You are on page 1of 10

INVENTARISASI KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI KOTA MEDAN

Poltak Rio F Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Teknik Sipil UniversitasSumateraUtara Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Telp: 061-8213249 Email: Poltakrio_NTFL@Yahoo.com Medis S. Surbakti, ST., MT. Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil UniversitasSumateraUtara Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Telp: 061-8213249 Email: Medissurbakti@Yahoo.com

abstrak
Inventarisasi kemacetan lalulintas yang terjadi di jalan-jalan arteri, yang selayaknya memberikan mobilitas yang tinggi bagi penggunanya, merupakan langkah awal untuk penanganan kondisi lalulintas kota Medan yang makin memburuk dari tahun ke tahun, sejalan dengan pertambahan penduduk, pertambahan kepemilikan kendaraan bermotor dan kondisi tata guna lahan. Penelitian dimaksud dilakukan untuk mengetahui unsur-unsur penyebab kemacetan lalulintas dimaksud dan lokasi penyebab kemacetan berada serta untuk mencari penanggulangan akibat adanya penyebab kemacetan lalulintas dimaksud. Penelitian dilakukan pada sepuluh ruas jalan arteri di kota Medan, sebagai lokasi yang rawan mengalami kemacetan, dan dinggap dapat mewakili kondisi kemacetan di jalan-jalan arteri lainnya di kota Medan. Dari unsur-unsur penyebab kemacetan lalulintas yang diperoleh, dapat diketahui unsur penyebab kemacetan yang paling dominan berdasarkan jumlah lokasi penyebab kemacetan berada. Tata guna lahan yang tidak teratur merupakan faktor yang menjadi pendorong adanya unsur-unsur penyebab kemacetan lalulintas yang dominan terjadi, seperti adanya pasar, pertokoan, sekolah, perkantoran, dan tempat tinggal. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penyebab kemacetan lalulintas yang dominan terjadi di jalan arteri kota Medan adalah karena adanya sejumlah lokasi parkir kendaraan di badan jalan. Kata kunci: Kemacetan, Lalulintas, Jalan Arteri, Medan

LATAR BELAKANG

Permasalahan transportasi di kota-kota besar di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu, sejalan dengan tingkat pertumbuhan populasi, pesatnya tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan dan pemilikan kendaraan, urbanisasi yang cukup tinggi dan sistem angkutan umum yang tidak efisien. Sehingga akan berdampak pada turunnya tingkat kinerja ruas jalan maupun pada daerah simpang. Hal ini makin diperparah dengan adanya kemacetan lalulintas. Permasalahan lalulintas secara umum di Kotamadya Medan antara lain karena relatif tingginya jumlah kendaraan bermotor di Kotamadya Medan. Jumlah kendaraan bermotor di Kotamadya Medan tahun 1997: 603.138 kendaraan dengan tingkat pertumbuhan 8,47% per tahun. Dibandingkan dengan kota lain (1996): DKI Jakarta : - kendaraan = 3,4 juta, penduduk = 9,3 juta Surabaya : - kendaraan = 0,8 juta, penduduk = 2,8 juta Bandung : - kendaraan = 0,4 juta, penduduk = 2,4 juta Medan : - kendaraan = 0,6 juta, penduduk = 1,9 juta (Sumber: Tamin, O. Z, Studi Manajemen Lalulintas di Kotamadya Medan Laporan Akhir Bappeda Tingkat-II Medan, Medan, 2001)

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

Penyebab lain permasalahan tersebut karena tidak meratanya tingkat pemanfaatan ruas jalan, tingginya tingkat gangguan samping di beberapa lokasi, keberadaan kendaraan berkecepatan rendah (a.l becak), rendahnya tingkat disiplin berlalulintas (parkir, naik turun penumpang umum, perpindahan lajur). Hal ini ditegaskan lagi oleh Simon SP(2002), Kesper AU Medan, bahwa penyebab kemacetan lalulintas antara lain karena banyaknya para pengemudi yang menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya, juga adanya pasar tradisional turut menyebabkan kemacetan lalulintas. Kemacetan lalulintas yang diikuti oleh tingginya tingkat polusi dari emisi dan kebisingan kendaraan, tingginya biaya transportasi serta lebih jauh lagi menurunnya kualitas hidup, merupakan akibat langsung dari permasalahan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penanganan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga permasalahan yang ada dapat dikurangi, dan potensi permasalahan di masa yang akan datang dapat sejauh mungkin dihindari. 2 RUMUSAN MASALAH Kenyataan yang terjadi di kota Medan dan mungkin di kota-kota lainnya di tanah air, di sepanjang ruas jalan arteri yang dekat dengan persimpangan sering kali didapatkan kendaraan-kendaraan parkir atau berhenti dalam waktu yang agak lama untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Juga banyak ditemukan gangguan-gangguan lain seperti orang menyeberang, jalan yang rusak ataupun dalam perbaikan, adanya pasar, on street parking, pangkalan becak dan sudaco, istilah yang dipakai untuk angkutan umum, yang memberikan kontribusi atas terjadinya kemacetan juga. Kenyataan lain yang kita temui adalah volume lalulintas pada ruas jalan maupun pada persimpangan telah begitu besar, dan telah melampaui batas kapasitas maksimum ruas jalan maupun persimpangan yang dapat ditampung. Kemacetan ini merupakan kejadian sehari-hari sering dijumpai di kota-kota besar di Indonesia sebagai ciri khusus daerah perkotaan di negara yang sedang berkembang. Masalah ini dapat dipecahkan melalui peran serta pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan juga masyarakat. Untuk menanggulangi masalah ini secara berkelanjutan, jelas diperlukan penanganan yang serius melalui studi, penelitian, dan pembuatan kebijakan-kebijakan lanjut serta pelaksanaan yang konsisten dan bertanggungjawab. 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mencari unsur-unsur penyebab kemacetan lalulintas, lokasi penyebab kemacetan, dan waktu penyebab kemacetan tersebut, berikut panjang penyebab kemacetan yang ada pada lokasi jalan yang mengalami kemacetan. Mencari cara penanggulangan kemacetan lalulintas. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini: Sebagai pedoman dalam penataan lalulintas yang mengalami kemacetan di jalan. Memberikan gambaran kemacetan yang ada pada jalan-jalan arteri di kota Medan.

LINGKUP PENELITIAN Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang lebih terarah maka studi ini dibatasi pada beberapa ruas jalan. Ruas jalan yang ditinjau adalah ruas jalan arteri yang memiliki spesifikasi jalan raya kelas-I yang berada di dalam kota Medan. 53

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

Sesuai dengan persyaratan geometrik jalan raya kelas-I yang ditetapkan, maka jalan yang dimaksud adalah jalan-jalan yang mempunyai lebar minimum 14 meter, 4 lajur, 2 arah, dengan median. Jalan-jalan arteri lokasi penelitian adalah Jalan Sisingamangaraja, Jalan Letjen. Suprapto, Jalan Brigjen. Katamso, Jalan Jend. Gatot Subroto, Jalan Iskandar Muda, Jalan Letjen. Jamin Ginting, Jalan Setiabudi, Jalan Kapt. Muslim, Jalan Aksara, dan Jalan A. R. Hakim. Tingginya tingkat perjalanan pada jalan arteri, terutama di daerah perkotaan, dibandingkan dengan ketersediaan jaringan transportasi yang ada seringkali menimbulkan permasalahan. Jalan yang dimaksud memegang peran penting terhadap kelancaran lalulintas dalam kota, terhadap jalannya perekonomian wilayah, dan memilkiki nilai sosial yang tinggi. Lokasi-lokasi yang dimaksud adalah jalan-jalan yang rawan terjadi kemacetan dan merupakan titik rawan kemacetan, sehingga terasa sangat mengganggu kelancaran, kenyaman, tingkat effisiensi waktu dan lainnya bagi pengguna jalan yang akan pergi ke pusat kota / Central Business District (CBD). Penyebab kemacetan seperti kondisi jalan serta kurangnya fasilitas pendukungnya, volume lalulintas yang melampaui kapasitas jalan dan persimpangan, kondisi persimpangan, disiplin pengguna jalan memberikan sumbangan terhadap kondisi kemacetan. 5 METODOLOGI Metode pendekatan yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian ini secara garis besar merupakan proses identifikasi dan analisis, dengan pengamatan langsung di lokasi penelitian yang dimaksud. Identifikasi kebutuhan data data bagi analisis selanjutnya antara lain, 5. 1 Data Sekunder Sebelum survei lapangan dilakukan, sangat diperlukan data sekunder yaitu terutama: - Peta Jaringan Jalan Eksisting - Daftar Induk Jaringan Jalan (Sumber: Dinas PU Daerah Tingkat II Medan) 5. 2 Data Primer Secara umum, survei inventarisasi jalan berguna untuk mengumpulkan informasi untuk mengecek data sekunder yang ada, serta up-dating kondisi prasarana yang ada saat ini. Data yang harus diperoleh dari survei inventarisasi jaringan jalan, diantaranya sebagai berikut: Foto foto kondisi kemacetan dan penyebab kemacetan pada masing masing lokasi. Karekteristik masing masing jalan dan lingkungan jalan, misalnya: geometri jalan, kondisi permukaan jalan, kegiataan yang ada di sekitar jalan, tata guna lahan di sekitar jalan, dll. (Sumber: Lokasi Penelitian)

54

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah seperti yang terlihat pada diagram alir (flow chart) sebagai berikut:
Persiapan Awal Penetapan Waktu Survey Pengumpulan Data Primer Survei Lapangan

Pengamatan Tiap Lokasi Kemacetan

Pengamatan Penyebab Kemacetan

Kompilasi / Penyajian Data

Data: Lokasi Kemacetan, Penyebab Kemacetan,

Analisis Data Perhitungan Statistik dengan Chi-Square Test Tiap Jenis Penyebab Kemacetan Pada Jalan

Kesimpulan

Saran

Gambar 1: Pendekatan Penelitian

6.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kompilasi data-data profil kemacetan yang terjadi pada tiap-tiap lokasi, maka dapat disusun suatu database berikut:

55

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

Tabel 1 : Permasalahan Kemacetan Per Lokasi Dengan Pemberian Kode No . 1 2 3 Lokasi Penelitian Jalan Gatot Subroto Jalan Iskandar Muda Jalan Setibudi Penyebab Kemacetan Yang Terjadi Parkir di badan jalan Pangkalan becak Volume lalulintas yang tinggi Pengemudi yang tidak disiplin Parkir di badan jalan Pedagang kaki lima Pangkalan becak Kondisi permukaan jalan Parkir di badan jalan Pedagang kaki lima Pangkalan becak Parkir di badan jalan Pedagang kaki lima Pangkalan becak Volume lalulintas yang tinggi Kondisi permukaan jalan Pengemudi yang tidak disiplin Kondisi simpang tanpa alat pengontrol Pedagang kaki lima Pangkalan becak Pedagang kaki lima Pangkalan becak Kondisi perkerasan jalan Pengemudi kurang disiplin Parkir di badan jalan Parkir di badan jalan Pedagang kaki lima Pangkalan becak Parkir di badan jalan Kode 1 3 4 6 1 2 3 5 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 2 3 2 3 5 6 1 1 2 3 1 Jumlah Tempat 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 = 35

4 5

Jalan Kapt. Muslim Jalan Jamin Ginting

6 7

Jalan A. R. Hakim Jalan Aksara

8 9 10

Jalan Brigjen. Katamso Jalan Sisingamangaraja Jalan Letjen. Suprapto

Keterangan Kode Penyebab Kemacetan: Kode 1: Kemacetan akibat parkir di badan jalan Kode 2: Kemacetan akibat adanya pedagang kaki lima di jalan Kode 3: Kemacetan akibat adanya pangkalan becak di jalan Kode 4: Kemacetan akibat volume lalulintas yang tinggi. Kode 5: Kemacetan akibat kondisi perkerasan jalan Kode 6: Kemacetan akibat pengemudi yang kurang disiplin Kode 7: Kemacetan akibat kondisi simpangan tanpa alat kontrol

56

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

Uji Chi-Squared (2) Untuk Penyebab Kemacetan Uji Chi Square (2) dilakukan untuk membuat hipotesa bahwa tidak terdapat perbedaan yang significant antara penyebab-penyebab kemacetan yang terdapat pada sepuluh jalan lokasi penelitian dimaksud. 6. 1 Tabel 2 : Jenis, Jumlah Penyebab dan Nama Lokasi Kemacetan Lalulintas Jenis Jumlah Nama Lokasi (Jalan) Kemacetan (Lokasi) 1 2 3 4 5 6 7 10 6 9 3 3 3 1 Setiabudi, Kapten Muslim, Jamin Ginting, Katamso, Sisingamangaraja, Suprapto. Gatot Subroto, Setiabudi, Kapten Muslim, Jamin Ginting, Sisingamangaraja, Aksara, A. R. Hakim. Gatot Subroto, Setiabudi, Kapten Muslim, Jamin Ginting, Sisingamangaraja, Aksara, A. R. Hakim. Gatot Subroto, Jamin Ginting. Jamin Ginting, Setiabudi, Aksara. Jamin Ginting, Iskandar Muda, Aksara. Jamin Ginting.

Uji Chi Square akan dapat menentukan apakah frekuensi obsevasi (O), yaitu jumlah lokasi kemacetan yang disebabkan oleh tiap jenis penyebab kemacetan, berbeda secara significant dari jumlah lokasi kemacetan yang disebabkan oleh tiap jenis kemacetaan yang diharapkan (expected). Dalam uji (2), kita memposisikan / mengasumsi awal bahwa tidak terdapat perlakuan yang significant pada distribusi penyebab kemacetan yang diperbandingkan. Untuk mendapatkan (2), tentu kita memperbandingkan setiap kelas frekuensi yang diharapkan (E), dengan frekuensi yang diamati (O), dan menghitung tiap kelas dengan bentuk: (2) = ( O E )2 x 1 / E Secara statistik bentuk tersebut didefinisikan : (2) = [( O E )2 x 1 / E ] dimana : 2 = hasil uji Chi Square O = frekwensi yang diamati E = frekwensi yang diharapkan ..(6.1)

Hasil perhitungan yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai (2) dari tabel, dimana nilai tabel tidak boleh dilampaui oleh nilai hasil perhitungan, jika tidak terdapat perbedaan, yang berarti antara O dan E, pada tingkat atau level significant tertentu. Derajat kebebasan (u) pada 2 : Dimana : u=k1 (6.2)

u = derajat kebebasan k = jumlah kelas. 57

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

Untuk kondisi yang terjadi pada penelitian ini : Tabel 3 : Jenis dan Jumlah Penyebab Kemacetan Lalulintas Jenis Kemacetan Jumlah(O) E 1 2 3 4 5 6 7 10 6 9 3 3 3 1 5 5 5 5 5 5 5 (OE) 5 1 4 2 2 2 4

E = (10 + 6 + 9 + 5 + 3 + 3 + 1): 7 =5 Maka: 2 = 52/5 + 12/5 + 42/5 + 22/5 + 22/5 + 22/5 + 42/5 = 14 Degree of freedom (derajat kebebasan) = k 1 =71 =6 Dari tabel A6 (Khazanie, 1986), didapat 2 = 12,592 Dengan menganggap level of significant () = 5%, maka dapat disimpulkan terdapat perbedaaan jenis penyebab kemacetan dari sepuluh jalan-jalan lokasi penelitian tersebut. 6. 2 . Analisis Jumlah Penyebab Kemacetan Lalulintas Dari beberapa jenis penyebab kemacetan yang terjadi yang ditemukan dalam penelitian ini, dapat dilihat jenis penyebab kemacetan tersebut pada tabel 4 berikut: Tabel 4 : Persentase Tiap Penyebab Kemacetan Penyebab Jumlah Tempat Persentase 1 10 28,57 2 6 17,14 3 9 25,71 4 3 8,57 5 3 8,57 6 3 8,57 7 1 2,86 Total 38 100

Jumlah Lokasi Jalan 6 7 7 2 3 3 1

58

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

Grafik Jenis Penyebab Kemacetan Pada Sejumlah Jalan

12

Grafik Jenis Penyebab Kemacetan Pada Sejumlah Tempat Kemacetan

10

8 7 6 Jumlah Jalan 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Penyebab Kemacetan


Jumlah Tempat

0 0 2 4 Jenis Penyebab Kemacetan 6 8

Gambar 2 : Jenis penyebab kemacetan pada jumlah jalan dan tempat

Grafik Persentase Penyebab Kemacetan


30,00 25,00 Persentase 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 1 2 3 4 5 6 7

Jenis Penyebab Kemacetan

Gambar 3 : Persentase masing masing jenis penyebab kemacetan

Jenis jenis penyebab kemacetan yang terjadi yang ditemukan dalam penelitian ini, faktor adanya parkir di badan jalan (on the street parking) yang menjadi penyebab terbesar dibanding penyebab yang lain. Jenis penyebab kemacetan lalulintas lain adalah : Parkir di badan jalan : 28,57 % Pedagang kaki lima : 17,14 % Becak mangkal : 25,71 % Volume lalulintas tinggi : 8,57 % Kondisi perkerasan jalan : 8,57 % Pengemudi kurang disiplin : 8,57 % Kondisi simpang tanpa pengatur : 2,86 % ( lihat gambar 4.3) 59

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

Dari data yang diperoleh dapat kita analisis bahwa faktor tata letak/ruang lahan (land use) menjadi pendorong terjadinya penyebab penyebab kemacetan dominan itu ada, seperti adanya pasar tradisional (jenis 1), pedagang kaki 5 (jenis 2), dan becak mangkal (jenis 3). Ketiga jenis penyebab kemacetan tersebut memberikan sumbangan terbesar (71,42 %) dibanding penyebab lainnya.

7 7.1

PENUTUP Kesimpulan Dari hasil inventarisasi penyebab kemacetan lalulintas di jalan arteri kota Medan, yang diperoleh dari sejumlah jalan, diwakili oleh sepuluh jalan yang ada pada penelitian ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Unsur-unsur penyebab kemacetan lalulintas yang dominan yaitu: Pengaruh parkir di badan jalan Pengaruh Pedagang kaki lima di badan jalan Pangkalan becak di badan jalan 2. Faktor yang mempengaruhi adanya unsur-unsur penyebab kemacetan dimaksud adalah karena pengaruh tata guna lahan/tata letak bangunan di sekitar jalan, seperti adanya: Pasar Pertokoan Sekolah Tempat tinggal Perkantoran 7. 2 Saran 1. Dari hasil kesimpulan yang didapat, yaitu penyebab kemacetan yang paling dominan adalah karena faktor tata guna lahan yang tidak baik, disarankan agar menjadi perhatian khusus bagi bangunan baru, khususnya pasar tradisional, yang akan ada dikemudian hari, untuk memperhatikan pengaruh tata guna lahannya, untuk keperluan pengaturan aktifitas pedagang kaki lima, penyediaan parkir kendaraan, agar nantinya tidak menggangu kelancaran lalulintas. 2. Untuk mewujudkan sistem transportasi perkotaan yang memadai saat ini, antara lain perlu ditempuh kebijaksanaan seperti: Penertiban lingkungan di sekitar jalan, khususnya di tempat-tempat yang terdapat pasar tradisional ataupun pertokoan lain, sekolah, tempat tinggal dan perkantoran, karena adanya pedagang kaki lima di badan jalan, parkir kendaraan di badan jalan, becak parkir di badan jalan dan disiplin pengemudi angkutan umum. 3. Perlu adanya studi mengenai kemacetan lalulintas lebih lanjut pada salah satu jalan lokasi penelitian secara khusus, untuk perkembangan lebih lanjut dalam mengatasi kemacetan lalulintas.

60

Simposium FSTPT, Universitas Indonesia, 16-17 Oktober 2002

8 DAFTAR PUSTAKA 1. Direktorat Jendral Bina Marga, 1992, Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta 2. Hendarto, Sri, 1999, Pengantar Rekayasa Transportasi, ITB, Bandung 3. Khazanie, Ramakant, 1986, Elementary Statistics, Glenview, London, Inggris 4. Marlina, Dinda, 2000, Analisa Kemacetan Lalulintas Pada Beberapa Persimpangan Menurut Metode MKJI 1997 (Studi Kasus: Jl. Abdul Hamid / Jl. Darussalam- Jl. Gatot Subroto dan Simpang Jl. Mayang Jl. Sekip), FT-JTS USU, Medan 5. Morlok, Edward. K, 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta 6. Najid, 2001, Analisa Potensi dan Penanganan Masalah Kemacetan Lalulintas Pada Simpang Grogol (Arah Grogol-Slipi), Simposium IV FSTPT, Udayana, Bali 7. Sinar Indonesia Baru, 2002, Kesper AU Medan Imbau Para Pengemudi MPU Patuhi Rambu Lalulintas, Sinar Indonesia Baru No. 9024 Febuari 2002, SIB, Medan 8. Tamin, O. Z, 2001, Studi Manajemen Lalulintas di Kotamadya Medan, Laporan Akhir Bappeda Tingkat-II Medan, Medan 9. Wibowo, S. S, Russ Bona Frazila, Aine Kusumawati, 2000, Pengantar Rekayasa Jalan, Sub-Jurusan Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil ITB, Bandung

61

You might also like