You are on page 1of 43

Oleh: Masrida Sinaga, SKM, M.Kes.

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam siklus kesehatan reproduksi (mulai mampu bereproduksi atau berketurunan).

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.

Masa puber: masa mulai memproduksi hormon-hormon reproduksi, sekaligus menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan fisik pada pria dan wanita (penampilan ciri-ciri seksual sekunder: seperti rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang mendalam pada pria, serta rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita) Wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja dikenal dengan masa pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi (pada perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki).

Kadang-kadang remaja mengalami masalah dan kesulitan ketika mengalami perubahanperubahan itu. Ada rasa bingung, kesal, malu, benci, bosan, dan stres. Semua masalah itu terjadi karena remaja belum terbiasa dengan perubahan-perubahan itu. Kalau semua perasaan negatif itu dibiarkan, maka kita akan dipengaruhi dan diatur oleh perasaan-perasaan negatif itu sehingga tidak bisa lagi mengerjakan hal-hal lain dengan baik, bahkan kita bisa sakit.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut, antara lain berbicara secara terbuka (komunikasi efektif) dengan orang-orang yang kita percaya seperti teman, kakak, orang tua, dan guru. Kita juga bisa membaca bukubuku tentang pertumbuhan remaja dan pubertas agar kita tahu bahwa remaja lain di seluruh dunia juga mengalami hal yang sama.

Perjalanan sel telur pada masa pubertas (sekitar usia 11 12 th), hormon tertentu di otak mengirim berita pada indung telur untuk memproduksi hormon seks estrogen dan progesteron. Estrogen memberitahu sel telur untuk berkembang/matang. Biasanya sel telur matang satu per satu. Sekitar satu bulan satu kali indung telur melepas satu sel telur yang matang (disebut ovulasi). Sel telur atau ovum berjalan ke saluran indung telur (falopi) dan terus sampai ke rahim. Di saluran ini sel telur bisa bertemu dan bersatu dengan sperma yang masuk melalui vagina kalau terjadi hubungan seksual antara laki dan perempuan.

Perjalanan sperma. Pada masa pubertas, salah satu hormon di otak mengirim berita pada testis untuk memproduksi hormon testosteron. Salah satu sel penting yang diproduksi testis adalah sperma (100300 juta sperma per hari) berbentuk cacing atau kecebong yang sangat kecil.

Sperma berenang melalui saluran sperma (vas deferens) yang mengeluarkan cairan khusus. Ketika laki-laki sudah bisa menghasilkan sperma, maka hanya dengan satu saja sperma yang bertemu/bersatu dengan sel telur perempuan yang matang (melalui hubungan seks), maka perempuan bisa hamil dan sel telurnya bisa berkembang menjadi bayi.
9

Suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat di sini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural Bagaimana agar remaja sehat? (reproduksi)

1.

2.

3.

4.

Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja) Mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan pasangannya Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi

5. 6. 7.

8.

Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif Hak-hak reproduksi

Remaja harus mengerti bahwa begitu mendapatkan menstruasi atau mimpi basah maka secara fisik dia telah siap dihamili atau menghamili. Remaja yang sudah mengalami pubertas perlu diberitahu agar lebih berhati-hati dan bertanggungjawab dalam menggunakan organorgan reproduksinya. Remaja perlu ingat bahwa perilaku seks yang tidak aman bisa mengakibatkan banyak resiko yang dapat mengganggu masa depan dan menghalangi mereka untuk mencapai cita-cita.

a. Kehamilan Hubungan seks satu kali saja bisa menghasilkan kehamilan yang tak diharapkan. Kehamilan bisa terjadi karena organ reproduksi sudah matang. Tetapi tidak berarti remaja siap mengandung, melahirkan, dan mengasuh bayi. Justru akan banyak persoalan muncul baik secara fisik (pendarahan, keguguran, kematian), secara psikologis (takut, rasa bersalah, malu) maupun secara sosial (dikucilkan, menjadi bahan gunjingan, dikeluarkan dari sekolah, dll). Remaja laki-laki yang harus menjadi ayah juga menghadapi banyak masalah baru.

14

Kalau sampai terjadi kehamilan pada masa remaja, maka remaja bisa kehilangan banyak kesempatan untuk mencapai citacitanya. Agar terhindar dari masalahmasalah yang bisa mengacaukan masa depan itu, remaja harus bisa bersikap tegas dan mengambil keputusan UNTUK TIDAK MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS SEBELUM WAKTUNYA. Kita tidak hanya harus menghargai diri dan hidup kita sendiri tetapi juga diri dan hidup orang lain!

15

Bisa hamil atau tidaknya remaja putri bila melakukan hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali dia melakukan hubungan seksual tetapi tergantung pada kapan dia melakukan hubungan seksual (dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah sistem reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak mandul). Banyak remaja yang tidak mengetahui akan hal ini, sehingga mereka menyangka bahwa untuk hamil orang harus terlebih dahulu melakukan hubungan seksual berkali-kali.

Masa subur adalah masa dimana terjadinya pelepasan sel telur pada perempuan. Titik puncak kesuburan terjadi pada hari ke-14 sebelum masa menstruasi berikutnya. Tetapi tanggal menstruasi berikutnya sering kali tidak pasti pada remaja. Biasanya diambil perkiraan masa subur 3-5 hari sebelum dan sesudah hari ke-14 tersebut.

Pada masa remaja pencegahan kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual pada masa subur (sistem kalender), tidak dapat diandalkan. Ini disebabkan siklus menstruasi pada remaja perempuan biasanya tidak teratur.

Remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu yang megalami KTD terhadap bayi yang dilahirkanya nanti. Sehingga masa depan anak mungkin saja terlantar Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi. Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum. Karena tindakan aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman. Aborsi tidak aman berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu.

d. Aborsi Karena mengalami kehamilan yang tak direncanakan dan tak diinginkan, banyak remaja melakukan pengguguran kandungan atau aborsi. Karena takut, malu, atau cemas, biasanya mereka melakukan aborsi dengan cara-cara tidak aman sehingga sangat berbahaya bagi fisik karena bisa menyebabkan perdarahan, cacat, bahkan kematian. Selain itu usaha aborsi bisa mengganggu perasaan dan pikiran misalnya karena rasa bersalah atau takut. Gangguan ini bisa berlangsung lama sekali. Aborsi yang aman hanya bila dilakukan oleh dokter ahli. Namun demikian, aborsi tidak diperbolehkan di Indonesia.
20

Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu oleh meraka yang tidak terlatih. Perdarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindakan aborsi merupakan sebab utama kematian perempuan yang melakukan aborsi. Di samping itu aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.

Anemia (kurang darah: Hb <12 gr %) sangat terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi (terutama pada perempuan). Jika perempuan mengalami anemia maka akan menjadi sangat berbahaya pada waktu dia hamil dan melahirkan. Perempuan yang menderita anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2.5 kg). Di samping itu, anemia dapat mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja tidak mengidap anemia maka perlu dianjurkan untuk memeriksakan diri pada petugas medis. Jika ternyata remaja mengidap anemia maka perlu dianjurkan untuk makan-makanan yang bergizi atau mengkonsumsi pil besi sesuai dengan anjuran.

Usia ideal untuk hamil dan melahirkan

Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/ emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum, seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik.

Status kespro dipengaruhi juga oleh usia reproduksi sehat


menopause

menarche

pra
muda sehat tua

post

senium

12 thn

20

35/40

45

51

61

KURUN WAKTU KEHIDUPAN WANITA

Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia di bawah 20 tahun sesuai dengan Undang-undang Perkawinan No. I tahun 1979 bahwa usia minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 18 tahun. Tetapi perlu diingat beberapa hal sebagai berikut:
Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkatnya berbagai resiko kehamilan. Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kekejangan yang berkibat pada kematian Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda (dibawah 20 tahun) sering kali berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan dinding rahim.

PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.

Karena bentuk dan letak alat kelamin laki-laki berada di luar tubuh, gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan. Tanda-tanda PMS pada laki-laki antara lain:
berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis/alat kelamin, luka tidak sakit; keras dan berwarna merah pada alat kelamin, adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada saat kencing, kencing nanah atau darah yang berbau busuk, bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.

Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain:
rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin, keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.

Bagi remaja yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual, saling setia bagi pasangan yang sudah menikah, hindari hubungan seksual yang tidak aman atau beresiko, selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS, selalu menjaga kebersihan alat kelamin.

Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah gonore (GO), sifilis (raja singa), herpes kelamin, klamidia, trikomoniasis, kandidiasis vagina, kutil kelamin.

Kebanyakan PMS dapat diobati, namun ada beberapa yang tidak bisa diobati secara tuntas seperti HIV/AIDS dan herpes kelamin. Jika kita terkena PMS, satustunya cara adalah berobat ke dokter atau tenaga kesehatan, jangan mengobati diri sendiri. Selain itu, pasangan kita juga harus diobati agar tidak saling menularkan kembali penyakit tersebut.

AIDS singkatan dari Aquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Ya, karena salah satu cara penularannya adalah melalui hubungan seksual. Selain itu HIV dapat menular melalui pemakaian jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV, menerima tranfusi darah yang tercemar HIV atau dari ibu hamil yang terinfeksi virus HIV kepada bayi yang dikandungannya. Di Indonesia penularan HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual yang tidak aman serta jarum suntik (bagi pecandu narkoba).

Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Pada periode 3-4 tahun kemudian penderita tidak memperlihatkan gejala khas atau disebut sebagai periode tanpa gejala, pada saat ini penderita merasa sehat dan dari luar juga tampak sehat. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di kelenjar getah bening dan pada akhirnya bisa terjadi berbagai macam penyakit infeksi, kanker dan bahkan kematian.

Lebih aman berhubungan seks dengan pasangan tetap (tidak berganti-ganti pasangan seksual). Hindari hubungan seks di luar nikah. Menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual berisiko tinggi seperti dengan pekerja seks komersial Sedapat mungkin menghindari tranfusi darah yang tidak jelas asalnya Menggunakan alat-alat medis dan non medis yang terjamin steril.

Sampai sekarang, belum ditemukan cara pengobatan yang tuntas, saat ini yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya.

Beberapa mitos yang salah yang sering terjadi di masyarakat adalah bahwa berhubungan sosial dengan penderita HIV/AIDS akan membuat kita tertular, seperti bersalaman, menggunakan WC yang sama, tinggal serumah, atau menggunakan sprei yang sama dengan penderita HIV/AIDS.

Apa Hubungannya antara Narkoba dan Miras dengan Kesehatan Repoduksi?

Secara langsung, pecandu narkoba (khususnya mereka yang mempergunakan jarum suntik) dapat menjadi sasaran penularan HIV/AIDS. Secara tidak langsung narkoba dan miras biasanya terkait erat dengan pergaulan seks bebas. Kebiasaan menggunakan narkoba/miras dapat menurun pada sifat-sifat anak yang dilahirkan, yaitu menjadi peminum dan pecandu, atau mengalami gangguan mental/cacat. Perempuan pemakai mempunyai sikap hidup malas dan kekurangan gizi sehingga mengakibatkan bayi dalam kandungan gugur, berat lahir rendah atau cacat.

Jangan pernah berpikir untuk mencoba. Tindakan mencoba merupakan langkah awal untuk terjerumus. Dekatkan diri dengan Tuhan. Jadikan keluarga sebagai tempat perlindungan jika menghadapi suatu masalah. Carilah sahabat yang baik. Bergabunglah dengan kelompok yang memiliki tujuan yang positif. Jauhi kelompok yang tidak memiliki tujuan yang jelas.

Cerdas menggunakan media yang ada Perlu pendampingan orang tua

Kasih sayang yang cukup Pendampingan orang tua Pendidikan termasuk pendidikan agama KIE kespro remaja

Pendidikan yang baik KIE kespro remaja

Berhak memperoleh pelayanan:

Berhak memperoleh informasi: dst

standar pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas termasuk saat hamil dan melahirkan pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai pilihan, tanpa paksaan dan tidak melawan hukum Tentang seksualitas seluas-luasnya termasuk untuk remaja Tentang PMS termasuk HIV/AIDS

You might also like