You are on page 1of 11

II.5.

Dasar Teori Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannyamemerlukan waktu jutaan tahun dan sifatnya adalah tidak terbaharukan ( unrenewable ).Pemanfaatan mineral dapat sebagai bahan baku dalam industri atau produksi. Bahangalian atau sering disebut bahan tambang adalah suatu mineral, atau kumpulan mineral,atau batuan yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia. Bahan galiandapat terdapat di dalam bumi maupun di permukaan bumi.Mengingat pentingnya arti pemanfaatan mineral, maka pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 ditujukan pada pelaksanaanusaha penambangan mineral dan/batubara untuk melaksanakan kebijakan dalammengutamakan penggunaan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri,maka dibagi dalam 5 ( lima ) komoditas tambang, yaitu :

Mineral radioaktif meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahangalian radioaktif lainnya;

Mineral logam meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas,tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, bismuth,molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit,antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi,galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium,dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium,scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium,selenium, tellurid, stronium, germanium, dan zenotin; Mineral bukan logam meliputi intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa,fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika,magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar,bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit,tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, lempung, dan batu gamping untuk semen; Batuan meliputi pumice , tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome,tanah serap (fullers earth ), slate , granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit,basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert,

kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit,topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batukali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasiralami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanahmerah (laterit), batugamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandungunsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berartiditinjau dari segi ekonomi pertambangan; dan

Batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut.Nikel merupakan salah satu unsur penting dalam industri pertambangan, dapatberupa nikel sulfida atau nikel primer dan nikel laterit atau nikel sekunder. Nikel lateritdihasilkan oleh proses pelindihan (leaching) dari batuan ultra basa yang sering dikenaldengan istilah pengkayaan supergen (supergen enrichmen). Setelah mengalami prosespelindihan (leaching) nikel akan terakumulasi dan berasosiasi dengan mineral Garnierit.Hingga saat ini eksplorasi endapan bijih laterit khususnya nikel laterit masihbelum banyak dikenal. Cara terbentuknya sangat tergantung dari musim yang akanberpengaruh pada tinggi atau rendahnya permukaan air tanah, sehingga geometri daribentuk endapan tidak beraturan. II.5.1. Defenisi Laterisasi Nikel Pada umumnya endapan nikel terdapat dalam dua bentuk yang berlainan, yaituberupa nikel sulfida dan nikel laterit. Endapan nikel laterit merupakan bijih yangdihasilkan dari proses pelapukan batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi.Istilah Laterit sendiri diambil dari bahasa Latin later yang berarti batubata merah, yang dikemukakann oleh Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan diMysore, Canara dan Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. Materialtersebut sangat rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama kontak deganatmosfer, maka akan cepat sekali mengeras dan sangat kuat (resisten).Smith (1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh batuan yangmempunyai kandungan Fe yang tinggi dan telah mengalami pelapukan, termasuk didalamnya profil endapan material hasil transportasi yang masih tampak batuan asalnya. Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang tinggi dan dapatbernilai ekonomis tinggi, sebagai contoh endapan besi, nikel, mangan dan bauksit.Dari beberapa pengertian bahwa laterit merupakan suatu material dengankandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil proses pelapukan yang terjadipada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi.Di dalam industri pertambangan nikel laterit atau proses yang diakibatkan olehadanya proses lateritisasi sering disebut sebagai nikel sekunder. II.5.2. Syarat Pembentukan Laterit

Di permukaan bumi banyak tempat dengan intensitas pelapukan tinggi, tetapi tidak semua tempat tersebut dapat terbentuk nikel laterit, karena intensitas pelapukan yangtinggi bukan satu-satunya syarat terbentuknya nikel laterit.Syarat-syarat pembentukan nikel laterit : o Terdapatnya batuan ultrabasa yang telah tersingkap di permukaan,mengandung banyak mineral olivin/piroksen, magnesium dan besi danpada umumnya mengandung nikel 0,30%. o Iklim tropis, dengan adanya iklim tersebut maka pelapukan akanberlangsung intensif. o Curah hujan tinggi, hal ini berhubungan dengan kondisi iklim tropis,sebagian besar daerah dengan iklim tropis akan mempunyai curah hujanyang tinggi. Curah hujan tinggi akan menghasilkan air yang besarsebagai sarana proses pelindihan/ leaching bijih nikel yang terkandungdalam batuan.Ketiga syarat tersebut di atas akan didukung dengan faktor tatanan geologitentang keberadaan batuan ultrabasa.

Scribd Upload a Document Search Documents

Explore

Mie'e Toby / 132 Download this Document for Free C. Penyebaran Satuan BatuanSatuan batupasir Kanikeh ini menempati kurang lebih 6% pada daerah telitian.Pada daerah telitian, singkapan batupasir yang ditemukan memiliki dimensi panjang1,5 m dengan lebar singkapan 0,4m. Pada daerah telitian satuan batupasirmenyebar di daerah W.Yuri.Di daerah W.Yuri, dilakukan pengukuran kedudukan batupasir, dan hanyamengambil satu pengukuran ( N 358 E / 68 ), dikarenakan singkapan batupasiryang ditemui berdimensi kecil dan tidak menyebar di daerah lain.

Foto 4.17. Kenampakan singkapan batupasir di daerah W.Yuri, LP 105 dengan arah aliransungai searah strike . D. Umur Satuan BatuanSecara umum, peneliti melakukan hubungan kesebandingan serta mengacu padapeneliti terdahulu dalam menentukan umur satuan batupasir Kanikeh, dalamstratigrafi regional Tjokrosapoetro(1989), satuan batupasir Kanikeh secara tidak selaras menindih satuan ultrabasa. Ini disebabkan karena peneliti tidak menemukanindikasi adanya fosil, baik itu fosil foraminifera palankton maupun foraminiferabesar.Oleh sebab itu dengan mengacu kepada geologi regional dan peneliti terdahulubahwa satuan batupasir ini berumur Trias Akhir sampai Yura Awal. Umur satuan inidi perkemukakan pertama kali oleh Audley Charles ( 1976 ), berdasarkan fosil Halobia sp , Lovcenopura vinassai GIATT, Montlivaltia sp WANNER, yangdijumpai di Seram Barat.

E. Hubungan StratigrafiSatuan batupasir Kanikeh ini memiliki hubungan tidak selaras (Disconformity) ,dengan

gap time yang sangat jauh. Dari Zaman Yura ke Kala Pliosen, denganhubungan ketidak selarasan di atasnya diendapkan marmer. (Gambar 4.2) IV.2.4. Satuan Marmer A. Dasar Penamaan SatuanDasar penamaan satuan batugamping ini didasarkan atas dominasi marmer yangditemukan pada daerah telitian.B. Litologi Penyusun Satuan BatuanSecara umum satuan ini didominasi oleh marmer. Deskripsi marmer : warnaputih , nonfoliasi_granulusa, kristaloblastik_granuloblastik, kalsit. Foto 4.18. Kenampakan singkapan marmer,Lokasi Desa Rutong, LP 3. Pengambilan contobatuan, dengan hasil sayatan tipis dengan perbesaran 30x. C. Penyebaran Satuan BatuanSatuan marmer ini menempati kurang lebih 9% pada daerah telitianmenyebar pada timur dari daerah telitian , meliputi Desa Rutong.D. Umur Satuan BatuanDalam menentukan umur penulis mengacu pada stratigrafi regional ,yang menyatakan umur satuan ini adalah Pliosen akhir, dengan indikasi bahwa

batuan asalnya adalah batugamping terumbu yang kemudian terkena intrusiakibat aktivitas vulkanisme yang terjadi pada kala tersebut. Pada satuan inisudah sangat sulit untuk menemukan foram plankton dalam memastikankebenaran umurnya, karena batuan ini telah mengalami metamorfosa batuan.E. Hubungan StratigrafiHubungan satuan marmer sangat jelas memiliki hubungan tidak selarasdengan satuan batupasir, karena memiliki gape time yang sangat jauh.Sedangkan terhadap batugamping terumbu dan breksi volkanik adalah selaras.(Gambar 4.2) IV.2.5. Satuan Breksi Vulkanik A.

Dasar Penamaan Satuan Batuan Satuan ini oleh Verbeek ( 1905 ) disebut sebagai Ambonit , Van Bemmelen (1945) menyebutnya sebagai Satuan Batuan Vulkanik Ambonit, dan Tjokosapoetro(1989) menyebutnya sebagai Satuan Batuan Gunungapi Vulkanik.Berdasarkan dasar penamaan oleh para peneliti terdahulu serta keterdapatanbatuan pada daerah telitian, maka penulis menyebut satuan ini adalah breksivulkanik. Batuan penyusun satuan batuan ini adalah sebagian besar terdiri daribreksi vulkanik, dengan fragmen dari breksi yang beragam ( Polimik ), yangmerupakan produk vulkanisme.(Foto 4.20)B. Litologi Penyusun Satuan BatuanSecara umum satuan ini didominasi oleh breksi vulkanik. Fragmen breksivulkanik terdiri atas basalt. Deskripsi Fragmen basalt : warna abu-abu gelap,hipokristalin, fanerik halus, subhedral, inequigranular vitroferik, plagioklas,piroksin, masa gelas. (Foto 4.19) Fragmen Foto 4. 19. Kenampakan breksi di daerah W.Yuri di LP. 100Foto 4.20. Kenampakan breksi vulkanik di daerah W.Yuri di LP 103Foto 4.21. Singkapan breksi vulkanik dalam kondisi lapuk pada LP 98

C.

Penyebaran Satuan BatuanSatuan breksi vulkanik ini menempati kurang lebih 18% pada daerah telitianmenyebar dari barat laut sampai ke timur laut, meliputi daerah W. Yuri sampai keW. Wakauli. (Foto 4.20 dan Foto 4.21)D. Umur dan Lingkungan PembentukanDalam menentukan umur penulis mengacu pada stratigrafi regional yang dibuatoleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan ( 1989 ), yang menyatakan umur satuanini adalah Plistosen. Pada satuan batuan breksi vulkanik ini tidak dijumpai adanyafosil plankton.E. Hubungan StratigrafiHubungan satuan breksi vulkanik memiliki hubungan selaras dengan kontak batugamping terumbu. (Gambar 4.2) IV.2.6. Satuan Batugamping terumbu A. Dasar PenamaanDasar Penamaan satuan batugamping terumbu didasarkan atas dominasi batuanpenyususn satuan tersebut yang sebagian besar adalah batugamping terumbu (Foto4.23). Batugamping terumbu ini memiliki penyebaran yang setempat-setempat.B. Litologi Penyusun Satuan BatuanBatuan penyusun satuan ini tersusun oleh batugamping terumbu, sehingga sulitdalam melakukan pengukuran. Batugamping terumbu dengan ciri ciri : putih,amorf, dan monomineralik karbonat ( CaCO3 ). (Foto 4.22) Foto 4.22. Kenampakan head coral pada batugamping terumbu, Lokasi Desa Hutumuri.

Skripsi Ola FIX..

You might also like