You are on page 1of 7

Statistik Perdagangan Ekspor Impor Indonesia Data dibawah ini menunjukan statistik perdagangan ekspor impor indonesia dari

tahun 1999 s/d 2012. Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa. Hasil Pertanian antara lain : karet, kopi kelapa sawit, cengkeh,teh,lada,kina,tembakau dan cokelat. Hasil Hutan yaitu kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel. Hasil Perikanan antara lain : ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng. Hasil perikanan yang di ekspor didominasi dari hasil laut. Hasil Pertambangan, contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas. Hasil Industri, contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi. Jasa, dalam bidang jasa Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke malaysia dan negaranegara timur tengah. Statistik Perdagangan Ekspor Impor Indonesia 1999-2012

Tahun

Perdagangan Total (US$)

Ekspor (US$)
48,665,452,518 62,124,016,182 56,320,904,904 57,158,771,616 61,058,246,995 71,584,608,796 85,659,952,615 100,798,624,280 114,100,890,751

Impor (US$)

Neraca (US$)

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

72,668,630,849 95,638,821,602 87,283,045,975 88,447,624,710 93,608,931,281 118,109,140,154 143,360,835,231 161,864,089,816 188,574,320,869 266,217,730,626 213,339,271,062 293,442,387,518 380,932,175,796 381,722,846,353

24,003,178,331 24,662,274,187 33,514,805,420 28,609,210,762 30,962,141,071 25,358,763,833 31,288,853,094 25,869,918,522 32,550,684,286 28,507,562,709 46,524,531,358 25,060,077,438 57,700,882,616 27,959,069,999 61,065,465,536 39,733,158,744 74,473,430,118 39,627,460,633 7,823,118,178

137,020,424,402 129,197,306,224 116,510,026,081

96,829,244,981 19,680,781,100

157,779,103,470 135,663,284,048 22,115,819,422 203,496,620,060 177,435,555,736 26,061,064,324 190,031,845,244 191,691,001,109 -1,659,155,865

Grafik Perdagangan Ekspor Impor Indonesia 1999-2012 (dalam US$)


250,000,000,000 200,000,000,000 150,000,000,000 100,000,000,000 50,000,000,000 0 1999

2001

2003

2005 Ekspor

2007 Impor

2009

2011

2013

Perusahaan Terbesar di Indonesia 2010 2012 Peringkat ini disusun dengan mengacu pada empat kriteria penting : aspek finansial (sejauh mana mereka mampu mencetak profit secara berkesinambungan); aspek operasional bisnis (bagaiamana mutu proses bisnis yang mereka sajikan); aspek reputasi (bagaimana dampak bisnis mereka terhadap masyarakat) dan juga aspek SDM (sejauh mana mereka cakap dalam mengelola SDM-nya). Market capitalization atau market cap sebagai nilai sebuah perusahaan berdasarkan perhitungan harga pasar saham dikalikan dengan jumlah sahamnya yang beredar juga sangat berperan dalam menunjukkan seberapa besar perusahaan berperan di sektor industri tersebut.

Nama Perusahaan 2010


Astra International Tbk. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Bank Central Asia Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Unilever Indonesia Tbk. HM Sampoerna Tbk. Perusahaan Gas Negara Tbk. Adaro Energy Tbk. United Tractors Tbk.

Market Capitalization (Juta IDR)


220,837,782 160,271,994 156,214,138 135,112,216 128,277,806 125,895,000 123,381,450 107,268,674 81,564,203 79,179,679

250,000,000 Market Cap. (Juta Rupiah) 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0

Perusahaan

Nama Perusahaan 2011


Astra International Tbk. Bank Central Asia Tbk. HM Sampoerna Tbk. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Unilever Indonesia Tbk. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Gudang Garam Tbk. United Tractors Tbk. Perusahaan Gas Negara Tbk.

Market Capitalization (Juta IDR)


299,578,293 195,267,673 170,937,000 164,851,675 155,925,000 143,444,000 142,127,995 119,389,660 98,289,061 76,966,789

Dapat dilihat dari tahun ke tahun pilihan nomer satu jatuh pada Astra International mungkin bukan sebuah kejutan. Karena telah lama perusahaan ini dikenang sebagai organisasi bisnis yang tangguh, baik dari sisi profitabilitas atau terutama, dalam ketangguhan sistem manajemen dan jajaran SDM-nya.

350,000,000 300,000,000 Market Cap. (Juta Rupiah) 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0

Perusahaan

Nama Perusahaan 2012


Astra International Tbk. HM Sampoerna Tbk. Bank Central Asia Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unilever Indonesia Tbk. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Gudang Garam Tbk. Semen Gresik (Persero) Tbk.

Market Capitalization (Juta IDR)


307,675,004 262,541,700 222,116,978 187,110,000 182,447,993 169,736,169 159,085,500 111,510,938 108,326,154 94,014,592

350,000,000 300,000,000 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0

Market Cap. (Juta Rupiah)

Perusahaan

Nilai Kurs Rupiah Terhadap Dolar AS 1990-2012 Keberadaan rupiah sebagai sebuah mata uang berhadapan dengan mata uang negara lain terutama dolar AS mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Berikut data nilai kurs rupiah terhadap dolar sampai tahun terakhir mulai tahun 1990.

Tahun Kurs Tahun Kurs

1990 1,901 2002 8,940

1991 1,992 2003 8,465

1992 2,062 2004 9,290

1993 2,110 2005 9,705

1994 2,200 2006 9,164

1995

1996

1997 4,650 2009 10,408

1998

1999

2000

2001

2,308 2,383 2007 2008

8,025 7,100 2010 2011

9,595 10,400 2012 9,680 2013 9,910

9,140 9,691

9,087 8,700

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 1990 1994

Kurs IDR Terhadap US$

1998

2002

2006

2010

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa rupiah terus menerus mengalami pelemahan kurs terhadap dolar Amerika. Pada tahun 1990, satu dolar sama dengan Rp. 1,901 sampai dengan 23 tahun berikutnya satu dolar sama dengan Rp. 9,910. Selama dua puluh tahun rupiah mengalami pelemahan hampir 6 kali lipat. Pada tahun 1998 ketika terjadi krisis finansial global, rupiah tersandung dan terjatuh bahkan sempat dolar melambung hingga 15.000 rupiah per satu dolarnya. Bank Indonesia berdasarkan Undang-Undang No 23 tahun 1999 pasal 7 adalah untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sisem pembayaran dan mengatur dan mengawasi bank. Tujuan tersebut perlu ditopang dengan tiga pilar utama yaitu kebijakan moneter dengan prinsip kehati-hatian, sistem pembayaran yang cepat dan tepat, serta sistem perbankan dan keuangan yang sehat sehingga diharap kestabilan nilai rupiah terjaga guna pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pencapaian kestabilan nilai rupiah dan nilai tukar yang wajar merupakan sebagian prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal ini juga sekaligus meletakkan landasan yang kokoh bagi pelaksanaan dan pengembangan perekonomian Indonesia di tengah perekonomian dunia yang semakin kompetitif dan terintegrasi. Sebaliknya, jika upaya untuk menjaga kestabilan nilai rupiah ini gagal, maka hal ini berakibat menurunnya pendapatan riil masyarakat dan melemahkan daya saing perekonomian nasional dalam kancah perekonomian dunia.

Bentuk Proteksionisme Perdagangan internasional dapat memberikan keuntungan sekaligus menciptakan ancaman bagi perekonomian suatu negara. Untuk melindungi diri, maka suatu negara menerapkan suatu kebijakan yang dapat menguntungkan, setidaknya bagi negara itu sendiri. Kebijakan Tarif. Hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap barang-barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri. Tarif adalah hambatan perdagangan yang berupa penetapan pajak atas barang-barang impor atau barangbarang dagangan yang melintasi daerah pabean (custom area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk. Efek kebijakan ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Dengan pengenaan bea masuk yang besar, pendapatan negara akan meningkat sekaligus membatasi permintaan konsumen terhadap produk impor dan mendorong konsumen menggunakan produk domestik. Contoh Kasus : ............ Kebijakan Quota. Kuota adalah bentuk hambatan perdagangan yang menentukan jumlah maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu periode tertentu atau kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah barang yang diperdagangkan. Sama halnya tarif, pengaruh diberlakukannya kuota mengakibatkan harga-harga barang impor menjadi tinggi karena jumlah barangnya terbatas. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pembatasan jumlah barang impor sehingga menyebabkan biaya rata-rata untuk masingmasing barang meningkat. Dengan demikian, diberlakukannya kuota dapat melindungi barang-barang dalam negeri dari persaingan barang luar negeri. Contoh Kasus :...................... Kebijakan Subsidi. Kebijakan subsidi memberikan perlindungan atau bantuan kepada indusrti dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dll. Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual barangnya lebih murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor. Contoh Kasus : ................. Kebijakan Anti Dumping. Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Contoh Kasus : .............................. Kebijakan Larangan impor / Boycotts and Embargoes. Kebijakan pemerintah yang melarang masuknya barang-barang tertentu atau produk-produk asing (ke dalam pasar domestik) ke dalam negeri. Kebijakan larangan impor dilakukan untuk menghindari barang-barang yang dapat merugikan masyarakat. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan ekonomi. Contoh Kasus : Melarang impor daging sapi yang mengandung penyakit Anthrax.

You might also like