You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Di dalam agama islam terdapat hukum-hukum yang ada mesti kita taati, sumber hukum tersebut berasal dari Al-Quran dan Hadist, selain itu ada sumber yang yang lain yang berasal dari pendapat-pendapat para ulama yang dinamakan dengan ijtihad yang berasal dari mazhab mereka sendiri. Mazhab yang terkenal ini ada beberapa yang di akui oleh umat islam diantaranya: Mazhab Hanafi, Mazhab Hambali, Mazhab Syafii, Mazhab Maliki. Perkembangan mazhab tersebut sangat pesat dikarenakan beberapa faktor, diantaranya : 1. Pendapat mereka dibukukan, tidak seperti ulama salaf. 2. Adanya murid yang menyebarkan, mempertahankan, membela pendapat mereka. 3. Adanya kecenderungan jumhur ulama yang menyarankan agar keputusan yang diambil oleh hakim harus berasal dari suatu mazhab sehingga dalam berpendapat, tidak adanya dugaan yang negatif karena mengikuti hawa nafsu dalam mengadili. Didalam perkembangannya ada yang berdampak positif seperti yang telah yang dipaparkan oleh penulis di atas tadi, selain itu juga ada dampak negatif. Dampak negatifnya adalah adanya persaingan untuk menyaingi mazhab-

mazhab lain, kemudian juga adanya penafsiran-penafsiran yang berbeda diantara ahli fiqh, yang mengakibatkan terjadinya keruntuhan fiqih islam yang berlangsung pada abad ke 4 H sampai akhir abad ke 13 H. Ini sering disebut dengan penutupan ijtihad. periode taqlid dan pintu

Selain mazhab diatas ada juga mazhab yang lain yang merupakan mazhab yang perpecahan dari mazhab yang diatas tadi, mazhab ini dinamakan dengan mazhab Syiah, yang dulunya merupakan mazhab yang politik yang digunakan Khalifah Syaidina Ali dalam kekhalifahan. Mazhab yang lain muncul adalah Mazhab Khawarij. Mazhab yang telah musnah. Mazhab ini akhirnya tidak terpakai karena kalah dalam persaingan mazhab. Untuk lebih jelas penulis akan memaparkan pada bab selanjutnya. B. Rumusan masalah 1. Bagaimana mazhab-mazhab dalam hukum islam 2. Bagaimana prinsip-prinsip mazhab hukum islam 3. Bagaimana perkembangan mazhab C. Tujuan 1. Mengetahui mzhb-mzhb dalm hukum islam 2. Mengetahui prinsip-prinsip mazhab dalam hokum islam 3. Mengethui perkembangan mazhab

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mazhab Menurut bahasa mazhab berasal dari kata mazhab berasal dari yang artinya pergi, sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat : 1. Menurut Said Ramdhani Al-Buthi, Mazhab adalah Jalan pikiran

(paham/pendapat) yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam menetapkan suatu hukum islam dari Al-Quran dan Hadist. 2. Menurut K.H.E Abdurrahman, Mazhab dalam istilah islam berarti pendapat, paham atau aliran seorang alim besar dalam islam yang digelari imam seperti mazhab Abu Hanifah, Hambali, Maliki, dan lain-lainnya 3. Menurut A.Hasan, Mazhab adalah sejumlah fatwa atau pendapat-pendapat seorang alim besar dalam urusan agama, baik dalam masalah ibadah ataupun lainnya. Jadi mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam mujtahid dalam memecahkan masalah atau mengistinbatkan hukum islam.

B. Ruang lingkup dari pembahasan mazhab Di dalam mazhab kita mengetahui bahwa pembahasannya lebih banyak kepada ilmu tentang pendapat-pendapat para fuqaha beserta dalil yang mengenai masalah, baik disepakati ataupun yang tidak disepakati, maupun yang diperselisihkan dengan membandingkan dalil masing-masing yaitu dengan cara mendiskusikan dalil yang dikemukakan oleh mujtahid pendapat yang paling kuat dalilnya. untuk menemukan

C. Tujuan dan Manfaat 1. Untuk mengetahui pendapat para Imam Mazhab dalam berbagai masalah yang diperselisihkan hukumnya disertai dalil-dalil atau alasan yang dijadikan dasar bagi setiap pendapat dan cara-cara istinbat hukum dari dalilnya oleh mereka. 2. Untuk mengetahui dasar dan qaidah yang digunakan oleh setiap Imam Mazhab dalam mengistinbatkan hukum dari dalil-dalinya. 3. Dengan memperhatikan landasan berfikir para Imam Mazhab, orang yang melakukan studi perbandingan mazhab dapat mengetahuinya bahwa dasardasar mereka pada hakikatnya tidak keluar dari nushush Al-Quran dan

Sunnah dengan perbedaan interpresentasinya atau mereka mengambil qiyas, maslahah mursalah, istihab atau prinsip-prinsip umum dalam nash syariat islam dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat yang digali berdasarkan Al-Quran

D. Macam-macam dan Sejarah Perkembangan Mazhab Dalam hukum islam mazhab dikelompokkan menjadi beberapa kelompok : Mazhab ini lebih banyak menggunakan akal dalam berijtihad, seperti Imam Abu Hanafi, beliau adalah Imam yang sangat rasional, yang mendasarkan ajarannya dari Al-Quran dan Hadist, Ijma, Qiyas, Istihsan. Beliau tidak mengarang kitab, tapi muridnyalah yang menyebarkan ajarannya, kemudian menulis beberapa kitabnya dalam bentuk mazhab yang

penyebarannya dilakukan ke Turki, Afganistan, Pakistan, India, Irak dl

a. Al-Hadist 1) Mazhab Hanafi Nama lengkap dari Abu Hanifah adalah Abu Hanifah Al-Nukman Bin Tsabit Ibn Zutha Al-Tamyi. Dan lebih dikenal dengan Abu Hanifah. Abu Hanifah adalah pendiri dari mazhab hanafi yang lebih dikenal dengan Al-Imam Al-Azam yang berarti imam terbesar. Menurut sejarahnya ada beberapa faktor ia dipanggil Abu Hanifah. Dipanggil demikian karena ia mempunyai putera yang bernama Hanifah. Menurut kebiasaan nama anak menjadi nama panggilan bagi ayahnya yang memakai kata abu (bapak) sehingga ia dikenal dengan Abu Hanifah. Ada juga yang mengatakan bahwa Abu Hanifah ini selalu bermain dengan tinta, sedangkan menurut bahasa arab kata Hanifah berarti tinta (dawat). Abu Hanifah senatiasa mencatat dengan tintanya untuk mencatat sumber. Ada juga yang mengatakan bahwa Abu Hanifah berarti rajin, taat ibadah dan sungguh-sungguh. Karena Hanifah berasal dari kata hanif yang berarti cenderung kepada hal yang baik dan benar. Pada awalnya Abu Hanafi belajar nahwu, syaraf, qiraat, dan ilmu yang berkembang pada masa itu, setelah itu ia belajar ilmu fiqh di Kuffah, dan belajar dengan guru besar yang ada pada masa itu seperti Al-Qamah Bin Qais, Al-Qadhi Syuriah. Setelah itu ia beberapa kali ke Hijaz untuk mendalami ilmu fiqh dan akhirnya ia berhasil mendidik dan menempa ratusan murid serta mengeluarkan fatwa-fatwa yang masih terkenal sampai saat sekarang. Abu Hanifah dikenal sebagai ulama Ahl Al-Rayi. Dalam menetapkan suatu hukum islam dia mengistinbatkan suatu hukum itu
5

ilmu

yang

ia

peroleh

dari

berbagai

dengan Al-Quran dan Hadist, dan juga beliau menggunakan nalar, beliau menggunakan rayi dari kahabar ahad, apabila terdapat Hadist yang bertentangan beliau menggunakan qiyas dan istihsan dalam menetapkan hukum. Adapun metode istidlal yang digunakan oleh Abu Hanifah dapat dipahami, bahwa dalam suatu kesempatan Abu Hanifah pernah berkata: Pertama saya mencari hukum dalam Al-Quran, kalau tidak ada saya cari dalam Sunnah Nabi, kalau juga tidak ada saya pelajari fatwa-fatwa para sahabat dan saya pilih anggapan yang paling kuat, kalau orang melakukan ijtihad, sayapun melakukan ijtihad. Selain itu ia juga tidak terlalu fanatik terhadap pendapatnya, ia pernah mengatakan, ini pendapat saya, kalau ada orang yang

membawa pendapat yang lebih kuat, maka itulah yang benar, dari kata-katanya diatas nampak bahwa Abu Hanifah dalam beristidlal atau menetapkan hukum syara yang tidak ditetapkan dhalalahnya secara Qathi dari Al Quran dan Hadist yang diragukan keshahihannya, ia selalu menggunakan rayu dan selalu selektif dalam menerima Hadist beliau juga berpegang kepada qiyas istihsan dan urf. Melihat

perkembangan zaman yang terus bergulir, dan masyarakat yang terus berubah maka sejak awal para tokoh mazhab telah melakukan ijtihad yang sesuai dengan kondisi pada saat itu. Abu Hanifah terkadang menolak sebuah Hadist yang diragukan keshahihannya, melalui metode qiyas ia selalu mengaitkan Al-Quran yang disesuaikan dengan pada tiap ragam kondisi yang ada, karena Hanafi selalu menetapkan hukum berdasarkan Al-Quran, Hadist, Ijma, Qiyas, dan Istihsan, karena itu mazhab Hanafi dikenal dengan Mazhab Rayi. Adapun karya-karyanya yang ada didalam bukunya Jamil Ahmad menyatakan ada tiga karya besar Fiqh Akbar,Al-Alim Wal AlMutalim dan Musnad Fiqh Akbar, kemudian murid-muridnya seperti
6

Abu Yusuf Yakub Ibn Ibrahim Al-Anshary, Muhammad Ibn Hasan Al-Syaibany,Zufar Ibn Huzail Ibn Al-Kufi, Al Hasan Ibn Ziyad AlLuluiy. Dari keempat muridnya itu mereka menerbitkan Al-Kutub AlSittah : Kitab Al-Mabsuth. Kitab Al-Ziyadat. Kitab Al-Jami Al-Shaghir. Kitab Al-Jami Al-Kabir. Kitab Al-Syair Al-Shaghir. Kitab Al-Syair Al-Kabir. Dengan karya-karyanya itu ia berpengaruh besar terhadap agama islam dan tersebar ke seluruh pelosok negara. 2) Imam Malik Nama lengkapnya Abu Abdillah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Abu Amir Ibn Al-Haris beliau adalah keturunan bangsa arab dusun Zu Ashabah, sebuah kota di Himyar, di yaman. Ibunya bernama Siti Al-Aliyah Binti Syuraik Ibn Abd. Ia adalah seorang yang mulia, baik hati dan suka belajar ilmu pengetahuan, pelajaran pertama yang ia pelajari adalah Al-Quran dan kemudian mempelajari Hadist Nabi SAW. Sebagai seorang ahli Hadist ia sangat menjunjung tinggi Hadist, sebelum belajar Hadist ia berwudu dulu dan memakai alas sembahyang. Adapun guru yang pertamanya adalah Imam

Abd.Rahman Ibn Hurmuz. Kemudian ia belajar ilmu fiqh kepada ulama besar di kota Madinah yang bernama Rabiah Al-Rayi, kemudian ia mempelajari ilmu Hadist kepada Imam Nafi Maulana Ibnu Umar dan juga Imam Ibn Syihab Al-Zuhry.
7

Imam Maliki mempunyai kesamaan dengan Imam Abu Hanafi, ia adalah seorang yang taat ibadah, rajin, sungguh-sungguh dan senang mempelajari ilmu. Ia adalah seorang ulama besar dalam Ilmu Hadist dan terkadang kalau meriwayatkan sebuah fatwa ia sangat memperhatikan dan sangat hati-hati sekali, seperti yang terungkap dalam perkataannya sebuah Saya tidak pernah Hadist,

meriwayatkan

adapun metode istidlal yang digunakan olehnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma Ahl Al-Madinah, Fatwa Sahabat, Khabar Ahad Dan Qiyas, Al-Istihsan, Al-Mashlalah Al-Mursalah, Saad Al-Zarai, Istishab, Syaru Man Qoblana Syarun Lana. Adapun karya-karya dari Imam Malik diantaranya, kitab Muwaththa, AlMudawanah sahabat yang membantu Al-Qubra, di antara

mengembangkan mazhabnya

adalah: Usman Ibn Al-Hakam Al-Juzami, Abdurrahman Ibn Khalid Ibn Yazid Ibn Yahya, Abd.Rahman Ibn Al-Qasyim, Asyab Ibn Abd Aziz Ibn Abd AlHakam, Haris Ibn Miskin dan orang - orang yang ada dimasa mereka. 3) Imam Syafii Imam Syafii dilahirkan di Gazah pada bulan Rajab tahun 150 H. Menurut sebuah riwayat mengatakan bahwa pada masa ini wafatnya Imam Hanafi, nama lengkap dari Imam Syafii adalah Abdillah Muhammad Ibn Idris Ibn Abbas Ibn Syafii Ibn Said Ibn Ubaid Ibn Yazid Ibn Hasyim Ibn Abd Al-Muththalib Ibn Abd AlManaf Ibn Qushay Al Quraisyiy. Pada umur 7 tahun Imam Syafii ia telah mengafal AlQuran, ia mempelajari Al-Quran pada Ismail Ibn Qastantin, qori kota Mekkah, kemudian Imam Syafii pergi ke kota Mekkah
8

menuju suatu dusun Bani Huselam, kurang lebih 10 tahun untuk mempelajari bahasa arab, ia tinggal di Huzail. Dengan alasan ingin memahami isi Al-Quran, ia sungguh-sungguh mempelajari bahasa arab. Sebelum ia mempelajari ilmu Fiqh dan Hadist, ia tertarik juga kepada puisi dan syair dan Sastra Arab, kemudian ia belajar Hadist dari Imam Malik di Madinah. Dalam usia 13 tahun ia telah menghafal Al-Muwaththa, sebelumya ia juga sudah pernah belajar Hadist pada Sufyan Ibn Uyainah salah satu tokoh Hadist terkemukan di Mekkah. Dan kemudian ia mengunjungi beberapa negara dan menetap di sana dengan alasan untuk belajar Fiqh, Hadist, dan lainnya sampai umurnya 34 tahun dan tahun 198 H ia meninggal dan di kuburkan di Mekkah, ia dikuburkan di suatu tempat di Qalah yang bernama Mishru Al-Qadimah. Adapun pemikiran akan Imam Syafii dalam

mengistinbatkan hukum adalah Al-Qiran, Ijma, Qiyas. Kitab yang ditulis oleh Imam Syafii seperti : Al-Umm dan Ar-Risalah (yang diriwayatkan oleh muridnya). Kemudian kitab yang ditulis oleh muridnya seperti : Mukhtasyar oleh Al-Muzani, dan Al-Mukhtasyar oleh AlBuwaithy. Adapun kitab yang lain baik yang ditulisnya sendiri ataupun yang didiktekan oleh muridnya, seperti: Kitab Al-Risalah, tentang Ushul Fiqh ( riwayat Rabi). Kitab Al-Umm yang di dalamnya dihubungkan dengan kitab lain seperti Kitab Ikthilaf Abi Hanifah Wa Ubn Abi Laila. Kitab Khilaf Ali Wa Ibn Masud, sebuah kitab yang
9

menjelaskan tentang perselisihan antara Ali dengan Ibn Masud. Kitab Ikhtikaf Malik Wal Syafii. Kitab Jamai AlIlmi.Kitab Al-Radd Ala Muhammad Ibn Hasan. Kitab Syair Al-Auzaiy. Kitab Ikhtilaf Al-Hadist. Kitab Ibthalu Al-Istihsan. Mazhab Imam Syafii tersebar ke Irak, Khurasan, Pakistan, Syam, Yaman, Persia, Hijaz, India, dan daerah Afrika dan Andalusia, penyebarannya bukan hanya berada di negara bagiam timur tapi juga masuk ke beberapa negara yang ada di barat, Eropa dan bahkan Indonesia sendiri. Penyebaran di Indonesia disebabkan karena beberapa faktor : Adanya hubungan Indonesia dengan negara Mekkah,

khususnya

dalam menunaikan ibadah haji, dan muslimin

Indonesia yang ingin belajar agama di Mekkah yang memakai Mazhab Syafii. Hijrahnya kaum muslimin dari Hadhramaud ke Indonesia adalah salah satu sebab tersiarnya Mazhab Syafii ke Indonesia. Pemerintah kerajaan islam memerintahkan untuk memakai ajaran Mazhab Syafii yang menjadi haluan hukum di Negara Indonesia. Para pegawai jawatan dahulu, hanya terdiri dari ulama Mazhab Syafii karena belum ada yang lain. 4) Imam Ahmad Ibn Hanbal Imam Hanbal dilahirkan di Bagdad pada tahun 164H. Di tempat kediaman ayahnya kota Marwin, di wilayah Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muahmmad Ibn Hanbal Ibn Asad Ibn Idris Ibn Abdullah Ibn Hasan Al-Syaibany. Ia lahir di kalangan keluarga terhormat, yang memiliki kebesaran jiwa,
10

kekuatan kemauan, kesabaran dan ketegaran. Dalam kehidupan sehari-harinya Imam Hanbal mempunyai gaya hidup yang sederhana, sejak kecil ia sudah tertarik kepada ilmu pengetahuan, rajin dan sungguhsungguh. Imam Hanbal adalah fuqaha ke empat. Ia terkenal dengan Wara, Zuhud, Amanah dan ia hafal Al-Quran dan senang mempelajari bahasanya. Setelah itu ia mulai mengarang dan menerbitkan kitabkitab seperti kitab fiqh. Pada mulanya ia belajar fiqh pada Abu Yusuf salah satu murid Abu Hanifah, kemudian ia beralih ke Hadist dan belajar pada tokoh hadist yang ada pada masa itu. Ia medapatkan guru-guru terkenal seperti Sufyan, IbnUyainah, Ibrahim Ibn Saad dan Yahya Ibn Qathan. Adapun metode pemikiran dan metode istidlalnya Imam Hanbal sebagai berikut: Al-Quran. Sunnah Nabi SAW. Fatwa para sahabat. Hadist Murshal dan Dhaif. Qiyas.

Kemudian karya yang disusun oleh Imam Hanbal adalah.: Kitab Al-Musnad. Kitab Tafsir Al-Quran. Kitab Nasikh Wa Al-Mansukh. Kitab Al-Mukhaddam Wa Al-Muakhhkoa Fi Al-Quran. Kitab Jawabatu Al-Quran. Kitab Al-Tharikh. Kitab Al-Manasiku Al-Hadist. Kitab Al-Manasiku Al-Shaqir. Kitab Thaatu Al-Rasul.
11

Kitab Al-Shalah. Kitab-kitab ini tersebar luas ke daerah seperti Bagdad, Syam

dan ke daerah yang disebarluaskan oleh muridnya. 1. Mazhab Syiah Selain golongan Sunni, golongan Syiah juga memiliki mazhab mereka sendiri. Pada awalnya banyak mazhab yang terdapat pada golongan Syiah. Namun dalam

perkembangannya, saat ini hanya ada tiga mazhab yang masih bertahan. Ketiga mazhab tersebut adalah Itsna 'Asyariah (paling banyak diikuti), Ismailiyah dan Zaidiyah. Di dalam keyakinan utama Syi'ah, Ali bin Abu Thalib dan anak-cucunya dianggap lebih berhak untuk memegang tampuk

kepemimpinan sebagai khalifah dan imam bagi kaum muslimin. Di antara ketiga Mazhab Syi'ah terdapat perbedaan dalam hal siapa saja yang menjadi imam dan pengganti para imam tersebut pada saat ini. Mazhab Ja'fari Mazhab Ja'fari atau Mazhab Dua Belas Imam (Itsna 'Asyariah) adalah mazhab dengan penganut yang terbesar dalam Muslim Syi'ah. Dinisbatkan kepada Imam ke-6, yaitu Ja'far Ash-Shadiq Bin Muhammad Bin Ali Bin Husain Bin Ali Bin Abi Thalib. Keimaman kemudian berlanjut yaitu sampai Muhammad Al-Mahdi Bin Hasan Al-Asykari Bin Ali Al-Hadi Bin Muhammad Al-Jawad Bin Ali Ar-Ridha Bin Musa Al-Kadzim Bin Ja'far Ash-Shadiq. Mazhab ini menjadi mazhab resmi dari Negara Republik Islam Iran.

12

Mazhab Ismailiyah Mazhab Ismailiyah atau Mazhab Tujuh Imam

berpendapat bahwa Ismail Bin Ja'far adalah Imam pengganti ayahnya Jafar As-Shadiq, bukan saudaranya Musa Al-Kadzim. Dinisbatkan kepada Ismail Bin Ja'far Ash-Shadiq Bin Muhammad Bin Ali

Bin Husain Bin Ali Bin Abi Thalib. Garis Imam Ismailiyah sampai ke imam-imam Aga Khan, yang mengklaim sebagai keturunannya. Mazhab Zaidiyah Mazhab Zaidi atau Mazhab Lima Imam berpendapat bahwa Zaid Bin Ali merupakan pengganti yang berhak atas keimaman dari ayahnya Ali Zainal Abidin, ketimbang saudara tirinya, Muhammad Al-Baqir. Dinisbatkan kepada Zaid Bin Ali Bin Husain Bin Ali Bin Abi Thalib. Setelah kematian imam ke-4, Ali Zainal Abidin, yang ditunjuk sebagai imam selanjutnya adalah anak sulung beliau yang bernama Muhammad Al-Baqir, yang kemudian diteruskan oleh Ja'far Ash-Shadiq. Zaid Bin

Ali menyatakan bahwa imam itu harus melawan penguasa yang zalim dengan pedang. Setelah Zaid bin Ali syahid pada masa Bani Umayyah, ia digantikan anaknya Yahya Bin Zaid.

13

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Di dalam agama islam terdapat hukum-hukum yang ada mesti kita taati, sumber hukum tersebut berasal dari Alquran dan Hadist, selain itu ada sumber yang yang lain yang berasal dari pendapat-pendapat para ulama yang dinamakan dengan ijtihad yang berasal dari mazhab mereka sendiri. Mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam mujtahid dalam memecahkan masalah atau mengistinbatkan hukum islam. Dalam hukum islam mazhab dibagi menjadi beberapa kelompok : 1. Mazhab Ahl Al-Sunnah Wal Al-Jamaah a. Ahl Al-Rayi b. Al-Hadist Imam Hanafi ,Imam Malik ,Imam Syafii ,Imam Ahmad Ibn Hanbal ,Mazhab Syiah, Mazhab Ja'fari, Mazhab Ismailiyah, Mazhab Zaidiyah B. Saran Segala puji bagi Allah SWT,yang karena karunianya,akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah kami.semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatnya kepada kami untuk membuat karya yang lebih baik untuk waktu-waktu yang akan datang. Kami berharap sekali-kritik dan saran dari para pembanca sangat kami harapkan.semoga dapat menjadi khazana baru buat kami untuk karya kami berikutnya.

14

DAFTAR PUSTAKA

M.Bahri Ghazali-Jumadris,Perbandingan Agama,Jakarta:Pedoman Ilmu. Yanggo,Huzaimah Tahid,MA,Dr.Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta : Perpustakaan Nasional. Mughniyah,Muhammad Jawad,Fiqh Lima Mazhab,Jakarta:Lentera.

Ibrahim Hosen,Fiqh Perbandingan,Jakarta:Yayasan Ihya Ulumudin.

http://islamlib.com/id/artikel/urgensi-islam-mazhab-indonesia/ http://forum.wgaul.com/archive/thread/t-19155-Sejarah-Mazhab-danHukum-Bermazhab.html http://kajianislam.wordpress.com/2008/04/23/penegak-mazhabukhuwah/ http://www.syahadat.com/islam/fiqih/283-mazhab-dalam-islam-

15 iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya untuk Allah SWT. Yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam senantiasa dicurahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan segenap keluarganya serta orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan makalah ini sangat diharapkan dari para pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, April 2013

Penulis

ii 16

MAKALAH

Di susun oleh : Fakhriyah annisa

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU (IAIN) 2013

17

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2 C. Tujuan ....................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian mazhab ................................................................... 3 B. Ruang lingkupdari pembahasan mazhab ................................... 3 C. Tujuan dan manfaat .................................................................. 4 D. Macam-macam dan sejarah perkembangan mazhab ................. 4

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 14 B. Saran .......................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA

iii 18

You might also like