You are on page 1of 11

LABORATORIUM LINGKUNGAN JAR TEST

Disusun oleh :

Adenira Hargianintya 21080110141011 Mei Ekowati Ahmad Tamlikha Lintang Iradati 21080110141014 21080110141019 21080110141020

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2011

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi kesempatan dan kemudahan dalam menyusun makalah ini dengan berusaha sebaik-baiknya. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliahLaboratorium Lingkungan. Di dalam makalah ini dibahas tentang Jartest. Isi meteri ini disesuaikan dengan kemampuan dari anggota kelompok kami. Setiap pokok bahasan kami buat sebaik mungkin dan jelas untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca dan kami pada khususnya. Kami berusaha menyusun makalah ini secara urut dan rinci sehingga memudahkan dalam pemahaman dan menambah ketertarikan dalam mata kuliah Kimia Lingkungan terlebih pada materi yang kami bahas ini. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan baik dari segi pemaparan materi ataupun penjelasan-penjelasan materi. Namun kami sudah berusaha sebaik-baiknya untuk menyusun makalah ini sebaik mungkin. Oleh karena itulah, dengan penuh keterbukaan, kami siap untuk menerima segala saran dan kritikan yang bisa membangun kami ke arah yang lebih baik. Kami berharap pembaca tidak melewatkan materi ini beigtu saja, tetapi harapan kami adalah pembaca dapat memahami akan materi ini. Kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami penyusun, dan umumnya bagi pembaca.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii BAB I .................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN................................................................................................................... 1 1.1. 1.2. Latar Belakang ....................................................................................................... 1 Tujuan .................................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2 2.1. 2.2. 2.3. DEFINISI ............................................................................................................. 2 Metode Jartest .................................................................................................... 2 Cara Kerja Jartest ............................................................................................... 3

BAB III .................................................................................................................................. 6 PENUTUP ............................................................................................................................ 6 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 7

ii

DAFTAR GAMBAR
gambar 1. Turbidimeter......................................................................................................... 3 gambar 2. Turbidimeter......................................................................................................... 5 gambar 3.Turbidimeter.......................................................................................................... 5

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Untuk mengetahui tingkat kekeruhan suatu sampel air, maka kita bisa menggunakan alat laboratorium yang bernama Jartest. Jartest ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kinerja kogulasi dan flokulasi secara simulasi di laboratorium apabila air yang dilakukan simulasi dengan jartest ini adalah air yang benar-benar akan dilakukan pengolahan dilapangan. Standar ini menetapkan suatu metode pengujian koagulasi flokulasi dengan cara jartest, termasuk prosedur umum untuk mengevaluasi pengolahan dalam rangka mengurangi bahan-bahan terlarut, koloid, dan yang tidak dapat mengendap dalam air dengan menggunakan bahan kimia dalam proses koagulasi-flokulasi, yang dilanjutkan dengan pengendapan secara gravitasi ( Ravina, 1993 ).

1.2.

Tujuan

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan dengan proses pembubuhan bahan kimia (koagulan) ke dalam air yang akan dioIah. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan ( Suryadipura, 1995 ). Flokulasi adalah proses penggumpalan bahan terlarut, kolois, dan yang tidak dapat mengendap dalam air. Uji koagulasi-flokulasi dilaksanakan untuk menentukan dosis bahanbahan kimia, dan persyaratan yang digunakan untuk memperoleh hasil yang optimum ( Barnes, 1983 ). Koagulasi ialah menggumpalnya butir-butir sol menjadi butir-butir dispers kasar. Ini dapat disebabkan oleh elektrolit, bukan elektrolit, koloid dan kandungan tenaga ( Johannes, 1973 ).

BAB II PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI

Jar tes merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi (Gozan dkk, 2006; Kemmer, 2002). Data yang didapat dengan melakukan jar tes antara lain dosis optimum penambahan koagulan, lama pengendapan serta volume endapan yang terbentuk. Jar tes yang dilakukan adalah untuk membandingkan kinerja koagulan yang digunakan untuk mengendapkan padatan tersuspensi yang terdapat pada air limbah di WMP 5L CPP. Koagulan yang digunakan adalah tawas, Poly Aluminium Chloride (PAC) dan Nalcolyte 8100. Setelah melakukan jar tes dilakukan uji kekeruhan dengan mengunakan turbidimeter serta mengukur pH untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Percobaan jar tes ini dilakukan berulang kali untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan berguna untuk melakukan perbandingan antara hasil jar tes yang satu dengan yang lainnya. Jar test juga merupakan suatu percobaan skala laboratorium untuk menentukan kondisi operasi optimum pada proses pengolahan air dan air limbah. Metode ini dapat menentukan nilai pH, variasi dalam penambahan dosis koagulan atau polimer, kecepatan putar, variasi jenis koagulan atau jenis polimer, pada skala laboratorium untuk memprediksi kebutuhan pengolahan air yang sebenarnya. Metode Jar Test mensimulasikan proses koagulasi dan floakulasi untuk menghilangkan padatan tersuspensi (suspended solid ) dan zat zat organik yang dapat menyebabkan masalah kekeruhan, bau, dan rasa. Jar Test mensimulasikan beberapa tipe pengadukan dan pengendapan di clarification plant pada skala laboratorium. Dalam skala laboratorium, memungkinkan untuk dilakukannya 6 tes individual yang dijalankan secara bersamaan. Jar test memiliki variabel kecepatan putar pengaduk yang dapat mengontrol energi yang diperlukan untuk proses

2.2.

Metode Jartest

Pada metode Jar Test, terdapat dua tahap proses yaitu koagulasi dan flokulasi. Koagulasi dan flokulasi merupakan suatu proses penambahan senyawa kimia yang bertujuan untuk membentuk flok yang ditambahkan kedalam air atau limbah untuk menggabungkan partikel yang sulit mengendap dengan partikel lainnya sehingga memiliki kecepatan mengendap yang lebih cepat. Flok yang terbentuk akan disisihkan dengan cara sedimentasi. Koagulasi merupakan proses penambahan koagulan dan pengadukan cepat air yang diberi koagulan. Hasil dari proses koagulasi ini adalah destabilisasi partikel/koloid dan partikel-partikel halus lainnya yang terdapat dalam air. Flokulasi adalah proses pengadukan lambat terhadap partikel yang terdestabilisai dan membentuk pengendapan flok dengan cepat. Keberlangsungan proses flokulasi diukur dari distribusi ukuran flok dan struktur flok (Gurses, 2003). Efisiensi pemisahan padatan dalam proses koagulasi tergantung pada kondisi kimia, kimia-fisika, dan hidrodinamika selama pengadukan dan pergerakan flok. Faktor ini ditentukan oleh struktur dari agregat, berat jenis, dan kekuatan dari flok itu sendiri (Bottero dkk, 1989) Koagulan yang paling umum digunakan adalah koagulan yang berupa garam logam, seperti aluminium sulfat, ferri klorida, dan ferri sulfat. Polimer sintetik juga sering digunakan sebagai koagulan. Efisiensi proses koagulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH, temperatur, alkalinitas, jenis koagulan dan intensitas pengadukan (Lee dkk, 2008) Jar Test dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan 2

Flocculator .Flokulator adalah alat yang digunakan untuk flokulasi. Saat ini banyak kita

menjumpai berbagai macam flokulator, tetapi berdasarkan cara kerjanya flokulator dibedakan menjadi 2 macam yaitu mekanik dan baffle. Flokulator pada prinsipnya bertugas untuk melakukan pengadukan lambat agar jangan sampai mikroflok yang sudah menggumpal pecah kembali menjadi bentuk semula, maka perlu adanya desain khusus bentuk flokulator tersebut

gambar 1. Turbidimeter

Percobaan jar tes ini dikondisikan dengan keadaan di lapangan nantinya dimana pengadukan dilakukan secara manual dan air yang digunakan sebagai pelarut koagulan adalah air keran yang berasal dari sungai. Untuk proses koagulasi ini data yang didapat tidak bisa selalu dipakai untuk proses koagulasi jika menginginkan kondisi yang optimal seperti biaya pemakaian koagulan dan pemakaian kapur. Ada dua factor utama yang menentukan pemakaian koagulan dan kapur, yaitu kondisi kekeruhan air limbah dan debit air limbah (Satterfield, 2008).

2.3.

Cara Kerja Jartest

Jartest adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis optimal dari koagulan (biasanya tawas) yang digunakan pada proses pengolahan air bersih. Kekeruhan air dapat dihilangkan melalui pembubuhan koagulan. Umumnya koagulan tersebut berupa Al2(SO4)3, namun dapat pula berupa garam FeCl3 atau sesuatu poly-elektrolit organis. Selain pembubuhan koagulan diperlukan pengadukan sampai terbentuk flok. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid yang tumbuh dan akhirnya bersama-sama mengendap. Jartest, yang terdiri atas pengadukan cepat (rapid mixing) dan pengadukan lambat (slow mixing). Pengadukan cepat dilakukan dengan kecepatan putaran 100 rpm sedangkan pengadukan lambat pada putaran 60 rpm. Setelah pengadukan dengan putaran 60 rpm air baku tersebut didiamkan mengendap sampai 15 menit. Setelah didiamkan mengendap air baku tersebut dilakukan uji laboratorium dengan mengukur parameter-parameter yang nantinya akan menentukan dosis optimum koagulan dari air baku. Parameter-parameter tersebut adalah pH, kekeruhan, warna, dan TSS

Cara kerja : Diambil sampel air baku kira-kira 4 liter Dicek dan dicatat turbidity serta pH awal dari air sampel Disediakan 6 buah beaker glass dan masing-masing diisi dengan 500ml air sampel Ke dalam masing-masing beaker glass tersebut diinjeksikan alum dengan konsentrasi 1 % dan dengan dosis tawas tertentu untuk tiap beaker glass. Penentuan dosis yang ditambahkan diambil dari tabel estimasi alum untuk turbidity tertentu (range atas dan range bawah) Meletakkan beaker glass pada alat flokulator Diaduk dengan kecepatan 140 rpm selama 5 menit Kemudian pengadukan dilakukan dengan kecepatan 40 rpm selama 10 menit Didiamkan selama 15 menit sampai 30 menit Dicek dan dicatat

Perhitungan Penambahan Alum ml alum= (ppm alum x ml sampel) / konsentrasi

Pada penentuan dosis optimum koagulan sampel air dilakukan Jartest dengan pemberian variasi dosis koagulan yang berbeda. Variasi dosis yang diberikan dimulai dari 2 mg/l sampai dengan 36 mg/l, dengan interval yang berbeda-beda. Parameter yang diukur setelah uji jartest adalah warna dengan menggunakan Colori meter. Parameter selanjutnya yang diukur adalah kekeruhan. Kekeruhan ini diukur dengan menggunakan Turbidimeter. Parameter selanjutnya adalah TSS (Total Suspended Solid) dimana pengukuran ini menggunakan metode pengukuran Gravimetri. Sejumlah contoh air diuapkan, kemudian dipanaskan pada temperatur 105o C atau 500-600o C. Banyaknya residu yang menguap atau tidak menguap ditentukan dengan penimbangan. Pada penelitian di lapangan hanya parameter PH saja yang diukur menggunakan pH meter.

Gambar

gambar 2. Turbidimeter

gambar 3.Turbidimeter

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan

Jar tes merupakan metode standar yang dilakukan untuk menguji proses koagulasi (Gozan dkk, 2006; Kemmer, 2002). Data yang didapat dengan melakukan jar tes antara lain dosis optimum penambahan koagulan, lama pengendapan serta volume endapan yang terbentuk. Jar tes yang dilakukan adalah untuk membandingkan kinerja koagulan yang digunakan untuk mengendapkan padatan tersuspensi

3.2.

Saran

Sebaiknya pada percobaan Jar Test dilakukan pengamatan secara teliti agar hasil pengamatan jumlah koagulan bisa secara optimum

DAFTAR PUSTAKA http://www.scribd.com/doc/51875928/BAB-II-Jartest


Reynolds, Tom D, 1982. Unit Operations and Processes in Environment Engineering. Brooks/Cole Engineering Division: California

You might also like