You are on page 1of 17

MAKALAH

DASAR- DASAR STUDI MANAJEMEN


LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas structural


Mata kuliah: Manajemen Pendidikan
Dosen: Drs. H. Syueb Kurdi, M.Pd

Disusun oleh:
Dian Nurhaerani
Ibnu Ubaidillah

Prodi/Smstr: PBI C/ VI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


(STAIN) CIREBON
2009
BABII
PEMBAHASAN

A PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MANAJEMEN

1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur, mengurus atau
mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan
dari fungsi-fungsi manajemen itu. Karena manajemen diartikan mengatur maka
timbul beberapa pertanyaan bagi kita.

Apa yang diatur?


Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemenyang terdiri dari men,
money, methods, mateials, machines,and market, disingkat dengan 6M dan
semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.

Kenapa harus diatur?


Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi
dalam mencapai tujuan yang optimal.

Siapa yang mengatur?


Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya
melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen
tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya.

Bagaimana mengaturnya?
Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen.

Jadi, Manajemen adalah suatu proses pengaturan yang terdiri dari rangkaian
kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Sedangkan pengertian menurut ahli-ahli yang lain adalah sebagai berikut :
1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain.
2. Menurut R. Terry :
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang
dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3. Menurut James A.F. Stoner :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah
ditetapkan.

4. Menurut Lawrence A. Appley :


Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha
orang lain.
5. Menurut Drs. Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pentingnya Manajemen
Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu,
dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi
kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong
manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya
pembagian pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerjasama
dan keterikatan formal dalam suatu organisasi.dalam organisasi ini maka
pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan
yang diinginkan tercapai.
Apa dan mengapa manajemen itu penting?
Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab:
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan
pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.
2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.
3. Manajenen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua
potensi yang dimiliki.
4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.
5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan
memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.
6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.
7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.
8. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerjasama sekelompok orang.

B PERAN MANAJER

Dalam menjalankan kegiatan organisasi, para manajer menjalankan


serangkaian peran. Berdasarkan penelitian Henry Mintzberg, tentang bagaimana
manajer menggunakan waktunya untuk melaksanakan tugas-tugasnya, dapat
disimpulkan bahwa para manajer pada dasarnya melaksanakan tiga kelompok
peran yang masing-masing terbagi lagi dalam beberapa macam peran sehingga
keseluruhannya ada sepuluh macam peran yang saling berkaitan. Peran-peran
tersebut adalah:

1. Peran Antar Pribadi (interpersonal roles)


Peran ini menitik beratkan pada hubungan antar pribadi yang meliputi:
a. Peran tokoh (figurehead), dilaksanakan dengan melakukan tugas
seremonial seperti menerima tamu, menghadiri pesta perkawinan
bawahannya, dan lain sebagainya.
b. Peran pemimpin (leader) dilakukan dengan cara mengarahkan dan
mengkoordinasi tugas-tugas dari para bawahannya, hal ini menyangkut
tugas stuffing (merekrut, melatih, memotivasi, melakukan promosi, dan
pemberhentian kerja).
c. Peran penghubung (liaison), dilakukan dengan cara menjalin hubungan
antar pribadi dengan pihak-pihak, baik yang berada di dalam organisasi
maupun yang berada di luar organisasi, misalnya dengan manajer dan
individu yang ada di dalam organisasi maupun dengan pemasok,
pelangga serta pemerintah.

2. Peran Informasional (Informational Roles)


Peran ini mengenai penerimaan dan pengkomunikasian informasi, yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Peran ini meliputi:
a. Peran pemantau (monitor), manajer secara terus-menerus mencari
informasi-informasi yang berguna baik dalam dalam organisasi maupun
dari luar organisasi.
b. Peran penyebar (disseminator), yaitu membagi-bagikan informasi yang
diperoleh dari hasil pemantauannya kepada bawahannya yang dirasakan
memerlukan informasi tertentu.
c. Peran juru bicara (spokesperson), yaitu menyampaikan sebagian dari
informasi yang dikumpulkannya kepada para individu di luar unitnya
atau pihak-pihak lain di luar organisasi.

3. Peran Pengambilan Keputusan (Decision Making Roles)


Dalam peran ini manajer mengambil keputusan-keputusan berdasarkan
hubungan antar pribadi yang dibangunnya dan informasi-informasi yang
dipantau sebelumnya. Peran ini terdiri dari:
a. Peran wirausahawan (enterpreneur), manajer melakukan perubahan-
perubahan di dalam cara mengelola organisasinya, sebagai akibat dari
perubahan-perubahan atau peluang-peluang yang tejadi di
lingkungannya. Perubahan-perubahan tersebut menyangkut produk
yang dihasilkan, proses-proses baru, serta cara-cara pemecahan
masalahyang baru.
b. Peran pereda gangguan (disturbance handler), menghadapi dan
menangani masalah-masalah yang timbul secara mendadak dan berada
di luar kendalinya.
c. Peran pengalokasi sumber daya (resource allocator), yaitu menentukan
bagaimana dan kepada siapa sumber daya yang dimiliki organisasi dan
waktu yang dimiliki aka digunakan. Manajer juga menyaring semua
keputusan yang dibuat orang laindalam unitnya sebelum digunakan.
d. Peran perunding(negotiator), yaitu mengadakan perundindingan dengan
pihak internal maupun eksternal organisasi.

Peran Manajer di Lembaga pendidikan.


Dalam suatu sekolah, manajer di lembaga tersebut adalah seorang kepala
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana
dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala
sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan prasarana”. Ketercapaian
tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan
kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin
Pendidikan.
Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai
manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002) adalah:
(a)Peranan hubungan antar perseorangan; (b) Peranan informasional; (c)
Sebagai pengambil keputusan.
Dari tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Peranan hubungan antar perseorangan
• Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai
kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
• Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk
menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga
dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk
mencapai tujuan.
• Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara
kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar
sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara
antara guru, staf dan siswa.
b. Peranan informasional
• Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan
terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi
yang berpengaruh terhadap sekolah.
• Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk
menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru,
staf, dan orang tua murid.
• Sebagai spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada
lingkungan di luar yang dianggap perlu.
c. Sebagai pengambil keputusan
• Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki
penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-
program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari
berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
• Orang yang memperhatikan ganguan (Disturbance handler). Kepala
sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan
memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
• Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater).
Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti
siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang
disediakan dan dibagikan.
• A negotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan
pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi
kebutuhan sekolah.

C FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Fungsifungsi manajemen merupakan serangkaian kegiatan yang dijalankan
dalam manajemen berdasarkan fungsinya masingmasing dan mengikuti satu
tapantahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsifungsi manajemen menurut
Nickles, McHugh dan McHugh (1997), terdiridari empat fungsi, yaitu:

a. Perencanaan (planning)
Yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datangdan penentuan strategi dan taktik
yang tepat untuk mewujudkan target organisasi.
Planning is the function of a manager which involves the selection from
alternatives of objectives, policies, procedures and programs. ( Harold Koontz
and Cyril O'Donnel)
Artinya:
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan
program-program dari alternatif-alternatif yang ada.

Kegiatankegiatan yang terkait dengan fungsi perencanaan adalah:


 Menetapkan tujuan dan target
 Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target tersebut
 Menentukan sumbersumber daya yang diperlukan

b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah suatu proses penentu, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenangyang secara relatif didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.(Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan).
Organizing is the establishing of effective behavioral relationshiop among
persons so that may work together efficiently and again personal
satisfactionsfor the purpose of achieving some goal or objective. (G.R.Terry)
Artinya:
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerjasama
secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal
melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna
mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

Kegiatankegiatan yang terkait dengan fungsi pengorganisasian adala:


 Mengalokasikan sumberdaya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
 Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab
 Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan
SDM/tenaga kerja
 Kegiatan penempatan SDM pada posisi yang paling tepat

c. Pengarahan (directing)
Yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak
dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penu kesadaran.
Pengarahan adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan
bekerja efektif untuk mencapai tujuan. (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan).

Kegiatankegiatan yang terkait dengan fungsi pengarahan adalah:


 Mengimplementasika proses kepeimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada enaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
 Memberikan tugasdan penjelasan rutinmengenai pekerjaan
 Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

d. Pengendalian (controlling)
Yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan
yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diarakan bias berjalan sesuai
dengan target yang diarapkan.
Controlling is the process of regulating the various factors in enterprise
according to the requirement of its plans.(Earl P. Strong)
Artinya:
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.

Control is the measurement and correction of the performance of subordinates


in order to make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain
then are accomplished.
Artinya:
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-
tujuandapat terselenggara.

Kegiatankegiatan yang terkait dengan fungsi pengendalian adalah:


 Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan targetsesuai
dengan indicator yang ditetapkan
 Mengambil langka klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan
 Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait
dengan pencapaian tujuan dan taget
D TINGKATAN MANAJEMEN

Ada beberapa tingkatan manajemen sebagaimana dikemukakan oleh Nicles,


McHugh and McHugh (1997). Tingkatan-tingkatan manajemen tersebut meliputi:
a. Manajemen tingkat puncak atau top management, yang biasanya terdiri dari
direktur utama, presiden direktur, atau wakil direktur. Untuk manajemen
tingkat ini, keahlian yang terutama diperlukaan adalah keahlian dalam hal
konsepsual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen global, dan
manajemen waktu.
b. Manajemen tingkat menengah atau middle management, yang biasanya terdiri
dari para manajer, kepala divisi, atau kepala cabang. Untuk manajemen tingkat
manajemen menengah ini, keahlian yang diperlukan diantaranya adalah
keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu,
dan juga teknikal.
c. Manajemen supervise atau tingkat pertama atau supervisory or first-line
management, yang biasanya terdiri dari para supervise, ketua kelompok, dan
lain sebagainya. Diiantaranya keahlian yang terutama perlu dimiliki adalah
keahlian komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, dan
teknikal.
d. Manajemen nonsupervisi atau non-supervisory management yang biasanya
terdiri dari para tenaga kerja tingkat bawah pada umumnya seperti buruh,
pekerja bangunan, dan lain-lain. Keahlian yang terutama perlu dimiliki dalam
level ini adalah keahlian teknikal, komunikasi dan manajemen waktu.

E MANAJEMEN MENURUT ISLAM

Sebagaimana dimaklumi, bahwa manajemen dalam organisasi merupakan


suatu proses aktivitas penentuan dan pencapaian tujuan melalui pelaksanaan
empat fungsi dasar ; planning, organizing, directing, dan controling dalam
penggunaan sumberdaya organisasi. Karena itu aplikasi manajemen organisasi
hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
Dalam konteks ini, Islam telah menggariskan bahwa hakekat amal
perbuatan manusia harus berorientasi pada pencapaian ridha Allah. Hal ini seperti
dinyatakan oleh Imam Fudhail bin Iyadh, salah seorang guru Imam Syafi’iy dan
perawi hadits yang tsiqah dalam menafsirkan surah al-Muluk ayat 2, yang artinya:
”Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapa yang
paling baik amalnya. Dialah Maha Perkasa dan Pengampun.”
Ia mensyaratkan dipenuhinya dua syarat sekaligus, yaitu niat yang ikhlas
dan cara yang harus sesuai dengan syariat Islam. Bila perbuatan manusia
memenuhi dua syarat itu sekaligus, maka amal itu tergolong ahsan (ahsanul amal),
yaitu amal terbaik di sisi Allah Swt.
Dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang
harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi
aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama.
Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan
Islam, yaitu kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer
harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya
mendapatkan hasil yang maksimal.
Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam
adalah harus ada sifat ri'ayah atau jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut
Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Manajemen menurut
pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan
tak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tak merugikan perusahaan. Bentuk
penganiayaan yang dimaksud adalah mengurangi atau tak memberikan hak
bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Jika seorang
manajer mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang
ditentukan, maka sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya.
Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW adalah menempatkan
manusia sebagai postulatnya atau sebagai fokusnya, bukan hanya sebagai faktor
produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi. Nabi
Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain) kerjasama
dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat. Salah
satu kebiasaan nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi yang
ditunjukkan stafnya. Manajemen Islam pun tak mengenal perbedaan perlakuan
(diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW
bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa
Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.

Prinsip Etika Manajemen Menurut Islam


Ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang
dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
1) Tauhid
Yang berarti memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi
di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk
mengelolanya.
2) Adil
Artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau
kesepakatan kerja harus dilandasi dengan ''akad saling setuju'' dengan sistem
profit and lost sharing.
3) Kehendak Bebas
Manajemen Islam mempersilakan umatnya untuk menumpahkan kreativitas
dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum
ekonomi Islam, yaitu halal.
4) Pertanggung Jawaban
Semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang
bersangkutan.

Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang


fair ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain atau pun
antara pimpinan dengan bawahan.
Seorang manajer harus memberikan hak-hak orang lain, baik mitra
bisnisnya ataupun karyawannya. Pimpinan harus memberikan hak untuk
beristirahat dan hak untuk berkumpul dengan keluarganya kepada bawahannya.
Ini merupakan nilai-nilai yang diajarkan manajemen Islam.
Ciri lain manajemen Islami yang membedakannya dari manajemen ala
Barat adalah seorang pimpinan dalam manajemen Islami harus bersikap lemah
lembut terhadap bawahan. Contoh kecil seorang manajer yang menerapkan
kelembutan dalam hubungan kerja adalah selalu memberikan senyum ketika
berpapasan dengan karyawan dan mengucapkan terima kasih ketika pekerjaannya
sudah selesai. Bukankah memberikan senyum salah satu bentuk ibadah dalam
Islam.
KESIMPULAN

• Manajemen adalah suatu proses pengaturan yang terdiri dari rangkaian


kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya
lainnya.
• Di dalam suatu perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama
atau organisasi sangat diperlukan proses manajemen, apalagi dalam sebuah
lembaga pendidikan.
• Seorang manajer memiliki beberapa peranan dalam praktek manajemen, yaitu:
figurehead; leader; liaison; Informational Roles; monitor; disseminator;
spokesperson; entrepreneur; disturbance handler; resource allocator;
negotiator
• Ada empat pilar etika manajemen menurut islam seperti yang dicontohkan
Nabi
Muhammad SAW.
1) Tauhid
2) Adil
3) Kehendak Bebas
4) Pertanggung Jawaban
DAFTAR PUSTAKA

A. M. Kadarman S. J dkk,, 19997, Pengantar Ilmu manajemen, Jakarta: Gramedia


Pustaka
Hasibun, Melayu S. P, 2001, Manajemen Dasar: Perngertian & masalah, Jakarta:
Bumi Aksara
Tisnawati, Ernie dkk, 2005, Pengantar Manajemen, Jakarta: Prenada Media.
Usman dan Husaini, 2008, Manajemen Teori Praktek & Riset Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara.
http://www.pks-jaksel.or.id/Article42.html
http://agustianto.niriah.com/2008/04/28/manajemen-perusahaan-islami-
perspektif-manajemen-strategis/
http://www.geocities.com/agus_lecturer/manajemen/pengertian_manajemen.htm
http://muhammadrudi.wordpress.com/2009/01/03/peran-manajer-di-lembaga-
pendidikan/
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Maju tidaknya suatu bangsa sangat tergantung pada
pendidikan bangsa tersebut. Artinya jika pendidikan suatu bangsa dapat
menghasilkan “ Manusia yang berkwalitas lahir batin”. Otomatis bangsa tersebut
akan maju, damai dan tetram. Sebaliknya jika pendidikan suatu bangsa mengalami
stagnasi maka bangsa itu akan terbelakang disegala bidang.
Berbicara mengenai kualitas sumberdaya manusia. Islam memandang
bahwa pembinaan sumberdaya manusia tidak dapat dilepaskan dari pemikiran
mengenai manusia itu sendiri, dengan demikian Islam memiliki konsep yang
sangat jelas, utuh dan komprehensif mengenai pembinaan sumberdaya manusia.
Konsep ini tetap aktual dan relevan untuk diaplikasikan sepanjang zaman
Dewasa ini Pendidikan Nasional tengah menghadapi isu krusial. Isu yang
paling sensitif terkait dengan mutu pendidikan, relevansi pendidikan,
akuntabilitas, professionalisme, efisiensi, debirokrasi dan prilaku pemimpin
pendidikan. Pada hakekatnya, berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang
menggembirakan, bahkan masih banyak kegagalan ini diantaranya disebabkan
oleh masalah manajemen pendidikan yang kurang tepat.
Karenanya manajemen merupakan suatu hal yang sangat diperlukan untuk
tercapainya tujuan pendidikan kita. Dengan adanya manajemen yang baik, maka
akan menghasilkan tujuan dengan baik. Seperti yang kita tahu bahwa pada intinya
manajemen merupakan suatu kumpulan aturan yang digunakan untuk tercapainya
tujuan. Fungsi manajemen sendiri adalah merencanakan (planning),
mengorganisasikan (organisasing), mengarakan (direcating), dan mengontrol
(controlling).Esensi manajemen seperti ini ternyata terdapat pula dalam Islam,
namun manajemen ini bisa diartikan pula sebagai perwujudan amal saleh kita.
Dalam Islam dikenal empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut
pandangan Islam, yaitu kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Dan
beberapa pilar yang dicontohkan Nabi SAW.

You might also like