Professional Documents
Culture Documents
MODUL PEMBIMBING
Oleh: Kelompok Nama : VII : 1. Miman Munandar 2. Nita Apriliyani G. 3. Nora Zahara Kelas : 3A-TKPB (101424022) (101424023) (101424024)
PROGRAM STUDI D IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013
ADSORPSI (KARBON AKTIF) A. TUJUAN Menentukan kurva breakthrough fluida yang melalui permukaan partikel padatan dalam unggun diam (fixed beed) Menghitung kapasitas kemampuan partikel padatan sebagai adsorben
B. DASAR TEORI Adsorpsi merupakan suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat pada padatan dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis pada permukaan tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerat atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon . Adsordpsi ada 2 macam, yaitu : 1. Physisorption (adsorpsi fisika) Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Physisorption ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Contoh : adsorpsi oleh karbon aktif. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi. 2. Chemisorption (adsorpsi kimia) Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia antara substansi terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Contoh : Ion exchange
Karakteristik Adsorben Adsorben yang biasa digunakan berbentuk butiran, batangan, batu dengan diameter 0,5 sampai 10 mm. Untuk pemakaian yang terus menerus diperlukan adsorben yang tahan terhadap suhu tinggi, tahan abrasi dan panas. Pada kebanyakan industri adsorben dibagi menjadi 3 kelas, yaitu : 1. Oxygen-containing compounds: biasanya hydrophilic dan bersifat polar, contohnya yang terkandung dalam silica gel dan zeolites 2. Carbon-based compounds: biasanya hydrophobic dan nonpolar, contohnya yang terkandung dalam activated carbon dan graphite 3. Polymer-based compounds: terdiri dari poros porous polymer matrix mengandung polar atau nonpolar.
Faktor - faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah sebagai berikut : o Jenis adsorbat Peningkatan polarisabilitas adsorbat akan meningkatkan kemampuan adsorpsi molekul yang mempunyai polarisabilitas yang tinggi (polar) memiliki kemampuan tarik menarik terhadap molekul lain dibdaningkan molekul yang tidak dapat membentuk dipol (non polar); Peningkatan berat molekul adsorbat dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi Adsorbat dengan rantai yang bercabang biasanya lebih mudah diadsorb dibandingkan rantai yang lurus. o Struktur molekul adsorbat Hidroksil dan amino mengakibatkan mengurangi kemampuan penyisihan sedangkan Nitrogen meningkatkan kemampuan penyisihan o Konsentrasi Adsorbat Semakin besar konsentrasi adsorbat dalam larutan maka semakin banyak jumlah substansi yang terkumpul pada permukaan adsorben
o Temperatur pemanasan atau pengaktifan adsorben akan meningkatkan daya serap adsorben terhadap adsorbat menyebabkan pori-pori adsorben lebih terbuka pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan rusaknya adsorben sehingga kemampuan penyerapannya menurun o Kecepatan pengadukan Menentukan kecepatan waktu kontak adsorben dan adsorbat. Bila pengadukan terlalu lambat maka proses adsorpsi berlangsung lambat pula, tetapi bila pengadukan terlalu cepat kemungkinan struktur adsorben cepat rusak, sehingga proses adsorpsi kurang optimal o Waktu Kontak Penentuan waktu kontak yang menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum terjadi pada waktu kesetimbangan. o Waktu kesetimbangan, dipengaruhi oleh tipe biomasa (jumlah dan jenis ruang pengikatan), ukuran dan fisiologi biomasa (aktif atau tidak aktif), ion yang terlibat dalam sistem biosorpsi konsentrasi ion logam.
o Sifat Serapan Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi
kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan. o Temperatur/ suhu. Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu
proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada suhu kamar atau bila memungkinkan pada suhu yang lebih kecil. o pH (Derajat Keasaman). Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam. o Luas Permukaan Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi
kesempatan pada partikel karbon aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama. Karbon aktif disamping sebagai adsorben juga dapat dianggap sebagai zat pemberat. Zat pemberat (weighing agent) digunakan untuk menambah partikel partikel untuk tumbukan pada pembentukan/ pertumbuhan flok (membantu proses flokulasi). Penambahan zat pemberat, yang mempunyai berat jenis (specific gravity) relatif besar, menghasilkan aksi pemberatan, dan flok mengendap dengan cepat. (Perpamsi, 2002). Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm) lembaran fiber, bubuk (PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80) dan butiran-butiran kecil (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm). (PAC) lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem pembubuhan yang sederhana. Metode ini adalah salah satu metode yang potensial, karena prosesnya yang sederhana, dapat
bekerja pada konsentrasi rendah, dapat di daur ulang, dan biaya yang dibutuhkan relatif murah. (Arifin dan Heri Rizky, 2008).
C. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan 1. Gelas Kimia 400 ml 2. Gelas Kimia 250 ml 3. Gelas Kimia 50 ml 4. Batang pengaduk 5. Spatula 6. Gelas kimia plastik 2000 ml 7. Pipet tetes 8. TDS meter 9. Turbidimeter : 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
D. CARA KERJA
Menggambarkan kurva hubungan antara konsentrasi zat organik dalam aliran efluen terhadap volume efluen
Mengukur volume filtrat (efluen), kekeruhan dan pH setiap 10 menit sekali hingga umpan habis
Mengalirkan air umpan ke dalam kolom bagian atas dengan debit tertentu
E. DATA PENGAMATAN Air umpan Densitas Kekeruhan pH TDS = 0,996 gr/cm3 = 54,21 NTU = 7,31 = 289 Volume Waktu Volume Kekruhan Kumulatif (menit) (mL) (NTU) (mL) 895 2.84 10 895 785 2.91 20 1680 940 3.86 30 2620 1450 6.55 40 4070 1245 5.57 50 5315 1090 9.03 60 6405 1360 17.5 70 7765 1180 21.58 80 8945 1300 25.91 90 10245 1900 43.57 100 12145 460 45.22 110 12605 950 50.7 120 13555
pH 6.67 6.93 6.93 6.84 6.55 6.6 6.75 6.75 6.96 6.95 6.73 6.99
TDS 290 288 291 292 319 295 284 245 288 287 290 289
F. PERHITUNGAN a) Volume tangki umpan Tinggi tangki Panjang Lebar V=pxlxt V = 30,5 cm x 30 cm x 23 cm = 21045 cm3 = 21,045 Liter = 30,5 cm = 30 cm = 23 cm
= 4,5 cm
V V
c) Kecepatan volumetrik Asumsikan volume porositas = 0 Liter Q pada saat t 10 menit = 5,37 L/jam
e) Jumlah/ Berat karbon aktif (W) Density karbon aktif = 2,66 gr/cm3 W = (volume karbon aktif total) x (density) = 1,095 liter x 2,66 gr/cm3 = 1,095 liter = 2,91 kg
Y (Kekeruhan pada 10 menit) = 2,84 NTU Dari kurva breaktrough dapat diketahui volume inffluen saat mencapai breaktrough : Y= 0,0039 x 8,2712 2,84 + 8,2712 = 0,0039 x x = 2849,02 mL = 2,849 Liter Jadi volume effluen saat mencapai breaktrough yaitu 2,849 Liter f) Kapasitas Volumetrik Karbon aktif
G. PEMBAHASAN H. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Mukhtar.2012.Jobsheet Praktikum Pengolahan Limbah Industri Adsorpsi Karbon Aktif. Politeknik Negeri Bandung
Anonim. 2008. Adsorpsi Kimia Fisik II. Lampung : Universitas Lampung.