Professional Documents
Culture Documents
Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud serikat pekerja Mahasiswa memahami alasan karyawan bergabung dalam serikat pekerja Mahasiswa memahami persetujuan kolektif Mahasiswa memahami hubungan pemerintah, serikat pekerja dan manajemen Mampu mendiskusikan artikel-artikel terkait
Mengapa serikat pekerja itu penting? Bagaimana mereka mendapat cara itu? Mengapa karyawan mau bergabung kedalamnya? Bagaimana persetujuan manajemen serikat pekerja dipersiapkan?
Serikat Pekerja (Mathis & Jackson, 2006) Asosiasi formal para pekerja yang mendukung minat para anggotanya melalui tindakan kolektif Serikat Pekerja (Rivai, 2004) Sistem sosial yang terbuka yang mengejar tujuan dan seringkali dipengaruhi oleh lingkungan luar
Keanggotaan SP terus bertumbuh sampai depresi besar sekitar tahun 1837 yang mengakibatkan keanggotaan merosot. Keanggotaan meningkat ketika AS memasuki revolusi industri. Tahun 1869 sekelompok tukang jahit bertemu dan membentuk Knights of Labor. Tahun 1885 anggota berjumlah 100.000 orang dan (sebagai akibat dari dimenangkannya satu pemogokan besar terhadap perusahaan kereta api) meledak sampai 700.000 anggota pada tahun berikutnya. Tetapi tahun 1893 dibubarkan karena tidak ada lagi anggotanya.
Tahun 1886 Samuel Gompers membentuk American Federation of Labor. Serikat ini terdiri dari karyawan terlatih. Jika Knight menfokuskan reformasi sosial praktis demi mendapatkan nafkah sehari-hari bagi para anggotanya (memberikan tunjangan yang lebih besar bagi para anggotanya). Gompers memiliki tujuan meningkatkan upah dari hari ke hari & meningkatkan kondisi kerja para pendukungnya. AFL bertumbuh cepat sampai sesudah PD I pada suatu saat keanggotaannya lebih dari 5,5 juta orang.
Tahun 1920 merupakan satu periode stagnasi untuk gerakan serikat pekerja AS, dan tahun 1923 keanggotaan AFL merosot sampai sekitar 3,5 juta anggota. Kemerosotan dan stagnasi ini merupakan akibat dari beberapa hal, termasuk depresi sesudah perang, penolakan para pabrikan terhadap pembaharuan SP, kematian Gompers. Tahun 1929 sebagai akibat dari depresi besar jutaan karyawan telah kehilangan pekerjaan mereka, pada tahun 1933 keanggotaan SP menurun sampai di bawah 3 juta pekerja.
Pertengahan tahun 1930 keanggotaan mulai meningkat, program New dealnya mempermudah TK untuk berorganisasi. Kemakmuran, PD II dan UU federal lain turut membantu mempercepat peningkatan keanggotaan, yang memuncak sampai kirakira 21 juta pekerja pada tahun 1970an. Keanggotaan kembali mulai merosot sampai kira-kira 16,6 juta karyawan bergaji dan berupah pada tahun 1995.
1790Skilled craftsmen organize into trade unions. 1869The Knights of Labor seek social reform. 1886American Federation of Labor pursues breadand-butter and improved working conditions. 1935National Labor Relations Act fosters organizing and the rapid growth of labor unions. 1947Taft-Hartley Act regulates union activities. 1955AFL and CIO merge. 1970sUnion membership peaks and begins to steadily decline.
Tujuan SP (Mondy)
Menjamin, meningkatkan standar hidup dan status ekonomi para anggotanya Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan situasi yang bisa muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi atau keputusan manajemen Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial dengan cara-cara yang mendukung Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja untuk kehidupan baik anggota ataupun bukan Menciptakan mekanisme untuk menangkal penggunaan kebijakan yang sewenang-wenang di tempat kerja
4.
5.
Mendapatkan kompensasi yang layak Mendapatkan kondisi kerja yang lebih baik Mendapatkan haknya secara adil Melindungi diri mereka dari tindakan sewenang-wenang manajemen Mendapatkan kepuasan kerja dan peluang untuk berprestasi
Solidarity To get their fair share of the pie. Improved wages, hours, working conditions, and benefits To protect themselves from management whims. Conditions favoring employee organization Low morale Fear of job loss Arbitrary management actions Voice/Grievances
Saluran Sosial Peluang untuk Kepemimpinan Pembentukan SP yang diwajibkan Tekanan Rekan Kerja
Agency Shop: Karyawan yang tidak termasuk dalam SP masih harus membayar iuran SP dengan pengandaian bahwa usaha-usaha SP menjamin semua pekerja.
Open Shop: Terserah kepada pekerja apakah mereka bergabung atau tidak dengan SP, mereka yang tidak menjadi anggota tidak membayar iuran. Pemeliharaan Kesepakatan Keanggotaan: Para karyawan tidak harus termasuk dalam SP, akan tetapi anggota SP yang dipekerjakan oleh perusahaan harus mempertahankan keanggotaan dalam SP selama masa kontrak.
Kapan perundingan itu tidak dilakukan secara jujur (tidak memiliki maksud baik)?
Tawar menawar yang dangkal Konsesi yang tidak memadai Proposal dan tuntutan yang tidak memadai Taktik yang memperlambat Menentukan kondisi pembebanan Perubahan unilateral dalam kondisi Menghindari perwakilan Komisi dari praktek tenaga kerja tidak adil selama perundingan. Menahan informasi Mengabaikan hal-hal persetujuan
Pertama, manajemen menyediakan data yang merupakan landasan membangun posisi tawar-menawarnya. Upah dan data tunjangan dikumpulkan, termasuk juga perbandingan dengan tarif upah lokal dan tarif yang dibayar untuk pekerjaan yang sama dalam industri.
Data tentang distribusi tenaga kerja (usia, jenis kelamin, senioritas) adalah penting, karena faktor-faktor ini menentukan apa yang sesungguhnya akan Anda bayar dalam tunjangan.
Yang penting juga adalah data ekonomi internal menyangkut biaya tunjangan, level pendapatan keseluruhan dan jumlah serta biaya kerja lembur.
Bargaining Items:
UU Tenaga kerja menetapkan kategori dari butir-butir yang menjadi sasaran perundingan:
Voluntary
bargaining items: Butir-butir dalam perundingan kolektif yang padanya perundingan menjadi bukan saja tidak legal melainkan juga tidak wajib, tidak ada pihak yang dapat dipaksa keinginannya untuk merundingkan item-item tersebut.
Ilegal
bargaining items: Item-item dalam perundingan kolektif yang dilarang oleh Undang-undang, misalnya Klausul yang sepakat memperkerjakan anggota serikat pekerja secara ekslusif akan menjadi tidak legal dalam suatu negara bagian yang mempunyai hak untuk bekerja.
Mandatory
bargaining items: Item-item dalam perundingan kolektif yang harus ditawarkan satu pihak jika butir-butir itu disampaikan oleh pihak lain, misalnya upah, jam, waktu istirahat, uang pesangon dan lainlain.
Jalan buntu bisa diselesaikan melalui pihak ke 3 yaitu seseorang yang tidak berkepentingan seperti: Mediation/Mediasi Campur tangan dengan satu pihak ke-3 yang netral mencoba untuk membantu para pemimpin dalam mencapai kesepakatan Penemuan fakta Campur tangan pihak ke-3, pihak netral yang mempelajari masalah dan membuat rekomendasi Perwasitan (Arbitrasi) atau Arbitration merupakan jenis paling definitif dari campur tangan pihak ke-3, karena arbitrator sering mempunyai kekuatan untuk menentukan dan mendikte syaratsyarat penyelesaian.
Pemogokan/Strikes adalah suatu penarikan tenaga kerja. Ada 5 jenis: Pemogokan ekonomi/Economic Strike Disebabkan karena kegagalan untuk menyepakati syarat-syarat kontrak. Pemogokan praktik Tenaga kerja yang tidak adil/ Unfair labor practice Strike Bertujuan memprotes perilaku ilegal dari majikan.
Pemogokan liar/Wildcat strike merupakan pemogokan tidak sah yang terjadi selama jangka waktu kontrak. Pemogokan Simpati/Sympathy Strike terjadi bila satu SP melakukan pemogokan untuk mendukung pemogokan yang lain Melarang orang bekerja/Picketing
Inside games: Taktik SP lainnya. Taktik ini digunakan sebagai usaha SP untuk meyakinkan karyawan agar menghalangi atau merusak produksi. Misalnya dengan memperlambat jalannya kerja, menolak untuk bekerja lembur. Penggembokan/Lock Out: merupakan satu penolakan majikan dalam pemberian peluang bekerja . Perintah/Injuction
Aktivitas SP
GRIEVANCES
Grievances/keluhan:
Setiap faktor yang melibatkan upah, jam, dan kondisi kerja yang digunakan sebagai keluhan terhadap majikan.
Sources of Grievances:
Absenteeism/Kemangkiran Insubordination Overtime/Waktu lembur Plant rules/Aturan pabrik Senioritas
Serikat Karyawan ANTV Serikat Pekerja Detik.com Perkumpulan Karyawan Warta Kota Serikat Pekerja Antara
Pasal 5 ayat 1 UU No.21 tahun 2000 Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh Pasal 5 ayat 2 UU No.21 tahun 2000 Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk sekurangkurangnya 10 orang pekerja/buruh
Masalah dengan SP
Kasus Ketenagakerjaan Hotel Aquila Pecat Pegawai Yang Bentuk Serikat Pekerja Jika SP di perusahaan lebih dari 1