Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
2222222222222
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2013
A. Pengkajian Keluarga I. Data Umum 1. Nama kepala keluarga (KK) : 2. Usia 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Alamat : : : : Tn. K 45 tahun SD Buruh RT V/ X Dukuh Jabungan, Kelurahan Meteseh, Semarang 6. Komposisi keluarga
Hub Pend Umur BCG Polio 1 2 3 4 1
:
Status Imunisasi DPT 2 3 Hepatitis 1 2 3 Campak Ket
No
Nama
JK
1 2 3 4
L P L P
45 th 32 th 16 th 5 th
4444444444444
Genogram
6. Tipe keluarga Keluarga Tn. K termasuk tipe keluarga inti ( nuclear family) yaitu didalam suatu rumah terdapat satu keluarga terdapat inti Tn. K ( ayah ), Ny. S (istri), An.A, An. P 7. Suku dan Bangsa Bahasa yang digunakan Tn. K bahasa Jawa karena berasal dari Jawa. Dalam keluarga tidak ada pantangan makanan apapun, 8. Agama Keluarga Tn. K beragama Islam dan taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu, biasanya dilakukan bersama-sama di rumah karena jauh dari mushola .
9. Status sosial ekonomi keluarga Kebutuhan sehari-hari keluarga semua dipenuhi oleh Tn. K dan Ny. S dengan pendapatan sebulan + Rp 700.000, Tn. K bekerja sebagai buruh bangunan. Barang-barang yang dimiliki Tn. K yaitu TV, Almari, laptop, kulkas, meja kursi dan Tn. K merasa saat ini merasa cukup 10. Aktifitas rekreasi keluarga Keluarga TTn. K sering melakukan rekreasi, dengan menonton TV bersama dan bercanda bersama dengan keluarga dan terkadang silaturahmi ke tempat saudara. II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 11. Tahap perkembangan saat ini Keluarga dengan anak remaja, keluarga telah berusaha memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada anak pertamanya, keluarga selalu mencoba mempertahankan hubungan yang intim dengan anggota keluarga, selalu mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan anggota
keluarganya. 12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Berdasar hasil wawancara maka didapat bahwa pada usia remaja mulai merasa tekanan yang cukup berat karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan, Tn. K sering berfikir apakah dia sanggup menuntaskan anak-anaknya dengan penghasilannya itu.
6666666666666
13. Riwayat keluarga inti Dalam keluarga Tn. K ada yang memiliki penyakit keturunan, yakni Ny. S namun Ny. S belum pernah periksa ke tempat kesehatan, dan baru mengetahui saat di periksa oleh mahasiswa yang praktik di komunitas. Apabila dalam keluarga Tn. K ada yang sakit selalu mengunakan fasilitas kesehatan. 14. Riwayat keluarga sebelumnya Ibu Ny. S memiliki sakit diabetes melitus sampai sekarang namun anakanaknya belum ada yang menyadari sampai diperiksa saat ini, Ny. S baru mengetahui. III. Lingkungan 15. Karakteristik rumah Kandang ternak wc
Tempat sampah
Teras
9M Rumah Tn. K terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, dua kamar tidur, dapur, kamar mandi. Cara pengaturan perabot kurang rapi, kebiasaan merawat rumah disapu sehari sekali. Ukuran rumah 9 m x 9 m tipe rumah permanen, atap terbuat dari genteng, lantai berubin dan tanah dan terdapat ventilasi dibuka dan kondisi ruangan agak pengap, dan keluarga kalau mandi dar air sumber, minum air aqua. Terdapat kandang dimana jarak kandang dan rumah 10 meter dan wc terpisah dari rumah dengan jarak 10 meter. 16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli meteseh, hubungan antar tetangga cukup baik, lingkungan sekitar adalah keluarga karena warisan keluarga. Ny. S mengikuti kegiatan arisan dilingkungan sekitar. 17. Mobilitas geografis keluarga Rumah merupakan daerah pedesaan jauh dari jalan raya, agak sulit dijangkau oleh sepeda motor/kendaraan roda 4. Ny. S kalau membeli bumbu/belanja cukup di sekitar rumahnya tepatnya di tetangganya dan itu cukup dengan jalan kaki. 18. Perkumpulan keluarga+interaksi dengan masyarakat Didalam Masyarakat Tn. K mengikuti arisan dan perkumpulan bersama masyarakat, Tn. K juga mengikuti pengajian di sekitar dukuh jabungan begitu juga dengan Ny. S disamping bersosialisasi beliau juga melakukan pekerjaan rumah, kadang kalau Ny. S lama beraktivitas sering mudah lelah, namun Ny. S belum mengetahui bahwa Ny. S sering mudah lelah di akibatkan oleh apa. anak anak Tn. K tidak aktif dalam karang taruna di
8888888888888
lingkungannya, karena di daerah meteseh lingkungannya kecil, dan setiap kegiatan mengikuti dukuh jabungan. 19. Sistem pendukung keluarga Anggota keluarga Tn. K sehat hanya Ny. S saja yang keadaannya kurang sehat dan keluarga selalu mengunakan fasilitas kesehatan yaitu puskesmas. Keluarga Tn. K sering tolong menolong begitu juga dengan lingkungan sekitarnya
IV. Struktur keluarga 20. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, tiap keluarga bebas mengungkapkan pendapatnya masing masing hal ini dapat dilihat pada waktu perawat melakukan pengkajian 21. Struktur kekuatan keluarga Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah sedang Ny. S hanya mengikuti saja apa hasil musyawarah, semua anggota keluarga berperan sesuai perannya masing-masing, dan apabila masalah tidak teratasi maka keputusan ada di tangan Tn. K 22. Struktur peran (formal & informal) Formal Tn. K sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi kebt keluarganya disamping itu Tn. K sebagai pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman pada keluarga Ny. S sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya, Ny. S sebagai ibu rumah tangga memiliki peran untuk mengurusi rumah dan pendidik anakanaknya selain menjadi ibu rumah tangga Ny. S bekerja sebagai pembantu rumah tangga An.A berperan sebagai anak sekolah yang harus belajar dan patuh pada kedua ortunya dan An. P berperan sebagai anak yang akan sekolah bersiap untuk menghadapi lingkungan luar saat sekolah.
Informal Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran sebagai pendorong bagi yang lain 23. Nilai & norma keluarga Dalam budaya Jawa anak laki-laki harus mempunyai tanggung jawab kepada keluarga, keluarga Tn. K selalu mematuhi aturan-aturan dan norma yang berhubungan dengan agama dan masyarakat V. Fungsi keluarga 24. Keluarga afektif Keluarga Tn. K saling mendukung kebutuhan sehingga dapat terpenuhi kehidupan sederhana, dapat menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan keputusan keluarga yang terakhir ditentukan oleh Tn. K sebagai kepala keluarga. 25. Fungsi sosial Tn. K dibantu Ny. S dapat membina sosialisasi pada anak-anaknya sehingga dapat membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan anak-anaknya, serta dapat meneruskan budaya. 26. Fungsi perawatan keluarga Kemampuan keluarga mengenal masalah Keluarga Tn K kurang lebih dua minggu yang lalu terkena musibah, anaknya An. P di rawat di rumah sakit selama seminggu karena demam berdarah, namun sekarang kondisi An. P sudah membaik dan sudah mulai bermain dan beraktivitas. Keluarga Tn. K mengatakan bahwa Ny. S baru mengetahui tentang diabetes melitus, dan resiko dari keturunan yang memiliki diabtes melitus, dan Ny. S baru mengerti jika ibu Ny. S memiliki riwayat diabetes melitus karena sebelumnya Ny. S belum pernah memeriksakan kesehatannya. Ny. S juga belum tau tentang bagaiman pengelolaan diabetes melitus serta cara menjaga kesehatannya, sehingga terus banyak tanya saat pengkajian berlangsung. TD 100/60mmhg, GDS: 130 mmHg, N: 84x/ menit, Ny. S
10101010101010101010101010
maupun keluarga Tn. K tidak ada yang memiliki pantangan sama makanan. Kemampuan keluarga mengambil keputusan Tn. K selalu mengambil keputusan secara tepat seperti halnya kalau Ny. S sakit ia segera membawa ke puskesmas. Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit Tn. K dengan keluarga akan merawat anggota yang sakit sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat Tn. K belum mengerti cara memelihara rumah sehat dan pengaruhnya pada keluarga Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah puskesmas dan bidan, keuntungan mengunakan fasilitas kesehatan adalah kesehatan kami dapat teratasi dan kami kepuskesmas kaerena terjangkau oleh kami 27. Fungsi reproduksi Jumlah anak Tn. K adalah 2 orang, Ny. S dalam hal ini mengunakan alat kontrasepsi suntik. 28. Fungsi ekonomi Keluarga Tn. K sudah tercukupi masalah kebutuhan pokok, tapi masalah sandang keluarga hanya membeli sebulan sekali/ tidak pasti VI. Stres dan Koping Keluarga 29. Stresor jangka pendek dan panjang Pendek : Stresor jangka pendek yang dipikir keluarga saat ini yaitu memikirkan agar penyakit Ny. S dapat teratasi lebih cepat Panjang : lulusan SD 30. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor Saat ini keluarga Tn. K memikirkan agar anaknya dapat menerusksn ke jenjang yang lebih tinggi dibanding ayah dan ibunya yang
Keluarga Tn. K selalu melakukan musyawarah dalam menyelesaikan masalah baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat. 31. Strategi koping yang digunakan Keluarga Tn. K apabila ada masalah baik dalam keluarga atau masyarakat selalu berusaha menyelesaikannya dan tidak membiarkan masalah berlarutlarut. 32. Strategi adaptasi disfungsional Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada akhirnya Tuhan yang menentukan.
12121212121212121212121212
T Simetris, pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu L Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid D Tidak ada wheezing P Tidak kembung, tidak nyeri tekan
Simetris, pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Tidak ada wheezing Tidak kembung, tidak nyeri tekan
Simetris, pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Tidak ada wheezing Tidak kembung, tidak nyeri tekan
Ny. S Tidak ada masalah dan kelainan bentuk BAB 1x/hr BAK 5-6x/hr
VIII. Harapan Keluarga Harapan yang diinginkan keluarga Tn. K yaitu menginginkan agar anggota keluarganya tidak ada yang sakit-sakitan dan keluarga berharap kedatangan mahasiswa Akper dari Poltekkes Semarang dapat memberikan informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatan.
B. Analisa Data
No 1
Data Fokus DS : - Ny.S mengatakan anaknya An. P kurang lebih dua minggu yang lalu dirawat di rumah sakit karena demam berdarah selama 1 minggu. Ny. S tidak tidak dapat sehari penuh memantau anaknya, karena Ny. S bekerja, dan anakanya di titipkan ke orang tuanya. DO : An. P masih minum obat dari dokter, An. P bermain dalam batasan agar tidak cepat lelah.
Masalah Resiko terjadinya serangan ulang yang berbahaya pada An. P keluarga Tn. K
14141414141414141414141414
No 2
Data Fokus DS : - Ny. S mengatakan baru tau tentang kondisinya setelah di periksa oleh mahasiswa poltekkes, sebelumnya Ny. S belum tau tentang diabetes melitus. DO : - Ny. S tampak bingung. - TD : 100/60mmHg - GDS : 130 - S : 360C - N : 86 x/mnt - RR : 24 x/mnt
No 3
Data Fokus DS : . Tn. K mengatakan: Saya menggunakan air sumber utk mandi dan minum.. Tempat pembuangan sampah saya di belakang rumah. Saya belum punya tempat pembuangan sampah sampah tapi sampah saya kumpulkan di belakang kemudian saya bakar kalau sudah banyak. Tn. K mengatakan kamar Ny. S berantakan. DO : - Keluarga Tn. K memiliki WC untuk keluarga. - Keluarga memiliki kamar mandi keluarga. - Keluarga belum memiliki tempat pembuangan sampah sendiri - Ventilasi jendela jarang dibuka - Atap terbuat dr genteng - Rumah kotor - Kamar Ny. S tampak berantakan dan pengap .
C. Diagnosa Keperawatan a. Resiko terjadinya serangan ulang yang berbahaya pada An. P keluarga Tn. K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit b. Risiko tinggi serangan diabetes melitus berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga yang sakit .
16161616161616161616161616
c. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah. Prioritas Masalah Skoring Data 1. Resiko terjadinya serangan ulang yang berbahaya (demam berdarah) pada An. P keluarga Tn. K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Kriteria 1. Sifat masalah. Skala : aktual 3 Resiko 2 Potensial 1 2. Kemungkinan masalah dapat diubah. Skala :Mudah 2 Sebagian 1 Tdk dapat 0 3. Potensial masalah untuk dicegah Skala : Tinggi 3 Cukup 2 Rendah 1 4. Menonjolnya 1 1 1/2x1=1/2 3 1 3/3x1=1 1 2 1/2 x2=1 Skor 2 Bobot 1 Nilai 2/3 x1=2/3 Pembenaran
masalah. Skala : masalah berat harus segera di tangani 2 Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1 Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah skor =
3 1/6
18181818181818181818181818
2. Risiko tinggi serangan diabetes melitus berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga yang sakit Kriteria 1. Sifat masalah. Skala : aktual 2. Kemungkinan masalah dapat diubah. Skala : sebagian 3. Potensial masalah untuk dicegah Skala : tinggi 4. Menonjolnya masalah. Skala : masalah berat harus segera di tangani 2 1 3 1 3/3x1=1 1 2 x 2=1 Skor 3 Bobot 1 Nilai 3/3x1=1 Pembenaran
2/2x1=1
Jumlah skor =
3. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah. Kriteria 1. Sifat masalah. Skala : aktual 2. Kemungkinan masalah dapat diubah. Skala : sebagian 3. Potensial masalah untuk dicegah Skala : cukup 4. Menonjolnya masalah. Skala : masalah berat harus segera di tangani 2 1 2 1 2/3x1=2/3 1 2 x 2=1 Skor 3 Bobot 1 Nilai 3/3x1=1 Pembenaran
2/2x1=1
Jumlah skor =
3 2/3
Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah : 1. Risiko tinggi serangan diabetes melitus berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga yang sakit 2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
20202020202020202020202020
3. Resiko terjadinya serangan ulang yang berbahaya (demam berdarah) pada An. P keluarga Tn. K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
D. Rencana Keperawatan N o 1 Tujuan Umum/jangka panjang Risiko tinggi Setelah dilakukan serangan tindakan diabetes melitus keperawatan berhubungan keluarga selama 1 dengan minggu keluarga ketidaktahuan mampu keluarga mengetahui mengenal diabtes melitus masalah anggota dan memelihara keluarga yang kesehatn secara sakit efektif Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil/Evaluasi Tujuan Khusus/jangka pendek Setelah dilakukan pertemuan 1 x 60 menit diharap keluarga : 1. Mempunyai motivasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Kriteria Standart Intervensi
Kognitif/Afektif
Psikomotor
1. Pelayanan kesehatan 2. Macam pelayanan kesehatan 3. Manfaat pelayanan kesehatan 4. Mengungkapkan motivasi untuk menggunakan pelayanan kesehatan
Jelaskan tentang pentingnya periksa kesehatan secara berkala, jelaskan pengertian diabtes melitus, tanda dan gejala, perawatan pasien dengan diabetes melitus.
Afektif/psikomoto r
3. Mengatur program
Keluarga akan mengungkapkan keinginan menjaga kesehatan dan periksa kesehatan untuk mencegah terjadinya serangan akut diabets melitus.
Verbal
Tentang diabetes melitus Pencegahan Tanda dan gejala Diit diabetes melitus
1.1.1 Gali pengetahua n keluarga tentang diabetes melitus 1.1.2 Jelaskan tanda dan gejala diabetes melitus 1.1.3 Beri reinforcem ent keluarga untuk mengulang 1.1.4 Beri reinforcem ent positif pada keluarga
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Kriteria Verbal
Evaluasi Standart Yaitu: - Bawa ke tempat pelayanan kesehatan (puskesmas) - Bawa ke bidan (tempat pelayanan kesehatan lain)
Intervensi 1.2.1 Gali pengetahuan keluarga untuk mengenal cara pengobatan diabetes melitus 1.2.2 Jelaskan cara pengobatan diabetes melitus 1.2.3 Beri motivasi pada keluarga untuk mengulang 1.2.4 Beri reinforcement positif pada keluarga
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pengkajian keluarga diharap dapat merawat anggota keluarga yang sakit
Setelah dilakuka n pertemuan 1 x 30 menit keluarga dapat: 2. Mengenal masalah tentang diabetes melitus
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus 2.1 Keluarga mampu menyebutkan pengertian diabetes melitus Respon verbal
Evaluasi diabetes melitus adalah penyakit diaman kadar gula dalam darah tinggi. Gula darah normal sebelum makan: 50-100 Gula darah normal setelah makan: 150
2.1.2. Diskusikan tentang diabetes melitus dengan keluarga mengenai pengertian 2.1.3. Motivasi kembali keluarga untuk menjelaskan kembali tentang pengertian diabetes melitus 2.1.4. Beri reinforcement positif pada keluarga.
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus 2.2. Keluarga mampu menyebutkan penyebab dari diabetes melitus Respon verbal
Intervensi 2.2.1. Gali pengetahuan keluarga penyebab diabetes melitus 2.2.2. Beri penyuluhan pada keluarga tentang penyebab diabetes melitus 2.2.3. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab diabetes melitus
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria
Evaluasi Standart
Intervensi 2.2.4. Beri reinforcement positif pada keluarga. 2.3.1 Gali pengetahuan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala diabetes melitus 2.3.2. Beri penyuluhan pada keluarga tentang tanda dan gejala diabetes melitus 2.3.3 Motivasi keluarga untuk mengulang kembali apa yang telah dijelaskan. 2.3.4 Beri reinforcement atas jawaban yang telah disimpulkan oleh keluarga.
2.3 Keluarga mampu Respon menyebutkan verbal tanda gejala dari diabetes melitus
Tanda dan gejala dari diabetes melitus - bila memiliki luka sulit sembuh. - Penglihatan kabur - Sukar tidur - Pegel - Mudah capek
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Intervensi 2.1.1 Beri motivasi keluarga untuk sering mengontrolkan kesehatan anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan Beri reinforcement positif
2.1.2 3. Merawat anggota keluarga yang sakit 3.1 Keluarga mampu menyebutkan diit bagi anggota keluarga yang sakit dalam hal ini diabetes melitus
Verbal
Diit/makanan yang dianjurkan: - Kurangi konsumsi nasi - Jagung - ketela Makanan yang harus dihindari: - Durian - Alkohol - Kopi - Rokok
3.1.1 Gali pengetahuan keluarga tentang diit dan makanan yang harus dihindari 3.1.2 Jelaskan tentang diit makanan yang dianjurkan yang dihindari.
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria
Intervensi 3.1.3 Beri motivasi keluarga untuk mengulang apa yang sudah dijelaskan 3.1.4. Beri reinforcement pada keluarga
3.3. Keluarga mampu mengetahui cara merawat orang dengan diabetes melitus
Psikomotor
Mampu menunjukkan apa saja yang boleh di makan orang dengan diabetes melitus dan cara menyajikan makanan
3.3.1
Beri reinforcement (+) pada keluarga 3.3.2 Motivasi keluarga mengulang sendiri
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria
Evaluasi Standart -
Intervensi 3.3.3 Beri reinforcement (+) pada keluarga atas demonstrasi yang dilakukan
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus 4. Modifikasi lingkungan 4.1 Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang nyaman
Kriteria Psikomotor
Evaluasi Standart * Cara menciptakan: Lingkungan tenang - Tidak berisik - Setting lingkungan kamar Ny. M - Hindarkan/ kurangi volume televisi atau tape Keluarga tetap menggunakan fasilitas kesehatan
Intervensi
4.1.1 Motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman 4.1.2 Beri reinforcement positif pada keluarga
Respon psikomotor
5.1.1 Motivasi keluarga untuk tetap menggunakan fasilitas kesehatan 5.1.2 Beri reinforcement (+) pada keluarga
N Diagnosa o Keperawatan 2 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (lingkungan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
Tujuan Umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pengkajian keluarga diharapkan mampu mengenal masalah pemeliharaan lingkungan rumah sehat
Tujuan Khusus Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit keluarga dapat : 3. Mengenal masalah
Kriteria
Evaluasi Standart
Intervensi
Respon verbal
Lingkungan rumah sehat adalah rumah yang selalu bersih baik dari kotoran, debu, sampah, perabotan rumah tangga yang berserakan
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Gali pengetahun keluarga tentang lingkungan rumah sehat Beri penjelasan pada keluarga tentang pengertian pemeliharaan lingkunan rumah sehat Beri motivasi keluarga untuk mengulang kembali pengertian
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria
Intervensi Beri reinforcement pada keluarga Gali pengetahuan tentang syarat rumah sehat. Jelaskan syarat rumah sehat Motivasi keluarga untuk menjelaskan kembali Beri reinforcement (+) pada keluarga Gali pengetahuan keluarga tentang perbedaan rumah bersih dan kotor Jelaskan mengenai perbedaan rumah bersih dan kotor Motivasi keluarga untuk menyebutkan perbedaan rumah bersih dan kotor.
Respon verbal
Syarat rumah sehat: - Ruang makan - Dapur - Kamar mandi - WC - Tempat mencuci pakaian
3.2.4 3.3 Keluarga mampu menyebutkan perbedaan rumah bersih dan kotor Respon verbal Rumah bersih: - Terdapat ventilasi - Terdapat pengap - Terdapat air bersih - Terdapat tempat pembuangan sampah 3.3.1
3.3.2 3.3.3
N o
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria
Evaluasi Standart Rumah kotor : - Berdebu - Atap seng/ ventilasi - Pengap - Tidak ada air bersih
Resiko terjadinya serangan ulang yang berbahaya (demam berdarah) pada An. P keluarga Tn. K berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali pengkajian keluarga diharapkan mampu mengetahui cara merawat dan mencegah terjadinya serangan ulang demam berdarah.
yang sakit