You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit tersebut timbul karena berbagai faktor resiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Kuantitas penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan mencapai 15 juta orang, tetapi hanya 4% penderita hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi. (Elsanti, 2011) Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 14% dengan kisaran 13,4% sampai 14,6%. (Permatasari, 2011) Sedangkan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 31,7% dari penduduk Indonesia mengalami penyakit tekanan darah tinggi. Artinya adalah 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia menderita hipertensi. Prevalensi ini lebih tinggi dari Singapura yang 27,3%, Thailand 22,7%, dan Malaysia 20%. Sementara Jepang 36,7% dan Cina 17-40% . Beberapa penelitian lain yang telah dilakukan ternyata prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. (Wijaya, 2009) Usia merupakan salah satu faktor resiko hipertensi. Lebih banyak dijumpai bahwa penderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi pada usia senja. (Arumi, 2011) Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia menunjukkan, bahwa di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. 1

Adapun prevalensi menunjukkan antara 6-15%, dengan angka terendah di Ungaran, Jawa Tengah (1,8%) dan lembah Balim pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya (0,6%). Sedangkan angka tertinggi di Talang, Sumatera Barat (17,8%). (Elsanti, 2011) Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Disebut sebagai pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala. (Smeltzer dan Bare, 2002) Karena itu, salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah adalah banyak mengkonsumsi makanan yang berkalium tinggi. Sumber kalium yang baik antara lain buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi secara alami. (Nurchasanah, 2010) Buah dan sayuran yang mengandung potasium/kalium dan baik untuk dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, seledri, mentimun, dll. (Arumi, 2011) Daging buah semangka rendah kalori dan mengandung air sebanyak 93,4%, protein 0,5%, karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%, abu 0,5%, dan vitamin (A, B, dan C). Selain itu semangka juga mengandung asam amino sitrullin, asam amino asetat, asam malat, asam fosfat, arginin, betain, likopen, karoten, bromin, natrium, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa, dan sukrosa . Kandungan kaliumnya cukup tinggi yang dapat membantu kerja jantung dan menormalkan tekanan darah. (Septiatin, 2009) Dari hasil observasi yang dilakukan penulis di Desa Penggung sebanyak 5% dari 5821 penduduk mengalami tekanan darah tinggi. Hal itu disebabkan karena masyarakat belum mengetahui manfaat buah semangka terhadap penurunan tekanan

darah. Dari hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh buah semangka dengan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh pemberian buah semangka terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi ?

C. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian buah semangka dengan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Sebagai tambahan informasi tentang salah satu manfaat buah semangka sebagai terapi herbal untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. 2. Bagi sarana Kesehatan Sebagai bahan kajian dalam pemberian penyuluhan kesehatan tentang hipertensi. 3. Bagi Akademis

Sumbangan kepustakaan dalam pengembangan ilmu kesehatan dan keperawatan.

4. Bagi Penulis Sebagai proses penelitian dalam memahami dan memperluas pengetahuan manfaat obat alternatif.

You might also like