Professional Documents
Culture Documents
a. Faktor genetik : Dilaporkan bahwa faktor genetik mempunyai komponen pada perkembangan scoliosis, terjadi peningkatan insiden pada keluarga pasien dengan scoliosis idiopatik dibandingkan dengan pasien yang tidak mempunyai riwayat penyakit scoliosis. b. Faktor hormonal : Defisiensi melatonin diajukan sebgai penyebab scoliosis. Sekresi melatonin pada malam hari menyebabkan penurunan progresivitas scoliosis dibandingkan dengan pasien tanpa progresivitas. Hormon pertumbuhan juga diduga mempunyai peranan pada perkembangan skoliosis. Kecepatan progresivitas skoliosis pada umumnya dilaporkan pada pasien dengan growth hormone. c. Perkembangan Spinal dan Teori Biomekanik : Abnormalitas dari mekanisme pertumbuhan spinal juga menunjukkan penyebab dari perkembangan dan progresivitas skoliosis, dimana dihubungkan dengan waktu kecepatan pertumbuhan pada remaja. d. Abnormalitas Jaringan : Beberapa teori diajukan sebagai komponen struktural pada komponen tulang belakang (otot, tulang, ligamentum dan atau discus) sebagai penyebab skoliosis. Beberapa teori didasari atas observasi pada kondisi seperti syndrome Marfan (gangguan fibrillin), duchenne muscular dystrophy (gangguan otot) dan displasia fibrosa pada tulang.
Epidemiologi Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik, Skoliosis idiopatik dengan kurva lebih dari 10 derajat dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva lebih dari 30 derajat yaitu 1,5-3 per 1000 penduduk. Insiden yang terjadi pada skoliosis idiopatik infantil bervariasi, namun dilaporkan paling banyak dijumpai di Eropa daripada Amerika Utara, dan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Jenis skoliosis
1)
Congenital (bawaan) :
Biasanya berhubungan dengan suatu kelainan pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu. Skoliosis congenital sekunder terhadap perkembangan vertebra yang abnormal. Anomali dapat disebabkan oleh kegagalan pembentukan vertebra parsial. Anomali yang paling lazim dari kategori ini adalahhemivertebra. Malformasi vertebra juga bisa disebabkan oleh kegagalan segmentasi, yang paling jelas adalah batang unilateral yang tidak bersegmen. Anomali-anomali vertebra ini dapat menyebabkan skoliosis struktural nyata sejak kehidupan dini. Batang unilateral yang tidak berseragam, terutama mempunyai resiko progresivitas lengkung yang cepat.
Skoliosis congenital dapat berhubungan dengan anomali congenital dari sistem organ-organ lain terutama ginjal dan jantung.
2) Neuromuskuler
Pengendalian otot yang buruk atau kelemahan / kelumpuhan akibat beberapa penyakit berikut :
4) degeneratif
Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang ditemukan pada anak-anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih tua. Ia disebabkan oleh perubahan-perubahan pada spine yang disebabkan oleh arthritis. Pelemahan dari ligamen-ligamen dan jaringan-jaringan lunak lain yang normal dari spine digabungkan dengan spur-spur tulang yang abnormal dapat menjurus pada suatu lekukan dari spine yang abnormal.
Vertebra coccygeus, terdiri atas 5 ruas dan membentuk os coccygeus Bentuk kolumna vertebralis tidak lurus, di beberapa tempat membentuk beberapa lengkungan, yaitu : Lordosis cervikalis, melengkung ke anterior didaerah cervical Kyphosis torakalis, melengkung ke dorsal didaerah torakal Lordosis lumbalis, melengkung ke anterior daerah lumbal Kyphosis sacralis, melengkung kedaerah sacral
DIAGNOSIS Anamnesis Perlu ditanyakan riwayat keluarga akan skoliosis atau suatu catatan mengenai beberapa kelainan selama kehamilan atau persalinan, kejadian penting dalam perkembangan harus dicatat. Pada kurva yang lebih besar kadang-kadang disertai dengan keluhan nyeri dan sesak.
Keluhan nyeri biasanya jarang ditemukan, tetapi jika diperhatikan, biasanya penderita.skoliosis akan lebih cepat lelah/pegal bila terlalu lama duduk atau berdiri. Pada kurva yang lebih besar kadang-kadang disertai dengan keluhan nyeri dan sesak. Pemeriksaan Fisik
B. Inspeksi Terdapat ciri- ciri penting, yaitu : 1. 1. 2. 3. Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping. Bahu kanan dan bahu kiri tidak simetris. Bahu kanan lebih tinggi daripada bahu kiri. Pinggang yang tidak simetris, salah satu pinggul lebih tinggi atau lebih menonjol daripada yang lain. 4. 5. 6. Ketika membungkuk ke depan, terlihat dadanya tidak simetris. Badan miring ke salah satu sisi, paha kirinya lebih tinggi daripada paha kanan . Ketika memakai baju, perhatikan lipatan baju yang tak rata ,batas celana yang tak sama panjang. 7. Untuk Skoliosis yg Idiopatik kemungkinan terdapat kelainan yang mendasarinya, misalnya neurofibromatosis yang harus diperhatikan adalah bercak caf au lait atau Spina Bifida yang harus memperhatikan tanda hairy patches (sekelompok rambut yg tumbuh di daerah pinggang). 8. 9. Pasien berjalan dengan kedua kaki lebar. Perut menonjol.
10. Sedangkan pada kasus yang berat dapat menyebabkan : 1. i. Kepala agak menunduk ke depan
2. 3.
ii. iii.
Punggung lurus dan tidak mobile Pangggul yang tidak sama tinggi
Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri. Selain itu pada inspeksi dapat dilihat bila penderita disuruh membungkuk maka akan terlihat perbedaan secara nyata ketinggian walaupun dalam keadaan tegap bisa dalam keadaan normal. C. Palpasi
a. Metode Cobb
Test ini digunakan untuk mengukur sudut kelengkungan dari tulang belakang . Caranya:
Mengukur sudut Cobb dengan menggambar garis tegak lurus dari lempeng
ujung superior
dari vertebra paling atas pada lengkungan (mengukur dari puncak T9 ) Dan garis tegak lurus dari lempeng akhir inferior vertebra paling bawah dari lengkungan
(mengukur dari alas L3 ) Perpotongan dari kedua garis ini membentuk suatu sudut yang diukur.
Jenis terapi yang dibutuhkan untuk skoliosis tergantung pada banyak faktor. Sebelum menentukan jenis terapi yang digunakan, dilakukan observasi terlebih dahulu. Terapi disesuaikan dengan etiologi,umur skeletal, besarnya lengkungan, dan ada tidaknya progresivitas dari deformitas. Keberhasilan terapi sebagian tergantung pada deteksi dini dari skoliosis. A. Obat Tujuan pemberian obat adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan kemungkinan infeksi baik dari alat ataupun pembedahan, bukan untuk mengobati skoliosis. Obat yang digunakan antara lain :
1. Analgesik
Asam Asetil Salisilat 3 x 500 mg Paracetamol 3 x 500 mg Indometacin 3 x 25 mg
1. Terapi panas, dengan cara mengompres 2. Alat penyangga, digunakan untuk skoliosis dengan kurva 25-40 dengan skeletal yang tidak matang (immature). Alat penyangga tersebut antara lain :
Penyangga Milwaukee
Alat ini tidak hanya mempertahankan tulang belakang dalam posisi lurus, tetapi alat ini juga mendorong pasien agar menggunakan otot-ototnya sendiri untuk menyokong dan mempertahankan proses perbaikan tersebut. Penyangga harus dipakai 23 jam sehari. Alat penyangga ini harus terus digunakan terus sampai ada bukti objektif yang nyata akan adanya kematangan rangka dan berhentinya pertumbuhan tulang belakang selanjutnya.
Gbr. Alat penyangga Milwaukee untuk meluruskan tulang belakang pada anak yang bertumbuh
Penyangga Boston
Suatu penyangga ketiak sempit yang memberikan sokongan lumbal atau torakolumbal yang rendah. Penyangga ini digunakan selama 16-23 jam sehari sampai skeletalnya matur. Terapi ini bertujuan untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang tidak dikehendaki oleh pasien.
Gbr. Alat penyangga Boston dapat digunakan pada skoliosis bagian lumbal atau torakolumbal. 3. Terapi Stimulasi Otot-Otot Skoliosis Kunci dari terapi ini adalah rehabilitasi dari otot dan ligamen yang menyangga tulang belakang. Rehabilitasi otot harus melalui sistem saraf pusat dengan tujuan agar pasien dapat meningkatkan kekuatan otot sehingga otot dapat menyangga tulang belakang dengan posisi yang benar tanpa bantuan alat penyangga.
C. Tindakan Pembedahan Umumnya, jika kelengkungan lebih dari 40 derajat dan pasien skeletalnya imatur, operasi direkomendasikan. Lengkung dengan sudut besar tersebut, progresivitasnya meningkat secara bertahap, bahkan pada masa dewasa. Tujuan terapi bedah dari skoliosis adalah memperbaiki deformitas dan mempertahankan perbaikan tersebut sampai terjadi fusi vertebra. Beberapa tindakan pembedahan untuk terapi skoliosis antara lain :
2. Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset Peralatan Cotrell-Dubousset meliputi pemasangan beberapa batangan dan pengait untuk menarik, menekan, menderotasi tulang belakang. Alat yang dipasang melintang antara kedua batangan untuk menjaga tulang belakang lebih stabil. Pemasangan peralatan Cotrell-Dubousset spinal dikerjakan oleh dokter ahli bedah yang berpengalaman dan asistennya
D. Larangan
Mengangkat pinggul yang miring Peregangan tulang belakang Latihan pernapasan Yoga