You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KEPERAWATAN PEMERIKSAAN ASAM URAT DARAH

Kelompok IV Dwi Septiawan M.U. Wiji Nurjaya Putra Indah Ramadhan Novi Mustahdiati Nasri Noor Kamelia Rezky Amalia I1B109010 I1B109011 I1B109016 I1B109020 I1B109203 I1B109211

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat BANJARBARU April, 2010

JUDUL PRAKTIKUM Pemeriksaan asam urat darah TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui asam urat dalam darah. METODE PRAKTIKUM A. a. 1. 2. 3. Alat Praktikum Pemeriksaan kreatinin darah

Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : Spektrofotometer atau filterfotometer Tabung reaksi Gelas ukur b. Pemeriksaan kreatinin urin Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1. 2. 3. B. 1. 2. 3. 4. Tabung reaksi Pipet tetes Gelas ukur Bahan Praktikum Reagen pewarna fosfotungstat Reagen untuk membuat FBP cara Folin Wu Larutan natrium karbonat 14% Serum sampel

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

C. Cara Praktikum 1. Uji blanko Masukkan aquades ke dalam gelas ukur sebanyak 2ml kemudian tambahkan larutan natrium bikarbonat 14% sebanyak 0,75ml dan reagen pewarna

fosfotungstat sebanyak 1ml. Kemudian diamkan selama 15 menit pada temperatur kamar, lalu baca dengan spektrofotometer pada 680nm dengan menggunakan rumus, C= As/Ast x Cst. 2. Uji standar Masukkan FBP standar ke dalam gelas ukur sebanyak 2ml kemudian tambahkan larutan natrium bikarbonat 14% sebanyak 0,75ml dan reagen pewarna fosfotungstat sebanyak 1ml. Kemudian diamkan selama 15 menit pada temperatur kamar, lalu baca dengan spektrofotometer pada 680nm dengan menggunakan rumus, C= As/Ast x Cst. 3. Uji sampel Masukkan FBP sampel ke dalam gelas ukur sebanyak 2ml kemudian tambahkan larutan natrium bikarbonat 14% sebanyak 0,75ml dan reagen pewarna fosfotungstat sebanyak 1ml. Kemudian diamkan selama 15 menit pada temperatur kamar, lalu baca dengan spektrofotometer pada 680nm dengan menggunakan rumus, C= As/Ast x Cst.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. Hasil Uji blanko Pada uji blanko tidak terlihat perubahan yang terjadi dikarenakan yang menjadi bahan uji adalah aquades. 2. Uji standar Pada uji standar yang menjadi bahan uji adalah FBP standar sehingga perubahan yang dapat dilihat yaitu menjadi warna putih bening. 3. Uji sampel Hasil yang didapatkan yaitu perubahan warna menjadi putih bening.

B.

Pembahasan Darah merupakan larutan berwarna merah gelap dan tidak tembus cahaya,

yang terdiri atas sel-sel dan cairan yang mengisi sirkulasi tertutup. Sirkulasi ini mengalir dalam gerak teratur tanpa arah, didorong terutama oleh kontraksi ritmis jantung [1,2]. Volume darah total adalah sekitar 8% dari 45-70% jumlah cairan tubuh dari berat tubuh orang dewasa rata-rata dimana cairan tubuh tersebut dibedakan dalam dua komponen, yaitu volume ekstraseluler (25% dari tubuh) yang terdiri dari plasma, cairan intestinal, dan cairan transeluler dan volume intraseluler sekitar 40% dari berat tubuh [1]. Darah juga merupakan salah satu komponen dalam tubuh yang memegang peranan penting. Oleh karena itu perlu dilaksanakan praktikum analisis kualitatif komponen darah, yang nantinya dapat berguna dalam berbagai kasus klinis. Jaringan ini terdiri dua bagian, yaitu unsur-unsur padat seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit sebagai sel yang tersuspensi dan plasma darah sebagai bahan interseluler [3]. Darah juga merupakan jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsurunsur padat yaitu sel darah [4]. Senyawa-senyawa penting yang terdapat dalam plasma darah adalah protein seperti albumin, globulin, pseudoglobulin, fibrinogen serta nukleoprotein; senyawa-senyawa anorganik seperti fosfat, klorida, karbonat serta natrium klorida (paling dominan); glukosa; asam urat; lemak; asam-asam amino; lesitin; kreatin; asam karbamat; ester; aseton; asam paralaktat; amonia; gas-gas; senyawa berwarna; enzim; dan hormon [5]. Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin dalam tubuh. Jika sampel berupa darah, harga normal asam urat pada laki-laki adalah 3 5,9 mg/dl dengan rata-rata 4,5 mg, sedangkan bila berupa serum harga normal asam urat sedikit lebih rendah. Hasil ini diperoleh jika menggunakan alat yang teliti yaitu good colorimetric analiysis. Jika menggunakan spektrofotometer biasa nilai normalnya 3,3 7 mg/dl pada laki-laki, dan biasanya lebih rendah 0,5-1 mg/dl

pada wanita. Pada umumnya laboratorium klinik menggunakan spektrofotometer biasa dengan nilai normal 3 7 mg/dl. Jika lebih dari 7 mg/dl disebut hiperurisemia. Dua faktor penyebab hiperurisemia yaitu [5]: 1. Sintesis meningkat yang bersifat metabolis a. Asupan atau diet yang kaya dengan nukleosida purin b. Penghancuran sel yang meningkat seperti leukemia c. Hiperaktif enzim, seperti pada gout d. pH darah yang asam seperti laktat asidosis, ketoasidosis 2. Faktor ekskresi oleh tubuli ginjal. Jika ginjal gagal dalam membuang asam urat ke urine, kadar asam urat darah akan naik. Pemeriksaan asam urat di laboratorium menggunakan filtrate bebas protein seperti pada pemeriksaan kreatinin. Pemeriksaan berdasarkan sifat mereduksi dari asam urat terhadap reagen pewarna fosfotungstat disebut dengan Carraway atau folin. Pada reaksi antara asam urat dengan reagen fosfotungstat akan terbentuk warna [5]. Xantin dimetabolisme lebih lanjut oleh xantin oksidase menjadi asam urat, hasil akhir katabolisme purin. Asam urat sukar larut dan di ekskresi dalam urin, larut dalam air yang banyak. Bila kadar asam urat plasma sangat tinggi ( hiperurikemia ), asam urat dapat mengendap dalam jaringan dalam bentuk Kristal natrium urat. Pada pengambilan kristal, makrofag menimbulkan respon peradangan yang mengakibatkan sindroma yang dikenal dengan nama gout. Hiperurisemia, pada banyak kasus disebabkan oleh percepatan pembentukan asam urat, sekunder akibat degradasi purin yang jumlahnya sangat banyak [6]. Pada manusia dan mamalia, nukleotida purin disintesis untuk memenuhi kebutuhan organisme akan precursor monomer asam nukleat dan untuk fungsifungsi lain. Pada beberapa organisme (burung, amfibi, dan reptile), sintesis nukleotida purin mempunyai fungsi tambahan untuk berfungsi sebagai wahana kimia mengekskresi produk sisa nitrogen sebagai asam urat [7]. biru yang sebanding dengan konsentrasi asam urat. Dengan membandingkan standar atau serum, control kadar sampel dapat dikalkulasikan

Pada manusia, katabolit akhir (produk akhir) dari purin adalah asam urat. Pertimbangan dari pengamatan yang dilakukan pada manusia dengan defisiensienzim herediter, nyata bahwa lebih dari 99% asam urat berasal dari substrat untuk purin nukleosida fosforilase. Produk purin dari purin nukleosida fosforilase, guanin dan hipoxantin, dikonversi menjadi asam urat melalui xantin dalam reaksi yang dikatalisis oleh enzim guanase dan xantin oksidase. Xantin oksidase sangat aktif dalam hati, usus halus, dan ginjal, dan tanpa kehadirannya asam urat tak dibentuk [7]. Kelainan-kelainan metabolism purin, aktivitas xantin oksidase adalah tempat penting untuk intervensi farmakologik para pasien dengan hiperurikemia dan gout. Pada primata yang lebih rendah dan mamalia lain, enzim urikae bertanggung jawab untuk hidrolisis asam urat menjadi alantoin, produk akhir katabolisme purin yang sangat larut dalam air pada hewan-hewan ini mengekskresi asam urat dan guanin sebagai produk akhir metabolism purin maupun metabolism nitrogen (protein) [7]. Organisme yang membentuk asam urat sebagai produk sisa nitrogen utama disebut urikotelik. Metabolisme asam urat pada manusia telah dipelajari dengan penggunaan asam urat berlabel isotop sebagaimana prekursornya, glisin dan format. Dosis tunggal N15 asam urat disuntikan intra vena ke dalam tubuh manusia normal dan pasien yang menderita gout, penyakit yang ditandai dengan penimbunan asam urat dan natrium urat yang meningkat. Penatalaksanaan natrium urat, garam dari asam urat, oleh ginjal mamalia telah banyak diselidiki. Nyata dari penyelidikan terbaru bahwa natrium urat difiltrasi bebas oleh glomerulus mamalia, direabsorpsi banyak dan sebagian disekresi dalam tubulus proksimal, disekresi lebih lanjut dalam lengkung Henle, dan mungkin direabsorpsi lagi sebagian dalam tubuli kontorti distal. Ekskresi bersih asam urat total pada manusia normal adalah 400-600 mg/24 jam. Banyak senyawa farmakologi dan alamiah mempengaruhi absorpsi dan sekresi natrium urat oleh ginjal. Aspirin dalam dosis tinggi secara kompetitif menghambat ekskresi dan reabsorpsi urat [7]. Pada hiperurisemia, kadar urat serum melebihi batas kelarutanmya. Kristalisasi natrium urat yang terjadi di dalam jaringan lunak dan persendian akan

membentuk endapan yang dinamakan tofus. Proses ini menyebabkan suati reaksi peradangan akut, yaitu artritis gout akut, yang dapat berlanjut menjadi artritis gout kronis [2]. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu [8]. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak [8]. Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin [8]. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacangkacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa

lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder [9]. Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein [9]. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi. Umumnya yang terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah menopause [9]. Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause. Mengapa asam urat cenderung dialami pria? Ini karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut. Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol [9].

Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat. Kalau peningkatan asam urat ini melewati ambang batas yang bisa ditolerir, persoalan akan timbul pertama pada ginjal, sendi, dan saluran kemih. Pemeriksaan asam urat di laboratorium dilakukan dengan dua cara, Enzimatik dan Teknik Biasa. Kadar asam urat normal menurut tes Enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan pada Teknik Biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia. Perjalanan penyakit yang klasik biasanya dimulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah cek asam uratnya tinggi di atas 7 mg/dl, dan makin lama makin tinggi [9]. Dalam kondisi normal sebenarnya asam urat bisa dikeluarkan tubuh melalui ari seni dan keringat. Namun asam urat akan tergangu pengelurannya jika fungsi kerja ginjal tergangu atau tubuh sedang sakit diabetes, kelainan genetik (kelainan enzim), obesitas dan konsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan. Diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari. Namun bagi penderita gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg purin per hari. Kita susah menghilangkan sama sekali asupan purin ke dalam tubuh karena hampir semua bahan pangan terutama sumber protein mengandung purin. Namun kita bisa mengontrol asupan purin dengan cara memilih bahan pangan yang rendah kandungan purinnya [7]. Pada praktikum kali ini dapat dilihat perubahan yang terjadi pada uji sampel yaitu perubahan warna menjadi warna putih bening. Sebetulnya, adanya kadar asam urat

DAFTAR PUSTAKA 1. Widmann, F.K. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 2. Jakarta: EGC, 1989. Murray, Robert K. Biokimia Harper Edisi 24. Jakarta: EGC, 1999. Suhartono, Eko. Buku Ajar Kimia Kedokteran I. Banjarbaru: Bagian Kimia Kedokteran FK UNLAM, 2003. Baron, DN. Kapita Selekta Patologi Klinik Edisi 4. Jakarta: EGC, 1995. Anonymous. Diktat dan Modul Biokimia. Banjarbaru: Bagian Biokimia Kimia FK UNLAM, 2010.

2. 3.

4. 5.

Banjarbaru, 21 April 2010 Ketua Kelompok Dosen Praktikum

Dwi Septiawan Mulyo Utomo NIM. I1B109010

Dra. Fujiati M. Si. NIP 19640104 199403 2 001

You might also like