You are on page 1of 32

[Year]

SEMIKONDUKTOR TIPE-N

STT-PLN

MARIO WIRYA

Mahasiswa STT-PLN
2005-11-132
SEMIKONDUKTOR TIPE-N
Oleh : Mario Wirya

Abstrak

Semikonduktor (setengah penghantar) mempunyai daya hantar


yang besarnya antara harga daya hantar konduktor dan daya hantar
isolator. Sifat tersebut dipengaruhi oleh susunan pita konduksi dan pita
valensi bahan. Sekarang ini, semikonduktor mempunyai peranan yang
penting dalam bidang elektronika yang penggunaannya pada arus
lemah dan arus kuat. Secara umum semikonduktor terbagi menjadi
semikonduktor murni (intrinsik) dan semikonduktor ekstrinsik (tidak
murni). Bahan semikonduktor yang umunya digunakan yaitu Silikon
dan Germanium. Silikon dan germanium murni pada suhu nol (absolut)
merupakan isolator. Semikonduktor mempunyai keunikan yaitu
konduktivitasnya bertambah dengan kenaikan suhu.

[2]
By : Mario Wirya
DAFTAR ISI

JUDUL
ABSTRAK 2
DAFTAR ISI 3
Pendahuluan 4
Tujuan 4
PEMBAHASAN 5
Bab 1 : Struktur Bahan Semikonduktor Tipe-n 5
1.1 Unsur-unsur dan Ikatan pada Bahan Semikonduktor Tipe-n 5
1.2 Susunan Bahan Semikonduktor Tipe-n 8
BAB 2 : Sifat Dasar Bahan Semikonduktor Tipe-n 9
2.1 Sifat-sifat Listrik 9
2.2 Sifat Non Listrik 11
2.3 Pengukuran Sifat Bahan Semikonduktor Tipe-n 13
BAB 3 : Analisa Sifat Bahan Semikonduktor Tipe-n 14
3.1 Tinjauan Teoritis 14
3.2 Hukum dan Rumus Terkait 15
3.3 Faktor dari Luar dan Faktor dari Dalam yang Berpengaruh 16
BAB 4 : Klasifikasi Bahan Semikonduktor 17
BAB 5 : Sifat Khusus Bahan Semikonduktor Tipe-n 18
5.1 Umum 19
5.2 Persyaratan Minimum Standar 19
5.3 Pemenuhan Persyaratan 20
BAB 6 : Fungsi dan Penggunaan Bahan Semikonduktor Tipe-n 21
6.1 Fungsi dan Peranan Bahan Dalam Bidang Teknik 21
6.2 Pemanfaatan Bahan 21
BAB 7 : Teknologi 22
7.1 Bahan Baku dan Penyediaannya 22
7.2 Proses Pembuatan Bahan 23
7.3 Pemasangan Bahan Pada Peralatan 24
BAB 8 : Pemilihan Bahan Semikonduktor Tipe-n 25
8.1 Perbandingan dengan Bahan Lain 25
8.2 Pertimbangan Pemilihan Bahan 27
BAB 9 : Pemeriksaan dan Pengujian Bahan 28
9.1 Persyaratan Minimal Standar 28
9.2 Metode Pengukuran dan Pengujian 29
Kesimpulan 30
DAFTAR PUSTAKA 32

[3]
By : Mario Wirya
Pendahuluan

Semikonduktor merupakan alat yang banyak kegunaannya


dalam bidang teknik, terutama dalam pembuatan chip. Untuk itu
penting bagi orang yang sedang mempelajari teknik terutama teknik
elektro untuk mengetahui tentang semikonduktor. Alat-alat yang
terbuat dari semikonduktor diantaranya seperti diode, transistor,
arestor, dan masih banyak lagi.
Semikonduktor dapat terbuat dari Silikon dan Germanium tetapi
madih banyak bahan-bahan semikonduktor lainnya. Semikonduktor
intrinsik hanya terbuat dari Silikon atau Germanium murni. Sedangkan
untuk semikonduktor ekstrinsik unsur-unsur tadi diberi pengotoran
dengan tujuan agar konduktivitasnya bertambah. Pengotor-prngotor
tersebut disisipkan pada atom /unsur utama dengan proses yang
disebut dopping (pengotoran). Unsur-unsur yang ditambahkan tadi
memberi karakterisitik yang berbeda pada semikonduktor. Maka
semikonduktor terbagi lagi mejadi dua yaitu semikonduktor tipe-n yang
diberi pengotor atom yang bervalensi lima, dan semikonduktor- tipe-p
yang diberi pengotor atom yang bervalensi tiga.
Silikon dan germanium mempunyai elektron valensi empat
sehingga bila diberi tambahan atom yang bervalensi lima maka
semikonduktor menjadi kelebihan elektron. Sedangakan bila diberi
atom yang bervalensi tiga maka semionduktor akan kekurangan
elektron dan akan timbul hole.
Konduktivitas dari semikonduktor bertambah seiring
bertambahnya suhu. Untuk semikonduktor ekstrinsik ada suhu tertentu
dimana kkonduktivitasnya konstan. Pada dasarnya pengaruh suhu
terhadap konduktivitas dari semikonduktor tipe-n dan tipe-p sama
maka untuk membedakannya dengan menggunakan percobaan yang
disebut Hall effect.

Tujuan

1. Mengetahui unsur-unsur dan ikatan semikonduktor.


2. Mengetahui sifat-sifat semikonduktor dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3. Mengetahui fungsi dan peranan bahan semikonduktor.
4. Mengetahui perbedaan semikonduktor intrinsik, ekstrinsik, tipe-n
dan tipe-p.
5. Mengetahui cara membedakan semikonduktor dengan percobaan
Hall.

[4]
By : Mario Wirya
PEMBAHASAN

Bab 1 : Struktur Bahan Semikonduktor Tipe-n

1.1 Unsur-unsur dan Ikatan pada Bahan Semikonduktor Tipe-n


Semikonduktor tipe-n termasuk semikonduktor ekstrinsik yaitu
semikonduktor yang diberi tambahan elektron bebas atau lubang-
lubang yang berasal dari atom asing.
Pada umumnya semikonduktor, baik semikonduktor intrinsik
(semikonduktor netral) maupun semikonduktor ekstrinsik bahan
utamanya terbuat dari Silikon (Si) atau Germanium (Ge). Unsur-unsur
yang ada pada semi konduktor tipe-n yaitu :
- unsur utama : Silikon (Si) atau Germanium (Ge)
- unsur tambahan /pengotor : Arsen (As), Phospor (P), atau Antimon
(Sb).
Silikon dan Germanium merupakan unsur-unsur dari golongan
IV A. Beberapa elemen yang bersebelahan dengan group IV A
(golongan IV A) seperti B (Boron) golongan III A dan Te (Telurium)
golongan VI A umunya digunakan sebagai pengotor pada silikon atau
germanium sehingga didapat semikonduktor ekstrinsik.Semikonduktor
tipe-n diberi tambahan elektron bebas sedangkan semikonduktor tipe-
p diberi tambahan lubang (muatan positif). Untuk semikonduktor tipe-n
digunakan pengotor dari golongan V A yang bervaklensi 5.
Golongan III A – VIII A termasuk unsur blok p disebut juga
golongan karbon. Unsur-unsur dari golongan IV A mempunyai elektron
valensi 4. Tetapi Si dan Ge memiliki periode yang berbeda dimana Si
merupakan unsur yang termasuk periode ketiga sedangkan Ge
merupakan unsur yang termasuk periode keempat. Si dan Ge
termasuk unsur semilogam (metaloid) yaitu unsur peralihan dari logam
ke nonlogam sehingga mempunyai sifat sebagian logam dan sebagian
nonlogam. Selain Si dan Ge, unsur-unsur lain yang termasuk metaloid
yaitu Boron (B) dan Arsen (As) yang sering diigunakan sebagai
pengotor dalam semikonduktor ekstrinsik.
Meskipun Silikon dan Germanium merupakan bahan
semikonduktor yang sering digunakan masih banyak lagi bahan-bahan
lain yang juga merupakan unsur-unsur dari semikonduktor. Bahan-
bahan tersebut dapat dilihat dari tabel periodik berikut :

[5]
By : Mario Wirya
III A IV A VA VI A VII A
B C N O F
Al Si P S Cl
Ga Ge As Se Br
In Sn Sb Te I
Tl Pb Bi Po At

Bahan-bahan tersebut dikenal dengan sebutan elemental


semikonduktor. Selain itu banyak juga semikonduktor campuran
(compound semiconductor) seperti metallic-oxid dan sulfides. Banyak
dari bahan-bahan ini yang memiliki kegunaan yang sangat penting.
Seperti PbS digunakan untuk fotokonduktif, BaO untuk Oxite Coated
cathodes, Cesium antimode untuk photomultipliers, Si yang berikatan
dengan Arsen yang membentuk semikonduktor tipe-n, dan lain
sebagainya.
Bahan-bahan yang ditulis tebal merupakan bahan pengotor
pada semikonduktor tipe-n. Disini akan dibahas bahan-bahan atau
unsur-unsur yang umum digunakan pada semikonduktor type-n yaitu :
- Silikon (Si) nomor atom 14, [Ne]3s23p2 ,mempunyai empat elektron
bebas ikatan antar atom Si membentuk ikatan kovalen. Jari-jari
atomnya 1,46 x 10-10m. Energi ionisasinya 188 kkal/mol. Afinitas
elektronnya 31,9 kkal/mol. Kelektronegatifan dari Si yaitu 1,8.
- Selain Silikon juga dapat digunakan Germanium (Ge) nomor atom
32, [Ar]3d104s24p2 ,mempunyai empat elektron bebas ikatan antar
atom Ge juga membentuk ikatan kovalen. Jari-jari atom Ge lebih
besar dari Si yaitu 1,22 x 10-10m. Sedangkan energi ionisasinya
lebih kecil dari Si yaitu 182 kkal/mol, begitu pula afinitas
elektronnya yaitu 27,7 kkal/mol. Sedangkan keelektronegatifan dari
Ge lebih besar dari Si yaitu 2.
- Untuk atom pengotor pada semikonduktor tipe-n digunakan bahan
yang bervalensi lima misalnya : Arsen (As) nomor atom 33,
[Ar]3d104s24p3 ,mempunyai lima elektron bebas pada kulit terluar.
Karena itu, bila Arsen digabung dengan silikon atau germanium
maka semikonduktor akan menjadi semikonduktor tipe-n. Selain
Arsen, unsur lain yang digunakan sebagai pengotor pada
semikonduktor tipe-n yaitu phospor dan antimon yang merupakan
unsur golongan V A.
Jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan kelektronegatifan
dari unsur-unsur tersebut akan mempengaruhi sifat hantaran, sifat
listrik maupun sifat non listrik pada semikonduktor.
Ikatan antar Silikon maupun ikatan antar Germanium
merupakan ikatan kovalen. Atom tambahan yang digunakan sebagai
[6]
By : Mario Wirya
pengotor juga membentuk ikatan kovalen dengan unsur utama. Ikatan
antar atom Si maupun ikatan antar atom Ge dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Keterangan : = atom Si atau Ge

Gambar 1

Ikatan antar atom diatas merupakan ikatan kovalen. Ikatan kovalen


merupakan ikatan antar atom yang kuat dan tidak mudah dipisahkan.
Susunan atom tersebut tersusun dalam suatu struktur kisi dapat
dikatakan susunan atomnya membentuk susunan kristal. Dari gambar
1 dapat dilihat elektron valensi (elektron bebas) dari Si atau Ge
berjumlah empat dan saling berikatan dengan atom lainnya, sehingga
pada Si atau Ge murni tidak terdapat elektron bebas yang
menyebabkan tidak adanya konduksi yang dapat terjadi kecuali bila
ikatannnya diputus dan struktur kristalnya dirusak. Untuk menimbulkan
konduksi tanpa merusak susunan kristal maka perlu mengganti atom
yang bervalensi empat dengan atom bervalensi tiga atau lima. Proses
ini dikenal dengan sebutan doping. Jadi dapat disimpulkan bahwa Si
dan Gel murni (semikonduktor intrinsik) memiliki konduktivitas yang
lebih rendah dibandingkan Si dan Ge yang sudah didoping.
Dalam keadaan padat ikatan antar atom Si atau Ge mengkristal,
dan ikatannya merupakan ikatan kristal. Susunan kristalnya
menyerupai susunan kristal pada intan, dapat pada gambar dibawah
ini :

Gambar 2

Susunan kristalnya menunjukkan setiap atom dikelilingi oleh empat


atom lainnya pada sudut-sudut dari regular tethrahedron. Kisi-kisinya
terdiri dari atom yang menempati sisi-sisi kubik (face centered cubic),
[7]
By : Mario Wirya
ditambah empat atom yamng menempati dalam kubus. Ikatan antar
dua atomnya membentuk sudut kira-kira 109°. Ikatan antar atom pada
struktur ini dan atom lainnya disebut ikatan kovalen karena ikatan ini
terjadi oleh sepasang elektron, yang diberikan oleh masing-masing
atom. Ikatan ini termasuk ikatan homopolar, berbeda dengan ikatan
ionik yang heteropolar.

1.2 Susunan Bahan Semikonduktor Tipe-n


Bahan Semikonduktor tersusun dari unsur-unsur seperti Si dan
Ge. Semikonduktor intrinsik hanya tersusun dari unsur Si atau Ge
yang murni, dan semikonduktor ekstrinsik (semikonduktor tipe-n atau
tipe-p) tidak hanya tersusun dari unsur Si atau Ge tetapi juga pengotor
yang merupakan unsur bervalensi lima atau empat. Bila Si atau Ge
diberi pengotor unsur bervalensi lima maka akan dihasilkan
semikonduktor tipe-n (bahan yang kelebihan elektron, sehingga
bersifat negatif). Sedangkan, bila Si atau Ge diberi pengotor unsur
bervalensi tiga maka akan dihasilkan semikonduktor tipe-p (bahan
yang kekurangan elektron, sehingga bersifat positif).
Susunan bahan semikonduktor intrinsik dapt dilihat pada
gambar1, hanya terdiri dari unsur Si atau Ge. Sedangkan untuk
semikonduktor tipe-n dan tipe-p dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

lobang elektron
bebas
Gambar 3 Gambar 4

Pada gambar 3 menunjukkan material tipe-p silikon dan germanium


terdoping. Gambar 4 menunjukkan material tipe-n silikon dan
germanium terdoping. Sedangkan bila dilihat dari pita energinya dapat
digambarkan sebagai berikut :

Pita Konduksi Pita Konduksi

donor akseptor
Pita Valensi Pita Valensi
Gambar 5 Gambar 6

[8]
By : Mario Wirya
Gambar 5 menunjukkan pita energi pada semikonduktor tipe-n,
sedangkan gambar 6 menunjukkan pita energi pada semikonduktor
tipe-p. Pada semikonduktor tipe-p atom yang dipasang menimbulkan
hole, atom tersebut disebut atom akseptor (mempunyai lobang).
Sebagai atom akseptor adalah atom dari boron, alumunium,
gallium,indium. Letak atom akseptor pada celah energi lebih dekat
pada pita valensi (gambar 6).
Untuk semikonduktor tipe-n, atom yang menggantikan Si atau Ge
bervalensi 5 sehingga bahan menjadi kelebihan elektron. Atom yang
menggantikan disebut atom donor. Letak atom donor pada celah
energi lebih dekat dengan pita konduksi.
Pada bahan semikonduktor yang bertindak sebagai pembawa muatan
adalah hole dan elektron bebas. Pada bahan jenis p pembawa
muatannya adalah hole sedangkan pada bahan jenis n pembawa
muatannya adalah elektron bebas.

BAB 2 : Sifat Dasar Bahan Semikonduktor Tipe-n

2.1 Sifat-sifat Listrik


Bahan semikonduktor memiliki daya hantar lebih kecil dibanding
bahan konduktor, tetapi lebih besar dibandingkan bahan isolator.
Proses konduksi pada bahan-bahan dipengaruhi oleh jarak pita
konduksi dan pita valensi. Pita energi dibagi menjadi tiga yaitu :
- Pita valensi yaitu pita energi terakhir yang terisi penuh (zone
penuh).
- Pita konduksi yaitu pita diatas pita pita valensi yang berisi setengah
penuh atau kosong (zone bebas).
- Diantara pita konduksi dan valensi terdapat celah energi yang
disebut pita terlarang (zone terlarang).
Bahan-bahan konduktor, semikonduktor dan isolator memiliki pita
energi yang berbeda. Dapat dilihat pada gambar berikut :

Pita konduksi

Celah energi

Pita valensi

(a) isolator (b) semikonduktor (c) konduktor

Pada konduktor jarak kedua pita sangat dekat sekali bahkan


hampir menumpuk. Pada isolator jarak keduanya cukup jauh sehingga
[9]
By : Mario Wirya
elektron dari zone penuh tidak dapat pindah ke zone bebas.
Sedangkan pada semikonduktor jarak keduanya tidak begitu jauh dan
ini memungkinkan elektron dapat berpindah jika dipengaruhi oleh
faktor luar misalnya :
- panas
- medan magnet
- tegangan yang tinggi
Kristal silikon disusun oleh atom-atom karbon sehingga pita
energinya menyerupai pita energi pada intan. Tetapi celah energi
dalam silikon hanya 1,1 eV tidak sebesar intan 6 eV. Pada suhu
sangat rendah, semua elektron terluar silikon berada pada pita valensi,
sedangkan pada pita konduksinya kosong. Tetapi pada suhu kamar,
sebagian kecil elektron dalam pita valensi akibat gerak termalnya
memiliki energi kinetik yang cukup untuk melewati pita terlarang,
elektron-elektron ini cukup untuk menimbulkan arus listrik kecil ketika
medan listrik luar diberikan pada kristal.
Daya hantar pada semikonduktor selain bergantung pada jarak
pita energinya juga bergantung dari sifat unsur itu sendiri yaitu sifat
periodiknya. Sifat-sifat itu diantaranya :
- Jari-jari atom yaitu jarak antara kulit inti dengan kulit terluar.
Semakin jari-jari atomnya kecil maka ikatan antara inti atom
dengan elektron pada setiap kulit semakin kuat.
- Energi ionisasi yaitu energi yang diperlukan untuk melepaskan
elektron terluar dari suatu atom.
Energi ionisasi mempengaruhi sifat listrik dari suatu unsur semakin
kecil energi ionisasi suatu unsur maka semakin mudah melepaskan
elektron. Jadi dapat dikatakan Germanium lebih mudah
melepaskan elektron dari pada Silikon karena Ge memiliki energi
inonisasi yang lebih kecil dari Si. Berikut tabel yang berisi beberapa
energi ionisasi pada semikonduktor jenis-n dan jenis-p.

Bahan Pengotor Si (eV) Ge (eV)


Jenis – n Phospor 0,044 0,012
Arsen 0,049 0,013
Antimon 0,039 0,010
Jenis – p Boron 0,045 0,010
Alumunium 0,057 0,010
Gallium 0,065 0,011
Indium 0,16 0,011
Tabel 1

- Afinitas elektron yaitu besarnya energi yang dilepaskan jika suatu


atom menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepaskan
[10]
By : Mario Wirya
suatu atom semakin mudah atom-atom tersebut menangkap
elektron.
- Keelektronegatifan yaitu kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain.
Konstanta dielektrik juga mempengaruhi energi ionisasi dari bahan
semikonduktor. Kosntanta dielektrik relatif untuk germanium εr = 16
sedangkan silikon εr = 12. Karena itulah energi ionisasi dari silikon
lebih besar dari germanium. Energi inonisasi dari beberapa
perhitungan dapat dilihat pada tabel 1.
Daya hantar mempengaruhi sifat hantaran yang dikenal juga
dengan konduktivitas. Konduktivitas dari bahan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu suhu. Berikut contoh bahan
semikonduktor dan resistivitasnya pada suhu 20°C :

Bahan Semikonduktor Resistivitas (ohm.m)


Ge (murni) 0,47
Si (murni) 0,30
Fe3O4 ∼ 0,01
InSb ∼ 2 x 104
Sn ∼ 2 x 10-6
Se 20 x 10-7
Tabel 2

Besar konduktivitas berbanding terbalik dengan resistivitas ( σ = 1/ρ)

2.2 Sifat Non Listrik


Ada beberapa faktor dari luar yang mempengaruhi sifat
hantaran pada semikonduktor diantaranya :
- Suhu
Suhu merupakan faktor utama, karena suhu mempengaruhi
konduktivitas dan resistivitas bahan. Penurunan resistivitas pada
semikonduktor sangat cepat dengan kenaikan suhu. Walaupun
pada suhu sangat rendah (suhu dimana hidrogen berbentuk cair),
semikonduktor jadi tidak dapat dibedakan dengan bahan isolasi.
Tetapi bila pada suhu diatas suhu tersebut semikonduktor memiliki
ciri khas tersendiri. Pengaruh suhu terhadap resistivitas dapat
dilihat dari grafik berikut :

[11]
By : Mario Wirya
ρ

Gambar 7 T

Sifat penghantaran arus listrik pada semikonduktor semakin


bertambah dengan kenaikan suhu. Dari gambar diatas dapat dilihat
dua bentuk yang khas dari semikonduktor berdasarkan fungsi dari
suhu. Karena itu unsur-unsur yang memiliki penurunan resistivitas
terhadap kenaikan suhu merupakan sifat umum yang dapat
mengklasifikasikan bahan tersebut sebagai semikonduktor. Hukum
atau persamaan dari konduktivitas dapat dilihat pada rumus terkait.
Untuk semikonduktor ekstrinsik grafik terhadap kenaikan suhunya
ditunjukkan pada grafik yang lebih tinggi. Sedangkan garafik yang
lebih rendah menunjukkan pengaruh suhu terhadap semikonduktor
secara umum pada semikonduktor intrinsik.
- Cahaya
Faktor cahaya juga mempengaruhi sifat hantaran pada
semikonduktopr, karena ada semikonduktor yang peka terhadap
cahaya. Semikonduktor yang peka terhadap cahaya disebut atau
dinamakan photoelectric. Pada photoelectric resistansinya rendah
bila terkena cahaya sedangkan bila gelap resistansinya naik. Sifat
ini juga digunakan pada solar cell. Hanya memiliki tambahan
khusus. Jadi resistansi dalam keadaan terang lebih kecil dari
resistansi dalam keadaan gelap.
- Tegangan yang diberikan
Semikonduktor yang bergantung dari besar kecilnya tegangan
disebut juga varistor. Pada varistor resistansi berubah menurut
tegangan.
- Medan listrik
Medan listrik juga mempengaruhi besar kecilnya resistansi pada
semikonduktor. Semikonduktor yang berpengaruh terhadap
perubahan medan listrik disebut juga transistor.
- Impurities

[12]
By : Mario Wirya
Impurities / pengotoran juga berpengaruh pada sifat hantaran dari
bahan semikonduktor. Impurities pada bahan semikonduktor
sangat berpengaruh pada bahan semikonduktor. Sifat hantaran
(konduktivitas) pada semikonduktor menjadi semakin bertambah.
Sedangkan resistansinya semakin berkurang. Pengotoran ini
membagi semikonduktor menjadi dua tipe yaitu tipe-n dan tipe-p.
Bahan smikonduktor yang dipengaruhi oleh impurities disebut juga
rectifier.

2.3 Pengukuran Sifat Bahan Semikonduktor Tipe-n


Sifat bahan semikonduktor dapat diukur dari konduktivitasnya.
Konduktivitas pada semikonduktor secara umum yaitu :

σ = nn.qn.µn + np.qp.µp

Dimana n yaitu molalitas, q adalah pembawa muatan, sedangkan µ


menunjukkan pembawa gerakan (carrier mobility). Dimana, n
menunjukkan pembawa muatan negatif (elektron) sedangkan p yaitu
pembawa muatan positif (hole). Untuk benda padat seperti unsur
silikon, konduksi berlangsung dari pita valensi ke pita konduksi.
Dimana elektron adalah pembawa muatan negatif. Pergerakan
elektron dari pita valensi menghasilkan lubang (hole), yaitu pembawa
muatan positif. Karena itu kepadatan / jumlah elektron (nn) sama
dengan kepadatan lubang (np), persamaan diatas dapat ditulis :

σ = n.q.(µe+µh)

Dimana sekarang n yaitu kepadatan dari elektron yang dilambangkan


e sedangkan h melambangkan lubang.
Selain konduktivitas juga dapat dihitung energi inonisasi dari
semikoduktor. Kita asumsikan elektron bergerak melingkar dengan
radius r sesuai model atom Bohr, dan dengan kecepatan v. Kita
memperoleh keadaan pada jarak equilibrium yaitu :
___e2___= m.v2
4π.εo.εr.r2 r
Total energi dari elektron yang berputar itu yaitu :
W = Wkin + W pot = 1 mv2 + W pot
2
= ___e ___ - ___e2___ = - ___e2___
2

8π.εo.εr.r2 4π.εo.εr.r2 8π.εo.εr.r2

Karena m.v.r = h / 2π (ponsulat kuantum)


[13]
By : Mario Wirya
Bila kedua ruas dikuadratkan lalu dibagi dengan dengan v2 dari
persamaan jarak equlibrium, maka persamaan diatas menjadi :

r = εo.εr.h2 m.e2.π
Maka total energi dari persamaan W dapat ditulis menjadi :
W = - _ m.e4 _
8.εo2. εr2.h2
Dari persamaan r didapat radius dari elektron proposional
dengan εr. Radius dari orbit elektron di dalam germanium yang dikotori
dengan Sb yaitu ≅ 16 x 0,53 ≅ 8,5 angstrom. Selain itu dari persamaan
terakhir, energi total proposional terhadap 1/εr.

BAB 3 : Analisa Sifat Bahan Semikonduktor Tipe-n


3.1 Tinjauan Teoritis
Bahan semikonduktor memiliki sifat antara konduktor dan
isolator. Pada silikon dan germanium murni tidak terdapat elektron
betas sehingga memiliki konduktivitas yang sangat kecil, karena
proses pengotoran konduktivitasnya menjadi bertambah besar.
Pengotor pada semikonduktor tipe-n yaitu unsur-unsur yang bervalensi
lima. Sehingga unsur tadi berikatan dengan Si atau Ge menyebabkan
adanya kelebihan elektron pada semikonduktor. Karena kelebihan
elektron maka pembawa muatan pada bahan ini yaitu elektron karena
itu semikonduktor ini disebut semikonduktor tipe-n.
Atom donor pada pita energi pada suhu mutlak 0°, atom donor
tidak terionisasi. Atom donor terionisasi bila mendapat panas yang
dikenal dengan konduksi karena elektron. Proses ini dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Pita Konduksi Pita Konduksi

wi
letak atom donor atom donor terionisasi
wg

Pita Valensi Pita Valensi


Gambar 8

Gambar pita energi di sebelah kiri atas sama dengan pita energi
semikonduktor intrinsik. Dimana pita valensi terisi sedangkan pita
konduksinya kosong. Bagaimanapun, atom donor menempati
sebagian celah energi yang hanya mengambil tempat sedikit di bawah
pita konduksi. Titik hitam pada gambar di atas menunjukkan elektron.

[14]
By : Mario Wirya
Saat temperatur meningkat, getaran pada kisi-kisi molekulnuya
semakin kuat, dan dengan menyerap sejumlah energi beberapa atom
donor terionisasi. Atom tersebut melepaskan elektron ke pita konduksi
seperti pada gambar di sebelah kanan atas. Karena energi ionisasi
dari atom donor lebih kecil dari energi yang diperlukan untuk meloncat
ke pita konduksi (W g), atom donor akan melewatkan elektron elektron
ke pita konduksi pada suhu yang lebih rendah dari suhu yang
diperlukan pita konduksi.

3.2 Hukum dan Rumus Terkait


Secara umum konduktivitas dari semikonduktor yaitu :
σ = nn.qn.µn + np.qp.µp
atau dapat ditulis juga
σ = n.q.(µe+µh)

Karena kenaikan konduktivitas dipengaruhi oleh suhu maka dapat


ditulis :
σ = σo.e-Eg/2kT

Dimana σo adalah kenaikan konstan dari kenaikan konduksi, sama


seperti persamaan Arrheanus. Yang besarnya :
σo = 2π.m.k.T 3/2 me.mh 3/4 T3/2
h2 m2
dimana : me = massa elektron
mh = massa lubang
h = konstanta Planck ( 6,62 x 10-34 joule.sekon)
Dengan melogaritma kedua sisi didapat:

lnσ = lnσo.-Eg.1
2k T
k yaitu konsatanta Boltzmann, dan Eg yaitu energi antara pita konduksi
dan pita valensi (sama dengan W g).
Sedangkan pada semikonduktor tipe-n, karena pembawa
muatannya yaitu elektron dari atom donor maka konduktivitasnya
dapat ditulis :

σ = n.q.µe

Semikonduktor tipe-n termasuk semikonduktor ekstrinsik yang mana


kenaikan suhunya mengikuti jalan Arrhenius. Jadi persamaan diatas
dapat ditulis juga :
σ = σo.e-(Eg-Ed)/2kT
[15]
By : Mario Wirya
Dimana Eg-Ed adalah besarnya energi antara atom donor dan pita
konduksi (lihat pada gambar 8). Dimana Eg = W g, dan Ed = Wi.

3.3 Faktor dari Luar dan Faktor dari Dalam yang Berpengaruh
Faktor dari luar yang berpengaruh pada semikonduktor yaitu
suhu. Suhu merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap
besarnya konduktivitas pada bahan.
Pengaruh suhu pada bahan semikonduktor tipe-n dapat dilihat
dari persamaan σ = σo.e-(Eg-Ed)/2kT yang menyerupai persamaan
konduktivitas untuk semikonduktor intrinsik. Karena hanya ada satu
pembawa muatan seperti pada semikonduktor intrinsik. Dapat dilihat
dari grafik (kiri) berikut :
T T

kemiringan=-Eg (bersifat intrinsik)


2k
lnσ

lnσ
kemiringan=-(Eg-Ed) exhaustion range
K

kemiringan=-(Eg-Ed)
k
(bersifat ekstrinsik)

Gambar 9
1/T 1/T

Pada semikonduktor tipe-n konduksinya terjadi oleh adanya


pengotoran oleh atom yang bervalensi lima, sehingga pembawa
muatannya yaitu elektron. Maka, pada semikonduktor tipe-n lebih
mudah menghasilkan panas dari pada konduksi pada semikonduktor
intrinsik. Konduksi pada semikonduktor ekstrinsik tidak bisa menjadi
lebih besar dari konduksi oleh atom donor (atom pengotor). Yakni satu
konduksi persatu-satuan atom donor.
Hasilnya ditunjukkan pada grafik disebelah kiri atas yang mana
konduktivitasnya memiliki batas temperatur tertentu dimana semua
elektron telah pindah ke pita konduksi. Grafik disebelah kanan atas
mengambarkan konsep ini. Grafik tersebut mewakili persamaan σ =
σo.e-(Eg-Ed)/2kT untuk semikonduktor ekstrinsik dan persamaan σ = σo.e-
Eg/2kT
untuk semokonduktor intrinsik. Tetapi perlu diingat nilai σo-nya
berbeda.
Pada temperatur yang rendah (lebih besar dari 1/T)
semikonduktor lebih bersifat ekstrinsik. Pada keadaan lelah
(exhaustion range) grafiknya mendekati gars lurus horizontal, yang

[16]
By : Mario Wirya
mana semua elektron bebas dari atom donor telah pindah ke pita
konduksi. Ketika suhunya naik ( lebih rendah dari 1/T) karena
pengaruh kenaikan temperatur, konduktivitasnya tidak turun dengan
tajam. Perubahan ini menyerupai sifat dari metal yang mana bila
konduksinya (perpindahan elektron) sudah mencapai titik tertentu,
tetapi mobilitasnya hanya sedikit berkurang (turun). Ketika temperatur
terus naik maka konduktivitasnya seperti pada semikonduktor intrinsik
(Si atau Ge murni) yang lebih besar dari pada pembawa muatan
semikonduktor ekstrinsik. Keadaan jenuh (exhaustion range) sangat
berguna dalam mengurangi kerugian akibat suhu dari rangkaian listrik
(electrical circuit). Pada saat itu konduktivitasnya mendekati konstan
dengan kenaikan perubahan temperatur.
Faktor luar tersebut juga dipengaruhi faktor dalam yaitu :
- Jenis bahan utama yang digunakan, karena energi ionisasi masing-
masing unsur/bahan berbeda sehingga mempengaruhi besarnya
konduktivitas. Seperti Ge hampir seluruh atom donornya terionisasi
diatas suhu udara menjadi cair.
- Jenis bahan pengotor yang digunakan. Misalnya bila
semikonduktor ekstrinsik yang memiliki resistivitas 0,001 ohm.m
(pada suhu kamar), menjadi intrinsik pada ±200°C.
- Pembawa muatan pada semikonduktor tersebut (elektron atau
hole).

BAB 4 : Klasifikasi Bahan Semikonduktor

Secara umum bahan terbagi menjadi dua yaitu :


 Bahan organik yaitu bahan yang berasal dari zat-zat organik
(berasal dari makhluk hidup) misalnya : minyak bumi
 Bahan anorganik yaitu bahan-bahan yang berasal dari zat-zat
anorganik (bukan dari makhluk hidup) misalnya : besi

Berdasarkan kemagnetannya maka bahan dibagi menjadi :


 Diamaknit yaitu bahan yang sulit ditarik magnet (µ < 1), contoh :
seng, emas
 Paramaknit yaitu bahan yang dapat ditarik magnet (µ>1), contoh :
alumunium, magnesium
 Ferromaknit yaitu bahan yang mudah ditarik magnet (µ>>>1),
contoh : besi, kobal

Ditinjau dari sifat elektriknya bahan terbagi menjadi 3 yaitu :

[17]
By : Mario Wirya
 Bahan isolasi (dielektrik) yaitu bahan yang sulit mengantarkan
arus listrik. Terbagi lagi menjadi :
• Bahan isolasi padat, contoh : keramik.
• Bahan isolasi cair, contoh : minyak mineral
• Bahan isolasi gas, contoh : udara.
 Bahan konduktor yaitu bahan yang mudah menghantarkan arus
listrik. Bahan konduktor (penghantar terbagi lagi menjadi :
• Bahan super konduktor, contoh : Al (alumunium)
• Bahan thermocouple, contoh Cu (tembaga)
 Bahan semikonduktor yaitu bahan yang memiliki sifat antara
keduanya. Bahan semikonduktor terbagi menjadi :
• Semikonduktor intrinsik yaitu semikonduktor yang hanya
terdiri dari Ge atau Si murni. Sehingga jumlah elektronnya sama
dengan jumlah proton dalam inti. Karena pengaruh dari luar,
pada semikonduktor terjadi proses rekombinasi yaitu proses
terisinya sebuah lubang oleh elektron disebelahnya. Hal ini
terjadi karena adanya elektron yang melompat dari pita valensi
ke pita konduksi, karena pengaruh thermal (panas) atau medan
listrik. Elektron yang melompat menimbulkan kekosongan
(hole), yang menarik elektron yang ada di sebelahnya.
Demikian seterusnya sehinga semikonduktor ini tetap bersifat
netral.
• Semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor yang diberi
tambahan elektron bebas atau hole yang berasal dari atom
asing yang disisipkan. Proses ini disebut pengotoran atau
doping. Tujuannya untuk meningkatkan konduktivitas
semikonduktor. Berdasrkan pengotornya semikonduktor
ekstrinsik dibagi lagi menjadi :
 Semikonduktor tipe-n yaitu semikonduktor yang diberi
pengotor atom bervalensi lima (mis: Arsen), sehingga
kelebihan elektron. Pembawa muatannya yaitu elektron
yang berasal dari atom pengotor (atom donor). Maka disebut
semikonduktor tipe-n (negatif).
 Semikonduktor tipe-p yaitu semikonduktor yang diberi
pengotor atom yang ebrvalensi tiga (mis: Indium), sehingga
menjadi kekurangan elektron. Pembawa muatannya yaitu
hole (muatan positif), oleh karena itu disebut semikonduktor
tipe-p (positif).

BAB 5 : Sifat Khusus Bahan Semikonduktor Tipe-n

[18]
By : Mario Wirya
5.1 Umum
Semikonduktor tipe-n merupakan semikonduktor ekstrinsik yang
diberi pengotor atau diberi atom donor yang bervalensi lima.
Semikonduktor intrinsik, pada suhu 0° merupakan isolator. Sebaliknya
pada semikonduktor tipe-n. Pada suhu rendah ( lebih kecil 1/T)
semikonduktor bersifat ekstrinsik (pembawa muatannya berasal dari
elektron atom donor). Tetapi pada saat tertentu dimana semua
elektron dari atom donor telah berpindah ke pita konduksi maka
konduktivitasnya hamopir konstan dengan kenaikan temperatur.
Keadaan itu disebut exhaustion range. Tetapi bila suhunya meningkat
lagi maka semikonduktor tipe-n mejadi bersifat intrinsik (pembawa
muatannya berasal dari bahan itu sendiri). Konduktivitasnya berkurang
sedikit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar 9. Untuk
semikonduktor tipe-p grafiknya juga sama. Perbedaannya hanya
keadaan jenuh (saturation range) lebih lama dari exhaustion range
pada semikonduktor tipe-n. Selain itu pembawa muatan pada
semikonduktor tipe-n dan tipe-p berbeda. Untuk semikonduktor tipe-n
pembawa muatannya lebih mayoritas elektron sedangkan pada tipe-p
lebih mayoritas hole. Pengotoran pada semikonduktor intrinsik yaitu 1
atom asing untuk satu juta sampai 100 juta Atom intrinsik. Sebagai
contoh, pengotoran kristal silikon murni dengan rasio 1 : 10 juta.

5.2 Persyaratan Minimum Standar


Untuk semikonduktor tipe-n yang dikotori oleh atom lain yang
bervalensi lima yang disebut atom donor. Ada dua syarat yang harus
dipenuhi atom-atom pengotor yaitu :
- ukuran atom pengotor harus sesuai dengan ukuran atolm murni
karena atom pengotor akan menempati titik-titik kisi yang semula
ditempati atom murni
- Elektron valensi atom pengotor harus lebih banyak atau lebih
sedikit dari pada atom murni.
Berikut tabel yang berisi daya larut maksimum dari atom
pengotor :

Elemen Pengotor (dopant) Golongan Daya larut ( atom/m3)


Si B III A 600 x 1024
Al III A 20 x 1024
Ga III A 14 x 1024
P VA 1,000 x 1024
As VA 2.000 x 1024
Sb VA 70 x 1024
Ge Al III A 400 x 1024

[19]
By : Mario Wirya
Ga III A 500 x 1024
In III A 4x 1024
As VA 80 x 1024
Sb VA 10 x 1024
Tabel 3

Dari data diatas dapat diketahui berapa atom pengotor yang


diperlukan pada semikonduktor agar konduktivitasnya meningkat.
Persyaratan lain yaitu bahan utamanya (unsur utamanya) harus
murni bebas dari pengotoran. Jadi bila digunakan silikon atau
germanium harus menggunakan yang murni. Si dan Ge yang didapat
dalam alam belum murni oleh karena itu diperlukan proses permunian
agar Si dan Ge tersebut bersih dari pengotor. Bila Si dan Ge tidak
bersih bisa tetap digunakan hanya daya hantarnya dan daya tahannya
tidak sebagus semikonduktor yang terbuat dari Si dan Ge murni.
Jarak antara atom donor harus lebih dekat pada pita konduksi,pada
semikonduktor tipe-n. Sedangkan untuk semikonduktor tipe-p jarak
atom akseptor harus lebih dekat dengan pita valensi. Ketebalan pada
bahan semikonduktor juga harus sedang (tidak terlalu tebal dan tidak
terlalu tipis). Untuk semikonduktor tipe-p ataupun tipe-n yang
digunakan pada semikonduktor tidak boleh melebihi 10 µm.

5.3 Pemenuhan Persyaratan


Atom pengotor harus memenuhi standar bila ingin memperoleh
semikonduktor yang diinginkan. Untuk semikonduktor tipe-n
pengotornya harus atom yang bervalensi lima, sedangkan untuk
semikonduktor tipe-p harus dengan atom yang bervalensi tiga. Ukuran
dari atom pengotor juga harus sama dengan atom murninya.
Persyaratan-persyaratan ini harus dipenuhi agar diperoleh
semikonduktor yang diinginkan. Untuk atom murni atau bahan
utamanya diperlukan Ge dan Si yang murni. Tetapi persyaratan itu
tidak terlalu mutlak karena Ge sangat langka di alam ini dan Si banyak,
permurnian kedua bahan ini juga membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Maka dari itu Si atau Ge yang tidak murni juga sering
digunakan. Semikonduktor yang terbuat dari bahan tidak murni
memiliki fungsi yang sama dengan semikonduktor murni hanya daya
hantar, dan daya tahannya saja yang agak berkurang. Pada
penggunaannya semikonduktor tipe-p dan tipe-n sering digabungkan.
Pengabungan itu memiliki syarat-syarat tertentu, tergantung dari alat
apa yang diperlukan. Selain itu semikonduktor juga harus memiliki
struktur yang kuat seperti misalnya pada solar cell.

[20]
By : Mario Wirya
BAB 6 : Fungsi dan Penggunaan Bahan Semikonduktor Tipe-
n
6.1 Fungsi dan Peranan Bahan Dalam Bidang Teknik
Semikonduktor memiliki kelebihan dari bahan lainnya yaitu :
- ukurannya kecil dan ringan
- portable dan mobile
- simple dan reliable design
- memiliki kekuatan mekanis yang baik
- tahan terhadap shocks (kejutan) dan vibrasi
- umurnya panjang, dan umumnya tidak menua
- setiap saat bisa dipakai (tidak perlu pemanasan)
Bahan semikonduktor banyak digunakan dalam bidang teknik
karena memiliki keuntungan seperti yang disebutkan diatas. Selain itu
sifat hantarannya yang memiliki sifat antara konduktor dan isolator
sangat menguntungkan dalam bidang teknik. Semikonduktor juga
banyak digunakan sebagai bahan chip pada komputor yang sekarang
ini sedang berkembang pesat. Selain itu semikonduktor juga dapa
tdigunakan sebagai pengubah energi panas (dari matahari) menjadi
energi listrik pada solar cell. Penggunan bahan semikonduktor dalam
bidang teknik sangat luas diantaranya sebagai :
- alat pemanas
- refrigrator
- photocell
- power absorber dalam sistem radio
- elemen pada instrumen ukur
- pada sistem kontrol otomatis (mis: dioda)
- pada arestor (surge arestor) untuk menghubungakan tegangan
sorja (tegangan yang mendadak tinggi) ke tanah, sehingga alat
terhindar dari tegangan berlebih.
- pada memory element di komputer (chip)
- pada rectifier

6.2 Pemanfaatan Bahan


Pemanfaatan bahan semikonduktor dapat dilihat dari tabel
berikut :

Nama Semikonduktor Penggunaannya

[21]
By : Mario Wirya
Barium Titinate (BaTi) Termistor (PTC)
Bismut Telurida (Bi2Te3) Konvermasi termoelektrik
Cadmium Sulfida (CdS) Sel foto konduktif
Gallium Arsenida (GaAs) Diode, transistor, laser, led,
generator. Gelombang mikro
Germanium (Ge) Diode, transistor
Indium Antimonida (InSb) Magneto resistor, plezo resistor,
detektor, radiasi infra merah
Indium Arsenida (InAs) Piezo resistor
Silikon (Si) Diode, transistor, IC
Silikon Carbida (SiCb) Varistor
Seng Sulfida (ZnS) Perangkat lunak penerangan elektro
Germanium Silikon(GeSi) Pembangkitan termoelektrik
Selenium (Se) Rectifier
Alumunium Stibium(AlSb) Diode penerangan
Gallium Phosphor (GaP) Diode penerangan
Indium Phosphor (InP) Filter infra merah
Tembaga Oksida Rectifier
Plumbun Sulfur (PbS) Foto sel
Plumbun Selenium(PbSe) Foto sel
Indium Stibium (InSb) Detektor infra merah, filter infra
merah, generator hall
Tabel 4

BAB 7 : Teknologi

7.1 Bahan Baku dan Penyediaannya


Unsur Silikon dan Germanium terdapat dialam. Unsur Silikon
terdapat di alam sebagai senyawa silikat, contohnya silikon dioksida
(SiO2) yang dikenal sebagai pasir kuarsa, tanah liat (Al2Si2O7.2H2O),
dan juga seperti asbes serta mika. Silikon yang terdapat di alam belum
murni, oleh karen yaitu perlu dilakukan proses pemurnian. Silikon lebih
tahan panas dari Ge sehingga untuk memurnikannya lebih sukar.
Sedangkan Germanium hanya terdapat sekitar 0,001% pada alam,
dan terkandung dalam lapisan kerak bumi. Germanium dari hasil
tambang berbentuk bubuk (grey powder). Ge seperti halnya Si, dari
hasil tambang juga tidak murni sehingga diperlukan proses
permurnian. Proses mendapatkan bahan baku Ge juga melibatkan
proses kimiawi yang kompleks. Penyediaan bahan baku Si lebih
banyak dari pada Ge, dan keduanya sama-sama terdapat di alam.
Tetapi Ge juga memiliki kelebihan dari pada Si yaitu sifatnya yang
tidak terlalu tahan panas (titik lebur rendah) sehingga untuk
[22]
By : Mario Wirya
memurnikannya tidak sukar hanya Ge terdapat sedikit sekali di alam.
Karenba itu banyak digunakan bahan lain, yang dapat menggantikan
Ge.

7.2 Proses Pembuatan Bahan


Setelah bahan Si dan Ge diambiln dari alam dengan
pertambang, pengeboran, dan lainnya, Si dan Ge tersebut masih
harus dimurnikan lagi. Untuk Si proses pemurniannya sebagai berikut :
- Silikon dibuat dengan cara mereduksi SiO2 dengan karbon dalam
tenur listrik. Reaksinya : SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
- Tetapi silikon yang dihasilkan dalam proses ini masih belum murni.
Permurnian dilakukan lagi dengan menambahkan gas klorin
berdasarkan persamaan reaksi :
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(g)
- Selanjutnya gas hasil reaksi direduksi dengan gas hidrogen pada
suhu tinggi, sehingga diperoleh silikon yang murni dengan reaksi :
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
- Secara kimia silikon murni didapat dengan cara seperti diatas,
tetapi silikon itu belum murni sekali hanya 99% murni. Oleh karena
itu dilakukan proses lagi menggunakan tungku/ oven vertikal unutk
memurnikannya. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Keterangan :
1
2 1. Pipa quartz untuk mensuplai bahan
3
2. Poros untuk menarik dan memutar
kristal
3. Pelat kuningan
4
4. Silinder / tabung dari quartz
5
5. Lubang inspeksi / pemeriksaan
7
8 6 6. Slevee untuk injeksi oksigen atau
Argon
11 9
7. Inoculation
12 10 8. Terjadi monocrystal padat
9. Cairan Si / Ge
10. Cawan graphite
Gambar 10 11. Lapisan quartz
12. Kumparan (pemanas)
Silikon /germanium yang belum murni dimasukkan ke dalam
cawan graphite. Silikon tersebut masih berbentuk keras, tetapi menjadi
cair akibat panas yang dihasilkan dari kumparan. Poros berputar
secara perlahan sehingga silikon yang tadinya cair naik ke atas dan
[23]
By : Mario Wirya
perlahan-lahan menjadi dingin sehingga silikon kembali lagi menjadi
bentuk kristal. Kotoran-kotoran dari silikon tetap ada di dasar cawan
graphite tidak ikut perputaran poros. Sehingga kotoran-kotoran itu
mengendap di bawah bercampur dengan sisa silikon. Proses ini dapat
digunakan untuk memurnikan Ge atau Si.
Untuk Germanium umunya dilakukan pemurnian dengan cara
ekstrusi cairan (extrusion from the melt). Tetapi cara ini tidak dapat
digunakan pada Silikon karena silikon bereaksi dengan perahu
graphite pada suhu tinggi. Alat yang digunakan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
2 3 4 6
1 5

Gambar 11

Keterangan : 1. Tabung quartz


2. Belitan penghantar dengan arus frekuensi tinggi
3. Ge
4. Perahu graphite
5. Inert gas
6. Relting zone
7. Kereta
Kereta bergerak sangat perlahan (1 mm/menit), dan belitan
berarus frekuensi tinggi memanaskan Ge pada tempat tertentu
(melting zone) sehingga Ge yang diletakkan diatas perhu graphite
menjadi cair. Melting zone terus bergerak perlahan mengikuti gerakan
kereta. Kotoran (impurities) yang tercampur dalam Ge lebih mudah
larut dalam cairan dan berpindah di dalamnya dari pada di dalam
keadaan padat. Kotoran tersebut akan perlahan-lahan ikut terus dalam
cairan Ge, dan akhirnya pindah sampai ke ujung. Setelah sampai di
ujung dan sudah mengkristal lagi kotoran tersebut tinggal dipotong.
Jadi kotoran seolah-olah bergerak mengikuti kereta/ kumparan
berarus. Dengan cara demikian diperoleh monokristal dari Ge.

7.3 Pemasangan Bahan Pada Peralatan


Bahan-bahan semikonduktor yang banyak digunakan pada
Peralatan umumnya menggunakan gabungan dari semikonduktor tipe-
n dan tipe-p. Seperti pada diode, solar cell, dan masih banyak lagi.
[24]
By : Mario Wirya
Ada juga yang menggunakan gabungan dari tiga tipe semikonduktor
alat tersebut yaitu transistor. Ada pula yang menggunakan lebih dari
tiga gabungan yaitu thyristor.
Pemasangan alat-alat yang menggunakan semikonduktor
tersebut langsung dirangkai ke dalam rangkaian listrik. Dengan cara
disolder (pada rangkaian elektronika) pada papan rangkaian.
Sedangkan dalam alat yang menggunakan semikonduktor itu sendiri,
semikonduktor tipe-n dan tipe-p disusun sedemikian rupa sehingga
diperoleh alat yang diinginkan. Contohnya pada transistor susunan
semikonduktornya bis p-n-p atau n-p-n. Tergantung dari fungsi yang
dibutuhkan. Setelah semikonduktor disusun tentu diberi isolasi pada
bagian luarnya karena semikonduktor juga dapat menghantarkan arus.
Semikonduktor juga dihubungkan dengan kutub positif dan kutub
negatif (anoda-katoda) pada peralatan. Jadi pemasangan
semikonduktor pada peralatan tergantung dari fungsi peralatan
tersebut. Tetapi yang pasti pemasangan semikonduktor pada perlatan
juga menggunakan isolasi, dan umunya pada peraltan digunakan
semikonduktor gabungan (p-n junction), yang mana susunannya
bergantung kembali pada fungsi alat yang dibutuhkan.

BAB 8 : Pemilihan Bahan Semikonduktor Tipe-n

8.1 Perbandingan dengan Bahan Lain


Semikonduktor tipe-p dan tipe-n memiliki kesamaan dalam
pengaruhnya terhadap suhu. Pada suhu rendah semikonduktor tipe-n
dan tipe-p bersifat ekstrinsik sedangkan pada suhu tinggi menjadi
bersifat intrinsik. Keduannya hanya berbeda dari pembawa
muatannya. Selain itu terdapat cara untuk mebedakan keduanya yaitu
dengan suatu percobaan yang dikenal dengan Hall effect. Hall effect
yaitu efek yang timbul apabila penghantar yang mengandung arus
berada dalam medan magnet, dimana arah medan magnet tegak lurus
pada arus. Efek tersebut menimbulkan tegangan yang disebut
tegangan hall (hall voltage), yang tegak lurus pada arus dan juga pada
medan magnet. Percobaan untuk membedakan semikonduktor tipe-n
dan tipe-p dapat dilihat pada gambar berikut :

[25]
By : Mario Wirya
Magnetic field Magnetic field

ketebalan
Semikonduktor tipe-n Semikonduktor tipe-p

Arus (elektron) Arus (hole)

VH(+) VH(-)_

Gambar 12

Pada semikonduktor tipe-n Hall voltage bernilai positif


sedangkan pada semikonduktor tipe-p Hall voltage bernilai negatif.
Jadi untuk pembawa muatan negatif (elektron) Hall voltage bernilai
positif, sedangkan negatif bila pembawa muatannya adalah hole.
Muatan negatif selain berasal dari semikonduktor tipe-n juga dapat
berasal dari elektron-elektron pada metal/ logam. Besarnya Hall
voltage dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

VH = RH.I.H
T
Dengan H adalah kuat medan magnet, I adalah arus, t adalah
ketebakan dari bahan, dan RH adalah Hall coefficient. Nilai RH
menunjukkan besarnya pembawa muatan dan mobilitas dari muatan.
Untuk pembawa muatannya hole maka nilai RH yaitu :

RH = Ey_ = _1_
Bz.Jx e.nh

Nilai Jx dapat dihitung dengan : Jx = nh.e.vx


Dengan vx adalah kecepatan searah sumbu x, e adalah muatan dari
elektron, dan nh adalah kepadatan/ banyaknya lubang. Sedangkan E
adalah tegangan searah sumbu y. Sedangkan untuk semikonduktor
tipe-n yang pembawa muatannya elektron nilai RH yaitu :

RH = Ey_ = _1_
Bz.Jx e.ne

Perbedaannya hanya pada semikonduktor tipe-n kepadatannya bukan


kepadatan lubang tetapi kepadatan elektron. Jadi dapat kita simpulkan
nilai Hall coefficient bergantung dari :
- pembawa muatan
- jumlah / kepadatan pembawa muatan.
[26]
By : Mario Wirya
Bila terdapat dua pembawa muatan maka nilai Hall coefficient-nya
yaitu:

RH = Ey_ = 1.(nh.µh2 - ne. µe2)


Bz.Jx e (nh.µh2 + ne. µe2)

Nilai Hall coefficient positif bila nh.µh2 > ne. µe2 dan bernilai negatif bila
nh.µh2 < ne. µe2. Contohnya, Hall coefficient untuk semikonduktor tipe-n
yang terbuat dari silikon dengan atom donornya ± 7.4 x 1018/ RH per
m3 , pada suhu ruang.
Jadi bahan semikonduktor memiliki sifat konduktivitas yang
sama hanya terdapat perbedaan dari pembawa muatannya yang
dapat dilihat dengan menggunakan percobaan Hall effect. Yang
menimbulkan Hall effect yang berbeda untuk masing-masing
semikonduktor. Sedangkan bila dilihat dari bahan penyusunnya,
germanium memiliki daya hantar yang lebih bagus dari silikon bahkan
paling bagus dari unsur-unsur yang dapat digunakan sebagai bahan
semikonduktor. Tetapi Ge terdapat sangat sedikit sekali di alam.
Sedangakn Si sangat banyak terdapat di alam. Si mempunyai titik
lebur yang lebih tinggi dari Ge sehingga Si lebih tahan panas dari pada
Ge. Hal ini merupakan kekurangan sekaligus kelebihan dari Si.
Kekurangannya yaitu sulit untuk dimurnikan. Sedangkan kelebihannya
yaitu lebih tahan panas sehingga dapat dialiri tegangan yang besar,
atau dapat bertahan pada suhu yang tinggi.

8.2 Pertimbangan Pemilihan Bahan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan
semikonduktor yaitu :
- konduktivitas dari bahan tersebut, konduktivitas juga dipengaruhi
beberapa faktor diantaranya :
 suhu
 pembawa muatan (elektron atau lubang)
 massa elektron/ hole
 mobilitas elektron/ hole
 jumlah atau kepadatan dari elektron /hole
- unsur-unsur yang digunakan, titik leburnya, energi ionisasinya, dari
mana bahan bakunya, bila terdapat di alam bagaimana jumlahnya
banyak atau tidak
- kapasitas thermal dari bahan
- sifat mekanis dari bahan
- besarnya energi akibat pengotoran juga dapat digunakan sebagai
petimbangan pemilihan. Besarnya energi dapat dilihat pada tabel 5.
[27]
By : Mario Wirya
BAB 9 : Pemeriksaan dan Pengujian Bahan
9.1 Persyaratan Minimal Standar
Semikonduktor sebaiknya memiliki bentuk yang ringan, memiliki
kekuatan mekanis yang baik, tahan terhadap shocks (misalnya dari
perubahan tegangan secara mendadak), dan semikonduktor yang
digunakan agar memperoleh hasil yang maksimal harus tersusun dari
Si atau Ge yang murni. Selain itu untuk semikonduktor ekstrinsik perlu
diperhatikan besarnya energi antara pita konduksi dan atom donornya
(Eg - Ed) untuk semikonduktor tipe-n atau energi yang diberikan atom
akseptor (Ea) pada semikonduktor tipe-p. Besarnya energi tersebut
merupakan salah satu persyaratan minimal standar dan juga sebagai
pertimbangan pemilihan bahan. Dapat dilihat dari tabel berikut :

Semikonduktor Impurity Eg – Ed (eV) Ea (eV)


Si P 0,004 -
As 0,049 -
Sb 0,039 -
Bi 0,069 -
B - 0,045
Al - 0,057
Ga - 0,065
In - 0,160
Tl - 0,260
Ge P 0,012 -
As 0,013 -
Sb 0,096 -
B - 0,010
Al - 0,010
Ga - 0,010
In - 0,011
TI - 0,010
GaAs Se 0,005 -
Te 0,003 -
Zn - 0,024
Cd - 0,021

Tabel 5
Data dari : W.R.Runyan and S.B Watelski, Handbook of Materials and Processes for Electronics,
C.A.Harper,Ed.,McGraw-Hill Book Company, NY, 1970.

[28]
By : Mario Wirya
9.2 Metode Pengukuran dan Pengujian
Pengukuran pada bahan semikonduktor dapat menggunakan
percobaan Hall. Selain itu Semikonduktor sendiri juga dapat digunakan
sebagai alat pengukuran diantaranya :
- Fluxmeter
- Compass
- Magnetometer
- DC meter
- Galvanometer-Amplifier
- Hall Effect Multipier
- Multipier sebagai Cruputor elemen
- Modulator
- AC Power meter
- Pengukur torsi pada motor listrik
Pengukuran energi pada bahan semikonduktor yaitu dengan
mengalirkan tegangan tertentu sampai semua atom donor pindah ke
pita konduksi (pada semikonduktor tipe-n) atau sampai semua hole
terisi elektron dari pita valensi (pada semikonduktor tipe-p). Dari
pemberian tegangan itu didapat energi ionisasinya.
Pengujian bahan semikonduktor dapat dilakukan dengan
memberi tegangan dibesarkan secara berkala, untuk mengetahui
sampai mana batas tegangan yang membuat semikonduktor menjadi
pengahantar yang baik. Karena pada tegangan yang rendah atau
kurang dari energi antara celah pitanya (energi yang diperlukan ntuk
elektron meloncat). Selain itu juga dapat digabungkan dengan
perubaahn suhu. Jadi suhunya diubah-ubah tetapi tegangannya tetap,
dapat dilihat bagaimana konduktivitas pada semikonduktor. Hasilnya
dapat dilihat pada grafik di gambar 9. Dari situ juga didapat pada suhu
berapa Silikon atau Germanium itu menjadi jenuh (konduktivitasnya
hampir tidak bertambah), dan juga perubahan konduktivitas terhadap
suhu.
Perlu diingat semua data yang ada diberikan pada suhu ruang.

[29]
By : Mario Wirya
Kesimpulan
Bahan Silikon dan Germanium termasuk yang sering
digunakan sebagai bahan semikonduktor, dan masih banyak bahan
lainnya seperti Timah, dan SiC. Unsur-unsur yang merupakan
semikonduktor masuk di dalam golongan !V A kecuali Timbal. Ikatan
antar atomnya termasuk ikatan kovalen. Unsur –unsur tesebut
termasuk senyawa karbon. Silikon banyak terdapat di alam dalam
bentuk pasir kuarsa, dan tanah liat. Germanium terdapat dalam lapisan
kerak bumi dan sangat sedikit jumlahnya (0,001%).
Germanium memiliki daya hantar yang lebih baik dari pada
Silikon, sedangkan silikon memiliki daya tahan panas yang baik, dan
banyak terdapat di alam. Oleh karena itu Silikon lebih banyak
digunakan. Silikon dan Germanium yang terdapat di alam masih belum
murni sehingga perlu dimurnikan dengan proses kimia, dan dimurnikan
lagi. Untuk Germanium dimurnikan dengan ekstrusi cairan. Sedangkan
Silikon harus menggunakan tungku/ oven vertikal, karena silikon pada
suhu tertentu aka bereaksi dengan perahu graphite. Tungku vertikal
dapat digunakan untuk memurnikan silikon ataupun germanium.
Semikonduktor terbagi menjadi semikonduktor yang hanya
tersusun dasi Si atau Ge murni yang disebut semikonduktor intrinsik,
dan semikonduktor yang diberi pengotor disebut semikonduktor
ekstrinsik. Pengotor tersebut disisipkan ke dalam unsur utama
(intrinsik) dengan cara yang disebut doping. Bila diberi atom yang
bervalensi tiga maka akan terbentuk semikondukto tipe-p, atom
pengotornya disebut atom akseptor. Sedangkan bila atom
pengotornya bervalensi lima maka akan terbentuk semikonduktor tipe-
n, atom pengotornya disebut atom donor. Atom pengotor harus sama
ukurannya dengan atom murni/ utama.
Pada semikonduktor intrinsik tidak terdapat elektron bebas
sehingga bersifat isolator, hanya karena pengaruh suhu resistivitasnya
menurun, sehingga konduktivitasnya semakin meningkat seiring
perubahan suhu. Konduktivitas dari semikonduktor bergantung dari
mobilitas muatan, jumlah pembawa muatan, temperatur.
Semikonduktor intrinsik pada suhu nol absolut merupakan isolator.
Tidak demikian pada semikonduktor ekstrinsik. Pada suhu
rendah (<1/T) semikonduktor ekstrinsik ( semikonduktor tipe-n dan
tipe-p) bersifat ekstrinsik, dan pada suhu tinggi (>1/T) bersifat intrinsik.
Maksudnya pada suhu tinggi konduktivitasnya lebih landai dari pada
konduktivitas pada suhu rendah. Keadaan diantaranya /peralihan
merupakan keadaan dimana semua elektron dari atom donor telah
pindah ke pita konduksi (exhaustion range) pada semikonduktor tipe-n

[30]
By : Mario Wirya
atau semua lubang telah terisi penuh (saturation range) pada
semikonduktor tipe-p.
Semikonduktor tipe-n dan tipe-p memiliki kesamaan dalam hal
perubahan konduktivitasnya terhadap suhu. Untuk membedakannya
dapat digunakan percobaan dikenal dengan Hall effect. Untuk
semikonduktor tipe-n voltage Hall bernilai positif, sedangakan pada
semikonduktor tipe-p voltage Hall bernilai negatif. Besarnya voltage
Hall bergantung dari Hall coefficient, arus, kuat medan dan ketebalan
bahan.
Semikonduktor banyak digunakan pada alat-alat yang
menggubah energi listrik menjadi listrik, mengubah arus AC menjadi
DC, menggubah energi panas menjadi listrik (solar cell), dan pada
alat-alat pengukuran. Pada arus tegangan tinggi bahan semikonduktor
digunakan pada arester agar dapat mengalirka tegangan berlebih
akibat petir (tegangan sorja) ke tanah. Ada juga semikonduktor yang
peka terhadap perubahan suhu (thermistor), cahaya (photoelectric),
tegangan (varistor), listrik (transisitor), dan impurities (rectifier).
Pengujian pada bahan semikonduktor dapat dilakukan dengan
pemberian tegangan yang besar, atau pemanasan, atau gabungan
keduanya.

[31]
By : Mario Wirya
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Masgunarto. Diktat Kimia dan Ilmu Bahan. Jakarta: STT-


PLN.
Dekker, Adrianus J. 1959. Electrical Engineering Materials. USA:
Prentice Hall.
Kanginan, Mrthen. 2003. Fisika 2000. Jakarta: Erlangga.
Linsley, Trevor. 2004. Instalasi Listrik Dasar. Jakarta: Erlangga.
S, Wasito. 2004. Kamus Elektronika Inggris-Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Shachelford, James F. 2005. Introduction to Materials Science for
Engineers sixth edition. Davis: Pearson Prentice Hall.
Sumanto. 1996. Pengetahuan Bahan Untuk Mesin dan Listrik.
Yogyakarta: Andi Offset.

[32]
By : Mario Wirya

You might also like