You are on page 1of 10

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012

PENGGUNAAN PONSEL PINTAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN DAN PERJALANAN BISNIS PROFESIONAL MOBILE: GAMBARAN AWAL
Gloriani Novita Christin PhD Student School of Architecture, Planning and Policy Development Bandung Institute of Technology Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia glorinovi@yahoo.com Idwan Santosa Lecturer Departement of Civil EngineeringBandung Institute of Technology Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Fax : +62 22 251 6568 idwan2003@yahoo.com Ofyar Z. Tamin Professor on Civil Engineering Department of Civil and Environmental Engineering Bandung Institute of Technology Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia Fax : +62 22 251 6568 ofyar@trans.si.itb.ac.id Miming Miharja Lecturer School of Architecture, Planning and Policy Development Bandung Institute of Technology Ganesha 10, Bandung 40132 Indonesia mimiharja@yahoo.com

Abstract This paper aims to theoretically discuss how individual of mobile professional adopt and use Information and Communication Technology, particularly smart phone, how its implication on their work practice. Smart phone, which offers multimode and integrated communication, may enable a reshaping activities pattern at work an individual and consequently can affect their business trip. To understand interactions among this technology mode and work activities, mobile professionals, segment who spend 20 per cent or more of their total working time to work away from their work environment, was investigated. The kind of work of mobile professional with the greater unpredictability - or heterogeneity then fixed node-worker, need additional support/information in order to decrease the contextual constraints encountered while mobile. Mobile professional are early adopters of smart phones and as a consequence are a relevant group for assessing the possible consequences of smart phone usage on their activity-mobile patterns. Key Words: ICT, smartphone, mobile professional, business trip, urban Abstrak Makalah ini ditulis untuk membahas secara teoritis bagaimana individu professional mobile mengadopsi dan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, khususnya ponsel pintar, dan bagaimana implikasinya pada kegiatan dan pergerakan bekerja mereka. Ponsel pintar, yang menawarkan komunikasi multimodeterpadu dapat memungkinkan restrukturisasi pola kegiatan individu di tempat kerja dan selanjutnya dapat mempengaruhi perjalanan bisnis mereka. Untuk memahami interaksi antara penggunaan teknologi ini dengan kegiatan- perjalanan kerja, maka ditelitilah kalangan profesional mobile, yaitu segmen yang menghabiskan 20 persen atau lebih dari total waktu kerja mereka untuk bekerja jauh dari lingkungan kantor mereka. Sifat pekerjaan profesional mobile yang memiliki heterogenitas dan ketidakpastian yang lebih besar dibanding pekerja yang bekerja pada lokasi yang tetap, membutuhkan dukungan tambahan/informasi dalam rangka mengurangi kendala kontekstual ditemui saat sedang mobile. Profesional mobile, sebagai pengadopsi awal dari ponsel pintar adalah kelompok yang relevan untuk menilai kemungkinan konsekuensi penggunaan ponsel pintar pada pola kegiatan-pergerakan mereka. Kata Kunci: TIK, ponsel pintar, professional mobile, pekerjaan mobile, perjalanan bisnis

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012

PENDAHULUAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin berperan penting dalam kehidupan manusia. Pada akhir 2011, misalnya, data menyebutkan bahwa terdapat sekitar enam miliar pelanggan telpon selular (ponsel) di dunia, dengan penetrasi global mencapai 87%, dan 79% di negara berkembang (ITU, 2011). Google/IPSOS (2011) bahkan mendapati bahwa 89 persen dari pengguna menggunakannya sepanjang hari. Kemajuan TIK telah memfasilitasi transmisi sejumlah besar informasi dengan kecepatan dan akurasi tinggi dengan biaya yang relatif murah. Hal ini makin menguat dengan munculnya ponsel pintar (smartphone), yaitu ponsel jenis kontemporer yang mengintegrasikan sejumlah teknologi untuk kemampuan komputasi dan konektivitas internet yang canggih (Charlesworth, 2009). Ponsel ini terbangun dengan aplikasi dan akses internet, layanan suara digital , pesan teks, e-mail, browsing web, dan perangkat multimedia, sehingga penggunanya untuk dapat melakukan banyak hal di mana saja, kapan saja, dengan cara akses langsung dan fungsi yang tepat. Karakteristik teknologi dan sosial dari perangkat ini membuatnya berpotensi untuk mengubah perilaku berkegiatan dan selanjutnya mempengaruhi perilaku pergerakan, lebih dari perangkat TIK sebelumnya. Peningkatan yang pesat dalam adopsi dan penggunaan ponsel pintar telah memberikan individu dan organisasi kemampuan untuk bekerja dengan cara baru, yang semula tak terduga. Nielsen (2012) melaporkan bahwa pasar ponsel pintar diawali dari segmen bisnis. Dalam hal ini, tampaknya profesional mobile (mobile professional), adalah segmen yang mengambil manfaat dari ponsel pintar. Profesional mobile dapat dicirikan sebagai: individu di atas usia 20, bekerja penuh waktu dalam pekerjaan profesional, yang menghabiskan 20 persen atau lebih dari total waktu kerja berada jauh dari lingkungan kerja mereka (RIM, 2003, Ablondi dan Elliot, 1992 sebagaimana dikutip dalam Frohlich, 1995). Jenis pekerjaan mobile profesional berbeda dalam banyak hal dari pekerja kantoran (atau yang bekerja di belakang meja), karena mereka memiliki ketidakpastian dan heterogenitas pekerjaan yang lebih besar, yang disebabkan oleh kendala kontekstual kerjanya (Kristofferson dan Ljungberg, 1999, Perry dkk,2001 ). Dan disinilah, ponsel pintar dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Isu hubungan antara perkembangan TIK dan perilaku perjalanan individu bukan merupakan hal yang baru (interaksi TIK-transportasi sering dinyatakan dalam fungsi subtitusi, komplementer, modifikasi, dan netralitas) . Perhatian utama pada banyak studi adalah apakah TIK menimbulkan atau mengurangi jumlah permintaan perjalanan. Sedemikian banyak penelitian masih belum memberikan kesimpulan akhir yang memuaskan, dan tampaknya konsep bahwa TIK sebagai komplementer bagi transportasi masih mendominasi hingga saat ini, dan lebih kuat daripada interaksi subtitusi (Mokhtarian, 2009). Masih dalam rangka melihat interaksi tersebut, tulisan ini sedikit berbeda karena menggunakan sistem kegiatan sebagai perantara interaksi. Karena interaksi antara TIK-transport sangat kompleks, maka agar lebih fokus, dipilih obyeknya hanya satu produk teknologi (yaitu ponsel pintar) dan hanya efek individu (yaitu pada individu mobile profesional), satu tujuan perjalanan (yaitu perjalanan bisnis) dan selanjutnya mempertimbangkan hanya satu dimensi perjalanan (penggunaan ponsel pintar dalam melakukan kegiatan koordinasi yang dilakukan saat bepergiaan/mobile). Dan

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 sepanjang pengetahuan, belum banyak penelitian yang mengeksplor dampak penggunaan teknologi ponsel pintar pada bagaimana implikasinya pada cara individu dari profesional mobile mengatur kegiatan-dan pegerakan selama bekerja. Indonesia digunakan sebagai kasus, karena berdasarkan Nielsen (2012), adopsi ponsel pintar di Indonesia hampir mencapai 34 juta (lebih dari 19% terhadap total ponsel), dan akan terus meningkat penetrasinya (tercatat pada 2011 pelanggan ponsel mencapai 180 juta), maka transportasi perkotaan Indonesia diduga tentunya akan menghadapi konsekuensi dari transformasi perilaku akibat penggunaan ponsel pintar. Dalam makalah ini dieksplor penggunaan ponsel pintar mobile profesional dan implikasi potensial pada kegiatan bekerja sehari-hari mereka, dan merupakan penelitian awal dengan meninjau penelitian yang relevan yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk melengkapi tinjauan, diberikan data empiris untuk mendapatkan gambaran awal. Metode yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur, dengan 20 responden dari profesional mobile di Indonesia yang saat ini menggunakan ponsel pintar. Dengan gambaran awal ini, diharapkan diperoleh pemahaman yang lebih baik, untuk kemudian dikembangkan dalam penelitian selanjutnya. Garis besar makalah adalah sebagai berikut. Bagian awal adalah pendahuluan, dianjutkan dengan bagian yang menjelaskan latar belakang teori, yang berisi bagaimana teknologi ponsel pintar, kemudian meningkatnya jumlah profesional mobil dan pekerjaan yang sifatnya mobile. Di bagian berikutnya disajikan analisis, yang berisi desain penelitian dan hasilnya. Makalah ini diakhiri dengan kesimpulan.

TINJAUAN LITERATUR
Komunikasi Bergerak dan Ponsel Pintar Teknologi Informasi dan Komunikasi terkini memiliki potensi untuk mengubah kehidupan sehari-hari: cara berinteraksi, privasi, jaringan sosial, ekonomi, pendidikan, dan trasportasi masyarakat perkotaan (Miller, 2005) dan hal ini menarik untuk diteliti. Dengan mempertimbangkan bahwa ponsel pintar berevolusi dari ponsel, maka perlu ditinjau terlebih dahulu penelitian yang telah dilakukan tentang ponsel. Selama ini dua dekade ini, terdapat begitu banyak penelitian yang berfokus pada penggunaan ponsel (misalnya Palen dkk, 2001, Fortunati, 2002, Katz dan Aarhus, 2003, Ling, 2004). Sebagian besar studi berusaha memahami dan mengeksplor bagaimana ponsel diadopsi serta potensi perubahan perilaku akibat penggunaan ponsel, dari perspektif sosiologi. Pada tahap pertama pengembangan ponsel, pengguna menggunakan ponsel sebagai fungsi suplemen untuk hanya menerima dan membuat panggilan atau pesan di luar rumah, kantor atau tempat kerja lain. Geser (2004) berargumen bahwa ponsel dapat mengubah masyarakat karena (1) sifat penyebarannya eksplosif karena dapat memenuhi sedemikian banyak kebutuhan, (2) fungsi ponsel yang membuat individu memiliki pilihan interaksi lebih luas. Kwan (2007) menyatakan bahwa ponsel memberikan kemungkinan cara baru dalam melakukan kegiatan dan memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dan melakukan kegiatan dengan cara baru, dan ini menghasilkan (1) peningkatan fleksibilitas spasial dan temporal, (2) dampak terhadap perilaku perjalanan dan keputusan untuk membuat perjalanan (3) mendorong pengguna untuk menghabiskan waktu luang mereka di luar rumah, (4) munculnya perubahan fungsi dan peran dari node yang ada dalam sistem transportasi perkotaan, (5) modus baru mobilitas yang dapat meningkatkan aksesibilitas ke

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 peluang, layanan dan jaringan sosial seseorang, bahkan bagi individu dengan mobilitas fisik yang terbatas. Setelah terjadinya konvergensi TIK, adopsi ponsel pintar semakin pesat. Karena ponsel pintar mengintegrasikan banyak fungsi, maka motif untuk mengadopsi ponsel pintar makin kuat dan menyebabkan konsumen ponsel dengan cepat bergeser ke ponsel pintar. Meningkatnya Profesional Mobile dan Pekerjaan yang Mobile Sifat pekerjaan dan tempat kerja sedang mengalami perubahan. Pekerjaan mengalami diversifikasi, seiring dengan semakin mobile-nya pekerja dan digunakannya peralatan TIK (Kakihara dan Sorensen, 2003). Terdapat kecenderungan bahwa tenaga kerja harus berhadapan dengan pekerjaan yang semakin kompleks. Dengan adanya ekspansi dan globalisasi kegiatan bisnis yang semakin pesat disertai tuntutan konsumen yang makin tinggi, maka organisasi perlu lebih beradaptasi terhadap lingkungan bisnis turbulen. Kecenderungan ini menyebabkan meningkatnya permintaan akan tenaga kerja yang sangat terampil dan konsekuensiya adalah meningkatnya jumlah pekerja profesional. Teknologi mobile seperti ponsel dan email memungkinkan bagi pekerja dan pengusaha untuk tetap berhubungan tanpa selalu hadir secara fisik dan menyebabkan munculnya profesional 'post-modern', yang sifatnya mobile, dalam makna operasional, lokasional dan interaksional (Kakihara dan Sorensen, 2002, Al-Taitoon dkk, 2002). Dalam arti operasional, profesional seperti bekerja di struktur organisasi yang fleksibel, misalnya dalam tim proyek, gugus tugas, dan organisasi virtual, dan di lokasi yang berbeda dan bukannya selalu di satu kantor. TIK membantu mereka dalam mengorganisir bekerja di lokasi yang berbeda, dengan terus-menerus berinteraksi dengan sejumlah besar orang yang berbeda baik di dalam dan di luar organisasi formal di daerah geografis yang luas Kristoffersen dan Ljungberg (1999) mencoba mengkonsepkan pekerjaan mobile dalam tiga jenis: traveling, visiting dan wandering. Traveling merupakan hal penting bagi kerja mobile dan menjadi penting karena mempengaruhi kinerja jaringan transportasi. Tak dapat dipungkiri bahwa bagi karyawan yang bekerja di luar kantor, ponsel pintar bermanfaat dalam memberikan akses ke sumber daya dan menghasilkan peningkatan efisiensi dan konektivitas dengan perusahaan. Ponsel pintar yang ukurannya lebih kecil daripada laptop atau netbook dan sifat portabilitasnya membuat mereka ideal bagi pekerja mobile.

ANALISIS
Desain Studi Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan interpretasi awal. Data statistik tidak dibahas di sini, sebagai analisisnya akan dieksplorasi pengalaman penggunaan ponsel pintar dalam praktek kerja para profesional mobile. Dengan mempertimbangkan adanya keragaman dalam sifat kerja profesional mobile dan karakteristik penggunaan teknologinya, maka direkrut 20 profesional mobile beberapa kota di Indonesia dari berbagai profesi yang berbeda sebagai responden (profil ditunjukkan pada Tabel 1). Wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi tentang konteks seputar kegiatan

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 profesional mobile, mengapa mereka melakukan perjalanan, siapa yang meeka kunjungi, apa yang akan mereka lakukan dengan mereka, apa yang mereka lakukan dengan ponsel mereka selama perjalanan dan di lokasi ketiga, bagaimana cara mereka menggunakan ponsel mereka, terutama untuk tujuan kerja, apa yang telah berubah dalam kerja mobile mereka sebagai implikasi dari penggunaan ponsel pintarnya. Tabel 1. Profil Responden
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Nama RHS FRH ARD EDP RTP RDH FBR IMD NKL PJR Usia 39 40 55 40 49 49 41 47 39 44 Gender Pria Pria Pria Pria Wanita Pria Wanita Pria Pria Pria Pekerjaan Kontraktor Mekanikal Agen asuransi Pengacara CEO Dosen dan Konsultan CEO Dokter Hewan Wartawan Manajer Umum Wartawan No. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Nama SHS SFA EMD AZH DHD DDJ BWY MRT VSP HDL Usia 48 45 40 40 39 42 40 49 39 35 Gender Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pria Pekerjaan Perencana Sipil / Konsultan Agen Penjualan Programer IT PNS (Dal-ops) Account Represent. Manajer perush Keuangan Marketing Manajer distrik kawasan industri Dokt kandungan Perencana kota/ Konsultan

Sifat Kerja Professional Mobile Sebagian besar profesional mobile mengaku bahwa pekerjaan mereka sangat tergantung pada kemampuan mereka untuk berkomunikasi, secara internal maupun eksternal, meskipun dengan konteks yang berbeda. Secara umum, kegiatan yang dilakukan oleh para profesional mobile di dalam kantor adalah fungsi manajemen internal (misalnya perencanaan dan pengorganisasian) dan pekerjaan administrasi. Sedangkan kegiatan harian tipikal di luar kantornya sangat beragam. Sebagai contoh, untuk CEO dan GM, kegiatan di luar kantor sebagian besar terdiri dari perencanaan pertemuan, menghadiri pertemuan dan membuat keputusan pada pertemuan itu. Profesional mobile dari profesi pengacara, agen asuransi, agen penjualan, dan account representative secara ekstensif bergerak untuk menemui klien mereka, baik yang telah ada maupun yang merupakan calon/potensial klien. Hampir mirip dengan mereka, dokter hewan dan dokter kandungan, melakukan pekerjaan mobile terutama untuk mengunjungi dan mengobati pasien, dan mereka sering dihadapkan dengan situasi darurat. Konsultan dan Kontraktor, tidak hanya mengunjungi kantor klien mereka untuk mempresentasikan rencana mereka dan menjelaskan kemajuan pekerjaan mereka, tetapi juga perlu untuk bertemu dengan rekan kerja yang terlibat dalam proyek di lokasi yang berbeda seperti anggota proyek dari perusahaan konstruksi, arsitek, kantor pemerintah, administratif, dan sebagainya. Selanjutnya, dalam beberapa kasus, mereka perlu mengunjungi lokasi proyek untuk memeriksa kemajuan pekerjaan secara real. Pekerjaan Wartawan, Kontraktor, Planner, dan PNS lapangan lebih pada 'pekerjaan berbasis lapangan. Dibanding profesi lain, pekerjaan wartawan cukup unik karena sifat pekerjaannya sangat mobile dan kerapkali menghadapi 'tekanan tenggat waktu harian dan

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 kemungkinan situasi tak terduga yang tinggi karena mereka harus berburu berita yang sifatnya sangat dinamis. Karakteristik Penggunaan Ponsel Pintar dari Profesional Mobile Karena sifatnya yang multi fungsi, semua responden mengaku menghidupkan ponsel pintar setiap saat sepanjang hari dan di mana pun. Beberapa profesional memiliki alasan khusus untuk selalu menyalakan ponsel mereka sepanjang hari, misalnya untuk menghindari frustrasi dari orang yang menghubungi dia, menghindari tuduhan tidak bertanggung jawab, dan memberi rasa aman terhadap sesuatu yang mendesak dan perlu segera direspon. "I cant live without this. Karena semua materi pekerjaan, keluarga, pertemanan, ada di ponsel saya. Sebagian besar hal-hal yang harus ditanggapi dengan cepat, terutama pekerjaan semuanya ada di sini.... jika saya gagal untuk menghubungi seseorang, maka saya akan frustrasi, apalagi ketika saya butuh jawaban segera. Mungkin orang lain akan merasakan hal yang sama jika mereka tidak bisa menghubungi saya " (HDL, konsultan, 40). Demikian juga dengan RDH (CEO, 49)". Keluar dari kantor atau rumah tanpa ponsel pintar saya benar-benar membuat saya merasa sangat bingung! Semua kegiatan saya terganggu Dari hasil wawancara, terdapat lima fitur yang paling sering digunakan pada ponsel pintar, yaitu pesan instant (instant messaging), Panggilan Suara (voice call), Pesan singkat (SMS), Surat elektronik (e-mail) dan perambah (browsing). Pesan Individu dan pesan kelompok sering digunakan untuk koordinasi internal dan pemantauan pekerjaan kantor sewaktu beraktivitas di luar kantor. Panggilan suara banyak digunakan untuk urusan pekerjaan yang mendesak (urgent). SFA (Sales agent, 45), misalnya, mengatakan,"Ketika dihadapkan pada sesuatu yang mendesak, saya lebih memilih untuk berbicara langsung melalui telpon, karena seringkali kecepatan otak dan kecepatan jempol tidak seimbang, apa yang ada di kepala saya tidak dapat diakomodasi oleh ruang yang ada di kotak pesan. Saya tidak sabar". Alasan lain untuk melakukan panggilan suara adalah karakteristik lawan bicara. Beberapa responden mengatakan bahwa jika mereka berkomunikasi dengan orang lain yang mereka segani karena posisinya lebih tinggi atau orang-orang penting yang sangat sibuk, maka mereka lebih memilih untuk menghubungi via telepon. Pesan Singkat (SMS) digunakan jika profesional mobile mengirim pesan teks pada mitra yang menggunakan sistem operasi yang berbeda dan biasanya untuk sesuatu yang sifatnya tidak terlalu mendesak atau tidak perlu merespon dengan segera, atau jika lokasinya tidak memungkinkan untuk bicara dengan telepon. SMS juga dipilih karena relatif lebih murah dibanding panggilan suara. Fasilitas e-mail adalah fasilitas yang tidak ada pada ponsel biasa, dan responden menggunakannya untuk untuk membaca atau mengirim surat resmi, atau komunikasi tertulis yang mengandung lampiran (attachment). Fasilitas perambah (browsing) digunakan untuk mengumpulkan dan memperbarui informasi. Beberapa responden mengungkapkan bahwa kelebihan ponsel pintar adalah kemampuan untuk menggunakan aplikasi, yang tak terhitung jumlahnya yang dapat diunduh sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa responden (misalnya dokter hewan, yang biasanya jarak bepergiannya jauh ke peternakan) mengatakan bahwa fasilitas multimedia (foto, musik, hiburan, permainan) benar-benar membantunya dalam mengatasi kebosanan saat bepergian. Selain itu, bagi wartawan, fasilitas terpenting adalah fasilitas kertas kerja di

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 ponsel pintar, sehingga dia dapat menulis berita dan menuntaskannya sebelum tenggat waktu sambil berburu berita lainnya. Tujuan Penggunaan Ponsel Pintar berdasarkan waktu perjalanan bisnis Saat merencanakan suatu pertemuan bisnis, ponsel pintar digunakan untuk membuat appointment dan menentukan perlu tidaknya suatu meeting dilakukan, sebagaimana ARD (Pengacara, 47) mengatakan, "... Hanya untuk hal-hal yang kompleks dan mendesak, saya harus bertemu muka dengan klien saya.Walaupun demikian, kadang pertemuan tatap muka penting untuk membangun kepercayaan dan jaringan". Jadi, tampaknya untuk pengacara, jika interaksi tidak terlalu rumit, maka komunikasi dengan ponsel pintar dapat menggantikan tatap muka, sesuai dengan peran ponsel pintar sebagai fungsi setara (equal functionality). Untuk menghadiri suatu pertemuan, sebelum melakukan perjalanan bisnis, ponsel pintar berperan sebagai verifikasi pra-perjalanan, "Sebelum meninggalkan kantor, saya sering memastikan melalui smartphone, apakah pelanggan saya dapat tiba di pertemuan tepat waktu atau tidak, maka saya akan menyesuaikan keberangkatan saya. Konfirmasi sering dilakukan untuk pertemuan informal. Saya sangat jarang mengkonfirmasi pertemuan formal sebelum keberangkatan, karena jadwalnya lebih definitif "(EDP, CEO, 39). Selama dalam perjalanan untuk keperluan bisnis, ponsel digunakan untuk mengentahui kondisi lalu litas perjalanan dan untuk melakukan pemantauan pekerjaan. Kadang-kadang juga berguna untuk penataan ulang pertemuan, "Beberapa kali, ketika saya pergi keluar dari kantor saya, untuk menghadiri pertemuan, tiba-tiba ada informasi yang diperoleh melalui ponsel pintar yang menginformasikan perubahan, lokasi atau waktu kegiatan. Janji dengan pesaing bisnis, pejabat pemerintah, sering berubah, baik tempat atau waktu di last minute, dan itu harus ditindaklanjuti dengan re-arrangement"(RDH, CEO, 49). Di lokasi ketiga dan selama berkunjung, responden paling banyak menggunakan ponsel pintar untuk melakukan koordinasi, mengumpulkan informasi tentang pekerjaan serta memantau pekerjaan bawahan di kantor selama waktu menunggu dan juga menggunakannya untuk kepentingan pribadi, misalnya FBR (Dokter Hewan, 41), Saya dapat mengecek kondisi anak-anak saya setibanya di tempat pasien saya, di peternakan. Apalagi jarak perjalanan saya seringkali cukup jauh dan memakan waktu. Ini sejalan dengan Hubers dkk (2011) yang mengatakan bahwa TIK berperan untuk menyeimbangkan kehidupan dan pekerjaan. Implikasi Penggunaan Ponsel Pintar dengan Perjalanan Kerja Beberapa respoden merasakan pengurangan jumlah perjalanan, misalnya NKL (GM perusahaan pertambangan, 40), "...Di sisi lain, jumlah perjalanan untuk memantau pertambangan dapat dikurangi, karena dapat dilakukan melalui komunikasi dengan smartphone". Kesetaraan fungsi menyebabkan interaksi yang sifatnya subtitusi terjadi. Beberapa responden mengaku hubungan secara antara penggunaan ponsel dan perjalanan kerjanya adalah hubungan tidak langsung. Ponsel pintar lebih kepada mensupport pekerjaan saya. Pekerjaan saya jadi lebih efisien. Tapi sepertinya tidak mempengaruhi jumlah perjalanan saya. Semua perjalanan pekerjaan terencana jauh-jauh hari. Hmm, tapi

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 mungkin juga begini, karena pembicaraan melalui ponsel, saya memutuskan untuk harus berangkat tanpa rencana, untuk menyelesaikan kasus yang urgent (EMD, Programer IT, 40). Berbeda halnya dengan PJR (Wartawan, 44), menuturkan,..dengan adanya smartphone, kita bisa bekerja di semua tempat. Jadi kita tidak perlu melakukan perjalanan yang tidak perlu. Jumlah perjalanan saya bisa dikatakan lebih sedikit. Dulu untuk wawancara kita harus fisik ketemu narasumber, bayangkan, rumah saya di tangerang dan misalnya narasumber di tanjung priok, saya harus ke sana. Saat ini, jumlah liputan ratarata saya dalam satu hari bisa 3-4 berita yang saya dapat, dibanding dulu paling hanya 12 berita dan harus ke lokasi. Dengan adanya kemungkinan untuk saling share berita, maka kemungkinan berita yang kita dapat pun semakin banyak. Dulu saya harus segera kembali ke kantor untuk mengetik berita dan mengirimkannya. Sekarang, tidak perlu lagi, dengan smartphone sudah cukup. Bagi PJR, tampaknya banyak perjalanan bekerja yang dapat disubtitusi melalui perubahan cara kerjanya. Agak berbeda dengan EDP (CEO, 40), yang melihatya interaksi komplementer dengan menuturkan, Jumlah perjalanan yang saya lakukan sepertinya meningkat. Karena dengan informasi yang lebih banyak, maka opportunity juga makin banyak. Misalnya dengan ponsel saya merancang pertemuan dengan mitra bisnis saya, dan saat pertemuan dengan relasi tersebut, kita sering sharing opportunity. Dan jika kesempatan itu diambil, maka muncul tambahan kegiatan baru, dan ujung-ujungnya adalah jumlah perjalanannya bertambah. Menurut DHD (account representative, 39), Smartphone sangat mendukung koordinasi; biasanya jika ada perubahan jadwal, maka saya pakai smartphone untuk menyesuaikan dengan agenda nasabah. Perjalanan dapat disesuaikan. Di sini tampak bahwa ponsel pintar merupakan alat koordinasi yang membantu dalam melakukan modifikasi perjalanan. Manfaat dari adopsi ponsel pintar bagi kerja Profesional Mobile Sebagian besar diwawancarai mengungkapkan bahwa menggunakan ponsel pintar meningkat produktivitas dan efisiensi. NKL (GM perusahaan pertambangan, 40), "Dengan menggunakan smartphone jumlah kegiatan yang dilakukan sehari-hari meningkat, sehingga produktivitas kerja juga meningkat". Sejalan dengan itu, DDJ (keuangan dan penjualan, 42) menambahkan," Pengetahuan dan berita terbaru, teknologi update, penjualan dan strategi pemasaran serta masalah-masalah ekonomi selalu menjadi perhatian utama saya dan semua itu saya dapatkan melalui smartphone saya sebagai mobile internet. "Wartawan (IMD dan PJR) sepakat bahwa karena mereka dapat menulis berita di manapun melalui ponsel cerdas, produktivitas meningkat dan mereka tidak terlalu khawatir lagi dengan tenggat waktu. Ditambah lagi dengan kemudahan yang ditawarkan, berburu berita dapat dilakukan dengan lebih mudah karena mereka dapat berbagi berita dengan rekan dalam satu area berita dari redaksi lain dengan email di manapun. Ponsel pintar juga memberikan fleksibilitas, RTP (dosen/konsultan, 49) mengatakan, Ini jauh lebih lengkap, saya dapat mengelola semua dengan menggunakan smartphone, saya dapat mengatur tempat, waktu, hari, tanggal, jam..saya mengkompilasi jadwal harian saya dengan ini". EDP (CEO, 40) mengatakan," Keuntungan utama dari ponsel pintar adalah fleksibilitas. Kita masih bisa tetap berhubungan, menerima dan mengirim email bahkan

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 ketika kita sedang mobile. Saya merasa tetap dekat dengan sumber daya yang ada di kantor". Berdasarkan analisis terhadap gambaran awal tersebut, dapat distrukturkan bahwa penggunaan ponsel pintar dari profesional mobile dalam pekerjaan mobile mereka ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Gambaran Penggunaan Ponsel pintar dan implikasinya pada perjalanan bisnis

KESIMPULAN
Dari gambaran awal, ditunjukkan bahwa terdapat perubahan dalam sifat pekerjaan profesional bergerak sebagai implikasi penggunaan ponsel pintar. Ponsel pintar memenuhi kebutuhan mereka akan dukungan informasi dalam rangka mengurangi ketidakpastian terkait dengan kendala kontekstual yang dihadapi ketika sedang mobile. Dampaknya pada perjalanan tampak pada hal-hal yang dapat dilakukan saat merencanakan kegiatan, sebelum perjalanan, selama perjalanan dan setibanya di lokasi ketiga. Melalui perubahan cara koordinasi yang dilakukan, maka berdampak pada subtitusi (untuk peran kesetaraan fungsi), komplementer dan modifikasi (untuk perannya dalam mikrokoordinasi). Beberapa profesional merasakan dampak langsung, dan ada yang melihat dampaknya merupakan dampak tidak langsung. Manfaat dari penggunaan ponsel pintar mereka adalah meningkatnya produktivitas, efisiensi dan fleksibilitas. Makalah ini hanya menggunakan survey awal dan tentunya, untuk memberikan gambaran pemahaman yang lebih baik, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap pola komunikasi dan praktek kerja karyawan dalam organisasi yang berbeda, dalam berbagai profesi secara lebih detail. Pertanyaan meliputi: bagaimana pola penggunaan ponsel pintar pada berbagai kelompok profesional mobile yang berbeda? Bagaimana pola interaksi pola dan hubungan sosial yang dibentuk oleh profesional mobile dengan digunakannya ponsel pintar secara intensif, dibandingkan dengan mereka yang jarang menggunakannya? Bagaimana kerja profesional mobile dapat didukung dan mempengaruhi keputusan mereka tentang perjalanan bisnis? Ini hanyalah beberapa pertanyaan yang penelitian masa depan perlu menjawab.

DAFTAR PUSTAKA
Ablondi W., Elliot, T. 1992. Mobile Professional Market Segmentation Study. BIS Al-Taitoon, A., C. Srensen. D. Gibson. 2002. Modern professionals and their tools (ICT supporting organisational Flexibility and Control). London, London School of Economics and Political Science: 13.

The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012 Charlesworth, A. 2009. The ascent of smart phone. Engineering and Technology, Fortunati, L. 2002. Italy: stereotypes, true and false. Dalam Katz, J. and E. Aakhus eds., Perpetual contact: mobile communication, private talk, public performance. Cambridge: Cambridge University Press. Frohlich, D. 1995. Requirements for interpersonal information management, dalam P.J. Thomas (Ed.) Personal information systems: Business applications. Stanley Thornes in association with Unicom Seminars Geser, H. 2004. Towards a sociological theory of the mobile phone. Dalam Sociology in Switzerland: Sociology of the Mobile Phone. Online Publications http://socio.ch/mobile/t_geser1.htm Google/IPSOS OTX Media CT. 2011. The Mobile Movement, Understanding Smartphone Users, U.S. Hubers, C., Schwanen, T. And Dijst, M. 2011. Coordinating Everyday Life In The Netherlands: A Holistic Quantitative Approach To The Analysis Of Ict-Related And Other Worklife Balance Strategies. Geografiska Annaler: Series B, HumanGeography 93 (1): 5780. ITU Telecom World. 2011. The World in 2011. ICT Fact and Figure. ICT Data and Statistics Division Telecommunication Development Bureau International Telecommunication Union. Zwitserland Kakihara, M., C. Sorensen, M. Wiberg. 2002. Fluid interaction in mobile work practices. 1st Tokyo Mobile Roundtable, Mobile Innovation Research Program, Insitute of Innovation Research Hitotsubashi, Tokyo (Japan). Katz, J.E., Aarhus, M.A. 2002. Making meaning of mobiles: A theory of apparatgeist. In J.E. Katz & M. Aarhus (Eds.), Perpetual contact: Mobile communication, private talk, public performance, Cambridge, UK: Cambridge University Press. Kristoffersen, S. and Ljungberg, F. 1999. Making Place to Make IT Work: Empirical Explorations of HCI for Mobile CSCW. In GROUP'99: Proceedings of the international ACM SIGGROUP conference on supporting group work, November 14-17, Phoenix, AZ, New York: ACM Press Ling, R. 2004. The mobile connection (The cell phone's impact on society), Morgan Kaufman publishers (Elsevier). Miller, H.J. 2005. What about people in geographic information science? dalam Re Presenting Geographical Information Systems. P. Fisher and D. Unwin.(editors), John Wiley Mokhtarian, P. 2009. If Telecommunication is such a good substitute for travel, why does congestion continue to get worse? Transportation Letters: The International Journal of Transportation Research, 1. Nielsen. 2012. Smartphone Ownership On The Rise In Asia Pacific, Whilst Advertisers Struggle To Engage With Consumers Via Mobile Ads. Nielsen Palen, L., Salzman, M., Youngs, E., 2000. Going Wireless: Behavior & Practice of New Mobile Phone Users. CSCW00. Philadelphia. Perry, M., O'Hara, K., Sellen, A. Harper, R. & Brown, B.A.T. 2001. Dealing with Mobility: Understanding Access Anytime, Anywhere. ACM Transactions on HumanComputer Interaction, 8 (4) RIM. 2003. Blackberry Target Market. Overview. Research in Motion Limited. U.S.

You might also like