You are on page 1of 8

BAB IV METODOLOGI

4.1. Disain Kegiatan Adapun disain kegiatan intervensi dalam magang masyarakat di Kelurahan Bojongsari Lama ini menggunakan metode pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-test & post-test. Perbedaan pre-test dan post test digunakan untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan yang diharapkan setelah pemberian intervensi kepada sasaran pada setiap penyuluhan, seperti ada tidaknya peningkatan pengetahuan sasaran terkait materi intervensi. Pre-test sebagai observasi pertama dilakukan sebelum intervensi (perlakuan) dan post-test sebagai obeservasi kedua dilakukan setelah pemberian intervensi (perlakuan). Adapun untuk pembagian pre-test & post-test dibagikan kepada peserta penyuluhan yang memenuhi kriteria tertentu yaitu tidak mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. Namun, dalam desain kegiatan intervensi yang diterapkan ini memiliki kelemahan, yaitu tidak adanya jaminan bahwa perubahan yang terjadi merupakan dampak dari perlakuan (intervensi) karena desain ini tidak menggunakan kelompok kontrol. Kelompok kontrol berperan sebagai pembanding untuk melihat perbedaan antara yang diberi perlakuan dengan yang tidak diberi perlakuan. Selain itu, mahasiswa juga melakukan kegiatan konseling setelah penyuluhan, atau dengan cara door to door mengungjungi rumah warga yang bersangkutan. Adapun metode yang diterapkan dalan konseling ini adalah wawancara mendalam atau in depth interview. 4.2. Waktu dan Tempat Kegiatan Kegiatan magang masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2012. Secara keseluruhan, kegiatan magang masyarakat ini berlokasi di Kelurahan Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari, Depok. Namun, kegiatan pengambilan data tidak hanya dilakukan di Kelurahan Bojongsari Lama,
108 Universitas Indonesia

109

tetapi juga dilakukan di Puskesmas Duren Seribu yang terletak di Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Duren Seribu, Depok. Pelaksanaan intervensi melalui penyuluhan dilakukan ke seluruh RW yang terdapat di Kelurahan Bojongsari Lama, yaitu pada 13 RW dengan total posyandu sebanyak 14 posyandu. Khusus untuk intervensi pada anak sekolah dasar dilakukan di dua sekolah dasar negeri yang berlokasi di kelurahan Bojongsari lama yaitu SDN 01 Bojongsari dan SDN 03 Bojongsari. Untuk pelaksanaan intervensi melalui program konseling di lakukan dengan metode door to door ke rumah warga yang bersangkutan, juga pada saat penyuluhan di pengajian dan saat kegiatan posyandu berlangsung. 4.3. Sasaran Intervensi 4.3.1. Populasi Sasaran Intervensi Populasi sasaran intervensi adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari, Depok, yang terdiri atas 13 RW dengan total posyandu sebanyak 14 posyandu. Sasaran intervensi MP-ASI dan Gizi Seimbang di lakukan di beberapa RW yaitu RW 05, 06, 07, 08, 09, 12, 14. Khusus untuk RW 06, intervensi dilakukan dengan metode indept interview atau wawancara mendalam melalui konseling gizi. Sasaran primer dalam intervensi MP-ASI adalah bagi Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil dan menyusui. Sasaran intervensi Jajan Sehat di peroleh dari siswa-siswi sekolah dasar negeri yang berolakasi di Kelurahan Bojongsari Lama, yaitu SDN 01 Bojongsari dan SDN 03 Bojongsari. Sasaran intervensinya hanya bagi siswa-siswi yang sedang duduk di kelas 5 (lima). Sasaran intervensi Gastritis diperoleh dari beberapa RW yaitu RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, 08, 09, 10, 11, 12, 13. Dengan sasaran primer yaitu kaum dewasa dengan rentang usia 20 tahun hingga 45 tahun. Sasaran intervensi Hipertensi diperoleh dari hampir di semua RW yaitu di RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, 08, 09, 10, 11, 12, 13. Sasaran primer dalam intervensi Hipertensi ini adalah bagi kaum lanjut usia yaitu yang termasuk dalam kelompok umur usia pertengahan atau prelansia dan kelompok usia lanjut.

Universitas Indonesia

110

4.3.2. Sasaran Primer Sasaran primer untuk intervensi MP-ASI dan Gizi seimbang adalah wanita usia subur (WUS) yang tergolong ibu hamil dan ibu menyusui. Sasaran primer untuk intervensi Jajan Sehat adalah siswa-siswi sekolah dasar yang terpilih dan sedang duduk di kelas 5 (lima). Sasaran primer untuk intervensi Gastritis adalah kelompok umur dewasa dengan rentang usia 20 hingga 45 tahun. Sedangkan untuk sasaran primer intervensi Hipertensi adalah kelompok umur usia pertengahan atau prelansia dan kelompok umur lansia. Sasaran primer konseling sama dengan sasaran primer pada penyuluhan. Hanya saja, sasaran yang diberikan konseling sebelumnya belum pernah diberikan penyuluhan dan mengalami masalah kesehatan yang menjadi topik konseling. 4.4. Media Komunikasi Informasi Edukasi 4.4.1. Media Intervensi MP-ASI dan Gizi Seimbang Media intervensi MP-ASI dan Gizi Seimbang dalam kegiatan penyuluhan seperti yang disarankan oleh beberapa pihak terkait dalam hal ini adalah dosen pembimbing, para kader, bidan desa maupun dokter kepala Puskesmas yaitu flipchart, kalender dan booklet. Flipchart sebagai media primer diharapakan mampu memberikan gambaran secara detail mengenai materi yang telah dirangkum dan dapat dengan mudah dimengerti oleh para peserta penyuluhan. Untuk kalender sebagai media sekunder, diperuntukkan untuk kader dan dipasang di posyandu agar setiap orang yang berkunjung ke posyandu dapat mengingat kembali materi yang pernah disampaikan dalam penyuluhan yang diberikan. Untuk booklet, dijadikan sebagai buah tangan kepada setiap peserta penyuluhan untuk dibawah pulang ke rumah masing-masing, dengan harapan booklet tersebut dapat dibaca saat waktu luang untuk menambah pengetahuan mereka.

4.4.2. Media Intervensi Jajan Sehat pada Anak Sekolah Dasar Media intervensi Jajan Sehat yang diterapkan dalam kegiatan penyuluhan maupun konseling adalah poster dan sampul buku. Hal ini merupakan hasil
Universitas Indonesia

111

pertimbangan antar anggota kelompok bersama pihak-pihak terkait yaitu dosen pembimbing dan pihak sekolah. Adapun alasan pemilihan poster dan sampul buku ini secara umum dikarenakan media ini terlihat menarik bagi anak-anak sekolah dasar sehingga mempermudah dalam proses penyampaian informasi ketika memberikan intervensi dalam setiap penyuluhan yang diberikan.

4.4.3. Media Intervensi Gastritis Media yang digunakan dalam intervensi Gastritis adalah poster dan kalender. Alasan pemilihan media ini dikarenakan tipe media ini cukup menarik perhatian bagi sasaran primer dalam intervensi ini. Media primer dalam intervensi ini adalah poster yang berisi perpaduan antara gambar dan tulisan yang bertujuan menjelaskan inti dari materi yang dipaparkan saat penyuluhan maupun saat konseling. Sedangkan kalender sebagai media sekunder diperuntukkan agar sasaran dapat sering terpapar dengan media ini, dengan harapan sasaran tetap mengingat materi yang ddisampaiakan dalam intervensi sebelumnya disetiap penyuluhan.

4.4.4. Media Intervensi Hipertensi Media intervensi Hipertensi yang digunakan adalah flipchart, poster dan pembatas kitab. Pemilihan media ini melalui pertimbangan kesukaan sasaran primer. Dimana sebagai besar sasaran primer yang merupakan kaum usia lanjut, maka dari itu flipchart sebagai media primer dibuat seemikian rupa agar terlihat jelas, menarik dan mudah dipahami oleh sasaran primer.

4.5.

Metode Intervensi Dalam intervensi pada kegiatan magang masyarakat ini penyuluh dituntut

dapat menyampaikan materi yang telah disiapkan dan telah dirangkum dalam setiap media KIE yang telah dipersiapkan. Keberhasilan penyuluh dalam
Universitas Indonesia

112

menyampaikan materi dalam setiap kesempatan penyuluhan akan memperngaruhi hasil dan tingkat keberhasilan dalam kegaiatan magang masyarakat ini. Dalam kegiatan magang masyarakat ini dilakukan penyuluhan dan konseling. Adapun untuk penyuluhan dilakukan di acara pengajian maupun saat kegiatan posyandu. Penyuluhan yang dilakukan kepada setiap sasaran dilakukan secara langsung dengan menggunakan media KIE sebagai media perantara untuk memaparkan inti dari materi dalam setiap tema penyuluhan yang diangkat. Adapun peserta dalam penyuluhan ini sebagian besar adalah sasaran primer untuk setiap tema yang diangkat. Untuk penentuan jadwal penyuluhan, disesuaikan dengan jadwal pengajian maupun jadwal kegiatan posyandu yang telah dikonfirmasi sebelumnya saat Lokakarya Mini (Lokmin) saat di kantor Kelurahan Bojongsari Lama, Depok. Adapun konfirmasi disampaikan sehari sebelum acara penyuluhan kepada setiap kader ataupun ketur majelis Talim tempat pengajian berlangsung. Untuk proses pelaksanaan penyuluhan diawali enagn pembukaan dan perkenalan. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembagian kelompok kecil dengan materi penyuluhan berdasarkan karateristik sasaran yang disesuaikan dengan topik penyuluhan yang akan diberikan. Setelah pembagian kelompok kecil selesai, kemudian salah seorang anggota kelompok akan bergabung dalam kelompok kecil sebagai fasilitator dalam pemberian intervensi. Saat berada dalam kelompok kecil, fasilitator kembali memperkenalkan diri kepada setiap peserta penyuluhan. Setelah perkenalan, dilanjutkan dengan pembagian pre-test kepada peserta penyuluhan yang memenuhi kriteria yaitu tidak mengalami kesulitan yang bermakna dalam membaca dan menulis. Setelah pengerjaan pre-test selesai, dilanjutkan dengan pemaparan materi intervensi yang disalurkan kepada setiap peserta penyuluhan melalui media KIE yang telah dipersipakan. Kemudian, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Seusai sesi tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan pengisian post-test. Setelah post-test selesai dikerjakan, dilanjutkan dengan pembagian souvenir, dan diakhiri dengan kuis tentang materi yang sebelumnya diberikan dalam penyuluhan serta pembagian hadiah kepada pemenang. Setelah semuanya selesai, diakhiri dengan penutupan dan ucapan terima kasih.
Universitas Indonesia

113

Untuk kegiatan konseling dilakukan pada saat penyuluhan berlangsung kepada sasaran yang mengalami masalah kesehatan yang bersangkutan. Namun, terkadang, konseling juga dilakukan dengan metode door to door yaitu dengan mengunjungi rumah sasaran yang bersangkutan. Untuk konseling pada anak sekolah dasar dilakukan setelah penyuluhan selesai.

4.6.

Pengumpulan Data Adapun instrumen yang diberikan kepada setiap peserta penyuluhan pada

4.6.1. Instrumen kegiatan magang masyarakat ini adalah pre-test dan post-test dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda terkait dengan materi yang disampaikan saat intervensi. Pre-test diberikan sebelum intervensi dan post-test diberikan setelah intervensi. Hasil dari data pre-test dan post-test sebagai instrumen dapat menggambarkan keberhasilan mahasiswa dalam melakukan setiap penyuluhan. 4.6.2. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data pada awal kegiatan menggunakan metode wawancara dengan pihak yang terkait misalnya, Kepala Puskesmas Duren seribu, Kepala Lurah Bojongsari Lama, Bidan Desa, para kader posyandu, pengawai puskesmas, kepala bagian Gizi Puskesmas dan tokoh masyarakat. Untuk pengumpulan data analisis perilaku pada tahap perencanaan KIE menggunakan metode Focus Group Discussion. Sedangkan pengumpulan data saat intervensi, mahasiswa menggunakan metode penyuluhan dengan one group pre-test & post-test.

4.7. Pengolahan dan Analisis Data 4.7.1. Pengolahan Data Adapun yang diperoleh dari pengumpulan data seteleh penyuluhan adalah berupa jawaban hasil pengisian terhadap pre-test dan post-test yang diberikan. Kemudian, jawaban hasil pengisian pre-test dan post-test tersebut diolah dan diinterpretasikan agar diperolah hasil dari kegiatan penyuluhan yang dilakukan.
Universitas Indonesia

114

Dapun tahap-tahap yang dilakukan untuk mengolah dan menginterpretasikan hasil data yang diperoleh adalah data coding, data editing, data entry, dan data cleaning. 4.7.1.1.Data Coding Mengklasifikasi dan memberi kode semua data untuk memudahkan dalam menganalisis. Data yang diperoleh dari hasil pengisian pre-test dan post-test diberi kode sehingga memudahkan proses pengolahan data. Data tersebut dimasukkan ke dalam buku kode untuk memudahkan peneliti dalam proses pengkodean. 4.7.1.2.Data Editing Sebelum masuk ke proses pemasukan data, dilakukan proses penyuntingan data untuk mengecek apakah ada data yang belum terisi lengkap atau data yang missing. Jika ditemukan data yang belum terisi lengkap atau data yang missing, makan data tersebut tidak dipakai. 4.7.1.3.Data Entry Data yang telah melewati proses data editing dan data coding dimasukkan ke dalam software untuk diolah dan dianalisis secara komputerisasi dengan menggunakan microsoft excel dan SPSS versi 16.0. 4.7.1.4.Data Cleaning Setelah semua data dientry, kemudian dilakukan pengecekan ulang agar tidak ada kesalahan dalam pemasukan data. Data yang telah masuk diperiksa kembali untuk memastikan data yang telah dikumpulkan bersih dari kesalahan pemberian kode dan proses pemasukan. 4.7.2. Analisis Data Dalam menganalisis data, mahasiswa menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. Jenis analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis univariat.
Universitas Indonesia

115

4.7.2.1.Analisis Univariat Analisis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel-variabel yang diteliti. Analisis ini digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi setiap variabel dan hasil masing-masing pre-test dan post-test yang merupakan data dependen.

Universitas Indonesia

You might also like