You are on page 1of 10

TUGAS MATA KULIAH STATISTIK DISTRIBUSI & JASA: IMPOR

Nama Kelas NIM

: Cinduane G. Fridarahma : 3SK3 : 09.5908

Sekolah Tinggi Ilmu Statisik 2011/2012

1. Impor 2009 2011


a) Beras Pergerakan nilai beras secara total, seperti yang tampak pada Bagan 1, terus meningkat dari tahun ke tahun. Terutama dari tahun 2010 hingga 2011, tampak grafiknya menigkat tajam. Pertumbuhan impornya sendiri sebesar 1,04 untuk periode tahun 2009 - 2011

Nilai Impor Beras Indonesia


2.000.000,0

Nilai (US$)

1.500.000,0 1.000.000,0 500.000,0 0,0 108.153,2 2009 2010

1.513.163,5 Beras 360.785,0 2011

Bagan 1. Nilai Impor Komoditas Beras(US$) dari Tahun 2009 hingga 2011

b) Gula Pasir Dari tahun 2009 hingga 2010, pertumbuhan impor untuk komoditas beras bernilai 0,416 atau dapat dikatakan bahwa impor beras berkurang sebanyak 41,6%. Tampak pula pada bagan 2, nilai impor gula pasir turun dari 422.015 US$ di tahun 2010 menjadi 143.956 US$ di tahun 2011.

Nilai Impor Gula Pasir Indonesia


500.000,0 Nilai (US$) 400.000,0 300.000,0 200.000,0 100.000,0 0,0 143.956,0 Gula Pasir 422.015,9

53.982,0
2009 2010 2011

Bagan 2. Nilai Impor Komoditas Gula Pasir(US$) dari Tahun 2009 hingga 2011

c) Garam Mirip dengan beras, nilai impor untuk komoditas garam juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, meski tidak terlalu signifikan. Pertumbuhan impornya untuk periode 2009 2011 adalah sebesar 15,8%.

Nilai Impor Garam Indonesia


160.000,0

Nilai (US$)

140.000,0 120.000,0 100.000,0 80.000,0

146.490,6

109.245,2 91.067,0 2009 2010 2011

Garam

Bagan 3. Nilai Impor Garam(US$) dari Tahun 2009 hingga 2011

d) Minyak Goreng Dari tahun 2009 ke tahun 2010, nilai impor minyak goreng meningkat hampir dua kali lipat namun kembali turun di tahun 2011. Sehingga, secara keseluruhan, pertumbuhan impor komoditas minyak goreng dari tahun 2009 hingga 2011 berkurang sekitar 2,61%.

70.000,0

Nilai Impor Minyak Goreng Indonesia 62.222,9 59.013,0


32.147,3

20.000,0 2009 2010 Minyak goreng 2011

Bagan 4. Nilai Impor Minyak Goreng (US$) dari Tahun 2009 hingga 2011

e) Kacang Kedelai Dengan pertumbuhan nilai impor sebesar 21,78% dari tahun 2009 hingga tahun 2011, nilai impor komoditas kacang kedelai mengalami peningkatan yang pelan dari tahun ke tahun, seperti yang tampak di bagan 5.

Nilai Impor Kacang Kedelai 1.420.000,0 Indonesia


1.220.000,0 1.020.000,0 820.000,0 620.000,0 621.281,2 840.037,1 1.245.962,9

420.000,0
2009 2010 Kacang Kedelai
Bagan 5. Nilai Impor Kacang Kedelai (US$) dari Tahun2009 hingga 2011

2011

f) Bawang Merah Pertumbuhan nilai impor untuk komoditas Bawang Merah sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nilai impor komoditas Kacang Kedelai, yaitu sebesar 51,23%. Bisa dilihat, pada Bagan 6, bahwa nilai impor meningkat cukup signifikan selama periode setahun terakhir, yaitu tahun 2010 hingga 2011.

100.000,0 80.000,0 60.000,0 40.000,0 20.000,0 0,0

Nilai Impor Bawang Merah Indonesia(US$)


77.443,9

28.942,3

33.861,8

2009

2010 Bawang Merah

2011

Bagan 6. Nilai Impor Bawang Merah Indonesia(US$) dari Tahun 2009 hingga 2010

g) Bawang Putih Sama-sama mengalami kenaikan namun membentuk garis yang lebih landai. Nilai Impor komoditas bawang putih hanya mengalami kenaikan sekitas 5,31%.

350.000,0

Nilai Impor Bawang Putih Indonesia(US$)


272.819,0 245.960,4 166.371,9 2009 2010 Bawang Putih 2011

250.000,0

150.000,0

Bagan 7. Nilai Impor Bawang Putih Indonesia (US$) dari Tahun 2009 hingga 2011

h) Jagung Untuk komoditas ini, pertumbuhan nilai impornya adalah sebesar 66,94%. Jika diperhatikan jumlah nilai impor per tahun mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2010, kenaikan yang dialami cukup tajam, yaitu yang awalnya dari angka 77 ribu dollar bisa menembus angka seribu dollar.

Nilai Impor Jagung Indonesia


1.200.000,0 Nilai Impor(US$) 1.000.000,0 800.000,0 600.000,0 Jagung 369.076,3 77.841,1 2009 2010 2011 1.028.526,7

400.000,0
200.000,0 0,0

Bagan 8. Nilai Impor Jagung Indonesia (US$) dari Tahun 2009 hingga 2011

i)

Kelapa Berdasarkan Ilustrasi dari Bagan 9, dapat diperhatikan bahwa nilai impor kelapa dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami sedikit penurunan, namun meningkat secara tajam di tahun 2011. Pertumbuhan nilai impornya sendiri sebesar 86,53% untuk kurun waktu 2009 2011.

Nilai Impor Kelapa Indonesia


Nilai Impor(US$) 20.000,0 15.000,0 10.000,0 5.000,0 0,0 2009 2010 2011 6.124,4 4.750,0 Kelapa 16.527,2

Bagan 9. Nilai Impor Kelapa Indonesia(US$) dari Tahunn 2009 hingga 2011

j)

Kopi Nilai impor dari komoditi ini mengalami kenaikan yang lambat namun stabil. Pertumbuhannya pun hanya sebesar 18,72% dari tahun 2009 hingga tahun 2011.

Nilai Impor Kopi Indonesia


60.000,0

Nilai Impor(US$)

50.000,0 40.000,0 34.852,4 30.000,0 25.012,0 20.000,0 2009 2010

49.119,4 Kopi

2011

Bagan 10. Nilai Impor Kopi Indonesia(US$) dari Tahun 2009 hingga 2011

2.

Analisis Data Impor


Dari tahun 2009 hingga 2011, besar komponen nilai impor untuk beberapa barang konsumsi di atas bervariasi. Seperti pada tahun 2009, kacang kedelai merupakan komoditas impor yang memiliki persentase nilai impor terbesar meski dibandingkan dengan beras ataupun jagung yang saat itu masing-masing hanya menyumbang kurang dari 10% persen. Peranannya mulai berkurang di tahun 2010 menjadi 33,83%, namun masih merupakan penyumbang terbesar nilai impor kala itu. Baru pada tahun berikutnya, beras menduduki peringkat pertama dengan persentase nilai impor sebesar 33,23% dari total nilai impor 10 komoditas tersebut.

Peranan Komoditi dalam Impor(%)


100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Kopi 6,43 13,74 14,87 9,91 33,83 22,59 Kelapa Jagung Bawang Putih 51,31 27,37 Bawang Merah Kacang Kedelai 17,00 8,93 2009 14,53 2010 2011 Minyak goreng 33,23 Garam Gula Pasir Beras

5,99

Diagram 1. Persentase 10 Komoditas terhadap Nilai Impor Tahun 2009 2011

Jika setiap komoditas dirata-ratakan nilai impornya selama tiga tahun, maka nilai impor terbesar tetap diperoleh dari impor kacang kedelai dengan nilai impor rata-rata 902.427 US$ per tahun. Disusul beras yang memiliki nilai impor rata-rata sebesar 660.700 US$ per tahun, kemudian komoditas kelapa memiliki nilai rata-rata nilai impor terendah, yaitu 9.133 US$ per tahun.

Kopi
Kelapa Jagung Bawang Putih Bawang Merah Kacang Kedelai Minyak goreng Garam Gula Pasir Beras

36.327,93 9.133,87 491.814,70

228.383,77
46.749,33 902.427,07 51.127,73 115.600,93 206.651,30 660.700,57

Semua komoditas yang telah disebutkan di atas merupakan produk pertanian yang produktivitasnya sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca tertentu. Dan karena perubahan cuaca yang tidak menentu, hasil produksinya menjadi tidak maksimal. Belum lagi dari segi permintaan yang terus meningkat, menyebabkan kemungkinan impor akan terus dilakukan. Kacang kedelai memang memiliki permintaan yang sangat tinggi di pasar domestik. Selain dari industri makanan, permintaan juga berasal dari industri pakan ternak. Bungkil kacang kedelai digunakan sebagai sumber protein pada pakan ternak 6

mendampingi jagung sebagai sumber energi1. Sementara dari industri makanan, kacang kedelai diolah menjadi bahan konsumsi rumah tangga seperti tempe, tahu, dan susu kedelai. Pada tahun 2009, Thailand merupakan penyumbang terbesar impor beras kita yaitu sekitar 75% dari total nilai impor di tahun tersebut. Namun, dua tahun berikutnya, kita lebih banyak mengimpor komoditi beras dari Vietnam hingga jumlah impor beras kita dari Thailand menurun hampir setengah dari nilai impor di tahun 2009.
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 75,8% 64,5% 62,5% Lainnya PHILIPPINES UNITED STATES VIET NAM CHINA THAILAND

20%
10% 0%

30,2%

35,2%

2009

2010

2011

Diagram 2. Persentase Volum Impor Beras per Tahun Berdasarkan Negara Asal

Pertimbangan tersebut tidak terlalu dipengaruhi oleh harga, karena seperti yang tampak pada grafik, harga beras baik di Thailand maupun di Vietnam tidak jauh berbeda, tapi lebih kepada ketersediaan produk beras dan kecepatan pengiriman2.

Thailand 1,2 0,7 0,2 2009 2010 2011 Vietnam Amerika Serikat

Lainnya

Bagan 11. Pertumbuhan Harga Satuan Beras Impor tahun 2009 - 2011 dalam US$

Untuk impor gula pasir, pada tahun 2009, penyumbang nilai impor terbesar lagi-lagi adalah Thailand dengan persentase hingga 62%. Bahkan pada tahun 2010,

1 2

Impor Kedelai akan Terus Meningkat, Kompas, 10 Mei 2011, http://regional.kompas.com. Wellson LO dkk, Indonesia Bersaing Memperoleh Beras Thailand dan Vietnam dalam Indonesia Finance Today, 7 Juli 2011, http://www.indonesiafinancetoday.com.

84% nilai impor gula berasal dari Thailand. Tapi pada tahun 2012, porsi impor gula pasir dari Thailand dikurangi secara signifikan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, nilai impor gula pasir berkurang secara signifikan dari tahun 2010 hingga 2011. Dan tak hanya dalam nilai, kuantitas impornya pun mengalami pola yang sama. Jagung; komoditas yang satu ini diperkirakan akan terus diimpor dari luar negeri terutama untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yang terus melonjak. Perubahan musim dan keadaan cuaca yang tak menentu membuat kepastian hasil produksi jagung tidak bisa diandalkan.

Impor Jagung Indonesia


3.500.000,0 3.000.000,0 Berat(Kg) 2.500.000,0 2.000.000,0 1.500.000,0 1.000.000,0 500.000,0 0,0 2009 2010 2011 338.797,7 1.527.516, 0 Jagung

3.207.656, 4

Diagram 3. Jumlah Impor Jagung (kg) Tahun 2009 2011

Pada grafik di bawah ini dapat dilihat bahwa harga satuan jagung di beberapa negara eksportir cenderung meningkat. Hal ini tidak menjadi halangan bagi industri pakan ternak untuk mengimpor jagung dari luar negeri, bahkan meski pada tahun 2010, harga jagung impor bisa mencapai setengah dolar Amerika atau sekitar Rp 4.500,00 per kilogram.
0,55 0,525449207 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 1 2 3 0,331712379 THAILAND

INDIA
UNITED STATES PAKISTAN

Grafik 1. Harga Satuan Jagung Impor tahun 2009 - 2011 dalam US$

Adanya kepastian stok jagung impor dan sulitnya mencari bahan baku adalah alasan industri pakan ternak tetap mengimpor jagung3. Hal ini tetap dilakukan untuk mengimbangi pertumbuhan sektor perternakan yang semakin meningkat meski kemudian menyebabkan harga jagung di pasaran malah melonjak dan makin membebani biaya produksi. Untuk minyak goreng, bawang merah, kelapa, garam, dan kopi, masalahnya pun tak jauh dari buruknya hasil produksi karena masalah lahan, cuaca, serta khusus untuk garam adalah ditambah penggunaan metode konvensional dalam bertani garam, dan permintaan pasar yang tinggi sementara harga komoditas domestik lebih mahal daripada yang impor. Kecuali bawang putih. Saat ini sangat sedikit bawang putih lokal yang dipasok oleh pedagang. Alasannya adalah karena konsumen lebih menyukai penampilan bawang putih impor dan harganya yang murah meskipun dalam soal rasa, bawang putih lokal lebih unggul4. Pengendalian harga pasar sangat diperlukan agar kedudukan komoditas lokal tidak mudah digantikan olah produk impor yang harganya lebih murah. Diperlukan juga perencanaan yang lebih matang dalalm proses produksi untuk meningkatkan kualitas produksinya, terutama dalam musim yang sedang tidak terlalu bersahabat seperti sekarang ini. Dan yang terakhir, memperbanyak industri hilir yang bisa memberikan nilai tambah pada bahan baku maupun yang setengah jadi dan bisa menyerap tenaga kerja.

3 4

Ketua GPMT: Impor Jagung Terus Naik dalam Business News, 27 Mei 2011, http://www.businessnews.co.id. Rosalina, Pedagang Suah Tak Lagi Menjual Bawang Putih Lokal, Tempo, 3 Agustus 2011, http://www.tempo.co.

You might also like