Professional Documents
Culture Documents
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan rangkaian pengubah tanda dan pengubah skala serta menguasai fungsi dari masing-masing terminal sebuah IC Op-Amp. 2. Mengamati dan mengukur besarnya tegangan output untuk berbagai tegangan input.
Z 1
VS
VO
Jika Z dan Z pada gambar di atas adalah tahanan murni serta diambil Z=Z=R, maka penguatan tegangannya (amplification voltage) AV dapat dituliskan menjadi:
AV
VO VS
Z' Z AV 1 AV
Dengan demikian amplitudo output sama dengan amplitudo input tetapi fasenya berlawanan (sudut fasenya berubah 180o). Dalam hal ini rangkaian dikatakan bekerja sebagai pengubah tanda atau pembalik (sign changer or inventer).
3.2 Op-Amp Sebagai Unsur Rangkaian Pengubah Skala Jika rangkaian pada gambar 1 diambil harga Z = R dan Z = R serta R/R = k, maka:
AV
VO VS
AV AV AV
Z' Z R' R k
Dalam kondisi demikian, rangkaian tersebut berfungsi sebagai pengubah skala atau sebagai rangkaian pengganda.
3.3 Karakteristik Op-Amp Real (IC uA 741) Op-Amp yang real yang ada di pasaran mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Salah satu Op-Amp yang cukup terkenal adalah IC 741, yang skemanya tampakseperti gambar berikut.
Vcc +
2
IC 741
5 6 8 7 6 5
V input
3
Vout
4 1
IC 741
2 3 4
Vcc -
2. Impedansi out put Zout = 75 Ohm. 3. Penguat tegangan AV = 200.000. 4. Lebar pita = 1 Mega Hertz 5. Karakteristik berubah terhadap suhu. 6. CMRR = 10.000 atau lebih.
Gambar 4 4. Mentanahkan ujung kiri dari Z (input non inverting sudah ditanahkan sejaksemula). 5. Memasangkedua PSA (+Vccdan Vcc). Mentanahkan kutub neagtif PSA plus dan kutub positif PSA minus. 6. Mengamati tegangan out put. Mengatur potensi sehingga voltmeter menunjukkan nol (jangkauan ukur masih kasar). 4
7. Secara berurutan memindahkan kejangkauan ukur terhalus, mengaur potensio sedemikian sehingga voltmeter menunjuk nol. 8. Mengganti Z=.Z, dan melakukan penyetelan seperti pada langkah nomor 6 dan 7. Setelah pemasangan tegangan offset,potensio jangan disentuh. Langkah kedua adalah dengan mewujudkan rangkaian seperti gambar berikut.
R R
+12V
VS +
-12V
VO
Gambar 5 Mengambil harga R = R misalnya 10 k. Memberikan tegangan input (Vs) dengan berbagai harga dan mencatat tegangan out putnya (Vo). Mengambil harga R = Ro yang lain, dan memberikan tegangan input Vs kemudian mencatat tegangan out putnya. Melakukan langkah ini dengan menggunakan tegangan DC dan AC. Melakukan pengamatan melalui CRO, dan mencatat hasilnya pada tabel pengamatan berikut. Sumber DC AC Vs R Ro Vo
Menggunakan kembali rangkaian pada gambar 5 di atas, tetapi dengan mengambil harga R = R, misalnya R = 10 k dan R = 25 k. Memberikan tegangan jepit (Vs) dengan 5
berbagai harga dan mencatat tegangan outputnya. Mengulang langkah ini dengan variasi harga R dan R, dan menggunakan dua sumber tegangan (DC dan AC). Mencatat semua hasil pengamatan pada tabel berikut. Sumber DC AC Vs R Ro Vo
AV
VO VS
Z' Z AV 1 AV
VO AV VS
AV
Z' 1 Z
AV
AV AV AV
Z' Z R' R k
AV
VO VS
R' AV k R
Nilai Keakuratan (KR) Hasil praktikum dapat diperoleh dengan membandingkan antara penguatan hasil pengukuran melalui praktikum dengan nilai yang diperoleh secara teoritis.
Keakura tan KR
Hasil praktikum bisa diterima jika nilai perbandingannya (keakuratan) kurang dari10%.
Sumber
V1 Volt
1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
V0 Volt
10 20
10 20 30 40 50
AC
30 40 50
V1 Volt
1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
V0 Volt
10 20
20 30 40 50 60
AC
30 40 50
Av 2
V0 1,8 1 V s 1,8
V0 1,8 1 V s 1,8
Av 3
Av 4
Av 5
KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
10
Maka Akan Diperoleh Tabel Sebagai Berikut Untuk Pengubah Tanda Sumber
Z ' K
V1 Volt
V0 Volt
Av
V0 Vs
Av teori
-1 -1 -1 -1 -1
Z' Z
Kr
1 1
1 1 1 1 1
AC
1 1 1
Av 2
Av 3
11
Av 4
Av 5
KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
12
Maka Akan Diperoleh Tabel Sebagai Berikut Untuk Pengubah Skala Sumber
Z ' K
V1 Volt
V0 Volt
Av
V0 Vs
Av teori
-2 -2 -2 -2 -2
R' Z
Kr
2 2
AC
2 2 2
13
teori yang ada. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kesalahan ataupun kendala-kendala yang dihadapi selama percobaan. Hasil yang berbeda dengan teori dan data yang kurang lengkap disebabkan oleh kesalahan ataupun kendala-kendala yang dihadapi selama percobaan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut. 1. 2. Sulitnya merangkai alat agar dapat berfungsi sebagai penguat inverting. Keadaan CRO yang tidak terlalu presisi atau tidak dalam kondisi yang bagus menyebabkan praktikan tidak memperoleh data berupa gambar sinyal tegangan input dan tegangan output. 3. Kekurang pahaman mengenai cara penggunaan dan mengkalibrasi CRO agar fungsinya sesuai dengan tujuan percobaan yang akan dicari. Misalnya, mengatur chanel dan menyetel tegangan dan waktu standar yang akan digunakan dalam CRO. 4. Sulitnya membaca tegangan output dan input dalam CRO karena sinyal yang diperoleh terkadang bergerak dan mempengaruhi hasil pengamatan. 5. Sulitnya mencari tegangan offset sehingga waktu percobaan menjadi sangat lama.
Jawaban : 1. Dua dalil yang digunakan sebagai dasar dalam penerapan Op-Amp sebagai unsure rangkaian hitung analog adalah: A. Jika Op-Amp digunakan dalam daerah linier, maka dua ujung input berada pada potensial yang sama.
14
Hal ini dijelaskan sebagai berikut: jika misalnya dua input tersebut tidak berada pada potensial yang sama, maka beda potensial tersebut akan diperkuat puluhan ribu kali sehingga outputnya menjadi sangat besar. Padahal kenyataanya menunjukkan bahwa output maksimumnya sekitar 12 sampai 15 Volt. B. Tidak ada arus yang mengalir dalam kedua inputnya. Dalil yang kedua ini didasarkan atas kenyataan bahwa impedansi inputnya sangat besar sehingga praktis tidak ada arus yang mengalir dalam inputnya.
2. Tujuan pemasangan offset adalah karena Op-Amp yang merupakan rangkaian terintegrasi (IC) terdiri atas lapisan-lapisan yang halus dan peka yang mudah rusak jika terkena tegangan-tegangan yang tidak seimbang. Oleh karena itu sebelum menggunakan Op-Amp pada suatu rangkaian sebaiknya dilakukan pemasangan tegangan offset terlebih dahulu agar lapisan IC tidak rusak dan data yang diperoleh lebih valid.
3. Simpulan yang diperoleh dari hasil percobaan pada langkah butir 2 dan butir 3 adalah bahwa letak perbedaan antara rangkaian pengubah tanda dan pengubah skala adalah pada rangkaian pengubah tanda besar tegangan input hamper sama dengan tegangan output, sedangkan pada rangkaian pengubah skala besar tegangan out put merupakan kelipatan dari tegangan input dengan factor pengali k yang diperoleh dari hasil perbandingan antara R dan R.
15
16
X. Kesimpulan
1. Gambar berikut merupakan rangkaian Op-Amp.
Z
Z 1
VS
VO
Letak perbedaan antara rangkaian pengubah tanda dan pengubah skala adalah pada rangkaian pengubah tanda besar tegangan input hamper sama dengan tegangan output, sedangkan pada rangkaian pengubah skala besar tegangan out put merupakan kelipatan dari tegangan input dengan factor pengali k yang diperoleh dari hasil perbandingan antara R dan R. Fungsi masing-masing terminal Op-Amp (IC uA 741) adalah sebagai berikut.
IC 741
1 2 3 4
Keteranganmasing-masing terminal: Terminal 1 = offset nul 1 = N1 Terminal 2 = inverting input Terminal 3 = non inverting input Terminal 4 = - Vcc = ke PSA negatif 17
Terminal 5 = offset nul 2 = N2 Terminal 6 = Output Terminal 7 = +Vcc = ke PSA positif Terminal 8 = NC ( No Connection) 2. Tabel AC Ri R f Sumber
Ri K
R f K
V1 Volt
1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
V0 Volt
10 20
10 20 30 40 50
AC
30 40 50
Tabel AC Ri R f Sumber
Ri K
R f K
V1 Volt
1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
V0 Volt
10 20
20 30 40 50 60
AC
30 40 50
18
3. Sumber
Z ' K
V1 Volt
V0 Volt
Av
V0 Vs
Av teori
-1 -1 -1 -1 -1
Z' Z
Kr
1 1
1 1 1 1 1
AC
1 1 1
Su mber
Z ' K
V1 Volt
V0 Volt
Av
V0 Vs
Av teori
R' Z
Kr
2 2
-2 -2 -2 -2 -2
AC
2 2 2
19
DAFTAR PUSTAKA
Hill Frederick J & Peterson, Gerald R. (198). Switching Theory and Logical Design. New York: John Wiley & Sons Millman, Jacob & Halkias, Cristos C. (1972) Integrated Electronics: Analog and Digital Circuits and System Tokyo: Mc. Graw-Hill International Book Company. Sadia,I Wayan. 1992. Buku Panduan Elektronika II (Elektronika Analog). Diktat Kuliah Sadia,I Wayan. 1992. LKM Elektronika II (Elektronika Analog). Diktat Kuliah(tidak diterbitkan).
20
LAMPIRAN-LAMPIRAN
21