13

listrik dan dimanfaatkan bersama dengan pengembangan irigasi untuk pertanian, pencegahan dan pengendalian banjir, pengembangan dan budidaya ikan, pengembangan wisata air dan penyeimbang air tanah atau permukaan. 2. Energi Pasang Surut Energi pasang surut sebenarnya termasuk juga energi air, hanya saja airnya berasal dari peristiwa perubahan permukaan air sungai atau laut, karena peristiwa alami pasang dan surut. Peristiwa air pasang dan surut itu sendiri berasal dari gaya tarik bulan yang berputar mengelilingi bumi, sehingga secara fisis air ditarik ke atas oleh gaya gravitasi bulan. 3. Energi Gelombang Laut Menurut pengamatan ahli energi kelautan, tinggi

gelombang laut yang beraturan dengan selang waktu tertentu, merupakan modal untuk pasokan energi yang dapat menggerakkan generator listrik. 4. Energi Angin Mengingat adanya energi yang terkandung dalam angin, para ahli ketenagaan berusaha untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik. Bila diubah menjadi energi listrik, sudah tentu akan lebih banyak lagi manfaatnya yang bisa diperoleh dari energi angin ini. 5. Energi Panas Bumi Energi panas bumi adalah energi atau panas yang keluar dari perut bumi melalui uap panas yang keluar melalui celah-celah kerak bumi (Wardhana, 2009:56). Inti bumi yang berupa magma mempunyai panas yang sangat tinggi. Megma ini juga sering disebut batuan cair yang sangat panas dan memanasi kerak bumi yang ada diatasnya. Air hujan yang jatuh ke bumi akan meresap melalui celah bebatuan kerak bumi sampai pada kedalaman 10-15 km.

14

Air hujan yang meresap tersebut akan dipanasi oleh kerak bumi yang mendapat panas awal dari magma. Setelah air hujan yang telah dipanasi tersebut dapat keluar ke permukaan bumi, setelah terbebas dari tekanan kulit bumi, setelah terbebas dari tekanan kulit bumi, maka air panas tersebut akan keluar sebagai air atau uap panas yang menyembur dari celah-celah bebatuan. Air atau uap panas yang keluar seperti air mancur disebut geyser, atau bisa juga berupa uap panas yang disebut fumarole, atau bisa juga berupa lumpur panas. Apabila di tempat keluarnya air atau uap panas dilakukan pengeboran sampai pada kedalaman reservoir tempat sumber air atau uap panas, air atau uap panas tersebut akan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi. 6. Energi Panas Matahari Manusia sudah sejak lama memanfaatkan energi panas matahari untuk mendukung kehidupannya, baik secara sederhana misalnya untuk penjemur padi dan mengawetkan bahan makanan, maupun secara modern misalnya dengan memanfaatkan solar cell untuk

menyimpan panas yang diubah menjadi tenaga listrik arus searah. Solar cell atau sel photovoltaic adalah diode semikonduktor yang dapat menghasilkan tenaga listrik antara 0,5-1 volt. Tegangan listrik yang dihasilkan tergantung pada intensitas sinar (radiasi) matahari yang datang dan juga pada bahan semikonduktor yang dipakai. 7. Energi Nuklir Energi nuklir pada saat ini dikatakan sebagai energi terbaik pengganti energi fosil karena panas (energi) yang dihasilkan dari reaksi inti terhadap uranium di reactor nuklir sangat besar. Dari perhitungan energi yang

15

dihasilkan dari reaksi inti U235, diperoleh suatu kesetaraan energi yang dibandingkan dengan energi bahan bakar fosil sebagai berikut: 1 gram uranium = 2,5 ton batubara = 17.500 liter minyak bumi. Dengan melakukan upaya seperti diatas diharapkan mampu untuk mengurangi semakin parahnya pemanasan global. Setidaknya jika ada sedikit upaya baik dari pemerintah dan juga masyarakat akan ikut andil dalam mengurangi dan menghambat pemanasan global karena manusia sebagai makhluk yang paling berperan dalam upaya penyelamatan bumi ini.

BAB III KESIMPULAN Kesimpulan Planet Bumi dari tahun ke tahun semakin mengalami kerusakan. Kerusakan yang semakin parah itu telah menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia terutama dampaknya terhadap kondisi hidrosfer di permukaan bumi. Fenomena ini tidak lain di akibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Dalam mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun manusia bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran manusia terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila manusia telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pemanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini.

Saran Melihat kenyataan dan kondisi alam yang sangat memprihatinkan, seharusnya manusia semakin sadar akan pentingnya alam bagi kehidupan. Begitu banyak bencana yang mengancam umat manusia jika pemanasan global semakin parah. Hal pertama yang harus dilakukan dan di sadari adalah dimulai dari diri
16

sendiri dengan menanamkan pentingnya alam bagi manusia dan sadar akan lingkungan kita yang semakin berada dalam kehancuran. Salah satu caranya dengan tidak melakukan hal yang menyebabkan pemanasan global seperti penebangan pohon, polusi dan sebagainya. Bagi pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi hutan dengan membatasi dan menindak tegas pembalakan liar serta semakin menggencarkan kegiatan reboisasi.

17

DAFTAR PUSTAKA Kodatie, Robert J. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Pearce, Fred. 2003. Pemanasan Global. Jakarta: Erlangga Rukaesih, Achmad. 2004. Kimia lingkungan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Sjarief, R. 2010. Tata Ruang Hidrologi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Wardhana, W.A. 2010. Dampak Pemanasan Global ( D.B. Hardjono, Ed.). Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Waluya, Bagja. 2009. Geografi siklus hidrologi (Gurniawan). Jakarta: Tim redaksi Jakarta

18

You might also like