You are on page 1of 5

NAMA : Mega Yuliansyah KELAS : 1A PRODI : Keperawatan

Latar Belakang masalah : Disini saya akan menceritakan tentang data diri dari seorang gadis sebut saja Bunga. Bunga adalah anak gadis dari keluarga sederhana, putri pertama dari dua bersaudara ini mempunyai adik laki laki walaupun mereka selalu bertengkar karena hal hal sepele mereka tetap saling sayang satu dan lainnya. Saat masih kecil dia selalu mengikuti kedua orang tuanya merantau, dia tak merasa kecil hati justru memperoleh banyak teman karena Bunga sangat ceria, aktif dan peduli pada teman temannya, bermain main dengan adiknya juga. Walaupun usia mereka terpaut 2 tahun namun mereka tetap kompak, sampai ia dan keluarganya pindah ke kota kelahiran Bunga tak disangka saat kelas 4 SD ketika berenang dengan adiknya ia disapa seorang pria tak dikenalnya dengan ramah awalnya Bunga tidak curiga merekapun mengobrol dan pria itu menawarkan diri untuk mengajarinya berenang dengan polos Bunga senang ada yang mengajarinya dengan suka rela. Ketika diajari Bunga dilecehkan oleh pria itu, karena merasa ada yang aneh ia mulai mencari alasan untuk pergi dari pria itu,awalnya ia tak menyadari kalau dirinya telah dilecehkan. Sampai suatu ketika saat menonton acara televisi ia menanyakan kepada orang tuanya tentang adegan yang ada di acara televisi tersebut yang sesungguhnya terjadi pula pada dirinya. Sejak mengetahui dirinya di lecehkan oleh orang tak dikenal, ia merasa minder dan takut. Ia terus menyimpan pelecehan yang dialaminya itu hingga beranjak SMP, meskipun sudah berusaha melupakan kejadian tersebut, namun ingatan itu tak pernah hilang dari ingatannya. Ketika sudah mulai duduk di bangku SMP orang tuanya di pindah tugaskan ke luar kota, ia sudah melupakan kejadian itu dan tumbuh seperti anak Abg pada umumnya. 2 tahun kemudian Bunga dan keluarganya pindah kembali ke kota cirebon, ia mulai teringat kembali dengan kejadian saat itu. Mulai dari situlah Bunga sering kesal, dan murung. Setelah lulus dari bangku SMP kemudian ia melanjutkan sekolah di bangku SMA. Belajar pun dimulai kelas satu, suatu hari terjadi peristiwa yang lebih menyakitkan hatinya. Ia mengetahui ayahnya mempunyai anak dari wanita lain, ia menanyakan hal yang telah ia ketahui pada ibunya sampai ibunya marah dan bertengkar dengan ayahnya. Ia berusaha menerka-nerka

bahwa hal tersebut telah menyakiti hati ibunya. Sehingga Bunga tidak pernah membahasa hal tersebut lagi, dua tahun berlalu hingga lulus SMA ia mengira jika ayah dan ibunya tidak pernah bertengkar lagi namun hal tersebut ternyata salah ibunya menceritakan bahwa ayahnya telah menikah lagi mempunyai keluarga lain menyakiti hati ibunya dengan berat hati ibunya ingin berpisah dengan ayahnya karena tidak sanggup lagi. Bunga dan adiknya binggung apa yang harus dilakukan jika di tanya memilih tinggal dengan siapa. Mereka memutuskan tidak akan memilih hidup dengan salah satu orang tuanya dan membujuk ibunya agar tidak berpisah dengan ayahnya karena ayahnya tidak pernah mengakui apa yang dikatakan ibunya jika ditanya hanya diam saja. Sejak kejadian itu kedua orang tua Bunga jarang berkomunikasi hingga Bunga akan memasuki bangku perkuliahan Bunga tidak menyukai jurusan yang telah dipilih oleh ayahnya tapi, dibujuk ibunya nona Apun menyetujui kulia dengan berat hati ia menjalani perkuliahan yang menurutnya kurang menarik, setahun berlalu tanpa ada masalah sampai ayahnya menolak membayar uang perkuliahan dan menyuruh Bunga mencari uang kuliahnya sendiri jangan hanya maminta uang uang terus dengan emosi Bunga berhenti kulia. Semakin jenuh dan emosi yang dipertahankan tanpa disadari ibunya jatuh sakit ketika Bunga bertengkar hebat dengan ayahnya saat ibunya masuk rumah sakit ayahnya mulai peduli pada ibunya dengan menjenguk dan menemani di rumah sakit. Mengetahui ibunya terkena penyakit jantung Bunga jarang memperlihatkan rasa emosinya pada ayahnya setelah kondisi ibunya membaik ia mulai mencari pekerjaan, 3 bulan kemudian ia mendapatkan pekerjaan ibunya senang mnegetahui hal itu beberapa bulan bekerja ayahnya yang mengetahui hal tersebut mulai menawarkan kembali bangku perkuliahan yang telah ditinggalkan Bunga, ia khawatir ayahnya akan mogok di tengah perkuliahan dengan tidak membayar perkuliahan kembali namun ayahnya berjanji tidak akan terjadi hal seperti itu lagi. Bunga juga harus memilih kampus yang di inginkan dengan bujukan ibunya Bunga akhirnya menyetujui permintaan ayahnya dan keluar dari pekerjaannya, setelah menemukan kampus yang di inginkan nona mengulang dari awal kembali perkuliahan walaupun merasa ada yang tidak beres ia mulai terbiasa saat menikmati awal perkuliahan ia tidak menyadari bahwa ayahnya tidak pernah pulang kerumah sejak Bunga kuliah dengan alasan pindah tugas di kota bandung tapi tidak memperbolehkan kami sekeluarga ikut terkecuali adik Bunga untuk melanjutkan perkuliahan ibunya berkata tidak mau peduli lagi apa yang dilakukan oleh ayahnya. 3 bulan lebih ayahnya tidak pernah pulang kerumah Bunga pun sibuk dengan jadwal perkuliahan yang padat tidak sempat memikirkan keadaan ayahnya atau sebenarnya malah tidak mau memikirkan ayahnya.

Saat Bunga tengah di sibukkan dengan ujian tengah semester yang akan dijalaninya sang ibu tiba tiba sakit kembali tengah malam ia, bibi dan omnya membawa ibunya kerumah sakit. Bunga kalut saat itu berusaha menghubungi ayahnya agar pulang sayangnya hape ayahnya tidak dapat di hubungi membuat Bunga panik mengkwatirkan keadaan ibunya yang menanyakan ayahnya apakah bisa di hubungi. Esok paginya ayahnya menelpon dan seolah merasa terganggu dengan telpon Bunga hanya menanyakan ada apa padahal telah lebih dari 3 bulan tidak pulang bukannya menanyakan kabar tapi hanya kata kata itu yang di ucapkan, membuat Bunga kecewa diapun mulai menceritakan keadaan ibunya di rumah sakit ayahnya hanya menjawab akan dilunasi biaya di rumah sakit padahal Bunga ingin ayahnya pulang dan menjenguk ibunya setelah berkata seperti itu telpon langsung di tutup. Besok paginya Bunga menemui dokter yang selalu memeriksa ibunya dan berkata bahwa sakit ibunya itu sebenarnya berasal dari pikirannya rasa cemas dan beban memikirkan ayahnya dokter tersebut lalu mulai menceritakan apa yang di ceritakan ibunya jika sakit bahwa ibunya ingin berpisah dengan ayahnya namun ayahnya sudah tidak mau mempedulikan bahkan saat ibunya menelpon handphone ayahnya langsung dimatikan dan tidak bisa di hubungi. Dokter menyarankan kepada Bunga menghubungi ayahnya dan meminta kejelasan apa yang di inginkan jangan seperti ini masih keluarga tapi, tidak pernah pulang hanya mengirimkan uang saja, mengetahui hal yang sebenarnya terjadi pada ibunya Bunga menjadi memikirkan apa yang harus dilakukan ternyata selama ini ibunya begitu memikirkan ayahnya hingga jatuh sakit seperti ini akhirnya Bunga mencoba menghubungi ayahnya kembali dan Bunga menceritakan apa yang di rasa hingga menangis membujuk ayahnya untuk menyelesaikan masalah ini malah ayahnya menyuruh Bunga yang mengurus ibunya telpon kembali di matikan. Saat itu Bunga mulai berpikir masalah ini sudah semakin rumit, membuatnya stres, ia berusaha memotivasi ibunya ibunya hanya diam saja seolah memikirkan sesuatu yang tidak dipahami olehnya. Mengetahui respon kedua orang tuanya yang seolah tidak mau membahas masalah mereka kepadanya membuat Bunga mulai kalut dan menjadi depresi. Solusi : Apa yang kita rasakan ketika mempunyai masalah ? Biasanya kita akan berkata *meski dalam hati* : 1. Masalah saya adalah masalah yang paling berat. Orang yang berkata seperti itu, adalah orang yang tak pernah ingin tahu masalah orang lain. Orang yang egois.

Merasa dirinya paling benar. Mengapa? Ketika saya berkata bahwa masalah saya lah yang paling berat, tentu saja hal itu terjadi karena saya tak peduli dengan masalah orang lain atau juga karena tidak pernah merasakan masalah orang lain. Ketika hari ini misalnya, saya terlambat makan siang, saya akan mengeluh, hal ini terjadi karena saya tak pernah merasakan betapa sakitnya perut tidak makan selama 2 hari. Hehe 2. Saya adalah orang yang paling menderita di dunia ini. Ini sifat manusia yang selalu ingin jadi nomor satu. Kalau ceritanya baik, kita selalu ingin jadi nomor satu. Kalau ceritanya sedih pun, kita selalu ingin jadi nomor satu. Ketika bercerita tentang kebahagiaan, kita selalu ingin berkata : Mmmm kalau saya nggak begitu, saya *menceritakan kisah yang dianggap lebih berbahagia*.Tapi ketika ceritanya sedih, kita berkata : Kamu baru begitu, saya dulu *menceritakan kisah yang dianggap lebih sedih dari yang dipaparkan* 3. Saya adalah orang yang tak pernah merasakan kebahagiaan. Ini tipe orang yang kurang bersyukur terhadap apa yang pernah dinikmati dan dimilikinya. Ketika jatuh cinta, selalu tertanam dalam hati : Aku lah orang paling berbahagia di dunia ini. Tapi ketika tiba saat kita bermasalah bersama pacar *sedikit saja*, akan hilang semua kebahagiaan. Kemudian muncul sumpah serapah dan ucapan yang tak pantas dari bibir kita. Aku tak pernah merasakan kebahagiaan! 4. Hidup saya tak pernah terlepas dari masalah. Sifat ini hampir sama dengan yang nomor 3. Bedanya, orang ini kadang justru memang tidak pernah merasakan kebahagiaan secara nyata. Makanya, pandangannya adalah bukti kepesimisan menghadapi hidup. 5. Saya berjanji akan lebih berbakti pada Tuhan jika masalah saya dapat diselesaikan. Orang seperti ini adalah pengobral janji. Tak heran jika tiap masalah yang muncul akan membuat dirinya baik. Menjadi baik karena tuntutannya dipenuhi. Biasanya, sesuai dengan pepatah : Ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Kalau ada masalah, dekat dengan Ilahi, kalau tak ada masalah : Terserah Guwe Lah ! 6. Ah, masalah kan ajang untuk meningkatkan kualitas diri. Tipe manusia pebelajar sejati. Menjadikan masalah sebagai tantangan. Rintangan dan hambatan baginya adalah ajang mengasah keterampilan diri. Mengetahui kemampuan diri dan selalu berusaha untuk belajar dari orang lain.

Ketika kita memilih untuk tetap hidup, berarti kita telah memilih untuk selalu menghadapi masalah yang satu menuju masalah yang lain. Pada beberapa teman yang meminta saran tentang masalahnya, selalu saya katakan, bahwa ada hikmah di balik setiap masalah yang terjadi.Yakinkan saja,Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia, termasuk masalah. Hidup adalah modal menuju hari depan. Dunia ke-dua yang menuntut tanggung jawab sebenar-benarnya dari kita. Tanpa Korupsi Pahala, Tanpa kolusi dengan Malaikat, tanpa Nepotisme dengan Penjaga Surga. Hanya ada kita dan segala amalan kita. Semoga esok makin baik! Amin

** cerita ini tidak ada dalam buku manapun, maka mohon ampuni saya jika ternyata terjadi kesalahan di dalam pemaparannya**

You might also like