You are on page 1of 160

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI

Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto (08 522 200)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi ini dengan lancar. Praktikan telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan laporan praktikum ini dengan sebaik mungkin, tetapi praktikan menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu praktikan mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan laporan ini. Terimakasih praktikan ucapkan kepada : 1. M. Ragil Suryoputro, S.T. selaku kalab. Ananlisis Perancangan Kerja dan Ergonomi. 2. Assisten pembimbing Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi atas segala bimbingan dan dukungan selama proses praktikum. 3. Rekan rekan praktikan Laboratorium APK dan E sebagai teman dalam menempuh praktikum. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi secara khusus dan Jurusan Teknik Industri secara umum.

Yogyakarta, 10 Mei 2011

Praktikan

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i Kata Pengantar ...................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................... iii Cover Antropometri Abstrak BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 1 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 3 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 6 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 8 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 18 Daftar Pustaka Lampiran Cover Micromotion Study Abstrak BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 19 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 21 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 25 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 28 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 34 Daftar Pustaka Lampiran Cover Biomekanika BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 35 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 37 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 41 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 44 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 49 Daftar Pustaka Lampiran Cover Lingkungan Kerja Fisik iii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 50 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 52 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 56 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 59 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 70 Daftar Pustaka Lampiran Cover Fisiologi BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 71 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 73 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 76 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 79 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 93 Daftar Pustaka Lampiran Cover Work Sampling BAB I Pendahuluan ............................................................................................... 94 BAB II Landasan Teori.......................................................................................... 96 BAB III Metode Penelitian .................................................................................... 99 BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................................... 102 BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 110 Daftar Pustaka Lampiran Kartu asistensi

iv

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI (ANTROPOMETRI)

Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto (08 522 200)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK
PT. Eagle Eyes merupakan perusahaan multinasional asal Jepang yang memproduksi mouse. Perusahaan tersebut memiliki cabang di Indonesia. Namun customer di Indonesia mengeluh karena mouse tidak nyaman untuk digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh standar pembuatan mouse yang menggunakan dimensi orang luar negri. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka PT. Eagle Eyes bekerjasama dengan PT. Ergonomic Design Centre untuk melakukan penelitian dalam membuat mouse yang ergonomis bagi orang Indonesia. Dalam penelitian tersebut PT. Ergonomic Design Centre menggunakan ilmu antropometri untuk mendapatkan mouse yang ergonomis. Antropometri merupakan studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Dimensi tubuh manusia di Indonesia berbeda dengan dimensi tubuh orang barat karena faktor suku bangsa/ etnis yang berbeda. Disamping itu dimensi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Untuk melakukan penelitian maka digunakan beberapa data-data dimensi tubuh manusia. Data-data tersebut kemudian diolah menggunakan metode kecukupan data, keseragaman data dan persentil. Setelah dilakukan pengolahan data maka dapat diperoleh bahwa data-data yang diolah telah mencukupi dan berada dalam batas kontrol. Dan Precentil yang digunakan adalah 50 atau rata-rata agar produk mouse dapat merata digunakan oleh semua orang. Kata kunci : Antropometri, ergonomi, manusia, dimensi tubuh

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Antropometri merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan penerapannya untuk kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia. Data antropometri sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. PT. Eagle Eyes merupakan perusahaan multinasional asal Jepang yang memproduksi mouse. Perusahaan tersebut memiliki cabang di Indonesia. Namun customer di Indonesia mengeluh karena mouse tidak nyaman untuk digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh standar pembuatan mouse yang menggunakan dimensi orang luar negri. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka PT. Eagle Eyes bekerjasama dengan PT. Ergonomic Design Centre untuk melakukan penelitian dalam membuat mouse yang ergonomis bagi orang Indonesia. Dalam penelitian tersebut PT. Ergonomic Design Centre menggunakan ilmu antropometri untuk mendapatkan mouse yang ergonomis. Dimensi tubuh manusia di Indonesia berbeda dengan dimensi tubuh orang barat karena faktor suku bangsa/ etnis yang berbeda. Disamping itu dimensi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan pekerjaan. Untuk melakukan penelitian maka digunakan beberapa data-data dimensi tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah data yang diteliti telah cukup dan seragam sesuai dengan perhitungan kecukupan data, keseragaman data dan presentil? 2. Bagaimanakah analisis terhadap kecukupan data, keseragaman data dan presentil kasus diatas? 3. Apakah mouse yang di buat sudah memenuhi kriteria ergonomi?

1.3 Batasan Masalah Untuk mempercepat proses penelitian, mengurangi biaya penelitian dan memdapatkan penelitian yang akurat maka penelitian ini memiliki sekup bahasan dengan batasan sebagai berikut : 1. Perhitungan mengunakan 30 sampel data antropometri, 15 putri dan 15 putra dari bank data Antropometri Laboratorium APK dan E. 2. Dimensi yang digunakan Untuk mendesain sebuah mouse minimal 6 dimensi.

1.4 Objek Pengamatan Obyek pengamatan dalam penelitian ini adalah 15 orang putra dan 15 putri yang kemudian akan diambil data dimensi tubuh mereka. Dimensi yang digunakan untuk mendesain mouse adalah data antropometri tangan, antara lain panjang tangan (Pt), panjang telapak tangan (Ptt), panjang jari telunjuk (Pjl), lebar jari telunjuk (Ljl), tebal jari telunjuk (Tjl), panjang jari tengah (Pjt).

1.5 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mampu mengetahui interaksi antara manusia, mesin, peralatan, bahan, maupun lingkungan kerjanya. 2. Mampu memahami adanya sejumlah data antropometri dan menggunakannya untuk perancangan / pengaturan sistem kerja. 3. Membekali mahasiswa dengan konsep berpikir (prosedural) penganalisaan dan perancangan.

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Antropometri Istilah anthropometry berasal dari kata anthropos (man) yang berarti manusia dan metron (measure) yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk, baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang. Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan, yaitu: a. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat. b. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu. Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa dirubah-rubah. c. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lainlain. Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu diamati adalah seperti Berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dan lain-lain.

Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmen-nya. Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : 1. Perancangan areal kerja ( work station, interior mobil, dll). 2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll). 3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll). 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu: 1) Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam. 2) Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu: a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet. b) Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk. c) Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, diantaranya:

a) Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60 tahun. b) Jenis Kelamin Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. c) Suku Bangsa (Etnis) Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis. d) Pekerjaan Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti: a) Cacat tubuh, Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang- orang cacat. b) Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan, Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain. c) Kehamilan (pregnancy), Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu.

BAB III METODE PENGAMATAN

3.1 Flowchart
Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement)

Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai

Pemilihan sampel yang akan diambil datanya

Penentuan kebutuhan data

Penentuan sumber data & pemilihan persentil yang akan dipakai

Penyiapan alat ukur yang akan dipakai

Pengambilan data

Pengolahan data

Analisis hasil rancangan

Gambar 3.1 Flowchart

Tahapan perancangan sistem kerja work space design dengan memperhatikan faktor antropometri secara umum adalah sebagai berikut (Roevuck, 1995): 1. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannya ( establish requirement) 2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai 3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya 4. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil) 5. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan persentil yang akan dipakai 6. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai 7. Pengambilan data 8. Pengolahan data - Uji kenormalan data - Uji keseragaman data - Uji kecukupan data - Perhitungan persentil data 9. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan - Posisi tubuh secara normal - Kelonggaran (pakaian dan ruang) - Variasi gerak 10. Analisis hasil rancangan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Tabel 4.1 Data Operator No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Herdi Juni Ansyah Ikhsan Hikhmawan Yohan Arya Prasetya Dosi Sumardi Ardi Wahyu Utama Lesly Zakaria Gilang Jesi Ananda Fantomy Eka Agastara Shofa Reza Chusnufam Hendi Dwi Pramadhan Rio Ade Rakhmanto Valdy Galih Saputra Abdul Hafit Satrianto Aditya Murti Aji P Dwi Eka Purnomo Sari Annisa Amelia Hanifa Frylie Frescia Falen Yulia P Adinegara Paramitha F Aldiani Puspasari Beatriz Ferra Ani Farida Ika Rachmawati Luthfina Aryani Indri Astuti Roro Ismi M P Anestya P Kristina Damayanti Yaumil Amalia Maya Margareta Pt 18 19,5 19,5 17,6 18,2 20,5 19,5 19,1 20 18,4 17,6 18,7 19,4 18,4 19,6 16,6 16,9 17,3 18,5 17 15,7 17,2 18,7 16 17 18,4 17 17 16 19 Ptt 10 10 10,7 9,6 10,5 11,7 11,3 11 11,7 10,2 10,1 11,7 11,3 11 11,3 10 10 10,2 11 7 8,3 10,3 10,6 9 10 9,7 10 9,5 8,5 11 Pjl 5,8 7,3 7,3 6,6 7,1 8 7,3 7,1 9 7,7 7,4 7,4 7,5 6,8 8 6,4 6,3 6,1 7,3 8,5 8,3 7,7 8 7 6,7 7 7 7 6,5 7 Ljl 2 2,2 2,5 2,6 2,8 2,4 1,7 1,18 1,9 2,3 1,8 2,4 1,98 2,1 2 2 2,8 2 2,7 1,4 2,4 3 3 1,8 2 1,7 2,1 1,7 1,4 2,2 Tjl 1,3 1,8 2,4 1,3 2,4 1 1,5 1,55 1,6 1,4 1,7 2,2 1,67 1,7 1,7 1,3 1,5 1,4 2,2 1,4 1,6 2,2 2,1 1 2 1,4 0,9 2 1,2 1,5 Pjt 7,3 8,8 8,4 7,7 8 9,1 8,5 7,6 8,7 8,2 7,9 8,2 8,1 7,8 8,6 7,2 7 7,8 7,8 9,5 9 8 9,2 7,2 8,1 7,8 8 8 6,5 7,8

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Pengolahan Data Manual a. Uji Kecukupan Data Panjang Tangan (Pt) [ [ ] ]

7,71

Panjang Telapak Tangan (Ptt) [ [ ] ]

16,75

Panjang Jari Telunjuk (Pjl) [ [ ] ]

15,10

10

Lebar Jari Telunjuk (Ljl) [ [ ] ]

73,14

Tebal Jari Telunjuk (Tjl) [ [ ] ]

96,46

Panjang Jari Tengah (Pjt) [ [ ] ]

10,90

11

b. Uji Keseragaman Data Panjang Tangan (Pt) [ ]

[ 1.63

BKA = + K = 18.08 + 3 x (1.63) = 22.97 BKB = K = 18.08 - 3 x (1.63) = 13.19 Panjang Telapak Tangan (Ptt) [ ]

[ 1.14

BKA = + K = 16.96 + 3 x (1.14) = 20.38 BKB = K = 16.96 - 3 x (1.14) = 13.54 Panjang Jari Telunjuk (Pjl) [ ]

[ 0,51

BKA = + K = 13.28 + 3 x (0,51) = 14,81 BKB= K = 13.28 - 3 x (0,51) = 11,75

12

Lebar Jari Telunjuk (Ljl) [ ]

[ 0,22

BKA= + K = 9.45 + 3 x (0,22) = 10,11 BKB= K = 9.45 - 3 x (0,22) = 8,79

Tebal Jari Telunjuk (Tjl) [ ]

[ 0,17

BKA= + K = 17.02 + 3 x (0,17) = 17,53 BKA= K = 17.02 - 3 x (0,17) = 16,51

Panjang Jari Tengah (Pjt) [ ]

[ 0,46

BKA= + K = 11.78 + 3 x (0,46) = 13,16 BKB= K = 11.78 - 3 x (0,46) = 10,4

13

c. Percentil Panjang Tangan (Pt) P5 = -1,645 = 18.08 - 1,645 x (1,63) = 15.40 P50= = 18.08 P95= +1,645 = 18.08 + 1,645 x (1,63) = 20.75 Panjang Telapak Tangan (Ptt) P5 = -1,645 = 10,24 - 1,645 x (1.14) = 8,37 P50= = 10,24 P95= +1,645 = 10,24 + 1,645 x (1.14) = 12,11 Panjang Jari Telunjuk (Pjl) P5 = -1,645 = 7,24 - 1,645 x (0,51) = 6,40 P50= = 7,24 P95= +1,645 = 7,24 + 1,645 x (0,51) = 8,08 Lebar Jari Telunjuk (Ljl) P5 = -1,645 = 2,14 - 1,645 x (0,22) = 1,78 P50= = 2,14 P95= +1,645 = 2,14 + 1,645 x (0,22) = 2,49 Tebal Jari Telunjuk (Tjl) P5 = -1,645 = 1,63 - 1,645x (0,17) = 1,36 P50= = 1.63 P95= +1,645 = 1,63 + 1,645 x (0,17) = 1,90 Panjang Jari Tengah (Pjt) P5 = -1,645 = 8,06 + 1,645 x (0,46) = 7,31 P50= = 8,06 P95= +1,645 = 8,06 - 1,645 x (0,46) = 8,81

14

4.2.2 Pengolahan Data SPSS a. Uji Normalitas Data (Terlampir) b. Percentil (Terlampir) Langkah langkah SPSS : 1. Input data nilai dimensi pada data view. 2. Masuk ke variable view, kemudian kolom name di ganti nama dimensi. 3. Pengolahan data : a) Klik analyze, pilih descriptive statistics, kemudian explore. b) Masukkan semua variabel sebagai dependent variables. c) Checklist both pada toolbox display. d) Pilih statistic: checklist descriptive, percentiles, kemudian continue. e) Pilih plots: checklist none pada boxplots, stem and leaf pada descriptive. f) Checklist normality plots with test, kemudian continue. g) Pilih options: checklist exclude cases listwise, kemudian continue. h) Klik continue. Hasil pengolahan data ditampilkan pada output.

4.2.3 Analisis Data a. Analisis Data Manual 1. Analisis Kecukupan Data a. Panjang Tangan (Pt) N < N yaitu 7,71 < 30 maka data dinyatakan cukup. b. Panjang Telapak Tangan (Ptt) N < N yaitu 16,75 < 30 maka data dinyatakan cukup c. Panjang Jari Telunjuk (Pjl) N < N yaitu 15,10 < 30 maka data dinyatakan cukup d. Lebar Jari Telunjuk (Ljl) N < N yaitu 7,14 < 30 maka data dinyatakan cukup e. Tebal Jari Telunjuk (Tjl) N < N yaitu 9,46 < 30 maka data dinyatakan cukup f. Panjang Jari Tengah (Pjt) N < N yaitu 10,90 < 30 maka data dinyatakan cukup

15

2. Analisis Keseragaman Data a. Panjang Tangan (Pt) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam b. Panjang Telapak Tangan (Ptt) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam c. Panjang Jari Telunjuk (Pjl) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam d. Lebar Jari Telunjuk (Ljl) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam e. Tebal Jari Telunjuk (Tjl) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam f. Panjang Jari Tengah (Pjt) Semua data ada pada batas control maka data dinyatakan seragam

3. Analisis Percentil Data a. Panjang Tangan (Pt) Menggunakan dimensi ruang dengan P50 yaitu 18.08 cm untuk membuat badan mouse. b. Panjang Telapak Tangan (Ptt) Menggunakan dimensi ruang dengan P50 yaitu 10,24 cm agar punggung mouse nyaman saat dipegang. c. Panjang Jari Telunjuk (Pjl) Tinggi Siku Berdiri menggunakan P50 yaitu 7,24 cm untuk menentukan jarak left click agar pas. d. Lebar Jari Telunjuk (Ljl) Menggunakan P50 yaitu 2,14 cm agar jari telunjuk dan jari tengah tidak berdempetan. e. Tebal Jari Telunjuk (Tjl) Menggunakan P50 yaitu 1,63 cm agar ketinggian mouse dapat diperhitungkan. f. Panjang Jari Tengah (Pjt) Menggunakan dimensi ruang dengan P50 yaitu 8,06 cm untuk memperhitungkan jarak right click sehingga nyaman digunakan.

16

b. Analisis Data SPSS 1. Analisis Normalitas Data Ho: Data Normal H1: Data tidak Normal Jika < 0.05, maka Ho ditolak, Jika > 0.05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal. Maka : a. Panjang Tangan (Pt) Nilai Signifikansi 0,2 sehingga Ho diterima atau data (Pt) berdistribusi normal normal. b. Panjang Telapak Tangan (Ptt) Nilai Signifikansi 0,2 sehingga Ho diterima atau data (Ptt) berdistribusi normal normal. c. Panjang Jari Telunjuk (Pjl) Nilai Signifikansi 0,148 sehingga Ho diterima atau data (Pjl) berdistribusi normal normal. d. Lebar Jari Telunjuk (Ljl) Nilai Signifikansi 0,2 sehingga Ho diterima atau data (Ljl) berdistribusi normal normal. e. Tebal Jari Telunjuk (Tjl) Nilai Signifikansi 0,19 sehingga Ho diterima atau data (Tjl) berdistribusi normal normal. f. Panjang Jari Tengah (Pjt) Nilai Signifikansi 0,002 sehingga Ho diterima atau data (Pjt) berdistribusi normal normal.

17

4.2.4 Analisis Produk

Gambar 4.1 Disain mouse dibuat menggunakan software Auto CAD berdasarkan ukuran dimensi tubuh yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya. Dimensi tubuh yang digunakan antara lain panjang tangan (Pt), panjang telapak tangan (Ptt), panjang jari telunjuk (Pjl) dan panjang jari tengah (Pjt).

18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan kecukupan data, keseragaman data, perhitungan persentil dan analisis ketiga perhitungan, maka dapat diketahui bahwa : 1. Data-data yang digunakan telah memenuhi kriteria kecukupan data. Sedangkan menurut analisis perhitungan keseragaman data, maka data-data yang digunakan berada pada batas kontrol. 2. Menurut analisis perhitungan kecukupan data, keseragaman data dan persentil maka dapat diketahui bahwa data telah cukup dan berada pada batas kontrol. 3. Berdasarkan perhitungan persentil tiap dimensi dengan P 50 maka dapat

diketahui nilai dari tiap dimensi, yakni Panjang tangan (Pt) 18.08 cm, Panjang telapak tangan (Ptt) 10,24 cm, Panjang jari telunjuk (Pjl) 7,24 cm, Lebar jari telunjuk (Ljl) 2,14 cm, Tebal jari telunjuk (Tjl) 1.63 cm, Panjang jari tengah (Pjt) 8,06 cm.

5.2 Saran Produk yang telah didesain diharapkan bisa menjadi produk nyata agar dapat langsung diuji coba oleh pemakai sehingga dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari desain mouse tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Modul Antopometri Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Anggawisata, Sutalaksana. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung, 1979. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Study Gerak dan Waktu. Edisi pertama. Jakarta:Penerbit PT. Guna Widya, 1995. Pulat. Fundamental of Industrial Ergonomics. 1992.

LAMPIRAN

Lampiran Output SPSS. Output Normalitas Data SPSS Output Percentil SPSS

Case Processing Summary Cases Valid N Pt Ptt Pjl Ljl Tjl Pjt 30 30 30 30 30 30 Percent 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% N 0 0 0 0 0 0 Missing Percent .0% .0% .0% .0% .0% .0% N 30 30 30 30 30 30 Total Percent 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Descriptives Statistic Pt Mean 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 17.7333 17.2637 18.2029 Std. Error .22961

5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Ptt Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Pjl Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound

17.7407 18.0000 1.582 1.25762 15.00 20.00 5.00 2.00 -.125 -.538 9.9667 9.5808 10.3525 10.0556 10.0000 1.068 1.03335 7.00 11.00 4.00 1.25 -1.135 1.212 7.24 6.97 7.50 7.22 7.20 .511 .715 6 9 3 .427 .833 .131 .427 .833 .18866

Interquartile Range Skewness Kurtosis Ljl Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Tjl Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Pjt Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound

1 .349 .295 1.7333 1.5155 1.9511 1.7037 2.0000 .340 .58329 1.00 3.00 2.00 1.00 .086 -.357 1.63 1.47 1.78 1.62 1.55 .166 .408 1 2 2 1 .324 -.578 8.06 7.81 8.31 8.06 8.00 .427 .833 .124 .427 .833 .074 .427 .833 .10649

Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis

.458 .677 6 10 3 1 .053 .155 .427 .833

Percentiles Percentiles 5 Weighted Average(Definition 1) Pt Ptt Pjl Ljl Tjl Pjt Tukey's Hinges Pt Ptt Pjl Ljl Tjl Pjt Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Pt Ptt Pjl Ljl Tjl Pjt .153 .280 .110 .343 .129 .118 Df 30 30 30 30 30 30 Sig. .069 .000 .200* .000 .200* .200* Statistic .941 .826 .983 .745 .954 .979 Shapiro-Wilk df 30 30 30 30 30 30 Sig. .099 .000 .889 .000 .219 .794 15.5500 7.5500 5.96 1.0000 .96 6.78 10 16.0000 8.1000 6.31 1.0000 1.02 7.20 25 17.0000 9.7500 6.78 1.0000 1.38 7.78 17.0000 10.0000 6.80 1.0000 1.40 7.80 50 18.0000 10.0000 7.20 2.0000 1.55 8.00 18.0000 10.0000 7.20 2.0000 1.55 8.00 75 19.0000 11.0000 7.70 2.0000 2.00 8.52 19.0000 11.0000 7.70 2.0000 2.00 8.50 90 19.0000 11.0000 8.27 2.0000 2.20 9.09 95 20.0000 11.0000 8.72 3.0000 2.40 9.33

a. Lilliefors Significance Correction

Percentiles Percentiles 5 Weighted Average(Definition 1) Pt Ptt Pjl Ljl Tjl Pjt Tukey's Hinges Pt Ptt Pjl Ljl Tjl *. This is a lower bound of the true significance. 15.5500 7.5500 5.96 1.0000 .96 6.78 10 16.0000 8.1000 6.31 1.0000 1.02 7.20 25 17.0000 9.7500 6.78 1.0000 1.38 7.78 17.0000 10.0000 6.80 1.0000 1.40 50 18.0000 10.0000 7.20 2.0000 1.55 8.00 18.0000 10.0000 7.20 2.0000 1.55 75 19.0000 11.0000 7.70 2.0000 2.00 8.52 19.0000 11.0000 7.70 2.0000 2.00 90 19.0000 11.0000 8.27 2.0000 2.20 9.09 95 20.0000 11.0000 8.72 3.0000 2.40 9.33

Pt
Pt Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1,00 4,00 8,00 8,00 7,00 2,00 15 . 16 . 17 . 18 . 19 . 20 . 0 0000 00000000 00000000 0000000 00

Stem width: 1,00 Each leaf: 1 case(s)

Pjt
Pjt Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1,00 Extremes (=<6,5) 4,00 7 . 0223 8,00 7 . 67888889 9,00 8 . 000011224 4,00 8 . 5678 3,00 9 . 012 1,00 9. 5 Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)

Tjl
Tjl Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1,00 10,00 11,00 8,00 0. 9 1 . 0023334444 1 . 55556667778 2 . 00122244

Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)

Ljl
Ljl Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 10,00 ,00 18,00 ,00 2,00 1 . 0000000000 1. 2 . 000000000000000000 2. 3 . 00

Stem width: 1,00 Each leaf: 1 case(s)

Pjl
Pjl Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 1,00 3,00 4,00 13,00 3,00 4,00 1,00 1,00 5. 8 6 . 134 6 . 5678 7 . 0000011333344 7 . 577 8 . 0003 8. 5 9. 0

Stem width: 1 Each leaf: 1 case(s)

Ptt
Ptt Stem-and-Leaf Plot Frequency Stem & Leaf 3,00 Extremes (=<8,0) 4,00 9 . 0000 ,00 9. 13,00 10 . 0000000000000 ,00 10 . 10,00 11 . 0000000000 Stem width: 1,00 Each leaf: 1 case(s)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI (MICROMOTION STUDY)

Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto (08 522 200)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK

Micrmotion Study adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Adapun metode yang biasa digunakan dalam Micromotion Study yaitu work factor system, basic motion dan micromotion time measurement (MTM). PT Best Light adalah sebuah PT yang bergerak dalam bidang pembuatan Berbagai jenis Steker . Berbagai jenis produk steker yang dibuat hamper 90 % mendekati optimal. Terdapat 1 Jenis steker yaitu steker T yang belum optimal dalam hal dalam penentuan waktu bakunya sehingga kurang effisienya waktu hal tersebut juga dipengaruhi layout yang digunakan . Oleh karena itu PT Best Light Ingin mendisain dua layout tempat kerja untuk pekerjanya. Ada layout awalan dan layout usulan. Ternyata dari dua layout tersebut outputnya tidak sama. Seorang mahasiswa Teknik Industri diminta oleh perusahaan tersebut untuk mencari tahu layout mana yang lebih produktif. Dan kemudian dia melakukan penelitian dengan mengamati elemen gerakan pekerja denga menggunakan webcamp. Selain itu dia juga mengukur jarak masing-masing part dari pusat tubuh. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa layout usulan merupakan layout yang lebih produktif, dengan waktu siklus 29 detik dan waktu bakunya 11.47 detik. Kata kunci : Methods Time Measurement, Waktu Siklus, Waktu Baku, Micromotion Study

19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Analisa operasi kerja adalah prosedur untuk menganalisa operasi kerja baik yang menyangkut suatu elemen-elemen kerja yang bersifat produktif atau tidak dengan tujuan memperbaiki metode kerja. Kegiatan ini merupakan cara untuk menaikan jumlah produk per satuan waktu dan untuk mengurangi unit cost. MTM (Methods Time Measurement) adalah suatu sistem penetapan waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. MTM mempunyai keunggulan pre-determained artinya metoda ini dapat mendeteksi waktu penyelesaian suatu pekerjaan dalam suatu metoda yang diusulkan sebagai alternatif, sebelum metoda kerja tersebut diterapkan atau dijalankan. Dengan metoda MTM ini dapat diketahui gerakan-gerakan yang dilakukan oleh operator dalam melakukan pekerjaan, baik yang dikerjakan dengan tangan kiri maupun tangan kanan dan meminimasi waktu yang dibutuhkan bagi seorang pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data menggunakan alat bantu handycam untuk merekam pekerjaan perakitan steker. Pengamatan yang dilakukan kali ini adalah untuk mengoptimalkan kinerja di PT Best Light, PT Best Light adalah sebuah PT yang bergerak dalam bidang pembuatan Berbagai jenis Steker. Steker yang dibuat hampir 90 % mendekati optimal, tetapi masih ada satu jenis steker yaitu steker T yang masih kurang optimak waktu bakunnya. Oleh karena itu PT best light ingin meningkatkan produktivitas perusahaannya dengan mengoptimalkan waktu baku di stasiun perakitan steker T. Ada layout awalan dan layout usulan. Ternyata dari dua layout tersebut outputnya tidak sama. Peneliti diminta oleh perusahaan tersebut untuk mencari tahu layout mana yang lebih produktif. Peneliti melakukan penelitian dengan mengamati elemen gerakan pekerja denga menggunakan webcam. Selain itu peneliti juga mengukur jarak masing-masing part dari pusat tubuh.

20

1.2 Rumusan Masalah Dari Latar Belakang Masalah yang telah didefinisikan maka dapat diambil rumusan maslah dalam penelitan ini, yaitu : 1. Seperti apa tabel gerakan tangan kanan dan tangan kiri berdasarkan tabel TMU. Untuk layout awalan dan usulan? 2. 3. Berapa waktu baku masing-masing layout tersebut? Bagaimana perbandingan Layout awalan dan layout usulan, layout mana yang paling efektif ? Berikan pula alasannya?

1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini kami membatasi masalah yang akan diteliti,

batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Metode yang digunakan untuk menganalisis masalah adalah Micromotion Study. 2. Obyek yang diamati adalah seorang operator di departemen perakitan steker T.

1.4 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari penelitian ini secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Tujuan Umum Memperkenalkan kepada Mahasiswa tentang metode Micromotion Study dalam aplikasi pengukuran waktu baku dengan menganalisis elemen-elemen gerakan kerja. b. Tujuan Khusus 1. Praktikan dapat mengidentifikasikan elemen-elemen gerakan suatu pekerjaan. 2. Praktikan mampu menganalisis elemen-elemen gerakan yang efektif dan tidak efektif. 3. Dapat melakukan perbaikan-perbaikan elemen-elemen gerakan yang tidak perlu atau pengaturan tata letak fasilitas atau stasiun kerja. 4. Mampu menghitung waktu baku dengan mempelajari elemen-elemen gerakan yang ada dengan bantuan rekaman film.

21

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Micromotion Study Study gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk memudahkan penganalisaan terhadap elemen gerakan kerja yang dipelajari, perlu dikenal dahulu gerakan - gerakan dasar. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya yang menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig (Sutalaksana, 1979) Suatu pekerjaan mempunyai uraian yang berbeda - beda jika dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya. Hal ini tergantung pada jenis pekerjaannya. Secara garis besar masing - masing gerakan Therblig dapat didefinisikan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 1995) : 1. Mencari. Mencari adalah elemen gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu obyek. Gerakan dimulai saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir jika obyek telah ditemukan. Mencari termasuk dalam gerakan yang tidak efektif. 2. Memilih. Memilih merupakan elemen gerakan Therblig untuk menemukan atau memilih suatu obyek diantara dua atau lebih obyek lainnya yang sama. Memilih ini termasuk dalam elemen gerakan Therblig yang tidak efektif. 3. Memegang ( Grasp ) Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari - jari tangan obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Memegang adalah elemen Therblig yang efektif. 4. Menjangkau / Membawa Tanpa Beban (Transport Empty) Menjangkau adalah elemen gerakan Therblig yang menggambarkan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistance) baik gerakan menuju atau menjauhi obyek. Gerakan ini diklasifikasikan sebagai elemen Therblig yang efektif dan sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan

22

dari suatu siklus kerja. Meskipun demikian gerakan ini dapat diperbaiki dengan memperpendek jarak jangkauan serta memberikan lokasi yang tetap untuk obyek yang harus dicapai selama siklus kerja berlangsung. 5. Membawa Dengan Beban (Transport Loaded) Membawa merupakan elemen perpindahan tangan, hanya saja disini tangan bergerak dalam kondisi membawa beban (obyek). Elemen gerak membawa termasuk Therblig yang efektif sehingga sulit untuk dihindarkan. Tetapi waktu yang untuk elemen kegiatan ini dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan, meringankan beban, dan memperbaiki tipe pemindahan beban dengan material handling. 6. Memegang untuk Memakai ( Hold ) Elemen ini terjadi jika elemen memegang obyek tanpa menggerakan obyek tersebut. Elemen memegang untuk memakai adalah elemen kerja yang efektif yang bisa dihilangkan dengan memakai alat bantu untuk memegang obyek. 7. Melepas ( Release Load ) Elemen ini terjadi pada saat operator melepaskan kembali terhadap obyek yang dipegang sebelumnya. Elemen gerak melepas termasuk elemen therblig yang efektif yang bisa diperbaiki. 8. Mengarahkan ( Position ) Mengarahkan adalah elemen gerakan therblig yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasi yang dituju secara tepat. Elemen gerak ini termasuk Therblig yang tidak efektif, sehingga untuk itu harus diusahakan untuk dihilangkan. 9. Mengarahkan Awal (Pre - Position) Mengarahkan awal adalah elemen gerakan efektif Therblig yang

mengarahkan obyek kesuatu tempat sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan obyek benar-benar dilakukan maka obyek tersebut dengan mudah dapat dipegang dan dibawa kearah tujuan yang dikehendaki. 10. Memeriksa ( Inspect ) Elemen ini termasuk dalam langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Elemen ini termasuk elemen Therblig yang tidak efektif . 11. Merakit ( Assembly )

23

Merakit adalah elemen gerakan Therblig untuk menghubungkan dua obyek atau lebih menjadi satu kesatuan. Elemen ini merupakan elemen Therblig yang efektif yang tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi dapat diperbaiki. 12. Mengurai Rakit ( Diassembly ) Disini dilakukan gerakan memisahkan atau mengurai dua obyek tergabung satu menjadi obyek - obyek yang terpisah. Ini termasuk gerakan therbligh yang efektif. 13. Memakai ( Use ) Memakai adalah elemen gerakan efektif Therblig dimana salah satu atau kedua tangan digunakan untuk memakai / mengontrol suatu alat untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung. 14. Kelambatan yang Tidak Terhindarkan ( Unavoidable Delay ) Kondisi ini diakibatkan oleh hal-hal diluar kontrol dari operator dan merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif. 15. Kelambatan yang Dapat Dihindarkan ( Avoidable Delay ) Kegiatan ini menunjukan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh operator sehingga perbaikan/ penanggulangan yang perlu dilakukan lebih ditujukan kepada operator sendiri tanpa harus merubah proses kerja lainnya. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif. 16. Merencanakan ( Plan ) Elemen ini merupakan proses mental dimana operator berhenti sejenak bekerja dan memikir untuk mentukan tindakan - tindakan apa yang diharus dilakukan. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif. 17. Istirahat untuk Menghilangkan Lelah ( Rest To Overcome Fatique ) Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung secara periodik. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.

2.2 Micromotion Time Measurement Dalam menganalisa gerakan kerja sering kali dijumpai kesulitankesulitan dalam menentukan batas-batas suatu elemen Therblig dengan elemen Therblig yang lainnya karena waktu kerja yang terlalu singkat. Untuk memudahkannmya dilakukan perekaman atas gerakan-gerakan kerja dengan menggunakan kamera

24

film ( video recorder). Hasil perekaman dapat diputar ulang kalau perlu dengan kecepatan lambat (slow motion) sehingga analisa gerakan kerja dapat dilakukan dengan lebih teliti. Aktivitas micromotion study mengharuskan untuk merekam setiap gerakan kerja yang ada secara detail dan memberi kemungkinan-kemungkinan analisa gerakan kerja secara detail dan secara lebih baik. (Hasil Training asisten 2001).

2.3 Perhitungan Waktu Baku Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam suatu sistem kerja yang terbaik atau biasa didefinisikan, menghitung waktu yang diperlukan untuk merakit 1 produk dengan memperhatikan elemen-elemen gerakan operator. Sedang waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk merakit 1 produk, yang mana data perhitungan waktunya diambil dari data mentah yang didapat dari percobaan. Sehingga jika pengukuran dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja, yang terbaik diantaranya dilihat dari segi waktu yang dapat dicari yaitu sistem yang membutuhkan penyelesaian tersingkat.

2.4 Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistim penerapan awal waktu baku (predetermined time standard) yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standart waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja yang ada. Unit waktu yang digunakan dalam tabel-tabel ini adalah sebesar perkalian 0.00001 jam dan unit satuan ini dikenal sebagai TMU (Time-Measurement Unit). Disini 1 TMU adalah sama dengan 0.00001 jam atau 0.0006 menit.

25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Pengamatan Dalam penelitian ini peneliti mengamati bagaimana proses perakitan sebuah steker T dengan obyek seorang pria bernama Angger Pratonggopati berumur 20 tahun. Median pengamatan dengan menggunakan komputer yang telah dilengkapi dengan webcam. Peneliti melakukan beberapa percobaan dalam merakit steker T dan merekamnya dengan webcam. Praktikum yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui gerakan-gerakan apa saja yang dilakukan dalam merakit sebuah steker T dan menghitung waktu bakunya.

26

3.2 Flowchart

Gambar 3.1 Flowchart Diagram Penelitian

27

3.3 Keterangan Flowchart 1. Mulai Memulai penelitian 2. Identifikasi masalah Mengindentifikasi maslah yang ada, dalam hal ini kurang optimalnya waktu yang digunakan departemen perakitan steker T di PT Best Light. 3. Perumusan Masalah Merumuskan bagaimana masalah yang telah diketahui tersebut bisa di selesaikan dnegan metode apa dan bagaimana. 4. Pengumpulan data Mengumpulkan data dari pengamatan yang telah dilakukan, dalam kasus ini yaitu waktu yang digunakan untuk merakit dan gerakan-gerakannya. 5. Pengolahan data Dari data yang telah diperoleh, diolah dengan menggunakan metode MTM sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. 6. Analisa data Data yang telah diolah kemudian dianalisis hasilnya, mencari waktu baku yang sesuai. 7. Kesimpulan dan Saran Disimpulkan dari hasil yang diperoleh, kemudian rekomendasikan saran perbaikan terhadap metode yang dihasilkan. 8. Selesai Penelitian selesai.

28

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Nama : Angger Pratonggopati

Jenis Kelamin : Laki -laki Usia : 20 Tahun

4.1.2 Data Hasil Pengamatan 1. Layout Awalan

Gambar 4.1 Awalan Tabel 4.1 Layout Awalan Kotak A B C D Keterangan Badan Atas, Badan Bawah Kaki Mur, Baut Obeng, Produk Jarak ( cm ) 65 63 64 70

2.

Layout Usulan

Gambar 4.2 Usulan

29

Tabel 4.2 Layout Usulan Kotak A B C D Keterangan Badan Atas, Badan Bawah Mur, Baut Kaki Obeng, Produk Jarak ( cm ) 39 43 44 43 Jarak ( inch) 15,21 16,77 17,16 16,77

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Layout Awalan

Gambar 4.3 Awalan Tabel 4.3 Layout Awalan Kotak A B C D Keterangan Badan Atas, Badan Bawah Kaki Mur, Baut Obeng, Produk Jarak ( cm ) 65 63 64 70 Jarak ( Inch) 25,35 24,57 24,96 27,3

Elemen elemen gerakan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengambil badan atas steker T dengan tangan kiri. Mengambil 2 kaki steker T dengan tangan kanan 1 kali. Mengambil badan bawah steker T dengan tangan kanan. Menekan badan bawah steker T dengan tangan kanan. Mengambil mur dan baut sekaligus dengan tangan kanan. Mengambil obeng dengan tangan kanan. Menaruh produk dan obeng dengan tangan kanan dan kiri.

30

Perhitungan TMU: Tabel 4.4 Perhitungan TMU Tangan kiri MenjangkauA Memegang A Membawa A Jarak (inch) 25,35 Kode R25.35A G1A M25.35C TMU 15.50 2 26.71 15.07 2 26.01 9.1 26.01 9.1 15.50 2 26.71 9.1 3.4 15.33 2 26.36 9.1 16.38 2 28.4 9.1 47.6 Melepas Produk Total TMU Total TMU RL1 2 49.61 2 302.2 7 351.88 R24.57A G1A M24.57C P1SSE M24.57C P1SSE R25.35A G1A M25.35C P1SSE AF R24.96A G1A M24.96C P1SSE R27.3A G1A M27.3C P1SSE TS1207 RL1 24.57 Menjangkau B Memegang B Membawa B Mengarahkan B Membawa B Mengarahkan B Menjangkau A Memegang A Membawa A Mengarahkan A Menekan A Menjangkau C Memegang C Membawa C Mengarahkan C Menjangkau D Memegang D Membawa D MengarahkanD Memutar 7 kali D120 Melepas D TMU Kode Jarak (inch)

Tangan Kanan

24.57

25.35 25.35

Menekan A

25.35

AF

3.4

24.96

27.3

31

4.2.2 Layout Usulan

Gambar 4.4 Usulan Tabel 4.5 Layout Usulan Kotak A B C D Keterangan Badan Atas, Badan Bawah Kaki Mur, Baut Obeng, Produk Jarak ( cm ) 39 43 44 43

Elemen elemen gerakan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengambil badan atas steker T dengan tangan kiri Mengambil 2 kaki steker T dengan tangan kanan 2 kali. Mengambil badan bawah steker T dengan tangan kanan Mengambil mur dan baut sekaligus dengan tangan kanan Mengambil obeng dengan tangan kanan Menaruh produk dan obeng dengan tangan kanan dan kiri

32

Perhitungan TMU : Tabel 4.6 Perhitungan TMU Tangan kiri MenjangkauA Memegang A Membawa A Jarak (inch) 15.21 Kode R15.21A G1A M15.21C TMU 11.04 2 17.98 11.58 2 19.35 9.1 11.58 2 19.35 9.1 11.04 2 17.98 9.1 11.92 2 19.68 9.1 11.58 2 19.35 9.1 74.8 Melepas Produk Total TMU Total TMU RL1 2 2 33.02 285.7 318.72 R16.77A G1A M16.77C P1SSE R16.77A G1A M16.77C P1SSE R17A G1A M17C P1SSE R17.16A G1A M17.16C P1SSE R16.77A G1A M16.77C P1SSE TS120 RL1 16.77 Menjangkau B Memegang B Membawa B Mengarahkan B Menjangkau B Memegang B Membawa B Mengarahkan B Menjangkau A Memegang A Membawa A Mengarahkan A Menjangkau C Memegang C Membawa C Mengarahkan C Menjangkau D Memegang D Membawa D MengarahkanD Memutar 11 kali D120 Melepas D TMU Kode Jarak (inch) Tangan Kanan

16.77

15.21

17.16

16.77

33

4.3 Analisis Data 4.3.1 Metode Kerja Dari kedua layout diatas dapat diketahui gerakan-gerakan yang dilakukan oleh operator. Dan dapat di ketahui juga gerakan-gerakan yang efektif dan tidak efektif. Pada layout awalan terdapat 26 gerakan efektif dan tidak ada gerakan tidak efektif. Sedangkan pada layout usulan semua gerakan yang dilakukan operator merupakan gerakan efektif, yaitu terdapat 26 gerakan. 4.3.2 Waktu Siklus Waktu siklus layout awalan = 26 detik Waktu siklus layout usulan = 29 detik 4.3.3 Waktu Baku Pada layout awalan waktu baku nya adalah 360.3 TMU = 12,66 detik. WB layout awalan < WS layout awalan = 12,66 detik < 26 detik. Sedangkan pada layout usulan waktu baku nya adalah 318.72 TMU = 11.47 detik. WB layout usulan < WS layout usulan = 11.47 detik < 29 detik. 4.3.4 Layout Pada layout awalan jarak masing kotak elemen produk dengan operator yaitu sebagai berikut (dalam inch): 1. 2. 3. 4. Kotak A berjarak 25.35 dari operator. Kotak B berjarak 24.57 dari operator. Kotak C berjarak 24.96 dari operator. Kotak D berjarak 27.3 dari operator.

Sedangkan pada layout usulan memiliki jarak antara lain (dalam inch) : 1. 2. 3. 4. Kotak A berjarak 15.21 dari operator. Kotak B berjarak 16.77 dari operator. Kotak C berjarak 17.16 dari operator. Kotak D berjarak 16.77 dari operator.

Dari kedua layout tersebut dapat di ketahui bahwa jarak setiap kotak yang paling dekat dengan operator adalah layout usulan.

34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan a. Berdasarkan pengamatan menggunakan webcam di komputer waktu siklus dalam perakitan steaker untuk layout awalan selama 26 detik, dan layout usulan selama 29 detik b. Dari perhitungan menggunakan MTM didapat waktu baku layout awalan 12.66 detik dan layout usulan 11.47 detik. c. Dilihat dari waktu baku yang telah dihitung, dapat diketahui bahwa layout yang paling produktif dari segi waktu adalah layout usulan.

5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti menyarankan bahwa untuk menaikkan produktivitas PT Best Light maka pihak perusahaan perlu mengganti layout proses perakitan menjadi layout usulan karena memiliki waktu baku yang lebih sedikit. Untuk penelitian-penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan lebih dari 1 obyek pengamatan sehingga rata-rata waktu yang diperoleh menjadi semakin akurat.

DARTAR PUSTAKA

Modul Pengukuran Waktu Kerja Praktikum Genap 2011/2012, laboratorium Analisa Pengukuran Kerja dan Ergonomi. Barnes, Ralph M., Motion and Time Study: Design and Measurement of Work, Seventh Edition, 1980, London: John Wiley & Sons. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerakan dan Waktu. Edisi pertama. 1995, Jakarta: Penerbit PT. Guna Widya.

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI (BIOMEKANIKA)

Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto (08 522 200)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK
Indomaret merupakan salah satu retail franchise yang paling populer di Indonesia. Salah satu barang yang diperjualbelikan adalah air minum kemasan dengan sistem penukaran galon. Ketika ada konsumen yang menukarkan galon kosong dengan galon baru berisi air minum, maka karyawan Indomaret akan membantu konsumen dalam membawakan galon tersebut ke kendaraan (motor atau mobil). Dalam satu hari (24 jam) terdapat kurang lebih 3 8 konsumen yang menukarkan galon tersebut. Sehingga repetisi pengangkatan yang dilakukan oleh karyawan tersebut relatif sering. Aktivitas pengangkatan sangat rentan dengan cidera bila beban yang diangkat terlalu berat. Oleh sebab itu aktivitas pengangkatan ini perlu ditinjau secara lebih lanjut dengan konsep Biomekanika. Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi hasil ergonomi. Yaitu penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut. Apabila memang sikap kerja dan konsep kerjanya menimbulkan kecelakaan kerja maka sebaiknya metode kerja dirubah atau diperbaiki sehingga pekerja dapat bekerja dengan baik, sehat tanpa mangalami cidera. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar beban kerja, gaya tekan dan beban kerja dengan perhitungan RWL dan MPL kemudian memberikan saran dan perbaikan apabila ternyata kondisi proses kerja tidak aman bagi Operator. Setelah menghitung RWL awal, didapatkan nilai Lifting Index sebesar 0,65 LI < 1, dan RWL akhir didapatkan nilai lifting index sebesar 0,91 LI < 1. Kedua LI tersebut < 1 sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan tersebut aman untuk dilakukan. Sedangkan MPL sebesar 3374,515 N menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut tidak membahayakan bagi pekerja karena masih dalam batasan yang diijinkan yaitu dibawah 6500N. Pekerjaan mengangkat galon air minum tersebut aman dan tidak mengalami cidera pada L5/S1. Kata Kunci : Biomekanika, L5/S1, RWL, MPL

35

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Indomaret merupakan salah satu retail franchise yang paling populer di Indonesia. Salah satu barang yang diperjualbelikan adalah air minum kemasan dengan sistem penukaran galon. Ketika ada konsumen yang menukarkan galon kosong dengan galon baru berisi air minum, maka karyawan Indomaret akan membantu konsumen dalam membawakan galon tersebut ke kendaraan (motor atau mobil). Dalam satu hari (24 jam) terdapat kurang lebih 3 8 konsumen yang menukarkan galon tersebut. Sehingga repetisi pengangkatan yang dilakukan oleh karyawan tersebut relatif sering. Aktivitas pengangkatan sangat rentan dengan cidera bila beban yang diangkat terlalu berat. Oleh sebab itu aktivitas pengangkatan ini perlu ditinjau secara lebih lanjut dengan konsep Biomekanika. Kemasan galon dapat menampung 19 liter air minum atau seberat 15,2 kg. Beban seberat 15,2 kg merupakan beban yang relatif berat untuk diangkat. Beban tersebut bisa jadi berpotensi menimbulkan cidera. Untuk mengetahui apakah galon seberat 15,2 kg tersebut berbahaya atau tidak maka dilakukan penelitian. Proses pengamatan dilakukan langsung ke lapangan dengan memfoto obyek pada waktu melakukan pengangkatan. Dari data-data yang diperoleh akan di hitung nilai MPL, RWL, LI dari pekerja tersebut . Dan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan akan diketahui apakah pekerjaan mengangkat galon tersebut beresiko atau tidak. Jika ternyata pekerjaan tersebut berpotensi menimbulkan cidera maka akan diberikan saran perbaikan metode atau sistem kerja untuk mengurangi resiko tersebut.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan kasus yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah maka dapat disusun beberapa rumusan masalah, anatara lain sebagai berikut : 1. Apakah pekerjaan mengangkat galon air minum tersebut layak untuk dilakukan jika dilihat berdasarkan kriteria RWL (awal dan akhir)? 2. Berapakah Lifting Index dari pekerjaan tersebut (awal dan akhir)?

36

3. Berapakah gaya tekan/kompresi pada L5/S1? 4. Apakah pekerjaan tersebut layak berdasarkan perhitungan MPL? 5. Adakah saran perbaikan untuk kasus tersebut?

1.3. Batasan Masalah Agar penelitian lebih fokus dan menghemat biaya serta waktu maka dibuat batasan masalah sebagai berikut : 1. Pengamatan hanya dilakukan pada satu kali pengangkatan sebagai representasi dari repetisinya. 2. Analisa pada foto hanya dilakukan pada posisi awal dan akhir.

1.4.Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum biomekanika adalah sebagai berikut : a. Tujuan Umum 1. Mampu melakukan pengukuran kerja dan memanfaatkannya dengan merancang metode kerja didasarkan pada prinsipprinsip biomekanika. 2. Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja dengan metode biomekanika. 3. Mampu memahami keterbatasan manusia dari beban kerja yang dibebankan pada anggota tubuh manusia. b. Tujuan Khusus 1. Mampu mengaplikasikan metode Recommended Weight Limit (RWL) dalam menghitung beban kerja, menghitung lifting index. 2. Mampu memberikan rekomendasi beban benda yang seharusnya dapat diangkat oleh operator.

37

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Biomekanika Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi hasil ergonomi. Yaitu penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut. Dalam biomekanik ini banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan untuk dapat menopang perkembangan biomekanik. Disiplin ilmu ini tidak terlepas dari kompleksnya masalah yang ditangani oleh biomekanik ini. Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu General Biomechanic dan Occupational Biomechanic. General Biomechanic adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara mengenai hukum hukum dan konsep konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. General Biomechanic dibagi menjadi 2, yaitu: a) Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform). b) Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan gambaran gerakan gerakan tubuh tanpa mempertim-bangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik) Sedangkan Occupational Biomechanic didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat 1. Tulang Tulang adalah alat untuk meredam dan mendistribusikan gaya/tegangan yang ada padanya Tulang juga selalu terikat dengan otot, dan jaringan penghubung

38

(connective Tissue) yakni ligamen,cartilage dan Tendon. Fungsi otot disini untuk menjaga posisi tubuh agar tetap sikap sempurna. 2. Connective Tissue atau jaringan penghubung yang terdiri dari Cartilagenous, ligamen dan tendon.
3. Otot ( Muscle ) Membahas masalah otot striatik yaitu otot sadar. Otot terbentuk atas visber ( fibre), dengan ukuran panjang dari 10-40 mm dan berdiameter 0,01-0,1 mm dan sumber energi otot berasal dari pemecahan senyawa kaya energi melalui proses aerob maupun anaerob

2.2 Analisa Mekanik 2.2.1 Maximum Permissible Limit (MPL) MPL merupakan batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton yang distandarkan oleh NIOSH (National Instiute of Occupational Safety and Health) tahun 1981. Besar gaya tekannya adalah di bawah 6500 N pada L5/S1. Sedangkan batasan gaya angkatan normal (the Action Limit) sebesar 3500 pada L5/S1. Sehingga, apabila Fc < AL
(aman), AL < Fc < MPL (perlu hati-hati) dan apabila Fc > MPL (berbahaya). Batasan gaya angkat maksimum yang diijinkan , yang direkomendasikan NIOSH (1991) adalah berdasarkan gaya tekan sebesar 6500 N pd L5/S1 , namun hanya 1% wanita dan 25% pria yang diperkirakan mampu melewati batasan angkat ini.

Dalam biomekanik perhitungan guna mencari moment dan gaya dapat dilakukan dengan cara menghitung gaya dan mement secara parsial atau menghitung tiap segmen yang menyusun tubuh manusia. Berat dari masing masing segmen tubuh didapat dari besarnya prosentase dikali dengan gaya berat dari
orang tersebut. Oleh karena itu, di bawah ini merupakan perhitungan (secara manual) dalam praktikum ini, yaitu dihitung tiap segmen yang mempengaruhi tulang belakang dalam melakukan aktivitas pengangkatan, kecuali segmen kaki:

39

1. Telapak tangan

Fy = 0 Fx = 0 -M = 0 WH = 0,6% x Wbadan Fyw = Wo/2 + WH Mw = (Wo/2 + WH) x SL1 x cos 1


2. Lengan Bawah

Fy = 0 Fx= 0-M = 0 2 = 43% WLA = 1,7% x Wbadan Fye = Fyw + WLA Me = Mw + (WLA x 2 x SL2 x cos2) + (Fyw x SL2 x cos 2)
3. Lengan Atas

ada gaya horisontal.

Fy = 0 Fx = 0 -M = 0 3 = 43,6% WUA = 2,8% x Wbadan Fys = Fye + WUA Ms = Me + (WUA x 3 x SL3 x cos3) + (Fye x SL3 x cos 3)
4. Punggung Fy = 0 Fx = 0 -M = 0 4 = 67% WT = 50% x Wbadan Fyt = 2Fys + WT Mt = 2Ms + (WT x 4 x SL4 x cos 4) + (2Fys x SL4 x cos 4)

40

Dengan menggunakan teknik perhitungan keseimbangan gaya pada tiap segmen tubuh manusia, maka didapat moment resultan pada L5/S1. Kemudian untuk mencapai keseimbangan tubuh pada aktivitas pengangkatan, moment pada L5/S1 tersebut diimbangi gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup besar dan juga gaya perut (FA) sebagai pengaruh tekanan perut (PA)

Gaya otot pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut: FM.E PA FA Wtot = M(L5/S1) FA.D = 10-4 [43-0.36 (H + T)] x [M(L5/S1)]1.8 = PA.AA = Wo +2 WH + 2 WLA+ 2 WUA + Wt

Kemudian gaya tekan/kompresi pada L5/S1 dirumuskan sbb: FC = WTOT . Cos 4 FA + FM

2.2.2 Recommended Weight Limit (RWL) Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sbb: RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang belakang, dengan persamaan :

Jika LI 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang. Jika LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.

41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Pengamatan

Gambar 3.1 Mengangkat galon

Data operator : Jenis Kelamin Operator : Laki-laki Umur : 22 tahun Peralatan : Galon air minum

42

Operator melakukan pengangkatan galon air minum dalam keadaan terisi 19 liter atau seberat 15,2 kg. Operator melakukan aktivitas mengangkat dan memindahkan galon tersebut keatas motor dengan perkiraan tinggi 70 cm dari lantai.

3.2 Flowchart

mulai

observasi

Mengumpulkan dan memproses data

Mengolah data

Data RWL

Data MPL

Menggabungkan hasil penghitungan

Analisa hasil

selesai

Gambar 3.2. Flowchart Analisa Biomekanika

43

Penjelasan Flowchart 1. Pengamatan Awal : Peneliti melakukan pengamatan awal kepada operator tentang aktifitas pengangkatan galon yang berisi air minum di toko Indomaret Umbulmartani. 2. Identifikasi Masalah : Peneliti melakukan identifikasi masalah apakah suatu pekerjaan mengangkat galon yang berisi air minum tersebut dapat menimbulkan cidera punggung atau pada segmen L5/S1 3. Pengumpulan Data : Peneliti melakukan pengumpulan data tentang aktifitas dan pengukuran dimensi pengangkatan tubuh saat operator mengangkat galon. 4. Pengolahan Data : Peneliti mengolah data yang telah diperoleh dan dikumpulkan, kemudian menghitung nilai RWL dan MPL dari data tersebut. 5. Analisis Data : Setelah menghitung nilai RWL dan MPL dari aktivitas pengangkatan kardus, peneliti menganalisis hasil tersebut apakah proses pengangkatan memiliki dampak cidera pada tulang punggung dan segmen L5/S1 6. Pembahasan : Peneliti melakukan pembahasan tentang hasil analisis yang diperoleh dari perhitungan RWL dan MPL 7. Kesimpulan dan Saran : Berdasarkan perhitungan RWL dan MPL kemudian peneliti mengambil kesimpulan dan saran atas perbaikan metode kerja pada proses pengangkatan galon apabila proses dan aktivitas tersebut menimbulkan cidera punggung dan cidera segmen L5/S1

44

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Jenis Kelamin : Laki-laki Umur Tinggi badan Berat badan : 22 tahun : 170 cm : 61 kg

Operator melakukan pengangkatan galon air minum dalam keadaan terisi 19 liter atau seberat 15,2 kg. Operator melakukan aktivitas mengangkat dan memindahkan galon tersebut keatas motor dengan perkiraan tinggi 70 cm dari lantai. Tabel 4.1 Pengamatan Kerja Berat Beban Posisi Tangan Awal H 15 V 10 Akhir H 25 V 70 Jarak Vertikal (cm) D 60 5 menit Durasi Kerja Sudut Asimetris Awal A 10 Sudut Asimetri Akhir A 20 Frekuensi Pengangkatan Kopling Benda

L 15,2 kg

F 1 lift (*)

C F = 0,95

(*) frekuensi pengangkatan hanya 1 kali dalam 5 menit sehingga F = 2 Lift/mnt 4.1.2 Data MPL dan RWL a. Data RWL a.1 Data RWL Awal L = 15,2 kg V = 10 cm D = 60 A = 10 LC = 23Kg Handle Fair = 0,95 H = 15 cm

45

a.2 Data RWL akhir L = 15,2 kg V = 70 cm D = 60 cm A = 20 LC = 23 kg Handle Fair = 0,95 H = 25 cm

b. Data MPL Berat Badan = 61 kg * 9,8 = 597,8 N WH WLA Wo WUA WT = 0.6% x 597,8 N = 3,5868 N = 1.7% x 597,8 N = 10,1626 N = 15,2 kg x 9,8 = 148,96 N = 2.8% x 597,8 N = 16,7384 N = 50% x 597,8 N = 298,9 N AA = 465 cm2

WTOT = WO + 2WH + WLA + 2WUA + WT = 498,673 N

Tabel 4.2. Keterangan Segmentasi Tubuh N o 1 2 3 4 5 6 Telapak Tangan Lengan Bawah Lengan Atas Punggung Inklinasi Perut Inklinasi Paha Segmentasi Tubuh (m) SL1 = 0.07 SL2 = 0.28 SL3 = 0.31 SL4 = 0.37 Panjang Sudut (derajat) 80 55 120 5 H = 20 T = 85

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Perhitungan RWL 1. Perhitungan RWL awal HM = 25/H = 25/15 = 1,67 VM = 1-0.00326 V-69 = 1-0.00326 10-69 = 1-0.00326 -59 = 0,80766

46

DM = 0.82 + 4,5/D = 0.82 + 4,5/60 = 0,895 AM = 1-0.0032 .10 = 0,968 FM = 2lift/menit = 2 ,maka FM = 0,91 CM = Fair = 0,95 LC = 23

RWLawal

= LC . HM . VM . DM . AM . FM . CM = 23 x 1,67 x 0,80766 x 0,895 x 0,968 x 0,91 x 0,95 = 23,24

LIawal = L/RWL = 15,2/23,24 = 0,65 LI < 1

2. Perhitungan RWL akhir HM = 25/H = 25/25 = 1 VM = 1-0.00326 V-69 = 1-0.00326 70-69 = 1-0.00326 1 = 0,99674 DM = 0.82 + 4,5/D = 0.82 + 4,5/60 = 0,895 AM = 1-0.0032 .20 = 0,936 FM = 2 lift/menit = 2 ,maka FM = 0,91 CM = Fair = 0,95 LC = 23

RWLakhir

= LC . HM . VM . DM . AM . FM . CM = 23 x 1 x 0,99674 x 0,895 x 0,936 x 0,91 x 0,95 = 16,6

LIakhir = L/RWL = 15,2/16,6 = 0,91 LI < 1

47

4.2.2 Perhitungan MPL 1. Telapak Tangan Fyw = Wo/2 + WH = 148,96/2 + 3,5868 = 78,06 N Mw = Fyw . SL1 . Cos1 = 78,06 x 0.07 x Cos 80 = 0,95 Nm

2. Segmen Lengan Bawah Fye = Fyw + WLA = 78,06 + 10,1626 = 88,22 N Me = Mw + (WLA.2.SL2.Cos2)+(Fyw .SL2.Cos2) Me = 0,95 + (10,1626 x 0,43 x 0,28 x Cos 55)+(78,06 x 0,28 x Cos 55) Me = 13,20 Nm 3. Segmen Lengan Atas Fys = Fye + WUA = 88,22 + 16,7384 = 104,96 N Ms = Me + (WUA.3.SL3.Cos3) + (Fye.SL3.Cos3) Ms = 13,20 + (16,7384 x 0,436 x 0,31 x Cos 120)+(88,22 x 0,31 x Cos 120) Ms = -1,605 Nm 4. Segmen Punggung Fyt = 2Fys + WT = 2(104,96) +298,9 = 508,82 N Mt = 2Ms + (WT 4.SL4.Cos4) + (2Fys.SL4.Cos4) Mt = (2x-1,605) + (298,9 x 0,67 x 0,37 x Cos 5) + (2x104,96 x 0,37 x Cos5) Mt = 147,979

a) Tekanan Perut PA = 10-4 [43-0.36 (H + T)] x [M(L5/S1)]1.8 = 0,055 75 b) Gaya Perut (FA) FA = PA.AA = 0,055 x 465 = 25,575

c) Gaya Otot pada Spinal Erector FM.E = M(L5/S1) FA.D FM = 2903,315

48

d) Gaya Tekan/ kompresi pada L5/S1 FC = WTOT . Cos 4 FA + FM FC = 498,673 x Cos 5 25,575 + 2903,315 FC = 3374,515 N < 6500 N

4.3.Analisis Data 4.3.1 Kriteria Biomekanika untuk RWL berdasarkan LI Berdasarkan hasil perhitungan RWLawal dan RWLakhir maka diperoleh nilai Lifting Indeks (LI) awal sebesar 0,65 dan LI akhir sebesar 0,91. Baik LI awal maupun LI akhir keduanya bernilai kurang dari 1 (LI < 1) sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan mengangkat galon tersebut relatif tidak mengandung resiko cidera pada L5/S1. 4.3.2 Analisa MPL Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh nilai MPL atau gaya tekan sebesar 3374,515 N. Nilai MPL sebesar 3374,515 N tersebut kurang dari 6500 N sehingga dapat dikatakan bahwa proses pengangkatan galon tersebut tidak membahayakan bagi pekerja karena masih dibawah batasan yang diijinkan yaitu dibawah 6500N. Pekerjaan tersebut aman dan tidak berpotensi menimbulkan cidera pada L5/S1.

49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa hasil perhitungan RWL dan MPL, maka peneliti dapat disimpulkan bahwa : 1. Pekerjaan mengangkat galon berisi air minum tersebut layak untuk dilakukan dan tidak menimbulkan cidera. Hal tersebut didasarkan pada analisa hasil perhitungan RWLawal dan RWLakhir. Nilai RWLawal sebesar 23,24 dan RWLakhir sebesar 16,6. 2. Berdasarkan perhitungan RWL maka diperoleh nilai LI awal sebesar 0,65 dan LI akhir sebesar 0,91. Kedua nilai LI tersebut < 1 sehingga pekerjaan tersebut dapat dikategorikan aman. 3. Besarnya gaya tekan/ kompresi pada L5/S1 adalah 3374,515 N. 4. Berdasarkan analisa hasil perhitungan MPL sebesar 3374,515 N maka dapat disimpulkan bahwa pekerjaan mengangkat galon tersebut aman untuk dilakukan karena 3374,515 N < 6500 N. 5. Karena berdasarkan analisa RWL maupun MPL pekerjaan tersebut tidak berpotensi menimbulkan cidera pada L5/S1 maka pekerjaan mengnagkat galon air minum tersebut dikatakan layak untuk dilakukan dan tidak memerlukan perbaikan sistem kerja.

5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang menyatakan bahwa pekerjaan mengnagkat galon air minum kemasan tersebut aman untuk dilakukan maka tidak ada hal hal yang disarankan peneliti untuk aktivitas tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Nurmianto, Eko. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Cet.3. Surabaya: Penerbit Guna Widya, 2003. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi: Study Gerak dan Waktu. Edisi pertama. Jakatrta: Penerbit PT. Guna Widya, 1995. Modul praktikum Biomekanika, Lab. APK&E, 2011

LAMPIRAN

LEMBAR PEGAMATAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI (LINGKUNGAN KERJA FISIK)

Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto (08 522 200)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK
Mr Ferdy adalah seorang supervisor di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada CV HIKIKOMORI. Departemen ini bertugas untuk menganalisis kinerja / produktivitas para karyawannya sehingga dapat bekerja efektif. Berdasarkan pada hasil observasi Mr Ferdy, diperoleh data outpun mainan Aerodinamic Helycopter yang dihasilkan tidak seragam, terkadang sedikit dan terkadang banyak.maka untuk mengendalikan suatu output pada waktu tertentu, dilakukan suatu riset untuk menganalisis variabel-variabel yang dapat menyebabkan jumlah output yang tidak seragam tersebut. Setelah dilakukan riset pada departemen perakitan resistor,didapatkan hasil variabel yang mempengaruhi jumlah output. Berdasarkandari hasil kuisioner,ternyata karyawan merasa tidak nyaman dengan keadaan lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi respon kinerja karyawan.setelah itu tim riset mulai untuk melakukan penelitiantingkat vibrasi, kebisingan, pencahayaan, dan temperatur terhadap produktivitas. Input data yang akan diambil adalah vibrasi, kebisingan, pencahayaan, dan Temperatur. Dengan menggunakan metode fuzzy akan dihitung dan didaptkan rule yang mempengaruhi tingkat produktivitas dengan 5 variabel yang diukur tersebut. Akana dibagi menjadi 2 kelas yaitu rendah dan tinggi, kemudian dihitung seberapa banyak output yaitu resistor yang dihasilkan.Output dibagi menjadi 3 kelas yaitu: rendah, sedang, tinggi. Dengan perhintungan dengan metode fuzzy akan didapat hasil analisa yang mempresentasikan hasil pengamatan kedalam rule-rule baru. Berdasarkan hasil perhitungan manual diperoleh nilai sebesar 92,8 dan menggunakan software Matlab diperoleh nilai sebesar 87,6. Kata kunci : Temperatur, pencahayaan, kebisingan, vibrasi

50

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah CV HIKIKOMORI adalah perusahaan Mainan Aerodinamic Helycopter. Mr Fredy adalah supervisor dibidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja perusahaan tersebut. Dia ingin melakukan penelitian di stasiun kerja perakitan resistor. Hal ini bertujuan agar utilitas pekerja dapat bekerja dengan maksimal. Oleh karena itu, manajemen perusahaan membentuk suatu tim riset untuk menganalisis faktor faktor penyebab yang mempengaruhi produktivitas pekerja, ternyata variable yang berpengaruh antara lain: vibrasi; kebisingan; temperature dan pencahayaan. Dari analisis faktor yang telah diteridentifikasikan tersebut harus diukur seberapa kuat intensitas semua komponen yang diperbolehkan dalam suatu kerja. Oleh karena itu diperlukan metode yang sesuai sehingga didapat situasi optimal. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah fuzzy. Dari hasil pengamatan yang telah diperoleh akan dilakukan perhitungan dengan metode ini yang akan menghasilkan rule-rule yang merepresentasikan hasil pengamatan.

1.2 Rumusan masalah Dari latar belakang diatas dapat didefinisikan rumusan masalah, adapun rumusan masalah dari kasus tersebut adalah : 1. Berapakah jumlah output yang dihasilkan jika dilakukan perhitungan secara manual jika diberikan prilaku vibrasi menjadi 5Hz , kebisingan menjadi 109 dB, pencahayaan menjadi 326 Lux, temperatur menjadi 22 C. 2. Berapakah jumlah output yang dihasilkan jika mengunakan software Matlab? 3. Adakah perbedaan yang signifikan antara perhitungan secara manual dan software? berikan alasanya?

1.3 Batasan Masalah Untuk mengurangi lama penelitian dan memngurangi biaya riset maka kami membatasi maslah yang kami teliti dan lingkupnya, batasan masalahnya adalah:

51

1. Penelitian dilakukan dalam Lab APK dan E UII 2. Data penelitian berasal dari bank data Lab APK dan E UII dan beberapa pengukuran langsung.

1.4 Tujuan Praktikum Dari rumusan masalah dan batasan masalah diatas didapat tujuan, tujuan analisa yang kami lakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan temperatur terhadap hasil kerja dan Menentukan tingkat temperatur yang optimal. 2. Mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dengan tingkat kenyamanan kerja. 3. Mengetahui dan memahami tentang kondisi lingkungan kerja (kebisingan) dapat mempengaruhi hasil suatu pekerjaan. 4. Mengetahui pengaruh getaran mekanis terhadap produktivitas kerja manusia. 5. Menganalisis dan mampu membuat suatu rancangan kerja dengan lingkungan kerja yang ergonomis.

52

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Lingkungan Kerja Fisik 2.1.1 Temperatur Temperatur pada tubuh manusia selalu tetap. Suhu konstan dengan sedikit fluktuasi sekitar 37 derajat celcius terdapat pada otak, jantung dan bagian dalam perut yang disebut dengan suhu tubuh (core temperature). Suhu inti ini diperlukan agar alat-alat itu dapat berfungsi normal. Sebaliknya, lawan dari core temperature adalah shell temperature, yang terdapat pada otot, tangan, kaki dan seluruh bagian kulit yang menunjukkan variasi tertentu. Menurut untuk berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut (Sutalaksana, 1979): 1. 49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental. 2. 30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan timbul kelelahan fisik. 3. 24 derajat celcius kondisi kerja optimum. 4. 10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.

2.1.2 Pencahayaan Pencahayaan adalah faktor yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan produktivitas pekerja. Efisiensi kerja seorang operator ditentukan pada ketepatan dan kecermatan saat melihat dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan efektifitas kerja, serta keamanan kerja yang lebih besar. Penerangan akan mempengaruhi seorang pekerja untuk dapat melihat dengan baik. Untuk dapat melihat dengan baik maka dibutuhkan suatu penerangan yang baik pula. Ciri-ciri penerangan yang baik tersebut adalah 1. Sinar / cahaya yang cukup.

53

Sinar cahaya yang cukup akan mempengaruhi dan menentukan kemampuan melihat secara tepat. 2. Sinar / cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan. Discomfort glare yaitu cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak begitu mengganggu kegiatan visual. Efeknya : Sakit kepala dan dapat meningkatkan kelelahan. Disability glare yaitu cahaya yang sangat mengganggu karena mata langsung menerima silau cahaya yang dipancarkan. Contoh: menatap matahari. 3. Kontras yang tepat. 4. Kualitas Pencahayaan (Brightness) yang tepat. 5. Pemilihan Warna yang tepat.

2.1.3 Kebisingan Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Ada pengaruh kebisingan pada produktivitas khususnya untuk pekerjaan yang rumit dan memerlukan konsentrasi penuh . Ada tiga aspek yang menetukan kualitas bunyi yang menentukan tingkat gangguan terhadap manusia yaitu: a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar b. Intensitas biasanya diukur dengan desibel (db) yang menunjukan besarnya arus energi per satuan luas c. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah gelombang suara yang sampai ditelinga seseorang setiap detik (jumlah getaran per detik atau hertz) Tingkat kebisingan atau tingkat tekanan ( Sound Pressure Level = SPL ) Lp = 10 log ( P / Po )2 dB Lp = 20 log ( P / Po ) dB Dimana; P = Tekanan suara yang bersangkutan. Po = Tekanan suara standart. Karena decibel merupakan hasil logaritma, maka tingkat kebisingan tidak dapat dijumlahkan atau dikurangkan secara aljabar melainkan harus melalui antalog

54

Ltot = 10 log [

10 ] dB

Tingkat kebisingan dalam industri ternyata bervariasi terhadap waktu. Ini berarti bahwa kebisingan sesaat tidak dapat dipakai untuk menjelaskan tingkat kebisingan yang terjadi. Untuk itu harus dipakai tingkat kebisingan rata-rata. Bentuk-bentuk Kebisingan 1. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas, misal : kipas angin, dapur pijar. 2. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit, misal : gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain. 3. Kebisingan terputus-putus (intermittent), misal : lalu lintas, kapal terbang. 4. Kebisingan impulsif, misal : pukulan tukul, tembakan bedil. 5. Kebisingan impulsif berulang, misal : mesin tempa kerusakan. 6. Kebisingan dapat berasal dari sumber eksternal (berasal dari luar bangunan atau lokasi) misal kebisingan lalu lintas, industri lain maupun dari sumber internal, misal mesin gerinda, mesin bor. 2.1.4 Getaran Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan getaran getaran osilasi, misalnya mesin, peralatan atau perkakas kerja yang bergetar dan memajani pekerja melalaui transmisi. Adapun besar getaran yang memajan tubuh ditentukan oleh: a) Sifat getaran, yaitu frekuensi, intensitas/amplitudo, dan durasi dari vibrasi. b) Mekanika input indenpen, yaitu tahanan yang diberikan oleh struktur tubuh terhadap getaran. Getaran dapat didefinisikan dalam beberapa arti, seperti : osilasi mekanik, gerakan partikel di sekitar equilibrium ( salah satu bagian otak ) yang memberikan efek pada kesehatan, kenyamanan, dan performans dari seseorang..Getaran dipengaruhi oleh frekuensi dan intensitas getaran itu sendiri. Frekuensi diukur dengan hertz ( Hz ) dan intensitas getaran dapat diukur dengan berbagai cara misalnya : tinggi amplitudo, akselerasi, kecepatan dan tinggi penempatan getaran.(Pulat, 1996)

55

Ada beberapa istilah umum yang digunakan dalam Vibrasi, antara lain: 1. Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi keseimbangannya. 2. Frekuensi Frekuensi dapat diartikan sebagai banyaknya osilasi dalam setiap detik. 3. Amplitudo Amplitudo adalah simpangan penuh yang terjadi ketika bergetar. 4. Periode Periode didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu osilasi penuh. 5. Resonansi Resonansi adalah keadaan tertentu yang terjadi pada suatu benda ketika padanya datang stimulus berupa gaya periodik yang frekuensinya sama dengan frekuensi alamiah benda yang dapat bergetar itu. 6. Akselerasi Akselerasi sering disebut percepatan atau perlajuan. 7. Kecepatan Kecepatan itu sendiri dapat diartikan sebagai satuan yang dibutuhkan suatu benda untuk berpindah tempat sejauh satu meter dalam satu detik. 8. Intensitas Intensitas dapat diartikan banyaknya osilasi dalam jarak yang sama.

Efek dari getaran dapat berupa : 1. VWF (Vibration White Finger): kekakuan pada jari tangan dimana kepekaan untuk menyentuh rasa sakit dan temperatur akan berkurang. Terjadi pada frekuensi 5-100 Hz. 2. WBV (Whole Body Vibration): Getaran mekanis dapat dirasakan dan terjadi pada seluruh tubuh berada pada range frekuensi yang sangat besar yaitu antara 0.1 10000 Hz. Selain itu terdapat bukti secara epidemiologi yang kuat bahwa terdapat kenaikan secara pasti terhadap rasa sakit pada punggung dan bagian perut di antara banyak orang yang mengalami WBV pada frekuensi tersebut dalam waktu yang lama.

56

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Pengamatan Dalam melakukan pengamatan kerja, obyek yang diamati adalah mahasiswa dengan data diri sebagai berikut : Nama : Arif Rakhmanto

Jenis kelamin : laki-laki Usia : 20 tahun

Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah : 1. Resistor 2. Papan PCB 3. Keranjang resistor Memasang resistor ke lempengan pada suhu ruangan 20c, getaran 2Hz, kebisingan 60dB dan pencahayaan 200 lux.

57

3.2 Flowchart

MULAI

STUDI PUSTAKA

PENGAMBILAN DATA

PENGOLAHAN DATA 1. MENENTUKAN MEMBERSHIP RULE 2.MENCARI NILAI KEANGGOTAAN 3.MENCARI NILAI R 4.DE FUZZY

ANALISA HASIL

SELESAI

Gambar 3.1 Flowchart Diagram

3.3 Keterangan Flowchart a. Mulai Dimulai dengana merumuskan masalah yang ada b. Studi pustaka Studi pustaka dari buku-buku atau literatur lainnya yang memuat masalah yang telah di dapatkan c. Pengambilan data

58

Pengambilan data baik secara langsung atau tidak langsung. Dari pengukuran langsung melalui percobaan dan dari bank data yang telah ada sebelumnya. d. Pengolahan data Mengolah data secara manual dan menggunakan software Matlab. Dalam proses ini antara lain yang dilakukan adalah: Menentukan membership rule, mencari nilai keanggotaan, mencari nilai R, dan De fuzzy. e. Analisa Hasil Menganalisis hasil dari Pengolahan data, membandingkan pehitungan manual dengan perhitungan software. f. Selesai

59

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Nama Jenis kelamin Umur : Arif Rakhmanto : laki-laki : 20 th

4.1.2 Data Hasil Pengamatan Pengaturan Lingkungan Kerja dan Resistor

Tabel 4.1 Data hasil pengamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 vibrasi Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz kebisingan Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB TInggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB pencahayaan Rendah= 200 Lux Rendah= 200 Lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah=200 Lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah=200 Lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah= 200 lux Tinggi= 325 Lux temperatur Rendah= 20 C Rendah= 20 C Rendah= 20 C Rendah= 20 C Rendah= 20C Rendah= 20 C Rendah= 20 C Rendah= 20 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C Tinggi= 30 C jumlah resistor 83 83 * 77 * 78 * 57 * 88 * 99 * 99 * 84 * 87 * 90 * 92 * 95 * 96 * 100 * 91 * *

16 Tinggi= 6 Hz

TInggi= 100 dB Tinggi= 325 Lux

60

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Menentukan Membership Functions Tiap Variabel 1. Vibrasi Range Vibrasi: Rendah Tinggi
1

: 1-4 : 3-8
Rendah Tinggi

Gambar 4.2 Grafik Vibrasi V1&V4 Tinggi V 3 & V

Rendah 8

1<V2 <V6 2< V < 4 V<8

6<

2. Temperatur
Rendah 1 Tinggi

15

20

22

25

30

32

Gambar 4.3 Grafik Temperatur Rendah V 15 & V 25 15 < V 20 30 20< V < 25 30 < V < 32 Tinggi V 22 & V 32 22 < V

61

3. Kebisingan
45

Rendah 1

Tinggi

45

60

75

80

100

110

Gambar 4.4 Grafik Kebisingan Rendah V 45 & V 80 100 V < 110 60 < V < 80 100 < 50 < V 60 Tinggi V 75 & V 110 75 < V

4. Pencahayaan

Rendah 1

Tinggi

155

200

250

300

325

350

Gambar 4.5 Grafik Pencahayaan Rendah V 155 & V 300 350 V 325 V < 350 200< V < 300 325 < 150 < V 200 250 < Tinggi V 250 & V

62

5. Jumlah Resistor

Rendah 1

Sedang

Tinggi

50

83

85

90

91

92

95 100

105

Gambar 4.6 Grafik Jumlah Resistor Rendah V 50 & V 90 V 95 85 < V 91 83< V < 90 91 < V < 95 Tinggi V 92 & V 105 92 < V 100 100< V < 105 50 < V 83 V 81 &

Sedang

4.2.2 Membuat Rule Fuzzy [R1] IF vibrasi RENDAH and kebisingan RENDAH and pencahayaan RENDAH and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor RENDAH [R2] IF vibrasi RENDAH and kebisingan TINGGI and pencahayaan RENDAH and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor RENDAH [R3] IF vibrasi RENDAH and kebisingan RENDAH and pencahayaan TINGGI and Temperatur RENDAH [R4] IF vibrasi RENDAH and kebisingan TINGGI and pencahayaan TINGGI and Temperatur RENDAH RENDAH Then jumlah resistor RENDAH Then jumlah resistor

63

[R5] IF vibrasi TINGGI and kebisingan RENDAH and pencahayaan RENDAH and Temperatur RENDAH [R6] IF vibrasi TINGGI and kebisingan TINGGI and pencahayaan RENDAH and Temperatur SEDANG [R7] IF vibrasi TINGGI and kebisingan RENDAH and pencahayaan TINGGI and Temperatur TINGGI [R8] IF vibrasi TINGGI and kebisingan TINGGI and pencahayaan TINGGI and Temperatur TINGGI [R9] IF vibrasi RENDAH and kebisingan RENDAH and pencahayaan RENDAH and Temperatur RENDAH [R10] IF vibrasi RENDAH and kebisingan TINGGI and pencahayaan RENDAH and Temperatur SEDANG [R11] IF vibrasi RENDAH and kebisingan RENDAH and pencahayaan TINGGI and Temperatur SEDANG [R12] IF vibrasi RENDAH and kebisingan TINGGI and pencahayaan TINGGI and Temperatur SEDANG [R13] IF vibrasi TINGGI and kebisingan RENDAH and pencahayaan RENDAH and Temperatur TINGGI [R14] IF vibrasi TINGGI and kebisingan TINGGI and pencahayaan RENDAH and Temperatur TINGGI [R15] IF vibrasi TINGGI and kebisingan RENDAH and pencahayaan TINGGI and Temperatur TINGGI Then jumlah resistor TINGGI TINGGI Then jumlah resistor TINGGI Then jumlah resistor TINGGI Then jumlah resistor TINGGI Then jumlah resistor TINGGI Then jumlah resistor TINGGI Then jumlah resistor RENDAH Then jumlah resistor RENDAH Then jumlah resistor RENDAH Then jumlah resistor RENDAH Then jumlah resistor

64

[R16] IF vibrasi TINGGI and kebisingan TINGGI and pencahayaan TINGGI and Temperatur SEDANG TINGGI Then jumlah resistor

4.2.2 Mencari Nilai Keanggotaan (Membership Functions) Pada praktikum ini terdapat 4 variabel input dimana masing masing variable mempunyai dua kelas yaitu tinggi dan rendah. Oleh karena itu akan menghasilkan 8 nilai keanggotaan yaitu : vibrasi = 5 Hz, kebisingan = 109 db, pencahayaan sebesar 326 Lux dan temperature sebesar 220C. a. Kebisingan kebisingan rendah [109] = kebisingan tinggi [109] = b. Pencahayaan pencahayaan rendah [326] = 0 pencahayaan tinggi [326] = c. Vibrasi vibrasi rendah [5] = 0 vibrasi tinggi [5] = d. Temperatur temperatur rendah [22] = pencahayaan tinggi [22] = = 0.6 = = = 0.1

4.2.4 Mencari nilai R [R1] IF vibrasi RENDAH and kebisingan RENDAH and pencahayaan RENDAH and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor RENDAH predikat = vibrasi rendah Temperatur rendah kebisingan rendah

pencahayaan rendah

= min (vibrasi rendah (5), kebisingan rendah (109), pencahayaan rendah (326), Temperatur rendah(22)) = min (0, 0, 0, 0.6) = 0 Himpunan produktivitas rendah

65

= 0, maka V= 50

[R2] IF vibrasi RENDAH and kebisingan TINGGI and pencahayaan RENDAH and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor RENDAH predikat = vibrasi rendah kebisingan tinggi Temperatur rendah

pencahayaan rendah

= min (vibrasi rendah (5), kebisingan tinggi (109), pencahayaan rendah (326), Temperatur rendah(22)) = min (0, 0.1, 0, 0.6) = 0 Himpunan produktivitas rendah = 0, maka V= 50

[R3] IF vibrasi RENDAH and kebisingan RENDAH and pencahayaan TINGGI and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor RENDAH predikat = vibrasi rendah kebisingan rendah Temperatur rendah

pencahayaan tinggi

= min (vibrasi rendah (5), kebisingan rendah (109), pencahayaan tinggi (326), Temperatur rendah(22)) = min (0, 0, 0.96, 0.6) = 0 Himpunan produktivitas rendah = 0, maka V= 50

[R4] IF vibrasi RENDAH and kebisingan TINGGI and pencahayaan TINGGI and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor RENDAH predikat = vibrasi rendah kebisingan tinggi Temperatur rendah

pencahayaan tinggi

= min (vibrasi rendah (5), kebisingan tinggi (109), pencahayaan tinggi (326), Temperatur rendah(22)) = min (0, 0.1, 0.96, 0.6) = 0 Himpunan produktivitas rendah = 0, maka V= 50

[R5] IF vibrasi TINGGI and kebisingan RENDAH and pencahayaan RENDAH and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor RENDAH predikat = vibrasi tinggi kebisingan rendah Temperatur rendah pencahayaan rendah

66

= min (vibrasi tinggi (5), kebisingan rendah (109), pencahayaan rendah (326), Temperatur rendah(22)) = min (0.67, 0, 0, 0.6) = 0 Himpunan produktivitas rendah = 0, maka V= 50

[R6] IF vibrasi TINGGI and kebisingan TINGGI and pencahayaan RENDAH and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor SEDANG predikat = vibrasi tinggi kebisingan tinggi Temperatur rendah

pencahayaan rendah

= min (vibrasi tinggi (5), kebisingan tinggi (109), pencahayaan rendah (326), Temperatur rendah(22)) = min (0.67, 0.1, 0, 0.6) = 0 Himpunan produktivitas sedang = 0, maka V= 85 [R7] IF vibrasi TINGGI and kebisingan RENDAH and pencahayaan TINGGI and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor TINGGI predikat = vibrasi tinggi kebisingan rendah Temperatur rendah

pencahayaan tinggi

= min (vibrasi tinggi (5), kebisingan rendah (109), pencahayaan tinggi (326), Temperatur rendah(22)) = min (0.67, 0, 0.96, 0.6) = 0 Himpunan produktivitas tinggi = 0, maka V= 92 [R8] IF vibrasi TINGGI and kebisingan TINGGI and pencahayaan TINGGI and Temperatur RENDAH Then jumlah resistor TINGGI predikat = vibrasi tinggi kebisingan tinggi Temperatur rendah

pencahayaan tinggi

= min (vibrasi tinggi (5), kebisingan tinggi (109), pencahayaan tinggi (326), Temperatur rendah(22)) = min (0.67, 0.1, 0.96, 0.6) = 0.1 Himpunan produktivitas tinggi = 0.1, maka V= 92.8

67

[R9] IF vibrasi RENDAH and kebisingan RENDAH and pencahayaan RENDAH and predikat Temperatur TINGGI Then jumlah resistor RENDAH = vibrasi rendah kebisingan rendah Temperatur tinggi

pencahayaan rendah

= min (vibrasi rendah (5), kebisingan rendah (109), pencahayaan rendah (326), Temperatur tinggi (22)) = min (0, 0, 0, 0) = 0 Himpunan produktivitas rendah = 0, maka V= 50

[R10] IF vibrasi RENDAH and kebisingan TINGGI and pencahayaan RENDAH and Temperatur TINGGI Then jumlah resistor SEDANG predikat = vibrasi rendah kebisingan tinggi Temperatur tinggi pencahayaan rendah

= min (vibrasi rendah (5), kebisingan tinggi (109), pencahayaan rendah (326), Temperatur tinggi (22)) = min (0, 0.1, 0, 0) = 0 Himpunan produktivitas sedang = 0, maka V= 85 [R11] IF vibrasi RENDAH and kebisingan RENDAH and pencahayaan TINGGI and Temperatur TINGGI Then jumlah resistor SEDANG predikat = vibrasi rendah kebisingan rendah Temperatur tinggi pencahayaan tinggi

= min (vibrasi rendah (5), kebisingan rendah (109), pencahayaan tinggi (326), Temperatur tinggi (22)) = min (0, 0, 0.96, 0) = 0 Himpunan produktivitas sedang = 0, maka V= 85 [R12] IF vibrasi RENDAH and kebisingan TINGGI and pencahayaan TINGGI and Temperatur TINGGI Then jumlah resistor SEDANG predikat = vibrasi rendah kebisingan tinggi

pencahayaan tinggi

Temperatur tinggi

68

= min (vibrasi rendah (7), kebisingan tinggi (88), pencahayaan tinggi (300), Temperatur tinggi (29)) = min (0, 0.1, 0.96, 0) = 0 Himpunan produktivitas sedang = 0, maka V= 85 [R13] IF vibrasi TINGGI and kebisingan RENDAH and pencahayaan RENDAH and Temperatur TINGGI Then jumlah resistor TINGGI predikat = vibrasi tinggi rendah kebisingan rendah Temperatur tinggi

pencahayaan

= min (vibrasi tinggi (5), kebisingan rendah (109), pencahayaan rendah (326), Temperatur tinggi (22)) = min (0.67, 0, 0, 0) = 0 Himpunan produktivitas tinggi = 0, maka V= 92 [R14] IF vibrasi TINGGI and kebisingan TINGGI and pencahayaan RENDAH and Temperatur TINGGI Then jumlah resistor TINGGI predikat = vibrasi tinggi kebisingan tinggi Temperatur tinggi

pencahayaan tinggi

= min (vibrasi tinggi (5), kebisingan tinggi (109), pencahayaan rendah (326), Temperatur tinggi (22)) = min (0.67, 0.1, 0, 0) = 0 Himpunan produktivitas tinggi = 0, maka V= 92 [R15] IF vibrasi TINGGI and kebisingan RENDAH and pencahayaan TINGGI and Temperatur TINGGI Then jumlah resistor TINGGI predikat = vibrasi tinggi kebisingan rendah Temperatur tinggi

pencahayaan tinggi

= min (vibrasi tinggi (5), kebisingan rendah (109), pencahayaan tinggi (326), Temperatur tinggi (22)) = min (0.67, 0, 0.96, 0) = 0 Himpunan produktivitas tinggi = 0, maka V= 92

69

[R16] IF vibrasi TINGGI and kebisingan TINGGI and pencahayaan TINGGI and Temperatur TINGGI Then jumlah resistor SEDANG predikat = vibrasi tinggi kebisingan tinggi Temperatur tinggi pencahayaan tinggi

= min (vibrasi tinggi (5), kebisingan tinggi (109), pencahayaan tinggi (326), Temperatur tinggi (22)) = min (0.67, 0.1, 0.96, 0) = 0 Himpunan produktivitas sedang = 0, maka V= 85

4.2.5 Defuzzy

Z = =

= 92.8

4.3 Analisis Data Dari hasil penelitian yang di lakukan dengan cara manual dan menggunakan aplikasi matlab di ketahui bahwa pada keadaan vibrasi 5Hz, kebisingan 109dB, pencahayaan 326 lux dan temperature 22c yang di lakukan dengan cara manual mendapatkan hasil 92.8 jumlah resistor namun perhitungan yang di lakukan dengan menggunakan apliklasi matlab mendapatkan 87,6 jumlah resistor, sehingga dapat di simpulkan bahwa tidak ada hasil yang signifikan dari kedua cara perhitungan yang di lakukan.

70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang di lakukan dengan cara manual dan menggunakan aplikasi matlab di ketahui bahwa pada keadaan vibrasi 5Hz, kebisingan 109dB, pencahayaan 326 lux dan temperature 22c yang di lakukan dengan cara manual mendapatkan hasil 92.8 jumlah resistor namun perhitungan yang di lakukan dengan menggunakan apliklasi matlab mendapatkan 87,6 jumlah resistor, dapat di simpulkan bahwa tidak ada hasil yang signifikan dari kedua cara perhitungan yang di lakukan. Hasil tidak signifikan mungkin dikarenakan data yang kurang seragam, waktu penelitian yang singkat dan sedikit berbeda-beda antar pengamatan, dan faktor- faktor kecil lainnya yang sedikit lebih berpengaruh walaupun tidak banyak.

5.2 Saran Dalam penelitian yang telah di lakukan dengan perhitungan secara manual dan menggunakan matlab terjadi perbedaan yang tidak terlalu signifikan namun demikian untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal perhitungan dengan menggunakan aplikasi matlab lebih di sarankan dan untuk mencapai produktivitas yang tinggi sebaiknya perusahaan lebih

memperhatikan factor kebisingan, pencahayaan,vibrasi dan temperature agar menjadi situasi dan lingkungan kerja yang lebih baik lagi sehingga operator bisa mencapai kerja yang optimal untuk mencapai produktifitas yang di harapkan. Untuk kedepannya mungkin dapat dilakukan pengamatan yang lebih detai sehingga di dapata data-data yang benar-benar riil.

DAFTAR PUSTAKA

Modul paraktikum APK dan E laboratorium APK dan E jurusan teknik industri UII.

LAMPIRAN

1. Data Pengamatan Nama : Arif Rakhmanto

Jenis kelamin : laki-laki Umur : 20 th

Pengaturan Lingkungan kerja dan resistor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 vibrasi Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Rendah= 2 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz Tinggi= 6 Hz kebisingan Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB TInggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB Tinggi= 100 dB Rendah= 60 dB TInggi= 100 dB pencahayaan Rendah= 200 Lux Rendah= 200 Lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah=200 Lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah=200 Lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux Rendah= 200 Lux Rendah= 200 lux Tinggi= 325 Lux Tinggi= 325 Lux temperatur jumlah resistor Rendah= 20 C 84 Rendah= 20 C 83 * Rendah= 20 C 77 * Rendah= 20 C 78 * Rendah= 20C 57 * Rendah= 20 C 88 Rendah= 20 C 99 * Rendah= 20 C 99 * Tinggi= 30 C 84 * Tinggi= 30 C 87 * Tinggi= 30 C 90 * Tinggi= 30 C 92 * Tinggi= 30 C 95 * Tinggi= 30 C 96 * Tinggi= 30 C 100 * Tinggi= 30 C 91 * *

2. MATLAB

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI (FISIOLOGI)

Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto (08 522 200)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK
Dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi lomba skipping antar mahasiswa jurusan olahraga, maka para peserta yang terdiri dari 10 orang mahasiswa mengadakan latihan skipping secara rutin. Untuk mengetahui kemampuan setiap mahasiswa dalam melakukan lompatan yang banyak, maka dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali. Pengamatan bertujuan untuk menghitung denyut nadi setiap mahasiswa selama 3 kali pengukuran, yakni 10 kali lompatan, 20 kali dan 30 kali. Diantara 3 sesi lompatan tersebut mahasiswa berhenti sejenak untuk beristirahat selama 3 menit. Data hasil pengamatan tersebut akan dianalisa menggunakan pendekatan fisiologi. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi organ tubuh manusia yang dipengaruhi oleh stress kerja otot. Pekerjaan manusia bergantung pada dua kondisi, yaitu kondisi fisik dan mental. Kerja fisik adalah kerja yang membutuhkan otot manusia sebagai tenaganya. Kerja mental adalah kerja yang melibatkan proses berfikir otak kita. Metode yang digunakan untuk mengolah data fisiologi adalah metode regresi linear dan metode cardiovascular load. %CVL tersebut nantinya dapat mengindikasikan apakah aktivitas lompatan tersebut menimbulkan kelelahan pada mahasiswa atau tidak. Berdasarkan analisa hasil perhitungan %CVL maka dapat diketahui bahwa skipping yang dilakukan oleh 5 orang yakni Angger, Ubay, Arnes, Mitha dan widi layak untuk dilakukan karena %CVL < 30%. Sedangkan 5 orang lainnya yakni Arif, Sita, Anizha, Kesuma dan Yopika memiliki % CVL diatas 30% sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam sistem melakukan aktivitas skipping tersebut. Sedangkan persamaan regresi yang diperoleh dari operator saat praktikum adalah Y = + x = 100,2 + 2,71x. Kata Kunci : Fisiologi, Denyut nadi, %CVL, Skipping

71

BAB I PENDAHULUAN

1.5. Latar Belakang Masalah Jurusan olahraga sebuah universitas mengadakan lomba skipping antar mahasiswa. Dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi lomba tersebut, maka para peserta yang terdiri dari 10 orang mahasiswa mengadakan latihan skipping secara rutin. Untuk mengetahui kemampuan setiap mahasiswa dalam melakukan lompatan yang banyak nantinya, maka dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali. Pengamatan bertujuan untuk menghitung denyut nadi setiap mahasiswa selama 3 kali pengukuran, yakni 10 kali lompatan, 20 kali dan 30 kali. Diantara 3 sesi lompatan tersebut mahasiswa berhenti sejenak untuk beristirahat selama 3 menit. Data hasil pengamatan tersebut akan dianalisa menggunakan pendekatan fisiologi untuk mengetahui prosentase cardiovasculer load. %CVL tersebut nantinya dapat mengindikasikan apakah aktivitas lompatan tersebut menimbulkan kelelahan pada mahasiswa atau tidak. % CVL merupakan beban kardiovaskuler yang dapat terlihat dari peningkatan denyut nadi secara signifikan saat melakukan aktivitas, dalam hal ini skipping.

1.6. Rumusan Masalah Berdasarkan kasus yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah maka dapat disusun beberapa rumusan masalah, antara lain sebagai berikut : 6. Berapakah besar % CVL setiap mahasiswa yang melakukan skipping? 7. Bagaimanakah rekomendasi terhadap aktivitas skipping berdasarkan hasil perhitungan %CVL? 8. Bagaimanakah persamaan regresi berdasarkan data aktivitas skipping diatas?

1.7. Batasan Masalah Agar penelitian lebih fokus dan menghemat biaya serta waktu maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :

72

3. Sesi lompatan hanya dilakukan sebanyak 3 kali, masing masing 10 kali, 20 kali, dan 30 kali lompatan. 4. Data data pendukung lainnya diperoleh dari bank data Laboratorium APK dan E Teknik Industri UII.

1.8.Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum biomekanika adalah sebagai berikut : a. Tujuan Umum 1. Memahami bahwa perbedaan beban kerja / cara kerja dapat berpengaruh terhadap aspek fisiologi manusia. 2. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan menggunakan metode fisiologi. 3. Menentukan besar beban kerja, berdasarkan kriteria fisiologi.

4. Merancang sistem kerja dengan memanfaatkan hasil pengukuran kerja


dengan metode fisiologi. b. Tujuan Khusus 1. Mampu menggunakan pulsa meter sebagai alat ukur kerja dengan metode fisiologi. 2. Mampu membuat grafik yang menghubungkan antara intensitas beban kerja (lari pada kecepatan tertentu untuk menempuh jarak tertentu) dengan heart rate. 3. Mampu membuat persamaan antara heart rate dengan laju kecepatan dan jarak. 4. Mampu menghitung besar energy expenditure pada suatu pekerjaan tertentu berdasarkan intensitas hearth rate. 5. Mampu menghitung dengan %CVL dan linear regresi.

73

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengukuran kerja dengan metode fisiologi Dalam suatu kerja fisik, manusia akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi Oksigen, Heart Rate, Temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller : 1. Kerja total seluruh tubuh, yang menngunakan sebagian besar otot biasanya melibatkan dua per tiga atau tiga seperempat otot tubuh. 2. Kerja otot yang membutuhkan energi Expenditure karen oto yang digunakan lebih sedikit. 3. Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja mekanik membutuhkan kontraksi sebagian otot Metode Pengukuran kerja fisik dilakukan dengan menggunakan standar : 1. Konsep Horse-Power oleh Taylor, tetapi tidak memuaskan. 2. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi. 3. Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi Oksigen. Tiffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan untuk

mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu: Kriteria Faali, kriteria kejiwaan dan kriteria hasil kerja. Kriteria Faali meliputi: Kecepatan denyut jantung, konsumsi Oksigen, Tekanan darah, Tingkat penguapan, Temperatur tubuh, komposisi kimiawi dalam darah dan air seni. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui perubahan fungsi alat- alat tubuh. Kriteria Kejiwaan meliputi: pengujian tingkat kejiwaan pekerja, seperti tingkat kejenuhan, emosi, motivasi, sikap dan lain-lain. Kriteria kejiwaan digunakan untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama bekerja. Kriteria Hasil Kerja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh kondisi kerja dengan melihat hasil kerja yang diperoleh dari pekerja tersebut.

74

2.2 Kerja fisik dan mental Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga manual operation dimana performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi

energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran kecepatan denyut jantung dan konsumsi oksigen. Sedangkan kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari otak kita. Pekerjaan ini akan mengakibatkan kelelahan mental bila kerja tersebut dalam kondisi yang lama, bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik secara langsung melainkan akibat kerja otak kita. 2.3 Penilaian beban kerja berdasarkan denyut nadi kerja Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain Salah sat peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroCardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak

tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut: Denyut nadi = 10 denyut waku penghitungan Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yang didefinisikan oleh Grandjean (1993) : 1. Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaa dimulai. 2. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja. 3. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja. x 100

Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan

75

denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskular (cardiovascular load = % CVL ) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : % CVL = 100 x (Denyut nadi kerja Denyut nadi istirahat) Denyut nadi maksimum denyut nadi istirahat Denyut nadi maksimum = 220 umur (Astrand and Rodahl, 1977). Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi sebagai berikut : - X <30 % - 30 < X < 60 % - 60 < X < 80 % - 80 < X < 100 % - X > 100 % = tidak terjadi kelelahan = diperlukan perbaikan = kerja dalam waktu singkat = diperlukan tindakan segera = tidak diperbolehkan beraktivitas

76

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Pengamatan Tabel 3.1 Daftar nama obyek pengamatan N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 Arif Angger Sita Ubay Arnes Anizha Kesuma Widi Yopika Mitha Nama Jenis Kelamin Laki laki Laki laki Perempuan Laki laki Perempuan Perempuan Laki laki Laki laki Laki laki Perempuan 21 20 21 22 20 21 21 21 20 20 Usia

10 mahasiswa tersebut diamati saat melakukan skipping dan saat sebelum melakukan skipping. Pengamatan masing-masing dilakukan pada 3 fase lompatan, yakni 10 kali, 20 kali dan 30 kali lompatann. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tali skipping dan stopwatch.

77

3.2 Flowchart
Mulai

Identifikasi pekerjaan

Pengumpulan data

Ukur denyut nadi sebelum bekerja

10 kali lompatan

20 kali lompatan

30 kali lompatan

Ukur denyut nadi setelah bekerja

Pengolahan data

Menghitung %CVL

Menghitung Regresi Linear

Analisis data

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart praktikum fisiologi

78

Penjelasan Flowchart 8. Mulai : merupakan starting point dalam memulai pengamatan fisiologi. 9. Identifikasi pekerjaan : Peneliti melakukan identifikasi terhadap pekerjaan yang akan dilakukan, yakni skipping. 10. Pengumpulan Data : Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mendata nama, jenis kelamin dan usia 10 mahasiswa yang melakukan skipping. 11. Mengukur denyut nadi sebelum skipping : Peneliti melakukan pengukuran waktu untuk 10 kali denyut nadi mahasiswa sebelum melakukan skipping dengan menggunakan stopwatch. 12. Skipping : operator melakukan skipping sebanyak 10 kali lompatan kemudian diukur waktu untuk denyut nadi setelah 10 kali lompatan. Kemudian operatr istirahat selama 3 menit kemudian diukur lagi waktu untuk denyut nadi istirahatnya. Selanjutnya operator kembali melakukan skipping sebanyak 20 kali lompatan dan kemudian diukur lagi denyut nadinya. Demikian seterusnya sampai pada fase 30 kali lompatan. 13. Pengolahan data : Peneliti melakukan pengolahan terhadap data data yang diperoleh dari pengukuruan. 14. Menghitung %CVL : peneliti menghitung prosentase CVL untuk 10 mahasiswa yang melakukan latihan skipping berdasarkan data denyut nadi yang diperoleh dari hasil pengukuran. 15. Menghitung persamaan regresi linear : peneliti membuat persamaan regresi linear untuk 10 operator berdasarkan data data yang diperoleh dari hasil pengukuran. 16. Analisa data : peneliti melakuka analisa terhadap hasil perhitungan prosentase CVL dan persamaan regresi yang terbentuk dari hasil pengolahan data sebelumnya. 17. Kesimpulan dan saran : peneliti menyusun kesimplan dan saran berdasarkan hasil analisis data yang telah diolah. 18. Selesai

79

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Tabel 4.1 tabel data operator serta bank data fisiologi No Nama Umur (tahun) 1 Arip 22 Jenis kelamin Laki-laki Banyak lompatan 10 20 30 2 Angger 20 Laki-laki 10 20 30 3 Sita 21 Perempuan 10 20 30 4 Ubay 22 Laki-laki 10 20 30 5 Arnes 20 Perempuan 10 20 30 6 Anizha 21 Perempuan 10 20 30 7 Kesuma 21 Laki-laki 10 20 30 Denyut nadi istirahat 83,1 99,5 103 108 112 111 73 75 71 88 93 111 79 81 82 65 84 72 86 100 99 Denyut nadi kerja 127,6 153,8 181,8 123 129 129 102 110 113 100 121 116 92 95 115 86 97 126 126 125 124

80

No

Nama

Umur (tahun)

Jenis kelamin Laki-laki

Banyak lompatan 10 20 30

Denyut nadi istirahat 93 100 96 119 95 52 110 100 100

Denyut nadi kerja 114 109 125 125 128 114 115 120 120

8 Widi

21

9 Yopika

20

Laki-laki

10 20 30

10 Mitha

20

Perempuan

10 20 30

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Analisis regresi linier Regresi linier didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum dari regresi linier adalah: Y=+x = =

1. Data Arip Tabel 4.2 tabel data Arip No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah 10 20 30 60 Denyut nadi kerja (y) 127.6 153.8 181.8 463.2 1276 3076 5454 9806 100 400 900 1400 XY X2

81

= =

= = 100,2

= 2,71

Y = + x = 100,2 + 2,71x

2. Data Angger Tabel 4.3 tabel data Angger No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah

Denyut nadi kerja (y) 123 129 129 381

XY

X2

10 20 30 60

1230 2580 3870 7680

100 400 900 1400

= =

= = 121

= 0,3

Y = + x = 121 + 0,3x

3. Data Sita Tabel 4.4 tabel data Sita No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah 10 20 30 60 Denyut nadi kerja (y) 102 110 113 325 1020 2200 3390 6610 100 400 900 1400 XY X2

82

= =

= = 97,3

= 0,55

Y = + x = 97,3 + 0,55x

4. Data Ubay Tabel 4.5 tabel data Ubay No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah

Denyut nadi kerja (y) 100 121 116 337

XY

X2

10 20 30 60

1000 2420 3480 6900

100 400 900 1400

= =

= = 96,3

= 0,8

Y = + x = 96,3+ 0,8x

5. Data Arnes Tabel 4.6 tabel data Arnes No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah 10 20 30 60 Denyut nadi kerja (y) 92 95 115 302 920 1900 3450 6270 100 400 900 1400 XY X2

83

= =

= = 77,6

= 1,15

Y = + x = 77,6 + 1,15x

6. Data Anizha Tabel 4.7 tabel data Anizha No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah

Denyut nadi kerja (y) 86 97 126 309

XY

X2

10 20 30 60

860 1940 3780 6580

100 400 900 1400

= =

= = 63

=2

Y = + x = 63 + 2x

7. Data Kesuma Tabel 4.8 tabel data Kesuma No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah

Denyut nadi kerja (y) 126 125 124 375

XY

X2

10 20 30 60

1260 2500 3720 7480

100 400 900 1400

= -0,1

84

= 127

Y = + x = 127 0,1x

8. Data Widi Tabel 4.9 tabel data Widi No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah

Denyut nadi kerja (y) 114 109 125 348

XY

X2

10 20 30 60

1140 2180 3750 7070

100 400 900 1400

= =

= = 105

= 0,55

Y = + x = 105 + 0,55x

9. Data Yopika Tabel 4.10 tabel data Yopika No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah

Denyut nadi kerja (y) 125 128 114 367

XY

X2

10 20 30 60

1250 2560 3420 7230

100 400 900 1400

= =

= = 133,3

= -0,55

Y = + x = 133,3 0,55x

85

10. Data Mitha Tabel 4.11 tabel data Mitha No Banyak lompatan (x) 1 2 3 jumlah

Denyut nadi kerja (y) 115 120 120 355

XY

X2

10 20 30 60

1150 2400 3600 7150

100 400 900 1400

= =

= = 113,3

= 0,25

Y = + x = 113,3 + 0,25x

4.2.2 Analisis Beban Kerja 1. Perhitungan % CVL Arif Tabel 4.12 tabel data skipping Arip No 1 Nama Umur (tahun) Arip 22 Jenis kelamin Laki-laki Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 22 % CVL :
skipping lompatan 10 kali : % CVL = skipping lompatan 20 kali : % CVL = skipping lompatan 30 kali : % CVL =

Denyut nadi istirahat 83,1 99,5 103

Denyut nadi kerja 127,6 153,8 181,8

= 198

38,73 55,12 82,94

Skipping tersebut perlu mengalami perbaikan dan tindakan segera karena

%CVL lebih dari 30% operator mengalami kelelahan.

86

2. Perhitungan % CVL Angger Tabel 4.13 tabel data skipping Angger No 2 Nama Angger Umur (tahun) 20 Jenis kelamin Laki-laki Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 20 % CVL :
Skipping lompatan 10 kali : % CVL = Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

Denyut nadi istirahat 108 112 111

Denyut nadi kerja 123 129 129

= 200

16,3 19,31 20,22

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di bawah 30% berarti tidak

terjadi kelelahan.

3. Perhitungan % CVL Sita Tabel 4.14 tabel data Skipping Sita No 3 Nama Sita Umur (tahun) 21 Jenis kelamin Perempuan Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 21 % CVL :
Skipping lompatan 10 kali : % CVL = Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

Denyut nadi istirahat 73 75 71

Denyut nadi kerja 102 110 113

= 199

23,01 28,22 32,81

87

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di antara 0% - 60%, namun

perlu di lakukan perbaikan pada operator.

4. Perhitungan % CVL Ubay Tabel 4.15 tabel data Skipping Ubay No 4 Nama Ubay Umur (tahun) 22 Jenis kelamin Laki-laki Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 22 = 198 % CVL :
Skipping lompatan 10 kali : % CVL = Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

Denyut nadi istirahat 88 93 111

Denyut nadi kerja 100 121 116

10,9 26,6 5,74

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di bawah 30% berarti tidak

terjadi kelelahan.

5. Perhitungan % CVL Arnes Tabel 4.16 tabel data Skipping Arnes No 5 Nama Arnes Umur (tahun) 20 Jenis kelamin Perempuan Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 20 = 200 % CVL :
Skipping lompatan 10 kali : % CVL =

Denyut nadi istirahat 79 81 82

Denyut nadi kerja 92 95 115

10,74

88

Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

11,76 27,96

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di bawah 30% berarti tidak

terjadi kelelahan.

6. Perhitungan % CVL Angger Tabel 4.17 tabel data Skipping Anizha No 6 Nama Anizha Umur (tahun) 21 Jenis kelamin Perempuan Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 21 % CVL :
Skipping lompatan 10 kali : % CVL = Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

Denyut nadi istirahat 65 84 72

Denyut nadi kerja 86 97 126

= 199

15,67 11,30 42,52

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di antara 0% - 60%, namun

perlu di lakukan perbaikan pada operator..

7. Perhitungan % CVL Kesuma Tabel 4.18 tabel data Skipping Kesuma No 7 Nama Kesuma Umur (tahun) 21 Jenis kelamin Laki-laki Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 21 = 199 Denyut nadi istirahat 86 100 99 Denyut nadi kerja 126 125 124

89

% CVL :
Skipping lompatan 10 kali : % CVL = Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

35,39 25,25 25

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di antara 0% - 60%, namun

perlu dilakukan perbaikan pada operator.

8. Perhitungan % CVL Widi Tabel 4.19 tabel data Skipping Widi No 8 Nama Widi Umur (tahun) 21 Jenis kelamin Laki-laki Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 21 % CVL
Skipping lompatan 10 kali : % CVL = Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

Denyut nadi istirahat 93 100 96

Denyut nadi kerja 114 109 125

= 199

19,81 9,09 28,15

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di bawah 30%.

9. Perhitungan % CVL Yopika Tabel 4.20 tabel Skipping Yopika No 9 Nama Yopika Umur (tahun) 20 Jenis kelamin Laki-laki Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur Denyut nadi istirahat 119 95 52 Denyut nadi kerja 125 128 114

90

: 220 20 % CVL :
Skipping lompatan 10 kali : % CVL = Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

= 200

7,4 31,42 41,9

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di antara 0% - 60%, namun

perlu di lakukan perbaikan pada operator.

10. Perhitungan % CVL Mitha Tabel 4.21 tabel data Skipping Mitha No 10 Nama Mitha Umur (tahun) 20 Jenis kelamin Perempuan Banyak lompatan 10 20 30 Denyut nadi maximum : 220 Umur : 220 20 % CVL :
Skipping lompatan 10 kali : % CVL = Skipping lompatan 20 kali : % CVL = Skipping lompatan 30 kali : % CVL =

Denyut nadi istirahat 110 100 100

Denyut nadi kerja 115 120 120

= 200

5,55 20 20

Skipping tersebut layak dilakukan karena %CVL berada di bawah 30%, yang berarti

tidak terjadi kelelahan pada operator.

4.3 Analisa Data 4.3.1 Rumus Persamaan Regresi Linier Dari hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Arip dengan study case Skipping maka didapatkan hasil persamaan regresi Y = + x = 100,2 + 2,71x. untuk
Skipping yang dilakukan angger maka didapat hasil persamaaan regresi Y = +

x = 121 + 0,3x. Selanjutnya untuk Sita, persamaan regresi yang dihasilkan

91

adalah Y = + x = 97,3 + 0,55x, untuk Ubay Y = + x = 96,3+ 0,8x. kemudian untuk Arnes Y = + x = 77,6 + 1,15x, untuk Anizha Y = + x = 63 + 2x, untuk Kesuma Y = + x = 127 0,1x, untuk widi Y = + x = 105 + 0,55x, untuk Yopika Y = + x = 133,3 0,55x dan untuk Mitha Y = + x = 113,3 + 0,25x. Persamaan regresi untuk masing masing praktikan ini tergantung pada denyut nadi kerja dan jarak dari masing masing praktikan tergantung pada masing masing kasus.

4.3.2 Cardiovasculair Load Berdasarkan perhitungan % CVL pada semua mahasiswa yang melakukan skipping maka diperoleh data dari mahasiswa bernama Arip adalah 38,73% pada 10 kali lompatan. Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan perbaikan karena %CVL-nya berada pada kisaran antara 30% - 60%. Sedangkan pada 20 kali lompatan hasil % CVL-nya adalah 55,12% yang artinya aktivitas tersebut hanya diperbolehkan dilakukan dalam waktu singkat. Dan pada 30 kali lompatan besar % CVL-nya adalah 82,94% yang berarti bahwa perlu dilakukan tindakan segera terhadap aktivitas tersebut. Berdasarkan perhitungan % CVL pada Angger, maka diperoleh hasil antara lain 16,3% pada 10 kali lompatan, 19,31% pada 20 kali lompatan dan 20,22% pada 30 kali lompatan. Ketiga prosentase CVL Angger tersebut berada di bawah 30% sehingga dapat dikatakan bahwa skipping yang dilakukan oleh Angger tidak berpotensi menimbulkan kelelahan. Berdasarkan perhitungan % CVL pada Sita maka diperoleh % CVL antara lain 23,01% pada 10 kali lompatan dan 28,22% pada 20 kali lompatan. Keduanya tidak berpotensi menimbulkan kelelahan karena masih berada pada kisaran dibawah 30%. Sedangkan pada 30 kali lompatan hasil % CVL-nya adalah 32,81% yang artinya perlu dilakukan perbaikan pada aktivitas tersebut karena prosentasenya berada diantara 30% - 60%. Hasil perhitungan % CVL pada Ubay adalah 10,9% pada 10 kali lompatan, 26,6% pada 20 kali lompatan dan 5,74% pada 30 kali lompatan. Ketiga prosentase CVL tersebut berada pada range dibawah 30% sehingga dapat diketahui bahwa aktivitas skipping tersebut tidak menimbulkan kelelahan

92

pada Ubay. Sama halnya dengan Arnes yang memiliki %CVL dibawah 30% untuk ketiga lompatannnya, yakni 10,7%, 11,76% dan 27,96%. Pada kasus skipping Anizha, nilai % CVL 10 kali lompatan adalah 15,67% yang artinya tidak menimbulkan kelelahan. Demikian halnya dengan 20 kali lompatannya dengan %CVL sebesar 11,30%. Namun pada 30 kali lompatan % CVL Anizha menjadi 42,52%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perlu dilakukan perbaikan untuk aktivitas pada 30 kali lompatan tersebut. Demikian halnya pada 10 kali lompatan yang dilakukan oleh Kesuma yang memiliki % CVL sebesar 35,39%. Hal tersebut membutuhkan perbaikan. Namun pada 20 dan 30 kali lompatan, Kesuma tidak akan merasakan kelelahan karena % CVLnya kurang dari 30% yakni 25,25% dan 25%. Pada skipping yang dilakukan oleh Widi dan Mitha, keduanya memiliki prosentase CVL kurang dari 30% sehingga kuduanya tidak merasakan kelelahan untuk aktivitas tersebut. Prosentase Widi pada ketiga lompatan berturut adalah 19,81%, 9,09% dan 28,15%. Sedangkan pada Mitha % CVL-nya adalah 5,55% (10 kali), 20% (20 kali) dan 20% (30 kali). Berdasarkan perhitungan %CVL pada operator Yopika diperoleh 7,4% pada 10 kali lompatan. Hal tersebut tidak menimbulkan kelelahan. Namun pada lompatan 20 kali dan 30 kali, %CVL-nya adalah 31,42% dan 41,9% sehingga dapat dikatakan bahwa pada 20 dan 30 kali lompatan yang dilakukan oleh Yopika tersebut perlu dilakukan perbaikan.

93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Persamaan regresi yang terbentuk adalah : a. Arip Y = + x = 100,2 + 2,71x b. Angger Y = + x = 121 + 0,3x c. Sita Y = + x = 97,3 + 0,55x d. Ubay Y = + x = 96,3+ 0,8x e. Arnes Y = + x = 77,6 + 1,15x f. Anizha Y = + x = 63 + 2x g. Kesuma Y = + x = 127 0,1x h. Widi Y = + x = 105 + 0,55x i. j. Yopika Y = + x = 133,3 0,55x Mitha Y = + x = 113,3 + 0,25x

2. Skipping yang dilakukan oleh 5 orang yakni Angger, Ubay, Arnes, Mitha dan widi layak untuk dilakukan karena %CVL < 30%. Sedangkan 5 orang lainnya yakni Arif, Sita, Anizha, Kesuma dan Yopika memiliki % CVL diatas 30% sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam sistem melakukan aktivitas skipping.

5.2 Saran Dari kesimpulan setiap individu harus memperhatikan beban kerja atau aktivitas yang dilakukan, karena apabila tidak sesuai dengan ketentuan dari analisis cardiovescular akan berakibat buruk terhadap tubuh individu itu sendiri. Disamping itu perlu diperhatikan kondisi tubuh saat akan melakukan aktivitas tersebut. Jika kondisi tubuh sedang lelah atau kurang fit maka akan berpengaruh pada hasil pengukuran denyut nadi.

DAFTAR PUSTAKA

Barnes, Ralph M. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. Seventh edition. Canada: John Wiley and Sons, 1980. Nurmianto, Eko. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Cet.3. Surabaya: Penerbit Guna Widya, 2003. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi: Study Gerak dan Waktu. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit PT. Guna Widya, 1995. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi: Study Gerak dan Waktu. Edisi pertama Cetakan Keempat. Jakarta: Penerbit PT. Guna Widya, 1995.

LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI (WORK SAMPLING )

Disusun Oleh : Kelompok 57 Arif Rakhmanto (08 522 200)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

ABSTRAK
Daim Donuts merupakan industri yang bergerak dalam bidang kuliner khusunya donat. Daim Donuts berdiri sejak tahun 2005 dan hingga saat ini (2011) Daim Donuts sudah memiliki 2 cabang di Yogyakarta, salah satunya terletak di jalan Kaliurang km. 9 Sleman. Sebagai industri yang sedang berkembang, Daim Donuts berkomitment menjaga setiap elemen dari proses usahanya, termasuk proses produksinya. dalam rangka untuk mengetahui produktivitas Daim Donuts, maka praktikan bermaksud mengadakan pengamatan terhadap proses produksi Daim Donuts tersebut. Metode yang digunakan dalam melakukan pengamatan tersebut adalah work sampling. Metode work sampling adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah pengamatan secara langsung terhadap aktivitas kerja mesin, proses dan atau pekerja/ operator. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui prosentaase produktif serta mengetahui waktu baku dari suatu proses. Berdasarkan pengolahan data yang diperoleh dari pengamatan maka dapat diketahui bahwa performance level dari proses produksi tersebut adalah 80,2 % dan waktu bakunya adalah 6,657 menit. Kata kunci : work sampling, produktivitas, idle, Daim Donuts

94

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Daim Donuts merupakan industri yang bergerak dalam bidang kuliner khusunya donat. Daim Donuts berdiri sejak tahun 2005 dan hingga tahun 2011 Daim Donuts telah memiliki 2 cabang di Yogyakarta, salah satunya terletak di jalan Kaliurang km. 9 Ngemplak, Sleman. Sebagai industri yang sedang berkembang, Daim Donuts berkomitmen untuk selalu menjaga setiap elemen dari proses usahanya, salah satunya proses produksi. Proses produksi Daim Donuts dilakukan setiap hari mulai pukul 7 pagi sampai pukul 3 sore. Sedangkan outlet penjualan buka mulai pukul 7 pagi sampai 9 malam. Pangsa pasar dari Daim Donuts sendiri adalah masyarakat umum khusunya pelajar dan mahasiswa karena harganya yang relatif terjangkau. Permintaan yang meningkat sedikit demi sedikit membuat Daim Donuts optimis terhadap peluang di bidang tersebut sehingga merasa perlu untuk terus berinovasi dan terus meningkatkan produktivitas. Dalam rangka untuk mengetahui produktivitas Daim Donuts, maka praktikan mengadakan pengamatan terhadap proses produksi Daim Donuts tersebut. Metode yang digunakan dalam melakukan pengamatan tersebut adalah work sampling. Metode work sampling adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah pengamatan secara langsung terhadap aktivitas kerja mesin, proses dan atau pekerja/ operator. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui waktu baku proses pembuatan donat di Daim Donuts. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan kasus yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah maka dapat disusun beberapa rumusan masalah, antara lain sebagai berikut : 1. Berapakah ratio delay dan performance level proses produksi Daim Donuts? 2. Berapakah waktu normal dari proses produksi Daim Donuts? 3. Berapakah waktu baku untuk proses produksi di Daim Donuts?

95

1.3 Batasan Masalah Agar penelitian lebih fokus dan menghemat biaya serta waktu maka dibuat batasan masalah sebagai berikut : 1. Pengamatan hanya dilakukan selama 3 hari. 2. Data data pendukung lainnya seperti angka faktor penyesuaian diperoleh dari modul praktikum work sampling Laboratorium APK dan E Teknik Industri UII.

1.4 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum biomekanika adalah sebagai berikut : 1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan dalam penetapan waktu baku. 2. Melatih praktikan di dalam memberikan pengalaman praktis untuk melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan pemahaman dan penguasaan materi mengenai sampling kerja. 3. Memotivasi praktikan agar mau untuk selanjutnya melaksakan kegiatankegiatan pengukuran dan penelitian kerja khususnya dalam upaya meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja.

96

BAB II LANDASAN TEORI

2.4 Work Sampling Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study atau Random Observation Method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan cara ini juga

diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989). Metode sampling kerja dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel pengamatan yang diambil secara acak (random) (Sritomo, 1989). Suatu sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang besar akan cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh populasi trsebut. Apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, maka karakteristik yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding dengan karakteristik dari populasinya ( Sritomo, 1989). Banyaknya pengamatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan sampling kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu tingkat kepercayaan ( Confidence Level) dan tingkat ketelitian (Degree of Accuracy). Secara garis besar metode sampling kerja ini dapat digunakan untuk (Sritomo, 1995) mengukur Ratio Delay dari sejumlah mesin, operator / karyawan atau fasilitas kerja lainnya serta menetapkan Performance Level dari seseorang selama waktu kerja berdasarkan waktu-waktu dimana orang itu bekerja atau tidak bekerja, terutama sekali untuk pekerjaan manual. Selain itu juga menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja.

97

2.5 Menentukan Waktu Kunjungan Untuk menentukan waktu kunjungan, biasanya satu hari kerja dibagi kedalam satuan-satuan waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang satu satuan waktu tidak terlampau panjang (lama). Berdasarkan satusatuan waktu inilah saat-saat kunjungan ditentukan. Waktu kunjungan tidak boleh melebihi 2/3 dari total jam kerja. Waktu kunjungan tidak boleh pada saat-saat tertentu yang kita ketahui dalam keadaan tidak bekerja misalnya jam-jam istirahat atau hari libur, dimana tidak ada kegiatan secara resmi ( Sutalaksana, 1979).

2.6 Ratio Delay, Prosentase Produktif dan Waktu Baku Ratio Delay merupakan perbandingan antara prosentase non produktif terhadap prosentase produktif. Sedangkan untuk menentukan prosentase produktif (performance level) dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah produktif dengan jumlah pengamatan dan dikalikan 100%. Prosentase produktif kemudian digunakan untuk menghitung waktu baku melalui tahap perhitungan jumlah menit produktif, jumlah menit yang diperlukan per unit serta waktu normal.

2.7 Aplikasi Work Sampling Aplikasi Work Sampling dalam Industri, antara lain (Sritomo, 1989): 1. Penetapan Waktu Baku 2. Penetapan Waktu Tunggu 3. Disiplin Kerja

2.8 Kelonggaran Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan hambatan hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan yang selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan. Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi adalah, hal hal seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, kekamar kecil, bercakap cakap dengan teman sekerja sekedar menghilangkan ketegangan ataupun

98

kejenuhan dalam bekerja. Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda beda dari satu pekerjan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjan mempunyai karakteristik sendiri sendiri dengan tuntutan yang berbeda beda. Penelitian yang khusus perlu dilakukan untuk menentukan besarnya kelonggaran ini secara tepat seperti dengan sampling kerja atau secara fisiologis. Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pekerja pria dari pekerja wanita; misalnya untuk pekerjaan pekerjaan ringan pada kondisi kondisi kerja normal pria memerlukan 2% 2,5% dan wanita 5% (persentase ini adalah dari waktu normal). Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun kwalitas. Kerenanya salah satu cara untuk menentukan besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat saat dimana hasil produksi menurun. Tetapi masalahnya adalah kesulitan dalam menentukan pada saat saat mana menurunnya hasil produksi yang disebabkan oleh timbulnya rasa fatique karena masih banyak kemungkinan lain yang dapat menyebabkannya. Dalam melaksanakan pekerjaanya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai hambatan ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang berlebihan dan mengaggur dengan sengaja ada pula hambatan yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk mengendalikannya. Bagi hamabtan yang pertama jelas tidak ada pilihan selain menghilangkannya sedangkan bagi yang terakhir walaupun harus diusahakan serendah mungkin, hambatan akan tetap ada dan karenayan harus diperhitungkan dalam waktu baku. Besarnya hambatan untuk kejadian kejadian sperti itu sangat bervariasi dari suatu pekerjaan lain bahkan suatu stasiun kerja kestasiun kerja lain karena banyaknya penyebab seperti, mesin, kondisi mesin, prosedur kerja, ketelitian suplai alat dan bahan dan sebaginya. Salah satu cara yang baik yang biasanya digunakan untuk menentukan besarnya kelonggaran bagi hambatan yang tidak terhindarkan adalah dengan melakukan sampling pekerjaan.

99

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Pengamatan Objek pengamatan dalam praktikum ini adalah karyawan dari Daim Donuts dengan data diri sebagai berikut : Nama Jenis Kelamin Usia : Dewi : Perempuan : 37 tahun

Disamping itu praktikan menggunakan beberapa peralatan untuk melakukan pengamatan, antara lain lembar pengamatan, alat tulis dan arloji. Operator yang diamati adalah karyawan bagian produksi yang fokus pada proses pembentukan donat dan finishing. Pada pagi sampai siang hari operator tersebut mengerjakan pembentukan donat dengan adonan yang telah dibuat oleh operator lain. Setelah donat terbentuk maka donat tersebut akan digoreng oleh operator lain. Pada siang hari saat sudah ada donat yang telah digoreng, maka operator Dewi mengerjakan proses finishing, yakni mengolesi donat dengan berbagai macam topping seperti krim, keju, coklat, selai dan sebagainya.

100

3.2 Flowchart
Mulai

Pengamatan

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Menghitung Waktu Normal

Menghitung Waktu Baku

Analisa Hasil

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart pengamatan work sampling

101

Penjelasan Flowchart 19. Mulai : merupakan starting point dalam memulai pengamatan work sampling. 20. Pengamatan : praktikan melakukan pengamatan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh operator. 21. Pengumpulan Data : praktikan mencatat data-data yang diperoleh berdasarkan pengamatan. 22. Pengolahan data : praktikan melakukan pengolahan terhadap data data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan. 23. Menghitung waktu normal : praktikan menghitung waktu normal proses produksi yang dilakukan oleh operator yang diamati. 24. Menghitung waktu baku : prakikan menghitung waktu baku proses produksi yang dilakukan oleh operator yang diamati. 25. Analisa hasil : praktikan melakukan analisa terhadap hasil perhitungan waktu normal dan waktu baku. 26. Selesai

102

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Operator Nama : Dewi

Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 37 tahun

4.1.2 Hasil Pengamatan Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Hari Pertama No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Bil Random 1 3 4 6 8 9 10 13 14 16 17 19 21 22 24 25 26 30 32 Waktu Pengamatan 7.06 7.18 7.24 7.36 7.48 7.54 8.00 8.18 8.24 8.36 8.42 8.54 9.06 9.12 9.24 9.30 9.36 10.00 10.12 Produktif Idle Output 0 0 0 3 2 3 3 4 3 0 4 3 3 2 3 3 3 3 2

103

No. 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Bil Random 36 38 40 45 46 49 52 57 58 59 60 61 64

Waktu Pengamatan 10.36 10.48 11.00 11.30 11.36 11.54 12.12 12.42 12.48 12.54 13.00 13.06 13.24

Produktif

Idle

Output 3 2 3 2 2

26 6

0 0 4 5 5 6 5 5 86

Total

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Hari Kedua No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Bil Random 2 4 6 10 11 14 15 16 18 20 23 26 27 29 Waktu Pengamatan 7.12 7.24 7.36 8.00 8.06 8.24 8.30 8.36 8.48 9.00 9.18 9.36 9.42 9.54 Produktif Idle Output 0 0 2 2 3 2 2 4 3 3 4 4 4 0

104

No. 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Bil Random 32 33 35 36 37 38 39 40 43 44 47 49 50 53 54 56 58 61

Waktu Pengamatan 10.12 10.18 10.30 10.36 10.42 10.48 10.54 11.00 11.18 11.24 11.42 11.54 12.00 12.18 12.24 12.36 12.48 13.06

Produktif

Idle

Output 2 0 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 6 5

25 7

0 0 0 6 87

Total

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Hari Ketiga No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bil Random 2 7 9 12 13 17 21 22 23 Waktu Pengamatan 7.12 7.42 7.54 8..12 8.18 8.42 9.06 9.12 9.18 Produktif Idle Output 0 1 3 3 2 3 3 2 3

105

No. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Bil Random 24 25 28 31 33 34 36 37 39 40 42 43 45 47 48 50 51 55 56 57 60 62 63

Waktu Pengamatan 9.24 9.30 9.48 10.06 10.18 10.24 10.36 10.42 10.54 11.00 11.12 11.18 11.30 11.42 11.48 12.00 12.06 12.30 12.36 12.42 13.00 13.12 13.18

Produktif

Idle

Output 4 4 3

26 6

0 0 4 4 0 3 3 2 3 4 4 0 0 6 5 5 6 5 5 5 95

Total

106

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Data Rekapitulasi Tabel 4.4 Data Rekapitulasi Hasil Pengamatan Produktif Senin, 2 Mei 2011 Selasa, 3 Mei 2011 Rabu, 4 Mei 2011 Total 26 25 26 77 Idle 6 7 6 19 Total Produk 86 87 95 268

4.2.2 Kecukupan dan Keseragaman Data 95% = 2 96

p = 0,802 Output = 268 a. Kecukupan Data = = 3,95

Data cukup karena N < N yaitu 3,95 < 96 b. Keseragaman Data 0,942 0,662

4.2.3 Persentase Produktif dan ratio delay a. = b. Ratio Delay = = = 0,25 = 80,2 % = 0,802

107

4.2.4 Waktu Normal a. = = 0.802 x 1440 = 1154,88 menit

b.

c.

Faktor Penyesuaian Faktor penyesuaian diperoleh dari pengamatan praktikan terhadap kinerja operator. Berdasarkan pengamatan maka diperoleh data sebagai berikut : 1. Skill (Ketrampilan) Kualitas hasilnya baik. Dapat memberikan petunjuk petunjuk kepada pekerja lain yang ketrampilannya lebih rendah. Tidak ragu ragu. Ritme kerja stabil Gerakan gerakannya terkoordinasi dengan baik. Gerakan gerakannya cepat.

2. Effort (Usaha) Kecepatan kerjanya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. Saat saat menganggur sangat sedikit bahkan kadang kadang tidak ada. Menerima saran- saran dan petunjuk dengan senang. Dapat memberikan saran saran untuk perbaikan kerja. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi. Menggunakan alat alat dengan baik. Memelihara peralatan kerja dengan baik.

3. Condition (Kondisi) Kondisi lingkungan kerjanya tergolong dalam kategori baik (C). 4. Consistency (Konsistensi) Konsistensi operator tergolong dalam kategori rata rata (D)

108

Sehingga diperoleh rekapitulasi kinerja operator sebagai berikut : 1. Good skill (C1) 2. Good Effort (C1) 3. Good Condition (C) 4. Average Consistency (D) 0,06 0,05 0,02 0,00 + 0,13 Maka diperoleh nilai faktor penyesuaian sebesar = 1 + 0,13 = 1,13 d. Waktu normal = waktu yang diperlukan x faktor penyesuaian = 4,3 x 1,13 = 4,859 menit

4.2.5 Waktu Baku a. Allowance Berdasarkan pengamatan maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.5 Kelonggaran Faktor A. Tenaga yang dikeluarkan 2. Sangat ringan (Bekerja di meja, berdiri) B. Sikap kerja 2. Berdiri diatas dua kaki C. Gerakan kerja 1. Normal D. Kelelahan mata 2. Pandangan yang hampir terus - menerus E. Keadaan temperatur 4. Normal (22 28 0C) F. Keadaan atmosfer 2. Cukup (Ventilasi kurang baik dan ada bau bauan yang tidak berbahaya) G. Keadaan lingkungan yang baik 3. Siklus kerja berulang antara 5 10 detik Total 3,0 30 % 5,0 2,5 7,5 Kelonggaran

7,0

5,0

109

b.

Waktu baku

= = = 6,657 menit

4.3 Analisa Data Berdasarkan perhitungan prosentase produktif maka dapat dilihat bahwa prosentase produktif lebih besar daripada prosentase non-produktif, yakni sebesar 80,2% untuk prosentase produktif dan 19,8% untuk prosentase non-produktif. Sehingga dapat diketahui bahwa produktivitas operator tersebut relatif baik berdasarkan perbandingan waktu bekerja dan menganggurnya. Sedangkan perbandingan kedua prosentase tersebut menunjukkan ratio delay sebesar 0,25. Berdasarkan perhitungan jumlah menit produktif maka dapat terlihat bahwa sebagian besar waktu bekerja digunakan oleh operator untuk bekerja (produktif). Sedangkan waktu yang diperlukan untuk membuat 1 unit donat

adalah 4,3 menit/ unit. berdasarkan waktu tersebut maka dapat diperoleh waktu normal sebesar 4,859 menit dan waktu baku sebesar 6,657 menit.

110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa data hasil perhitungan bada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1. Ratio delay dari proses produksi yang dilakukan oleh operator terkait adalah sebesar 0,25 sedangkan performancce level-nya sebesar 80,2 % sehingga dapat disimpulkan bahwa operator tersebut relatif produktif. 2. Waktu normal proses produksi yang dilakukan oleh operator terkait adalah 4,859 menit. 3. Waktu baku untuk proses produksi yang dilakukan oleh operator tersebut adalah sebesar 6,657 menit.

5.2 Saran Berdasarkan analisa praktikan terhadap keseluruhan proses yang dilakukan oleh operator Dewi maka dapat disarankan agar operator tersebut dispesialisasikan pada satu pekerjaan tertentu sehingga lebih fokus. Karena pada kenyataannya operator tersebut mengerjakan pembentukan donat di pagi hari dan menghias donat di sore harinya. Namun secara keseluruhan, produktifitas operator tersebut tergolong baik atau produktif.

DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Ralph M. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. Seventh edition. Canada: John Wiley and Sons, 1980. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi: Study Gerak dan Waktu. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit PT. Guna Widya, 1995. Modul APK dan E Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia.

LAMPIRAN

LAMPIRAN

You might also like