You are on page 1of 49

LAPORAN TUTORIAL BLOK 1.

5 MINGGU KE-4

UROGENITAL KELOMPOK B-12 Tutor : Drs. Almurdi, M. Kes


Ketua : Alania Rosari 0910312070 0910312098 0910311012

Sekretaris 1 : Faraznasia Benny Sekretaris 2 : Mareza Dwithania

Anggota: 1. Amylia Febriyanti 2. Ami Tri Nursasmi 3. Hengky Fandri 4. Anggy Afriani 5. Metha Arsilita Hulma 6. Rohani 0910312041 0910312126 0910313208 0910313232 0910313245 0910313262

MEDICAL EDUCATION UNIT MEDICAL FACULTY ANDALAS UNIVERSITY 2010

MODUL 4 SKENARIO 4: LAKI-LAKI BUKAN, PEREMPUAN BUKAN Dokter Almira yang bertugas di klinik genetik conseling agak antusias mendapatkan dua orang penderita yang datang ke kliniknya. Penderita pertama seorang anak laki-laki umur 6 tahun dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan alat kelamin luar anaknya tidak sama seperti kakaknya yang laki-laki. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata anak ini mempunyai testis, tetapi scrotumnya kelihatan seperti labia mayora. Demikian juga dengan penisnya yang tidak berkembang menurut semestinya. Penderita kedua seorang anak perempuan umur 8 tahun dibawa oleh kakaknya dengan keluhan alat kelamin luar adiknya tidak seperti yang dimilikinya. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata anak ini mempunyai organ genital externa yang lain dari normal. Klitorisnya membesar seperti penis yang kecil dan kedua labia terpisah seperti membentuk scrotum. Dokter Almira mendiagnosa kedua penderita ini sebagai pseudohermaprodit. Dia juga menganjurkan pemeriksaan lain untuk mengetahui bagaimanakah susunan makroskopik dan mikroskopik dari sistem reproduksi interna kedua penderita ini. Bagaimanakah anda menerangkan kasus-kasus diatas jika dihubungkan dengan perkembangan, susunan makroskopik dan mikroskopik dari sistem reproduksi wanita dan pria? I. TERMINOLOGI 1. Testis: organ lunak berbentuk oval, dengan panjang 4-5 cm dan berdiameter 2,5 cm; salah satu dari pasangan kelenjar berbentuk telur yang secara normal terletak di dalam skrotum, di mana spermatozoa berkembang. 2. Skrotum: kantong yang menonjol keluar dari bagian bawah dinding anterior abdomen; struktur yang tertutup oleh kulit dan tempat bergantungnya penis. Di dalamnya berisi satu testis, satu epididimis, dan bagian permulaan vas deferens. 3. Labia Mayora: lipatan memanjang yang berjalan ke bawah dan ke belakang dari mons pubis pada perempuan, satu pada setiap sisi celah tengah kemaluan. 4. Pseudohermaprodit: keadaan seseorang yang secara genetik dan gonadal merupakan satu jenis kelamin tetapi mempunyai ciri kelamin sekunder yang signifikan sebagai jenis kelamin yang berlawanan, sering dengan genitalia eksterna yang meragukan. 5. Klitoris: badan erektil pada wanita yang kecil dan berbentuk lonjong, terletak pada sudut anterior rima pudendi dan homolog dengan penis pada pria. 6. Genetik Konseling: konsultasi berkenaan dengan masalah genetik atau keturunan. 7. Penis: organ kopulasi dan ekskresi kemih pria terdiri dari : radiks, korpus dan ekskremitas atau gland penis.
2

II.

IDENTIFIKASI MASALAH 1. Bagaimana embriologi sistem genitalia secara umum? 2. Bagaimana pembagian sistem genitalia pada pria dan wanita? 3. Dimana letak kesalahan embriologi sehingga muncul kasus seperti seorang anak yang mempunyai testis, tetapi scrotumnya kelihatan seperti labia mayora dan penisnya tidak berkembang menurut semestinya? 4. Bagaimana susunan mikroskopik sistem genitalia pada pria dan wanita? 5. Apa faktor-faktor yang menyebabkan lambatnya kasus pseudohermaprodit dibawa ke rumah sakit? 6. Apa saja jenis dan penyebab pseudohermaprodit? 7. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap pasien pseudohermaprodit dan apa tujuannya?

III.

ANALISIS MASALAH 1. Bagaimana embriologi sistem genitalia secara umum? Berasal dari rigi mesoderm yang berasal dari selom yang membentuk epitel yang akan menjadi tali-tali kelamin. Pada minggu ke 6 terbentuk dua saluran kelamin pada wanita dan pria yaitu saluran mesonefros dan paramesonefros. Pada pria yang berkembang adalah saluran mesonefros yang akan menjadi duktus epididimis dan duktus deferen sedangkan pada wanita yang berkembang adalah saluran paramesonefros. Selain itu ada pars pelvina yang pada wanita akan menjadi canalis uretra sedangkan pada pars pelvina pria akan menjadi pars prostatika uretra bagian bawah yang mana pars prostatika ini akan menjadi glandula prostat. Setelah itu akan terbentuk pars phalica yang untuk perkembangan alat kelamin luar dan sesudah itu terbentuk plica kloakalis yang akan menjadi tuberkulum genitalis yang akan menjadi penis pada pria dan klitoris pada wanita. Sedangkan pada torus genital akan berkembang menjadi skrotum pada pria dan labia mayora pada wanita. 2. Bagaimana pembagian sistem genitalia pada pria dan wanita? Sistem reproduksi pria Genitalia eksterna : Skrotum : struktur yang tertutup oleh kulit dan tempat bergantungnya penis. Di dalamnya berisi satu testis, satu epididimis, dan bagian permulaan vas deferens. Penis : terdiri dari glans penis (di tengahnya ada muara uretra yang disebut ostium uretra eksternum), corpus penis (berisi pembuluh darah dan poembuluh saraf), dan radix penis.
3

Genitalia interna, terdiri dari: 1. Testis, di dalamya ada dua sel, yaitu sel sertoli sebagai penghasil spermatozoa dan sel leydig sebagai penghasil testosteron. 2. Epididimis : tempat pematangan sperma. 3. Vas deferens : penghubung antara epididimis dengan vesikula seminalis. 4. Vesikula seminalis : fungsinya mensekresi cairan kental berwarna kekuningan yang ditambahkan pada sperma untuk membentuk cairan seminal. 5. Duktus ejakulatorius : dibentuk dari persatuan vas deferens dengan ductus seminalis. 6. Kelenjer prostat : membantu dalam ejakulasi, memberikan tambhan cairan atau secret kepada sperma. 7. Kelenjer cowper : kelenjer ini menghasilkan sedikit cairan sebelum ejakulasi dengan tujuan melumasi penis sehingga mempermudah masuk ke dalam vagina. Sistem reproduksi wanita Genitalia eksterna: 1. Mons veneris 2. labia mayora 3. Labia minora 4. Introitus vagina 5. Orificium uretra 6. klitoris 7. Fourchete Genitalia interna : 1. Vagina 2. Serviks 3. Uterus Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. 3.Tuba fallopii Pars isthmica (proksimal/isthmus) Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. Pars ampularis (medial/ampula) Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal)
4

Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tuba abdominal pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. 4. Ovarium 5. Perineum Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur. 3. Dimana letak kesalahan embriologi sehingga muncul kasus seperti seorang anak yang mempunyai testis, tetapi scrotumnya kelihatan seperti labia mayora dan penisnya tidak berkembang menurut semestinya? Dua kemungkinan : a. Pseudohermafrodit pria yakni genotip jenis kelamin pria tertutup oleh gambaran fenotip yang hampir mirip dengan fenotip jenis kelamin wanita. Kromosom tetap 46,XY dan sel-sel berkromatin negative. Penyebab ialah kurangnya produksi hormone androgen dan SPM (substansi penghambat Mulleri). b. Sindrom feminisasi testis yakni genitalia eksterna tidak responsive terhadap hormone androgen dan berkembang, serta berdiferensiasi seperti pada wanita normal dibawah pengaruh estrogen. Kromosom tetap 46,XY dengan fenotip genitalia eksterna wanita normal. Karena pasien mempunyai testis dan menghasilkan SPM, sehingga sistem paramesonefros ditekan, dan saluran telur serta rahim tidak ada. Vagina pendek dan berujung buntu, ditemukan testis namun tidak terdapat spermatogenesis, dan terdapat resiko pembentukan tumor di jaringan ini, 33% pasien mengalami keganasan sebelum umur 50 tahun. 4. Bagaimana susunan mikroskopik sistem genitalia pada pria dan wanita? Histologi pria : Duktus epididimis Merupakan saluran yang sangat berkelok dan dikelilingi jaringan ikat Pada potongan melintang menampakkan tubulus kontertus dengan macammacam bentuk setiap tubulus dikelilingi otot polos dan jaringan ikat Epitel pelapis duktus ini adalah epitel bertingkat. Testis dibungkus oleh: Lapisan luar mesotelial (tunika vaginalis) Kapsul putih dalam (tunika albuginea)
5

Tersusun dari kompartemen-kompartemen (lobuli testis) yang mengandung tubuli seminiferus, yang di dalamnya dihasilkan spermatozoa. Histologi wanita : Ovarium Permukaan ovarium ditutupi epitel germinal atau germinativum yang menutupi jaringan ikat padat yaitu tunika albuginea. Dibawah tunika albuginea terdapat korteks ovarii. Dibagian dalam terdapat pusat jaringan ovarium yang sangat vascular yaitu medulla ovarium. Tidak adanya batas tegas antara korteks dan medulla. Kedua bagian ini menyatu. Uterus Organ berbentuk buah pir dengan dinding tebal. Dinding uterus memiliki 3 lapisan : Diluar terdapat perimetrium Ditengah terdapat miometrium Didalam terdapat endometrium. lambatnya kasus

5. Apa faktor-faktor yang menyebabkan pseudohermaprodit dibawa ke rumah sakit? -

Apabila pasien dilahirkan di RS, maka para dokter dan perawat akan memeriksa keadaan bayi dengan seksama dan akan melihat kelainan yang ada untuk selanjutnya diberi pengobatan. Kelainan genitalia eksterna pada kasus pseudohermafrodit sudah bisa tampak setelah lahir. Jadi pada kasus ini, kemungkinan pasien tidak dilahirkan di RS, melainkan di bidan atau dukun beranak. Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai bentuk kelamin luar manusia. Hal ini menyebabkan orangtua tidak merasa ada kelainan pada anaknya. Kelainan baru tampak pada saat anak sudah mulai pubertas dan mengeluhkan kepada orangtuanya mengenai bentuk genitalia mereka yang berbeda dengan bentuk normal. Berkaitan dengan tingkah laku anak, mungkin ada kelainan dalam fisik genitalia nya ataupun sikap nya saat berkemih. Kalau saat bayi atau balita anak-anak BAK masih di bawah pengawasan atau dibimbing orang tua.

6. Apa saja jenis dan penyebab pseudohermaprodit? Jenis-jenis pseudohermaprodit: a. Pseudohemafrodit pria bersifat pria Fenotip secara umum tampak seperti laki-laki atau seperti perempuan, memiliki testis yang tidak sempurna, alat kelamin luar meragukan, seperti penis, payudara tidak berkembang, tubuh berambut seperti laki-laki, kariotip 46 XY.
6

b. Pseudohemafrodit pria bersifat wanita kariotipenya 46 XY, atau 46 XY/ 45 X. Fenotip umum tampak seperti parempuan, payudara berkembang. Ada yang mempunyai kelakuan seks seperti wanita, meskipun tanpa kesadaran. Gonad jelas testis tanpa jaringan ovarium tetapi kurang sempurna karena rangsang feminisasi. Penis seperti Klitoris yang membesar. Tidak ada haid karena tidak ada ovarium. Pertumbuhan rambut kelamin amat tipis atau tidak sama sekali. Peyebab kemungkinan : gen dominan autosomal yang dipengaruhi seks atau oleh gen resesif terangkai X. c. Pseudohemafrodit bersifat wanita Fenotip umum seperti laki-laki, alat kelamin luar meragukan, punya ovarium tapi tak sempurna. Penyebab karena ibunya mengalami ketidakseimbangan hormone sebelum anak itu lahir. Kariotip 46 XX. Dapat terjadi perubahan tingkah laku seperti laki-laki. Penyebab: a. Female pseudohermafrodit Terjadi akibat pemaparan terhadap kadar hormon pria yang tinggi selama dalam kandungan. Janin memiliki kelenjar adrenal yang besar (sindroms adrenogenital) yang terlalu banyak menghasilkan hormon pria atau terdapat kekurangan enzim, sehingga hormon pria tidak dapat diubah menjadi hormon wanita. b. Male pseudohermafrodit Terjadi karena tubuhnya gagal membentuk hormon pria atau tubuh melawan hormon yang dihasilkan (sindroma resistensi androgen).

7. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan pseudohermaprodit dan apa tujuannya? a. Pemeriksaan darah. b. Pemeriksaan kromosom. Tujuannya untuk mengetahui jenis kelamin pasien.

terhadap

pasien

IV.

SISTEMATIKA

Sistem Genitalia

Pria

Wanita

Embriologi

Anatomi

Histologi

Makroskopik Vaskularisasi Kelainan Kongenital Limfatik Inervasi

V. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu menjelaskan embriologi sistem genitalia. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi sistem genitalia pria. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi sistem genitalia wanita. Mahasiswa mampu menjelaskan histologi sistem genitalia pria. Mahasiswa mampu menjelaskan histologi sistem genitalia wanita. Mahasiswa mampu menjelaskan vaskularisasi, sistem limfatik dan inervasi sistem genitalia. 7. Mahasiswa mampu menjelaskan kelainan kongenital sistem genitalia. VI. MENGUMPULKAN INFORMASI

VII.

BERBAGI INFORMASI

1. Mahasiswa mampu menjelaskan embriologi sistem genitalia. Jenis kelamin mudigah ditentukan secara genetik pada saat pembuahan dan belum akan memperoleh ciri ciri bentuk pria atau wanita hingga perkembangan minggu ke-7. Gonad mula mula berasal dari sepasang rigi yang memanjang (rigi gonad) dan dibentuk oleh proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Sel sel benih tidak tampak pada rigi kelamin hingga perkembangan minggu ke 6. Sel benih primordial tampak pada perkembangan di antara sel endoderm di dinding yolk sac dekat allantois. Selanjutnya sel sel ini akan berpindah sepanjang mesenterium dorsal dan sampai gonad primitif hingga minggu ke-6. 1. Gonad Indiferen Sebelum dan selama datangnya sel benih primordial, epitel selom rigi kelamin berproliferasi. Sel epitel membentuk korda yang tidak beraturan(korda primitif). Korda ini berhubungan dengan epitel permukaan dan tidak bisa dibedakan gonad pria atau wanita(gonad indiferen). Testis Sel sel benih primordial dengan gabungan bersama kromosom seks XY dengan Y sebagai faktor penentu testis yang membuat korda primitif berproliferasi membentuk korda testis atau korda medulla. Ke arah hilus kelenjar, korda menjadi jala sel yang halus dan membentuk tubulus rete testis. Selanjutnya korda testis berpisah dengan epitel permukaan oleh jaringan ikat fibrosa padat (tunika albuginea). Bulan ke -4 korda testis membentuk tapal kuda dengan ujung bersambungan pada rete testis. Selanjutnya korda testis tersusun dari sel benih primordial dan sel sel sustentakular sertoli. Sel interstisial Leydig berkembang dari mesenkim asli rigi kelamin(terletak di antara korda testis). Pada kehamilan minggu ke-8, sel Leydig memproduksi testosteron dan mempengaruhi diferensiasi seksual duktus genitalia luar. Korda Testis menjadi berongga setelah pubertas dan terbentuk tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus berlanjut ke tubulus rete testis dan bermuara dengan duktuli efferentes. Penghubung rete testis dengan saluran mesonefros (Wolff) adalah duktus defferens. Ovarium Korda primitif kelamin terputus menjadi kelompok sel yang mengandung benih sel primordial dan terletak pada medulla ovarium. Kelompok ini menghilang dan digantikan oleh stroma vaskular (medulla ovarium). Epitel permukaan pada minggu ke-7 membentuk korda korteks yang pada bulan ke-4 terpecah menjadi kelompok sel tersendiri yang
9

mengelilingi sel benih primitif. Sel benih berkembang menjadi oogonia dan sel epitel berkembang menjadi sel folikuler.

2. Duktus Genitalia Tahap Indiferen


Mudigah pria dan wanita punya 2 pasang duktus: duktus Mesonefros dan Paramesonefros Duktus paramesonefros pada daerah kranial bermuara di rongga selom dan pada kaudal berjalan di lateral saluran mesonefros, menyilang di ventral. Di garis tengah berhubungan dengan saluran paramesonefros seberang sisi.

Awalnya kedua saluran terpisah lalu bersatu membentuk kanalis uterus

Ujung kaudal saluran menonjol ke posterior sinus urogenital : tuberkulum paramesonefrikum / Mulleri

Duktus mesonefros bermuara pada sinus urogenitalis

Diferensiasi Sistem Saluran Perkembangan sistem duktus genitalis dan genitalia eksterna dipengaruhi oleh hormon dan juga sel sertoli yang menghasilkan zat non-steroid yaitu substansi penghambat mulleri(SPM) yang menyebabkan regresi duktus Paramesonefros. Selain itu testis menghasilkan hormon testosteron yang nantinya dikonversi menjadi dihidrotestosteron dan berikatan dengan protein reseptor spesifik intrasel afinitas tinggi. Kompleks testosteronreseptor menjadi mediator virilisasi mesonefros dan kompleks dihidrotestosteron-reseptor mengatur diferensiasi genitalia eksterna pria. Pada wanita, saluran Paramesonefros berkembang menjadi tuba uterina dan rahim yang melibatkan estrogen, plasenta, dan ovarium janin. Genitalia eksterna indiferen berdiferensiasi menjadi labia mayora, labia minora, klitoris, dan sebagian vagina. Vagina Adanya 2 tonjolan pada ujung dari bagian pelvis sinus urogenitalis yaitu bulbus sinovaginalis berproliferasi menjadi lempeng vagina padat. Menjelang bulan ke-5 tonjolan vagina berongga dan mengalami perluasan seperti sayap di sekitar ujung rahim yaitu fornises vagina. Ada 2 asal usul vagina :
10

1/3 atas : dari saluran rahim 2/3 bawah : dari sinus urogenitalis

Selaput dara (himen) : sehelai jaringan yang memisahkan lumen vagina dan lumen sinus urogenitalis. 3. Genitalia Eksterna Tahap Indiferen Pada perkembangan minggu ke-3, sel mesenkim bermigrasi ke membrana kloakalis membentuk lipatan menonjol yaitu lipatan kloaka. Di kranial, lipatan ini bergabung menjadi tuberkulum genital. Pada minggu ke-6, membrana kloakalis dibagi menjadi membrana urogenitalis dan membrana analis. Sedangkan tonjolan genitalia tampak pada kedua sisi lipatan uretra. Pada pria menjadi tonjol skrotum dan pada wanita menjadi labia mayora. Genitalia Eksterna Pria Terjadi di bawah pengaruh hormon androgen dengan pemanjangan tuberkulum genital yang dinamakan penis. Dan penis menarik lipatan uretra ke depan membentuk sulkus uretra. Lapisan epitel yang melapisi sulkus berasal dari endoderm dan membentuk lempeng uretra. Akhir bulan ke-3, lipatan uretra menutup lempeng membentuk uretra pars kavernosa. Pada bulan ke-4 sel ektoderm menembus membentuk korda epitel pendek dan berongga yaitu orifisium uretra eksternum. Genitalia Eksterna Wanita Pada wanita, tuberkulum genital memanjang sedikit membentuk klitoris. Lipatan uretra tidak menyatu tetapi membentuk labia minora dan tonjolan kelamin membesar membentuk labia mayora. Alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi sistem genitalia pria. Genitalia eksterna : Testis Scrotum Penis

Genitalia intena : Ductus deferens Kelenjar accesorius : - prostate - vasicula seminalis


11

- gl.bulbourethralis - gl. Urethralis a. Testis Testis tergantung oleh feniculus spermaticus. Bagian atas appendix testis (bekas dari saluran wolf) Bagian tepi lateral pinggir posterior terhadap : epididimis. Epididimis : caput, corpus, cauda, ekstremitas superior, ekstremitas inferior Testis dilapisi : tunika vaginalis parietalis ( luar ) ikut tutupi epididimis dan visceralis (tutupi testis) Tunika albuginea membrane tebal warna putih kebiru-biruan Tunika vaculosa lapisan pembuluh darah testis

Saat testis turun ikut membawa derivate kulit skrotum. b. Skrotum Skrotum isi testis dan menutupi sebagian funiculus spermaticum, terdiri dari : Kulit tipis, warna kecoklatan, punya plica T.dartos otot polos tipis bentuk kerutan Fascia spermatica eksterna membrane tipis yang memanjang ke bawah atas funiculus dan testis Lapisan cremasterica derivate dari m.abdominis internus.

Fascia superfisialis jadi fascia spermatica. c. Penis Fungsi : tempat keluar urine dan semen serta sebagian organ kopulasi. Letak : di depan dan sisi arcus pubis Terdiri dari : 2 corpora cavernosa penis (lateral) bagian anterior Ditutupi kapsul kuat dan terdiri dari benang superfisialis dan profunda Bagian tengah septum Permukaan atas celah kecil v.dorsalis penis profunda Permukaan bawah 1 corpora cavernosa urutra anterior : glans penis posterior : bulbus uretra.
12

M.bulbocavernosus M. ischiocavernosus M. transverses perineum superfisialis Penggantung penis : a) Lig. Fundiformis penis Asal lapisan dalam fascia scarpae Mulai di bawah dorsum penis ke sisi radix penis b) Lig. Suspensorium penis benang segitiga Menggantung dorsum dan radix penis ke bagian inferior linea alba SOP lig.arcuata c) Penggantungan crura ke ischio pubis dan bulbus ke diafragma urogenitalis

Duktus : Tub seminiferus tub rektus (mengarah ke mediastinum testis) rete testis (dalam mediastinum) duktus efferent (10 bh) epididimis (sepanjang posterior testis) ductus deferen duct.ejaculatorius (pertemuan sal deferen dan vesicular seminalis uretra. Ductus deferen pars epididimis Pars feniculus Dalam feniculus terdapat : Arteri a.spermatica, a.eksterna, a.duct.deferens Vena Limfe kumpulan dari tunica vaginalis, epididimis, corpus testis Saraf plexus spermaticus yang gabung dengan plexus pelvicus

13

3. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi sistem genitalia wanita.

Genitalia eksterna pada wanita, terdiri atas: 1. Mons Veneris Adalah bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi bagian atas simfisis dan pada wanita yang telah mengalami pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pertumbuhan rambut kemaluan ini tergantung dari suku bangsa dan juga dari jenis kelamin. Pada wanita umumnya batas atasnya melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha. 2. Labia Mayora (bibir-bibir besar) Terdiri atas labia mayora dextra dan labia minora sinistra, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris.

14

Labia mayora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum, disebut : kommisura posterior (frenulum). Terdiri dari dua permukaan : a. Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut. b. Bagian dalam, menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjer sebasea (kelenjer minyak)

Homolog dengan scrotum laki-laki.

3. Labia Minora (bibir kecil) Didapatkan sebagai lipatan di sebelah medial dari labia mayora. Panjangnya sampai dengan 3 cm. Kedua labia minora ini halus, tidak tertutup oleh rambut, tetapi mengandung sejumlah glandula sudorifera (kelenjer keringat) dan glandula sebasea (kelenjer minyak), serta ujung-ujung saraf yang menyebabkan labia minora ini amat sensitif. Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan labia minora ini dapat mengembang. Daerah yang ditutupi oleh kedua labia minora disebut dengan vestibulum. Masing-masing labia minora terbagi menjadi dua lipatan di bagian anterior. Lipatan bagian atas mengelilingi klitoris dan bertemu membentuk preputium klitoridis. Dua lipatan bagian bawah melekat pada permukaan bawah klitoris dan disebut frenulum klitoridis. Di bagian posterior kedua labia minora bertemu membentuk fossa vestibuli vaginae (fourchette), yang dapat mengalami robekan pada terjadinya robekan perineum derajat satu selama melahirkan sehingga fourchette ini hanya ada pada wanita yang belum pernah melahirkan yang bentuknya cekung seperti perahu. Pada wanita yang pernah melahirkan kelihatan tebal dan tak rata.

4. Klitoris Merupakan suatu tunggul yang erectil karena penuh dengan saraf. Terletak di dalam lipatan preputium klitoridis dan frenulum klitoridis. Analog dengan penis pada laki-laki, tetapi pada klitoris tidak terdapat urethra. Ukuran klitoris kira-kira sebesar kacang ijo. Terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis.

15

5. Vestibulum Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Terdapat enam muara pada vestibulum, yaitu a. Meatus urethrae (ostium urethrae eksternum), muara ini terletak 2,5 cm di bawah klitoris dan berbentuk membujur 4-5 mm. b. Dua duktus skene, muara kedua tubuli skene yang berjalan sejajar dengan urethra sepanjang kira-kira 6 mm, dan kemudian bermuara pada kedua sisi ostiumurethrae eksternum. Analog dengan kelejer prostate pada laki-laki c. Ostium vaginae (introitus vaginae), menempati dua pertiga bagian bawah vestibulum. d. Dua duktus dan glandula Bartholini, kelenjer ini dengan ukuran diameter lebih kurang 1 cm, terletak di bawah otot konstriktor kunni dan mempunyai duktus yang panjangnya 1,5-2 cm yang bermuara di vulva, tidak jauh dari fourchet. Pada koitus kelenjer bartholi mengeluarkan getah lendir 6. Glandula vestibularis majoris Bartholini Merupakan kelenjer terpenting di daerah vulva dan vagina. Mengeluarkan secret mucus terutama pada waktu koitus. 7. Hymen (selaput dara) Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vagina. Mempunyai bentuk berbeda-beda, dari yang semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang, atau yang ada pemisahnya (septum). Konsentrasinya pun berbeda-beda juga, dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Hiatus himenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh dua jari sehingga getah dari genitalia interna dan darah haid dapat mengalir ke luar. Bila hymen tertutup sama sekali disebut hymen occlusivum. Hymen dapat robek pada koitus. Setelah partus, hanya tinggal sisa-sisa kecil pada pinggir introitus, disebut karunkula hymen atau karunkula myrtimorfis.

8. Introitus vagina - Mempunyai berntuk dan ukuran yang berbeda-beda.

16

- Pada seorang virgo selalu dilindungi oleh labia minora, jika bibir kecil ini dibuka, maka barulah dapat dilihat, ditutupi oleh selaput dara (hymen).

Genitalia Interna Wanita Genitalia interna wanita, terdiri dari : 1. Vagina (Liang kemaluan) Letaknya yaitu terbentang dari vulva ke uterus.Arahnya sejajar dengan dengan arah dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Bentuknya seperti pipa potensial, dindingnya secara normal terletak berdekatan satu sama lain., tetapi sangat mudah dipisahkan. Dinding belakang vagina lebih panjang dibanding dengan dinding depan apabila uterus anteversi(roboh seluruh organ ke depan). Panjang dinding depan kira-kira 7,5 cm, dan panjang dinding belakang kira-kira 11,5 cm. Apabila uterus dalam keadaan retroversi(robohnya seluruh organ ke belakang) maka ukuran-ukuran tersebut adalah sebaliknya. Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari serviks yang disebut dengan portio. Oleh portio ini, puncak vagina dibagi dalam empat bentuk berdasarkan letaknya, yaitu: a) Fornix anterior b) Fornix lateral kiri dan kanan c) Fornix posterior, merupakan yang terluas. Muara vagina ditutupi oleh hymen. Dinding vagina sebelah dalam tidak halus, tetapi terdapat lipatan-lipatan tranversal yang disebut rugae, yang memungkinkan vagina dapat melebar pada persalinan. Di bagian tengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum. Pada wanita yang pernah melahirkan beberapa anak, rugae tidak nampak lagi karena telah merenggang beberapa kali. Di sebelah depan dinding vagina depan bagian bawah terdapat uretra, sedangkan bagian atasnya berbatasan dengan kandung kencing sampai ke forniks anterior vagina. Dinding kanan dan kiri vagina berhubungan dengan muskulus levator ani. Di sebelah ats vaginan membentuk fornises laterals sinistra et dekstra ; 1,5 cm di atas forniks lateralis dalam parametrium terletak ureter, dan pada tempat itu ureter melintasi arteria uterine.

17

Fungsi : Untuk masuknya spermatozoa. Untuk keluarnya darah menstruasi dan hasil konsepsi. Membantu menopang uterus. Membantu mencegah infeksi karena terdapat media asam di dalam vagina yang dihasilkan oleh Bacillus Doederlein, mikroorganisme yang berada di dalm vagina yang bekerja mengubah glikogen pada dinding vagina menjadi asam laktat. pH normal cairan vagina berkisar antara 3,8- 4,5.

2. Uterus A. Uterus tidak hamil Terletak di dalam pelvis vena dan dengan posisi anteversi dan antefleksi. Posisi yang sesungguhnya bergantung pada seberapa besar peregangan vesica urinaria dan sedikit banyak juga distensi rectum. Bentuknya menyerupai buah pir Panjang uterus pada anak-anak 2-3 cm, pada nullipara 6-8 cm. Uterus mempunyai panjang 7,5 cm, lebar 5 cm, dan tebal 2,5 cm. Beratnya kira-kira 57 gram. Struktur makroskopik :

1) Cerviks, membentuk sepertiga bagian bawah uterus dan merupakan daerah di bawah isthmus yang meliputi ostium internum dan ostium eksternum. Canalis cervicis berbentuk fusiformis dan cervix berbentuk barrel. Panjangnya 2,5 cm. Cervix terdiri dari :a) Portio supra vaginalis (bagian cervix yang terletak di luar dan di atas vagina,b) Portio infravaginalis (bagian cervix yang menonjol ke dalam vagina), c) Ostium internum
18

(bermuara ke dalam cavitas uteri), d) Ostium eksternum (bermuara pada vagina di ujung bawah canalis cervicis), e) Canalis cervicis ( terletak antara ostium internum dan ostium eksternum). Cervix terdiri atas tiga lapisan, yaitu : endometrium (lapisan dalam, mengandung kelenjer resemosa, beberapa diantara kelenjer ini mempunyai silia yang memudahkan lewatnya spermatozoa), serabut-serabut otot involunter bercampur dengan jaringan kolagen padat yang menyebabkan cervix bersifat fibrosa, peritoneum( menutupi bagian cervix yang terletak di atas vagina). Cervix ditopang oleh beberapa ligamentum, yaitu: a) Ligamentum cervicale (meluas dari cervix ke dinding lateral pelvis), b) Ligamentum pubocervicale (berjalan ke depan dari cervix ke os pubis), c) Ligamentum uterosacrale (meluas dari cervix dan berjalan ke belakang ke sacrum). Cervix mempunyai fungsi, antara lain : a) Membantu mencegah masuknya infeksi ke dalam uterus, b) Mengadakan dilatasi dan menarik diri selama persalinan untuk memungkinkan kelahiran fetus dan plasenta lewat vagina, c) Setelah kelahiran, cervix kembali ke ukuran semula, hampir sama dengan ukuran saat tidak hamil. 2) Istmus, membentuk bagian menyempit dengan tebal kira-kira 7 mm dan terletak diantara corpus uteri dengan cervix uteri. 3) Korpus, membentuk dua pertiga bagian dasar uterus, dan merupakan bagian uterus yang terletak di atas cervix. 4) Kornu, daerah pada uterus dimana tuba fallopi berinsersi. Lumen tuba fallopii ini bermuara pada kavitas uteri. 5) Fundus, bagian uterus yang terletak di atas dan di antara dua kornu. 6) Kavitas, celah potensial yang berbentuk segitiga di bagian dalam uterus. Dinding uterus secara normal saling berhimpit. Ligamentum-ligamentum yang terdapat pada uterus : Ligamentum teres uteri, tersusun oleh jaringan fibrosa, berperan mempertahankan uterus pada posisisnya yang anteversi dan antefleksi. Ligamentum latum, berupa lipatan peritoneum sebelah lateral kanan kiri pada uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada tuba. Ligamentum infundibulo pelvicum, dua buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding panggul, berperan menggantungkan uterus pada dinding panggul. Ligamentum cardinale, kiri kanan dari cervix setinngi ostium uteri internum ke dinding panggul, berperan menghalangi pergerakan ke kiri atau ke kanan. Ligamentum sacro uterinum, kiri kanan dari cervix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rectum.
19

Ligamentum vesico uterinum, dari uterus ke kandung kencing. Fungsi uterus :

a) Menyiapkan tempat untuk ovum yang telah mengalami fertilisasi. b) Memberi makan ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan. c) Untuk mengeluarkan hasil konsepsi setelah cukup umur. d) Untuk mengadakan involusi setelah kelahiran bayi.

B. Uterus hamil Letak : Pada kehamilan 12 minggu, uterus naik ke luar dari pelvis untuk menjadi organ abdomen. Pada saat uterus naik memasuki abdomen, uterus condong ke kanan. Uterus mencapai umbilikalis pada kehamilan 24 minggu, dan mencapai xiphisternum pada kehamilan 36 minggu, setelah kehamilan 36 minggu, mulai turun ke dalam pelvis. Bentuk :menjadi membulat, antara kehamilan 12 minggu dan 36 minggu, panjang istmus berlipat tiga untuk menyesuaikan keadaan. Ukuran : uterus yang hamil cukup umur panjangnya 30 cm, lebarnya 23 cm, dan tebalnya 20 cm. Berat uterus menjadi 1 kg. Struktur mikroskopik :

a) Endometrium, berubah menjadi desidua dan menjadi jauh lebih tebal dan lebih vaskuler. b) Miometrium, panjang masing-masing serabut otot meningkat sepuluh kali dan lebarnya sedikitnya tiga kali lebih besar. Peningkatan kadar estrogen akan merangsang kontraksi miometrium dan kontraksi uterus yang tidak terasa sakit akan terjadi selama kehamilan dari minggu ke-8 sampai minggu berikutnya, kontraksi ini disebut Braxton Hicks. c) Peritoneum Bertumbuh dengan kecepatan yang sesuai dengan pertambahan besar uterus dan tetap melapisi uterus tersebut secara halus dan merata. Regangan yang paling besar ditunjang oleh ligamentum teres uteri.

20

3. Tuba Fallopii Letak : masing-masing tuba berasal dari cornu uteri, berjalan ke kedua sisi dinding pelvis, kemudian membelok ke bawah dan ke belakang sebelum mencapai dinding lateral pelvis. Kedua tuba ini terletak di dalam ligamentum latum. Bentuk : seperti tubuler (seperti tabung). Ukuran : panjang masing-masing tuba kira-kira 10 cm, diameternya bervariasi pada setiap bagian tuba, pars interstisialis 1 mm, istmus 2,5 mm, ampulla, dan infundibulum masing-masing 6 mm. Struktur makroskopis :

a) Pars interstisialis, terletak dalam dinding uterus dan panjangnya 2,5 cm, b) Pars istmus, panjangnya 2,5 cm, paling sempit, dan bekerja sebagai reservoir spermatozoa karena suhunya lebih rendah pada daerah lain pada tuba. c) Pars ampula, daerah yang membesar dan merupakan tempat biasa berlangsungnya fertilisasi, panjang ampula 5 cm. d) Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbriae yang berperan menangkap ovum untuk kemudian disalurkan ke dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti anemone (anemone bintang laut). Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, bagian dari ligamentum latum. Otot di dinding tuba terdiri atas otot longitudinal dan otot sirkuler. Lebih ke dalam ladi dari tuba terdapat selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas yang berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut tersebut.

21

Fungsi utama tuba, yaitu untuk membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke jurusan cavum uteri.

4. Ovarium Mempunyai dua indung telur kanan kiri, yang dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri kanan, dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovarii proprium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantaraan ligamentum infundibulu-pelvicum, disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium kiri dan kanan. Ukurannya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar, dan tebal kira-kira 1,5 cm.

Pada ovarium dibedakan :

a) Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum douglasi dan permukaan lateral. b) Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat dengan uterus. c) Pinggir yang menghadap ke muka melekat pada lembar belakang ligamentum latum dengan perantaan mesovarium dan pinggir yang menghadap ke belakang. Letaknya pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut fossa ovarica waldeyeri. Terdiri dari : a) Bagian luar (korteks) terdapat folikel-folikel primordial.

b) Pada bagian tengah(medulla) terdapat pembuluh darah, urat saraf,dan pembuluh limfa. - Fungsi : Untuk memeproduksi sel telur untuk fertilisasi, estrogen, dan progesterone.

22

4. Mahasiswa mampu menjelaskan histologi sistem genitalia pria.

Sistem reproduksi pria terdiri atas testis, saluran kelamin, kelenjar tambahan, dan penis. TESTIS Setiap testis dikelilingi oleh simpai tebal jaringan ikat kolagen, yaitu tunika albuginea. Tunika albuginea menebal pada permukaan posterior testis dan membentuk mediastinum testis, tempat penjuluran septa fibrosa ke dalam kelenjar, yang membagi kelenjar menjadi sekitar 250 kompartemen piramid yang disebut lobulus testis. Septa ini tidak kontinu dan sering terbentuk hubungan antar lobulus. Setiap lobulus dihuni oleh 1-4

23

tubulus seminiferus, yang terpendam dalam dasar jaringan ikat longgar yang banyak mengandung pembuluh darah dan limfe, saraf, dan sel interstisial (Leydig). Testis bermigrasi selama perkembangan fetus dan akhirnya turun ke dalam skrotum pada ujung funikulus spermatikus. Karena bermigrasi ke arah skrotum, setiap testis membawa serta suatu kantung serosa, yakni tunika vaginalis, yang berasal dari peritoneum. Tunika ini terdiri atas lapisan parietal di luar dan lapisan visceral di sebelah dalam, yang membungkus tunika albuginea pada sisi anterior dan lateral testis.

TESTIS TUBULUS SEMINIFERUS Spermatozoa dihasilkan di tubulus seminiferus. Setiap testis memiliki 250-1000 tubulus seminiferus. Setiap tubulus seminiferus dilapisi oleh epitel berlapis majemuk; garis tengahnya lebih kurang 150-250 m dan panjangnya 30-70 cm. Panjang seluruh tubulus satu testis mencapai 250 m. Tubulus ini berkelok-kelok dan berawal sebagai saluran buntu. Di ujung setiap lobulus, lumennya menyempit dan berlanjut ke dalam ruas pendek yang dikenal sebagai tubulus rektus, atau tubulus lurus, yang menghubungkan tubulus seminiferus dengan labirin saluran berlapis epitel yang beranastomosis, yaitu rete testis. Kira-kira 10-20 duktuli eferentes menghubungkan rete testis dengan bagian sefalik epididimis. Tubulus seminiferus terdiri atas suatu lapisan jaringan ikat fibrosa, lamina basalis yang berkembang baik, dan suatu epitel germinal, atau seminiferus, yang kompleks. Tunika propria fibrosa yang membungkus tubulus seminiferus terdiri atas beberapa lapis fibroblas. Lapisan terdalam yang melekat pada lamina basalis terdiri atas sel-sel mioid gepeng, yang memperlihatkan ciri otot polos. Sel-sel interstisial menempati sebagian besar ruang di antara tubuli seminiferus.

24

Epitel tubulus seminiferus terdiri atas dua jenis sel: sel Sertoli, atau sel penyokong dan sel-sel yang membentuk garis keturunan spermatogenik. Sel-sel turunan spermatogenik tersebar dalam 4-8 lapisan; fungsinya adalah menghasilkan spermatozoa.

GAMBARAN HISTOLOGIS TUBULUS SEMINIFERUS

SEL SPERMATOGENIK DALAM TUBULUS SEMINIFERUS SEL SERTOLI Sel Sertoli sangat penting untuk fungsi testis. Sel-sel ini merupakan sel piramid panjang yang sebagian memeluk sel-sel dari garis keturunan spermatogenik. Dasar sel Sertoli melekat pada lamina basalis, sedangkan ujung apeksnya sering terjulur ke dalam lumen tubulus seminiferus. Kajian dengan mikroskop elektron mengungkapkan bahwa sel-sel ini mengandung banyak retikulum endoplasma halus, sedikit retikulum endoplasma kasar, sebuah kompleks Golgi yang berkembang baik, dan sejumlah besar mitokondria dan lisosom. Inti yang memanjang, yang sering berbentuk segitiga, memiliki banyak lipatan dan sebuah anak inti yang mencolok; inti sel ini memiliki sedikit heterokromatin. Sel Sertoli mempunyai beberapa fungsi: Menunjang, melindungi, dan mengatur nutrisi spermatozoa yang sedang berkembang. Fagositosis. Selama spermiogenesis, kelebihan sitoplasma spermatid dilepaskan sebagai badan residu. Keping sitoplasma ini difagositosis dan dirombak oleh lisosom sel Sertoli. Sekresi. Sekresi suatu protein pengikat androgen oleh sel Sertoli berada di bawah kendali FSH dan testosteron dan berfungsi memekatkan testosteron di tubulus seminiferus yang memerlukan hormon ini untuk spermatogenesis. Produksi hormon anti-mllerian.
25

Sawar testis darah. Taut kedap yang berada antara sel Sertoli berfungsi sebagai sawar terhadap transpor molekul besar melalui celah antar sel Sertoli.

SEL-SEL SPERMATOGENIK

JARINGAN INTERSTISIAL Jaringan interstisial testis merupakan tempat yang penting untuk produksi androgen. Celah di antara tubulus seminiferus dalam testis diisi oleh jaringan ikat, saraf, pembuluh darah, dan limfe. Jaringan ikat terdiri atas berbagai jenis sel, yang meliputi fibroblas, sel jaringan ikat prakembang, sel mast, dan makrofag. Selama pubertas, muncul jenis sel tambahan; berbentuk bulat atau poligonal, dan memiliki inti di pusat dan sitoplasma eosinofilik dengan banyak tetes lipid halus. Sel tersebut adalah sel interstisial, atau sel Leydig testis, yang memiliki ciri sel pensekresi-steroid. Sel-sel ini menghasilkan hormon pria testosteron, yang berfungsi bagi perkembangan ciri kelamin pria sekunder.

SEL INTERSTISIAL LEYDIG

26

DUKTUS GENITALIA INTRATESTIS Duktus genitalia intratestis adalah tubulus rektus (tubulus lurus), rete testis, dan duktuli eferentes. Duktus-duktus tersebut membawa spermatozoa dan cairan dari tubulus seminiferus ke duktus epididimis. Kebanyakan tubulus seminiferus terdapat dalam bentuk lengkungan, dan kedua ujungnya erhubungan dengan rete testis dengan perantaraan struktur yang dikenal sebagai tubulus rektus. Tubulus ini dikenali oleh hilangnya sel spermatogenik secara berangsurangsur, dengan bagian awal yang hanya terdiri atas sel Sertoli sebagai unsur dindingnya, dan diikuti ruas utama yang terdiri atas epitel kuboid yang ditunjang oleh selubung jaringan ikat padat. Tubulus rektus mencurahkan isinya ke dalam rete testis, yang terletak dalam mediatinum, yaitu penebalan tunika albuginea. Rete testis merupakan jalinan saluran yang beranastomosis, yang dilapisi epitel kuboid. Dari rete testis muncul 10-20 duktuli eferentes. Duktuli eferentes memiliki epitel yang terdiri atas kelompok sel kuboid tak bersilia yang diselingi sel bersilia yang melecut ke arah epididimis. Suatu lapisan tipis sel otot polos sirkular tampak di luar lamina basal epitel. Duktuli eferentes berangsur-angsur bergabung membentuk duktus epididimis di epididimis.

RETE TESTIS

DUKTULI EFERENTES
27

SALURAN KELUAR GENITALIA Saluran keluar genitalia yang mengangkut spermatozoa yang dihasilkan di testis sampai ke meatus penis adalah duktus epididimis, duktus deferens (vas deferens), dan uretra. Duktus epididimis adalah saluran tunggal yang sangat berkelok dengan panjang sekitar 4-6 m. Bersama dengan jaringan ikat dan pembuluh darah di sekitarnya, saluran panjang ini membentuk bagian badan dan ekor epididimis. Duktus ini dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia yang terdiri atas sel-sel basal berbentuk bulat dan sel silindris. Sel-sel ini ditunjang oleh lamina basalis yang dikelilingi oleh sel otot polos dengan kontraksi peristaltik yang membantu mendorong sperma di sepanjang saluran, dan dikelilingi oleh jaringan ikat longgar dengan banyak kapiler darah.

DUKTUS EPIDIDIMIS Duktus deferens memiliki lumen sempit dan tidak teratur, mukosa tipis, muskularis tebal, dan adventisia. Ketidakteraturan bentuk lumen disebabkan oleh adanya lipatan-lipatan memanjang lamina propria yang pada potongan melintang tampak sebagai krista atau papila. Lamina propria tipis terdiri atas anyaman banyak serat kolagen dan serat elastin halus. Epitel duktus ini bertingkat semu silindris, terletak di atas membran basal tipis dan biasanya terlihat stereosilia pada apeks sel. Muskularis terdiri atas lapisan longitudinal dalam yang tipis, lapisan sirkular tengah yang tebal, dan lapisan otot polos longitudinal luar yang tipis. Muskularis dikelilingi oleh adventisia yang banyak mengandung pembuluh darah dan saraf.

DUKTUS DEFERENS
28

KELENJAR GENITALIA TAMBAHAN KELENJAR PROSTAT Pada kelenjar prostat, asini sekretorisnya merupakan bagian kelenjar tubuloasinar dengan banyak cabang kecil yang tidak teratur. Ukuran asini kelenjar bervariasi, berlumen lebar dan khas tidak teratur karena banyak tonjolan dan lipatan jaringan ikat yang ditutupi epitel. Ciri khas asini prostat adalah adanya batu prostat yang terdiri atas lapisan-lapisan konsentris sekret prostat yang memadat. Epitel kelenjar umumnya selapis atau bertingkat silindris dan sel-selnya pucat di bagian distal. Stroma fibromuskular merupakan ciri khas kelenjar prostat. Serat-serat otot polos dan serat-serat jaringan ikat berbaur di dalam stroma dan tersebar di seluruh kelenjar.

KELENJAR PROSTAT VESIKULA SEMINALIS Vesikula seminalis memiliki kerumitan lipatan-lipatan/plika primer. Lipatan-lipatan ini bercabang dan menghasilkan banyak plika sekunder yang sering beranastomosis, membentuk kriptus dan rerongga. Lamina proprianya meluas dan membentuk bagian pusat plika primer yang lebih besar dan sedikit stroma plika sekunder. Lipatan-lipatan ini terjulur masuk ke dalam lumen vesikula seminalis. Epitel vesikula seminalis biasanya tipe bertingkat semu rendah dengan sel-sel basal dan sel sekretoris silindris rendah atau kuboid. Muskularis terdiri atas tunika muskularis polos longitudinal luar dan sirkularis dalam. Adventisia mengelilingi muskularis dan menyatu dengan jaringan ikat.

VESIKULA SEMINALIS
29

5. Mahasiswa mampu menjelaskan histologi sistem genitalia wanita. Organ genitalia wanita terdiri atas 2 ovarium, 2 tuba uterine (oviduk), uterus, vagina, dan genitalia eksternal.

Fungsi : Menghasilkan oosit Mempertahankan oosit yang telah dibuahi Menghasilkan hormone seksual

(1) Ovarium Bentuk buah kenari, ukuran 3x1,5x1cm. Ditutupi : (1) epitel germinativum (epitel selapis gepeng atau selapis kuboid) (2) tunika albuginea (jaringan ikat padat) warna ovarium menjadi keputihan (3) korteks lokasi folikel (dalam stroma; fibroblast bentuk kumparan) dan oosit (4) medula (anyaman vascular dalam jaringan ikat longgar) Antara korteks dan medula tidak ada batas tegas.

30

Perkembangan awal ovarium intrauterin Bulan I : Sel benih primordial (di yolk sac) migrasi oogonia (di primordial gonad)

31

Bulan II : ~600.000 oogonia Bulan III : Tahap profase meiosis oogonia hanya sampai diploten oosit primer Dikelilingi sel-sel folikel (sel-sel gepeng) Bulan III : >7 juta oogonia yang telah banyak bertransformasi menjadi oosit primer dan telah ada oosit primer yang lenyap melalui proses atresia Masa pubertas : ~300.000 oosit Wanita usia 40-45 tahun : ~8000 oosit Selama masa reproduksi (usia menopause 30-40 tahun) sekitar 450 oosit yang dibebaskan melalui siklus menstruasi, sisanya mengalami atresia.

Folikel Ovarium Folikel ovarium sebuah oosit yang dikelilingi sel folikel atau sel granulose. Folikel pada kehidupan janin : folikel primordial (sebuah oosit primer dalam tahap profase I meoisis; d ~25um, nucleus dan nucleolus besar, kromosom terurai, organel sitoplasma cenderung berkelompok didekat inti, banyak mitokondria, kompleks golgi, dan sisterna re, dibungkus sel epitel gepeng) pada lapisan superficial korteks. Dibawah folikel primordial lamina basal; sebagai batas antara folikel dan stroma sekitar

32

Pertumbuhan folikel (sejak puberitas) : Modifikasi oosit, sel granulose, dan fibroblast stroma (mengelilingi folikel)

Dirangsang oleh FSH (oleh hipofisis). Oosit : pertumbuhan paling pesat saat awal pertumbuhan folikel s.d oosit mencapai diameter maksimum 120 um. Mitokondria bertambah banyak dan tersebar merata, re membesar, kompleks golgi migrasi sampai tepat dibawah permukaan sel. Sel folikel mitosis selapis sel kuboid (folikel primer unilaminar)

33

Folikel terus berproliferasi epitel folikel berlapis (lapisan granulose), memiliki taut rekah folikel primer multilaminar (preantrum)

Zona pelusida : lapisan amorf tebal dengan 3 glikoprotein mengelilingi oosit. Diyakini dihasilkan oleh oosit dan sel folikel. Filopodia sel folikel dan mikrovili oosit memasuki zona pelusida dan saling berkontak melalui taut rekah.

Folikel berpindah ke korteks yang lebih dalam karena sel granulose bertambah banyak, cairan liquor folliculi(komponen plasma dan produk sekresi folikel, glikosaminoglikan, protein terutama pengikat steroid, steroid; progesterone, androgen, dan estrogen) mengumpul diantara sel-sel folikel, celah kecil yang diisi cairan ini menyatu, sel granulose membentuk rongga yang lebih besar; antrum folikel sekunder (folikel antrum)

34

A = antrum, G= granulosa Sebagian sel granulose berkumpul pada dinding folikel membentuk bukit kecil, kumullus ooforus (menonjol ke bagian dalam antrum dan mengandung oosit), sebagian sel granulose mengelilingi oosit korona radiata yang menyertai oosit saat meninggalkan ovarium Fibroblast stroma disekitar folikel teka folikuli (teka;kotak) teka interna & teka eksterna. Teka interna; ciri ultrastruktur seperti sel penghasil steroid (re halus, mitokondria dengan sisterna tubular, banyak tetes lipid), mensekresi hormone steroid; androstenedion yang ditranspor ke lapisan granulose. Teka eksterna; lapisan fibroblast yang mengelilingi teka interna. Batas antara kedua teka tidak jelas, Sel-sel granulose(dibawah FSH) menyintesis enzim aromatase untuk mengubah androtenesdion estrogen (ke stroma yang mengelilingi folikel ke pembuluh darah). Batas antara teka interna lapisan granulose sangat tegas karena sel-selnya secara morfologis berbeda dan terdapat membran basal tebal.

Pembuluh darah kecil menembus teka interna dan menyuplai pleksus kapiler sekitar sel sekretoris yang memiliki banyak vaskularisasi, tidak ada pembuluh darah di lapisan granulose Saat siklus menstruasi biasanya hanya satu folikel yang tumbuh menjadi folikel dominan, folikel lainnya mengalami atresia, kemudian folikel dominan mengalami
35

ovulasi folikel matang, pra-ovulasi, folikel Graaf (d~2,5 cm; menonjol dari ovarium sehingga dapat dideteksi dengan ultrasonografi) Akumulasi cairan rongga folikel menjadi besar, oosit melekat pada dinding folikel melalui pedikel dari granulose, lapisan granulose menjadi tipis karena jumlah pembelahan sel granulose tidak sebanding dengan pertumbuhan folikel Folikel matang memiliki teka interna yang sangat tebal Keseluruhan proses dari folikel primordial hingga folikel matang : 90 hari.

Atresia Folikel Sel folikel dan oosit mati dan difagosit yang ditandai dengan terhentinya mitosis sel-sel granulose, pelepasan sel granulose dari lamina basal, dan kematian oosit, kemudian makrofag memfagositosis debris, lalu fibroblast membentuk jaringan parut kolagen. Atresia berlangsung dari sebelum lahir hingga beberapa tahun setelah menopause, sejumlah besar terjadi saat setelah melahirkan, saat pengaruh hormone maternal terhenti, pubertas, dan kehamilan. Ovulasi Meliputi pecahnya sebagian dinding folikel matang dan pelepasan oosit yang ditangkap oleh tuba uterine yang melebar, proses terjadi di pertengahan siklus menstruasi. Biasanya hanya satu oosit atau bahkan tidak ada oosit (siklus anovulatori) yang dilepas, atau 2 oosit yang dilepas secara serentak. Stimulusnya adalah lonjakan LH dari hipofisis anterior sebagai respons tingginya estrogen yang dihasilkan folikel yang tumbuh. Aliran darah yang melalui ovarium meningkat dan protein plasma merembes dari kapiler dan venula pascakapiler edema. Terjadi pelepasan prostaglandin, histamine, vasopressin, dan kolagenase. Sel granulose menghasilkan banyak asam hiluronat dan menjadi longgar. Sebagian kecil daerah dinding folikel menjadi lemah akibat degradasi kolagen tunika albuginea, iskemia, dan kematian sel, ditambah dengan peningkatan tekanan cairan folikel dan kontraksi sel otot polos mengakibatkan pecahnya dinding folikel bagian luar dan terjadi ovulasi. Indikasi akan terjadi ovulasi adalah munculnya stigma pada permukaan folikel, yaitu daerah pucat dan translusen pada dinding folikel karena terhentinya aliran darah. Pembelahan meiosis pertama selesai sesaat sebelum terjadinya ovulasi (oosit dalam profase I meiosis I), kromosom terbagi rata, namun salah satu oosit sekunder memperoleh hampir seluruh sitoplasmanya, yang lain menjadi badan polar I; sel yang sangat kecil dengan inti kecil dan sedikit sitoplasma. Setelah badan polar I dikeluarkan, inti oosit memulai meiosis II yang terhenti pada metaphase. Karena pecahnya dinding folikel, oosit dan badan polar I, terbungkus oleh zona pelusida, korona radiate, dan sedikit cairan folikel meninggalkan ovarium menuju tuba uterine tempat
36

oosit dibuahi, jika tidak terjadi dalam 24 jam setelah ovulasi, oosit akan berdegenerasi dan difagositosis. Korpus Luteum Setelah ovulasi: sel granulose + sel teka interna korpus luteum (kelenjar endokrin) yang terbenam di korteks. Keluarnya cairan folikel dinding folikel kolaps dan terlipat darah masuk ke rongga folikel dan membeku disusupi jaringan ikat

Setelah ovulasi sel-sel granulose bertambah besar (20-35 um) yang menempati 80% parenkim korpus luteum sel lutein granulose dengan cirri sel penghasil steroid

Sel teka interna menghasilkan sel lutein teka dengan struktur mirip sel lutein granulose namun lebih kecil (~15 um) dan terpulas lebih kuat yang menempati lipatan dinding korpus luteum. Kapiler darah dan limfe nya tumbuh ke dalam korpus luteum. Reorganisasi folikel setelah ovulasi dan perkembangan korpus luteum terjadi akibat rangsangan LH, dan LH juga membuat sel korpus luteum mengubah enzim dan menyekresi progesterone dan estrogen.

37

Setelah dirangsang LH, korpus luteum bersekresi selama 10-12 hari, jika tidak ada rangsangan hormone lain dan kehamilan, sel korpus luteum akan berdegenerasi melalui apoptosis. Akibat penurunan progesterone adalah menstruasi meliputi pelepasan sebagian mukosa uterus. Estrogen menghambat FSH dibebaskan, setelah korpus luteum berdegenerasi konsentrasi steroid darah menurun dan FSH dibebaskan dan memulai siklus menstruasi berikutnya. Korpus luteum yang bertahan sebaguan dari siklus menstruasi korpus luteum menstruasi, sisanya difagositosis oleh makrofag, fibroblast didekatnya membentuk parut jaringan ikat padat korpus albikans.

Jika kehamilan terjadi, mukosa uterus tidak boleh terlepas, sehingga dikirimkan suatu sinyal dari embrio ke korpus luteum dengan sel-sel trofoblas yang menyekresi human chorionoc gonadotropin (HCG) yang fungsinya mempertahankan mukosa uterus selama kehamilan. Progesteron juga mempertahankan mukosa uterus dan merangsang sekresi kelenjar uterus untuk nutrisi embrio korpus luteum kehamilan (gravididatis) yang bertahan selama 4-5 bulan dan berdegenerasi digantikan oleh korpus albikans yang jauh lebih besar. Sel Interstisial Setelah atresia folikel, sel teka interna seringkali bertahan dan terisolasi dalam stroma korteks sel interstisial. Ada sejak masa kanak-kanak sampai menopause dan aktif menyekresi steroid yang dirangsang LH.
38

(2)

Oviduk (Tuba Uterina)

Dua tabung berotot dengan mobilitas tinggi dengan panjang 12 cm, salah satu ujungnya; infundibulum terbuka ke rongga peritoneum di samping ovarium dan memiliki tepi dengan juluran mirip jari-jari : fimbriae, dan ujung yang lain yakni bagian intramural menembus dinding uterus. Dinding oviduk terdiri atas 3 lapisan : Mukosa Memiliki lipatan panjang yang paling abnyak dijumpai di bagian ampula. Lumen bagian ampula menyerupai labirin pada potongan melintang. Lipatan makin mengecil pada segmen tuba yang lebih dekat ke uterus, pada bagian intramural lipatan hanya berupa tonjolan kecil di lumen.

Mukosanya adalah epitel selapis silindris dan lamina propria dari jaringan ikat longgar. Epitelnya mengandung sel dengan silia dan sekretoris. Silia melecut ke arah uterus menggerakan lapisan tipis cairan kental yakni produk sel sekretoris yang tersebar di antara sel-sel bersilia. Saat ovulasi, oviduk menimbulkan banyak pergerakan, ujung tuba dengan banyak fimbrae sangat mendekati mendekati ovarium yang memudahkan transport oosit yang diovulasi ke dalam tuba. Dengan peristaltic otot dan lecutan silia, oosit memasuki infundibulum oviduk. Sekret epitel tuba memiliki zat nutrisi dan bersifat protektif bagi oosit dan memudahkan aktivasi spermatozoa. Fertilisasi terjadi di ampula dan berguna sebagai stimulus oosit untuk meiosis II. Bila pembuahan tidak terjadi, oosit mengalami autolysis dalam tuba uterine. Begitu dibuahi, oosit dinamakan zigot mulai membelah dan diangkut di uterus (sekitar 5 hari). Gerakan lapisan tipis penutup mukosa tuba dan kontraksi lapisan ototnya mengangkut zigot ke uterus, silia tidak terlalu esensial dalam transport.

39

Lapisan otot tebal tebal yang terdiri atas otot polos yakni lapisan sirkular di dalam dan lapisan longitudinal di luar Serosa terdiri atas peritoneum visceral

(3) Uterus Organ berbentuk pir terdiri atas : Korpus Serviks Fundus

Dinding uterus relatof tebal dengan 3 lapisan : Lapisan serosa (jaringan ikat dan mesotel) atau adventisia (jaringan ikat) Miometrium (lapisan otot polos tebal) Lapisan paling tebal di uterus, terdiri dari berkas-berkas otot polos membentuk 4 lapisan yang tidak berbatas tegas (lap 1 dan 4 terdiri atas serat yang tersusun memanjang, lapisan tengah mengandung pembluh darah yang besar) yang dipisahkan jaringan ikat. Selama kehamilan, miometrium mengalami hyperplasia dan hipertrofi, banyak sel otot polos memiliki cirri ultrastruktur sel penghasil protein dan aktif menyintesis kolagen. Setelah kehamilan, terdapat destruksi otot polos, pengecilan ukuran sel lainnya, dan degradasi enzimatik kolagen. Endometrium (mukosa uterus)

40

Terdiri atas epitel dan lamina propria dengan kelenjar tubular simpleks yang didalamnya kadang bercabang. Sel epitel pelapisnya merupakan gabungan selapis sel silindris sekretoris dan sel bersilia. Epitel kelenjar uterus serupa dengan epitel superficial, namun sel bersilia jarang dijumpai di kelenjar.

Jaringan ikat lamina propria kaya fibroblast dan mengandung banyak substansi dasar, serat jaringan ikatnya berasal dari kolagen tipe III. Terdapat 2 zona : 1. Lapisan basal, yang paling dalam : mengandung lamina propria dan bagian awal kelenjar uterus 2. Lapisan fungsional : mengandung sisa lamina propria dan sisa kelenjar, lalu epitel permukaan

Pembuluh darah yang mendarahi adalah 2 set aretri dari arteri arkuata yang mendarahi miometrium yakni arteri rekta (ke lapisan basal) dan spiralis (ke lapisan fungsional)

Kelenjar uterus pada fase luteal (sekresi), berkelok-kelok dan berisi sekret
41

Serviks Uteri Bagian bawah yang silindris dengan struktur histologist berbeda dari bagian lain. Lapisannya epitel selapis silindris penghasil mukus. Sedikit serabut otot polos dan ~85% jaringan ikat padat. Bagian luar dilapisi epitel gepeng berlapis. Mukosa mengandung kelenjar serviks berisi mukus dan banyak bercabang. Mukosa tidak terlepas selama menstruasi. Selama kehamilan kelenjar mukus berproliferasi dan menyekresi lebih banyak mukus. Saat pembuahan, secret mukosa menjadi encer. Selama kehamilan, kadar progesterone mengubah sekretnya sehingga menjadi lebih kental dan mencegah masuknya sperma beserta mikroorganisme ke dalam korpus uterus. (4) Vagina Tidak memiliki kelenjar dengan 3 lapisan : Mukosa Epitelnya ialah epitel berlapis gepeng dengan tebal 150-200 um dengan sedikit keratohialin. Karena estrogen, epitel vagina menyintesis banyak glikogen yang ditimbun dalam lumen. Bakteri dalam bagina memetabolisme glikogen menjad asam laktat menyebabkan lingkungan asam yang protektif terhadap bakteri pathogen. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat longgar dengan serat elastin. Banyak limfosit dan neutrofil yang selama menstruasi menerobos epitel dan masuk ke dalam lumen vagina. Tidak memiliki ujung saraf sensorik dan sedikit ujung saraf bebas yang mungkin merupakan serabut nyeri.

Lapisan muskulari Serabut otot memanjang, lapisan otot sirkular terutama didalam. Adventisia Kaya serat elastin tebal yang menyatukan vagina dengan jaringan sekitar. Vagina lentur karena banyak serat elastin di dindingnya, terdapat pleksus vena, berkas saraf, dan kelompok sel saraf.

Mukus di lumen vagina berasal dari kelenjar serviks uteri.

42

(5) Genitalia Eksterna Terdiri dari klitoris, labia minor, labia mayor, dan kelenjar yang bermuara ke vestibulum. Glandula vestibularis mayor (kelenjar Bartholini) di kedua sisi vestibulum, kelenjar ini homolog dengan kelenjar bulbouretra pada pria. Lalu ada glandula vestibularis minor yang lebih banyak dan sering ditemukan di sekitar uretra dan klitoris. Semua kelenjar menyekresi mukus. Klitoris dibentuk 2 badan erektil yang berakhir pada glans klitoris dan prepusium yang dilapisi epitel berlapis gepeng. Labia minor merupakan lipatan kulit dengan jaringan ikat mirip spons dengan serat elastin. Epitel berlapis gepeng memiliki lapisan tipis sel berlapis tanduk pada permukaannya. Kelenjar sebasea dan keringat terdapat pada permukaan luar dan dalam kabia minor. Labia mayor merupakan lipatan kulit yang mengandung banyak jaringan lemak dan lapisan tipis otot polos. Struktur histologist permukaan dalamnya serupa dengan labia minor, dan permukaan luarnya ditutupi rambut kasar dan keriting, banyak juga kelenjar sebasea dan keringat pada kedua permukaannya. Genitalia eksterna disuplai banyak ujung saraf sensorik taktil, termasuk badan Meissner dan Paccini yang berperan pada rangsangan seksual.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan vaskularisasi, sistem limfatik dan inervasi sistem genitalia. Wanita Ovarium : Arteri : didarahi arteri ovarica yang berasal dari aorta abdominalis setinggi vertebra lumbalis 1. Vena : vena ovarica dextra yang bermuara ke vena cava inferior sedangkan vena ovarica sinistra ke vena renalis sinstra. Limfe : pembuluh limfe ovarium mengikuti arteri ovarica dan mengalirkan limfe ke nodi para aortic, setinggi vertebra L1. Persarafan : berasal dari plexus aorticus dan mengikuti arteria ovarica. Tuba Uterina Arteri : arteri uterine merupakan cabang arteria iliaca interna sedangkan arteria ovarica cabang dari aorta abdominis Vena : mengikuti arteri

43

Limfe : pembuluh limfe mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke nodi iliaca interna dan para aortic. Persarafan : saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastrikus inferior. Uterus Arteri : yang mendarahi uterus adalah arteri uterine, sebuah cabang arteri iliaka interna. Arteri uterine sampai ke uterus dengan berjalanke medial di basis ligamentum latum. Vena : vena uterine mengikuti arteri uterine dan bermuara ke dalam vena iliaka interna. Limfe : pembuluh limfe dari fundus uteri berjalan bersama arteri ovarica dan mengalirkan limfe ke nodi para aortic setinggi vertebra L1. Persarafan : saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastrikus inferior. Vagina Arteri : arteri vagina, cabang arteri iliaca interna dan ramus vaginalis arteri uterine. Vena : vena vagina membentuk sebuah plexus venosus vaginalis di sekeliling vagina dan bermuara ke vena iliaca interna. Limfe : pembuluh limfe dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke nodi iliaca externa dan interna, pembuluh limfe dari sepertiga bagian tengah vagina bermuara ke nodi iliaca interna, dan pembuluh limfe dari sepertiga bagian bawah ke nodi inguinalis superficialis. Persarafan : saraf yang mempersarafi vagina berasal dari plexus hypogastricus inferior. Vulva Arteri : banyak didarahi yang berasal dari cabang-cabang externa dan interna arteri pudenda interna pada setiap sisi. Limfe : cairan limfe dari kulit vulva dialirkan ke nodi superomedialis dari nodi inguinalis superfisialis. Persarafan : bagian anterior vulva dipersarafi oleh nervus ilioinguinalis dan ramus genitalis nervi genitofemorales. Bagian posterior vulva dipersarafi oleh cabang nervus perinalis dan nervus cutaneus femoris posterior.

44

Pria

Vaskularisasi: 1. Testis Arteri : berasal dari abdominal aorta yang akan bercabang menjadi arteri testicular. Arteri tersebut akan bercabang dan berhubungan dengan arteri duktus deferen. Vena : membentuk pampiniform plexus dari bagian anterior duktus deferens dan mengelilingi testis. Pampiniform plexus berfungsi sebagai thermoregulatory, yaitu penjaga temperatur testis agar konstan. Vena testicular kanan akan menuju vena kava inferior, sedangkan vena testicular kiri akan masuk ke vena renal kiri.

45

2. Duktus Deferens Arteri : berasal dari arteri vesical superior yang akhirnya akan menyatu dengan arteri testicular. Vena : berasal dari vena testicular, termasuk plexus pampiniform. Bagian ujungnya menuju vena vesicular plexus atau vena prostatic plexus. 3. Vesika Seminalis Arteri : berasal dari arteri vesical inferior dan middle rectal arteries. Vena : mengiringi arteri 4. Duktus Ejakulatori Arteri : arteri yang berasal dari duktus deferens Vena : bergabung dengan vena prostatic plexus dan veical plexus 5. Kelenjar Prostat Arteri :berasal dari arteri iliac internal khususnya arteri vesical inferior, internal pudendal dan middle rectal arteries. Vena : membentuk prostatic plexus yang berasal dari vena iliac internal. Vena tersbut akan menuju vena vesical plexus. 6. Penis Arteri: berasal dari cabang arteri hypogastrica yaitu arteri pudenda interna (mendarahi batang penis), dan cabang dari arteri dorsalis penis yaitu arteri profunda penis (mendarahi struktur cavernosa). Vena: berasal dari vena dorsalis penis, yang kemudian melewati bagian superior penis, dan kemudian cabangnya yaitu vena dorsalis penis profundus yang melewati permukaan inferior penis. Sistem Limfatik 1. Skrotum Cairan limfe dinding skrotum dialirkan masuk nodi lymphatici inguinalis superficialis medialis. Aliran limfe testis dan epididimis berjalan keatas dalam funiculus spermaticus, dan berakhir pada nodi lymphatici (paraaorta)setinggi vertebra lumbalis 1. 2. Kelenjar Prostat Aliran limfe dari prostat dialirkan kedalam limph node iliaka interna (hiposgastrica), sakral, vesikal, iliaka eksterna.
46

3. Penis Cairan limfe kulit penis dialirkan ke modi limphatici inguinalis superficialis medialis. Struktur profunda penis cairan limfenya mengalir ke nodi lymphatici iliaka interna. Inervasi 1. Skrotum Dipersarafi oleh N. ilioinguinalis, N. lumboinguinalis, N. perinealis superficialis, dan cabang pudenda yaitu N. Cut. Femoralis posterior. 2. Kelenjar prostat Persarafan prostat berasal dari plexus hypogastricus inferior. 3. Penis Persarafan penis berasal dari N. pudendus, dan Plexus pelvicus. Selain itu, penis juga di persarafi oleh N. dorsalis peni s (mempersarafi kulit penis).

7. Mahasiswa mampu menjelaskan kelainan kongenital sistem genitalia. 1. Hypospadia Muara urethtra yang terdapat dibawah gland penis, bisa pada pangkal penis dekat gland penis atau batang penis. Bentuk hypospadia yang lebih berat terjadi jika lubang urethtra terdapat ditengah batang penis atau dibawah skrotum. Karena kelainan ini sering berhubungan dengan kordi yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang yang menyebabkan penis melengkung kebawah pada saat ereksi. Disebabkan karena penyatuan plica urethtra tidak sempurna pada minggu ke-6 embriologi.

47

2. Epispadia Suatu kelainan bawaan pada laki-laki, dimana lubang urethtra terdapat dibagian punggung penis atau uretra tidak terbentuk tabung tetapi terbuka. Terdapat 3 jenis epispadia : - Muara uretra terdapat dipuncak glans penis. - Seluruh uretra terbuka disepanjang penis. - Seluruh uretra terbuka dan lubang kandung kemih terdapat pada dinding perut. 3. Clitoral Anomali Kelainan bentuk klitoris Klitoris yang membesar >10mm Bentuk klitoris yang tidak simetris dan sering ditemukan pada anak umur 2 atau 3 tahun. Penatalaksanaan : jika tidak berpengaruh pada fisi, hanya diberikan konseling pada wanita.

4. Fusi Labia - Saat perkembangan tidak terjadinya pembelahan sempurna antara labia kiri dan labia kanan. - Labia menutupi saluran uretra dan yang sering pada labia minora. - Pengobatan : melakukan insisi (memasukkan pinset kedalam lobang) 5. Pseudohermafrodit Genotip jenis kelamin tertutup oleh gambaran fenotip yang sangat mirip dengan jenis kelamin lawannya. Kalau pseudohermafrodit mempunyai sebuah testis, pasien tersebut disebut pseudohermafrodit pria; kalau ada ovarium, pasien tersebut pseudohermafrodit wanita. - Pseudohermafrodit wanita: Paling sering disebabkan oleh hyperplasia adrenal congenital (CAH). Kelainankelainan biokimiawi pada kelenjar adrenal mengakibatkan menurunnya produksi hormone steroid dan meningkatkan hormone adrenokortikotropik (ACTH). ACTH menimbulkan hyperplasia adrenal dan produksi androgen berlebihan dan menyebabkan genitalia eksterna berkembang kearah jenis pria. Pseudohermafrodit pria: Kromosom 46 XY dan berkromatin negative. Kurangnya produksi androgen dan SPM penyebab penderita ini dan adanya unsur-unsur paramesonefros. Bentuk luar wanita normal tapi genitalia eksterna tidak responsive terhadap hormon androgen. Oleh karena itu pasien ini mempunyai testis dan menghasilkan SPM (substansi penghambat mulleri). Sistem paramesonefros ditekan, dan saluran telur dan rahim tidak ada. Vagina pendek dan berujung buntu.

48

DAFTAR PUSTAKA _______2009. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC. Eroschenko, Victor P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. EGC: Jakarta. FK Unpad, Bagian obstetric dan ginekologi. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Eleman FK UI, Bagian obstetric dan ginekologi. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Junquiera, Luiz Carlos. 2007. Histologi Dasar. Jakarta: EGC R, Sjamsuhidayat, Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC Sadler, T. W.. 2009. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: EGC. Snell, Richard S.. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC Verrals, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta: EGC Kuliah pengantar Histologi Sistem Genitalia Pria oleh dr. Sudirman Lubait. 2010. Padang. http://seisyuhada.wordpress.com/2010/03/18/anatomi-internal-genital-pria/ http://medicom.blogdetik.com/2009/03/07/torsio-testis/\

49

You might also like