You are on page 1of 19

TATA BAHASA INDONESIA

A. PENGERTIAN BAHASA
Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang.Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap

manusia.Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada.

Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih katakata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut tata bahasa.

Sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperinci tentang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan etimologi. Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal beserta unsurunsur dan bentuk-bentuk kata. Sintaksis membicarakan komponen-komponen kalimat dan proses pembentukannya. Semantik ialah bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata. Etimologi ialah ilmu yang membahas asal-usul bentuk kata.

B. FUNGSI BAHASA
Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif). Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi untuk tujuan praktis mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).

Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transaksi, dan melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita masing-masing. Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan. Jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar. Kita ambil contoh, misalnya mahasiswa. Ia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang studinya agar lulus dalam setiap ujian dan sukses meraih gelar atau tujuan yang diinginkan. Seorang dokter ataupun perawat juga sama. Ia memerlukan informasi tentang kondisi fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera.

C. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Kata Indoesia berasal dari gabungan kata Yunani, Indus, India dan nesos yang berarti pulau atau kepulauan. Jadi secara etimologis berarti kepulauan yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan India, atau hanya kepulauan India. Pencipta kata tersebut ialah George Samuel Windsor Earl, sarjana Inggris yang menulis dan memakai kata itu dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, Ia menggunakan kata Indonesians dalam majalah itu. Sedangkan, orang yangmemopulerkan kata lndonesien adalah ahli etnologi Jerman, Adolf Bastian, yang memakainya dalam buku yang ditulisnya sejak tahun 1884. Buku ini diberi judul Indonesien order die Inseln des Malayischen Archipel.

Bahasa Indonesia yang sekarang itu ialah bahasa Melayu Kuno, yang dahulu digunakan orang Melayu di Riau, Johor. dan Lingga, yang telah mengalami perkembangan berabad-abad lamanya Dalam keputusan Seksi A No. 8. Hasil Kongres Bahasa Indonesia 11 di Medan, 1954 dikatakan bahwa dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu yang disesuaikan dengan pertumbuhan dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia sekarang.

Sehubungan dengan perkembangan bahasa Indonesia, ada beberapa masa dan tahun bersejarah yang penting, yakni: 1. Masa Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7. Pada waktu itu Bahasa Indonesia yang masih bernama bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca atau bahasa penghubung, bahasa pengantar. Bukti historis dari masa ini antara lain prasasti atau batu bertulis yang ditemukan di Kedukan Bukit, Kota Kapur, Talang Tuwo. Karang Brahi yang berkerangka tahun 680 Masehi. Selain ini dapat disebutkan bahwa data bahasa Melayu paling tua justru dalam prasasti yang ditemukan di Sojomerta dekat Pekalongan, Jawa Tengah.

2. Masa Kerajaan Malaka, sekitar abad ke-15. Pada masa ini peran bahasa Melayu sebagai alatkomunikasi semakin penting.

Sejarah Melayu karya Tun Muhammad Sri Lanang adalah peninggalan karya sastra tertua yang ditulis pada masa ini. Sekitar tahun 1521, Antonio Pigafetta menyusun daftar kata Italia-Melayu yang pertama. Daftar itu dibuat di Tidore dan berisi katakatayang dijumpai di sana.

3. Masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, sekitar abad ke-19. Fungsi bahasa Melayu sebagai sarana pengungkap nilai-nilai estetik kian jelas. Ini dapat dilihat dari karyakarya Abdullah seperti Hikayat Abdullah, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah, Syair tentang Singapura Dimakan Api, Dan Pancatanderan. Tokoh lain yang Perlu dicatat di sini ialah Raja Ali Haji yangterkenal sebagai pengarang Gurindam Dua Belas, Silsilah Melayu Bugis, dan Bustanul Katibin.

4. Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan yang pertama kali oleh Prof. Ch. van Ophuysendibantu Engku Nawawi dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenaldengan Ejaan Van Ophuysen ditulis dalam buku yang berjudulKitab Logat Melajoe.

5. Tahun 1908 pemerintah Belanda mendirikan Commissie de lndlandsche School en Volkslectuur (Komisi Bacaan Sekolah Bumi Putra dan Rakyat). Lembaga ini mempunyai andil besar dalam menyebarkan serta mengembangkan bahasa Melayu melalui bahan-bahan bacaan Tahun 1928 tepatnya tanggal 28 Oktober, dalam Sumpah Pemuda, bahasa Melayu diwisudamenjadi bahasa Nasional bangsa Indonesia sekaligus namanya diganti menjadi bahasa Indonesia. Pada tanggal 21-26 November 1983, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, berlangsung Kongres Bahasa Indonesia IV. Kongres yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr. Nugroho Notosusanto, berhasil merumuskan usaha-usaha atau tindak lanjut untuk memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan negara. Dengan tujuan yang sama, di Jakarta 1988, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V.

Tahun 1993, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Kongres Bahasa Indonesia berikutnya akan diselenggarakan setiap lima tahun sekali.

D. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA


Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan.

1. Bahasa Nasional Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai: 1. lambang identitas nasional, 2. lambang kebanggaan nasional, 3. alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan bahasayang berbeda-beda, dan 4. alat perhubungan antarbudaya dan daerah.

2. Bahasa Negara Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: 1. bahasa resmi negara, 2. bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, 3. bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan danpelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan 4. bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi.

E. Bahasa Indonesia Baku


Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap benar. Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan. Yang dimaksud dengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem. Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia baku dipakai dalam: komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan

pengumuman instansi resmiatau undang-undang; tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan bukubuku ilmupengetahuan; pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato; pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.

II. FONOLOGI
A. Pengertian
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone bunyi dan logos tatanan kata, atau ilmu disebut juga tata bunyi. Bidang ini meliputi dua bagian. Fonetik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimanasuatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Fonemik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti disebut fona, sedang fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alofon.

Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan huruf. Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu: 1. udara, 2. artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak, 3. titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh artikulator.

B. Vokal dan konsonan


Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan. Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakanatau perubahan posisi artikulator.

C. DIFTONG

Diftong adalah dua vokal berurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, dan oi.

Contoh: - petai, lantai, pantai, santai, - harimau, kerbau, imbau, pulau, - amboi, sepoi .

D. Fonem
Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem dapat dibuktikan melalui pasangan minimal. Pasangan minimal adalah pasangan kata dalam satu bahasa yang mengandung kontras minimal. Contoh: pola & pula : membedakan /o/ dan /u/ barang & parang : membedakan /b/ dan /p/

E. Fonem dan huruf


Bahasa Indonesia memakai ejaan fonemis, artinya setiap huruf melambangkan satu fonem. Namun demikian masih terdapat fonem-fonem yang dilambangkan dengan digraf (dua huruf melambangkan satufonem) seperti ny, ng, sy, dan kh. Di samping itu ada pula diafon (satu huruf yang melambangkan dua fonem) yakni huruf e yang digunakan untuk menyatakan e pepet dan e taling. Huruf e melambangkan e pepet terdapat pada kata seperti: sedap, segar, terjadi. Huruf e melambangkan e taling terdapat pada kata seperti: ember, tempe, dendeng.

III.
A. PENGERTIAN

MORFOLOGI

Bidang linguistik atau tata bahasa yang mempelajari kata dan proses pembentukan kata secara gramatikal disebut morfologi. Dalam beberapa buku tata bahasa, morfologi dinamakan juga tata bentukan.Satuan ujaran yang mengandung makna (leksikal atau gramatikal) yang turut serta dalam pembentukankata atau yang menjadi bagian dari kata disebut morfem. Berdasarkan potensinya untuk dapat berdiri sendiri dalam suatu tuturan, morfem dibedakan atas dua macam yaitu: 1. Morfem terikat morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, sehingga harusselalu hadir dengan mengikatkan dirinya dengan modem bebas lewat proses morfologis, atauproses pembentukan kata. Seperti : me-, pe-, -an, ke--an, di-,swa-, trans-, -logi, -isme 2. Morfem bebas yang secara potensial mampu berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal menduduki satu fungsi dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia morfem bebas disebut juga kata dasar. Satuan ujaran seperti buku, kantor, arsip,uji, ajar, kali, pantau, dan liput merupakan morfem bebas atau kata dasar.

Sebuah morfem, jika bergabung dengan morfem lain, sering mengalami perubahan. Misalnya, morfem terikat me- dapat berubah menjadi men-, mem-, meny-, menge- , dan mengesesuai dengan lingkungan yang dimasuki. Variasi morfem yang terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alomorf .

B. PROSES MORFOLOGIS
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan). Sebelum diuraikan lebih lanjut tentang ketiga proses morfologis di atas perlu ditegaskan terlebih dahulutiga istilah pokok dalam proses ini, Yaitu kata dasar, bentuk dasar, dan unsur langsung

a. perihal bercontoh: persahabatan perihal perdagangan perihal perkebunan perihal pertemuan perihal

bersahabat, berdagang, berkebun, bertemu

b. tempat untuk bercontoh: perhentian, perburuan persimpangan, pertapaan. c. apa yang di contoh: pertanyaan, perkataan.

l)

Afiks serapan Untuk memperkaya khazanah bahasa Indonesia, kita menyerap unsur-unsur dari bahasa daerah danbahasa asing. Contoh afiks serapan: 1. dwidwilingga, dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi. 2. prapraduga, prasangka, prasejarah, prasarana, prakiraan, prasaran, prabakti, prasetia,prawacana, prakata 3. swaswalayan. swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta. 4. awaawagas, awabau, awaracun, awalengas. 5. a-, abasusila, amoral, ateis, abnormal. 6. antiantipati, antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptic 7. homohomogen, homoseks, homofon, homonim, homograf, homorgan. 8. autoautodidak, autokrasi, autobiografi, automobil, autonomi. 9. hipohiponim, hipotesis, hipokrit, hipovitaminosis 10. polipolisemi, poligami, poliandri, polisilabis, poliklinik

11. sinsintesis, sinonim, sintaksis, sinkronis, simpati, simposium 12. teletelepon, telegraf, telegram, telepati, teleskop, teleks 13. transtransaksi, transisi, transportasi, transkripsi, transmisi, transliterasi, transformasi,transmigrasi, transfer, transitif 14. interinteraksi, interelasi, interupsi, internasional, intersuler, intermeso, interlokal 15. -isasi modernisasi, tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dan lain-lain

2.) REDUPLIKASI adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut: 1. Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar a. Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga: ibu-ibu, buku-buku,murid-murid b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan: ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan- persoalan 2. Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya: reranting, lelaki,leluhur, tetangga, kekasih, lelembut. Di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kataulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman. 3. Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi: sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki, seluk-beluk, compangcamping, ingar-bingar, hiruk-pikuk,ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain. 4. Kata ulang berimbuhan: berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gemuruh, rias-merias, tulis-menulis,berbalasbalasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan.

5.

Kata ulang semu (bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan ataureduplikasi): laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, Dan empekempek.

Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut: 1. jamak - Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. - Di perpustakaan terdapatbuku-buku pelajaran. 2. intensitas kualitatif - Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. - Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus. 3. intensitas kuantitatif - Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan. - Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas. 4. intensitas frekuentatif - Orang itu berjalan mondar-mandir. - Pada akhir bulan ini ayah pergi- pergi saja. - Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya. 5. melemahkan - Warna bajunya putih okehijau-hijauan. - Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang. 6. bermacam-macam - Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. - Ibu membeli buah-buahan. - Sayur-mayur dijual di pasar itu. 7. menyerupai - Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. - Orang-orangan dipasang di tengah sawah. - Adik bermain mobil-mobilan. 8. resiproks (saling) - Mereka tolong-menolong menggarap ladang. - Kedua anak itu berpukul- pukulan setelah cekcok mulut. 9. dalam keadaan - Dimakannya singkong itu mentah-mentah. - Pada zaman jahiliah banyak orang dikubur hidup-hidup. 10. walaupun meskipun - Kecil-kecil Mang Memet berani juga melawan perampok itu. 11. perihal - Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. 12. seenaknya, semaunya atau tidak serius - Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di bawah pohon. - Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. 13. tindakan untuk bersenang-senang

- Mereka makan-makan di restoran tadi malam

3.) Komposisi Komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungankata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh: kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur .

Gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan makna baru disebut frasa contoh: sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar. Jenis kata majemuk 1. Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh: tua muda, lakibini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat dan baik buruk. 2. Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur yang lain. Jenis katamajemuk itu bersifat endosentris, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh konstruksi, contoh: kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.

C. Kelas kata
Kata ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal, danyang dapat berdiri sendiri serta dapat dituturkan sebagai bentuk bebas. Ada dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis, dan kata jadian,yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis. Yang termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan,kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiri atas satu morfem, sedangkankata jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga kata kompleks. Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya: Ia tidak belajar. Ia bukan pelajar. Ia agak tinggi.Ia tidak membaca. Ia bukan pemalas. Ia lebih tinggi.Ia tidak bekerja. Ia bukan guru. Ia paling tinggi. Kata belajar, membaca, bekerja mempunyai perilaku sama, dan karena itu ketiga kata tersebut dikelompokkan menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda

dari kata belajar terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah kata tidak . Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbedadari kata tinggi; terbukti bahwa kedua kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau paling. Berdasarkan perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, Dan bekerja dikelompokkan ke dalam satu kelas verba. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke dalam kelas nomina. Sedang kata-kata yangsama dengan kata Tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas adjektiva Selain ketiga kelas tersebutterdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas

1. Kata benda (nomina) (substantiva), yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yangdiperluas dengan frasa yang adjektiva Misalnya : - bunga yang indah, - sekretaris yang terampil, - guru yang bijaksana, - siswa yang cendekia,

a) Kalimat aktif Kalimat yang subjeknya dianggap melakukan tindakan seperti yang dimaksud oleh verbanya. Kita dapat mengenal watak seseorang dengan jalan mengetahui dengan siapa saja dia bisa bergaul. b) Kalimat pasif Kalimat yang mengandung predikat verbal yang menunjukkan bahwa subjek menjadi tujuan dan sasaranperbuatan yang dimaksud oleh verba tersebut. Contoh: Bukunya sadah diambil. c) Kalimat inversi (susun balik) Kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Contoh: - Telah dibenahi kakak semua mainan adik. - Dialah pencurinya. d) Kalimat minor Kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat atau inti. - Diam! - Sangat bahagia. - Apa?

e)

Kalimat mayor Kalimat yang mengandung lebih dari satu unsur pusat. - Dia sudah berangkat - Kasur kakak rusak . Kalimat verbal Kalimat yang predikatnya verba. - Adik tidur -Dia tidak melamun, tetapi berpikir Kalimat nominal Kalimat yang predikatnya bukan verba. - murid-murid kebanggaan. - Yang bersampul merah berada di meja kami.

f)

g)

h) Kalimat inti Kalimat yang terdiri dari dua unsur pusat atau inti. Contoh: Adik menangis. Ciri-ciri kalimat inti: hanya terdiri atas dua kata kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan subjek, kata keduamenduduki jabatan predikat) urutannya adalah subjek mendahului predikat intonasinya adalah intonasi berita yang netral

Kalimat transformasi Kalimat inti yang mengalami pembalikan susunan, perubahan intonasi dan, perluasan atau penegasian.

Resensi ialah karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku.Resensi yang disebut juga timbangan buku (book review) sering disampaikan kepada siding pembaca melalui surat kabar atau majalah.

Tujuan resensi ialah memberi pertimbangan dan penilaian secara objektif, sehingga masyarakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebutpatut dibaca ataukah tidak.

Kritik (dari bahasa Yunani kritikos yang berarti hakim) adalah bentuk karangan yang berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari kesalahan ataucacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya.

Esai adalah semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya, apa yang dikemukakandalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.

D.

Diskusi
Diskusi ialah percakapan yang sifatnya resmi, serius sesuai dengan aturan yang ada. Tujuannya untuk memahami masalah atau persoalan, mencari sebab-sebab sekaligus berusaha menemukan pemecahan atau jalan keluar bagi persoalan tersebut. Jadi, di dalam sebuah diskusi harus ada masalah yang dibahas, ada peserta dan pemimpin, serta ada aturan dan disiplin. Sebuah diskusi perlu dipersiapkan. Persiapan ini meliputi penentuan topik atau pokok permasalahan, menetapkan pemimpin yang mempunyai pengetahuan luas, dan menentukan tempat serta waktunya. Seorang pemimpin diskusi yang baik harus 1. mengetahui langkah-langkah kegiatan, 2. memahami pokok masalah, 3. mengenal semua peserta, 4. berwibawa dan sabar, 5. mampu mengembangkan dan menjaga jalannya diskusi sehingga tidak terjadi benturan, 6. dapat menjaga suasana sehingga tidak berat sebelah.

Sebaliknya, seorang peserta diskusi yang baik akan: 1. mengadakan persiapan awal,

2. 3. 4. 5. 6.

menyiapkan garis besar masalah sebelum diskusi berlangsung menjadi penyampai gagasan yang baik menghindari kata-kata kasar yang menyinggung perasaan lawan bicara berbicara secukupnya dan yang hanya berkaitan dengan masalah, menjadi pendengar yang baik dan menghindarkan diri dari perdebatan yang emosional.

Tugas seorang pemimpin diskusi antara lain ialah: 1. menetapkan topik atau pokok pembicaran dengan peserta, 2. menyiapkan garis besar atau kerangka diskusi, 3. membuka diskusi dengan membacakan rangkuman tentang masalah dan sasaran yang ingindicapai, 4. memimpin jalannya diskusi dengan sabar, jujur, dan tidak berat sebelah, 5. membuat rangkuman pembicaraan setiap peserta, 6. mengarahkan pembicaraan agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan, dan, 7. menyimpulkan seluruh pembicaraan dalam diskusi.

Beberapa jenis diskusi diuraikan di bawah ini. Diskusi kelompok yaitu diskusi yang terdiri atas beberapa kelompok orang, dan masingmasingkelompok mempunyai seorang ketua dan notulis. Tidak ada pendengar. Diskusi panel ialah diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah peserta, dan beberapapendengar. Dalam jenis diskusi ini tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga pendengardapat mengikuti jalannya diskusi dengan saksama. Setelah berlangsung tanya jawab antarapemimpin dan peserta, peserta dan pendengar, pemimpin merangkum hasil tanya-jawab ataupembicaraan, kemudian mengajak pendengar ikut mendiskusikan masalah tersebut sekitarseparuh dari waktu yang tersedia. Seminar adalah pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh sekelompok mahasiswadalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan umumnya di bawah bimbingan seorang dosenatau ahli. Tujuan diskusi jenis ini tidak untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat bersifattertutup atau terbuka. Yang terakhir dapat dihadiri oleh umum, tetapi mereka tidak ikutberdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai peninjau. Untuk menyelenggarakan seminar harusdibentuk sebuah panitia. Pembicara

yang ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikangagasan atau topiknya dalam bentuk kertas kerja.

Simposium ialah pertemuan ilmiah untuk mengetengahkan atau membandingkan berbagai pendapat atau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia. Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang dinamakan prasaran. Dan beberapaprasaran yang disampaikan dalam simposioum harus berhubungan. Orang yang mengajukan prasaran, yang dinamakan pemrasaran, berkewajiban : membuat makalah atau prasaran, menepati waktu yang diberikan, menjawab setiap pertanyaan dengan singkat dan tepat.

Persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan simposium, yaitu: - memilih dan merumuskan masalah, - menetapkan tujuan - menempatkan pembicara berdasarkan sumbangannya dalam mencapai tujuan, - menetapkan pemimpin, - menjelaskan kepada pemimpin dan pembicara tentang tujuan simposium, waktu yangtersedia dan tata cara yang berlaku

Konferensi adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensi hanya bertujuan menyampaikan hasilkeputusan suatu organisasi atau badan pemerintah mengenai suatu masalah maka hal tersebutdinamakan dengar pendapat atau jumpa pers.

E.

Pidato
Yang dimaksuddengan pidato ialah penyampaian pesan, gagasan, atau pengungkapan suatu maksud dengan bahasa yang tersusun baik kepada orang banyak. Berdasarkan sifat isinya, pidato dibedakan atas: - pidato pembukaan, - pidato sambutan, - pidato pengarahan,

pidato laporan, pidato prasaran.

Berdasarkan sifat tujuannya, pidato dibedakan atas: - Pidato instruktif bertujuan memberitahukan atau menyampaikan sesuatu termasuk pengarahan; - Pidato persuasif bertujuan memengaruhi pendapat pendengar serta membangkitkan tindakan - Pidato rekreatif bertujuan menciptakan suasana gembira, akrab dan menyenangkan seperti dalam jamuan makan, - Pidato edukatif bertujuan menumbuhkan kesadaran pendengar atau untuk mendidik.

Catatan : Baik dalam diskusi maupun dalam pidato, seorang pembicara dapat memperkuat atau memperjelas pendapatnya dengan mengemukakan contoh-contoh, ilustrasi, fakta, angka, atau perbandingan-perbandingan, di samping tabel dan grafik.

You might also like