Professional Documents
Culture Documents
I. TAHUN BARU
PDF by Kang Zusi
1 Januari 1861
1 Bintang Bethlehem
2. Orang-Orang Asing
penuh harapan dan ketakutan. Ketakutan dipicu oleh kejijikan yang dia
rasakan terhadap fisik Cromwell; sementara harapan dipicu oleh keengganan
Cromwell terhadap tubuhnya. Apabila Cromwell tidak bersikap demikian,
mungkin dia tak pernah mempertimbangkan lamaran pria itu. Ditambah
dengan janji untuk meninggalkan Amerika, membuat lamaran Cromwell tak
bisa ditolaknya. Hubungan mereka sebagai suami istri tentu tak bisa seratus
persen lepas dari hubungan seksual. Adalah mustahil mengharapkan dalam
sebuah perkawinan tak akan ada senggama dengan naluri binatang.
Untungnya, hubungan seksual bisa diminimalisasi sesedikit mungkin jika
dia menikah dengan Cromwell. Penderitaan yang akan dialaminya beberapa
kali itu adalah harga yang murah untuk kesempatan yang ditawarkan
Cromwell.
Kini, harapan dan ketakutan itu telah lenyap, dihancurkan oleh peluru
seorang pembunuh. Jika Cromwell mati, Emily akan sendirian, dan dia tak
bisa tinggal di Jepang sendirian. Tanpa perlindungan ayah, saudara laki-laki
atau suami, seorang wanita tak akan punya tempat terhormat di tanah asing
ini. Dia terpaksa harus kembali ke Amerika. Atau, mungkinkah ada
alternative lain? Tidak bisakah dia meneruskan misi dengan Stark?
Dia melirik ke arah Stark yang sedang memandang keluar jendela.
Wajah maupun posturnya tidak menunjukkan apa yang sedang dia pikirkan.
5. Para Peramal
Setelah lima hari bersama para orang asing itu, Heiko lebih
memahami mereka. Terutama Matthew Stark. Gaya berbicaranya diseret
dengan huruf vokal panjang dan pengucapan kata yang lambat sehingga
lebih mudah dimengerti. Gaya berbicara Emily Gibson lebih cepat dan
terpotong-potong. Dan Pendeta Cromwell, bahkan jika Heiko mengenali
kata-katanya, dia sering tak paham cara kata-kata itu dirangkai. Matthew
Stark dan Emily Gibson merespon seakan-akan perkataan sang pendeta
masuk akal, tetapi Heiko berpikir mereka mungkin hanya bersikap sopan
kepada pria yang terluka itu.
Pendeta Cromwell menhabiskan sebagianbesar waktunya untuk tidur,
matanya yang terpejam bergerak-gerak liar. Ketika bangun, dia cenderung
bertindak liar, dan tidak bisa ditenangkan kecuali oleh kehadiran dan
perawatan Emily yang berjaga terus-menerus. Kunjungan dokter Ozawa
terlihat sangat mengganggunya. Mungkin sikap sang dokter itu
mengungkapkan makna kata-kata Jepang yang diucapkannya.
“Setengah pencernaan dan perutnya telah membusuk,” kata Dokter
Ozawa. “Kerusakan organ vitalnya sangat parah. Racun empedu
7. SATORI
"Jimbo bukan namamu yang sebenarnya." kata Genji.
"Bukankah semua bukan nama benda yang sebenarnya?" tanya
Jimbo.
Genji tertawa. "Kamu adalah orang asing tetapi kamu menggunduli
kepalamu, memakai jubah rahib Zen dan berbicara dalam teka-teki
sama yang dulu sering digunakan oleh Rahib Zengen. Apa dia yang
mengajarimu bahasa kami?"
"Tidak, Tuanku. Rahib Zengen menyelamatkan hidup hamba saat
wabah kolera; anak-anak desa yang merawat hamba setelahnya
mengajari hamba mendengar dan berbicara."
"Sungguh tak terduga. Aku ragu anak-anak itu bisa membaca
meski hanya satu huruf."
"Dan hamba juga tak bisa, Tuanku."
"Maka, pencapaian linguistikmu lebih mengesankan lagi. Pasti tak
seorang pun dari kami yang tinggal di antara petani buta huruf
Amerika selama setahun mampu belajar bahasamu sebaik kamu belajar
bahasa kami."
"Hamba berterima kasih, Tuanku, atas nama guru-guru hamba.
Mereka pantas mendapatkan pujian."
Angin sepoi musim dingin sesaat menggetarkan kain tenda di atas
mereka. Genji memandang langi: musim dingin yang pucat. Cahaya
matahari mulai memudar. Sebelum jam kerbau berlalu, mereka bisa
memulai perjalanan kembali ke Edo. Mereka sampai di perbatasan
setelah malam tiba dan menyeberang wilayah Yoshino dalam
kegelapan. Itu memberikan satu keuntungan penting: Kemungkinan
mereka bertemu pasukan Yoshino jauh lebih kecil daripada saat siang
hari. Pembantaian sia-sia dalam satu kali perjalanan sudah lebih dari
cukup.
9. Bitoku
10. Iaido
IV
Kepala terakhir adalah kepala bayi yang belum berumur satu tahun.
Shigeru menancap-kan kepala itu di tombak yang terletak di ujung akhir
barisan kepala yang dia tancapkan di gerbang depan istana. Musim dingin
di wilayah Akaoka lebih hangat daripada di wilayah Pegunungan Honshu.
Kepala Kudo sudah membusuk, tak bisa dikenali lagi. Kepala-kepala lain
"Untuk orang sebesar dia, Lady Emily ternyata cukup tangkas," kata
Taro. Dia dan Hide mengamati Emily memanjat pohon apel.
"Dia nggak sebesar itu kok," kata Hide. "Ketika dua orang bodoh itu
bunuh diri di depan kami, dia pingsan di pelukan junjungan kita. Dan
Lord Genji mampu menahannya dengan mudah. Proporsi tubuhnya
memang tidak seperti yang biasa kita lihat sehingga kita menilai ukuran
tubuhnya secara salah."
"Sekarang setelah aku tahu itu, kurasa kamu memang benar." Taro
berusaha keras untuk mendapatkan perspektif yang benar tentang ukuran
tubuh Emily. Lady Emily telah mewujudkan ramalan Lord Kiyori
sehingga tidak pantas jika dia masih melihatnya sebagai besar, tidak
proporsional, atau bahkan jelek. Kesetiaan terhadap junjungan menuntut
mereka untuk menempatkan wanita itu di tempat yang sebaik mungkin.
Kadang, jika Stark ada di dekat El Paso, dia berhenti di rumah bordil
Manual Cruz, yang punya selusin pelacur terbaik di Texas. Begitu
promosi pemiliknya. Stark tak pernah menemui lebih dari delapan pelacur
di tempat itu dan sejauh pengamatannya, mereka tak lebih baik dari para
pelacur lain di kota itu ataupun di negara bagian lain.
"Kebebasan berekspresi," kata Cruz. "Dekati seorang pria. Buat dia
merasa optimistis. Baik untuknya. Baik untuk bisnis."
"Apa itu kebebasan berekspresi?"
"Nak, kamu datang ke sini untuk mendapatkan pelajaran tentang
kerumitan penggunaan bahasa, atau untuk dibor, dilem, dan ditato?"
"Aku datang untuk meniduri seorang pelacur," kata Stark. "Bukan
untuk memperbaiki sesuatu."
"Tukang umpat dengan pikiran sempit rupanya," kata Ethan
menyindir Stark yang tidak mengerti arti dibor, dilem, dan ditato yang
berkonotasi jorok. Ethan adalah anak adopsi Cruz. Dia mengenakan
pistolnya rendah di paha seperti Stark. Suatu hari nanti, Ethan akan tahu
kalau dia adalah Matthew Stark, penembak jitu dengan reputasi besar, dan
menantangnya. Atau, dia akan tahu kalau dia dan Stark berkecimpung di
pekerjaan yang sama dan mengusulkan membentuk rekanan. Itu atau yang
lainnya. Tak lama lagi.
14. Sekigahara
"Saya sangat bahagia melihat Anda sehat," kata Emily. "Kami semua
sangat khawatir. Silakan duduk."
"Terima kasih." Di dalam Genji merasa sangat kacau. Tak heran
jika badannya juga terasa sakit semua, apalagi setelah dia duduk di
kursi orang asing. Tulang punggungnya langsung bergeser begitu dia
duduk dan organ-organ dalamnya saling menekan satu sama lain,
menghalangi aliran ki dan menyebabkan akumulasi zat beracun di
tubuh. Bagus. Sekarang, dia merasa kacau di luar maupun di dalam.
"Nona Heiko mengatakan Anda ingin berbicara dengan saya."
"Dia bilang kenapa?"
"Dia hanya mengatakan pembicaraan ini menyangkut hal penting
dan sensitif." Emily memandang Genji. "Sebenamya, lebih baik jika
"Sesuatu sedang terjadi. Lihat!" Satu dari ketiga penembak jitu yang
ada di pos berikutnya menunjuk kepada tiga penembak jitu di pos
pertama yang meninggalkan pos mereka di puncak bukit sebelah.
"Diam," sergah pemimpinnya, "dan kembali tiarap."
Penembak itu mematuhinya. Tetapi, dia mulai melihat sekeliling
dengan gugup dan tidak memusatkan perhatian pada lembah di
bawahnya.
Ada tiga pos penembak jitu. Dua karena pos yang pertama sudah
ditinggalkan. Shigeru terus menunggu. Dalam beberapa menit, para
penembak jitu di kedua pos berikutnya juga lari.
Shigeru mengerutkan alis. Disiplin rendah seperti itu sangat
memuakkan, bahkan walaupun terjadi di pihak musuh.
Dia lalu memacu kudanya lagi.
"Ayah."
Suara anak-anak. Putranya.
"Nobuyoshi?"
Tak ada jawaban.
Ajaibnya, Saiki tidak terbunuh oleh ledakan yang terjadi di kuil. Dia
ditemukan pengikut Mukai pingsan di bawah mayat Masahiro dan
kudanya. Dia merasa grogi saat dibaringkan di tandu yang
membawanya menuju Edo. Telinganya masih berdenging dan dia tak
bisa mendengar apa pun. Tetapi, yang paling mengesalkannya adalah
dia ketinggalan peristiwa pemenggalan Kawakami. Padahal, itu adalah
peristiwa yang dia tunggu-tunggu. Nanti kalau pendengarannya
sembuh, dia akan meminta laporan lengkap dari Hide.
Ethan Cruz tak ada di kuil. Tetapi, dia pasti ada di suatu tempat dan
masih hidup. Harus. Stark memandang ke belakang. Ini adalah kedua
kalinya dia melewati jalan ini. Dia ingat jalannya. Dia bisa menuju ke
sini dari Edo.
Dan, dia akan menemukan Ethan Cruz.
15. El Paso
Jimbo tak tahu berapa lama dia bermeditasi. Ketika membuka mata,
cahaya sekitarnya masih sama dengan saat dia menutup mata. Baru
sesaat, atau mungkin sudah berhari-hari. Ketika dia bergerak, embun
yang membeku di bajunya berderak. Lututnya yang kaku karena
ditekuk sakit saat dia membuka kakinya dari posisi lotus yang dia
gunakan untuk meditasi. Lebih dari sesaat. Dua atau tiga hari
setidaknya.
Jimbo meninggalkan gubuknya dan menclekati tumpukan batu di
dekat kali kecil. Apabila terjadi banjir, yang pasti terjadi setiap sepuluh
tahun sekali, tumpukan batu ini juga tertutup air. Jimbo menggeser
beberapa batu hingga dia melihat bungkusan kain anti air itu. Dia lalu
mengambil bungkusan itu. Apakah dia harus membukanya? Di sini, di
tempat terbuka? Atau di kuil? Tidak, dia tahu tempat yang tepat. Jimbo
lalu kembali ke gubuk.
Di bangunan yang tidak bisa dikatakan sebagai gubuk, pria yang
tidak bisa dikata-kan sebagai Ethan Cruz lagi, kembali berpenampilan
seperti dirinya dahulu.
Perlu beberapa hari di Edo sebelum Emily merasa lebih baik sehingga
bisa ditinggalkan Stark. Proses itu dipercepat dengan dorongan Lord
Genji yang meminta Emily berperan aktif dalam merancang kapel
yang akan dibangun dalam proses renovasi Istana Bangau yang
Tenang. Lingkaran hitam masih ada di bawah matanya dan
semangatnya belum kembali seratus persen. Itu butuh waktu.
Pembunuhan besar-besaran yang dia saksikan dan alami sendiri takkan
mudah dilupakan. Namun, setidaknya dia sudah bisa tersenyum lagi.
"Haruskah kaukembali ke kuil begitu cepat?"
"Ya, Emily. Aku harus."
Emily memandang ke pistol kaliber 44 yang dia sandang di
pinggang dan kaliber 32 yang dia selipkan di ikat pinggang, dan tidak
bertanya lagi. "Kau akan kembali?"
"Aku bermaksud begitu."
V
TAHUN BARU
16. Bangau Yang Tenang
Pedang itu menghunjam dalam ke dada Genji dan Genji melihat wajah-
wajah khawatir melihat ke arahnya.
Lady Shizuka muncul, dan tak mempedulikan darah, merangkulnya
dan memeluk-nya erat. Air mata mengalir di pipinya dan jatuh ke wajah
Genji. Untuk beberapa saat, detak jantung mereka seirama.
"Kau akan selalu menjadi My Shining Prince," katanya. Lady
Shizuka tersenyum kepada Genji di balik air mata. "Aku menyelesaikan
terjemahannya pagi ini. Aku ingin tahu apakah sebaiknya kita meng-
gunakan nama Jepang atau menerjemahkan judulnya ke dalam bahasa
Inggris sekalian. Bagaimana pendapatmu?"
Genji melihat kalau kecantikan Lady Shizuka tidak benar-benar asli
Jepang. Matanya berwarna kecokelatan bukan hitam, dan rambutnya
berwarna cokelat terang. Ciri-ciri wajahnya lebih tajam dan lebih
dramatis dari biasanya, lebih mirip orang asing daripada orang Jepang.
VI
Awan Burung Gereja
Suzume – no – Kumo
Gulungan Pertama Jilid
Pertama
Diterjemahkan dari Bahasa Jepang
oleh EMILY GIBSON
Dengan konsultasi GENJI OKUMICHI
Daimyo Akaoka
Pada Tahun 1861 Masehi