You are on page 1of 8

INVITED SPEAKER

MENGENAL LEBIH DEKAT PREKURSOR NARKOBA


Dr. Ritmaleni Fakultas Farmasi UGM, Jogjakarta Pendahuluan Dalam ilmu kimia, prekursor adalah senyawa yang dapat mengalami perubahan untuk menghasilkan senyawa baru dan membutuhkan adanya regensia lain pada kondisi reaksi tertentu. Sedangkan prekursor menurut International Narcotics Control Board (INCB), prekursor adalah semua bahan kimia utama yang digunakan untuk pembuatan obat yang berada dalam pengawasan baik berupa materi utama maupun reagensia (seperti pereaksi dan pelarut). Di Indonesia obat yang berada dalam pengawasan ini disebut Narkoba (Narkoba, Narkotika, psikotropika dan bahan berbahaya). (Pusat Data dan Informasi, 2005) Menurut Konvensi yang dikeluarkan pada tahun 1988 oleh INCB, prekursor narkoba di bagi menjadi dua kelompok, Kelompok I dan kelompok II sebagai berikut (INCB, 2008): Kelompok I : Anhidrida asetat, asam fenil asetat, asam lisergat, asam N-asetil antranilat, efedrin, ergometrin, ergotamine, 1-fenil-2-propanon, isosafrol, kalium permanganat, 3,4-metilen dioksifenil-2-propanon, norefedrin, piperonal, pseudoefedrin, safrol Kelompok II : Asam antranilat, asam klorida, asam sulfat, aseton, etil eter, metal etil keton, piperidin, toluen Semua prekursor ini biasa ditemukan pada laboratorium-laboratorium kimia terutama kimia sintesis organik. Anhidrida asetat biasa digunakan untuk pembuatan aspirin (antipiretik) dengan mengunakan katalis asam, asam klorida atau asam asetat. Kalium permanganat digunakan untuk mengoksidasi benzil alkohol menjadi asam benzoat (pengawet). Etil eter digunakan dalam proses ekstraksi dan toluene sebagai pelarut dalam reaksi kimia sebagai pengganti benzen. Semua senyawa yang dihasilkan pada suatu proses sintesis senyawa organik dapat mempunyai aktivitas biologi yang bermanfaat bagi tubuh dan bisa juga menjadi racun dalam tubuh. Efedrin adalah salah satu senyawa kimia yang mempunyai aktivitas sebagai dekongestan, yaitu obat-obat yang dapat mengurangi produksi lendir di hidung saat seseorang menderita pilek. Begitu juga dengan pseudoefedrin dan norefedrin, jika digunakan secara tepat dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Tetapi kenapa efedrin dan senyawa lainnya bisa digolongkan ke dalam kelompok I daftar prekursor narkoba? Pengelompokan prekursor 1. Kelompok efedrin Asam fenil asetat dalam industri digunakan sebagai bahan untuk pembuatan parfum dan penicillin. Dalam hubungannya sebagai prekursor narkoba, asam fenil asetat diolah menjadi 1-fenil-2-propanon untuk diproses lebih lanjut menjadi narkoba golongan metamfetamin seperti shabu-shabu. Efedrin, pseudoefedrin dan norefedrin sering ditemukan pada komposisi obat pilek dan flu di Indonesia sebagai dekongestan. Obat pilek berbahan komponen tsb. bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah di selaput lendir hidung, sehingga pembentukan lendir berkurang. Diantara ketiga jenis bahan ini, efedrin adalah bahan yang terbaik sebagai obat pilek dan flu jika dilihat dari segi harga dan efek samping obat. 1 |Disampaikan pada Seminar National, Distribusi dan
Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif, Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

Ritmaleni

OH O 1-Fenil-2-propanon O Asam fenil asetat OH H N OH

OH

H N

Efedrin

NH2 Pseudoefedrin Noref edrin

Gambar 1. Prekursor kelompok efedrin Efedrin (EPH) adalah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan efedra yang biasa tumbuh di daerah Asia tengah. Tanaman ini biasanya hijau sepanjang tahun dan biji keringnya digunakan sebagai obat. Efedrin biasanya digunakan sebagai obat asma dan penurun berat badan. Efedrin dijual dalam bentuk garam hidroklorida dan sulfat. Efedrin pertama kali diisolasi dari tanaman Ephedra vulgaris pada tahun 1885 oleh Nagayoshi Nagai. Di Cina, efedrin di jual dalam bentuk jamu dengan nama Ma Huang. Saat ini industri efedrin telah menghasilkan US $13 juta untuk ekspor 30.000 ton efedrin setiap tahun, 10 kali lebih besar dari obat tradisional Cina. (Wikipedia, 2008) Contoh obat yang mengandung efedrin (Hardjasaputra et al, 2002): Dalam tiap tablet mixadin (Dankos, obat batuk) mengandung 12,5 mg efedrin.HCl. Efedrin.HCl merupakan suatu simpatomimetik yang berfungsi untuk melonggarkan saluran nafas dan melegakan pernafasan. Dalam tiap tablet demacolin (Coronet, obat demam) mengandung efedrin.HCl 7,5 mg. Dalam tiap tablet asmasolon(Westmont, antiasma) mengandung 12,5 mg efedrin.HCl. Dalam tiap 5 mL noscapax (Nicholas, sirup obat batuk) mengandung 8 mg efedrin.HCl. Efedrin HCl mempunyai efek bronkodilatasi untuk memperlancar jalannya pernafasan. Dalam tiap 5 mL oskadryl (Supra FF, sirup obat batuk) mengandung 10 mg efedrin.HCl. Dalam tiap tablet prinasma(Medikon, obat antiasma) mengandung 2,5 mg efedrin.HCl. Pseudoefedrin (PSE) adalah bentuk distereomer dari efedrin yang biasanya digunakan sebagai dekongestan. Pseudoefedrin selain diperoleh dari tanaman efedra (Ma Huang, sama dengan efedrin), secara industri diperoleh dari hasil fermentasi dektrosa dengan benzaldehid. Cina dan India merupakan negara Industri pseudoefedrin terbesar didunia dan sebagian besar adalah untuk keperluan ekspor. (Wikipedia, 2008) Contoh obat yang mengandung pseudoefedrin (Hardjasaputra et al, 2002): Dalam tiap tablet Actifed (Glaxo, obat pilek) mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl. Pseudoefedrin.HCl mempunyai aktivitas simpatomimetik langsung maupun tidak langsung dan merupakan dekongestan saluran nafas bagian atas.

2 |Disampaikan pada Seminar National, Distribusi dan

Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif, Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

Ritmaleni

Dalam tiap tablet actigesic (Glaxo) mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl. Pseudoefedrin merupakan dekongestan pada membrane mukosa dari saluran pernafasan atas khususnya mukosa nasal dan sinus. Dalam tiap tablet alerfed (Guardian, obat gangguan pernafasan) mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl. Pseudoefedrin.HCl adalah suatu turunan dari efedrin yang merupakan simpatomimetik dengan efek bronkodilator, sehingga dapat melegakan pernafasan. Dalam tiap tablet anakonidin (Konimex, sirup obat batuk dan pilek untuk anak) mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl. Dalam tiap tablet clarinase (Schering Pl., obat pilek) mengandung 120 mg pseudoefedrin sulfat. Pseudoefedrin sulfat adalah salah satu dari alkaloid Ephedra yang diperoleh secara alamiah dan vasokonstriktor yang diberikan secara oral, memberikan suatu efek dekongestan yang bertahap namun berlangsung lama yang membebaskan penyempitan dari mukosa yang mengalami kongesti pada saluran nafas bagian atas. Dalam tiap tablet librofed (Bintang 7, obat pilek) mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl. Pseudoefedrin mempunyai khasiat simpatomimetik dan merupakan dekongestan saluran nafas atas. Pseudoefedrin lebih lemah daripada efedrin dalam menimbulkan takikardi, peningkatan tekanan darah sistolik, maupun perangsangan susunan saraf pusat. Dalam tiap tablet nasafed (Medikon, obat pilek) mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl, sirup mengandung 30 mg pseudoefedrin.HCl. Pseudoefdrin HCl merupakan suatu simpatomimetik yang memiliki khasiat bronchial dan nasal dekongesti sehingga melegakan saluran pernafasan melalui cara vasokonstriksi dan menghilangkan pembengkakan mukosa hidung serta merelaksasi otot polos bronkus. Dalam tiap tablet nichofed (Nicholas, obat influenza) mengandung 60 mg pseudoefedrin.HCl, sirup mengandung 30 mg pseudoefedrin.HCl. Pseudoefedrin.HCl mempunyai aktivitas simpatomimetik dan bekerja sebagai dekongestan saluran pernafasan bagian atas, digunakan untuk menghilangkan kongesti nasal dan bronchial. Dalam tiap tablet stop cold (Darya Varia, obat influenza) mengandung 30 mg pseudoefedrin.HCl.

Sementara norefedrin yang lebih dikenal sebagai fenil propanolanine (PPA) biasanya digunakan sebagai dekongestan serta untuk mengurangi nafsu makan. Di eropa, d-norpseudoefdrin yang dikenal sebagai katin dan diisolasi dari tanaman Cathat edulis diperdagangkan sebagai PPA. Sedangkan di Amerika d,lnorefedrinlah yang digunakan sebagai PPA seperti pada umunya. (Wikipedia, 2008) Contoh obat yang mengandung PPA (Hardjasaputra et al, 2002): Dalam tiap 5 mL decolgen (Westmont, obat influenza) mengandung 4,17 mg fenil propanolamin.HCl. Dalam tiap kapsul decolsin (Westmont, obat influenza) mengandung 12,5 mg fenil propanolamin.HCl. Dalam tiap 5 mL/tablet mixaflu (Dankos, obat flu anak-anak) mengandung 10 mg fenil propanolamin.HCl. Fenil propanolamin melenyapkan rasa tersumbat pada hidung dan melonggarkan pernafasan.

3 |Disampaikan pada Seminar National, Distribusi dan

Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif, Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

Ritmaleni

Dalam tiap kaplet mixagrip (Dankos, obat flu) mengandung 25 mg fenil propanolamin.HCl. Dalam tiap tablet neozep (Uap, obat flu) mengandung 15 mg fenil propanolamin.HCl. Dalam tiap 5 mL procold (Kalbe farma, obat flu anak) mengandung 3,5 mg fenil propanolamin.HCl. Dalam tiap tablet flutab (Guardian, obat flu) mengandung 12,5 mg fenil propanolamin.HCl.

Konsumsi efedrin yang diijinkan antara 12,5-25 mg per tablet. Jadi jika efedrin digunakan untuk menurunkan berat badan dengan menekan nafsu makan dibutuhkan dosis tinggi sekitar 75 mg per tabletatau lebih, tentu hal ini merupakan suatu kekeliruan. Akibat pemakaian dosis tinggi adalah stroke hemoragik, 16,58 kali lebih besar pada penderita yang mengkonsumsi fenil propanolamin. Biasanya ini sering terjadi pada wanita muda yang ingin berpenampilan langsing.(Darmansjah, 2001) Secara kimia dilihat dari strukturnya ketiga senyawa ini mempunyai struktur yang mirip. Efedrin sebagai prekursor metamfetanin, pseudoefedrin prekursor metamfetamin, sedangkan fenil propanolamin prekursor amfetamin (Skema 1). (INCB, 2008)
OH O Asam f enil asetat

OH O 1-Fenil-2-propanon

OH

H N

OH

H N

NH 2 Norefedrin/ Fenil propanolamin

Pseudoef edrin

Efedrin

H N

H N

H N

Amfetamin

Metamf etamin

Metkatinon

Amfetamin sulfat

Metamfetamin.HCl

Skema 1. Sintesis golongan metamfetamin 2. Kelompok Safrol Prekursor kelompok safrol adalah metilendioksifenil-2-propanon. safrol, isosafrol, piperonal dan 3,4-

4 |Disampaikan pada Seminar National, Distribusi dan

Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif, Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

Ritmaleni

O O Saf rol

O O Isosafrol

O O Piperonal

O O O

3,4-Metilendioksifenil-2-propanon

Gambar 2. Prekursor kelompok safrol Safrol digunakan untuk pembuatan parfum dan piperonal. Piperonal sendiri biasanya digunakan sebagai essens cerry atau vanilla dan repellen nyamuk. Isosafrol selain digunakan untuk pembuatan parfum dan piperonal juga digunakan sebagai pestisida. Dalam kaitannya dengan sintesis narkoba, safrol diproses menjadi isosafrol yang selanjutnya diubah menjadi 3,4metilendioksifenil-2-propanon sebelum diproses menjadi metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstacy) (Skema 2). (INCB, 2008)
O O Piperonal O O O Isosafrol O O Safrol

intermediet

O O O 3,4-Metilendioksifenil-2-propanon

intermediet

O O

NH 2

O O

H N

MDA (Tenamf etamin)

MDMA (Ecstacy)

Skema 2. Sintesis Golongan MDMA 3. Kelompok asam lisergat Ergotamin dan ergometrin yang biasanya digunakan sebagai obat migraine dapat diolah menjadi asam lisergat yang selanjutnya ditranformasikan menjadi asam lisergat dietilamida (LSD). (INCB, 2008)

5 |Disampaikan pada Seminar National, Distribusi dan

Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif, Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

Ritmaleni

O N OH O NH H HO O O N O N H N

N O OH

HN

Ergometrin H Ergotamin N O HN As. Lisergat N

NH

HN As. Lisergat dietilamida

Skema 3. Sintesis 4. Kelompok piperidin Piperidin lebih dikenal pada pembuatan karet dan plastik, tetapi dalam sintesis narkoba lebih dikenal sebagai prekursor fensiklidin.(INCB, 2008)
HCl N H Piperidin N

Fensiklidin

Skema 4. Sintesis fensiklidin 5. Kelompok asam antranilat Asam antranilat biasa digunakan pada pembuatan parfum sedangkan setelah melewati proses asetilasi dengan anhidrida asetat dapat digunakan untuk pembuatan plastik dan serangga repellen. Asam antranilat adalah prekursor untuk pembuatan metakualon. (INCB, 2008)
O O OH NH 2 Asam antranilat AC 2O O Asam N-asetil antranilat OH NH O Metakualon N N

Skema 5. Sintesis metakualon 6 |Disampaikan pada Seminar National, Distribusi dan

Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif, Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

Ritmaleni

6. Kelompok reagensia Seperti yang diketahui setiap perubahan dalam reaksi kimia membutuhkan reagensia-reagensia (seperti pereaksi dan pelarut) tertentu agar perubahan itu dapat terjadi. Perubahan itu berupa perubahan struktur kimia yang mengakibatkan terjadinya perubahan sifat fisika dan kimia suatu senyawa. Prekursor yang termasuk kelompok reagensia ini adalah asam sulfat, kalium permanganate aseton, dietil eter, asam klorida, anhidrida asetat, toluene dan metal etil keton. Prekursor ini biasanya digunakan pada pengolahan narkoba golongan narkotika seperti berikut (Skema 6 dan 7): (INCB, 2008)
aseton/Et2 O toluen, HCl O

Daun koka

H2 SO4

pasta koka

KMnO4

Kokain

Kokain.HCl

Skema 6. Sintesis kokain.HCl


Ac 2 O

Opium

Morf in

Heroin

aseton Et2O, HCl

Heroin.HCl

Skema 7. Sintesis heroin.HCl

Kesimpulan Prekursor narkoba dalam proses pengolahan narkoba dapat berfungsi sebagai material utama dan reagensia (pereaksi dan pelarut). Narkoba yang dihasilkan dapat berupa narkoba sintetik dan semi sintetik. Sumber acuan utama: Darmansjah, I. 2001, Hati-hati minum obat pilek, Intisari, Jakarta Hardjasaputra, S. L. P., Budipranoto, G., Sembiring, S. U., Kamil, I. 2002, Data Obat di Indonesia, ed. 10., Grafidian Medipress, Jakarta http://www.wikipedia.org International Narcotics Control Board, 2008, Precursors and chemicals frequently used in the illicit manufacture of narcotic drugs and psychotropic substances, United Nation, Vienna, Austria Pusat Data dan Informasi, 2005, Gambaran penyalahgunaan NAPZA tahun 20012004, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

__________________________________________________________________________________
Disampaikan pada Seminar National

7 |Disampaikan pada Seminar National, Distribusi dan

Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif, Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

Ritmaleni Distribusi dan Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

8 |Disampaikan pada Seminar National, Distribusi dan

Monitoring Prekursor Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif, Stifar Yayasan Pharmasi Semarang 10 Mei 2008

You might also like