You are on page 1of 8

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA MAN 3 RUKOH KOTA BANDA ACEH TENTANG GONORE

Rizka Nadya Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

ABSTRAK LATAR BELAKANG: Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan baik melalui hubungan seksual maupun tidak. Gonore merupakan salah satu penyakit yang paling umum dan tertua yang termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS). Secara umum, remaja dan dewasa muda jauh lebih berisiko tinggi dari pada dewasa tua yang tertular IMS, seperti klamidia, gonore dan Human Papilloma Virus (HPV). Gonore merupakan IMS yang dapat disembuhkan. TUJUAN: untuk mengetahui tingkat pengetahuan gonore pada siswa MAN 3 Rukoh Kota Banda Aceh. METODE: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang, tetapi hanya 68 orang yang masuk ke dalam kriteria inklusi dengan tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (d) sebesar 0,1. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat. HASIL: Hasil uji karakteristik gambaran tingkat pengetahuan siswa MAN 3 Rukoh tentang gonore berdasarkan distribusi frekuensi jawaban responden sebanyak 57 orang (83,82%) yang dapat menjawab pertanyaan mengenai penularan gonore dengan jawaban benar. Sedangkan untuk jawaban yang paling banyak salah yaitu pertanyaan mengenai definisi IMS sebanyak 66 orang (97,05%). KESIMPULAN: Karakteristik hasil uji gambaran tingkat pengetahuan siswa MAN 3 Rukoh tentang gonore adalah kurang. Kata kunci: Infeksi Menular Seksual, Gonore, Pengetahuan, Remaja

ABSTRACT BACKGROUND: Sexually Transmitted Infections (STIs) is a disease that transmitted through sexual contact or not. Gonorrhea is one of the most common and oldest disease which includes in sexually transmitted infections (STIs). commonly, teenagers and young adults is much higher risk who infected sexually transmitted infections than older adults such as chlamydia, gonorrhea and Human Papilloma Virus (HPV). Gonorrhea is a curable sexually transmitted infections. OBJECTIVE: The research was conducted aiming to determine the level of students knowledge about gonorrhea in MAN 3 Rukoh of Banda Aceh. METHODS: The research was a descriptive research with samples of as many as 80 students, but only 68 students who fit into the inclusion criteria with a tolerable error rate (d) of 0.1. Sampling was carried out by the method of Simple Random Sampling. The data was collected by using a questionnaire. Data analysis was performed by using univariat.

RESULTS: The result of characteristic test in knowledge level of student in MAN 3 Rukoh about gonorrhea based on the answer distribution frequency from 57 (83,82%) respondents can filled the correct answer about the aoutbreak og gonorrhea, in other hand the most wrong answer about definition about STDs that filled by 66 students (97,05%). CONCLUSION: Level overview of characteristic test in knowledge of student in MAN 3 Rukoh about gonorrhea is less. Keywords: Sexually Transmitted Infections, Gonorrhea, knowledge, youth PENDAHULUAN Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan baik melalui hubungan seksual maupun tidak. Menurut World Health Organization (WHO) terdapat 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) berbeda yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual (WHO, 2001). Gonore adalah salah satu penyakit yang paling umum dan tertua yang termasuk Infeksi Menular Seksual (IMS), ini merupakan kondisi infeksi purulen dari permukaan mukosa membran yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Secara umum, remaja dan dewasa muda jauh lebih berisiko tinggi dari pada dewasa tua yang tertular IMS, seperti klamidia, gonore dan Human Papilloma Virus (HPV) (Child Health, 2011), hal ini terjadi dikarenakan remaja sering melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan pelindung atau secara biologis lebih rentan terhadap infeksi. Kebanyakan remaja melakukan hubungan seksual pertama pada usia awal (< 16 tahun) dengan pasangan seksual yang tidak tetap, terutama pada perempuan (Jasna and Suzana, 2010), ini yang menyebabkan infeksi gonore pada remaja perempuan lebih tinggi atau lebih sering terjadi dari pada laki-laki dengan rata-rata terjadi pada usia 1519 tahun (Gale et al, 2012). Indonesia, dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo Surabaya, pada tahun 2002-2006 didapatkan jumlah penderita gonore dengan kelompok umur 15-24 tahun sebanyak 134 kasus (41,7%), berdasarkan jenis kelamin, distribusi infeksi gonore pada laki-laki sebanyak 291 kasus (90,7%) sedangkan perempuan sebanyak 30 kasus (9,3%), dan berdasarkan pekerjaan, infeksi gonore pada mahasiswa/pelajar sebanyak 58 kasus (18,1%) (Murtiastutik dan Jawas, 2008). Sedangkan Infeksi gonore di Bandung sebanyak 37,4% kasus dan di Jakarta sebanyak 29,8% kasus (Chiuman, 2009). Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melaporkan, data bulanan infeksi gonore dari jumlah kunjungan ke puskesmas pada bulan September 2011-Januari 2012 sebanyak 21 orang dan semuanya berjenis kelamin laki-laki (Dinkes Kota Banda Aceh, 2012). Sebuah penelitian yang dilakukan Aulia M di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh, pada tahun 2008 2010 didapatkan gonore sebagai prevalensi terbanyak dengan persentase 40,7% kasus (Mustika dan Mabrurah, 2011).

METODA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Rukoh Kota Banda Aceh tentang gonore. Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi MAN 3 Rukoh Kota Banda Aceh kelas X dan kelas XI tahun ajaran 2011-2012,sedangkan kelas XII tidak diikutsertakan dalam penelitian karena mengikuti ujian akhir nasional. Populasi penelitian ini berjumlah 274 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Probability Sampling dengan metode Simple Random Sampling, yaitu dilakukan dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit-unit tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jumlah sampel yang didapat dari hasil kalkulasi pada penelitian ini adalah 80 siswa, kemudian dibagi menjadi 40 siswa laki-laki dan 40 siswa perempuan. Pengukuran data dilakukan dengan menggunakan angket yang berbentuk kuisioner sebagai alat ukur untuk mengukur setiap variabel. HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini responden yang terpilih sebanyak 68 siswa dari 80 siswa, dikarenakan 12 siswa lainnya termasuk ke dalam kriteria ekslusi, yaitu tidak hadir pada saat penelitian dan tidak mengisi data dan jawaban dengan lengkap. Gambaran karakteristik responden yang diamati secara keseluruhan meliputi jenis kelamin dan kelas. Tabel 1. Memperlihatkan bahwa jumlah responden laki-laki lebih rendah dengan jumlah 32 orang (47,05%) sedangkan responden perempuan berjumlah 36 orang (52,95%) yang masuk ke dalam Pengukuran pengetahuan remaja terhadap gonore dilakukan berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Instrumen yang diberikan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 13 pertanyaan. Bila jawaban responden benar akan diberi nilai 1, jika jawaban salah akan diberi nilai 0. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring sesuai dengan skala menurut Nursalam (2008). Hasil pengukuran dikategorikan sebagai berikut: a. Baik, jika responden menjawab seluruh pertanyaan dengan benar atau mendapatkan skor 75-100%. b. Cukup, jika responden menjawab sebagian pertanyaan dengan benar atau mendapatkan skor 56-74%. c. Kurang, jika responden menjawab pertanyaan dengan skor 55%. Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding, transferring, tabulating. Analisis data dilakukan dengan metode statistik deskriptif untuk masingmasing variabel penelitian dengan menggunakan frekuensi distribusi berdasarkan persentase dari masingmasing variabel.

kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Tabel 2. Memperlihatkan jumlah kelompok responden kelas X lebih tinggi yaitu sebanyak 34 orang (50%) dari total responden, sedangkan kelas XI IA berjumlah 23 orang (33,83%) dan jumlah terendah adalah pada kelompok kelas XI IS sebanyak 11 orang (16,17%) dari total keseluruhan responden. Tabel 3. Memperlihatkan hasil analisis data frekuensi jawaban

responden. pertanyaan yang paling banyak salah di jawab oleh responden adalah mengenai definisi IMS ( 97,05%), gejala gonore (51,47%), penyebab gonore (42,64%), pencegahan gonore (50%) dan pengobatan gonore (42,64%). Sedangkan jawaban yang paling banyak benar adalah pada pertanyaan mengenai cara penularan gonore yaitu sebanyak 83,82%.

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total Jumlah (orang) 32 36 68 Persentase (%) 47,05 52,95 100

Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan kelas Kelas X XI IA XI IS Total Jumlah (orang) 34 23 11 68 Persentase (%) 50 33,83 16,17 100

Tabel 3. Distribusi frekuensi jawaban kuisioner responden Jawaban Responden No Item Pertanyaan Benar N % n salah %

1.

2. 3. 4. 5.

6.

Definisi infeksi Menular Seksual (IMS) Contoh IMS adalah Penyebab gonore (Kencing nanah) Penularan gonore Gonore dapat menyerang organ apa saja Gejala gonore pada

2,94

66

97,05

55 39 57 42

80,88 57,35 83,82 61,76

13 29 11 26

19,11 42,64 16,17 38,23

33

48,52

35

51,47

7. 8.

9.

wanita bisa berupa Gejala gonore pada laki-laki berupa Apakah bayi yang dilahirkan secara normal oleh penderita gonore bisa tertular gonore Pencegahan gonore dapat dilakukan dengan Untuk mencegah infeksi gonore pada hubungan seksual yang aktif dapat menggunakan Pengobatan gonore Apakah yang bisa terjadi apabila gonore tidak ditangani atau diobati dengan benar Risiko seseorang menderita gonore dapat dikurangi dengan

17 33

25 48,52

51 35

75 51,47

34

50

34

50

10.

43

63,23

25

36,76

11. 12.

39 42

57,35 61,76

29 26

42,64 38,23

13.

41

60,29

27

39,70

PEMBAHASAN Hasil analisis data berdasarkan jawaban dari responden (tabel 4.3) didapatkan bahwa rata-rata responden masih menjawab dengan jawaban yang salah, dari 13 pertanyaan yang ada jawaban yang paling banyak salah adalah soal nomor 1 mengenai definisi dari IMS (97,05%). Hal ini disebabkan karena banyak responden yang tidak tahu bahwa IMS tidak hanya ditularkan melalui hubungan seksual, tetapi juga bisa melalui jarum suntik dan transfusi darah. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Donny (2010) bahwa

pengertian IMS seharusnya sudah didapatkan dalam pelajaran biologi SMA tentang sistem reproduksi, dan seharusnya remaja SMA saat ini bisa memperoleh informasi baik dari media cetak maupun elektronik mengenai sistem reproduksi. Pertanyaan mengenai gejala gonore (pada wanita) juga merupakan salah satu pertanyaan yang tidak diketahui atau dijawab salah oleh responden yaitu sebanyak 51,47%, hal ini disebabkan karena responden menganggap bahwa gejala gonore pada wanita berupa panas atau nyeri pada kemaluan, sedangkan jawaban

yang tetap adalah keluarnya cairan dari kemaluan (vagina). Hal ini juga sesuai dengan teori yang ada bahwa gejala gonore pada wanita bersifat asimptomatik sehingga hanya sedikit wanita yang mengetahui gejala dari gonore (Feingold dan Mansur, 2003). Pertanyaan selanjutnya yang dijawab salah oleh responden adalah soal nomor 3 mengenai penyebab gonore, dalam soal ini jawaban yang benar adalah gonore disebakan oleh bakteri, tetapi yang terjadi responden banyak menjawab gonore disebabkan oleh virus. Menurut asumsi peneliti, responden mengira bahwa gonore sama dengan HIV/AIDS yang disebabkan oleh virus. Berdasarkan penelitian Chiuman (2009) diperoleh hasil yang sama bahwa responden mengira semua IMS disebakan oleh virus padahal tidak semuanya disebabkan oleh virus. Pencegahan DAFTAR PUSTAKA Bennett. N.J. 2011. Gonorrhea, Medscape Reference, Available from : http://emedicine.medscape.co m/article/964220overview#a0104, [diakses pada 16 Agustus 2011]. Berhman, R.E; Kliegman, R and Arvin, A.M. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15th Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. PP : 73-8. Bisri, H. 1995. Remaja Berkualitas. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Center for Disease Control and Prevention (CDC), 2007. Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines 2006 : Fluoroquinolones No Longer

dan pengobatan gonore juga termasuk ke dalam pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden, untuk pencegahan gonore jawaban yang tepat adalah dengan menghindari hubungan seksual, tetapi dalam penelitian ini responden lebih banyak menjawab bahwa untuk menghindari gonore penderita harus memakan obat terlebih dahulu untuk menghindari tertularnya penyakit. Sedangkan untuk pengobatan gonore sendiri jawaban yang benar adalah dengan pemberian antibiotik kepada penderita gonore bukan dengan menggunakan kondom disaat melakukan hubungan seksual, kerena kondom bukan digunakan untuk mengobati gonore tetapi hanya digunakan sebagai pencegahan gonore walaupun dengan menggunakan kondom bukan berarti tidak terjadi penularan dari gonore.

Recommended for Treatment of Gonococcal Infections. http://www.cdc.gov/std/gonorr hea/arg. [diakses 16 Agustus 2011] Child Health USA. 2011. Sexually Transmitted Infections. Mchb.hrsa.gov [diakses 17 April 2012]. Chiuman, L. 2009. Gambaran pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Wiyatama Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan. Hal: 1-2. Daili, S.F. 2007. Infeksi Menular Seksual: Gonore Edisi Ketiga, Fakultas Kedokteran

Universitas Jakarta.

Indonesia.

University. Cleaveland. Ohio. http://cid.oxfordjournals.org. [diakses 17 April 2012] Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan Edisi V. Erlangga. Jakarta. Jasna, L and Suzana, L. 2010. Sexually Transmitted Infections and Adolescence. University Hospital Center Zagreb. Department of Dermatology and Venereology. Zagreb. Croatia Lederberg, J. 2004. The Deskencyclopedia of Microbiology. http://www.elsevier.com [diakses 18 April 2012]. California. Malik, S.R; Amin, S and Anwar, A.I. 2004. Penyakit Menular Seksual. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas hasanuddin. Makassar. Hal: 65-85. Murtiastutik, D. 2008. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Airlangga University Press. Surabaya. Hal: 84-87. Murtiastutik, D and Jawas, F.A. 2008. Penderita Gonore di Divisi Penyakit Menular Seksual Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr.Soetomo Surabaya tahun 2002-2006, Vol 20 no: 3. Mustika, A and Mabrurah, R. 2011. Angka Kejadian Penyakit Menular Seksual di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD dr.

Darajad, Z. 1990. Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang. Jakarta. Darajad. Z. 1995. Remaja Harapan dan Tantangan. Ruhana. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. 2012. Laporan Bulanan Infeksi Menular Seksual (IMS), Nanggroe Aceh Darussalam. Donny, G,P. 2010. Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswa-Siswi SMA Tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Harapan 1 Medan. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. medan A. J. 2010. Gambaran Perilaku Siswa dan Siswi SMA 5 Negeri Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ester,

Feingold, D.S and Mansur, C.P. 2003. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine Sixth Edition Volume 2 : Gonorrhea, Mc GRAW HILL Companies,Inc, New York, Hal: 2205-8 Gale, R.B; Stuart, M.B; Jeffery, L.B and john, S.M. 2012. Ciprofloaxin for The Treatment of Uncomplicated Gonorrhea Infection in Adolescents: Does The Benefit Outweigh The Risk?. Case Western Resolve

Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2008 s/d 2011, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala RSUD dr. Zainoel Abidin. Banda Aceh, Hal: 31-44. NIAID, 2011. Gonorrhea, From National Institute of Allergy and Infectious Disease. Available at : http://www.niaid.nih.gov/topi cs/antimicrobialResistance/ examples. [diakses 16 Agustus 2011]. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi ke-2. Salemba Medika. Jakarta. Santrock, J.W. 2007. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto. Jakarta. Sarwono, S.W. 2001. Psikologi Remaja. Radja Grafindo Persada. Jakarta.

Sweet, L.R and Gibbs, S.R. 2009. Infectious Disease of The Female genital Tract. Fifth Edition. 52-60. Valentini, V and Nisfiannoor, M. 2006. Identity Achievment dengan Intimacy pada Remaja SMA. Jurnal Provitae Volume 2 no:1. Walker, K.C and Sweet, L.R. 2011. Gonorrhea Infection in Women : Prevalence, effects, screening, dan management. International Journal of Womens heatlh. 2011:3 197206. World Health Organization (WHO), 2001. Initiative for Vaccine Research (IVR) : Sexually Transmitted Diseases. Available at : http://www.who.int/vaccinere search/diseases/soastd/en/ind ex2.html [diakses 16 Agustus 2011]. World Health Organization (WHO), 2007. Sexually Transmitted Infections. Available at : http://www.who.int/mediacen tre/factsheets/fs110/en/index. html [diakses pada 28 Juni 2011].

You might also like