Professional Documents
Culture Documents
l
g
dt
d
, dengan sudut perpindahan
bandul, g konstanta gravitasi, dan l panjang tali
bandul
Berdasarkan banyaknya variabel bebas, Persamaan Differensial dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Persamaan Differensial Biasa, yaitu persamaan differensial yang mengandung
hanya satu variabel bebas
Contoh : 1.
kx
dx
dy
2.
x y y sin 2 3 + +
3. 4.
x y y + + 1
2. Persamaan Differensial Parsial, yaitu persamaan differensial yang mengandung
lebih dari satu variabel bebas.
Contoh : 1.
z
y
y x
x
y
2.
0 +
z
y
z
x
x
z
Definisi : Tingkat (Ordo) suatu PD adalah tingkat turunan tertingi yang terlibat dalam
PD tersebut.
Derajat (degree) suatu PD adalah pangkat dari turunan ordo tertinggi jika PD
tersebut ditulis sebagai polinomial dalam turunan.
Contoh :
1.
kx
dx
dy
PD tingkat 1 derajat 1
2.
x y y sin 2 3 + +
PD tingkat 2 derajat 1
3. y y y +
2
) ( PD tingkat 2 derajat 2
4.
x y y + + 1
PD tingkat 2 derajat 2
Definisi :Suatu persamaan yang tidak lagi memuat turunan dan memenuhi satu persa-
maan differesial disebut penyelesaian persamaan differensial.
Contoh : Persamaan C x x y + +
2
merupakan selesaian dari PD:
3 2 + + x y y
sebab
1 2 + x y
dan
2 y
sehingga
3 2 2 ) 1 2 ( + + + + x x y y
.
Penyelesaian suatu persamaan diferensial dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Penyelesaian Umum Persamaan Differensial (PUPD), adalah selesaian PD yang
masih memuat memuat konstanta penting (konstanta sebarang).
b. Penyelesaian Partikulir/Khusus Persamaan Differensial (PPPD/PKPD), adalah
selesaian PD yang diperoleh dari PUPD dengan mengganti konstanta penting
dengan konstanta yang memenuhi syarat awal atau syarat batas.
Contoh :
PD 0
2
2
dx
y d
ditulis
0
,
_
dx
dy
dx
d
sehingga
dx
dx
dy
d 0
,
_
.
Jika kedua ruas diintegralkan, diperoleh
dx
dx
dy
d
,
_
0
sehingga
1
C
dx
dy
.
Persamaan terakhir diubah bentuk menjadi
dx C dy
1
.
Dengan mengintegralkan kembali kedua sisi diperoleh PUPD :
2 1
C x C y +
, dengan
C
1
dan C
2
konstanta sebarang.
Jika PD tersebut memenuhi y 1 untuk x 0 dan y 4 untuk x 1 akan diperoleh C
1
= 3 dan C
2
= 1. Diperoleh PPPD : y = 3x + 1.
PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU
Bentuk umumnya ialah
F (x, y, ) = 0
Bentuk umum ini dapat ditulis juga sebagai
Bentuk sederhana dari persamaan differensial order 1 ialah
Dimana solusinya mudah dicari dari rumus-rumus integralsebagai berikut :
y =
Misal :
2x
+ x
2
dy = (
2x
+ x
2
)
y = (
2x
+ x
2
)
y = - cos x + e
2x
+ x
3
+c
1
Persamaan Differensial Terpisah Dan Mudah Dipisah
Bentuk Umum PD dengan variable terpisah :
f(x) dx + g(y) dy = 0
Dengan mengintegralkan kedua ruas diperoleh PUPD :
C dy y g dx x f +
) ( ) (
Contoh: Selesaikan PD:
1. x
3
dx + (y + 1)dy = 0
2. e
x
dx + 0
1
+
dy
e
e
y
y
Penyelesaian :
1. Dengan mengintegralkan kedua ruas
+ + C dy y dx x ) 1 (
3
, diperoleh PUPD :
C y x + +
2 4
) 1 (
2
1
4
1
. Bentuk terakhir disajikan pula dengan PUPD :
C y x + +
2 4
) 1 ( 2 .
2. Dengan mengintegralkan kedua ruas
dx e
x
+ C dy
e
e
y
y
1
, diperoleh
dx e
x
+ C
e
e d
y
y
+
+
1
) 1 (
sehingga PUPD : . ) 1 ln( C e e
y x
+ +
Bentuk Umum PD dapat dipisah:
f(x)g(y) dx + p(x)q(y) dy = 0
Penyelesaian PD tersebut adalah membagi kedua ruas dengan g(y) p(x), sehingga
diperoleh
0
) (
) (
) (
) (
+ dy
y g
y q
dx
x p
x f
Dengan mengintegralkan didapat PUPD :
C dy
y g
y q
dx
x p
x f
+
) (
) (
) (
) (
Contoh : Selesaikan PD :
1. 4 y dx + 2x dy = 0
2. x
2
(y + 1) dx + y
2
(x 1) dy = 0
Penyelesaian :
1. Membagi kedua ruas dengan xy, diperoleh
0
2 4
+ dy
y
dx
x
. Dengan
mengintegralkan kedua ruas 1
2 4
C dy
y
dx
x
+
diperoleh PUPD :
1
ln 2 ln 4 C x x +
. Bentuk terakhir dapat diubah ke bentuk PUPD :
C y x ln ln
2 4
. Selanjutnya dapat pula disederhanakan menjadi PUPD : x
4
y
2
C.
2. Jika kedua ruan dibagi dengan (y + 1).(x 1) PD menjadi 0
1 1
2 2
+
+
dy
y
y
dx
x
x
.
Kedua ruas diintegralkan C dy
y
y
dx
x
x
+
+
1 1
2 2
. Untuk memperoleh hasilnya,
diubah menjadi C dy
y
y
dx
x
x
+
+
+
+
1
1 1
1
1 1
2 2
. Bentuk ini diubah menjadi
C dy
y
y dx
x
x
+
+ +
+ +
)
1
1
1 ( )
1
1
1 (
,
diperoleh PUPD : C y y x x + + + + + | 1 | ln ) 1 (
2
1
| 1 | ln ) 1 (
2
1
2 2
.
Untuk selanjutnya penulisan persamaan diferensial dalam bab ini disajikan sebagai :
M(x,y) dx + N(x,y) dy 0.
Persamaan Differensial Homogen
Untuk dapat menyelesaikan sebuah persamaan diferensial homogen/non
homogen, terlebih dahulu harus difahami pengertian fungsi homogen.
Fungsi
) , ( y x f
dikatakan homogen berderajat n, jika memenuhi
) , ( ) , ( y x f y x f
n
, dengan suatu konstanta.
Contoh :
1. Fungsi
2 2
2 ) , ( y xy x y x f + merupakan fungsi yang homogen berderajat 2,
sebab
2 2
) ( ) )( ( 2 ) ( ) , ( y y x x y x f +
=
2 2 2 2 2
2 y xy x +
= ) 2 (
2 2 2
y xy x +
= ) , (
2
y x f
2. Fungsi
x
y
y
y
x
x y x f cos sin ) , ( +
merupakan fungsi homogen berderajat 1, sebab
x
y
y
y
x
x y x f
cos ) ( sin ) ( ) , ( +
=
x
y
y
y
x
x cos sin +
=
) , ( y x f
3. Fungsi
xy xy y x f sin ) , ( +
bukan fungsi homogen sebab
) )( sin( ) )( ( ) , ( y x y x y x f +
= xy xy
2 2
sin +
) , ( y x f
n
Persamaan Differensial
0 ) , ( ) , ( + dy y x N dx y x M
dikatakan suatu PD
homogen jika
) , ( y x M
dan
) , ( y x N
masing-masing merupakan fungsi homogen
berderajat sama. Penyelesaian PD homogen dapat dilakukan dengan subtitusi :
y = v x dan
xdv vdx dy +
pada persamaan
0 ) , ( ) , ( + dy y x N dx y x M
. Dari substitusi ini akan didapatkan PD
dengan variabel x dan v yang dapat dipisah, sehingga dapat dicari penyelesaiannya.
Contoh : Selesaikan PD 0 2 ) (
2 3 3
+ dy xy dx y x .
Penyelesaian :
Dapat ditunjukkan bahwa
3 3
y x dan
2
2xy merupakan fungsi-fungsi yang homogen
berderajat 3.
Misalkan
vx y
sehingga
xdv vdx dy +
PD menjadi : 0 ) ( 2 ) (
2 2 3 3 3
+ + xdv vdx x xv dx x v x
0 2 ) 2 (
4 2 3 3 3 3 3
+ + dv x v dx x v x v x
0 2 ) 1 (
4 2 3 3
+ + dv x v dx v x
Kedua ruas dibagi
4 3
) 1 ( x v + , diperoleh 0
1
2
3
2
4
3
+
+ dv
v
v
dx
x
x
yang merupakan PD
terpisah. Dengan mengintegralkan diperoleh PUPD:
A v x ln 1 ln
3
2
ln
3
+ +
.
Bentuk ini dapat diubah nmenjadi : A v x +
3 2 3
) 1 (
Jadi PUPD : A
x
y
x +
3 2
3
3
) 1 ( , dapat dituliskan sebagai : Ax y x +
3 2 3 3
) ( .
Persamaan Differensial Eksak
Suatu persamaan diferensial tingkat satu derajat satu yang berbentuk :
0 ) , ( ) , ( + dy y x N dx y x M
disebut Persamaan Differensial Eksak, jika dan hanya jika :
x
y x N
y
y x M
) , ( ) , (
Contoh : Selidikilah apakah persamaan diferensial 0 ) ln 2 (
2
+ + dy x dx x xy
merupakan persamaan eksak
Penyelesaian :
x xy y x M ln 2 ) , ( +
2
) , ( x y x N
x
y
y x M
2
) , (
x
x
y x N
2
) , (
Karena
x
x
y x N
y
y x M
2
) , ( ) , (
) , ( ) , (
) , (
Karena diferensial ruas kanan adalah dC = 0, diperoleh
0
) , ( ) , (
dy
y
y x F
dx
x
y x F
Jika bentuk di atas dianalogkan dengan
0 ) , ( ) , ( + dy y x N dx y x M
, diperoleh :
) , (
) , (
y x M
x
y x F
dan
) , (
) , (
y x N
y
y x F
+
x
y g dx y x M y x F ) ( ) , ( ) , (
(Catatan :
x
menyatakan bahwa dalam integral tersebut, y dipandang sebagai kon-
stanta, dan g(y) adalah konstanta sebarang hasil pengintegralan yang harus dicari).
Untuk mencari g(y), bentuk F(x,y) di atas didiferensialkan ke-y, yaitu :
dy
y dg
dx y x M
y y
y x F
x
) (
) , (
) , (
+
1
]
1
atau
) ( ' ) , (
) , (
y g dx y x M
y y
y x F
x
+
1
]
1
Karena
) , (
) , (
y x N
y
y x F
, maka
) , ( ) ( ' ) , ( y x N y g dx y x M
y
x
+
1
]
1
sehingga
1
]
1
x
dx y x M
y
y x N y g ) , ( ) , ( ) (
Karena
) ( '
) (
y g
dy
y dg
sehingga
+
y
x g dy y x N y x F ) ( ) , ( ) , (
Bentuk di atas dideferensialkan terhadap x untuk mendapatkan g(x), yaitu
dx
x dg
dy y x N
x x
y x F
y
) (
) , (
) , (
+
1
1
]
1
atau
) ( ) , (
) , (
x g dy y x N
x x
y x F
y
+
1
1
]
1
Karena
) , (
) , (
y x M
x
y x F
, maka
1
1
]
1
y
dy y x N
x
y x M x g ) , ( ) , ( ) (
Karena g(x) adalah fungsi x saja, maka dengan mengintegralkan terhadap x akan
dapat diperoleh g(x).
Contoh : Selesaikan PD :
0 ) ( ) ( + + dy y x dx y x
Penyelesaian : Terlebih dahulu akan diuji apakah PD diatas Eksak/bukan.
y x y x M + ) , ( y x y x N ) , (
1
y
M
1
x
N
Karena
1
x
N
y
M
, maka PD diatas Eksak. Salah satu cara berikut dapat digunakan
untuk menentukan penyelesaian PD tersebut.
a. Jika diambil
y x y x M
x
y x F
+
) , (
) , (
, maka
+ +
x
y g dx y x y x F ) ( ) ( ) , (
) (
2
1
2
y g xy x + +
) ( '
) , (
y g x
y
y x F
+
Karena
y x y x N
y
y x F
) , (
) , (
, maka
y x y g x + ) ( '
y y g ) ( '
2
2
1
) ( y dy y y g
Jadi PUPD :
C y xy x +
2 2
2
1
2
1
, dapat pula ditulis K y xy x +
2 2
2 .
b. Jika diambil
y x y x N
y
y x F
) , (
) , (
, maka
+
y
x g dy y x y x F ) ( ) ( ) , (
) (
2
1
2
x g y xy +
) (
) , (
x g y
x
y x F
+
Karena
y x y x M
x
y x F
+
) , (
) , (
, maka
y x x g y + + ) (
x x g ) (
2
2
1
) ( x dx x x g
Jadi PUPD :
C x y xy +
2 2
2
1
2
1
, dapat pula ditulis K y xy x +
2 2
2 .
Aplikasi PD Dalam Bidang Kehayatan
Berikut diberikan beberapa contoh kasus yang melibatkan model persamaan
diferensial.
1. Masalah peluruhan zat radioaktif
Zat radioaktif meluruh dengan memancarkan radiasi secara spontan. Jika m(t)
adalah massa zat yang tersisa pada saat t, m
0
adalah massa awal zat, maka laju
peluruhan relative terhadap massanya bernilai konstan, yaitu
,
/
k
m
dt dm
dengan k konstanta.
Oleh karena itu laju perubahan massa zat m terhadap waktu t dapat dinyatakan
dengan
km
dt
dm
,
_
+ 1
Dapat dilihat bahwa bunga yang dibayarkan semakin membesar bila banyaknya
periode perhitungan bunga (n) bertambah. Jika n (n mendekati tak berhingga),
maka nilai tabungan akan menjadi
A(t) =
t n
n
n
r
A
,
_
1 lim
0
=
t r
r n
n
n
r
A
1
1
]
1
,
_
/
0
1 lim = A
0
rt
r n
n
n
r
1
1
]
1
,
_
+
/
1 lim
= A
0
e
rt
Jika persamaan tersebut diturunkan terhadap t, diperoleh
) (
) (
0
t A r e rA
dt
t dA
rt
yang menunjukkan bahwa dengan bunga majemuk kontinu, laju pertambahan
tabungan sebanding dengan nilai tabungannya.
3. Model pertumbuhan logistik.
Suatu populasi meningkat secara eksponensial pada mulanya, yaitu ketika kondisi
lingkungan masih mendukung perkembangan populasi tersebut. Selanjutnya pertu-
mbuhan populasi tersebut melambat pada akhirnya dan mendekati kapasitas daya
tampungnya karena sumber daya alam yang terbatas. Jika P(t) menyatakan besar
populasi pada saat t, dapat diasumsikan bahwa
kP
dt
dP
, jika P kecil
Persamaan tersebut mengisyaratkan bahwa laju pertumbuhan populasi pada awalnya
hampir sebanding dengan besar populasi. Dalam perkataan lain, laju pertumbuhan
relatifnya hampir konstan, jika populasi kecil. Akan tetapi kita juga ingin
mengungkapkan fakta bahwa laju pertumbuhan relatifnya menurun bila populasi P
meningkat dan bernilai negatif bila P melampaui kapasitas tampung (K). Bentuk
paling sederhana untuk laju pertumbuhan relatif yang mengakomodasi asumsi ini
adalah
,
_
K
P
k
dt
dP
P
1
1
, dengan P(0) = P
0
menyatakan besar populasi awal dan k
konstanta pembanding
Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai
,
_
K
P
kP
dt
dP
1
, dengan P(0) = P
0
Model pertumbuhan populasi tersebut dikenal sebagai model pertumbuhan
logistik. Untuk menentukan penyelesaian PD tersebut diubah ke bentuk
dt k dP
P K
K
P
.
1
atau ditulis pula
dt k dP
P K P
+ )
1 1
(
Jika kedua ruas diintegralkan akan diperoleh
1
) ln( C t k
P K
P
+
, disajikan pula
sebagai
t k
e C
P K
P
.
Jika pada saat t 0 besarnya P(0) = P
0
, diperoleh
0
0
P K
P
C
sehingga
penyelesaian persamaan diferensial logistik tersebut adalah :
1 1
) (
1
+
t k t k
t k
e C
K
e C
e C K
t P
Atau dapat disajikan sebagai
t k
Ae
K
t P
+
1
) (
, dengan
0
0 1
P
P K
C A
.
4. Perbandingan pertumbuhan alami dan logistik
Pada tahun 1930an ahli biologi G.F. Gause melakukan percobaan dengan protozoa
Paramecium dan menggunakan persamaan logistik untuk memodelkan data yang
dihasilkannya. Tabel berikut menunjukkan hasil perhitungan harian untuk populasi
protozoa. Dia menaksir laju pertumbuhan relatif awalnya sebesar 0,7944 dan
kapasitas tampungnya sebesar 64.
T 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
P 2 3 22 16 39 52 54 47 50 76 69 51 57 70 53 59 57
T = waktu (hari), P besar populasi
Model pertumbuhan logistik populasi protozoa tersebut adalah :
,
_
64
1 7944 , 0
P
P
dt
dP
, dengan P(0) = 2
Penyelesaian persamaan diferensial tersebut adalah :
P(t) =
t
e
7944 , 0
31 1
64
+
Banyaknya populasi protozoa berdasarkan model (dibulatkan hingga bilangan bulat
terdekat) dapat dibandingkan populasi protozoa yang teramati, disajikan pada
tabel berikut.
T 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
P
mo 2 3 22 16 39 52 54 47 50 76 69 51 57 70 53 59 57
ma 2 4 9 17 28 40 51 57 61 62 63 64 64 64 64 64 64
T = waktu (hari), P besar populasi , mo = hasil perhitungan (model),
ma = hasil pengamatan
Dari table tertlihat bahwa untuk t 5, model logistik mendekati hasil pengamatan.
Latihan.
1.
0
2
+
dy
y
y
x
dx
2. ( ) 0 1
3
+ dy e ydx
x
3. x xy y x + + ' ) 1 (
2
4.
y
e y x
+ + 2 1 ) 1 (
5. 0 ) 2 ( ) 3 (
4 3 2 3 2
+ + dy y x y x dx xy y x
6.
0 2 1 2 2 1
,
_
,
_
+ dy
y
x
e dx e
y
x
y
x
7.
0
2 2 2 2
,
_
+ + + dy y x x x dx y x y
8. ( x+2y)dx + (2x + y)dy = 0
9.
10.
x
y
e y
x y
+
/
11. ( ) xy y y x +
2 2
yang memenuhi y 1 untuk x 1.
12.
2
2
2
x
y
x
y
y +
13.
0
2
2
+
y x
y x
y
13. Manakah yang merupakan PD Eksak ?
a. 0 ) ln(
2 2 2 2
+ + + + dy y x x y dx y x
b.
0 ) ( ) ( + + dy y x dx y x
c. 0 ) 1 3 ( ) 3 2 (
3
+ + + dy y x dx y x
d. 0 ) 3 ( ) 2 4 (
2 2 4 3 3
+ dy x y x dx xy y x
e. 0 ) 2 3 (
3 3
+ dy e dx x y e
x x
f.
0 ) sin (sin ) cos (cos + + dy y x x dx x y y
g. 0 ) 1 ( 2
2 2
+ dy e dx ye x
x x
Selesaikan PD di bawah ini (no 14 18)
14. 0 ) 3 8 ( ) 1 ( 3
3 2
+ + dy x y x dx x y
15. 0 ) 3 2 ( ) 4 (
2 3 2
+ + dy y ye dx x e y
x x
yang memenuhi y 2 untuk x 0.
16.
0 ) 1 sin ( ) cos sin ( + + + dy x x dx x xy x y
17.
xy
xy
xe y
ye
y
+
2
2
18.
0 ) 2 cos ( ) sin ( + + dy y y x dx y x
19.