Professional Documents
Culture Documents
Kedokteran :
Pengambilan Keputusan
Klinik Berdasarkan
Pertimbangan Etik
-
Keputusan
etis
Medis atau
etis?
Kasus Konkrit
Tergopoh-gopoh spt ini, benar atau tidak ?
Kalau yang ini 1 dari ratusan
korban tsunami, lumpur panas ?? (di luar RS >>)
DIMANA LETAK ETIKA
Etika adalah pengetahuan tentang moralitas,
menilai baik buruknya sesuatu perbuatan
ditinjau dari sisi moral
“...ethics is the study of morality – careful
and systematic reflection on and analysis
of moral decisions and behaviour” (WMA)
-
Keputusan
etis
SEJARAH PERKEMBANGAN
ETIKA PROFESI
KEDOKTERAN
• Kode Hammurabi (2500 SM): Babilonia, Mesopotamia
• Sumpah Hippocrates (450 SM)
• Deklarasi Geneva (WMA, 1948)
• International code of Medical Ethics (1949)
• Sumpah dokter Indonesia (1960)
• Kode etik kedokteran Indonesia (KODEKI) 1983
(SK Men. Kes No. 434/ 1983) : Landasan idiil : Pancasila
Landasan Struktural : UUD 1945
Beneficence
“Berbuat baik (menolong) seseorang tetapi tidak
mencelakakan diri sendiri”
Contoh :
• Merawat dan mengobati penyakit AIDS
• Tidak dapat renang menolong orang
tenggelam
• primun non nocere (non maleficence)
• Tradisi Hippocrates:
• Bila kita tidak mampu menolong/ berbuat baik
pada seseorang, minimal jangan melakukan
tindakan yang merugikan”
• Kerugian : Material & Non Material (kepentingan)
• Contoh :
• Operasi by pass dengan bedah dada
• Terapi radiasi/ khemo yang buat efek samping
namun demikian alasan merugikan harus
kuat, proporsional
• Keadilan
• Komparatif (dengan pertimbangan) : proporsional
• Non Komparatif (Tanpa pertimbangan)
• Otonomi
“Kemandirian bertindak & mengambil keputusan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sendiri”
Dua kemampuan yang terkait dengan otonomi :
• Mengambil keputusan dari berbagai alternatif
• Merealisasikan keputusan yang telah ditetapkan
sendiri
• Dampak :
• Menjadikan sifat individualistik – terasing dari
kelompok
• Dapat dihindari dengan menetapkan dan
merealisasikan keputusan dengan penuh tanggung
jawab dan bijak
KDB 1 (Beneficence)
Kriteria Ada Tidak
ada
1.Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih,
rela berkorban)
2.Menjamin nilai pokok harkat dan martabat
manusia
3.Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak
sejauh menguntung dokter
4.Mengusakan agar kebaikan/manfaatnya lebih
banyak dibandingkan dengan keburukannya.
5.Paternalisme bertanggung jawab/ kasih sayang
6.Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7.Pembatasan Goal-Based
8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi
pasein
9.Minimalisasi akibat buruk. -
Keputusan medis
Keputusan
etis
Mindset paripurna
Struktur bio psiko sosio budaya
The patient’s contexts for prima facie’s choice
(Agus Purwadianto, 2004)
Beneficence Autonomy
Non Justice
Time maleficence
Vulnerables,
>1person,others
emergency, life
similarity, community/
saving,minor
social’srights
Medical
Indication
Deductive logic
Beneficen Autonomy Justice
Non Maleficence
ce
Method =
Logic Thinking critical analysis
Combination of
It’s characteristics = Patient’s Context
Medical
Indication TROEF = berubah
menjadi ……
Beneficen Autonomy Justice
Non Maleficence
ce
Beneficen
ce Non Maleficence Autonomy Justice
BENEFICENCE AUTONOMI
Untuk Kepentingan
Pasien (Membagi penyebaran) JUSTICE
NON MALEFICENCE
(Untuk Segera
Mengobati)
A B C D
Dilemma Prima Facie
Doker A; memeriksa PSK aktif dan bebas pelindung
Beneficence:
Patient’s preference
Beneficence
Autonomy
Value-based medicine
Biomedik Indikasi Medik Pilar Keputusan Klinis
Sehari-hari
Keputusan medis
Keputusan Info
etis medik
Pilihan pasien
Kualitas hidup
Fitur kontekstual
Basic Beneficence
Moral
Nonmaleficence
Autonomy
Principle
Justice
Metode AP
Metode AP
Principle (problem
solving)
Ethical Culture
Relativism
Custom
Dilemma
determinant
Societal &
capital
determinant
Quality of life
Prima Facie’s
Principle Context vs Text
Choose 1-2 out of 4
(most stringent)
Deductive
Logic/Ceteris Calculated
Assumption
Paribus (other principle stable)
Legal Administrative
Penal
Option Civil
t e r a n
r u Ke dok
iB a s i
lu s Profe !
a h Ko Dikri
t i k !!
eb u
S
Rp…..
Rp…??
l 2 0 01
p r i
M ing gu 8 A
a s ,
Ko mp