You are on page 1of 13

LTM PEMICU 3 KEHAMILAN BERESIKO TINGGI

Edi Kurnawan/I11110013

Definisi Keadaan yang dapat mengganggu optimalisasi ibu maupun janin selama masa kehamilan. Faktor Penyebab Faktor risiko pada ibu hamil oleh Poedji Rochjati dikelompokkan menjadi : Kelompok Faktor Risiko I (Ada potensi risiko), terdiri dari : 1. Primi Muda Terlalu Muda hamil pertama umur 16 tahun atau kurang 2. Primi Tua Primer a. Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih b. Terlalu lambat hamil. Setelah kawin 4 tahun lebih 3. Primi Tua Sekunder Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih 4. Terlalu cepat punya anak lagi, anak terkecil usia kurang 2 tahun 5. Grande Multi Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih 6. Terlalu Tua a. Umur 35 tahun b. Hamil umur 35 tahun atau lebih 7. Terlalu pendek a. Tinggi Badan 145 cm. Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,45 meter, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil. b. Pada hamil pertama, kedua atau lebih belum pernah melahirkan normal dengan bayi cukup bulan dan hidup. 8. Pernah gagal pada kehamilan yang lalu. Hamil yang pertama gagal, hamil ketiga atau lebih mengalami gagal 2 kali 9. Pernah melahirkan dengan : a. Tarikan b. Uri dikeluarkan oleh penolong dari dalam rahim c. Pernah diinfus atau transfusi pada pendarahan post partum 10. Bekas Operasi Sesar Pernah melahirkan bayi dengan operasi sesar sebelum kehamilan ini. Kelompok Faktor Risiko II (Ada Risiko): 1. Ibu Hamil Dengan Penyakit : a. Anemia : Pucat, lemas badan lekas lelah b. Malaria : Panas Tinggi, Menggigil keluar keringat, sakit kepala

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

c. Tuberculosa Paru : Batuk lama tidak sembuh-sembuh, batuk darah badan lemah lesu dan kurus d. Payah Jantung : Sesak nafas, jantung berdebar, kaki bengkak e. Penyakit lain : HIV-AIDS, Penyakit Menular Seksual Pre eklampsia Ringan Hamil Kembar/ gemeli : Perut ibu sangat membesar, gerak anak terasa di beberapa tempat Kembar Air/ Hidramnion : Perut ibu sangat membesar, gerak anak tidak begitu terasa, karena air ketuban terlalu banyak, biasanya anak kecil Bayi mati dalam : Ibu hamil tidak terasa gerakan anak lagi kandungan. Hamil lebih bulan (Serotinus) : Ibu hamil 9 bulan dan lebih 2 munggu belum melahirkan. Letak Sungsang Letak Lintang

Kelompok Faktor Risiko III ( Ada Gawat Darurat ) 1. Perdarahan sebelum bayi lahir. Mengeluarkan darah pada waktu hamil, sebelum kelahiran bayi 2. Pre eklamsia Berat dan atau Eklamsia Jika selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko terjadinya keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayinya meningkat.Pemeriksaan kadar gula darah dilakuka pada wanita hamil ketika memasuki usia kehamilan 20-28 minggu. Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin mengalami: a. kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah) b. perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah) c. persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina yang berat d. plasenta previa (plasenta letak rendah). Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahun. Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan, biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik pada bayi dan kedua orangtuanya. Kelainan struktur Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik, USG atau rontgen. Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim bisa meningkatkan resiko

terjadinya: kelahiran premature, gangguan selama persalinan, kelainan letak janin, kelainan letak plasenta, keguguran berulang. Keadaan kesehatan Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya. Keadaan kesehatan yang sangat penting adalah: Tekanan darah tinggi menahun, penyakit ginjal, Diabetes, Penyakit jantung yang berat, Penyakit sel sabit, Penyakit tiroid, Lupus, Kelainan pembekuan darah. Riwayat keluarga Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan. Obat-obatan atau infeksi Obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan cacat bawaan jika diminum selama hamil adalah: Alkohol, Phenitoin, Obat-obat yang kerjanya melawan asam folat (misalnya triamteren atau trimethoprim), Lithium, Streptomycin, Tetracyclin, Talidomide, Warfarin. Infeksi yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah: Herpes simpleks, Hepatitis virus, Influenza, Gondongan, Campak Jerman (rubella), Cacar air (varisela), sifilis, Listeriosis, Toksoplasmosis, Infeksi oleh virus coxsackie atau sitomegalovirus. Merokok Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami: komplikasi plasenta, ketubah pecah sebelum waktunya, persalinan premature, infeksi rahim. Efek ini diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan hormon yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke plasenta dan rahim). Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan. Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian alkohol selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan: keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir, kelainan wajah, mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal, kelainan perkembangan perilaku. Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan keterbelakangan mental.Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan perilaku yang berat pada bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya perilaku antisosial dan kurang memperhatikan).Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita

tersebut adalah peminum berat.Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2 kg. Keadaan kesehatan Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati. Jika seorang wanita hamil pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan pemeriksaan air kemih pada awal kehamilan. Jika ditemukan bakteri, segera diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya. Infeksi vagina oleh bakteri selama hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan antibiotik. Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4 Celsius) pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya keguguran dan kelainan sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya persalinan prematur. Primigravida. Pada primigravida kekakuan jaringan panggul yang belum pernah menghadapi kehamilan akan banyak menentukan kelancaran proses kehamilan nya. Karena kemampuan panggul tersebut belum dicoba, harus diadakan penilaian yang cermat akan keseimbangan ukuran panggul dan kepala janin. Penilaian mana perlu dikerjakan oleh dokter pada minggu ke 34 usia kehamilan. Oleh karena itu perlu latihan dan pengalaman untuk memperoleh ketrampilan tersebut. Grandemultipara. Pada keadaan ini sering kali ditemukan perdarahan sesudah persalinan akibat dari kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali diregangkan oleh kehamilan sehingga membatasi kemampuan kontraksi untuk menghentikan perdarahan sesudah persalinan. Sering pula ditemukan inersia uteri (tidak cukupnya tenaga untuk mengeluarkan janin). Keadaan ini akan lebih buruk lagi dengan jarak kehamilan yang singkat. Akibat kemunduran keadaan jaringan, cenderung untuk menimbulkan kelainan letak atau kelainan pertumbuhan plasenta, plasenta adhesiva dan sebagainya yang disertai perdarahan

Pencegahan dan Edukasi Pencegahan kehamilan resiko tinggi Dengan memeriksa kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. Dengan mendapatkan imunisasi pada saat kehmilan

Bila ditemukan kehamilan resiko tinggi pemneriksaan harus lebih sering dan lebih intensif Makan-makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna, dan lebih memperhatikan asupan gizi khusus untuk ibu hamil. Mengenal dan mengetahui faktor-faktor penyebab kehamilan resiko tinggi sehingga dapat dicegah dan ditanggulangi dengan segera. Edukasi kehamilan resiko tinggi Edukasi diberikan dengan memperkenalkan faktor-faktor atau hal-hal penyebab kehamilan resiko tinggi, menjelaskan bahaya yang akan timbul pada ibu dan calon bayi serta meberikan penjelasan tentang pentingnya kontrasepsi dan pemeriksaan selama kehamilan. Sumber: Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

KONTRASEPSI Definisi Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran. (Hanifa, 2003; Manuaba, 2008). Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta mencapai keluarga yang sejahtera. Jenis jenis kontrasepsi 1. Kontrasepsi PIL Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil kombinasi, pil yang mengandung progesteron dan pil yang mengandung estrogen Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan, kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur. a. Jenis jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu : Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon. Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon (Saifuddin, 2003) b. Efektivitas

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih mencapai 93%. ( Everett. 2007. hlm. 119 ) Keuntungan Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan jika pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko anemia, mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap kanker endometrium dan ovarium. Kerugian Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang merokok pada usia 35 atahun. ( Everett, 2007). Indikasi Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik. (Sifuddin, 2003). Kontra indikasi Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi, depresi berat dan obesitas. ( Everett, 2007). Mekanisme Kerja mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti.Lendir sevik juga mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga penetrasi sperma menurun (Siswosudarmo,et al, 2001). Efek Samping Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat badan, perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea. (Hanifa. 1999) Cara pemakaian Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet. (Hanifa. 1999).

2. Kontrasepsi Suntik Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang sebulan sekali ( syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali ( depo propera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting. (Pendit. 2006).

a. Efektifitas Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam mencegah kehamilan. Dan tinggat kegagalannya sangat kecil. Keefektifannya 0,1 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian. (Everett, 2007). b. Kerugian Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati. (Saifuddin, 2003). c. Keuntungan Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak menggagu pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba, 1998). d. Indikasi Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. (Saifuddin, 2003). e. Kontra indikasi Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai komplikasi. f. Efek samping Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak teratur dan amenore. g. Mekanisme Kerja Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat, mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi h. Jenis jenis suntik Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi progesteron asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12 minggu. Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200 mg setiap 8 minggu. syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu. (Everett, 2007). i. Cara pemakaian Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus : Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertma haid, tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12 minggu. Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsi tambahan setelah itu diberikan setiap 8 minggu. Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu (Everett, 2007). 3. Kontrasepsi Susuk

Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen. (Hanifa, 1999). a. Mekanisme kerja Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron dapat mengahalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi. b. Jenis jenis Jenis jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedena dan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester dengan lama kerjanya 3 tahun. (Saifuddin. 2003) c. Keuntungan Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control medis ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu tingggi, biaya ringan. (Manuaba, 1999). d. Kerugian Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak, meningkatnya jumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan membukanya. e. Indikasi Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran f. Kontra indikasi Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan depresi. (Everett, 2007). g. Efek samping Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok. (Everett, 2007). h. Waktu pemasangan Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap saat selama siklus haid hari ke 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari

saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan. (Hanifa, 1999). i. Cara pemasangan Cara pemasangan implant adalah : 1) Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien membersihkan lengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang digunakan. 2) Gunakan cara pencegahan infeksi 3) Pastikan kapsul kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan siku di daerah media lengan 4) Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil, hanya sekedar menembus kulit. 5) Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil. 6) Kemudian masukkan implant secara perlahan lahan sampai semu implant masuk kedalam bawah kulit. 7) Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750 8) Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. (Sifuddin, 2003). j. Cara pencabutan Cara pencabutan implant adalah : 1) Desinfeksi daerah yang akan di insisi. 2) Suntikkan lidocain 5cc. 3) Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul implant. 4) Tangan kanan mendorong implant kearah insisi 5) Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant 6) Keluarkan kapsul implant satu persatu. 7) Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan atau lebar agar tidak terjadi perdarahan. ( Manuaba, 1999). 4. Kontrasepsi IUD IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan mempunyai lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. (Burns, 2000). IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang megandung tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit, 2006). a. Jenis jenis IUD jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippes lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU 380A adalah alat yang berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan tembaga memiliki inti perak pada batang. Sof T adalah IUD tembaga yang berbentuk mirip rongga uterus.

b.

c.

d.

e.

Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada ujung bawah. Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat pada lengan vertical. Keuntungan keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas. Dapat di pasang segera setelah melahirkan.Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan. Menurut PKMI (2007) keuntungan IUD ada beberapa hal, yaitu : Sangat efektif 0,6 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian. IUD dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang ( 8 10 tahun pemakaian ). Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Tidak ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume asi. Dapat digunakan hingga menopause. Tidak ada interaksi dengan obat obatan. Efek Samping Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang disebabkan oleh benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak diharapkan. Efek samping IUD menurut Saifuddin (2003) antara lain : Haid lebih banyak dan lama. Saat haid terasa sakit. Perdarahan spoting. Terjadinya pedarahan yang banyak. Kehamilan insitu Indikasi Menurut Glasier (2005) yang merupakan indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida. Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain. Mekanisme Kerja Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. (Saifuddin, 2003). Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma,menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pergerakan sperma. (Mansjoer, 2001). Mekanisme kerja IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. IUD yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma (Agritubella, 2007). IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang akan menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi lambat dan akan mati dengan sendirinya. (Manuaba, 2008). IUD bentuk insert, contohnya lippes loop, menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadinya migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium

menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan tidak terjadi. (Manuaba, 2008). f. Kerugian Menurut Maryani (2005) kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi ( IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim). Sedangkan menurut Rubrik (2004) kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Haid menjadi lebih lama dan banyak. Perdarahan spoting (bercak bercak). Kadang kadang nyeri haid yang hebat, perlu tenaga terlatih untuk memasang dan membuka IUD. g. Kontra Indikasi Wanita yang sedang hamil, wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia, perdarahan vagina yang tidak diketahui, wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD, wanita yang menderita PMS. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim, wanita yang pernah mengalami pedarahan yang hebat. h. Waktu Pemasangan Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba (2008) antara lain : Bersamaan dengan menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada masa akhir masa nifas, Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua dan ketiga pasca persalinan, Segera setelah post abortus. i. Waktu Pencabutan Waktu pencabutan IUD yang baik antara lain : Ingin hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi kehamilan insitu. (Manuaba,1998) j. Jadwal Pemeriksaan Ulang Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal pemeriksaan ulang antara lain : 1) Dua minggu setelah pemasangan 2) Satu bulan setelah pemeriksaan pertama 3) Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua 4) Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun 5) Jika ada keluhan k. Komplikasi Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD yaitu: 1) Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD 2) Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis. 5. Kontrasepsi Mantap Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria 0,1%

- 0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita kurang dari 1% per seratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria. a. Tubektomi Tubektomi adalah satu satunya kontrasepsi yang permanent. metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup lama. 1) Efektivitas Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100 wanita pertahun. Dengan angka kegagalan 1 5 per 100 kasus 2) Keuntungan Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat segera efektif setelah pemasangan. 3) Kerugian Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi, tidak mudah kembali kesuburan. 4) Indikasi Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi. 5) Kontra indikasi Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan resiko saat operasi. 6) Efek samping Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada resiko tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan. (Everett. 2007) b. Vasektomi Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk banyak pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis. 1) Efektivitas Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000. 2) Keuntungan Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen, menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, prosedur aman dan sederhana 3) Kontra indikasi Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah urologi, tidak didukung oleh pasangan. 4) Efek samping

Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma. Sumber: Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual reproduktif, Ed.2. Penerjemah Nike Budhi Subekti. Jakarta: EGC: 198. Glasier, Anna, Gebbie, Ailsa. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Ed.4. Penerjemah Brahm U. Jakarta: EGC: 116. Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC: 455. Saifuddin, B.A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: MK72-MK73, MK75,MK77. Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kandungan, Ed.2. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: halm. 558.

You might also like