You are on page 1of 44

Hukum Mendel I dan II

Hukum Mendel
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Pertama kali ditemukan oleh Gregor John Mendel

Melalui percobaan persilangan pada kacang kapri

Alasan Mendel
Pasangan sifat beda menjolok Autogami sifat yang Konstan

Mudah melakukan penyerbukan silang


Waktu yang diperlukan singkat

Keturunannya banyak

Pasangan Sifat Beda


No 1 Ciri Tanaman Bentuk biji Sifat Beda Bulat >< Kriput

2
3 4

Warna biji
Warna bunga Bentuk polong

Kuning >< Hijau


Ungu >< Putih Gembung >< Kriput

5
6 7

Warna polong
Letak bunga Panjang batang

Hijau >< Kuning


Aksial (ketiak daun) >< Terminal (ujung batang) Panjang (2-2.5 m) >< pendek (0.25-0.5 m)

Genotipe @ sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen dan bersifat tidak tampak Fenotipe @ sifat atau karakter yang ditentukan oleh gen dan lingkungan dan bersifat tampak

Hukum Mendel I
@ hukum segregasi, pasangan kromosom berpisah secara bebas

Tidak berpasangan kembali


Dapat dijelaskan dan hanya berlaku pada persilangan monohibrid

No 1 2 3 4 5 6 7

Sifat beda induk atau parental (P) Biji bulat >< kriput Biji kuning >< hijau Bunga ungu >< putih Polong gembung >< kriput Polong hijau >< kuning Bunga aksial >< terminal Batang panjang >< pendek

Banyaknya Individu F1 (keturunan 1) Semua bulat Semua kuning Semua merah Semua gembung Semua hijau Semua aksial Semua panjang F2 (keturunan 2) 5.474 bulat : 1.850 kriput 6.022 kuning : 2.001 hijau 705 ungu : 224 putih 882 gembung : 299 kriput 428 hijau : 152 kuning 651 aksial : 207 terminal 787 panjang : 277 pendek Perbandingan

2.96 : 1 3.01 : 1 3.15 : 1 2.95 : 1 2.82 : 1 3.14 : 1 2.84 : 1 3:1

Perbandingan rata-rata

Salah satu contoh persilangan Mendel, antara biji bulat dengan biji keriput sampai generasi kedua yang menghasilkan perbandingan bulat : keriput = 3 : 1

BB (bulat)

bb (kriput)

Bb F1 B B b

><

Bb

F2 B b
Bb (bulat)

B BB bB

b Bb bb

Bulat : Kriput = 3 : 1

Hukum Mendel II
@ hukum asortasi, kromosom berpasangan secara bebas

Dapat dijelaskan dan hanya berlaku pada persilangan dihibrida


Hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan, jika berdekatan maka tidak berlaku

Contoh
Contoh P : BBKK (bulat, kuning) >< bbkk (kriput, hijau)

Gamet : BK. Bk, bK, bk >< BK, Bk, bK, bk


Gamet-gamet ini dapat berpasangan secara bebas (Hukum Mendel II) sehingga F2 dapat digambarkan sebagai berikut : Keterangan : Bulat kuning : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13 Keriput kuning : 11, 12, 15 Bulat hijau : 6, 8, 14 Keriput hijau : 16

BBKK (bulat kuning) >< bbkk (kriput hijau)

Gamet BK Bk bK bk

BK BBKK BBkK bBKK bBkK

Bk BBKk BBkk bBKk bBkk

bK BbKK BbkK bbKK bbkK

bk BbKk Bbkk bbKk bbkk

Macam-macam gamet dan fenotipe dari persilangan : Persilangan Resiprok


Jumlah Sifat Beda Kemungkinan Macam Fenotip Macam Gamet F1 Perbandingan Fenotip pada F2

1 2
3 4 5 n

2 4
8 16 32 2n

3:1 9:3:3:1
27:9:9:9:3:3:3:1 81:27:27:27:27:9:9: 9:9:9:3:3:3:3:1 243: dan seterusnya 3n dan seterusnya

1 2 1
1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 Dan seterusnya

Macam-macam gamet dan fenotipe dari persilangan : Back Cross dan Test Cross
Back Cross F1 Kk (Kuning) Induk (?) (putih)
Gamet Hasil K k Kk (kuning) Test Cross Gamet ? ? Kk (putih) bb (kriput) b b Bb (kriput)

? (bulat) ? ?

Hasil

Bb (bulat)

Penyimpangan Semu Hukum Mendel


Dalam percobaan-percobaan genetika, para ahli sering menemukan ratio fenotip yang ganjil, seakan-akan tidak mengikuti hukum Mendel.

Misalnya pada perkawinan antara 2 individu dg 2 sifat beda, ternyata ratio fenotip F2 tidak selalu 9:3:3:1.
Tetapi sering dijumpai perbandinganperbandingan 9:7, 12:3:1, 15:1, 9:3:4 dll.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel


Bila diteliti betul-betul angka-angka perbandingan di atas, ternyata juga merupakan penggabungan angka-angka perbandingan Mendel. 9:7 = 9:(3+3+1), 12:3:1 = (9+3):3:1, 15:1 = (9+3+3):1, 9:3:4 = 9:3:(3+1). Oleh sebab itu disebut penyimpangan semu, karena masih mengikuti hukum Mendel.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel


Penyimpangan semu hukum Mendel : terjadinya suatu kerjasama berbagai sifat yang memberikan fenotip berlainan namun masih mengikuti hukum-hukum perbandingan genotip dari Mendel.

Penyimpangan semu ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling mempengaruhi dalam memberikan fenotip pada suatu individu.
Peristiwa pengaruh mempengaruhi antara 2 pasang gen atau lebih disebut Interaksi Gen.

Interaksi gen ada 4 macam :


Komplementer Kriptomeri

Epistasis Hipostasis
Polimeri

Komplementer
Adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi atau melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat Contoh : C = gen penumbuh bahan mentah pigmen c = gen tdk mampu menumbuhkan bahan mentah pigmen R = gen penumbuh enzim pigmentasi kulit r = gen tdk mampu menumbuhkan enzim pigmentasi kulit

CCRR x ccrr (berwarna) (tdk berwarna)

F1
P2

CcRr > berwarna


CcRr x CcRr

Gamet CR, Cr, cR, cr


F2 .
Fenotip : berwarna dan tidak berwarna Ratio fenotip : 9 : 7 - berwarna = 1+2+2+4 = 9 - tidak berwarna = 1+2+1+2+1 = 7

Penyimpangan semu Hukum Mendel

Gamet CR Cr

CR CCRR CCRr

Cr CCRr CCrr

cR

cr

CcRR CcRr CcRr Ccrr

cR
cr

CcRR
CcRr

CcRr
Ccrr

ccRR
ccRr

ccRr
ccrr

Kriptomeri
Adalah peristiwa dimana suatu faktor dominan baru nampak pengaruhnya bila bertemu dg faktor dominan lain yang bukan alelanya. Faktor dominan ini seolah-olah sembunyi (kriptos) Contoh : Misalnya Linaria maroccana biru (AaBb) disilangkan dg Linaria maroccana merah (Aabb), sedangkan gen A adalah untuk antosianin dan gen B untuk sifat basa. Jika 2 gen dominan A dan B maka berwarna biru 1 gen dominan A maka berwarna merah 1 gen dominan B atau A dan B tidak ada maka berwarna putih

Penyimpangan semu Hukum Mendel


2. Kriptomeri Penyimpangan yang disebabkan karena faktor gen yang tersembunyi Perbandingan fenotipe persilangannya adalah 9 ungu : 3 merah : 4 putih

KRIPTOMERI 9:3:4
Gen dominan yang seolah-olah tersembnyi apabila berdiri sendiri dan pengaruhnya baru tampak jika bersama-sama dengan gen dominan yang lain A = ada bahan pigmen antosianin a = tidak ada antosianin B = reaksi plasma bersifat basa

b = reaksi plsma bersifat asam


P1 Gamet AAbb X aaBB

(merah)
Ab AaBb

(putih)
aB

P2

AaBb
(ungu)

AaBb
(ungu)

Gamet AB, Ab, aB, ab F2

A B = 9 .
A bb = 3 .

aaB
aabb

= 3 .
= 1 .

Kriptomeri
Gamet AB Ab AB AABB AABb Ab AABb AAbb aB ab

AaBB AaBb AaBb Aabb

aB
ab

AaBB
AaBb

AaBb
Aabb

aaBB
aaBb

aaBb
aabb

Penyimpangan semu Hukum Mendel


1. Epistasi dan Hipostasis Epistasis @ gen yang menutupi atau menghalangi gen lainnya Hipostasis @ gen yang ditutupi atau dihalangi gen lainnya

Perbandingan fenotipenya adalah 12 hitam: 3 kuning: 1 putih

Epistasis dan Hipostasis


Adalah peristiwa dimana 2 faktor yang bukan pasangan alelanya dapat mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme Epistasis = sifat yang menutupi Hipostasis = sifat yang ditutupi Epistasis dominan = bila faktor yang menutupi adalah gen dominan

Epistasis resesif resesif

= bila faktor yang menutupi adalah gen

EPISTASIS &HIPOSTASIS ( 12 : 3 : 1 )
Interaksi gen dominan mengalahkan gen dominan lainnya yang bukan sealela Gen dominan yang menutup gen dominan lainnya epistasis Gen dominan yang tertutup hipostatis

Contoh warna kulit gandum dan warna kulit labu squash

H (hitam) dominan terhadap h (putih) K (kuning) dominan terhadap k (putih) H epiatasis terhadap K P1 HHkk (hitam) X hhKK (kuning) Gamet Hk hK F1 HhKk (hitam) P2 HhKk (hitam) X HhKk (hitam) Gamet HK, Hk, hK, hk F2 H K = 9 hitam H kk = 3 hitam hhK = 3 Kuning hhkk = 1 putih

Penyimpangan semu Hukum Mendel

Gamet HK Hk

HK 1 5

Hk 2 6

hK 3 7

hk 4 8

hK
hk

9
13

10
14

11
15

12
16

Epistasis Resesif Ganda


apabila gen resesif dari suatu pasangan gen I, epistasis terhadap pasangan gen II, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I. ex : peristiwa epistasis resesif ganda dapat dikemukakan pewarisan kandungan HCN pada tanaman Trifolium repens.
P: LLhh x llHH HCN rendah HCN rendah F1 : LlHh HCN tinggi F2 : 9 L-H- HCN tinggi 3 L-hh HCN rendah 3 llH- HCN rendah HCN tinggi : HCN rendah = 1 llhh HCN rendah 9 : 7

Epitasis Dominan Ganda


gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap

pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen ini juga epistasis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi. ex : pada pewarisan bentuk buah capsela
P: CCDD segitiga x ccdd oval

F1 : F2 :

CcDd segitiga 9 C-D- segitiga 3 C-dd segitiga 3 ccD- segitiga 1 ccdd oval

segitiga : oval 15 : 1

Epistasis dominan-resesif
terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap pasangan gen I. ex : pewarisan warna bulu ayam ras. P: IICC putih x iicc putih

F1 : F2 :

IiCc putih 9 I-C- putih 3 I-cc putih 3 iiC- berwarna 1 iicc putih

putih : berwarna 13 : 3

Epistasis gen duplikat dengan efek kumulatif


epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari gen sebelumnya dengan adanya efek komulatif ex : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga macam bentuk buah yaitu cakram, bulat, lonjong.
P: BBLL x bbll cakram lonjong BbLl cakram 9 B-L- cakram 3 B-ll bulat 3 bbL- bulat cakram : bulat : lonjong 1 bbll lonjong 9 : 6 : 1

F1 : F2 :

POLIMERI ( 15 : 1 (9+3+3) : 1 )
Sifat yang muncul pada persilangan heterozigotik dengan sifat beda yang berdiri sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ tubuh yang sama
Banyak gen yang mempengaruhi satu gejala/karakter disebut POLIGEN misalnya :
warna kulit pada manusia Warna bunga suatu tanaman

M = gen untuk warna bunga merah m = gen tidak terbentuk warna P1

M1M1M2M2 X
(merah )

m1m1m2m2
( putih )

Gamet F1 P2

M1M2

m1m2 M1m1M2m2 (merah)

M1m1M2m2 X M1m1M2m2
( merah ) (merah)

Gamet M1M2, M1m2, m1M2, m1m2 F2

M1 M2 = 9 merah
M1 mm = 3 merah m1m1M2 = 3 merah

M1m1m2m2= 1 putih

3. Polimeri : Adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu.

Penyimpangan semu Hukum Mendel


M1M2
M1M1M2M2 M1M1M2m2

Gamet
M1M2

M1m2
M1M1M2m2 M1M1m2m2

m1M2

m1m2

M1m1M2M2 M1m1M2m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2

M1m2 m1M2
m1m2

M1m1M2M2
M1m1M2m2

M1m1M2m2
M1m1m2m2

m1m1M2M2 m1m1M2m2
m1m1M2m2 m1m1m2m2

ATAVlSME
adalah sifat yang hipostasis pada suatu keturunan yang pada suatu saat muncul kembali (reappearence)

Interaksi beberapa gen (Atavisme) bentuk pial / jengger pada ayam Ada 4 macam bentuk pial :
RP RRpp rrPP = walnut / sumpel dominan = rose / gerigi = pea / biji

rrpp

= bilah / single resesif

1. INTERAKSI PASANGAN ALELA pada varitas ayam > 9 : 3 : 3 : 1 2. POLIMERI (Nielson-Echle) pada varitas gandum > 15 : 1 Polimeri pada manusia misalnya peristiwa pigmentasi kulit. 3. KRIPTOMERI pada tanaman "pukul empat" (Mirabilis jalapa) percobaan pada Linaria maroccana > 9 : 3 : 4 4. EPISTASIS & HIPOSTASIS pada varitas gandum > 12 : 3 : 1 5. KOEPISTASIS pada Lathyrusodoratus > 9 : 7 (Lathyrus odoratus = varitas ercis yang berbiji manis)

Interaksi Gen
penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotip, tetapi menimbulkan fenotip-fenotip yang merupakan hasil kerjasama atau interaksi dua pasang gen non-alelik ex : pewarisan bentuk jengger ayam
P: RRpp mawar x rrPP kacang RrPp walnut 9 R-P- walnut 3 R-pp mawar 3 rrP- kacang 1 rrpp tunggal

F1 : F2 :

walnut : mawar : kacang : tunggal 9 : 3 : 3 : 1

Pada tanaman diketahui sbb: B gen buah bulat dan alelnya b gen buah lonjong H mendorong munculnya sifat dan alelnya h menghambat munculnya sifat. Hasil testcross diperoleh 60 tanaman sebagai berikut: 20 tanaman bulat dan 40 tanamn buah lonjong, ujilah dengan Chisquare apakah hasil tersebut sesuai dengan harapan (baik)?

You might also like