You are on page 1of 30

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009, disebutkan pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud (Kepmenkes, 2005). Puskesmas merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan strata pertama dalam melaksanakan upaya kesehatan tersebut, terutama upaya preventif dan promotif, namun juga tidak meninggalkan upaya kuratif dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal (Prasetyo, 2000). Salah satu aspek yang mendukung terselenggaranya upaya penyembuhan penyakit (kuratif) di puskesmas adalah peralatan kesehatan. Tidak tersedianya peralatan atau peralatan yang ada tidak digunakan dengan baik oleh Puskesmas akan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yang diberikan.4 Oleh karena itu, kondisi maupun fungsi dari sarana fisik alat kesehatan tersebut harus dalam keadaan baik dan dapat mendukung pelayanan kesehatan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan koordinasi yang baik dan terpadu antara instansi terkait mulai dari perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, pencatatan,

pemeliharaan, dan penghapusan (Yuliningsih, 2001). Manajemen pengadaaan obat dan alat kesehatan adalah salah satu unit yang paling penting dalam sebuah institusi pelayanan kesehatan. Jika tidak terdapat

manajemen yang baik mengenai obat dan alat kesehatan maka seringnya dokter akan memberikan obat-obatan yang terlalu banyak, menggunakan obat yang lebih mahal di mana seharusnya bisa digunakan obat yang lebih murah, mengobati pasiennya
1

sebelum diagnosa ditegakkan, dan bisa saja melebihi dosis yang dianjurkan serta mungkin dapat menggunakan alat kesehatan yang tidak layak pakai (Prasetyo, 2000). Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 98 dan 104 menyebutkan bahwa pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau bagi masyarakat serta pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan.6 Kepmenkes No. 004 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan juga menyebutkan bahwa salah satu tujuan strategis adalah upaya penataan manajemen kesehatan di era desentralisasi. Salah satu langkah kunci dalam tujuan tersebut adalah mengembangkan sub sistem pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan alat kesehatan. Dalam langkah kunci 28 Kepmenkes tersebut di atas dinyatakan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dapat tercapai bila tersedia biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan alat kesehatan yang memadai dan untuk itu haruslah disusun petunjuk teknis dan standart operational procedure (SOP) tentang pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana alat kesehatan.7 Melihat pentingnya pelaksanaan manajemen logistik yang baik untuk menunjang pelayanan kesehatan pada masyarakat, mendorong penulis untuk melakukan evaluasi tentang hal ini. Perencanaan dan pengelolaan yang baik diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu pada masyarakat. Berdasarkan data diatas penulis tertarik mengangkat Manajemen penyediaan logistik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka menjadi tema pada tugas akhir di kepaniteraan klinik IKM di Puskesmas Merdeka.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan masalah pada penulisan ini adalah bagaimana pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka Palembang Tahun 2012.

1.3. Tujuan a. Tujuan Umum Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk memperoleh informasi pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan Di Puskesmas Merdeka Palembang. b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran masukan (input) manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka Palembang yang meliputi aspek tenaga, dana, sarana dan prasarana, dan metode. 2. Mengetahui gambaran proses (process) manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka Palembang yang meliputi aspek perencanaan,

penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian, pencatatan, pemeliharaan, dan penghapusan. 3. Mengetahui gambaran keluaran (out put) penggunaan alat kesehatan yang efektif dan efisien dalam proses pelayanan.

1.4. Manfaat a. Bagi Instansi Pendidikan Dapat menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan, khususnya mata kuliah manajemen logistik yang diperoleh pada perkuliahan ke dalam suatu penelitian. Diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu dan menjadi bahan rujukan bagi dunia pendidikan dalam menetapkan kurikulam pendidikan khususnya manajemen logistik. b. Bagi Puskesmas Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Merdeka dalam rangka upaya peningkatan pengelolaan manajemen logistik alat kesehatan. Dapat menjadi

bahan rujukan dalam topik yang sama dengan permasalahn yang berbeda tentang evaluasi manajemen logistik alat kesehatan di puskesmas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Logistik Manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang sifatnya habis pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat. Logistik Alat Kesehatan Adalah kegiatan logistik yang terkait dengan alat kesehatan yang digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Masalah utama yang sering terjadi adalah manajemen inventaris yang kurang baik, sehingga mengakibatkan alat kesehatan yang disimpan berlebihan (Kaltarina, 2002).
Unsur manajemen: Man Money Material Machine Method Fungsi manajemen: Planning Organizing Actuating Controlling

Fungsi logistik: Fungsi Perencanaan Fungsi Penganggaran Fungsi Pengadaan Fungsi Penyimpanan Fungsi Penyaluran Fungsi Penghapusan Fungsi Pengendalian

Gambar 2. 1. Sistem Administrasi Manjemen Logisik Logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan materi atau alat. Lebih lanjut, logistik diartikan bagian dari instansi yang bertugas menyediakan bahan atau barang yang dibutuhkan
4

untuk kegiatan operasional suatu instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah mungkin (Adiatama, 2002). 2.1.1 Tujuan Manajemen Logistik Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang atau j a s a d a n p i h a k p e r u s a h a a n a t a u o r g a n i s a s i t i d a k m a m p u m e n g o p t i m a l k a n p e m a n f a a t a n sumberdaya yang dimiliki, secara umum kegitan logistik memiliki tujuan, yaitu: a. Tujuan operasional: agar tersedia barang serta bahan dala m jumlah yang tepat dan mutu yang memadai. b. T u j u a n k e u a n g a n : d a p a t m e l a k s a n a k a n t u j u a n o p e r a s i o n a l d e n g a n b i a ya p a l i n g r e n d a h . c. Tujuan pengamanan: agar persediaan tidak hak, terganggu pencurian, oleh dan

kerusakan,

pemborosan, penggunaan

tanpa

penyusutan yang tidak wajar lainnya (Trihono, 2005). 2.1.2. Fungsi Manajemen Logistik Puskesmas Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai berikut (Mustiksari: 2007):
Perencanaan

Penghapusan

Penganggaran

Pengendalian (control)

Pendistribusian

Pengadaan

Penyimpanan

Gambar 2.2. Siklus Logistik

Setiap fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk itu akan dibahas satu persatu fungsi logistik tersebut. A. Fungsi Perencanaan Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di setiap organisasi (Mustikasari, 2007). Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi yang terjadi (Prasetyo, 2000). Suatu rencana harus didukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Dibawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas.

Pimpinan/Staf

Pengkajian

Pengendalian

Persiapan

Pelaksanaan

Sasaran

Pengawasan

Pengawas

Gambar 2. 3. kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas

Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan (sasaran) diperlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi. B. Fungsi Penganggaran Penganggaran (budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya. Dalam fungsi penganggaran, semua rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang dapat dipercaya. Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah diperiksa berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa. C. Fungsi Pengadaan Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas efisiensi. Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi (Prasetyo, 2000). Cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah: a. Pembelian b. Penyewaan c. Peminjaman d. Pemberian ( hibah ) e. Penukaran f. Pembuatan
7

g. Perbaikan Masalah Pengadaan Peralatan Kesehatan : a) Alat kurang b) Alat Lebih c) Alat tidak dipakai d) Alat dipakai tidak benar e) Alat kurang dipakai f) Alat tidak disimpan dengan baik

g) Tidak ada batasan umur teknis alat h) Alat rusak bertumpuk i) Manual alat tidak tersedia

D. Fungsi Penyimpanan Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengelolaan barang persediaan di tempat penyimpanan. Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi sebelumya dengan pemenuhan yang tepat dan biaya serendah mungkin. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri (Prasetyo, 2000). E. Fungsi Penyaluran (Distribusi) Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ketempat lainnya (Subagya, 1994). Proses Penerimaan dan distribusi alkes, dijelaskan dalam tahap-tahap dibawah ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Penerimaan dan Pemeriksaan Staf penerimaan Penilaian Kerja Puskesmas (PKP) Alat disimpan di ruang khusus sebelum diperiksa Mencocokan barang dengan dokumen pengiriman Pengelola memeriksa peralatan Pengelola melakukan uji fungsi Mengisi Berita Acara Penerimaan Barang Barang dicatat dalam buku inventaris Barang dibagikan ke unit pelayanan sesuai kebutuhan dicatat dalam buku inventaris & buku Bantu (Keluar masuk barang)
8

10. Barang yang diterima dicatat dalam inventaris ruangan 11. Mutasi barang harus dicatat dalam buku bantu Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Prasetyo, 2000). Masalah Manajemen Peralatan Kesehatan : a) Pengiriman barang langsung b) Petugas tidak tahu langkah penerimaan barang c) Status kepemilikan barang tidak jelas d) Berita acara penerimaan barang tidak lengkap e) Tidak ada penanggung gugat PKP F. Fungsi Penghapusan Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antara lain: a. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan b. Teknis dan ekonomis: setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan beberapa faktor: kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektivitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi. c. Surplus dan ekses d. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus e. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan, yaitu : Barang yang akan dihapus akan dipilih kebijakan, antara lain : b. Dikirim & disimpan di Dinkes c. Disimpan di Puskesmas Data tentang barang harus lengkap : Identitas & ciri barang
9

Kemudian

Lokasi/tempat barang berada Harga perolehan Sebab penghapusan Jumlah & status barang Dinkes Kab/kota mengusulkan penghapusan pd

Bupati/Walikota,

(sebaiknya 1 tahun 1 kali) . Bupati membentuk Panitia untuk menindaklanjuti semua

Penghapusan Barang Milik/Kekayaan Negara

permohonan penghapusan barang dari semua instansi di daerahnya. Panitia memeriksa barang yang akan dihapus & memberikan rekomendasi (setuju atau tidak setuju). Bila disetujui, panitia mengusulkan pengesahan penghapusan

pada DPRD Kab/Kota . Setelah mendapat persetujuan DPRD maka barang dapat dicoret dari catatan tindak lanjut (dilelang atau dimusnahkan). G. Fungsi Pengendalian Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap tahapan manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari, 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain: a. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan d. Melakukan supervisi Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana pengendalian sebagai berikut: a. Struktur organisasi yang baik b. Sistem informasi yang memadai c. Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi d. Pendidikan dan pelatihan e. Anggaran yang cukup memadai.

10

2.2

Inventirisasi Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan, pendaftaran dan pembukuan, serta

pelaporan barang. Inventarisasi bertujuan agar tercipta pengawasan yang baik dari pimpinan puskesmas terhadap staf pengelola barang inventaris akan tertibnya pengolaan barang. Sasaran inventarisasi adalah semua barang milik negara yang dibeli, didapat, dihasilkan baik secara sebagian maupun keseluruhan melalui APBN atau diperoleh di luar APBN sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Dari kegiatan inventarisasi, disusun Buku Inventaris yang memuat data meliputi lokasi, jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, dan keadaan barang. Adanya buku inventarisasi yang lengkap, teratur, dan berkelanjutan mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka:1 1. Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan, dan pengawasan setiap barang. 2. Usaha untuk menggunakan dan memanfaatkan setiap barang secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing 3. Menunjang pelaksanaan tugas pemerintah. Dalam istilah inventarisasi, barang dapat dikelompokkan menjadi:
a.

Barang tidak bergerak: menurut sifat dan penggunaannya tidak dapat dipindahpindahkan

b. c.

Barang bergerak: menurut sifat dan penggunaannya dapat dipindahkan. Barang habis pakai: menurut sifatnya dipakai habis untuk keperluan dinas atau jangka waktu pemakaiannya kurang dari satu tahun.

d.

Barang persediaan: barang yang masih disimpan dalam gudang dan belum digunakan dalam proses kegiatan dinas. Klasifikasi dan pengkodean barang milik negara termasuk di lingkungan

Departemen

Kesehatan

sesuai

dengan

Peraturan

Menteri

Keuangan Nomor

29/PMK.06/2010. Sedangkan untuk pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah mengacu pada Peraturan Mendagri RI No.17/Mendagri/III/2007 yang dikeluarkan tanggal 21 Maret 2007.2

11

Manajemen aset terdiri dari:


a) b)

Penerimaan barang: dicatat dalam buku penerimaan barang. Pengeluaran barang: dicatat dalam buku pengeluaran barang, berisi tentang

pendistribusian barang.
c)

Pencatatan KIR: barang yang sudah didistribusikan dimasukkan KIR pada

setiap ruangan. KIR ditempel di dinding tiap ruangan.


d)

Penghapusan barang: barang yang rusak harus dibuatkan berita acara dan

dikembalikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten untuk diperbaiki atau diusulkan dalam anggaran pengadaan barang tahun berikutnya. Kodefikasi adalah pemberian kode barang pada setiap barang inventaris milik Pemerintah Daerah yang menyatakan kode lokasi dan kode barang. Tujuan pemberian kodefikasi adalah untuk mengamankan dan memberikan kejelasan status kepemilikan dan status penggunaan barang pada masing- masing pengguna. Kodefikasi kepemilikan untuk masing- masing tingkatan pemerintahan sebagai berikut : 1. Barang Milik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan nomor kode 12. 2. Barang Milik Pemerintah Daerah Provinsi dengan nomor kode 11. 3. Barang Milik Pemerintah Pusat dengan nomor kode 00. 4. Barang Milik Desa dengan nomor kode 22.

12

BAB III KONDISI NYATA DI PUSKESMAS MERDEKA 3.1. Letak Geografis dan Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka
Puskesmas Merdeka Palembang merupakan Puskesmas Kecamatan pada tahun 1988 ditetapkan sebagai salah satu Puskesmas Induk di Kecamatan Bukit Kecil sekaligus Puskesmas Koordinator untuk Kecamatan Bukit Kecil dengan luas wilayah kerja 619 Ha. Puskesmas Merdeka mempunyai 3 Puskesmas Pembantu dan 16 Posyandu. Wilayah kerja Puskesmas Merdeka meliputi 4 kelurahan, yaitu Kelurahan 26 Ilir, Kelurahan 22 Ilir, Kelurahan 19 Ilir, dan Kelurahan Talang Semut. Puskesmas Merdeka terletak di tepi jalan untuk mencapai Puskesmas Merdeka relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan umum (becak, oplet, bus), kendaraan pribadi, dan juga dengan berjalan kaki sehingga transportasi ke Puskesmas Merdeka relatif mudah karena letaknya sangat strategis di Pusat Kota. Geografi wilayah kerja Puskesmas Merdeka terdiri dari dataran rendah dan sebagian kecil pinggiran sungai, batas wilayah kerja meliputi: a. Sebelah utara dengan Kelurahan 24 Ilir b. Sebelah Selatan dengan Kelurahan 28 Ilir, 29 Ilir, dan 30 Ilir c. Sebelah barat dengan Kelurahan 16 Ilir d. Sebela htimur dengan Kelurahan 26 Ilir Daerah I Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Merdeka adalah 30.031 jiwa dengan jumlah penduduk wanita sebanyak 12.763 jiwa dan pria sebanyak 17.238 jiwa. Sebaran demografi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Merdeka adalah 789 ibu hamil, 788 ibu bersalin, 712 bayi, 3.028 balita, usia lanjut 437 jiwa. Pada wilayah kerja ini, terdapat pula 1.303 jiwa kepala keluarga miskin dan 10.364 jiwa anggota keluarga miskin. 3.2.Transportasi Puskesmas Merdeka terletak di tepi jalan untuk mencapai Puskesmas Merdeka relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan umum ( beca, opelet ), kendaraan pribadi dan juga dengan berjalan kaki, sehingga transportasi lancar karena letaknya sangat strategis di Pusat Kota.

13

3.3.Sarana Komunikasi Sejak di bangun oleh pemerintah kolonial Belanda sewaktu masih menjadi klinik Musi sudah menggunakan telepon sebagi sarana komunikasi. Seiring dengan waktu dan perubahan status Klinik Musi menjadi Puskesmas Merdeka dengan telepon 0711-317303. 3.4.Sumber Daya A. Tenaga Adapun sumberdaya manusia yang ada di Puskesmas Merdeka meliputi: medis, paramedis dan non kesehatan yang masing-masing bertanggungjawab terhadap tugas pokok atau tugas intergrasi dan fungsinya. Tabel 3.1. Daftar Pegawai Puskesmas Merdeka No. JenisTenaga Puskesmas Induk 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis Kebidanan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dokter Spesialis Anak Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Bidan Perawat Gizi Sanitarian Perawat Gigi Analisis Kesehatan SMA/LPCK SAA SKM II. PuskesmasPembantu 1. 2. PerawatKesehatan Bidan JUMLAH Sumber : Tata Usaha PKM Merdeka 2011
14

nomor

Jumlah (Orang)

3 1 1 1 1 1 6 8 1 1 2 1 7 2 3

2 1 42

B. Sarana dan Prasarana a. Pustu b. Posyandu c. Poskeskel d. Anggaran / Dana : RETRIBUSI ASKES JAMKESMAS DEKONSENTRASI APBD/ APBN : 2 Unit : 16 Unit : 2 Unit

3.5. Struktur Organisasi Puskesmas Terlampir 3.6.Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Merdeka Upaya Puskesmas menurut Kepmenkes No 128 th 2004 adalah:10 A. Upaya kesehatan wajib puskesmas 1. Upaya promosi kesehatan 2. Upaya kesehatan lingkungan 3. Upaya perbaikan gizi 4. Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular 5. Upaya kesehatan ibu, anak & kb 6. Upaya pengobatan dasar B. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan Puskesmas Bila ada masalah kesehatan, tetapi pusk tidak mampu menangani, maka pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/Kota Upaya Lab (medis dan kes masy) dan Perkesmas serta Pencatatan Pelaporanmerupakan kegiatan penunjang dari tiap upaya wajib atau pengembangan. Untuk pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya, Puskesmas Merdeka melaksanakan fungsinya dengan menjalankan beberapa program yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu:9 1. Program Kesehatan Dasar (Upaya Kesehatan Wajib) 1.1. Promosi Kesehatan Meliputi kegiatan penyebar luasan informasi kesehatan kepada masyarakat dalam wilayah binaan Puskesmas Merdeka melalui kegiatan:
15

a. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada rumah tangga, institusi pendidikan (sekolah), sarana kesehatan, institusi TTU, institusi tempak kerja b. Penyuluhan ASI ekslusif c. Penyuluhan untuk mendorong terbentuknya upaya kesehatan

bersumber masyarakat berupa posyandu madya dan posyandu purnama. d. Penyuluhan NAPZA 1.2. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2P) a. Kegiatan imunisasi berupa imunisasi DPT, campak, HB1, DT, dan TT. b. Pelacakan dan pengobatan demam berdarah dengue, TB paru, malaria, kusta, diare, dan ISPA serta pencegahan dan penanggulangan rabies, filariasis, schiztomiasis, penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. 1.3. Pengobatan a. Pengobatan umum b. Pengobatan gigi c. Rujukan spesialistik d. Pelayanan dokter spesialis (spesialis kebidanan (USG), spesialis penyakit dalam, spesialis anak, dan spesiali skulit kelamin) e. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan Hb pada ibu hamil, darah rutin, apusan darah tebal, tes kehamilan, sputum BTA dan kimia darah, seperti gula darah sewaktu (BSS) dan total kolesterol f. Pengobatan kesehatan jiwa. 1.4. Kesehatan Lingkungan a. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, rumah makan, industri sederhana, tempat pembuangan sampah dan limpah b. Pengawasan dan pembinaan rumah yang memenuhi standar kesehatan c. Pemeriksaan air d. Pengendalian vektor 1.5. KIA-KB a. Pemeriksaan kehamilan b. Pelayanan akseptor KB c. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak d. Pelayanan kesehatan anak sehat dan sakit
16

e. Konseling kesehatan ibu menyusui, anak, wanita remaja, WUS 1.6. Gizi a. Pemberian vitamin A padabalitadantablet Fepadaibuhamil b. Pemberianmakanantambahan c. Konseling gizi d. Pengawasandampakkekurangangizi 2. Program Pengembangan (Upaya Kesehatan Pengembangan) Kesehatan Reproduksi Adapun kegiatan luar gedung yang telah dilaksanakan antara lain : a. Posyandu Balita b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) c. Posyandu Lansia d. Penyuluhan 3.6 Inventirisasi Puskesmas Merdeka Palembang a. Tugas Pokok: Menyelenggarakan Tata Usaha Iventarisasi barang Puskesmas. b. Fungsi : Sebagai bendaharawan barang Puskesmas c. Kegiatan Pokok : Menyiapkan dan dibukukan barang cetakan , kartu pasien dan alat medik serta non medik yang perlu dipakai. Mengeluarkan barang dari gudang sesuai perintah atasan . Membuat invetarisasi peralatan medik dan peralatan rumah tangga Puskesmas. Menyimpan arsip surat surat kepemilikan gedung, kendaraan bermotor, dan benda / barang lain Puskesmas

17

3.7 Pelaksanaan Manajemen Logistik Alat Kesehatan di Puskesmas Merdeka Struktur organisasi dan pembagian tugas tanggungjawab (job description) dalam puskesmas Merdeka sebagai penanggung jawab perencanaan Manajemen Logistik.

Kepala Ruangan mengajukan permintaan alkes dalam mini lokakarya Dinas Kesehatan Kotamadya Palembang ( Dana APBN dan APBD)

Pimpinan Puskesmas

Mengajukan permintaan

Dana Operasional Puskesmas

Bantuan Kemitraan (Jamsostek, Jamkesmas, Askes)


Gambar 3.1. Skema Alur Perencanaan Penyediaan Alat Kesehatan Puskesmas Merdeka Kepala Puskesmas bertugas untuk melakukan: - Supervisi terhadap pelaksanaan pengelolaan obat dan alat kesehatan - Evaluasi dan pengesahan permintaan obat ke gudang farmasi Kabupaten - Evaluasi dan pengesahan permintaan obat dari pustu, polindes, posyandu - Evaluasi dan pengesahan laporan distribusi dan penggunaan obat Tim manajemen alat kesehatan Puskesmas terdiri dari 1 orang (penanggung jawab logistik alat kesehatan) yang bertugas: Menyiapkan dan dibukukan barang cetakan , kartu pasien dan alat medik serta non medik yang perlu dipakai. Mengeluarkan barang dari gudang sesuai perintah atasan . Membuat invetarisasi peralatan medik dan peralatan rumah tangga Puskesmas.

18

Menyimpan arsip surat surat kepemilikan gedung, kendaraan bermotor, dan benda / barang lain Puskesmas

A. Perencanaan penyediaan logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka Setelah dilakukan inventirisasi disetiap ruangan, setiap ruangan mengadakan permintaan barang pada petugas inventaris barang mengenai barang apa saja yang dibutuhkan melalui lokakarya mini. Setelah itu melalui kebijakan pimpinan

Puskesmas memutuskan apakah dana yang dikeluarkan cukup melalui dana operasional sendiri atau diajukan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang setiap enam bulan sekali atau satu tahun sekali yang diajukan sebelumnya permintaan tersebut dari setiap kepala ruangan melalui mini lokakarya. B. Pengadaan logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka

Kepala Ruangan mengajukan permintaan alkes dalam mini lokakarya Dinas Kesehatan Kotamadya Palembang ( Dana APBN dan APBD)

Pimpinan Puskesmas

Mengajukan permintaan

Dana Operasional Puskesmas

Bantuan Kemitraan (Jamsostek, Jamkesmas, Askes)


Tidak ada tim pengadaan khusus, inventirasasi dipegang satu orang yang juga merupakan staf BP Poli umum. Penunjukkan petugas inventaris langsung dari Dinas Kesehatan melalui SK NO. 792 tahun 2008 oleh kepala dinas kesehatan kota Palembang. Namun menurut informasi dari petugas, tunjangan untuk petugas inventaris dirasakan masih kurang sesuai jika dibandingkan dengan beban tanggung jawab dari tugas tersebut, dan jumlah tunjangan inventaris tersebut lebih rendah jika dibanding dengan daerah lain.
19

Tim manajemen logisitik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka dipimpin oleh Kepala Puskesmas, yang sekaligus sebagai dokter puskesmas, beserta 1 staf yang bertugas memegang tanggung jawab logistik alat kesehatan di puskesmas merdeka. C. Penyimpanan logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka Puskemas Merdeka memiliki dua buah gudang yang menyimpan alat

kesehatan dan satunya lagi digunakan untuk penyimpanan alat non-kesehatan berupa alat-alat rumah tangga, seperti kursi dan meja yang sudah rusak. Rak berupa rak kaca yang tertutup dan mudah dijangkau. Rak tersebut

memiliki tiang penyangga yang terbuat dari besi dan beralaskan tripleks, sehingga tida kontak langsung dengan lantai. Untuk alat kesehatan (kapas, syringe, infus set, dsb) yang diletakkan di rak, penyimpanannya disusun berdasarkan berat ringannya alat. Baik di gudang, apotik, maupun ruang perawatan. Setiap obat atau alkes yang masuk dan keluar dari gudang dicatat jenis dan jumlahnya. D. Pemantauan dan pemeliharaan Pemeliharaan obat dan alat kesehatan di Puskesmas Merdeka dilakukan oleh semua staf Puskesmas Merdeka. Jika terdapat alat kesehatan yang mengalami

kerusakan, maka akan dilaporkan kepada PJ logistik alat kesehatan untuk diurus penggantian alat kesehatan yang baru ke Dinas Kesehatan pada akhir tahun. Setelah serah terima alat, kemudian diberikan ke kepala ruangan, dibuatkan berita acara, yang kemudian semua alat merupakan tanggung jawab dari staf ruangan tersebut untuk pemeliharaannya.Pemantauan dilakukan oleh supervisi dari Dinas Kesehatan Palembang setiap satu kali setahun. Mekanisme pemeliharaan alat kesehatan dilakukan langsung oleh semua staf puskesmas. Tidak terdapat tim khusus dalam upaya pemeliharaan atau perbaikan alat kesehatan. Pemeliharaan dilakukan setiap hari. Setiap alat yang sudah digunakan dibersihkan dan dilakukan sterilisasi. Bila ada kerusakan alat kesehatan, maka staf puskesmas dapat melaporkan ke penanggung jawab logistik alat kesehatan. Jika penanggung jawab alat menemukan alat yang rusak, maka ia harus melaporkannya kepada kepala puskesmas. Selanjutnya kepala puskesmas menginstruksikan penanggung jawab untuk melakukan usaha perbaikan.

20

Jika perbaikan membutuhkan teknisi khusus, maka harus dibuat laporan kerusakan barang. Penanggung jawab logistik alat kesehatan juga dapat membuat permintaan penggantian alat kesehatan ke Dinas Kesehatan. E. Penghancuran Barang yang sudah rusak atau tidak berfungsi lagi disimpan didalam gudang, yang kemudian setiap penghancuran harus di masukkan dalam berita acara penghancuran. Sedangkan, di Puskesmas Merdeka gudang yang dimiliki sudah tidak cukup lagi menampung barang-barang yang sudah rusak. Untuk melakukan proses penghancuran barang-barang yang rusak diajukan ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan proses permusnahan dan dimasukkan ke dalam berita acara. Namun, hal ini memiliki waktu yang lama untuk direalisasikan karena mengikuti proses yang ada. F. Form yang digunakan dalam proses perencanaan, penyimpanan, dan

pendistribusian alat kesehatan di Puskesmas Merdeka. a. Form perencanaan dan penyimpanan obat dan alat kesehatan digunakan untuk: Mengetahui penggunaan serta stock obat dan alat kesehatan Sebagai sarana pengadaan obat Mengusulkan permintaan obat ke gudang farmasi kabupaten

b. Form 2c Data keadaan Peralatan Kesehatan c. Form 2e Keadaan Sarana dan Pra sarana KESEHATAN d. Dokumen serah terima Puskesmas merdeka memiliki dokumen serah terima peralatan kesehatan yang baru didapat. Dan Setiap penerimaan barang dan distribusikan ke ruangan yang membutuhkan sudah ada serah terima dan diisi dengan sesuai. e. Kartu inventaris ruangan Jumlah seluruh ruangan di Puskesmas Merdeka adalah 16 ruangan, disetiap ruangan sudah memiliki KIR dan sudah ditempel didinding setiap ruangan. Antara data barang yang ada di ruangan dengan yang tercantum dalam Kartu Inventaris Ruangan sesuai dengan yang tercantum. f. Kartu inventaris barang Puskesmas merdeka memiliki kartu invetaris barang yang diperbahurui setiap tahun sesuai dengan kondisi barang dan kebutuhan yang ada. Setiap barang sudah memiliki kode barang. Klasifikasi dan pengkodean barang milik negara
21

termasuk di lingkungan Departemen Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010. Sedangkan untuk pedoman teknis

pengelolaan barang milik daerah mengacu pada Peraturan Mendagri RI No.17/Mendagri/III/2007 yang dikeluarkan tanggal 21 Maret 2007. g. Berita acara penerimaan dan penghancuran Barang yang sudah rusak atau tidak berfungsi lagi disimpan didalam gudang, yang kemudian setiap penghancuran harus di masukkan dalam berita acara penghancuran. Setelah serah terima alat, kemudian diberikan ke kepala ruangan, dibuatkan berita acara, yang kemudian semua alat merupakan tanggung jawab dari staf ruangan tersebut untuk pemeliharaannya. G. Permasalahan yang sering ditemukan dalam manajemen kesehatan pada aspek-aspek yang ada a. Perencanaaan dan pengadaan Terbentur dana operasional, yang mana pimpinan puskesmas terkadang tidak dapat memenuhi semua permintaan karena harus didahului mana yang lebih penting terlebih dahulu. Permintaan ke dinas kesehatan memerlukan waktu yang lama karena mengikuti proses yang berlaku.. Ada juga beberapa barang yang diajukan namun tidak dapat disediakan. b. Penyimpanan Puskesmas Merdeka memerlukan satu gudang lagi yang besar, mengingat ada barang yang rusak. Untuk penghancuran barang pun memerlukan berita acara penghancuran. Sedangkan, untuk membuat gudang yang baru memerlukan dana yang besar. c. Pendistribusian Pendistribusian tidak mengalami masalah, pendistribusian dari dinas kesehatan langsung disampaikan ke puskesmas. Puskesma juga sebagai alat transportasi. d. Perawatan Perawatan tidak mengalami masalah, perawatan semua alat kesehatan menjadi tanggung jawab semua staf di setiap ruangan puskesmas. memiliki ambulance alat

22

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Masalah Rumusan masalah pertama pada makalah ini adalah apa saja kendala dalam pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan di puskesmas merdeka. Penyebab masalah bisa berasal dari man, money, material, methode. Berikut ini analisis dari tiap komponen tersebut dalam pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan di Puskemas Merdeka Palembang tahun 2012. A. Man (Ketenagaan) Tim manajemen logisitik alat kesehatan di Puskesmas Merdeka dipimpin oleh Kepala Puskesmas, yang sekaligus sebagai dokter puskesmas, beserta 1 staf yang bertugas memegang tanggung jawab logistik alat kesehatan di puskesmas merdeka. Bila ditinjau dari aspek kualitas, ketenagaan penanggung jawab logistik alkes sudah cukup memadai karena 1 orang staf penanggung jawab memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang manajemen kesehatan. Bila ditinjau dari aspek kuantitas jumlah anggota penanggung jawab di Puskesmas Merdeka masih kurang yaitu hanya 1 orang staf. B. Money (Pendanaan) Sistem pendanaan pelaksanaan manajemen logisitik alat kesehatan berasal dari dana BOK (bantuan operasional kesehatan), bantuan kemitraan, dan dinas Kesehatan Kota melalui APBN dan APBD. C. Material Dalam pelaksanaannya, Puskesmas Merdeka merencanakan, memelihara sarana dan prasarana yang diperlukan untuk penyelenggaraan manajemen logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka. D. Metode Dalam proses perencanaan alkes, setelah dilakukan inventirisasi disetiap ruangan, setiap ruangan mengadakan permintaan barang pada petugas inventaris barang mengenai barang apa saja yang dibutuhkan melalui lokakarya mini. Terbentur dana operasional, yang mana pimpinan puskesmas terkadang tidak dapat memenuhi semua permintaan karena harus didahului mana yang lebih penting terlebih dahulu. Puskesmas Merdeka memerlukan satu gudang lagi yang
23

besar, mengingat ada barang yang rusak. Untuk penghancuran barang pun memerlukan berita acara penghancuran dan memerlukan proses yang lama. Sedangkan, untuk membuat gudang yang baru memerlukan dana yang besar. Selain itu untuk mencari akar penyebab masalah dapat menggunakan Fishbone diagram. 4.2 Rumusan Masalah Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan di Puskesmas Palembang? 4.3 Penentuan akar penyebab Fish Bone

Manusia

Metode
Proses penghancuran ke dinkes memerlukan proses lama

Petugas Inventaris hanya 1 orang

Pengadaan dari dinas kesehatan memerlukan waktu yang lama

Tunjangan untuk petugas inventaris kurang dibandingkan kabupaten lain

Belum optimalnya manajemen logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka Keterbatasan dana / anggaran

Gudang penyimpanan kurang

Sarana

Dana

Lingkungan

Gambar 4.1 . Penentuan akar penyebab masalah berdasarkan metode fish bone

24

4.4 Prioritas masalah Keterangan : U: Urgent (mendesak) Paling mendesak 5 S : Serious (gawat) 5 G : Growth (perkembangan ) 5 4 Sangat Cepat 4 Cepat 3 Agak Cepat 3 2 1 2 Biasa Fatal Sangat mendesak 4 Sangat gawat 3 Gawat 2 Biasa mendesak Biasa Tidak Mendesak 1 Tidak Gawat 1 Lambat

Tabel 4.1 . Prioritas Masalah No Penyebab Masalah 1 Keterbatasan dana atau anggaran 2 Gudang penyimpanan kurang U 5 5 S 5 3 G 5 3 UxSxG 125 45

3 Pengadaan dari dinas kesehatan memerlukan waktu yang lama 4 Proses penghancuran ke dinkes memerlukan proses lama 5 Petugas Inventaris hanya 1 orang 6 Tunjangan untuk petugas inventaris kurang dibandingkan kabupaten lain

75

30

3 3

3 3

3 3

27 27

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan diatas, harus ditetapkan satu prioritas masalah yaitu dengan menggunakan metode USG yang menggunakan pertimbangan beberapa aspek yaitu : a. b. c. Urgency (dilihat dari mendesak atau tidaknya masalah tersebut) Seriousness (tingkat keseriusan masalah) Growth (tingkat perkembangan masalah)

25

Masalah yang mempunyai total angka tertinggi dari hasil penjumlahan yang akan menjadi prioritas masalah. Dari hasil skoring dengan metode USG diatas, didapatkan prioritas masalahnya adalah keterbatasan dana atau anggaran untuk pelaksaanaan manajemen logistik alkes. 4.5 Penyelesaian Masalah Terpilih Tabel 4.2. Penyelesaian masalah Kendala pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan Puskesmas Merdeka Palembang Prioritas Penyebab Alternatif Penyelesaian Penyelesaian Masalah Masalah Masalah Terpilih -Mendahulukan kebutuhan yang paling penting -Mendahulukan - Mengajukan Permintaan alat Keterbatasana dana/ kebutuhan yang paling kesehatan melalui Dinas anggaran penting Kesehatan Palembang

Dari tabel di atas prioritas penyelesaian masalah keterbatasan dana di Puskesmas Merdeka Palembang yang terpilih adalah mendahulukan kebutuhan yang paling penting.

26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Input A. Tenaga Tenaga untuk pengelolaan alat kesehatan di Puskesmas Merdeka dirangkap oleh satu petugas. B. Dana Selama ini pengadaan alat kesehatan Puskesmas Merdeka selama ini memiliki dana pengadaan dan pemeliharaan alat kesehatan bersumber dari Dinas masih

Kesehatan Kotamadya Palembang dan Departemen Kesehatan RI, dana operasional dan bantuan kemitraan. Tunjangan untuk petugas inventaris dirasakan kurang sesuai jika dibandingkan dengan tanggung jawab yang dibeban selama ini. C. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas Merdeka untuk mendukung pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan sudah dapat

dikatakan cukup. Hal ini terlihat dari sudah adanya gudang penyimpanan, dan transportasi untuk pengadaan alat kesehatan ke puskesmas yang disediakan oleh Dinas Kesehatan. D.Metode Dalam pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan, Puskesmas Merdeka tidak memiliki peraturan khusus yang dibuat sendiri oleh pihak puskesmas. 5.1.2. Proses A. Perencanaan Puskesmas Merdeka melakukan perencanaan kebutuhan alat kesehatan setiap 6 bulan sekali atau satu tahun sekali. B. Pengadaan Alat-alat kesehatan yang ada di Puskesmas Merdeka semuanya bersumber dari Dinas Kesehatan, bantuan kemitraan (dari jamkesmas, jamsostek dan askes) dan dana operasial puskesmas itu sendiri. Pengadaan oleh dinas kesehatan belum sesuai dengan permintaan puskesmas, selain itu terdapat alat-alat yang diterima namun tidak sesuai permintaan.

27

C. Penyimpanan dan Pendistribusian Alat-alat kesehatan yang datang dari dinas kesehatan langsung didistribusikan pada unit-unit yang membutuhkan. Pendistribusian alat diutamakan untuk bagian puskesmas yang paling membutuhkan terlebih dahulu. Alat-alat kesehatan yang disimpan di gudang hanya terdiri dari alat-alat yang telah rusak saja. Namun Puskesmas Merdeka memerlukan satu gudang lagi untuk menampung barang yang rusak. D. Pemeliharaan Pemeliharaan alat selama ini hanya sebatas pada perawatan alat seperti sterilisasi alat oleh petugas di ruangan setiap hari. Pemeliharaan dan perbaikan alat yang rusak tidak dilaksanakan karena petugas pemeliharaan tidak ada. E. Penghapusan Penghapusan alat kesehatan belum terlaksana dengan baik. Laporan mengenai daftar alat-alat yang akan dihapus telah disampaikan oleh pihak puskesmas kepada dinas kesehatan, namun sampai saat ini belum ada realisasinya. F. Pengendalian Fungsi pengendalian logistik alat kesehatan telah dilaksanakan oleh Puskesmas Merdeka. Hal ini terlihat dari telah adanya sistem inventarisasi. Petugas telah membuat kartu Inventaris Barang (KIB) dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR). KIB dan KIR ini telah diperbarui setiap tahunnya. 5.1.3. Output Masih terdapat alat kesehatan yang belum berfungsi optimal. Masih diperlukan gudang penyimpanan, dikarenakan banyak alat yang tidak berfungsi untuk disimpan.

5.2 Saran 1. Perlunya dilakukan proses pendidikan mengenai manajemen alkes kepada seluruh staff puskesmas agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya penyalahgunaan alat kesehatan. Perlu adanya tim khusus yang menangani manajemen alat kesehatan sehingga tidak terjadi kerancuan dalam pembagian tanggung jawab. 2. Mempercepat proses pemusnahan barang, mengingat gudang penyimpanan sudah tidak mampu lagi menampung barang-barang yang rusak.

28

3. Memprioritaskan kebutuhan yang paling penting untuk dipenuhi. 4. Meninjau kembali untuk tunjangan inventaris alat kesehatan untuk diberikan selayaknya.

29

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksar; 1996. Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2009. Depkes RI. Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2001 Depkes RI. Pedoman Pendataan Puskesmas Tahun 2006. Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 2006 Dwitara.L, Sumatro.RH. Manajemen Logistik. Jakarta: PT. Grasindo: 2004 Hamdan. Evaluasi Program Kesehatan. Web page [Online] 2009. Dari http://anakkesmas.blogspot.com [ 26 April 2013] Juni, Tri, Angkasawati, dkk. Kajian Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana dan Alat Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas. Web Page [Online] 2006. Dari http://www.p3skk.litbang.depkes.go.id [27 April 2013] Kaltarina, Mike. Analisa sistim perencanaan obat dan Alkes kebutuhan dasar ruangan di instalasi farmasi RSUD Ciawi Bogor. Web Page [Online] 2002. Dari http://eprints.ui.ac.id/25601/ [19 April 2013] Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah ; 2004 Munijaya, A. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC; 2004 Nefriyanti. Analisis Manajemen Logistik Alat Kesehatan di Puskesmas Kinali Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009 [Skripsi]. Padang : skripsi PSIKM FK Unand ; 2010 http://www.binfar.depkes.go.id/bmsimages/1361339891.pdf Prasetyo, Adi. Peralatan Kesehatan. Bandung: Angkasa; 2000 Trihono, Arrimes. Manajemen Puskesmas. Jakarta: Sagung Seto; 2005 Widjaja. Manajemen Logistik dan Supply Chan Manajement (Manajemen Rantai Pasokan). Akarta: Harvanda; 2008 Yuliningsih, Siti Mardiyati. Analisa sistem pengelolaan perbekalan obat / alat kesehatan persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita. Web Page [Online] 2001. Dari http://eprints.ui.ac.id/27118/ [19 April 2013]

30

You might also like