You are on page 1of 3

ANDRY RISTIAWAN (084674049) S-1 ILMU ADM.

NEGARA 2008 R

Dasar-Dasar Komunikasi

SIFAT, BENTUK, DAN STRATEGI KOMUNIKASI

Manusia diciptakan Tuhan dibekali dengan dua peran sekaligus yaitu sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Untuk menjalankan kedua peran tersebut, manusia memerlukan sebuah sarana yang disebut komunikasi. Komunikasi menjadi semacam jembatan penghubung antara manusia dengan lingkungannya dan manusia dengan dirinya sendiri. Dengan kata lain tanpa adanya komunikasi interaksi antar manusia tidak akan terjadi. Komunikasi mempunyai dua sifat umum, yaitu langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung berupa proses tatap muka (face to face) antara manusia satu dengan manusia lain. Berbeda dengan komunikasi langsung, dalam komunikasi tidak langsung manusia memerlukan perantara atau media untuk menghubungkan manusia satu dengan manusia lain, misalnya : TV, internet, surat kabar, dan lain-lain. Dari dua sifat di atas, komunikasi dibagi kembali menjadi dua sifat, yaitu verbal dan non verbal. Komunikasi verbal berupa percakapan lisan ( oral) dan tulisan (written). Sedangkan komunikasi nonverbal dapat berupa bahasa tubuh (gesture), gambar, warna, penampilan fisik, dan lain-lain. Para pakar komunikasi menggambarkan bentuk komunikasi dalam bentuk yang berbedabeda. Hali ini terjadi karena perbedaan latar belakang keilmuan diantara mereka. Namun, secara garis besar komunikasi dibagi menjadi empat bentuk, yaitu komunikasi personal (personal communication), komunikasi kelompok (group communication), komunikasi organisasi (organizational communication), dan komunikasi massa (mass communication). Pertama, komunikasi personal. Komunikasi personal dibagi menjadi dua bentuk, yaitu komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) dan komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu (dengan diri sendiri). Komunikasi dengan diri sendiri terjadi karena terjadinya pemberian makna pada obyek. Obyek yang diamati mendapatkan rangsangan panca indra kemudian mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia. Komunikasi dengan diri sendiri merupakan landasan untuk melakukan komunikasi antar pribadi. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri. Komunikasi antar pribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Bentuk khusus dari komunikasi ini adalah Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) yaitu dengan karakteristik : proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka, dibagi atas percakapan, dialog, wawancara. Komunikasi diadik memkiliki ciri : pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak dekat dan pihak-pihak yang

ANDRY RISTIAWAN (084674049) S-1 ILMU ADM. NEGARA 2008 R

Dasar-Dasar Komunikasi

berkomunikasi mengirimkan dan menerima pesan secara spontan dan simultan. Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain. Kedua, komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok dibagi menjadi dua bentuk, yaitu komunikasi kelompok kecil (small group communication) dan komunikasi kelompok besar (large group communication). Komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumlah batasan anggota yang pasti, dua sampai tiga orang atau dua puluh sampai tiga puluh orang tetapi tidak lebih dari lima puluh orang. Komunikasi kelompok kecil dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antar pribadi. Contoh komunikasi kelompok kecil adalah ceramah, diskusi panel, simposium, forum, seminar, dan lain-lain. Komunikasi kelompok besar adalah proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar dan tidak dikenali satu persatu.disebut juga komunikasi pidato, komunikasi retorika, public speaking atau komunikasi publik. Komunikasi kelompok besar berlangsung secara lebih formal, dituntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan keahlian menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik, keahlian dan kejujuran pembicara dapat menentukan efektifitas penyampaian pesan. Ketiga, komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan komunikasi yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan komunikasi publik. Komunikasi formal adalah menurut struktur organisasi yaitu komunikasi ke bawah dan ke atas serta komunikasi horizontal. Komuniksi informal tidak tergantung pada struktur organisasi seperti komunikasi dengan rekan sejawat. Keempat, komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanik seperti; radio, televisi, surat kabar dan film. Pesan-pesan bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini. Untuk membangun suatu komunikasi yang efektif diperlukan strategi khusus. Strategi ini diperlukan agar terjadi kesamaan pemahaman dan tidak ada misinterpretasi antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Strategi tersebut antara lain : pertama, ketahui mitra bicara. Setiap komunikator harus tahu siapa mitra bicara mereka, bagaimana keadaan mereka atau bagaimana 2

ANDRY RISTIAWAN (084674049) S-1 ILMU ADM. NEGARA 2008 R

Dasar-Dasar Komunikasi

tingkat pendidikan mereka. Tentu akan berbeda cara kita berkomunikasi dengan orang yang sedang gembira, sedih atau marah. Apabila kita menyamaratakan cara berkomunikasi kita dengan orang yang gembira, sedih atau marah, besar kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman yang berujung pada ketidakbaikan. Begitu pula cara kita berkomunikasi dengan orang mempunyai tingkat pendidikan rendah atau tinggi. Saat berkomunikasi dengan orang yang berpendidikan rendah hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana dan tidak menggunakan istilah-istilah yang sulit. Hal ini seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, saat berkomunikasi dengan umatnya Rasulullah SAW akan mencari tahu siapa mitra bicaranya, dia seorang pemimpin suku atau seorang budak. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan persepsi dan perkataan yang sia-sia. Kedua, ketahui tujuan. Saat berkomunikasi seorang komunikator harus tahu tujuan dari komunikasi tersebut, apakah dalam situasi formal atau tidak, apakah untuk kepentingan komersial atau bukan. Komunikasi yang dilakukan dalam seminar tentunya akan berbeda dengan komunikasi sehari-hari yang dilakukan dengan teman sejawat. Ketiga, perhatikan konteks. Seorang komunikator harus benarbenar mengerti dengan apa yang ia sampaikan kepada komunikan sehingga komunikator dapat fokus dan tidak melenceng dari konteks pembicaraan. Dengan demikian, komunikan tidak akan mengalami kebingungan atas apa yang disampaikan komunikator. Keempat, pelajari kultur. Sebelum berkomunikasi dengan seseorang kita harus mempelajari kultur atau budaya mitra bicara kita. Setiap budaya mempunyai tata cara dan filosofi hidup yang berbeda-beda. Jangan sampai ucapan kita menyinggung hati orang dari budaya tertentu. Kelima, pahami bahasa. Bahasa menjadi faktor penting demi tercapainya keefektifan dalam komunikasi. Apa jadinya jika komunikan tak mengerti bahasa yang disampaikan oleh komunikator. Hal seperti ini terjadi saat saya sedang Shalat Jumat di salah satu kota pesisir pantai di Jawa Timur. Seorang Khatib berkhutbah dengan menggunakan bahasa arab dengan alasan mencontoh Rasulullah SAW padahal para jamaah Shalat Jumat semuanya orang Jawa dan saya yakin mereka tidak mengerti bahasa Arab. Komunikasi seperti ini sangat tidak efektif tidak akan menciptakan kesepahaman antara komunikator dengan komunikan.

You might also like