You are on page 1of 4

CROTALARIA RETUSA L.

Sinonim
Nama latin : Crotalaria incana L.; Crotalaria tunguensis (lima) Polhill Nama Inggris : devil bean, rattlebox, rattlepods, wedge-leaf, wedge-leaf Nama Spanyol : Cascabel fetido Nama daerah : Jawa : orok-orok cina Halmahera Utara : Duku Todore Melayu : giring landak

Klasifikasi Ilmiah :
Kingdom Division Sub divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Plantae : Magnoliophyta : Angiosperma : Magnoliopsida : Fabales : Papilionaceae : Crotalaria : Crotalaria retusa

Morfologi
Batang Daun : tumbuh tegak, tingginya 0,3-1,2 m; membubung, pada umumnya batang pokoknya pendek. : daunnya sederhana, membulat, panjangnya 3,3-9,2 cm; lebar 1-3,8 cm, urat daun 5-8 pada setiap sisi tengah daun, permukaan bagian atas daun halus tak berambut dan permukaan bawah berpori; Ujung daun membulat, namun ada pula yang meruncing ataupun terbelah, tangkai daun panjangnya 3 mm. : bunganya sering disebut bunga kupu-kupu karena mahkota bunganya bentuknya seperti kupu-kupu, helaian mahkota berjumlah 5 helai (helaian yang paling lebar disebut bendera, 2 yang lepas disebut sayap, dan yang melekat disebut lunas), pada bunga ini juga terdapat helaian penunjang berbentuk segitiga, panjangnya 22,5 mm; tumbuh berulang-ulang dan biasanya tetap, terdapat pada daun penumpu atau di bagian tengah atas. Kelopak bunganya pendek. Helaian mahkota bunganya berwarna kuning dengan garis dekat pangkal berwarna ungu tajam, panjangnya 14-18 mm, lebar 17-25 mm, helaian yang berbentuk seperti sayap membujur seperti tombak, panjangnya 13-15 mm, lebar 9-11 mm, lunasnya pendek, tepinya berbulu; Benang sari yang memanjang, panjangnya 2,8-3,1 mm; yang pendek 0,81 mm. : berupa polong, jika sudah tua berwarna coklat gelap sampai menghitam, ukurannya 3-4 cm.

Bunga

Buah

Biji

: 33 butir per buah, berwarna coklat, ukurannya sampai 4,5 mm; keras tetapi halus. Perkembangbiakannya dengan biji.

Anatomi
Crotalaria retusa termasuk dalam tumbuhan biji berkeping dua (dikotil). Struktur anatomi dari Crotalaria retusa pada umumnya sama dengan tumbuhan dikotil lainnya. Antara lain sebagai berikut :

Akar
Akar tersusun atas : 1. Epidermis Merupakan jaringan pelindung dan terdiri atas selapis sel yang tersusun padat. 2. Korteks Merupakan daerah di bawah epidermis yang relatif tebal. 3. Parenkima Merupakan sel-sel penyusun korteks, yang tidak terspesialisasi secara struktural dan mempunyai ruang antar sel yang luas. Berperan sebagai jaringan pengisi dan berfungsi dalam penyimpanan makanan. 4. Epidermis Lapisan terdalam dari korteks yang berupa selapis sel. Di dalamnya terdapat penebalan sebagai jalur Caspary atau pita Caspary. 5. Silinder pembuluh Terdiri atas berkas pembuluh (xilem dan floem). Xilem sebagai jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut makanan. 6. Jaringan perisikel Merupakan jaringan yang terdapat antara jaringan pembuluh dan endodermis, yang berasal dari kumpulan sel meristematik. Xilem terdiri atas sel-sel penyalur yaitu trakeid dan anggota pembuluh maupun serat dan parenkima. Floem terdiri atas anggota pembuluh tapis, sel pengiring, serat dan parenkima.Anggota pembuluh tapis dikenal sebagai jaringan pembuluh tapis dan berfungsi dalam transkolasi zat-zat organik khususnya. Dalam akar juga terdapat jaringan merismatik yang dinamakan kambium pembuluh yang mengelilingi xilem. Sel-sel cambium pembuluh membelah diri dan menghasilkan unsur-unsur xilem kea rah dalam dan unsur-unsur floem ke arah luar. Jaringan tersebut dinamakan xylem sekunder dan floem sekunder.

Batang
Batang tersusun atas : 1. Epidermis 2. kutikula lapisan kutin yang tipis yang bersifat seperti lipoid yang sangat resisten. 3. Korteks Daerah antara epidermis dan jaringan pembuluh. Terdiri atas 3 jaringan, yaitu : parenkima yang berfungsi menyimpan makanan dan juga menghasilkan makanan pada

batang yang masih hijau. Kolenkima dan sklerenkima yang berfungsi untuk memperkuat jaringan. 4. Silinder pembuluh Bagian di sebelah dalam korteks, yang mengandung jaringan pembuluh. Jaringan pembuluh tersusun di bagian batang muda dalam tali yang disebut berkas pembuluh. Berkas pembuluh tersusun dalam lingkaran mengelilingi empulur.

Daun
Fungsi utama daun adalah menjalankan sintesis senyawa-senyawa organik dengan menggunakan cahaya sebagai sumber energi yang diperlukan, suatu proses yang dikenal sebagai fotosintesis. Tulang daun yang tampak dalam helaian daun (bagian daun yang melebar) mengandung jaringan pembuluh. Pada jaringan parenkimatik (mesofil) yang berkedudukan di antara epidermis daun bagian atas dan bawah, ada dua daerah yang dapat dibedakan : bagian atas-parenkima palisade (jaringan pagar)-terdiri atas sel-sel memanjang, dan bagian bawah-parenkima spongiosa (jaringan bunga karang)-terdiri atas sel-sel berbentuk tidak teratur dengan ruangan antarsel yang luas. Setiap stoma terdiri atas dua sel pengawal yang mengelilingi lubang celah (apertur). Stoma dapat membuka dan menutup dengan apertur,dan dengan demikian mengatur pemasukan dan pengeluaran gas ked an dari daun.

Bunga
Bunga tersusun atas beberapa daun yang khas, antara lain : 1. daun kelopak (sepal) sekumpulan sepal yang biasanya berwarna hijau secara kesatuan disebut kelopak bunga (kaliks). 2. daun mahkota (petal) semua petal yang biasanya berwarna-warni dan menarik secara kesatuan disebut kmahkota bunga (korola). 3. benang sari (stamen) - tangkai sari (filamen) sebagai penyokong kepala sari, kepala sari (anter) sebagai tempat serbuk sari berkembang. Sebuk sari berisi gamet jantan (sel sperma). 4. daun buah (karpel) berupa organ tunggal atau dapat sebagai kumpulan, dan membentuk putik (pistil), yang terdiri atas 3 bagian antara lain : - bagian dasar bakal buah (ovarium) Ovarium mengandung bakal biji (ovul) yang melekat pada papan biji (lokul). Ovul ini menghasilkan gamet betina-sel telur. - bagian tengah yang ramping-turus (stillus) - bagian atas-kepala putik (stigma)

Adapun kasiat dari Crotalaria retusa yaitu :


Akar Daun : obat ludah darah : sebagai obat minum untuk memberikan rasa sejuk pada penderita sakit demam (diremas-remas dengan daun Crotalaria quinque folia).

Bunga

: dapat dimakan

Sumber :
Anonim, 2006, Crotalaria retusa, http://www.hear.com, diakses tanggal 2 Maret 2007 Anonim, 2007, Crotalaria, http://www.wikipedia.com, diakses tanggal 30 April 2007 Anonim, 2007, Tumbuhan Berbunga Kupu-Kupu, http://www.wikipedia.com, diakses tanggal 30 April 2007 Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, 950, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta Agata Ria Dianingsih 068114023

Tanaman Orok-orok (Crotalaria juncea) cocok sebagai pupuk hijau


Tanaman Crotalaria juncea di samping hasil biomasanya tinggi juga mempunyai kandungan N tinggi pula (3,01 % N). Tanaman ini cukup lunak sehingga cocok digunakan utuk sebagai pupuk hijau. Pada waktu yang lalu tanaman selalu ditanam setelah panen selesai. Sebenarnya penggunaan pupuk hijau ini bukan barang baru lagi, namun karena sudah banyak ditinggalkan oleh petani maka pupuk hijau ini terabaikan. Misalnya pada tahun tujuh puluhan, merupakan suatu keharusan pihak pabrik tembakau di Klaten, menanam Crotalaria juncea (orok-orok) pada setiap habis panen tembakau, bertujuan untuk mengembalikan dan memperbaiki kesuburan tanahnya. Setelah tembakau dipanen, ditanam orok-orok, setelah besar maka tanaman orok-orok ini dirobohkan dan dicampur dengan tanah saat pengolahan tanah (pembajakan) yang kemudian digenangi. Tetapi pada masa sekarang keharusan tersebut sukar dipenuhi baik oleh pihak pabrik maupun petani. Petani merasa keberatan bila sawahnya ditanami legum (orok-orok), karena dianggap tidak produktif, selama penanaman orok-orok (sekitar 1 bulan).

You might also like