You are on page 1of 4

PENGARUH OVERLOAD TERHADAP KOMPONEN UTAMA DIESEL ENGINE BERBAHAN BAKAR BIOSOLAR Oleh : Bayu Winda Anantaka Dosen

pembimbing : Ir. Indrajaya Gerianto M.Sc Department of Marine Enginering, Faculty of Marine Technology, Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya Abstract
Dalam pengoperasiannya motor diesel berusaha untuk menghindari pengoperasian pada kondisi overload. Kondisi ini akan mengakibatkan engine overheat yang dapat menyebabkan berkurangnya time between overhoul dari motor diesel sehingga akan menambah biaya maintenance. Banyak peraturan yang mensyaratkan pengoperasian motor diesel pada kondisi overload hanya diperbolehkan selama satu jam. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh overload selama satu jam terhadap komponen utama diesel engine. Pengujian akan diberlakukan terhadap motor diesel 4 stroke single cylinder dengan high RPM. Sebagai pembebanan digunakan generator sebesar 110 % dari daya motor diesel selama satu jam. Dari hasil pengujian selama satu jam didapatkan komponen utama seperti piston ring masih memenuhi standart gap yang diijinkan yaitu sebesar 0,3 0,5 mm serta komponen lain seperti celah antara piston dengan silinder liner sebesar 0,1 0,13 mm. Dari hasil pengukuran tekanan kompresi setelah pengujian satu jam overload belum mengalami penurunan tekanan yaitu sebesar 16 kg/cm2. Pada pengujian yang kedua pada beban overload setelah 2 jam 10 menit performa dari motor diesel mengalami penurunan hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan daya disertai gas buang berwarna hitam yang cukup tebal. Setelah dilakukan inspeksi membuktikan bahwa motor diesel yang diberi pembebanan overload setelah kurang lebih 2 jam, komponen-komponen utamanya sudah tidak memenuhi standart yang diijinkan yaitu 0,55 mm untuk gap ring piston dan 0,14 mm untuk celah antara piston dan silinder liner sebesar.

I.

Pendahuluan
bertahan lebih lama. Sehingga waktu interval motor diesel untuk overhoul bisa lebih lama. Untuk mengetahui bahwa engine mampu bekerja pada continuous powernya maka harus dilakukan serangkaian test untuk menunjukkan bahwa engine tersebut mampu beroperasi pada kondisi overload 110 % dari dayanya terus menerus selama 1 jam (BKI 2006). Untuk test disini BKI menyebutkan bahwa motor diesel dapat dioperasikan pada beban 25%, 50%, 75%, 100% dan 110% dari maksimum daya. Setelah melalui serangkaian test komponen-komponen dari salah satu silinder baik motor diesel tipe in-line maupun V-line harus diinspeksi. Komponen-komponen yang harus diinspeksi antara lain piston, crosshead bearing, main bearing, cylinder liner , cylinder head (BKI 2006). Untuk Man B&W diesel engine pengoperasian pada kondisi overload hanya diijinkan selama satu jam dalam 12 jam operasi. Pada kondisi ini mampu meningkatkan tekanan dan naiknya temperature pada kepala silinder, silinder liner serta piston crowns (Harrington, Roy, L. 1992). Pada Tugas akhir kali ini, penulis mencoba pengujian pembebanan overload pada motor diesel, dari sini dapat digunakan untuk membuktikan bahwa motor diesel setelah dioverload selama satu jam komponen-komponennya masih memenuhi standart, kemudian juga untuk mengetahui batas performa motor diesel pada kondisi overload

Motor diesel merupakan salah satu jenis dari motor bakar dalam (internal combustion engine) yaitu motor bakar yang proses pembakarannya terletak didalam motor itu sendiri. Pembakaran pada motor diesel dihasilkan oleh adanya bahan bakar, udara bersih serta adanya panas. Di sini panas dihasilkan karena adanya tekanan yang dihasilkan oleh piston pada langkah kompresi di dalam silinder sehingga mampu meningkatkan suhu pada ruang bakar. Pada dasarnya motor diesel mampu beroperasi di semua kondisi beban pada periode tertentu, baik itu pada kondisi overload maupun pada kondisi kerjanya. Pada kondisi overload dapat mengakibatkan overheating yang dapat membuat engine mengalami kerusakan (Calder,Nigel 1992). Pada kondisi ini dapat mengakibatkan berkurangnya Time Between Overhoul (TBO) atau dapat mengurangi life time dari motor diesel, sehingga kondisi overload sebisa mungkin dihindari dalam pengoperasian motor diesel. Untuk dapat memperpanjang lama pemakaian dari motor diesel maka pengoperasian pada continuous powernya. Continuous power merupakan kemampuan engine untuk mampu memenuhi daya yang dibutuhkan secara konstan (BKI 2006). Pada kondisi ini tidak terjadi adanya overheating sehingga komponen-komponen motor diesel dapat

II. Tinjauan Pustaka


Biosolar merupakan campuran antara minyak nabati yang berasal dari crude palm oil (CPO) dengan solar. Untuk menghasilkan campuran yang baik sebelumnya minyak kelapa sawit direaksikan dengan methanol dan ethanol dengan katalisator NaOH atau KOH untuk menghasilkan fatty acid methyl ester (FAME). Untuk Biosolar jenis B-5 yang dijual saat ini mengandung 5 persen campuran FAME. Biosolar memiliki kandungan sulfur lebih rendah dari pada solar. "Sulphur content maksimal yang ditetapkan Pertamina adalah 500 ppm, jauh lebih rendah dari standar Solar 3.500 ppm dan mendekati DEX dengan 300 ppm (Kreatif Energi Indonesia, 2009). Dengan kelebihan yang dimiliki biosolar dalam hal kandungan sulfur menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Salah satu kondisi beban yang selalu dihindari dalam pengoperasian motor diesel yaitu kondisi overload. Pada kondisi ini terjadi peningkatan tekanan dan naiknya temperatur dari kepala silinder, silinder liner serta piston crowns (Harrington, Roy L 1992). Gas buang dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu cold smoke dan hot smoke. Cold smoke terjadi pada saat idling dan beban rendah. Warna cold smoke adalah light grey. Sedangkan hot smoke terjadi pada saat engine overload dengan warna black atau juga biasa disebut black smoke. Tekanan kompresi merupakan perbandingan antara volume ruang bakar dengan volume langkah piston. Pada saat langkah kompresi tekanan dalam ruang bakar meningkat sehingga temperatur di dalam ruang bakar pun ikut meningkat, sehingga bahan bakar yang disemprotkan mampu terbakar sehingga menghasilkan combustion pressure. Semakin tinggi perbandingan kompresi aka tekanan kompresi akan meningkat dan combustion pressure ikut meningkat (Automotive Racing, 2008). Pada diesel engine combustion prosses terdiri dari empat fase yang dimulai dengan kompresi bahan bakar dan diakhiri dengan proses expansi. Fase dari combustion process bisa dilihat pada gambar 2.3 (Harrington, Roy L 1992). Fase dalam combustion process seperti yang ditunjukan pada gambar 1 dimulai dari the ignition-delay period, the rapidcombustion period, the steady-combustion period dan terakhir the afterburning period.

Gambar 1. Combustion process

III. Metodologi
Dalam penulisan paper ini digunakanlah suatu metodologi penulisan seperti pada gambar berikut :

Gambar 2. metodologi

Dalam metodologi penelitian ini ada tiga tahapan antara lain tahap persiapan atau engine set up, tahap pengujian dan tahap pemeriksaan atau engine check up. Kemudian setelah ketiga tahapan tersebut telah selesai selanjutnya adalah tahap penulisan laporan.

IV. Analisisa dan Pembahasan


Pada penelitian ini untuk dapat memeroleh data-data yang mendukung digunakan motor diesel dengan spesifikasi sebagai berikut : Merk : DONG FENG Type : R 175A Power : 6,6 Hp Speed : 2600 Rpm Kemudian untuk pembebanan dalam hal ini nantinya pembebanan pada kondisi overload menggunakan generator dengan spesifikasi sebagai berikut: Type : ST-3 Voltage : 220/110V Speed : 1500 RPM IV.1 Visualisasi Komponen

(a) (b) Gambar 4.4 Katub satu jam overload (a), lebih dari satu jam overload (b) Dari hasil analisa secara visual terlihat perbedaan antara overload selama satu jam dan overload selama 2 jam 10 menit. Pada pengujian dua jam overload menghasilkan penumpukan deposit yang cukup tebal. Hal ini dapat dibuktikan dengan analisa secara kuantitatif dengan melakukan penimbangan massa deposit Tabel 4.1 massa deposit (gram)

komponen SatuJam KatubOutlet 0,2 KatubInlet 0,1

LebihdariSatuJam 0,27 0,12

(a) (b) Gambar 4.1 Silinder head setelah satu jam overload (a), lebih dari satu jam overload (b)

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pada pengujia oveload selam kurang lebih dua jam menghasilkan deposit yang lebih banyak. Untuk tingkat keausan metal jalan terlihat pada gambar 4.4 terlihat bahwa tingkat keausan pada pengujian lebih dari dua jam mengalami keausan yang lebih besar dibanding pada pengujian yang pertama. IV.2 Analisa Tingkat Kerusakan Komponen Pada pengujian yang pertama satu jam overload baik gap ring piston maupun celah antara piston dengan dinding silinder masih memenuhi persyaratan. Untuk gap ring piston kompresi setelah overload satu jam sebesar 0,35 mm, sedangkan untuk gap ring kompresi 2 dan 3 serta ring oli sebesar 0,45 mm dari data tersebut dapat diketahui bahwa setelah motor diesel dioverload selama satu jam untuk ring piston masih memenuhi persyaratan untuk dapat digunakan kembali. Karena untuk standart gap ring piston sebesar 0,3 0,5 mm. Tabel 4.2 perbandingan gap ring piston
Gapringpiston Ringkomp1 Ringkomp2 Ringkomp3 RingOilScrab SatuJamoverload 0,35 0,45 0,45 0,35 LebihdariSatujam 0,55 0,55 0,55 0,40

(a) (b) Gambar 4.2 Piston satu jam overload (a), lebih dari satu jam overload (b)

(a) (b) Gambar 4.3 Katub satu jam overload (a), lebih dari satu jam overload (b)

Pada pengujian yang kedua menunjukkan perbedaan dengan pengujian yang pertama. Hal tersebut dapat diketahui dari analisa data pada komponen ring piston, piston serta silinder liner. Gap ring piston kompresi 1, 2 dan 3 sebesar 0,55 mm sedangkan gap untuk ring oli sebesar 0,40 mm. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa setelah

kurang lebih overload selama dua jam, ring piston sudah tidak memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk celah antara piston dengan dinding silinder liner sebesar 0,1 mm sehingga untuk komponen baik piston maupun silinder liner masih memenuhi standart 0,1 0,13 mm. Sedangkan pada pengujian yang kedua celah tersebut sudah tidak memenuhi persyaratan yaitu sebesar 0,135 mm. Untuk tekana kompresi sebelum dan sesudah overload satu jam menunjukkan belum adanya penurunan tekanan. Sebelum pengujian tekanan kompresi sebesar 16 kg/cm2, kemudian setelah di overload selama satu jam tekanan kompresi cenderung tetap sebesar 16 kg/cm2, hal ini setelah dilakukan pengambilan data tekanan kompresi secara berulang ulang. Namun untuk pengujian yang kedua terjadi penurunan tekanan kompresi menjadi 14 kg/cm2 V. Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan 1. Setelah pengujian satu jam overload kondisi dari komponen utama masih memenuhi syarat yang diijinkan, hal ini dapat dibuktikan ring piston yang masih memenuhi standart yaitu untuk gap ring piston clearance antara 0,3-0,5 mm. Sedangkan untuk celah antara piston dengan dinding silinder memenuhi clearance antara 0,1 - 0,13 mm. 2. Pada pengujian yang kedua kurang lebih overload selama dua jam kondisi dari komponen utama sudah tidak memenuhi syarat yang diijinkan. Untuk gap ring piston melebihi syarat yaitu sebesar 0,55 mm. sedangkan untuk celah piston dengan dinding silinder sebesar 0,135 mm. 3. Setelah kurang lebih dua jam terjadi penurunan performa engine. Hal ini dibuktikan setelah dua jam terjadi penurunan daya disertai keluarnya gas buang hitam yang cukup tebal. V.2 Saran 1. Perlu dilakukan pengujian tentang pembebanan overload sampai pada saat kondisi dimana engine breakdown. 2. Engine yang dipergunakan pada pengujian dengan metode seperti ini perlu dicoba pada jenis engine yang lebih besar yaitu engine dengan labih dari satu silinder serta memiliki spesifikasi yang jelas. Referensi Anonim 1, 2009,Tes Biosolar Pertamina, http://www. indobiofuel.com, dikunjungi pada 3 maret 2009.

Anonim 2, 2008, Automotive Speed Lover, http://automot ive08. blogspot.com , dikunjungi pada 19 juni 2009. Anonim 3, 2006, Kursus Dasar Mesin DieselLaboratorium Motor Bakar Dalam, Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Surabaya. Benkovsky,D ,Tecnology Of Ship Repairing, KIR Publisher, Moscow. Biro Klasifikasi Indonesia, 2006, Volume III:Rules For The Classification Of Seagoing Steel Ships : Section 2, Jakarta. Blog Plumpang, 2008, Menteri ESDM Luncurkan Pertamina Biosolar untuk Industri , http://bbmplumpang.blogspot .com, dikunjungi pada 25 feb 2009. Burghardt,M. Davit & Gerorge D Kingsley.1983. Kingsley.Marine Diesels.United States Merchant Marine Academy Kings Point. New York. Darmanto, Seno & Sigit, Ireng.(2006) Analisa Biodiesel Minyak Kelapa Sebagai Bahan Bakar Alternatif Minyak Diesel, Jurnal Teknik Mesin UNDIP Traksi. Vol. 4. No. 2. Firdaus, Agis, 2007,Engine Durability Test Using Biosolar, Unpublished Final Project, The Faculty Of Marine Technology Of ITS Surabaya. Harrington, Roy L. 1992. Marine Engineering. The Society Of Naval Architects And Marine Engineers 601. Pavonia Avenue, Jersey City. Ikiru, 2008, Fisika Dasar :Belajar dari yang paling mudah Untuk Menjadi yang profesional http://basicsphysics .blogspot.com, dikunjungi pada 23 maret 2009. Pertamina, 2006, PERTAMINA PIONEER ENERGI BIOSOLAR TERBARUKAN, http://www.pertamina.com, dikunjungi pada 24 feb 2009. Woodyard, Doug, 2004, Pounders Marine Diesel Engine and Gas Turbines , New Delhi. Nigel, Calder, 1992, Marine Diesel Engine : Maintenance, Troubleshooting, and Repair, TAB Books, Blue Ridge Summit, PA. Rustamiaji, Tomi, 2009, Ampas kopi sebagai bahan alternatif bahan biosolarhttp:// Ampas kopi sebagai bahan alternatif bahan biosolar _Chem-Is-Try.Org, dikunjungi pada 30 maret 2009

You might also like