You are on page 1of 6

NAMA : ANGELINE LOISYE WENNYS NIM : G11112259 FAKULTAS : PERTANIAN

A. arti kata 'lestari' 1. tetap spt keadaannya semula; tidak berubah; bertahan; kekal; melestarikan v menjadikan (membiarkan) tetap tidak berubah; membiarkan tetap spt keadaan semula; mempertahankan kelangsungan (hidup dsb): kita perlu ~ peninggalan sejarah; pelestari n orang dsb yg menjaga hewan, hutan, lingkungan, dsb supaya lestari: para ~ lingkungan khawatir kalau-kalau tempat pembiakan kupu-kupu akan rusak; pelestarian n 1 proses, cara, perbuatan melestarikan; 2 perlindungan dr kemusnahan atau kerusakan; pengawetan; konservasi: ~ sumber-sumber alam; 3 pengelolaan sumber daya alam yg menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dng tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya; B. Penyebab-penyebab rusaknya lingkungan a. Kerusakan Lingkungan Hidup Faktor Alam Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Salah satunya adalah gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain : Letusan gunung berapi, Gempa bumi, dan Angin topan. Peristiwa-peristiwa alam tersebut yang menimbulkan kerusakan pada lingkunga hidup. b. Kerusakan Lingkungan Hidup Faktor Manusia Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Manusia merupakan salah satu kategori faktor yang menimbulakan kerusakan lingkungan hidup. Bentuk kerusakan yang di timbulkn oleh manusia adalah:

Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.

Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). Perburuan liar. Merusak hutan bakau. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. Pembuangan sampah di sembarang tempat. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS). Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

C. Ancaman-ancaman krisis Lingkungan 1. Perang Nuklir Bahaya nuklir menakutkan setiap masyarakat dunia. Nuklir pun kini sudah menjadi ancaman yang seakan menjadi persaingan politik akan kekuatan negara-negara. Negara-negara dunia perlahan mulai bersaing meningkatkan kekuatan militer dengan nuklir yang pada akhirnya merusak stabilitas dunia dan memicu keharusan negara untuk mengikuti stabilitas dengan nuklir sebagai kekuatan utama. Jika negara-negara sudah mulai mengikuti perlombaan persenjataan nuklir yang diharapkan mampu mengikuti stabilitas yang ada (stabilitas persenjataan nuklir), masihkah aman penduduk dunia? Belum lagi radiasi nuklir yang sangat berbahaya dapat merusak kesehatan manusia dan merusak lingkungan. Sedikit saja permasalahan politik dapat memicu perang nuklir. Hal tersebut nantinya akan membawa umat manusia dalam bahaya.

Negara dengan persenjataan nuklir mengancam dunia secara keseluruhan dan Perang Dunia III mudah sekali diprediksi kemungkinan terjadinya bila permasalahan tersebut tetap berlarut dan tetap menjadi landasan politik secara global. Semoga saja tidak terjadi. 2. Kepadatan Penduduk Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Kalau populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas hidup manusia yang rendah. Antara 1960 dan 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun 2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar, tergantung ada apa yang kita lakukan sekarang. Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan untuk manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir. Populasi tinggi yang tidak dibarengi dengan lahan pangan dan energi yang cukup akan mengakibatkan ketidakseimbangan antara supply dan demand yang bisa menyebabkan harga menjadi mahal sehingga seperti yang sedang terjadi sekarang, inflasi semakin tinggi, harga bahan makanan semakin tinggi sehingga kemiskinan pun semakin banyak. 3. Krisis Energi Krisis energi adalah kekurangan (atau peningkatan harga) dalam persediaan sumber daya energi ke ekonomi. Krisis ini biasanya menunjuk ke kekurangan minyak bumi, listrik, atau

sumber daya alam lainnya. Krisis ini memiliki akibat pada ekonomi, dengan banyak resesi disebabkan oleh krisis energi dalam beberapa bentuk. Terutama, kenaikan biaya produksi listrik, yang menyebabkan naiknya biaya produksi. Bagi para konsumen, harga BBM untuk mobil dan kendaraan lainnya meningkat, menyebabkan pengurangan keyakinan dan pengeluaran konsumen. Dengan tingginya harga minyak dunia, kebutuhan energi sebagian besar penduduk semakin sulit dipenuhi. Semakin menurunnya produksi minyak dalam negeri dan makin tingginya harga minyak dunia, Indonesia mengalami kondisi yang disebut krisis energi. Data telah menyebutkan bahwa ketersediaan energi di Indonesia sangatlah melimpah. Indonesia adalah produsen batu bara terbesar ke-4 di dunia, produsen gas terbesar ke-9 di dunia, dan juga memiliki potensi panas bumi (geothermal) terbesar pertama di dunia. Memang sungguh ironis, Indonesia yang memiliki kekayaan sumber alam dan energi melimpah justru merupakan negara yang tidak mengalami pembangunan secara baik. Hal ini sering disebutkan bahwa kekayaan alam dan/atau energi yang dimiliki itu justru menjadi sumber malapetaka, bukannya menjadi keberkahan bagi pembangunan bangsa. Optimalisasi sumber energi terbarukan sudah sepatutnya menjadi perhatian lebih pemerintah. Hal ini dapat menjadi solusi dari permasalahan krisis energi yang dialami bangsa Indonesia. Optimalisasi ini juga seharusnya didukung oleh peningkatan kualitas SDM serta kebijakan pemerintah jika memang ingin serius mengatasi masalah krisis energi ini. Sudah seharusnya pemerintah memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) demi menciptakan ketahanan dan kemandirian energi nasional. D. Input, saran, bagaimana caranya melestarikan lingkungan 1. Ganti bolam lampu dengan CFL ( hemat menggunakan lampu) Banyak dari kita tahu bahwa lampu neon kecil (compact flouresecent light bulb/CFL) merupakan lampu hemat energi yang umurnya lebih lama dari bolam lampu biasa, juga hanya memerlukan paling banyak seperempat energi yang dibutuhkan bolam lampu biasa untuk menghasilkan cahaya yang sama terang. hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah memadamkan lampu yang tidak dibutuhkan, atau mengurangi penerangan dari lampu apabila cahaya matahari bisa masuk ke dalam ruangan dan bisa cukup menerangi ruangan.

2. Mengubah cara berkendara atau menggunakan kendaraan yang lain Cara pertama adalah dengan menggunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas. Kendaraan dengan bahan bakar gas lebih aman bagi lingkungan, namun untuk saat ini harganya lebih mahal dari kendaraan dengan bahan bakar minyak. Cara kedua adalah dengan mengurangi berkendara. Ini hal yang cukup susah dilakukan. Karena pengendara biasanya memiliki kecenderungan untuk mengendara lebih jauh lagi ditahun berikutnya. Hal ini bisa diantisipasi dengan telecommuting (bekerja dari rumah menggunakan komputer yang terhubung dengan komputer tempat Anda bekerja) atau dengan mempergunakan angkutan umum. Dua hal ini cukup susah dilakukan di Indonesia, karena kedua sarana ini masih kurang memadai. Cara ketiga adalah jangan ngebut. Ngebut memang cepat, tapi bahan bakar yang terpakai juga lebih banyak. Akibatnya karbon dioksida yang dihasilkan juga lebih banyak. 3. Atur suhu ruangan Salah satu penggunaan energi listrik yang besar adalah untuk perlengkapan pendingin ruangan (Air Conditioner/AC). Penggantian AC lama bisa jadi salah satu alternatif, karena AC lama memiliki efisiensi yang lebih rendah sampai sepertiga dari efisiensi AC jenis baru. Lalu jangan lupa untuk membersihkan ventiasi dan filter dari AC, karena filter dan ventilasi yang kotor bisa mengurangi efisiensi AC secara dramatis. Cara berikutnya adalah dengan mengatur suhu yang sesuai, tidak terlalu dingin. Karena pengaturan suhu yang terlalu dingin membutuhkan energi listrik yang lebih besar. Pengaturan suhu bisa dilakukan dengan memasang programmable thermostat. 4. Kurangi penggunaan pemanas air Pemanas air merupakan salah satu pengguna energi listrik yang besar. Untuk menggunakan pemanas air dengan efisien lakukan hal berikut. Jangan menyalakan pemanas air sepanjang waktu, nyalakan hanya pada saat dibutuhkan saja, pergunakan timer jika perlu. Perlengkapi pipa air panas dengan isolator untuk menjaga air tetap panas selama didalam pipa. 5. Atur tanaman Menanam banyak pohon hanya baik untuk jangka pendek karena terlalu banyak pohon juga menghasilkan karbon dioksida. Tapi ada alasan lain yang bisa dipakai, misal untuk mengurangi biaya pendinginan dengan menutup perangkat pendingin atau ruangan tertentu dari panas sinar matahari langsung. Untuk pemilihan tanaman, sebaiknya gunakan yang hanya membutuhkan sedikit air. Pilih

tanaman keras. Jika menggunakan tanaman yang butuh banyak air, tempatkan secara bergerombol untuk menghemat pemakaian air dan mengatur kelembaban disekitar tanaman.

You might also like