You are on page 1of 2

KLIPING KORAN JAKARTA

MENGATUR AIR MASUK DAN KELUAR


Mencegah air masuk ke kawasan, mengalirkan air permukaan dan rembesan ke waduk, dan menjaga ketinggian air di waduk, adalah prinsip sederhana untuk menjalankan sistem polder. Meski prinsipnya sederhana, tapi dalam pelaksanaan tidak begitu saja bisa diterapkan dengan mudah. Harus ada perhitungan-perhitungan yang cukup cermat untuk membangun kawasan tersebut. Sebagai contoh untuk membuat tanggulnya saja, perlu pertimbangan dan pengukuran yang cermat untuk menentukan tingginya. Untuk itu mesti diketahui seberapa tinggi limpasan air dari luar yang mungkin masuk ke kawasan, berapa besar kekuatan ombak yang mungkin meruntuhkan tanggul, berapa besar soliditas tanah yang bisa menahan tanggul untuk tetap tegak berdiri dan lain-lain. Butuh perhitungan cermat untuk membuat sebuah kawasan polder, yang bisa menjamin bahwa daerah itu akan bebas banjir selama berpuluh-puluh bahkan hingga ratusan tahun yang akan datang. Ada lima elemen penting dalam sebuah sistem porder yaitu adanya tanggul penahan air, kanal atau sungai, stasiun pemompaan air, waduk penahan air, sistem drainasi permukaan dan sistem drainasi bawah tanah. Sungai/Kanal ini digunakan untuk membuang kelebihan air yang ada di dalam kawasan polder. Jika langsung berbatasan dengan laut, bisa juga airnya langsung dipompakan ke laut, kata Sawarendro, ahli sistem polder dari ILWI. Air tersebut berasal dari hujan dan rembesan (seepage) yang masuk ke dalamnya. Ini disalurkan ke waduk melalui drainasi sistem drainasi yang ada. Sistem drainase suatu polder terdiri atas sistem drainase permukaan dan drainase bawah-tanah. Drainase permukaan adalah saluran yang menampung pelimpasan air hujan di permukaan tanah. Sedangkan drainase bawah tanah berfungsi untuk menyalurkan air yang berasal dar rembesan air yang terjadi dibawah tanah. Air yang terkumpul di waduk ini harus dikontrol dengan memompanya keluar jika tingginya sudah melebihi toleransi. Air itu dikeluarkan melalui stasiun pemompaan yang ada. Untuk itu di stasiun pemompaan ini harus tetap ada petugas yang menjaga. Jika sewaktu-waktu air melimpas bisa segera dibuang ke luar. Tanggul sendiri posisinya mengelilingi kawasan, yang berfungsi untuk menahan limpasan air yang datang dari daerah lain. Dalam sistem polder tanggul yang dibuat jangan dibayangkan seperti dinding penahan air yang lazim kita lihat. Tanggul bisa berupa jalan yang mengelilingi kawasan tersebut, sehingga secara kasat mata orang tidak tahu bahwa jalan tersebut adalah tanggul penahan air yang akan melimpas ke kawasan tersebut. Sistem polder ini harus ada orang yang mengelolanya secara teratur. Sehingga kontrol terhadap tinggi permukaan air yang berada di kawasan bisa terus menerus dijaga. Para petugas disini ditunjuk oleh para pemangku kepentingan yang berada di kawasan tersebut. Kontrol terhadap sistem polder ini harus dilaksanakan berkelanjutan, selama kawasan ini masih diharapkan untuk terbebas dari masalah banjir. Untuk itu harus diingat jika ingin tetap tinggal di dataran rendah yang mudah tergenang, maka perlu persiapan terus menerus agar dapat survive . Salah satu caranya adalah dengan membuat sistem polder.cit/L-1

You might also like