You are on page 1of 21

PERAWATAN TALI PUSAT (UMBILICAL CORD) PADA BAYI BARU LAHIR

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zatzat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.

Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi (umbilical stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu. Umumnya orangtua baru agak takut-takut menangani bayi baru lahirnya, karena keberadaan si umbilical stump ini. Meski penampakannya sedikit mengkhawatirkan, tetapi kenyataannya bayi Anda tidak merasa sakit atau terganggu karenanya.

Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga sederhana. Yang penting, pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama ini, standar perawatan tali pusat yang diajarkan oleh tenaga medis kepada orang tua baru adalah membersihkan atau membasuh pangkal tali pusat dengan alkohol. Rekomendasi terbaru dari WHO adalah cukup membersihkan pangkal tali pusat dengan menggunakan air dan sabun, lalu dikering anginkan hingga benarbenar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) daripada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol. Meski demikian, praktek membersihkan tali pusat dengan alkohol juga tidak sepenuhnya dilarang karena bahkan di beberapa negara maju pun masih diterapkan. Pertimbangannya, tali pusat yang dirawat tanpa menggunakan alkohol terkadang mengeluarkan aroma (tetap tidak menyengat). Hal inilah yang membuat orangtua merasa khawatir. Bila orangtua ragu untuk menentukan cara mana yang akan diterapkan, lebih baik diskusikan dengan dokter.

Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering.

Jangan khawatir, bayi Anda tetap wangi meskipun hanya dilap saja selama seminggu. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tenang saja, bayi Anda tidak akan merasa sakit. Sisa air atau alkohol yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kasa steril atau kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat. Anda dapat mengipas dengan tangan atau meniup-niupnya untuk mempercepat pengeringan. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari.

Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup (mungkin Anda ngeri melihat penampakannya), tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa. Bila bayi Anda menggunakan popok sekali pakai, pilihlah yang memang khusus untuk bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian depan). Dan jangan kenakan celana atau jump-suit pada bayi Anda. Sampai tali pusatnya puput, kenakan saja popok dan baju atasan. Bila bayi Anda menggunakan popok kain, jangan masukkan baju atasannya ke dalam popok. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering dan lepas.

Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau bahkan menariknya meskipun Anda gemas melihat bagian tali pusat yang menggantung di perut bayi hanya tinggal selembar benang. Orangtua dapat menghubungi dokter bila tali pusat belum juga puput setelah 4 minggu, atau bila terlihat adanya tanda-tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus, dan/atau bayi demam tanpa sebab yang jelas. Setelah tali pusat, terkadang pusar bayi terlihat menonjol (bodong). Dalam budaya kita ada anjuran untuk menempelkan uang logam (binggel) di atas pusar bayi setelah tali pusatnya puput. Tujuannya agar pusar anak tidak menonjol (bodong). Padahal tanpa diberi pemberat pun (uang logam), lama-lama tonjolan terebut akan menghilang. Dan sesungguhnya, pusar bodong atau tidak lebih dipengaruhi oleh faktor genetik

MATERI PERAWATAN TALI PUSAT

Saat bayi dilahirkan, tali pusar (umbilikal) yang menghubungkannya dan plasenta ibunya akan dipotong oleh dokter. Semasa dalam rahim, tali ini menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Tapi saat dilahirkan, bayi tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena ia sudah dapat bernapas sendiri melalui hidung. Karena itulah, tali tersebut harus dipotong meski tidak semuanya. Tali pusar yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti oleh dokter. Sisanya ini akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas dengan sendirinya. "Tali pusar itu memang sengaja disisakan beberapa sentimeter, hingga menyusut dan terlepas dengan sendirinya," jelas Dr. H. Effek Alamsyah, MPH, MBA., dari RS Islam Jakarta. Tak perlu panik bila si kecil mengalami sedikit pendarahan saat sisa tali pusarnya terlepas, karena itu hal yang wajar. "Itu wajar, kok, tidak ada yang harus dikuatirkan," ujar spesialis Neonatal ini lagi. Saat sisa tali pusar masih menggantung, banyak ibu-ibu yang takut memandikan bayinya. Dari takut basah, berdarah atau lama keringnya. Padahal tak masalah bila sisa tali pusar tersebut terkena air. Tapi bila memang takut, cukup basuh tubuhnya dengan handuk yang dibasahi air hangat. Sisa tali pusat yang masih menempel di perut bayi akan mongering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam waktu 1-3 minggu, meskipun ada juga yang baru lepas setelah 4 minggu. Meski penampakannya sedikit mungkhawatirkan, tetapi kenyataannya bayi tidak merasa sakit atau terganggu karenanya. Perawatan tali pusat adalah suatu usaha mencegah terjadinya infeksi pada potongan tali pusat yang tersisa pada bayi. Biasanya dilakukan sesudah bayi dimandikan sedikitnya dialkukan 2 kali sehari. Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan benar. Sebanyak dua kali sehari sehabis mandi, tali pusar si kecil harus dibersihkan. Setelah bayi berusia 10-14 hari, biasanya tali pusar ini sudah mengering dan terlepas dengan sendirinya.

Cara membersihkannya bisa dilakukan sebagai berikut:

1. 2.

Cuci tangan bersih-bersih dengan sabun. Ambil kapas bulat atau kapas bertangkai yang telah dibubuhi alkohol 70%, lalu bersihkan

sisa tali pusar, terutama bagian pangkalnya (yang menempel pada perut). 3. 4. Lakukanlah dengan hati-hati, apalagi bila pusar bayi masih berwarna merah. Gunakan jepitan khusus dari plastik untuk 'memegang' ujung tali pusarnya, agar lebih

mudah dalam membersihkan dan melilitkan perbannya. 5. Rendam perban/kasa steril dalam alkohol 70%, lalu bungkus sisa tali pusar. Usahakan agar

seluruh permukaan hingga ke pangkalnya tertutup perban. 6. Lilitkan perban/kasa sedemikian rupa agar bungkusan tidak terlepas. Pastikan tidak terlalu

ketat, agar bayi tidak kesakitan. 7. a. Gunakan kain kasa untuk mengikat perban agar tetap pada tempatnya Pengertian

Perawatan yang dilakukan pada tali pusat untuk mencegah infeksi. b. Tujuan

Mencegah dan mengidentifikasi perdarahan infeksi secara dini. c. Hal- hal yang dilarang

Membubuhkan atau mengoleskan ramuan dan abu dapur karena akan menyebabkan infeksi. d. 1) Hal-hal yang perlu di perhatikan janagan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau menoleskan cairan atau bahan

apapun ke puntung tali pusat. 2) 3) lipat popok di bawah puntung tali pusat. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun segera

keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih. 4) 5) Mencari bantuan perawatan jika terdapat tanda-tanda infeksi. Atau segera rujuk bayi kefasilitas yang lebih lengkap.

Upaya yang dapat dilakukakan untuk mencegah terjadinya infeksi: Pencegahan infeksi pada tali pusat 1. Merawat tali pusat berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air

kencing, kotoran bayi atau tanah. 2. Bila kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan segera keringkan

dengan kassa kering dan di bungkus dengan kassa tipis yang steril dan kering. 3. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka

tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. 4. a. b. c. Tanda- tanda infeksi tali pusat adalah: Kulit sekitarnya berwarna kemerahan. Ada pus atau nanah. Berbau busuk

Merawat Tali Pusat Mengikat tali pusat Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai stabil maka lakukan pengikatan puntung btali pusat atau jepit dengan klem tali puasat (bila tersedia) 1. Celupkan tangan (masih menggunakan sarung tanagn) kedalam larutan klorin 0,5% untuk

membersihkan darah dan sekresi lainya. 2. 3. 4. 5. Bilas tangan dengan air disinfeksi tinggi. Keringkan tangan tersebut menggunakan handuk atau kain bersih dan kering. Ikat puntung tali pusat dengan jarak 1 cm dari dinding perut bayi(pusat). Gunakan benang atau klem plastik penjepit tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril.

Kunci ikatan tali pusat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat. 6. Jika pengikatan dilakukan dengan benang tali pusat, lingkarkan benang di sekeliling putung

tali pusat dan ikat untuk kedua kalinya dengan simpul mati di bagian yang berlawanan. 7. 8. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan letakan di dalam larutan klorin 0.5 %. Selimuti kembali tubuh dan kepala bayi dengan kain bersih dan kering.

Alat dan bahan: 1. Waslap

2. 3. 4.

Kasa kering Air matang Kain kering

Langkah-Langkah 1. 2. 3. 4. 5. 6. cuci tangan cuci tali pusat dengan air matang menggunakan waslap. keringkan dengan kain kering. bungkus tali pusat dengan kasa kering yang steril. pakaikan kembali pakain bayi dan popok bayi. beresakan alat dan cuci tangan.

Tujuan Perawatan Tali Pusat 1. Menjaga daerah sekitar tali pusat tetap kering. 2. Mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat Memandikan Bayi.Memandikan bayiadalah salah satu aktifitas yang yang pasti dilakukan para ibu.Dan aktifitas mandi bagi seorang bayi adalah juga sebuah kegiatan yang menyenangkan baginya dan juga menyehatkan.Menyenangkan karena hal tersebut adalah hal baru bagi bayi selain hal-hal lainnya.Menyehatkan karena denganmemandikan bayi kotoran dan juga sisa-sisa keringat yang menempel pada bayi akan terangkat dan menjadikan bayi kembali segar dan bersih.

Memandikan bayi adalah salah satu cara juga dalam menstimulasi bayi dalam berbagai trik.Menstimulasi gerak motorik halus dan juga kasar.Menstimulasi dengan mengenalkan berbagai kosakata yang baru berkaitan dengan alat mandi.Memandikan bayi bagi seorang ibu apalagi bagi seorang ibu yang baru mempunyai seorang anak tentunya merupakan pengalaman yang menyenangkan dan seringkali ibu baru mengalami kekhawatiran dalam proses memandikan bayi itu sendiri.Selain karena baru menjalani proses kelahiran, kekhawatiran akan luka pasca melahirkan juga salah satu unsur yang berpengaruh.Maka tidak heran bila memandikan bayi ini awalnya adalah dikerjakan sang nenek atau petugas kesehatanbila masih dalam lingkup pelayanan kesehatan.

Sehingga dalam proses memandikan bayi ini pun mempunyai tips tersendiri.Berikut beberapa tips memandikan bayi dan semoga bisa memberikan manfaat.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tips memandikan bayi :

1. Air hangat. Tentunya air adalah hal yang pertama kali dipersiapkan dalam proses memandikan bayi ini.Dan yang disiapkan adalah air hangat.Langkah awal adalah dengan mengecek kehangatan air untuk mandi itu sendiri.Kita menuangkan air dingin terlebih dahulu, baru ditambah dengan air hangat.Mengecek kehangatan air itu dengan memasukkan siku tangan kita pada air hangat.Jangan terlalu panas karena selain akan membuat bayi tidak nyaman tentunya akan membuat kulit bayi yang masih sangat sensitif akan menjadi merah. 2. Meletakkan bayi di bak mandi atau penyangganya bila memiliki, lalu membasahi tubuhnya secara perlahan dan membersihkan mata, telinga, wajah dan lipatan tubuh.Bak atau ember ini juga perlu disesuaikan dengan tubuh sang bayi. 3. Menggunakan peralatan untuk memandikan bayi yang disesuaikan dengan usia sang bayi.Seperti halnya sabun mandi, shampo khusus untuk bayi. 4. Menstimulasi bayi.Kegiatan memandikan bayi ini adalah salah satu kesempatan bagi sang ibu untuk menstimulasi baik itu pendengaran, gerak motorik halus dan kasar.Bisa dilakukan dengan mengajaknya berbicara atau pun menyanyi.Hal tersebut akan membuat bayi lebih merasakan kenyamanan dan juga senang dengan aktifitas mandi ini. 5. Setelah selesai memandikan bayi ini, segeralah mengangkat bayi dengan menyelimuti handuk.Hal ini bertujuan agar bayi tidak kedinginan dan menjaga kehangatan suhu tubuhnya.

6. Peralatan mandi.Sebelum aktifitas memandikan bayi ini, yang penting juga mempersiapkan alat mandi bayi itu sendiri seperti halnya sabun mandi, sampo, minyak telon, handuk dan lain-lain dan diletakkan di dekat ember dan dalam jangkauan tangan yang memandikan.

Palpasi Ibu hamil di suruh berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa sendiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara. Palpasi perut untuk menentukan: Besar dan konsistensi rahim, Bagian bagian janin, letak, presentasi, Gerakan janin, Kontraksi rahim Braxton-Hickdan his.

Cara palpasi ada beberapa macam: Menurut Leopod dengan variasi, Menurut Knebel, Menurut budin, dan Menurut Ahlfeld

Manuver palpasi menurut leopold: Leopold I: - pemeriksa menghadap ke arah ibu hamil -menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam -konsistensis uterus Variasi menurut knebel: -menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan lain di atas simfisis Leopold II: -menentukan batas samping rahim kanan-kiri -menentukan letak punggung janin -pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin Variasi menurut Budin: fundus

-menentukan letak punggung denan satu tangan menekan di fundus Leopold III: -menentukan bagian terbawah janin -apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau sudah goyang Variasi menurut Ahlfeld: -menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri di letakan tegak di tengah perut Leopold IV: -pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil -bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk pintu atas panggul Biasanya sambil melakukan palpasi, sekaligus di perhatikan tentang konsistensi uterus, gerakan janin, kontraksi uterus (his), dan apakah ada lingkaran van bandl. Cara lain untuk menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan:

(1) Dihitung dari taggal haid terakhir (2) Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup feeling life ( quickening) (3) Menurut spiegelberg: dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis, maka di peroleh tabel: 22-28 mg 28 mg 30 mg 32 mg 34 mg 36 mg 38 mg 40 mg 24-25 cm di atas simfisis 26,7 cm di atas simfisis 29,5-30 cm diatas simfisis 29,5-30 cm di atas simfisis 31 cm di atas simfisis 32 cm di atas simfisis 33 cm di atas simfisis 37,7 cm di atas simfisis

(4) Menurut Mac Donal: adalah modifikasi Spiegelberg, yaitu jarak fundus simfisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan. (5) Menurut ahlfeld: Ukuran kepala-bokong = 0,5 panjang anak sebenarnya. Bila di ukur jarak kepala bokong janin adalah 20 cm maka tua kehamilan adalah 8 bulan. (6)Rumus Johnson Tausak: BB = (mD 12) x 155

BB = berat badan; mD = jarak simfisis fundus uteri Auskultasi Digunakan stetoskop mono aural (stetoskop obstentrik) untuk mendengarkan bunyi jantung janin (djj). Yang dapat kita dengarkan adalah: (1) dari janin: djj pada bulan ke 4-5 bising tali pusat gerakan dan tendangan janin

(2) dari ibu: Bising rahim (uterine souffle) Bising aorta Peristaltik usus

Metode AUVARD: tempat denyut jantung menurut letak janin dan rahim.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA ANATOMI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Organ reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang setelah traktus urinarius. Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah dapat ditentukan, tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal (Syaifudin,1997). 1. Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki TESTIS Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan epididimis disebut tunika vaginalis. Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intraabdomen

yang bermigrasi ke dalam skrotum primitive selama perkembangan genetalia interna pria, setelah migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus vaginalis) akan menutup. EPIDIDIMIS Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral testis. Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara tidak teratur yang disebut duktus epididimis. Panjang duktus epididimis sekitar 600 cm. Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala epididimis) dan berjalan berliku-liku, kemudian berakhir pada ekor epididimis yang kemudian menjadi vas deferens. Epididimis merupakan tempat terjadinya maturasi akhir sperma. SCROTUM Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis. Spermatozoa sangat sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis berada di luar rongga tubuh, suhu di dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di dalam abdomen. VAS DEFERENS Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior testis dalam bentuk gulungangulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian belakang testis, duktus ini melewati korda spermatika menuju abdomen. VESICULA SEMINALIS Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum. Pasokan darah ke vas deferens dan vesikula seminalis berasal dari arteri vesikulkaris inferior. Arteri ini berjalan bersama vas deferens menuju skrotum beranastomosis dengan arteri testikukar, sedangkan aliran limfatik berjalan menuju ke nodus iliaka interna dan eksterna. Vesikula seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen yang berasal dari vesukula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin. KELENJAR PROSTAT

Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Organ ini mengililingi uretra pria, yang terfiksasi kuat oleh lapisan jaringan ikat di belakang simpisis pubis. Lobus media prostat secara histologis sebagai zona transisional berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan memisahkannya dengan duktus ejakulatorius. Saat terjadi hipertropi, lobus media dapat menyumbat aliran urin. Hipertropi lobus media banyak terjadi pada pria usia lanjut. PENIS Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan yaitu permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan dorsal. Jaringan erektil penis tersusun dalam tiga kolom longitudinal, yaitu sepasang korpus kavernosum dan sebuah korpus spongiousum di bagian tengah. Ujung penis disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik ke proksimal disebut prepusium (kulit luar), prepusium ini dibuang saat dilkukan pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus. 1. Anatomi Saluran Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita secara umum dibagi dua, yaitu organ reproduksi wanita yang terdapat di luar dan di dalam tubuh. Organ reproduksi wanita ada di dalam rongga pelvis. RONGGA PELVIS Terletak di bawah,berhubungan dengan rongga abdomen, dibentuk oleh os iski dan os pubis pada sisi samping dan depan, os sakrum dan os koksigis membentuk batas belakang dan pinggiran pelvis dibentuk oleh promontorium sakrum di belakang iliopektinal sebelah sisi samping dan depan dari tulang sakrum (Syaifudin,1997). PINTU KELUAR PELVIS (PINTU BAWAH) Dibatasi oleh os koksigis dibelakang simfisis pubis, di depan lengkung os pubis,os iski, serta ligamentum yang berjalan dari os iski dan os sakrum disetiap sisi, pintu keluar ini membentuk lantai pelvis (Syaifudin,1997). ISI PELVIS

Kandung kemih dan dua buah ureter terletak dibelakang simfisis, kolon sigmoid sebelah kiri fosa iliaka dan rektum terletak di sebelah belakang rongga mengikuti lengkung sakrum. Kelenjar limfe, serabut saraf fleksus lumbosakralis untuk anggota gerak bawah cabang pembuluh darah a.iliaka interna dan v.iliaka interna berada di dalam pelvis (Syaifudin,1997). Genetalia pada wanita terpisah dari urethra, dan mempunyai saluran tersendiri. Alat reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu : a. ALAT GENITALIA LUAR (VULVA)

Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina,klitoris, dan labia.Hanya mons dan labia mayora yang dapat terlihat pada genetalia eksterna wanita. Arteri pudenda interna mengalirkan darah ke vulva. Arteri ini berasal dari arteri iliaka interna bagian posterior, sedangkan aliran limfatik dari vulva mengalir ke nodus inguinalis. Alat genetalia luar terdiri dari : 1). Mons veneris/pubis (Tundun) Bagian yang menonjol berupa tonjolan lemak yang besar terletak di di atas simfisis pubis. Area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas (Syaifudin, 1997). 2). Labia Mayora (bibir besar) Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha bagian atas. Labia mayora banyak mengandung urat syaraf (Syaifudin, 1997). Labia mayora merupakan struktur terbesar genetalia eksterna wanita dan mengelilingi organ lainnya, yang berakhir pada mons pubis. 3) Labia Minora (bibir kecil) Berada di sebelah dalam labia mayora. Jadi untuk memeriksa labia minora, harus membuka labia mayora terlebih dahulu. 4). Klitoris (Kelentit) Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar biji kacang hijau yang dapat mengeras dan tegang (erectil) yang mengandung urat saraf (Syaifudin, 1997), jadi homolog dengan penis dan merupakan organ perangsang seksual pada wanita.

5). Vestibulum (serambi) Merpakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora), muka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum. Dalam vestibulum terdapat muara-muara dari : liang senggama (introitus vagina),urethra,kelenjar bartolini, dan kelenjar skene kiri dan kanan (Syaifudin, 1997). 6). Himen (selaput dara) Lapisan/membran tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama, ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit. Konsistensinya ada yang kaku, dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari (Syaifudin,1997). Himen mungkin tetap ada selama pubertas atau saat hubungan seksual pertama kali. 7). Perineum (kerampang) Merupakan bagian terendah dari badan berupa sebuah garis yang menyambung kedua tuberositas iski, daerah depan segitiga kongenital dan bagian belakang segitiga anal, titik tengahnya disebut badan perineum terdiri dari otot fibrus yang kuat di sebelah depan anus Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya lebih kurang 4 cm (Syaifudin, 1997).

FISIOLOGI KEHAMILAN

a. i.

Proses terjadinya kehamilan: fertilisasi Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba Falopii umumnya di daerah ampula / infundibulum. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama. Hasil utama pembuahan :

penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah kromosom diploid.

penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.

permulaan pembelahan dan stadium-stadium pembentukan dan perkembangan embrio (embriogenesis)

ii.

Pembelahan awal embrio Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Setelah 3-4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira-kira pada hari ke-3 sampai ke-4 pascafertilisasi). Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblas sampai plasenta). Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau pembentukan blastokista. Inner cell mass kemudian disebut sebagai embrioblas, dan outer cell mass kemudian disebut sebagai trofoblas.

iii.

implantasi

Pada akhir minggu pertama (hari ke-5 sampai ke-7) zigot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir di bawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofobas zigot tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi). Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang , membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin. b. a. Organ-organ Uterus Bertambah besar dengan penambahan volume dan berat uterus (dari 70 gr/10 ml 1100 gr/5 liter) sebagai adaptasi untuk menerima kehamilan, o Pembesaran primer (awal 12 mgg gestasi) o Pembesaran sekunder (> 12 mgg gestasi) Taksiran perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus: - tidak hamil / normal : telur ayam (+ 30 g) - 8 minggu : telur bebek - 12 minggu : telur angsa - 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat - 20 minggu : pinggir bawah pusat - 24 minggu : pinggir atas pusat - 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid - 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid - 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Peningkatan kekuatan dinding uterus (perenggangan dan penebalan sel-sel otot, akumulasi jaringan ikat dan elastic, terutama pada lapisan otot luar akibat stimulasi estrogen dan sedikit progesterone).

Penebalan korpus uteri pada awal kehamilan, tetapi kemudian akan menipis seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, pada akhir kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang.

Muncul tanda Piscaseck (penebalan uterus yang lebih pada tempat perlekatan plasenta). Muncul tanda Hegar (hipertrofi ismus uteri menjadi lebih panjang dan lunak). Muncul lingkaran retraksi fisiologis (batas segmen atas yg tebal dgn segmen bawah yg tipis). Terjadi kontraksi Braxton Hicks (dari bulan pertama dan menurun hingga bulan terakhir, namun meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan, hal ini erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah reseptor oksitosin dan gap junction di antara sel-sel endometrium).

b. -

Serviks Serviks livide (lunak dan kebiruan) akibat hipervaskularisasi. Hipertrofi dan hiperplasi kelenjar serviks. Remodeling serviks (pengaktifan kolagenase intra-ekstra secular untuk melemahkan matriks kolagen agar persalinan dapat berlangsung).

c. -

Ovarium Penghentian proses ovulasi dan pematangan folikel (fase istirahat) Korpus luteum berfungsi selama 11 minggu kehamilan sbg penghasil progesterone sebelum plasenta terbentuk.

Sekresi relaksin oleh korpus luteum, desidua, plasenta, dan hati. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan persalinan. Perannya belum diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai efek pada perubahan struktur biokimia serviks dan kontraksi miometrium yang akan berimplikasi pada kehamilan preterm.

d.

Vagina & Perineum

Peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada kulit dan otot-otot perineum dan vulva, sehingga vagina terlihat keungu-unguan (Chadwick sign) akibat pengarih hormone estrogen dan progesterone.

Dinding vagina mengalami peningkatan ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan mengakibatkan dinding vagina bertambah panjang dan siap sebagai jalan lahir.

Papila mukosa akan mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu. Sekresi vagina meningkat dengan cairan berwarna keputihan, menebal, dan dengan pH 3,5 6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi darilactobacillus acidophilus.

e. -

Kulit Muncul striae gravidarum (perubahan warna menjadi kemerahan, kusam pada dinding perut, payudara dan paha).

Muncul Linea nigra (garis pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan). Chloasma / melasma gravidarum (perubahan warna kehitaman pada wajah dan leher). Pigmentasi yang berlebihan pada areola dan daerah genital.

f. -

Payudara Payudara menjadi lebih lunak (pada awal kehamilan) dan kemudian menegang akibat pengaruh estrogen.

Payudara membesar akibat hyperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara oleh pengaruh estrogen dan hormone laktogenik plasenta.

Kolustrum dapat keluar (setelah bulan pertama). Nipple membesar, hitam, tegak. Terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor.

Air susu tidak bisa keluar (akibat prolactin inhibiting hormone).

g. -

Metabolik Berat badan ibu akan naik seiring dengan umur kehamilan (pada 30 mgg terjadi penambahan 8,5 kg).

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin: Berat janin + 2.5-3.5 kg Berat plasenta + 0.5 kg Cairan amnion + 1.0 kg Berat uterus + 1.0 kg Penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg Pertumbuhan mammae + 1 kg Penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg. Rekomendasi Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil BMI prahamil Rendah (BMI < 19,8) Normal (BMI 19,8 -26) Tinggi (BMI 26-29 ) Kegemukan ( BMI > 29) Pertumbuhan Berat Badan 12,5 kg 18 kg 11,5 kg 16 kg 7 kg -11,5 kg < 7 kg

Peningkatan cairan tubuh hingga 6,5 liter. Peningkatan kebutuhan akan makro-mikro nutrient untuk janin. Terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin (hiperinsulinemia), dan hiperglikemia postprandial.

h. -

Sistem Kardiovaskular Cardiac Output basal meningkat ( 22 %) pada kehamilan Penurunan resistensi vaskuler oleh peran estrogen dan progesterone yang menyebabkan vasodilatasi vascular.

Terjadi hipertrofi dan dilatasi ventrikel kiri Denyut jantung meningkat ( 10 -15 denyut/menit), namun kontraktilitas tidak berubah. Hati-hati sindrom hipotensi supine. Penambahan vol darah scr progresif pada mgg 6 8 dengan puncak mgg 32 34. Vol plasma meningkat kira-kira 40 45%.

Terjadi hipervolemia & hemodilusi.

i. -

Sistem Respirasi Kebutuhan oksigen meningkat 20% akibat peningkatan metabolisme, namun peningkatan ini dikompensasi peningkatan konduktasi saluran udara dan penurunan resistensi paru total oleh kerja progesterone yang akibatnyameningkatkan volume tidal dan oksigen intake

Sirkumferensi torak bertambah 6 cm, namun diafragma naik 4 cm sehingga menekan paru-paru, sehingga :

o Terjadi penurunan kapasitas residu fungsional & volume residu paru-paru, o Namun vol tidal, oksigen intake bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut, j. Traktus Digestivus Pergeseran organ-organ digetive akibat pembesaran uterus, cont: apendiks bergeser kearah atas dan lateral. Penurunan motilitas otot polos. Penurunan sekresi asam hidroklorid (hcl) dan peptin di lambung. Peningkatan hCG dan estrogen memiliki efek samping mual-mual dan muntah Epulis muncul dalam kehamilan, dan menghilang setelah persalinan. Hemorrhoid dapat muncul akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus. Fungsi hati kadar alkalin fosfatase meningkat hampir 2 kali lipat. Serum aspartat transamin, alani transamin, gama-glutamil transferase, albumin, bilirubin akan menurun. k. Traktus Urinarius Penekanan Vesica Urinaria oleh uterus menyebabkan sering berkemih Ginjal membesar dengan GFR dan renal plasma flow meningkat. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalam jumlah yang lebih banyak. l. Glikuosuria merupakan hal yang umum, tetapi kemungkina DM tetap harus diperhitungkan. Creatinine clearance akan meningkat > 30 %. Sistem Endokrin Hipofisis membesar 135 %, namun tidak begitu mempunyai arti penting dlm kehamilan.

Hormon prolaktin akan meningkat 10x pada saat kehamilan aterm. Setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun

Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15 ml akibat hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi

Konsentrasi hormone PTH akan menurun pada trimester I dan kemudian meningkat secara progressive.

Kelenjar adrenal akan mengecil, sedangkan hormone androstenedion, testosterone, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan meningkat. Sementara itu,

dehidroepiandrosteron sulfat menurun.

You might also like