You are on page 1of 26

SEORANG WANITA YANG MENGELUH JANTUNGNYA KADANG KADANG BERDEBAR DAN NYERI DADA KELOMPOK 2 0302007211 0302007269 0302008014

4 0302008018 0302008027 0302008054 0302008095 0302008101 0302008136 0302008138 0302008152 0302008177 0302008178 REFTA HERMAWAN LAKSONO S WAHYU RINTIYANI AKBAR SIDIQ ALMIRA DEVINA GUNAWAN ANDRIANUS S D BAYU AKHIRUDIN AMIR EVELIN V P SNAK FEMBRIYA TENNY UTAMI KARTIKA SEPTIYANINGRUM S KRISNA HERDIYANTO MAIMUNAH NI PUTU DEVIA SUCIYANTI NI PUTU INDRA DEWI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN

Diskusi Modul Endokrin(EMG) bulan September 2011 dengan topik Seorang wanita yang mengeluh jantungnya kadang kadang berdebar dan nyeri dada diadakan sebanyak dua sesi. Sesi pertama diadakan tanggal 22 september 2011, diskusi dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 11.30 WIB dengan diketuai oleh Andrianus S D dan bertugas sebagai sekretaris adalah Evelin V P Snak. dr. Meiyanti selaku tutor dating tepat waktu dan memulai diskusi dengan membagikan skenario. Peserta diskusi mulai membahas masalah dan hipotesis kemungkinan penyakit yang diderita oleh pasien bedasarkan data yang ada. Peserta terlihat cukup aktif dan semua berpartisipasi dalam diskusi. Diskusi sesi pertama ditutup dengan peserta menyimpulkan dari data yang ada bahwa pasien merupakan penyakit hipertiroidisme dan meminta pasien melakukan pemerikasaan t3, t4, tsi, kadar lemak, tsh, darah dan urin lengkap.

Pada sesi kedua tanggal 23 september 2011, diskusi berlangsung pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.00 wib. Ketua sesi kedua ini adalah saudara Refta Hermawan Laksono S dan bertugas sebagai sekretasi adalah saudari Ni Putu Indra Dewi. Dr. Suweino selaku tutor sesi kedua dating tepat waktu. Skenario kedua dibagikan dan peserta diskusi membahas scenario tersebut dengan aktif.

BAB II LAPORAN KASUS

Ke poliklinik tempat saudara bekerja sebagai dokter, datang Ny. Ana, 39 tahun yang diantar suaminya dengan keluhan jantungnya kadang-kadang berdebar dan di dadanya terasa nyeri sejak beberapa bulan terakhir. Saat ini jantungnya kembali berdebar dan tadi pagi ia seperti akan pingsan. Sebenarnya Ny. Ana pernah berobat ke dokter dan dinyatakan menderita penyakit jantung. Ia diberi obat yang diminumnya 3x sehari. Tetapi setelah beberapa hari Ny. Ana menghentikan mememinum obat itu karena menyebabkan sakit kepala. Ia pun mendapat obat lain yang diminum sekali sehari. Tetapi itupun dihentikannya setelah hampir seminggu karena perutnya terasa sakit dan pedih dan nafsu makannya hilang. Beberapa hari yang lalu tinjanya berwarna hitam. Pada awal pertemuan didapatkan : Ny. Ana tampak sakit sedang, kurus , kelihatan cemas Suhu : 37 0C Tekanan darah : 155/85 mmHg Gula darah sewaktu : 170 mg/dl Nadi : 112x/menit, tidak teratur, volume berubah-ubah Pernafasan : 20x/menit

Pada anamnesis lanjutan, didapatkan Ny. Ana juga mengeluh tubuhnya semakin kurus, sudah 3 tahun Ny. Ana tidak mendapat haid lagi. Nafsu makannya biasa namun ia sulit tidur.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan ; Ny. Ana tampak lemas, kurus, dengan pandangan matanya yang terus diarahkan ke dokter. Kelenjar tiroid membesar pada inspeksi maupun palpasi. Paru-paru tidak ada kelainan. Jantung : HR sulit di tentukan

Irama tidak teratur sama sekali BJ I dan II tidak konstan Bising (-) Abdomen : lemas, hepar, lien tidak teraba ekstermitas : edema -/Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan : Hb : 10,5% Lekosit : 6300/mm3 SGOT SGPT Ureum Kreatinin : 36u/L : 45u/L : 40mg/dl : 0,7mg/dl : CTR = 62% dengan elongation aorta, pada paru tak nampak infiltrat

CXR kardiomegali EKG: -

QRS rate: 120x/menit Pada lead II panjang tidak tampak gelombang P ST elevasi/depresi (-) Gelombang Q patologis (-)

BAB III LAPORAN KASUS

Identitas pasien : Nama : Ny. Ana Umur : 39 tahun Jenis kelamin : wanita Keluhan utama : Jantung berdebar debar dan nyeri dada

Keluhan tambahan : Mengeluh tubuhnya semakin kurus, sudah 3hari tidak mendapat haid, nafsu makan biasa namun sulit tidur

Riwayat penyakit dahulu : Pernah berobat ke dokter dan dinyatakan menderita penyakit jantung Riwayat pengobatan : o Ia diberi obat yang mesti diminum 3x sehari. Tetapi setelah beberapa hari berhenti meminum obat karena menyebabkan sakit kepala o Ia mendapat obat lain yand diminum sekali sehari. Tetapi itupun dihentikannya setelah hampir seminggu karena perutnya sakit,pedih dan nafsu makannya hilang. Beberapa hari yang lalu tinjanya berwarna hitam. Pemeriksaan fisik Keadaan umum : tampak sakit sedang, kurus, kelihatan cemas

Kesadaran : Tanda vital : suhu : 37C TD : 155/85 mmhg Nadi : 112x/menit,tidak teratur, vol. berubah ubah pernafasan : 20x/m

Inspeksi : pandangan mata yang terus diarahkan ke dokter kelenjar tiroid membesar

palpasi : - kelenjar tiroid membesar - abdomen : lemas, hepar, lien tidak teraba - ekstermitas : edema -/Auskultasi : paru paru tidak ada kelainan jantung : HR sulit di tentukan Irama tidak teratur sama sekali BJ I dan II tidak konstan Bising (-)

Pemeriksaan Laboratorium Hb GDS Lekosit SGOT : 10,5gr/dl (N=12-16gr/dl) : 170 gr/dl normal (N= < 200gr/dl) : 6300/mm3 normal (N=5000-10.000/mm3) : 36u/L normal (N=0-37 )

CXR

SGPT Ureum Kreatinin

: 45u/L normal (N=5-45 ) : 40mg/dl normal (N=15-40) : 0,7mg/dl normal (N=0,5 1,5)

: CTR = 62% dengan elongation aorta, pada paru tak nampak infiltrat

kardiomegali Pemeriksaan Laboratorium Hb GDS Lekosit SGOT SGPT Ureum Kreatinin CXR kardiomegali EKG: QRS rate: 120x/menit Pada lead II panjang tidak tampak gelombang P ST elevasi/depresi (-) Gelombang Q patologis (-) : 10,5gr/dl (N=12-16gr/dl) : 170 gr/dl normal (N= < 200gr/dl) : 6300/mm3 normal (N=5000-10.000/mm3) : 36u/L normal (N=0-37 ) : 45u/L normal (N=5-45 ) : 40mg/dl normal (N=15-40) : 0,7mg/dl normal (N=0,5 1,5) : CTR = 62% dengan elongation aorta, pada paru tak nampak infiltrat

Interpretasi hasil laboratorium:

Masalah 1. Hipertiroid

Dasar Masalah Kurus, susah tidur, cemas, exophtalmus, struma 3 tahun tidak menstruasi CTR 62% HB 10,5 gr/dl Pemeriksaan fisik, anamnesis

Hipotesis Penyebab Hipersekresi hormone tiroid, graves disease hipertiroid Hipertiroid, hipertensi melena Hipertiroid, hipotiroid, graves disease Hipertensi, hipertiroid

2. Haid tidak teratur 3. Kardiomegali 4. Anemia 5. Struma (goiter)

6. Penyakit Jantung

QRS 120x/menit, nyeri dada, tidak ada gelombang P, palpitasi, elongasio aorta

7. Tirotoksikosis 8. Pulsus Celler 9. TGT

Cemas, susah tidur 155/85 mmHg (selisih >70)

Hipertiroid, Efek samping obat Hipertiroid

-gula darah sewaktu 170 mg/dl -aktivitas -TGT ( > 120- <200) -makanan yang dikonsumsi Hb menurun karena pasien mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas yang dilihat dari tinja berwarna hitam

CTR meningkat menunjukkan adanya kardiomegali karena kerja jantung yang semakin berat akibat perangsangan saraf simpatis yang meningkat oleh hiperfungsi kelenjar tiroid

Anamnesis tambahan :

Gejala diabetes mellitus Riwayat keluarga Riwayat pengobatan Nafsu makan Kondisi psikis seperti apa yang menyertai berdebar ? Apakah timbul nyeri dada saat terkena hawa panas ? curiga hipertiroid Saat beraktifitas mudah lelah atau tidak ? Pola tidur ? susah tidur atau tidak ? Bagaimana siklus menstruasi ? Life style ?

Pemeriksaan tambahan : Inspeksi : Mata penonjolan bola mata / tidak aliran air mata fotofobia atau tidak konjungtiva anemis atau tidak ?

kelembaban kulit ekstremitas tremor atau tidak gerakan terkoordinasi/ tidak otot mengecil atau tidak

pemeriksaan BMI palpasi :

leher hepar ada pembesaran hepar atau tidak ada struma atau tidak

lambung ada nyeri tekan atau tidak

periksa JVP untuk mengetahui kondisi jantung ekstremitas ada odem atau tidak perkusi : paru aukultasi : jantung paru-paru sonor/hipersonor curiga ada odem paru periksa bunyi jantung untuk periksa defans media dari jantung

abdomen motilitas usus

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium darah rutin Pemeriksaan kolesterol total ( untuk lihat kimia darah) Pemeriksaan gula darah puasa (GDP) dan post pradial

Rontgen untuk lihat pembesaran jantung atau tidak Pemeriksaan kadar TSH, T3 dan T4

Patofisologi melena ,dan anemia Pasien mengkonsumsi obat penyakit jantung

Hamabatan jalur cox 1

Prostaglandin terhambat

Gangguan keseimbangan bikarbonat Destruksi mukosa lambung

gastritis Anemia

Ulkus peptikum

melena

perdarahan

Patofisiologi

Kelemahan otot HIPERTIROID insomia

Impuls saraf perifer metabolisme Glikogenolisis glukoneogenesis Ketokolamin Rangsang jantung BMR Lipolisis Dislipidemia Proteolisis kurus Hiperglikemi eksoftalmus Kontaktilitas Vol. sekuncup Peningkatan 02 Vasodilatasi Takikardia Fibrilasi atrium palpitasi CO kardiomegali TD BB

Pemeriksaan Penunjang T3 , T4 , TSH HbA1c Scan hipothalamus

Penatalaksanaan Medikamentosa o PropilTiourasil ( PTU ) 3x200mg obat anti tiroid. Menghambat sintesis

hormon tiroid dan berefek imunosupresif. PTU juga menghambat konversi T4 T3. 5 o Sukralfat 4x1 g obat untuk melena. Sukralfat berfungsi

sebagai sitoproteksi mukosa lambung. o Preparat ferum o Propanolol 240 320 mg/hari5 Non-Medikamentosa o Diet rendah iodium o Diet rendah garam o Diet rendah kalori Prognosis obat untuk anemia obat untuk hipertensi

Ad Vitam Ad Fungsionam Ad Sanationam

: dubia ad bonam : dubia ad malam : dubia ad bonam

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


Hipertiroid Definisi Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Thyrotoxicosis adalah suatu kondisi keracunan yang disebabkan oleh suatu kelebihan hormonhormon tiroid dari penyebab mana saja. Thyrotoxicosis dapat disebabkan oleh suatu pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid. Karena kedua-duanya dokter dan pasien seringkali menggunakan kata-kata ini yang dapat dipertukarkan, kami akan mengambil beberapa kebebasan dengan menggunakan istilah "hipertiroid" diseluruh artikel ini. Hormon-Hormon Tiroid Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap ( lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus). Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh)

sebenarnya adalah T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel. Pengaturan Hormon Tiroid Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid. Penyebab-Penyebab Hipertiroid Beberapa penyebab-penyebab umum dari hipertiroid termasuk:

Penyakit Graves Functioning adenoma ("hot nodule") dan Toxic Multinodular Goiter (TMNG) Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormo tiroid Pengeluaran yang abnormal dari TSH Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid) Pemasukkan yodium yang berlebihan

Penyakit Graves Penyakit Graves, yang disebabkan oleh suatu aktivitas yang berlebihan dari kelenjar tiroid yang disama ratakan, adalah penyebab yang paling umum dari hipertiroid. Pada kondisi ini, kelenjar tiroid biasanya adalah pengkhianat, yang berarti ia telah kehilangan kemampuannya untuk merespon pada kontrol yang normal oleh kelenjar pituitari via TSH. Penyakit Graves adalah diturunkan/diwariskan dan adalah sampai lima kali lebih umum diantara wanita-wanita daripada pria-pria. Penyakit Graves diperkirakan adalah suatu penyakit autoimun, dan antibodi-antibodi

yang adalah karakteristik-karakteristik dari penyakit ini mungkin ditemukan dalam darah. Antibodi-antibodi ini termasuk thyroid stimulating immunoglobulin (TSI antibodies), thyroid peroxidase antibodies (TPO), dan antibodi-antibodi reseptor TSH. Pencetus-pencetus untuk penyakit Grave termasuk:

stres merokok radiasi pada leher obat-obatan dan organisme-organisme yang menyebabkan infeksi seperti virus-virus.

Penyakit Graves dapat didiagnosis dengan suatu scan tiroid dengan obat nuklir yang standar yang menunjukkan secara panjang lebar pengambilan yang meningkat dari suatu yodium yang dilabel dengan radioaktif. Sebagai tambahan, sebuah tes darah mungkin mengungkap tingkattingkat TSI yang meningkat. Penyakit Grave' mungkin berhubungan dengan penyakit mata ( Graves' ophthalmopathy) dan luka-luka kulit (dermopathy). Ophthalmopathy dapat terjadi sebelum, sesudah, atau pada saat yang sama dengan hipertiroid. Pada awalnya, ia mungkin menyebabkan kepekaan terhadap cahaya dan suatu perasaan dari "ada pasir didalam mata-mata". Mata-mata mungkin menonjol keluar dan penglihatan ganda (dobel) dapat terjadi. Derajat dari ophthalmopathy diperburuk pada mereka yang merokok. Jalannya penyakit mata seringkali tidak tergantung dari penyakit tiroid, dan terapi steroid mungkin perlu untuk mengontrol peradangan yang menyebabkan ophthalmopathy. Sebagai tambahan, intervensi secara operasi mungkin diperlukan. Kondisi kulit (dermopathy) adalah jarang dan menyebabkan suatu ruam kulit yang tanpa sakit, merah, tidak halus yang tampak pada muka dari kaki-kaki. Functioning Adenoma dan Toxic Multinodular Goiter Kelenjar tiroid (seperti banyak area-area lain dari tubuh) menjadi lebih bergumpal-gumpal ketika kita menua. Pada kebanyakan kasus-kasus, gumpal-gumpal ini tidak memproduksi hormonhormon tiroid dan tidak memerlukan perawatan. Adakalanya, suatu benjolan mungkin menjadi "otonomi", yang berarti bahwa ia tidak merespon pada pengaturan pituitari via TSH dan memproduksi hormon-hormon tiroid dengan bebas. Ini menjadi lebih mungkin jika benjolan lebih besar dari 3 cm. Ketika ada suatu benjolan (nodule) tunggal yang memproduksi secara bebas hormon-hormon tiroid, itu disebut suatu functioning nodule. Jika ada lebih dari satu functioning nodule, istilah toxic multinodular goiter (gondokan) digunakan. Functioning nodules mungkin siap dideteksi dengan suatu thyroid scan. Pemasukkan hormon-hormon tiroid yang berlebihan Mengambil terlalu banyak obat hormon tiroid sebenarnya adalah sungguh umum. Dosis-dosis hormon-hormon tiroid yang berlebihan seringkali tidak terdeteksi disebabkan kurangnya follow-

up dari pasien-pasien yang meminum obat tiroid mereka. Orang-orang lain mungkin menyalahgunakan obat dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan lain seperti menurunkan berat badan. Pasien-pasien ini dapat diidentifikasikan dengan mendapatkan suatu pengambilan yodium berlabel radioaktif yang rendah (radioiodine) pada suatu thyroid scan. Pengeluaran abnormal dari TSH Sebuah tmor didalam kelenjar pituitari mungkin menghasilkan suatu pengeluaran dari TSH (thyroid stimulating hormone) yang tingginya abnormal. Ini menjurus pada tanda yang berlebihan pada kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon-hormon tiroid. Kondisi ini adalah sangat jarang dan dapat dikaitkan dengan kelainan-kelainan lain dari kelenjar pituitari. Untuk mengidentifikasi kekacauan ini, seorang endocrinologist melakukan tes-tes terperinci untuk menilai pelepasan dari TSH. Tiroiditis (peradangan dari tiroid) Peradangan dari kelenjar tiroid mungkin terjadi setelah suatu penyakit virus (subacute thyroiditis). Kondisi ini berhubungan dengan suatu demam dan suatu sakit leher yang seringkali sakit pada waktu menelan. Kelenjar tiroid juga lunak jika disentuh. Mungkin ada sakit-sakit leher dan nyeri-nyeri yang disama ratakan. Peradangan kelenjar dengan suatu akumulasi sel-sel darah putih dikenal sebagai lymphocytes (lymphocytic thyroiditis) mungkin juga terjadi. Pada kedua kondisi-kondisi ini, peradangan meninggalkan kelenjar tiroid "bocor", sehingga jumlah hormon tiroid yang masuk ke darah meningkat. Lymphocytic thyroiditis adalah paling umum setelah suatu kehamilan dan dapat sebenarnya terjadi pada sampai dengan 8 % dari wanita-wanita setelah melahirkan. Pada kasus-kasus ini,fase hipertiroid dapat berlangsung dari 4 sampai 12 minggu dan seringkali diikuti oleh suatu fase hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang dapat berlangsung sampai 6 bulan. Mayoritas dari wanita-wanita yang terpengaruh kembali ke suatu keadaan fungsi tiroid yang normal. Tiroiditis dapat didiagnosis dengan suatu thyroid scan. Pemasukkan Yodium yang berlebihan Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon-hormon tiroid. Suatu kelebihan yodium dapat menyebabkan hipertiroid. Hipertiroid yang dipengaruhi/diinduksi oleh yodium biasanya terlihat pada pasien-pasien yang telah mempunyai kelenjar tiroid abnormal yang mendasarinya. Obat-obat tertentu, seperti amiodarone (Cordarone), yang digunakan dalam perawatan persoalan-persoalan jantung, mengandung suatu jumlah yodium yang besar dan mungkin berkaitan dengan kelainan-kelainan fungsi tiroid. Gejala-Gejala Hipertiroid Hipertiroid direkomendasikan oleh beberapa tanda-tanda dan gejala-gejala; bagaimanapun, pasien-pasien dengan penyakit yang ringan biasanya tidak mengalami gejala-gejala. Pada pasienpasien yang lebih tua dari 70 tahun, tanda-tanda dan gejala-gejala yang khas mungkin juga tidak hadir. Pada umumnya, gejala-gejala menjadi lebih jelas ketika derajat hipertiroid meningkat. Gejala-gejala biasanya berkaitan dengan suatu peningkatan kecepatan metabolisme tubuh.

Gejala-gejala umum termasuk:


Keringat berlebihan Ketidaktoleranan panas Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat Gemetaran Kegelisahan; agitasi Denyut jantung yang cepat Kehilangan berat badan Kelelahan Konsentrasi yang berkurang Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit

Pada pasien-pasien yang lebih tua, irama-irama jantung yang tidak teratur dan gagal jantung dapat terjadi. Pada bentuk yang paling parahnya, hipertiroid yang tidak dirawat mungkin berakibat pada "thyroid storm," suatu kondisi yang melibatkan tekanan darah tinggi, demam, dan gagal jantung. Perubahan-perubahan mental, seperti kebingungan dan kegila-gilaan, juga mungkin terjadi. Mendiagnosis Hipertiroid Hipertiroid dapat dicurigai pada pasien-pasien dengan:

gemetaran-gemetaran, keringat berlebihan, kulit yang seperti beludru halus, rambut halus, suatu denyut jantung yang cepat dan suatu pembesaran kelenjar tiroid.

Mungkin ada keadaan bengkak sekeliling mata-mata dan suatu tatapan yang karekteristik disebabkan oleh peninggian dari kelopak-kelopak mata bagian atas. Gejala-gejala yang lebih lanjut biasanya lebih mudah dideteksi, namun gejala-gejala awal, terutama pada orang-orang yang lebih tua, mungkin tidak cukup menyolok mata. Pada semua kasus-kasus, suatu tes darah diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosisnya. Untuk menilai fungsi tiroid dilakukan pemeriksaan :

TSH serum (biasanya menurun) T3,T4 (biasanya meningkat) Tingkat-tingkat darah dari hormon-hormon tiroid dapat diukur secara langsung dan biasanya meningkat dengan hipertiroid. Bagaimanapun, alat utama untuk mendeteksi hipertiroid adalah pengukuran tingkat darah TSH. Seperti disebutkan lebih awal, TSH dikeluakan oleh kelenjar pituitari. Jika suatu jumlah hormon tiroid yang berlebihan hadir, TSH diatur untuk turun dan tingkat TSH turun dalam suatu usaha untuk mengurangi produksi hormon tiroid. Jadi, pengukuran TSH harus berakibat pada tingkat-tingkat yang rendah atau tidak terdeteksi pada kasus-kasus hipertiroid. Bagaimanapun, ada satu pengecualian. Jika jumlah hormon tiorid yang berlebihan disebabkan oleh suatu tumor pituitari yang mengeluarkan TSH, maka tingkat-tingkat TSH akan menjadi tingginya tidak normal. Penyakit tidak umum ini dikenal sebagai " hipertiroid sekunder". Meskipun tes-tes darah yang disebutkan sebelumnya dapat mengkonfirmasi kehadiran dari hormon tiroid yang berlebihan, mereka tidak menunjuk pada suatu penyebab spesifik. Jika ada kelibatan yang jelas dari mata-mata, suatu diagnosis dari penyakit Graves adalah hampir pasti. Suatu kombinasi dari screening antibodi (untuk penyakit Graves) dan suatu thyroid scan menggunakan yodium yang dilabel radioaktif (yang berkonsentrasi pada kelenjar tiroid) dapat membantu mendiagnosis penyakit tiroid yang mendasarinya. Investigasi-investigasi ini dipilih atas dasar kasus per kasus. Merawat Hipertiroid Pilihan-pilihan untuk merawat hipertiroid termasuk:

Merawat gejala-gejala Obat-obat anti-tiroid Yodium ber-radioaktif Merawat gejala-gejala secara operasi

Merawat gejala-gejala Ada tersedia obat-obat untuk merawat segera gejala-gejala yang disebabkan oleh kelebihan hormon-hormon tiroid, seperti suatu denyut jantung yang cepat. Satu dari golongan-golongan utama obat-obat yang digunakan untuk merawat gejala-gejala ini adalah beta-blockers [contohnya, propranolol (Inderal), atenolol (Tenormin), metoprolol (Lopressor)]. Obat-obat ini menetralkan/meniadakan efek-efek dari hormon tiroid untuk meningkatkan metabolisme, namun mereka tidak merubah tingkat-tingkat hormon-hormon tiroid dalam darah. Seorang dokter menentukan pasien-pasien mana yang dirawat berdasarkan pada sejumlah faktor-faktor tak tetap (variables) termasuk penyebab yang mendasari hipertiroid, umur pasien, ukuran kelenjar tiroid, dan kehadiran dari penyakit-penyakit medis yang ada bersamaan.

Obat-obat Anti-Tiroid Ada dua obat-obat antitiroid utama tersedia untuk penggunaan di Amerika, methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil ( PTU). Obat-obat ini berakumulasi di jaringan tiroid dan menghalangi produksi hormon-hormon tiroid. PTU juga menghalangi konversi dari hormon T4 ke hormon T3 yang secara metabolisme lebih aktif. Risiko utama dari obat-obat ini adalah penekanan sekali-kali dari produksi sel-sel darah putih oleh sumsum tulang (agranulocytosis). Sel-sel putih diperlukan untuk melawan infeksi. Adalah tidak mungkin untuk memberitahukan jika dan kapan efek sampingan ini akan terjadi, jadi penentuan sel-sel darah putih dalam darah secara teratur adalah tidak bermanfaat. Adalah penting untuk pasien-pasien mengetahui bahwa jika mereka mengembangkan suatu demam, suatu sakit tenggorokan, atau tanda-tanda apa saja dari infeksi ketika meminum methimazole atau propylthiouracil, mereka harus segera mengunjungi seorang dokter. Ketika ada suatu kekhwatiran, risiko sebenarnya dari mengembangkan agranulocytosis adalah lebih kecil dari 1%. Pada umumnya, pasien-pasien harus ditemui oleh dokter pada interval-interval bulanan selama meminum obat-obat antitiroid. Dosis disesuaikan untuk mempertahankan pasien sedekat mungkin pada suatu keadaan tiroid yang normal (euthyroid). Sekali dosis stabil, pasien-pasien dapat ditemui pada interval-interval tiga bulan jika terapi jangka panjang direncanakan. Biasanya, terapi antitiroid jangka panjang hanya digunakan untuk pasien-pasien dengan penyakit Graves, karena penyakit ini mungkin sebenarnya sembuh dibawah perawatan tanpa memerlukan radiasi tiroid atau operasi. Jika dirawat dari satu sampai dua tahun, data menunjukkan angkaangka kesembuhan dari 40%-70%. Ketika penyakitnya sembuh, kelenjarnya tidak lagi aktif berlebihan, dan obat antitiroid tidak diperlukan. Studi-studi akhir-akhir ini telah menunjukkan bahwa menambah suatu pil hormon tiroid pada obat antitiroid sebenarnya berakibat pada angka-angka kesembuhan yang lebih tinggi. Dasar pemikiran untuk ini mungkin adalah bahwa dengan menyediakan suatu sumber luar untuk hormon tiroid, dosis-dosis obat-obat antitiroid yang lebih tinggi dapat diberikan, yang mungkin menekan sistim imun yang aktif berlebihan pada orang-orang dengan penyakit Graves. Tipe terapi ini tetap kontroversiil (tetap diperdebatkan), bagaimanapun. Ketika terapi jangka panjang ditarik, pasien-pasien harus terus menerus ditemui oleh dokter setiap tiga bulan untuk tahun pertama, karena suatu kekambuhan dari penyakit Graves adalah mungkin dalam waktu periode ini. Jika seorang pasien kambuh, terapi obat antitiroid dapat dimulai kembali, atau yodium berradioaktif atau operasi mungkin dipertimbangkan. Yodium ber-radioaktif Yodium ber-radioaktif diberikan secara oral (melalui mulut, dengan pil atau cairan) pada suatu dasar satu kali untuk mengablasi (ablate) suatu kelenjar yang hiperaktif. Yodium yang diberikan untuk perawatan ablasi (ablative treatment) adalah berbeda dengan yodium yang digunakan pada suatu scan. Untuk perawatan, isotope yodium 131 digunakan, dimana untuk suatu scan rutin, yodium 123 digunakan. Yodium ber-radioaktif diberikan setelah suatu scan yodium rutin, dan pengambilan yodium ditentukan untuk mengkonfirmasi hipertiroid. Yodium ber-radioaktif diambil oleh sel-sel aktif dalam tiroid dan menghancurkan mereka. Karena yodium diambil

hanya oleh sel-sel tiroid, penghancuran hanya lokal, dan tidak ada efek-efek sampingan yang menyebar luas dengan terapi ini. Ablasi (ablation) yodium ber-radioaktif telah digunakan dengan aman untuk lebih dari 50 tahun, dan penyebab-penyebab utama untuk tidak menggunakannya hanya adalah kehamilan dan menyusui. Bentuk dari terapi ini adalah pilihan perawatan untuk kekambuhan penyakit Graves, pasien-pasien dengan kelibatan penyakit jantung yang parah, mereka yang dengan multinodular goiter atau toxic adenomas, dan pasien-pasien yang tidak dapat mentoleransi obat-obat antitiroid. Yodium ber-radioaktif harus digunakan dengan hati-hati pada pasien-pasien dengan penyakit Graves yang berkaitan dengan mata karena studi-studi akhir-akhir ini telah menunjukkan bahwa penyakit mata mungkin memburuk setelah terapi. Jika seorang wanita memilih untuk hamil setelah ablation, adalah direkomendasikan ia menunggu 8-12 bulan setelah perawatan sebelum hamil. Pada umumnya, lebih dari 80% dari pasien-pasien disembuhkan dengan suatu dosis tunggal yodium ber-radioaktif. Itu memakan waktu antara 8 sampai 12 minggu untuk tiroid menjadi normal setelah terapi. Hipotiroid adalah komplikasi utama dari bentuk perawatan ini. Ketika suatu keadaan hipotiroid yang sementara mungkin terlihat sampai dengan enam bulan setelah perawatan dengan yodium ber-radioaktif, jika ia menetap dengan gigi lebih lama dari enam bulan, terapi penggantian tiroid (dengan T4 atau T3) biasanya dimulai. Operasi Operasi untuk mengangkat sebagian dari kelenjar tiroid (partial thyroidectomy) pernah sekali waktu dahulu adalah suatu bentuk yang umum perawatan hipertiroid. Tujuannya adalah untuk mengangkat jaringan tiroid yang memproduksi hormon tiroid yang berlebihan. Bagaimanapun, jika terlalu banyak jaringan yang diangkat, suatu produksi hormon tiroid yang tidak memadai (hipotiroid) mungkin berakibat. Pada kasus ini, terapi penggantian tiroid dimulai. Komplikasi utama dari operasi adalah gangguan/kekacauan dari jaringan sekitarnya, termasuk syaraf-syaraf yang menyediakan pita-pita suara (vocal cords) dan empat kelenjar-kelenjar kecil pada leher yang mengatur tingkat-tingkat kalsium dalm tubuh (kelenjar-kelenjar paratiroid). Pengangkatan kelenjar-kelenjar ini yang secara kebetulan mungkin berakibat pada tingkat-tingkat kalsium yang rendah dan memerlukan terapi penggantian kalsium. Dengan perkenalan dari terapi yodium radioaktif dan obat-obat antitiroid, operasi untuk hipertiroid adalah tidak seumum seperti sebelumnya. Operasi adalah memadai untuk:

pasien-pasien hamil dan anak-anak yang mempunyai reaksi-reaksi utama yang kurang baik terhadap obat-obat antitiroid. pasien-pasien dengan kelenjar-kelenjar tiroid yang sangat besar dan pada mereka yang mempunyai gejala-gejala yang bersumber dari penekanan dari jaringan-jaringan yang berdekatan pada tiroid, seperti kesulitan menelan, keparauan suara, dan sesak napas.

Komplikasi dari pembedahan atau operasi adalah kelumpuhan pita suara dan kerusakan kelenjar paratiroid (kelenjar kecil di belakang kelenjar tiroid yang mengendalikan kadar kalsium dalam darah.

BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya kemungkinan penyakit yang diderita pada Ny. Ana adalah hipertiroidisme . Masalah pada Ny. Ana termasuk masalah yang serius yang harus ditangani dengan baik agar terhindar dari komplikasi yang akan membahayakan jiwa. Penatalaksaan yang adekuat sangatlah diperlukan, supaya perjalanan penyakit dapat dikendalikan sehingga terhindar dari komplikasi-komplikasi lain yang dapat lenih membahayakan pasien.

BAB V DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed.2. Jakarta : EGC ; 2007. p.649-50.

2. Silbernagl S, Lang F. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:EGC ;2003. p.282-3.

3. Lee SL. Hyperthyroidism. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/121865overview. Accessed on March 22nd, 2011.

4. Gunawan S. Farmakologi dan terapi. Ed.5. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2008. hal. 363 -4.

5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V, Jilid III. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2009. p. 1933-43.

You might also like