You are on page 1of 25

Laporan Asuhan Gizi Klinik 2 Acara 2 Penatalaksanaan Diet Pada pasien Sirosis Hepatis, Hepatitis C, Colitis Ulceratif

DISUSUN OLEH : SHIFT 2 / KELOMPOK 8

1. 2. 3. 4.

Indras Ermiasih Manik Nur Hidayati Windi Indah F.N Mutia Fatriani

10/297157/KU/13764 10 /297198/KU/13773 10/297203/KU/13774 10/297213/KU/13776

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

Bagian 1 . Assessment Gizi

A. Anamnesis
1. Identitas Pasien Nama Umur Sex Pekerjaan Pendidikan Agama : Tn. E : 47 tahun :Laki-laki : PNS : S1 : Islam No RM Ruang Tanggal Masuk Tanggal Kasus Alamat Diagnosis Medis : 1 33 05 56 :Bugenvil 1 : 13/10/2008 :25/10/2008 :Purwodadi :Sirosis Hepatis, Hepatitis C, Colitis Ulceratif

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang Mual, muntah darah warna coklat seperti kopi, warna merah segar, BAB encer hitam seperti oli Muntah darah + BAB hitam sejak 1 tahun lalu. Os penderita Ca caput pancreas dan hepatitis C bulan Januari 2008. Pernah dioperasi shunting saluran empedu dan dilakukan ligasi varises esophagus 2x (Januari-Maret) dan sudah menjalani kemoterapi Ca Pancreas Ibu menderita Ca Mammae

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

3. Berkaitan dengan Riwayat Gizi Data Sosio Ekonomi Penghasilan :Rp. 2.500.000 Jumlah anggota keluarga : 2 orang (istri dan anak) Suku :Jawa Jumlah Jam kerja : 6 jam/hari Jumlah tidur sehari : 8 jam/hari Jenis olahraga :tidak pernah olahraga Frekuensi olahraga : Makanan : Penyebab : Jenis diet khusus : Alasan : Yang menganjurkan : Nyeri ulu hati (ya) Mual (ya) Muntah (ya) Diare (ya) Konstipasi (tidak) Anoreksia (tidak) Perubahan pengecapan/penciuman (tidak) Jenis penyakit : Ca pankreas Modifikasi diet : diit rendah serat Jenis dan lama pengobatan : Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap (ya) Berkurang selama 1 bulan secara tidak disengaja dari 55 kg turun menjadi 50 kg

Aktifitas Fisik

Alergi makanan

Masalah Gastrointestinal Penyakit kronik

Kesehatan mulut Pengobatan Perubahan berat badan

Mempersiapkan makanan Riwayat/ pola makan

Fasilitas memasak :kompor Fasilitas menyimpan makanan : Riwayat makan sebelum sakit makanan pokok 3x + snack Nasi 3x sehari @ 2 centong Lauk Nabati tahu/tempe 3x sehari @ 2 potong Lauk Hewani ayam 2x seminggu @ 1 potong daging sapi/kambing 1x sebulan Sayur kangkung/buncis/sop/kacang panjang 2x sehari @ mangkuk Buah pisang @ 1sisir, mangga @ 1 bh, melon @ 1 potong 4x/mggu

Kesimpulan : Pasien bernama Tn. E berusia 47 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan

utamanya adalah mual, muntah darah berwarna coklat seperti kopi, warna merah segar, dan buang air besar encer berwarna hitam seperti oli. Saat ini pasien mengalami muntah darah dengan BAB hitam sejak 1 tahun yang lalu. Pasien diketahui menderita kanker caput pancreas dan hepatitis C pada bulan Januari 2008. Tn. E pernah dioperasi shunting saluran empedu dan dilakukan vagasi varises esophagus 2 kali pada bulan Januari dan Maret , kemudian pasien juga menjalani kemoterapi.pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 Kg selama 1 bulan tanpa disengaja. Ibu pasien juga memiliki riwayat kanker mammae. Diagnosis oleh dokter pada kasus yaitu Sirosis hepatis, Hepatitis C, dan Colitis Ulceratif. Pembahasan : Pasien mengalami penurunan berat badan tanpa disadari akibat kehilangan nafsu. Hal ini dkarenakan akibat dari beberapa gejala dari kanker pancreas, sirosis hati, dan hepatitis C yang berupa penurunan nafsu makan,mual, muntah sehingga terjadinya penurunan berat badan tanpa disadari (Anonim, tanpa tahun). Muntah darah dapat juga terjadi akbiat adanya komplikasi lebih lanjut dari sirosis hati (Nurdjanah, 2006) .Penderita juga mengalami diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea). Pada pasien dengan gangguan hati memang mengalami masalah dalam metabolism lemak di dalam hati sehingga lemak tidak dimetabolisme dengan baik dan akhirnya keluar melalui feses (Almatsier, 2006). Ibu pasien mengalami kanker Ca Mamae, faktor genetik diduga berperan dalam munculnya kanker meskipun bukan faktor yang utama.. Sirosis hati pada pasien juga dapat diakibatkan karena infeksi virus Hepatitis C yang sudah akut dan tidak tertangani dengan baik. Pasien mengalami muntah darah sudah selama 1 tahun yang lalu karena muntah darah dan/atau melena yang diakibat oleh ruptur varises esofagus, serta perubahan

mental akibat terjadi hepatik ensefalopati (Sanchez W. dkk., 2007). Terbukti dengan riwayat penyakit pasien yang pernah dilakukan ligasi varises esophagus sebanyak 2 kali pada bulan Januari dan Maret . Hematemesis melena merupakan salah satu komplikasi sirosis hepatis yang disebabkan oleh ruptur varises esophagus sehingga tujuan pengobatannya adalah untuk menghentikan perdarahan. Masalah gastrointestinal yaitu nyeri pada ulu hati, mual, muntah, dan diare yang dialami pasien dapat juga merupakan gejala dari hepatitis C Pasien ini sudah menjalani kemoterapi , yaitu penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi memiliki efek samping mudah terinfeksi, mudah memar/berdarah, lemah lesu, kerontokan rambut, sariawan & gusi berdarah, mual muntah dan kehilangan nafsu makan mungkin ini juga merupakan penyebab berkurangnya berat badan tanpa disadari.

B. Antropometri TB 160 cm Kesimpulan : Melihat status gizi pasien ini menggunakan IMT karena diketahui berat badan dan tinggi badan pasien , IMT = Status gizi berdasarkan LLA adalah : (24 : 28,5) x 100% = 84,21 % Pembahasan : Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi normal karena nilai IMT >18,5 dan <22,9 (IOTF, WHO 2000). Berdasarkan LLA, pasien memiliki status gizi line border karena persentase LLA pasien hampir 85 % (Samkony, dkk., 2003). LLA merupakan indikator status gizi masa lalu (Supariasa,2002) Berat Badan 50 kg LLA 24 cm

C. Pemeriksaan Biokimia Pemeriksaan urin/ Darah


WBC RBC Hb

Satuan/ Nilai Normal


4,8 - 10,8 4,7 - 6,1 14 18

Awal Masuk RS 19/10/2008


8,8 6,8 8,71

Awal Kasus 23/10/2008


4,8 1,8 (turun) 9,9 (turun)

Keterangan Normal Rendah Rendah

HCT MCV MCH MCHC PLT RDW-CV PCT PDW MPV BA EO Mo Ly NE TBil DBil Glucose AST ALT BUN Creatinin Uric K+ Na+ ClTP Alb

42 52 80 94 27 31 32 36 130 400 11,5 15,5 0 0,9 0 99,9 7,4 10,4 0,2 1 0,9 2,9 5,5 11,7 20,5 45,5 43 65 0,2 1 0 0,3 80 120 10 42 10 40 7 18 0,6 1,3 2,6 7,2 3,1 5 136 145 98 107 6,4 8,3 3,5 5

24,4 90 29,9 33,2 77 18 0,11 15,4 8 0,9 0,1 11,2 10,2 77,6 0,66 0,17 92 23 17 10 1,34 4,7 3,3 146 114 (naik) 5,2 (turun) 2,6 (turun)

29,4 39,2 (turun) 30 33,6 138 17,2 (naik) 0,066 15,7 8,6 2,8 (naik) 5,1 (naik) 16,3 (naik) 18 (turun) 57,8

Rendah Rendah Normal Normal Normal Tinggi Normal Normal Normal Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Border line Normal Normal Border line Tinggi Rendah Rendah

Kesimpulan : Dari hasil pemeriksaan biokima diketahui bahwa kadar RBC, Hb, HCT,MCV rendah, RDW-CV tinggi, BA, EO,Mo tinggi sedangkan Ly rendah, creatinin dan kadar Na+ berada di nilai border line, sedangkan Cl tinggi dan TP serta albumin rendah.

Pembahasan : kadar RBC dan kadar Hb yang rendah menunujakn bahwa pasien mengalami anemia, RBC yang rendah juga menunujakan akibat dari penyakit hati yang kronik. HCT dan MCV rendah dan RDW-CV tinggi menunjukan adanya gangguan pada sel darah merah yaitu adanya anemia mikrositik, kadar creatinin dan kadar Na+ berada di nilai border line menunjukan resiko adanya komplikasi menuju ginjal, kadar albumin rendah disebabkan karena adanya penurunan kemampuan sel hati dalam mensisntesis albumin. (anonim, 2012).

D. Pemeriksaan Fisik Klinik 1. Kesan Umum : tampak lemah, hematochesia 2. Vital Sign : Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 80x/menit Respirasi : 20x/menit Suhu : 37oC

3. Pemeriksaan Penunjang : Endoskopi 16-10-2008 VE gr II post ligasi ke 3 23-10-2008 sistema kolon dalam batas normal b. Radiologi 21-10-2008 mengarah colitis ulseratif c. Histopatologi 18-10-2008 tak tampak kelainan gaster, duodenum, yeyenum, dan ileum 24-10-2008 colitis kronik non spesifik Kesimpulan : Tn. E terlihat lemah karena akibat terjadinya hematochezia yaitu pengeluaran tinja berdarah dimana adanya perdarahan dari anus dengan warna merah segar (Imranitto, a.

2009) tanda vital tensi, respirasi, nadi, suhu berada dalam kategori normal. Pada pemeriksaan penunjang endoskopi menunjukan sistema kolon dalam batas normal, dari pemeriksaan radiologi sudah menunjukan adanya colitis ulseratif yang kronik non spesifik, dari pemeriksaan histopatologi tidak terlihat adanya kelainan pada gaster, duodenum, yeyenum, dan ileum.

E. Asupan Zat Gizi Hasil Recall 24 jam diet :RumahSakit Tanggal : 24 Oktober 2008 Diet RS : BBS DH II Implementasi Asupan Oral Kebutuhan % Asupan Energi (kal) 1247,64 1973 63,23 % Protein (gr) 42,93 53 81 % Lemak (gr) 38,82 55 70,58 % KH (gr) 235,84 318 74,16 %

Kesimpulan : Asupan oral pasien dibandingkan dengan standar diet rumah sakit yaitu diet hati dengan energi 1973 kcal, protein 53g, lemak 55g, dan karbohidrat 318 g . Berdasarkan perbandingan asupan oral dengan standar diet rumah sakit maka diketahui bahwa pasien memenuhi kebutuhan energi 63,23 %, protein 81 %, lemak 70,58 % dan karbohidrat 74,16 %dari standar kebutuhan diet. Pembahasan : Asupan pasien berdasarkan perbandingan antara asupan oral dengan standar diet dapat digolongkan sebagai asupan yang kurang baik karena asupan tersebut baik asupan energi, lemak, dan karbohidrat tidak memenuhi 80 % dari kebutuhan yang diberikan tetapi asupan protein sudah baik karena telah memenuhi 80 % dari kebutuhan yang diberikan .Asupan yang kurang baik tersebut dimungkinkan karena kondisi pasien yang sedang mengalami kondisi yaitu muntah darah disertai diare sehingga pasien lemas sehingga dan makanan yang disajikan di rumah sakit tidak membangkitkan selera makan pasien. F. Terapi Medis Sumber http://medicastore.com/obat/4330/OMZ_CAPSULE_7.html Jenis Obat/ Tindakan Cefotaxim Fungsi bekerja dengan cara memperlemah dan memecah dinding sel, membunuh bakteri. Cefotaxime digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam nyawa. Kalnex termasuk golongan obat tranexamic acid. Tranexamic acid digunakan untuk membantu menghentikan kondisi perdarahan. Tranexamic acid merupakan agen antifibrinolytic. Golongan obat ini bekerja dengan menghalangi pemecahan bekuan darah untuk menurunkan tekanan vena porta akibat hipertensi porta setelah drip omeprazole selesai. Digunakan pada penderita Hipertensi, angina pektoris, aritmia jantung Digunakan untuk pengobatan Interaksi dengan Zat Gizi Boleh dikonsumsi dengan makanan untuk mengurangi keadaan gastrik Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan riwayat penyakit gastrointestinal terutama kolitis. Dapat dikonsumsi bersamaan dengan makan ataupun tidak,

Kalnex

Propanolol

Gangguan saluran pencernaan, kelelahan otot, lesu/lemah sehingga dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan Dikonsumsi bersamaan dengan

OMZ (omeprazole)

Vit K

jangka pendek pada ulkus lambung dan ulkus duodenum serta refluks esophagitis. Digunakan untuk membantu proses pembekuan darah, peningkatan koagulasi darah

makanan

BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI

NI-1.4 : inadekuat energi intake berkaitan dengan gejala patofisiologi penyakit sirosis hati, hepatitis, dan colitis ulseratif dibuktikan dengan penurunan berat badan. NI-5.1 : peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan penyakit infeksi ditandai dengan hasil diagnosa Sirosis Hepatis, Hepatitis C, Colitis Ulceratif NI-5.4 penurunan kebutuhan lemak berkaitan dengan gangguan metabolism lemak dibuktikan dengan penyakit sirosis hati. NI-5.4 Peningkatan kebutuhan zat besi berkaitan dengan gangguan pada sel darah dibuktikan dengan HB 9,9 NC-2.2 Penurunan kadar albumin berkaitan dengan gangguan fungsi sel hati dibuktikan dengan albumin 2,6

Bagian 3. Intervensi Gizi

A . Planning 1. Terapi Diet a. Jenis diet : TKTP

b. Bentuk makanan : lunak c. Cara pemberian 2. Tujuan Diet a. Mempertahankan status gizi agar tetap normal b. Memberikan asupan tinggi energi tinggi protein untuk mengatasi infeksi c. Memberikan lemak cukup mudah dicerna yang tidak memperberat kerja hati d. Memberikan sumber besi yang mencukupi kebutuhan e. Memberikan serat rndah untuk mengurangi BAB cair : oral

3. Syarat / Prinsip Diet a.Tinggi kalori 45 kcal/Kg BB + 10 % kebutuhan energi b. Tinggi potein 1,5 g/Kg BB c. Rendah lemak 20 % dari kebutuhan d.diet pemenuhan zat besi sesuai kebutuhan 13 mg/hari e. Diet rendah serat

4. Kebutuhan energi dan zat gizi

Perhitungan kebutuhan kalori dengan menggunakan kebutuhan tinggi kalori untuk penyakit hati yaitu 45 Kcal/ Kg BB : 1. Kebutuhan energi : 45 Kcal x 50 = 2250 Kcal Pemenuhan tinggi kalori 10 % dari kebutuhan energi yaitu 225 Kcal sehingga kebutuhan energi pasien sehari adalah 2250 Kcal + 225 Kcal = 2475 Kcal 2. Kebutuhan protein : 1,5 x 50 = 75 g = 300 Kcal 3. Kebutuhan lemak 20 % x kebutuhan sehari = 20 % x 2250 = 450 kcal = 50 g 4. Kebutuhan karbohidrat : kebtuhan energi ( kebutuhan lemak -kebutuhan protein ) : 2475 ( 450 kcal + 300 kcal ) : 1725 kcal = 431,25 g

Pembahasan preskripsi diet

Perhitungan kebutuhan energi dihitung berdasarkan rekomendasi pada pasien penyakit hati yaitu 40- 45 Kcal/ Kg BB kemudian ditambahkan 10 % dari kebutuhan energi tersebut untuk mengkompensai infeksi yang dialami oleh pasien. Pemberian protein 1,5 g/ Kg BB ditujukan untuk mengatasi infeksi serta kurangnya protein dalam tubuh akibat gangguan metabolism protein pada hati sehingga diberikan protein yang tinggi dan memiliki nilai biologis tinggi serta memiliki rantai cabang asam amino.protein tinggi juga diberikan agar mencukupi kebutuhan pasien sehingga terbentuk proses anabolisme protein dan bukan katabolisme protein karena dapata lebih memperberat kerja hati. Diet lemak 20 % didasarkan pada rekomendasi diet lemak pada pasien dengan penyakit hati karena pada penyakit hati, lemak tidak dapat dimetabolisme secara sempurna sehingga diberikan lemak yang mudah dicerna agar tidak memperberat kerja hati. Diet rendah serat ditujukan untuk mengurangi gejala diare sehingga pemilihan bahan makanan rendah serat dapat membantu mengurangi penarikan air dalam feses.

Rekomendasi bahanpenukardiet Golongan bahan makanan I II III IV V VI VII 7 2 3 3 5 1 5 1312,5 150 262,5 87,5 250 112,5 250 300 10,5 17,5 60 15 30 6 17,5 3,5 10,5 10 10,5 25 Jumlah penukar Energi Karbohidrat Protein Lemak

REKOMENDASI STANDAR DIET Makan Pagi Nasi tim wortel + bayam 250 gram Pisang mas 40 gram Selingan pagi Makan siang Pure alvocado 80 Nasi tim 200 gram Bola Daging semur 50 gram Tumis kacang panjang 100 gram

Tempe goreng 50 gram Pepaya 110 gram Selingan siang Puding kacang hijau vla vanila 75 gram Melon 110 gram Makan malam Nasi tim 200 gram Perkedel ayam tahu 100 gram Tumis labu siam 100 gram Apel kupas 75 gram Selingan malam Pangsit goreng isi ayam 50 gram Nilai gizi Energi : 2400 Kcal Karbohidrat : 417 gram Protein : 71,5 gram Lemak : 45,5 gram

Perbandingan rekomendasi diet dengan kebutuhan diet : Energy Kebutuhan 2475 Kcal Protein 75 gram Lemak 50 gram Rencana diet 2400 Kcal 71,5 gram % pemenuhan 96,97 % 95,33 % 45,5 gram 91 % 96,67 % Karbohidrat 431,25 gram 417 gram

1. Rencana monitoring dan evaluasi Yang diukur Antropometri BB, LILA Pengukuran Saat pulang Evaluasi/ target BB normal, LILA normal

Biokimia

hemoglobin,HCT, MCV, RDW-CV, BA, EO, monosit ,

Sesuai keputusan dokter Normal

limfosit, clorida, dan albumin.

Fisik klinik

Tekanan darah, suhu, respirasi, nadi

Sesuai keputusan dokter tetap normal

Asupan zat gizi Energi, Karbohidrat, Setiap hari Protein, Lemak, Na, cairan

Asupan minimal 90%

2. Rencana Konsultasi Gizi Sasaran Waktu Tempat Media Metode : Pasien dan anggota keluarga : Saat di bangsal : Bugenvil 1 : Leaflet diet Hati , food model : Konsultai gizi (Konseling)

Masalah gizi : makanan lemak cukup yang mudah dicerna, tinggi protein dan tinggi energi untuk mengatasi infeksi hati, rendah serat untuk mengurangi BAB encer. Tujuan : pengaturan pola makan sesuai kebutuhan sesuai proses penyembuhan infeksi dan diet untuk penderita hati, pengaturan jumlah asupan lemak dan jenis lemak dan proitein yang tidak memperberat kerja hati . pengaturan jenis serat yang dapat mengurangi masalah BAB cair dan mengatasi anemia yang diderita Konseling gizi : a. Memberikan pengetahuan mengenai pemilihan lemak mudah dicerna b. Memberikan pengetahuan mengenai pola makan tinggi energi

c. Memberikan pengetahuan mengenai asupan tinggi protein dengan pemilihan sumber protein yang tepat d. Memberika pengetahuuan bahan makanan sumber zat besi yang sesuai dengan diet penderita hati e. Memberikan alternatif pemilihan serat yang baik untuk konsidi pasien

BAGIAN 4 TINJAUAN PUSTAKA

A. SIROSIS HEPATIS 1. Pengertian Sirosis hapatis adalah penyalit hati menahun yang ditandai dengan proses peradangan, nekrosis sel hati, usaha regenerasi dan penambahan jaringan ikat difus, dengan terbentuknya nodul yang mengganggu susunan lobulus hati . Pada mekanisme terjadinya sirosis secara imunologis dimulai dengan kejadian hepatitis viral akut yang menimbulkan peradangan sel hati, nekrosis/ nekrosis bridging dengan melalui hepatitis kronik agresif diikuti timbulnya sirosis hati. Perkembangan sirosis dengan cara ini memerlukan waktu sekitar 4 tahun, sel yang mengandung virus ini merupakan sumber rangsangan terjadinya proses imunologis yang berlangsung terus sampai terjadi kerusakan hati.

2. Penyebab Sirosis hepatis terjadi karena beberapa hal, yaitu: a. Faktor makanan yaitu kekurangan vitamin A, D, E, K dan protein dalam jangka waktu lama. b. Keracunan alkohol.
Hal ini mungkin disebabkan karena alkohol yang tidak tercerna bersifat racun langsung terhadap hati.

c. Hepatitis Kronis. d. Zat-zat hepatotoxin seperti aflatoxin, karbon tetra klorida dan phosphor. e. Komplikasi diabetus Melitus (Soesirah Soetardjo. 1990).

3. Penatalaksanaan gizi Terapi diet pada penderita hepar pada prinsipnya tergantung pada gejala yang diperlihatkan pada masing masing pasien. Sebagai contoh, jika lemak tidak dapat ditolerir, diet harus rendah lemak. Jika pasien

dalam keadaan encephalopati, masukan protein harus dikurangi. Jika pasien memperlihatkan gejala asites, maka konsumsi garam harus dibatasi. Terapi diet yang diberikan pada pasien dengan penyakit sirosis hepatis bertujuan untuk memberikan makanan dengan gizi seimbang, mencegah kerusakan hati lebih lanjut tanpa memberatkan pekerjaan hati, memungkinkan hati bekerja secara efektif walaupun telah terjadi kerusakan (RSCM, Persagi, 2002). Prinsip Diit Sirosis Hepatis 1. Sirosis hepatis tanpa komplikasi (Sulaiman,dkk 1997) Energi cukup, dianjurkan 40 45 kal/kg BBI/hari Pemberian protein tergantung keadaan sirosis hepatis. Mulamula 0,8 2 gr/kg BB/hari, 60 70% berasal dari protein bernilai biologis tinggi seperti susu, telur, daging. Hidrat arang diberikan 60 70% dari total kalori, dianjurkan dari hidrat arang yang murni. Lemak dianjurkan 20% dari total kalori.

2. Sirosis hepatis dekompensasi (dengan asites dan edema) - Energi cukup, diberikan 40 45 kal/kg BB/hari. - Protein tinggi 1 2 gr/kg BB/hari. - Lemak diberikan 20% dari total energi. - Hidrat arang kurang lebih 60% dari total energi. - Cairan diberikan 1 liter / hari. 3. Sirosis hepatis dengan ensefalopati hepatik (Sulaiman,1997) Energi yang diberikan 35 40 kkal/kg BB/hari. Untuk mencegah pemecahan protein tubuh. Masukan protein dihentikan selama 2 hari pertama, 3 hari selanjutnya mulai diberikan 10 20 gr/hari, kemudian 30 40 gr/hari.
-

Lemak diberikan 20% dari total energi, pilih lemak nabati

Syarat pemberien diit pada penderita sirosis hepatis yang harus diperhatikan yaitu: 1. Mudah cerna. 2. Porsi yang diberikan kecil, tapi sering.

3. Bahan makanan yang menimbulkan gas dihindarkan. 4. Pemberian natrium dibatasi bila ada odema dan asites. 5. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan tubuh. Bisa dimulai dari cair.

B. HEPATITIS C 1. Pengertian
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya. Hepatitis C adalah virus yang menyerang hati, kebanyakan orang yang terinfeksi dengan Hepatitis C Virus (HCV) tidak memiliki gejala sama sekali. Hepatitis C merupakan salah satu dari enam virus hepatitis diidentifikasi (yang lain adalah A, B, D, E, G, tt). Semua menyebabkan hati menjadi meradang. Hepatitis C umumnya dianggap yang paling serius. Hepatitis C dapat menyebabkan kanker, gagal hati atau sirosis ireversibel dan bekas luka fatal dari hati.

2. Penyebab Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif. Virus ini merupakan anggota genushepacivirus dalam famili Flaviviridae. Terdapat tujuh

genotipe utama HCV. Di Amerika Serikat, genotipe 1 merupakan penyebab pada 70% kasus hepatitis, genotipe 2 pada 20%, dan genotipe lainnya masing-masing 1%. Genotipe 1 juga merupakan genotipe yang paling banyak ditemui di Amerika Selatan dan Eropa. Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.

Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan. Menyusui tidak menularkan Hepatitis C. Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah. Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.

3. Penatalaksanaan Gizi Diet khusus bagi penderita hepatitis dalam jumlah yang optimal membantu penyembuhan luka pada sel-sel hati dan memulihkan kekuatan hati. Selain itu, dapat meningkatkan regenerasi sel-sel hati yang rusak, memperbaiki penurunan berat badan akibat kurang nafsu makan, mual dan muntah, mencegah katabolisme protein, mencegah atau mengurangi ascites, dan koma hepatik. Dalam diet Hepatitis mencakup pemenuhan zat-zat gizi yang diperlukan tubuh, seperti : a. Kalori dalam jumlah yang tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan bertahap sesuai kemampuan penderita hepatitis. Kalori diberikan dalam jumlah tinggi karena adanya demam dan diperlukan untuk proses regenerasi jaringan serta untuk menambah persediaan tenaga. Kebutuhan kalori bersifat individual sehingga perlu perhitungan khusus. b. Protein perlu diberikan dalam jumlah yang tinggi agar dapat memperbaiki jaringan hati yang rusak dan mempertahankan fungsi-fungsi utama tubuh. Selain itu, protein merupakan agen lipotropik yang merubah lemak menjadi lipoprotein perlemakan hati. agar dapat keluar dari hati untuk mencegah

c. Pemberian lemak sesuai kondisi penderita hepatitis. Jika ada gangguan pencernaan lemak/steatorhea dan mual, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (Medium Chain Triglyserida) karena jenis lemak ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses absorpsinya. Selain itu, pemberian lemak harus dikurangi tetapi pembatasan terlalu ketat tidak dianjurkan karena akan mengurangi kelezatan makanan sehingga akan menurunkan nafsu makan. Lemak diberikan dalam mudah yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. d. Asupan Natrium diberikan dalam jumlah yang rendah, tergantung tingkat edema dan ascites e. Selain makanan, perlu suplemen B kompleks, vitamin K (untuk mencegah perdarahan), vitamin C dan Zink untuk mempercepat penyembuhan. f. Penambahan vitamin A dan D yang berlebihan sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat fungsi hati yang sakit g. Bentuk makanan diberikan dalam bentuk lunak terutama bila ada mual dan muntah.

C. COLITUS ULCERATIF 1. Pengertian Kolitis ulseratif adalah penyakit kronis dimana usus besar atau kolon mengalami inflamasi dan ulserasi menghasilkan keadaan diare berdarah, nyeri perut, dan demam. Kolitis ulseratif dikarakteristikkan dengan eksaserbasi dan remisi yang intermiten dari gejala. Serangan pertama dari penyakit ini masih mempunyai diagnosis banding yang luas (tabel 1) sehingga untuk menegakkan diagnosisnya dilakukan dengan penapisan berbagai penyebab lain (terutama penyebab infeksi) dan dengan pemeriksaan sigmoidoskopi atau kolonoskopi dengan biopsi. Serangan pertama kolitis ulseratif mempunyai gejala prodromal yang lebih lama daripada penyakit infeksi akut. Bukti pendukung diagnosis kolitis ulseratif adalah ketidak terlibatan usus kecil. Lebih dari 65% pasien pediatri dengan UC mengalami penurunan berat badan. Gangguan pertumbuhan juga terjadi selama diagnosis dan follow-up pada 15-40% anak-anak yang menderita IBD 2. Penyebab

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab colitis ulseratif, namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat factor intrinsic dan ekstrinsik yang berpengaruh, yaitu: Faktor ekstrinsik a. Diet: asupan makanan cepat saji dan gula telah dihubungkan pada banyak penelitian dengan kemungkinan menderita kolitis ulseratif. b. Infeksi: beberapa peneliti menyatakan bahwa kolitis ulseratif dapat berhubungan dengan beberapa infeksi saluran cerna yang

disebabkan oleh mikroorganisme E. Coli. Satu teori menjelaskan bahwa virus measles yang belum dibersihkan dari tubuh dengan tuntas dapat menyebabkan inflamasi kronik ringan dari mukosa usus. c. Obat-obatan: penelitian juga menunjukkan hubungan antara asupan oral pil kontrasepsi dan kolitis ulseratif dapat menyebabkan pasien menderita serangan apalagi jika mengkonsumsi antibiotik dan NSAIDs. Faktor intrinsic a. Gangguan sistem imun: beberapa ahli percaya bahwa adanya defek pada sistem imun seseorang berperan dalam terjadinya inflamasi dinding usus. Gangguan ini ada 2 jenis: Alergi: beberapa penelitian menunjukan bahwa kolitis ulseratif adalah bentuk respon alergi terhadap makanan atau adanya mikroorganisme di usus Autoimun: penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolitis ulseatif dapat merupakan suatu bentuk penyakit autoimun dimana sistem pertahanan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri. Diantaranya adalah usus besar. b. Genetik: penelitian terbaru menujukkan bahwa faktor genetik dapat meningkatkan kecenderungan untuk menderita kolitis ulseratif. c. Faktor herediter: adanya anggota keluarga yang menderita kolitis ulseratif akan meningkatkan resiko anggota keluarga lain untuk menderita penyakit serupa.

d.

Psikosomatik: pikiran berperan penting dalam menjaga kondisi sehat atau sakit dari tubuh. Setiap stres emosional mempunyai efek yang merugikan sistem imun sehingga dapat menyebabkan penyakit kronik seperti kolitis ulseratif. Terdapat fakta bahwa banyak pasien kolitis ulseratif mengalami situasi stres berat dikehidupannya.

3. Penatalaksanaan gizi Kebutuhan gizi mayoritas pasien dapat secara memadai ditangani dengan supplementasi enteral. Pasien yang memiliki penyakit yang berat mungkin memerlukan program nutrisi parenteral untuk mencapai status gizi yang baik atau dalam persiapan untuk operasi. Dalam ulcerative colitis akut yang parah, nutrisi enteral secara signifikan menghasilkan peningkatan yang lebih besar pada jumlah albumin serum, lebih sedikit efek samping yang berkaitan dengan regimen gizi, dan infeksi pasca operasi lebih sedikit, dibandingkan untuk isocaloric, atau isonitrogenous nutrition. Pertimbangan administrasi lemak. Penggunaan nutrisi parenteral memungkinkan usus beristirahat lengkap pada pasien dengan ulseratif berat, radang usus besar, yang mungkin mengubah kebutuhan proktokolektom. Pada beberapa pasien dapat terjadi penurunan kondisi ketika nutrisi parenteral dihentikan. harus diberikan untuk nilai kalori pada

BAGIAN 5. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN 1. Pengukuran status gizi berdasarkan LLA dan IMT menunjukan bahwa pasien dalam status gizi yang baik 2. Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui bahwa kadar hemoglobin rendah, HCT rendah, MCV rendah, RDW-CV tinggi, BA tinggi, EO tinggi, monosit tinggi, limfosit rendah, clorida tinggi, dan albumin rendah. 3. Dari hasil pemeriksaan fisik/klinis Tn. N diketahui bahwa tekanan darah 100/70 mmHg ,nadi, respirasi dan suhu normal,. 4. Asupan pasien berdasarkan perbandingan antara asupan oral dengan standar diet dapat digolongkan sebagai asupan yang kurang baik karena asupan tersebut baik asupan energi, lemak, dan karbohidrat tidak memenuhi 80 % dari kebutuhan yang diberikan tetapi asupan protein sudah baik karena telah memenuhi 80 % dari kebutuhan yang diberikan. SARAN

1. Memotivasi pasien untuk menjaga pola makan sesuai prinsip diet yaitu tinggi protein dan tinggi energi 2. Memotivasi pasien untuk membatasi makanan yang berlemak dan memilih lemak yang mudah dicerna dan menghindari makanan yang dapat menimbulkan gas. 3. Memotivasi pasien untuk menngasup makana rendah serat untuk mengurangi gejala BAB cair 4. Memotivasi pasien untuk menjaga asupan makanan 90 % dari kebutuhan sehari agar terhindar dari malnutrisi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Sirosis hati. Diakses dari http://www.asiancancer.com/indonesian/liver-cirrhosis/?utm_source=ggserp&utm_medium=cpc&utm_term=sirosis_hati&utm_content=&utm_campaig n=co.id&gclid=CO_h9KS597YCFZF_6wodLg4ACA anonym. 2012. Pembacaan hasil laboratorium diakses dari http://pragolo-pati.blogspot.com/2012/10/cara-membaca-hasil-tes-darah.html Imraninto. 2009. Hematochesia diakses dari http://imrannito.blogspot.com/2009/03/perdarahan-dari-anus.html Anonim. 2009. Interaksi obat diakses dari http://medicastore.com/obat/4330/OMZ_CAPSULE_7.html Almatsier,Sunita. 2010. Ilmu Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

BON KELOMPOK 8 CP : WINDI 082137440304 waktu makan nama masakan bahan makanan beras wortel bayam margarin bawang merah pisang mas alpukat tepung maizena gula pasir beras tepung beras daging giling kecap bawang merah bawang putih merica kacang panjang bawang merah bawang putih cabe merah keriting tempe pepaya kacang hijau agar - agar susu skim cair maizena melon beras tepung beras ayam giling tahu daun bawang bawang merah bawang putih merica minyak goreng tumis labu siam labu siam daun bawang Jumlah URT 1/4 cup 1 buah sdng 1 ikat 1 sdm 2 2 bh 1 bh 8 sdm 10 1/4 cup 8 sdm 1 cup 1 sdm 2 1 1/4 sdt 1/2 ikat 2 1 2 batang 2 potong 1 ptng bsr 2 1/2 sdm 1/2 sdm 1 gls 4 sdm 1 ptng bsr 1/4 cup 8 sdm 2 1/2 sdm 1/2 ptng 1 btng 2 1 1/4 sdt 1 sdm 1 bh sdng 1 btng harga (Rp) 500 3000 2000 500 500 2000 5000 1000 1000 500 1000 15000 500 500 500 300 2000 500 500 500 1000 2000 2000 500 3000 500 3000 500 1000 3000 1000 500 500 500 300 500 2000 500

pagi

nasi tim wortel + bayam

pisang mas selingan pagi avocado pure

nasi tim

bola daging semur siang

tumis kacang panjang

gram 50 50 50 10 5 40 100 40 5 50 50 50 10 5 3 2 100 5 3 5 50 110 25 3 200 20 100 50 50 25 55 5 5 3 1 10 ml 100 5

tempe goreng pepaya puding kacang hijau vla vanila melon nasi tim

selingan siang

makan malam

perkedel ayam tahu

apel kupas

selingan malam

pangsit keju isi ayam

bawang merah apel kulit pangsit ayam giling keju blok wortel peterseli minyak goreng

5 75 10 25 17,5 25 5 10 ml

2 1 bh 2 lembar 2 1/2 sdm 1/2 ptng kcl 1/2 bh kcl 3 btng 1 sdm

500 4000 3000 3000 2000 1000 1000 500 74600

jumlah harga

You might also like