You are on page 1of 7

1.

KASUS 1 Seorang anak laki-laki usia 10 tahun masuk ke Rumah Sakit dengan keluahan bengkak pada wajahnya terutama sekitar mata. Bengkak dirasakan sejak 3 hari

sebelum masuk rumah sakit, dirasakan tebal dan tanpa nyeri. Bengkak pada muka meluas hingga ke kaki dan daerah perut terutama bengkak lebih terlihat jelas saat pagi hari. Penderita juga mengeluh sesak sejak 3 hari sebelum MRS, dirasakan beberapa jam setelah timbul bengkak pada mata, tidak berat dan tidak membaik dengan perubahan posisi. Selain itu penderita mengeluh kencing bewarna kemerahan, tetapi tidak nyeri saat BAAk dan demam. Riwayat penyakit sebelumnya, 2 minggu yang lalu penderita mengeluh panas, batuk, pilek dan nyeri pada daerah tenggorokannya. Penderita telah berobat ke dokter dengan diberikan tiga macam obat, dan keluhannya sudah membaik sejak sebelum bengkak. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan

kesadaran composmetis, tekanan darah 140/90, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37 .5 oc, berat badan 37 kg tinggi badan 150 cm, status gizi cukup, anasarka. Pada abdomen ditemukan asites sedang, limfadenopati, ekstremitas tampak edema pada kedua kaki dan akral teraba hangat. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan WBC 6,7.103 /ul, Hb 12g/dl, LED 16, BUN 60 mg/dl, Na 144,4 mmol/l, K 4, 38 mmol/ l, albumin 3,2 g/dl, kolesterol 178mg/dl. Pada pemeriksaan urin menunjukan kekeruhan (+), pH 5,5 BJ 1, 030, leukosit (+)70, nitrit (+), bakteri (+), bilirubin (++). Hasil pemeriksaan seromarker HbsAq dan anti HCV negatif. Protein esbach menunjukan adanya proteinuria sebesar 3,25 gram/liter/hari. USG abdomen di dapatkan nefritis ginjal kanan dan kiri, splenomegali, asites dan efusi pleura.

2. Istilah Yang Belum Dipahami Limfa denomapi Bengkak pada wajah terutama sekitar mata Kemcing kemerahan MRS Composmentis & anasarka WBC Nyeri pada tenggorokan Abdomen ditemukan asites sedang Sesak

Ekstremitas tampak edem pada kedua kaki & akral teraba hangat Panas, batuk ,pilek Seromarker HbsAq & anti HCV Protein esbach Nefritis ginjal kanan dan kiri, splenomegali, asites dan efusi pleura

3. Mendefinisikan masalah Glomerulo Nefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada kapiler glomerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan.

4. Analisa masalah
Etiologi : - autoimun - pembagian secara umum Permiabilitas glomerulus Glomerulus

Sistem imun menurun

Porteinuria masif

Resiko tinggi infeksi Hipovolemia

Hipoproteinemia Hipoalbumin Sintesa protein hepas

Tekanan onkotik plasma Aliran darah ke ginjal Sekresi ADH Volume plasma Reabsorbsi air dan natrium Retensi natrium renal Vasokonstriks i Hiperlipidemia

Malnutrisi

Pelepasan renin

Edema Usus

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

- Gangguan volume cairan lebih dari kebutuhan


- Kerusakan integritas kulit

Efusi pleura

Sesak

Penatalaksanaan Hospitalisasi Diet Kecemasan anak dan orang tua Kurang pengetahuan : kondisi, prognosa dan program perawatan Ketidapatuhan

Tirah baring

Intoleransi aktivitas

Resti gangguan pemeliharaan kesehatan

5. Menyusun inventaris masalah 1. Definisi

2. Etiologi 3. Patofisiologi 4. Faktor resiko 5. Tanda dan gejala 6. Komplikasi 7. Pemeriksaan diagnostik 8. Obat-obatan 9. ASKEP 10. Peran perawat

6. Learning objective Mengapa terdapat Nefritis ginjal kanan dan kiri, splenomegali, asites dan efusi pleura ? Kenapa terjadinya bengkak pada mata ? Apa yang dimaksud dengan anasarka ? Apa yang menyebabkan proteinuria ?

7. Pembahasan

Definisi Kumpulan gejala klinis yang timbul dari kehilangan protein karena kerusakan glomerulus yang difusi. penyakit ini dengan gejala edema, proteinuria,

hipoalbuminemia dab hiperkolesterollemia kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi. Salahsatu penyakit ginjal yang sering pada anak.

Etiologi Sebab pasti belum jelas. Saat ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Secara umum etiologi dibagi menjadi :

a. Nefrotic syndrome bawaan. Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Gejalanya adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten terhadap semua pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pencangkokan ginjal pada masa neonatus namun tidak berhasil. Prognosis buruk dan biasanya penderita meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya. b. Nefrotic syndrome sekunder Disebabkan oleh: 1. Malaria kuartana atau parasit lain. 2. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid. 3. Glumeronefritis akut atau glumeronefritis kronis, trombisis vena renalis. 4. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan lebah, racun oak, air raksa. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif hipokomplementemik c. Nefrotic syndrome idiopatik Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg dkk membagi dalam 4 golongan yaitu: kelainan minimal,nefropati membranosa, glumerulonefritis proliferatif dan glomerulosklerosis fokal segmental. Fartor Resiko infeksi streptokokus usia

Tanda dan gejala Oedema umum (anasarka), terutama jelas pada muka dan jaringan periorbital Edema, sembab pada kelopak mata Rentan terhadap infeksi sekunder Hematuria, azotemeia, hipertensi ringan Kadang-kadang sesak karena ascites Produksi urine berkurang Mual, muntah, anoreksia, diare

Anemia, pasien mengalami edema paru

Komplikasi Tergantung beberapa faktor PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Laju Endap Darah (LED) 2. Kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan air) 3. Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin darah meningkat bila fungsi ginjal mulai menurun. 4. Jumlah urine berkurang 5. Berat jenis meninggi 6. Hematuria makroskopis ditemukan pada 50 % pasien. 7. Ditemukan pula albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit dan hialin. 8. Titer antistreptolisin O (ASO) umumnya meningkat jika ditemukan infeksi tenggorok, kecuali kalau infeksi streptokokus yang mendahului hanya mengenai kulit saja. 9. Kultur sampel atau asupan alat pernapasan bagian atas untuk identifikasi mikroorganisme. 10. Biopsi ginjal dapat diindikasikan jika dilakukan kemungkinan temuan adalah meningkatnya jumlah sel dalam setiap glomerulus dan tonjolan subepitel yang mengandung imunoglobulin dan komplemen. Kelainan histopatologis Lamanya sakit Usia pasien Malnutrisi, akibat hipolabumineia berat Infeksi sekunder, disebabkan gangguan mekanisme pertahanan humora, gamma globulm serum menurun Gangguan koagulasi berhubungan dengan beberapa faktor pembekuan yang menyebabkan keadaan hiperkoagulan.

Penatalaksanaan Diit

Tirah baring selama masa edema parah Perawatan kulit Perawatan matan Kemoterapi Pencegahan infeksi Dukung bagi orangtua dan anak

ASKEP Peran Perawat 1. 2. 3. 4. Memberi support system Memberikan pendidikan kesehatan Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain Memonitoring tanga-tanda vital

8. Referensi Brunner dan Suddarth (alih bahasa Kuncoro, Andry Hartono, Monica Ester dan Yasmin Asih), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi ke-8, Jakarta : EGC, 2003. Nursalam dan Fransisca, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan, Jakarta : Salemba Medika, 2008.

You might also like