You are on page 1of 41

I. PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Di Indonesia, jagung merupakan makalamn pokok kedua setelah padi. Sedangkan berdasarkan uruten ketiga setelah bahan makanan poko di dunia, jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat. Produksi jagung dikonsumsi dalam berbagai bentuk penyajian. Buah jagung yang masih muda, terutama jenis jagung manis (sweet corn) biasanya disajikan dalam dalam bentuk jagung rebus atau jagung bakar. Jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. ( Annonymousa, 2012 ) Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan. ( AAK, 1993)

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman jagung 2. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. Peran jarak tanam terhadap pengendalian gulma.

1. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi

A. Klasifikasi

Kingdom Sub kingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: : : : :

Plantae ( Tumbuhan ) Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh ) Spermatophyta ( Menghasilkan Biji ) Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga ) Liliopsida ( Berkeping satu / monokotil )

: Commelinidae : Poales : Poaceae ( Suku rumput rumputan ) : Zea : Zea mays L. (Anonymousa,2012)

B. Morfologi

Gambar 1.1 Bagian - Bagian Jagung

2.2 Syarat Tumbuh

1. Akar dan Perakaran Jagung Apabila biji jagung berkecambah,

terlebih dahulu tumbuh akar dari ujung sebelah bawah, yaitu dekat tempat ujung biji menempel pada janggel. Beberapa jam kemudian bakal batang tumbuh diujung sebelah atas embrio. Perbedaan denagn jenis rumput lain ialah akar
Gambar 1.2 Akar Jagung

utama dari embrio jagung tidak mati, tetapi tetap berkembang. Ada waktu yang hampir

bersamaan 2-3 akar akan muncul kira kir di bagian tengah antar akar dan batang. Ini adalah akar sementara atau akar temporer untuk mempertahankan berdirinya kecambah dalam waktu yang tidak lama. Apabila kecambah kira- kira berumur 6-10 hari akar akar permanen mulai tumbuh pada kira kira 2,5 cm dalamnya dan akar permanen tumbuh kira kira sama dengan dalamnya biji yang ditanam. Akar

adventif merupakan bentukan akar lain yang tumbuh dari pangkal batang, di atas permukaan tanah (soil surface), kemudian menenbus masuk ke dalam tanah. Fungsi akar adventif ialah memperkuat tegaknya batang jagung dan menambah organ penghisap air dan garam garam tanah. Akar adventif ddisebut juga akar tunjang yang mengalami perkembangan di atas permukaan tanah tetapi pada batang terendah dari tanaman jagung. 2. Batang dan Anakan

Batang jagung berbeda dari batang padi- padian lainnyayaitu padat (solid), sedagkan pasi-padian batangnya berlubang. Batang jagung terisi oleh teras. Di dalam teras terdapt berkas berkas pembuluh, seolah-olahtak beraturan . di sebelah luar jumlah berkas pembuluh itu lebih banyak sehinnga dapat
Gambar 1.3 Batang Jagung

menhguatkan batang . batang jagung beruas ruas dengan jumlah ruas biasanya 14 ( antara 8- 21). Tingii batnag berbeda

beda dari 90 cm untuk varietas varietas berumur genjah atau varietas yang

berhabitat pendek, malah pop corn ( Zea mays evertal ) tingginya hanya di antara 30- 50 cm. Sedangkan kebanyakan jagung mempunyai ketinggian antara 1,50 3 meter. Kadang kadang tingginya melebihi 3 meter. Apabila tanaman jagung yang masih muda dengan hati hati dipotong, maka muncullah beberapa pucuk ini tumbuh menjadi cabang yang kita sebut anakan atau tiiler. Tetapi apabila keadaan lingkungan tidak baik untuk pertumbuhan, misalnya tanahnya kurus, maka pucuk- pucuk ini tetap tinggal kecil. 3. Daun

Daun mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dalam tanaman penentuan terutama produksi.

berpengaruh

Sebab pada daun tersebut terjadi beberapa aktivitas tanaman yang sangat mendukung
Gambar 1.4 Daun Jagung

proses perkembangan tanaman. Jumlah daun berbeda beda yaitu

diantara 8 dan 48 dengan rata- rata 12-18 helai. Jagung berumur genjah pada umumnya berdaun sedikit , sedangkan yang berumur genjah pada umumnya berdaun sedikit, sedangkan yang berumur dalam ( panjang ) berdaun banyak . panjang daun pun berbeda beda anatara 30 dan 150 cm sedangkan lebarnya dapat sampai 15 cm. Adapun tangkai daun atau pelepah daun normal biasanya antara 3 cm sampai 6 cm. a. Proses pertumbuhan daun Daun akan tumbuh dan membuka seirama dengan pemanjangan batang. Mula mula calon daun tumbuh memanjang dalam keadaan terbungkus. Pada saat itu petumbuhan daun memanjang paling cepat, kemudian seedikit demi sedikit daun terbuka. Besar kecilnya daun dan panjang atau pendeknya daun biasanya dipengaruhi letak daun terhadap batang. Daun yang pertama kali dibentuk berukuran kecil.

b. Fungsi daun a) Tempat pemrosesan makanan tanaman. b) Mengatur kelebihan air dan sekaligus menstabilkan suhu yang dibutuhkan tanaman, ingat padda peristiwa penguapan. c) Memanfaatkan energi dari matahari untuk aktivitas kehidupan tanaman. d) Memberi kebebasan peredaran udara dalam daun ke seluruh bagian. Bagian daun Daun pada dasarnya terdiri dari 3 bagian yaitu : Kelopak daun Helaian daun Ligula ( lidah daun ) Kelopak daun biasanya melingkari dan membungkus sebagian batang hingga buku bukunya tidak nampak. Helaian daun termasuk tipe linear dan di dalamnya terdapat ibu tulang daun yag diikuti daun lainnya dengan arah sejajar dengan ibu tulang daun. 4. Bunga

Jagung

merupakan

tanaman

berumah satu atau monoecus: bunga bunga jantan dan betina letaknya terpisah dalam satu tanaman. Pada satu tanaman jagung terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terletak pada bagian ujung tanaman, sedangkan
Gambar 1.5 Bunga Jagung

bunga

betina

pada

sepanjang

pertengahan batang jagung dan berada pada salah satu ketiak daun. Bunga jantan atau staminate terdapat di malai yang terletak diujung batang tanaman sebelah atas . bunga ini keluar kira kira apabila tanaman telah

mencapai setengah dari umur sejak mulai tumbuh sampai masak. Bagian bunga dari bunga jantan yag lain ialah :

Glumae ( sekam kelopak ) Sekam tajuk atas ( palea ) Sekam tajuk bawah ( lemma ) Kantong sari berjumlah 3 pasang yang panjang ebih kurang 6 mm. Di dalam kantong sari terkandung tepunga sari yang jumlahnya kira kira 2.500 butir. Sel telur atau ovary yang terdapat dapat bunga betina dilingdungi oleh suatu carpel yang memanjang atau tangkai putik, kemudian berbentuk benang yang biasa disebut rambut. Agar penyerbukan dapat berlansung, maka terjadi pemanjang rambut hingga keujung tongkol, bahkan keluar dan siap diserbuki. Bakal biji yang siap diserbuki ditandai dengan rambut yang memnjang dan keluar melalui sela sela antar tongkol dan kelobot ( pembungkus ). Pada setiap bakal biji selalu terdapat tangkai putik berupa rambut. Semakin bunga betina siap untuk dibuahi, maka semakin bertambah umlah rambut yang keluar melewati ujung tongkol jagung. Fungsi tongkol jagung ialah sebagai tempat menempelnya calon biji, sebagai tempat menyimpan persediaan makanan, hasil proses daun berupa protein, minyak , zat pati dan hasil lain, di samping sebagi lembag muda ( calon biji). Bunga jantan biasany lebih dahulu masak daripada bunga betina yaitu antara1 3 hari sebelum bunga betina masak.

5. Buah ( biji) Biji jagung terletak pada tongkol ( janngel ) yang tersusun memanjang. Pada tongkol / janggel tersimpan biji biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah jagung terdapat rambut rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus ( kelobot ). Pada setiap tanaman jagung bebrbentuk 1 2 tongkol. Biji jagung memiliki beermacam macam bentuk dan

bervariasi. Perkembangan biji dipenagruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas tanaman,
Gambar 1.6 Buah( Biji) Jagung

tersedianya kebutuhan makanan di dalm tanah dan faktor lingkungan seperti sinar matahari,

kelembaban udara. Angin panas dan kering dapat mengakibatkan htepung sari tidak keluar dari pembungkus atau tidak tumbuh sehingga penyerbukan terganggu. 2.2 Syarat Tumbuh Setiap tanaman dalam proses hidupnya selalu membutuhkan persyaratan tumbuh, demikian pula dengan tanaman jagung. Persyaratan tumbuh yang sesuai, diharapkan dapat menunjang tingkat produksi, sesuai denagn harapa petani. Meskipun tanaman jagung berasal dari daerah tropis, namun jagung dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Hal ini disebabkan variasi sifat pada sejumlah jenis jagung uyang memiliki kemampuan beradaftasi dengan baik, sehingga dalam jangka waktu relatif pendek jagug dapat teersebar luas di berbagi penjuru dunia. a. Iklim Walaupun asal tanaman jagung manis berada di daerah tropis tetapi karena banyak sekali tipe-tipe dan variasi sifat-sifat yang dimilikinya sehingga jagung manis dapat menyebar luas dan dapat tumbuh baik pada berbagai iklim. Untuk pertumbuhannya tanaman jagung Manis dapat hidup baik pada suhu antara 26,5 - 29,50C. Bila suhu diatas 29,50C maka air tanah cepat menguap sehingga mengganggu penyerapan unsur hara oleh akar tanaman. Sedangkan suhu dibawah 16, 50C akan mengurangi kegiatan respirasi. Tanaman akan tumbuh normal pada curah hujan yang berkisar 250-500 nmm pertahun. Curah hujan kurang atau lebih dari angka yang di atas akan menurunkan produksi. Air banyak dibutuhkan pada waktu perkecambahan dan setelah berbunga. Tanaman membutuhkan air lebih sedikit pada pertumbuhan vegetatif dibanding dengan pertumbuhan generatif. Setelah tongkol mulai kuning, air tidak diperlukan lagi. Idealnya tanaman jagung manis membutuhkan curah hujan 100-125 mm perbulan dengan distribusi merata. Kekurangan air dalam waktu singkat pada umumnya dapat di toleransi dan hanya berpengaruh kecil terhadap perkembangan biji. Namun, kekurangan air yang berkepanjangan setelah penyerbukan dapat secara nyata menurunkan bobot kering biji. Pada kondisi tersebut, pertumbuhan biji sebagian disokong oleh mobilisasi asimilat yang tersimpan di batang.

Tanaman jagung manis menghendaki penyinaran sinar matahari yang penuh. Di tempat-tempat yang teduh, pertumbuhan jagung manis akan merana dan tidak mampu membentuk tongkol. (AAK, 1993 ) b. Tanah Jagung manis dapat tumbuh pada beragam jenis tanah, sehingga hal utama yang menyebabkan produksi tidak baik pada pertanaman di daerah tropis adalah produktivitas tanah yang rendah. Untuk meingkatkan produksi dapat dilakukan dengan pembukaan areal baru (Leagreid, et all, 1999). Pada tanah berpasir, tanaman jagung manis hibrida bisa tumbuh dengan baik dengan syarat kandungan unsur hara tersedia dan mencukupi. Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya tanah grumosol, jagung manis hibrida masih dapat tumbuh dengan baik dengan syarat tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) diperhatikan. Adapun tanah yang paling baik untuk ditanami jagung manis hibrida adalah tanah lempung berdebu, lempung berpasir atau lempung . ( AAK, 1993 )

c.

Ketinggian Tempat Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di

daerah pegunungan yang meniliki ketinggian antara 1.000 1.800 m dari eprmukaanair laut. Di Kenya jagung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1.200m dan 1.800 m dan di Asia jagung masih dapt tumbuh pada ketinggian 2.000 m. Jagung yang ditanam di dataran rendah 800 m dari permukaan air laut dapat berproduksi dengan baik, dan pada ketinggian di atas 800 m dari permukaan air laut pun jagung masih bisa memberikan hasil yang baik pula. ( AAK, 1993 )

d.

Intensitas Penyinaran Sinar matahari merupakan sumber energi dan sangat membantu dalam

proses asimilasi daun. Pada proses asimilasi tersebut sinar matahari berperan langsung pada pemasakan makanan yang kemudian diedarkan ke seluruh tanaman bagian tubuh tanaman. Hasil dari asimilasi yang disalurkan ke bagian calon buah, menjadikan calon buah semakin cepat berkembang dan pengisian buah pun makin bertambah baik, tongkol berisi sehingga hasil tanaman yang diharapkan dapat terwujud. Di samping itu penyinaran

matahari juga berperan dalm pembentukan batang, batang menjadi lebih kokoh.

e.

Curah Hujan Air sangat diperlukan untuk hidup semua makhluk, termasuk tanaman.

air dapat menyedisksn atau menyiapkan zat hara dari dalam tanah ke daerah perakaran tanaman, sehingga memudahkan proses penyerapan hara oleh akar akar tanaman. Setiap tanaman membutuhkan persyaratan persyratan tertentu terhadap curah hujan yang diperlukan. Pengaruh curah hujan ini dapat terlihat jelas, khususnya di pulau Jawa. Pada daerah yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau yang kurang tegas, seperti sebagian daerah di Jawa Barat, maka kebutuhan air cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh denagn baik. Apabila tanaman jagung dikelola dengan baik, maka akan memberikan hasil per hektar yang cukup lumayan. ( AAK, 1993 ) f. Kemiringan Tanah Kemiringan tanah ada hubunganya dengan gerakan air pada permukaan tanah. Hal ini juga merupaka salah satu syarat kehidupan tanaman terrmasuk tanaman jagung. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat dilakukan penanaman jagung.pada tingkat kemiringan tarsebut sangat kecil kemungkinan terjadinya erosi tanah. Namun air hujan yang berlebihan akan terbagi, sebagian meresapdalam tanah dan sebagian lain dialirkan ke daerah yang lebih rendah. Tanama jagung disuatu daerah yang mempunyai tingkat ke miringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras lebih dahulu.

Bentuk teras ada beberapa macam, ada teras berbentuk tunggal, pendek atau memenjang. Pada umumnya teras di bedakan menjadi teras tunggal dan ters memenjang. Tujuan pembentukan teras untuk menghambat terjadinya aliran air yang agak cepat, yang dapat membawa hara pada tanah yang dilewatinya. Perpindahan kandungan hara bersama tanah yang di lalui aliran air sering disebut dengan erosi tanah. Tanah yang telah tercuci atau tererosi tersebut akan menjadi tanah gersang, miskin hara sehingga untuk

pengolahan berikutnya perlu tambahan pupuk baik pupuk alam ataupun pupuk buatan. ( AAK, 1993 )

3. Teknik Budidaya A. Syarat Benih Benih sebagai bahan utama atau modal pokok dalam budidaya tanman juga harus di persiapkan. Benih yang diperlukan biasanya dikaitkan dengan tujuan dan perencanaan tanaman. oleh sebab itu biasa terjadi jumlah kebutuhan benih per Ha berbeda. Varietas unggul sering kali menjadi incaran para petani jagung, sebab benih sudah mendapat pengesahan dari piahak yang bersangkutan.benih ini baredar dalam kemasan berlabel dan telah teruji kemurnian benih terhadap kotoran maupun biji lain dan telah teruji ketahanan terhadap penyakit dan lain sebagainya. Di samping itu kembampuan menghasilkan/bereproduksi dalam umur anaman relatif pendek serta dapat beradaptasi dengan baik di mana pun jagung ditanam. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi petani jagung. 1. Kebutuhan benih Benih yang di butuhkan biasanya diperoleh dengan cara membeli pada kios-kios pertanian atau di tempat penjualan benih jagung, terutama benih yang hanya dipergunakan satu kali pakai, seperti jagung hibrida. Sedangkan untuk jagung jenis lokal yang memiliki keunggula tertentu, para petani dapat membuat benih sendiri dengn cara memilih/memetik tongkol yang baik dan sehat serta memiliki keseragaman biji, selanjunya diambil biji yang berbeda di bagian tegah tongkol untuk dijadikan benih.

Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat tergantung pada: Kesehatan benih Benih sehat akan tumbuh menjadi tanaman kuat. Faktor kesehatan benih yang berasal dari dalam benih meliputi: Keadan embrio baik, normal dan sehat, sehingga memungkinkan biji tumbuh dengan baik pula. Keadaan cadang makanan didalam biji cukup sebagai persediaan selama proses perumbuhan benih. Benih tidak terinfeksi oleh hama atau penaykit dan tidak mengalamiperubahan, baik secara fisis maupun biologis. Kemurnian benih Benih murni, tidak bercampur benih lain ataupun kotoran Daya tumbuh Daya tumbuh benih yang tidak baik dapat mencapai 90% ke atas. Hal ini peru diperhitungkan dalam menghitung kebutuhan benih. 2. Jarak tanam Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan jumlah benih yang semakin basar. Apa lagi jika jagung ditanam dengan sistem tanam monokloltur akan membutuhkan benih jauh lebih besar dibanding dengan sistem tanam tumpangsari. Pengaturan jarak tanam ini di tentukan oleh umur varietas jagung dan populasi tanaman yang optimim. Pada tanaman jagung berumur dalam yaitu kira-kira 110 hari seperti Metro, Harapan, Bogor Composite, bisa dilakukan dengan jarak tanam 75x25 cm dan 1 benih tiap lubang atau jarak 100 x 40 cm dengan 2 benih tiap lubang memerlukan bibit 50.000 tanaman/Ha. Sedangkan jagung yang berumur tengah yaitu 80-90 hari seperti

Arjuna, Genjah kretek, Penjalinan dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan menggunakan 1 benih tiap lubang memerlukan kira kira 70.000 tanama/Ha. Untuk varietas jagung berumur Genjah 10 cm. Jika jarak tanam 50 x 20 cm, maka diperlukan bibit 200.000 tanaman dengan 2 benih tiap lubang.sedangkan pada jarak tanam 50 x 10 cm, yang menggunakan 1 benih tiap lubang, diperlukan 200.0000 tanaman. Setiap area peneneman seluas 1 Ha dengan pengaturan jarak 75 x 25 cm dengan menggunakan benih tiap lubang akan membutuhka benih sebanyak antara 20x 30 kg. Penanaman jagung dapat di lakukan dengan berbagai jarak tanam. Hal ini tergantunng tujuan penanaman. Selain itu masih ada jarak yang dengan sendirinya mempengaruhi kebutuhan benih dan jumlah pohon tiap area tanam. B. Pengolahan Lahan Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 2530 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam C. Pemupukan Untuk melengkapi tersedianya makanan di dalam tanah dan untuk mencukupi kebutuhan makan dari tanaman yang diusahakan, inaka terwujudlah pupuk buatan. Pupuk buatan ini biasanya memiliki kandungan hara yang diperlukan dalam jumlah besar, seperti urea dengan kadar N = 45%, TSP dengan kadar P2O5 = 46%. KCI dengan kadar K2O = 50% . Pupuk buatan ini terdiri beberapa macam bentuk

yaitu kristal seperti urea, TSP, KCI, bentuk cair seperti pupuk cair Gemari. Ketiga macam unsur yang terkandung di dalam pupuk buatan dan sexing digunakan yaitu N, P dan K yang juga dibutuhkkan oleh jagung. - Waktu pemupukan Pemupukan dengan pupuk organis sebagai pupuk dasar dilakukan bersama dengan pengolahan tanah. Pupuk tersebut dapat berupa pupuk daun, pupuk kandang atau kompos. Pupuk buatan yang mengandung unsur N, P dan K diberikan bersama-sama dengan saat penanaman benih. Sebagian dari pupuk yang mengandung unsur Nitrogen diberikan pada scat tananian berumur I bulan bersama dengan penyiangan dan pernbumbunan, pada umur 45 hari setelah tanam. Dosis pemupukan hari sejak penanaman, jarak tanamnnya - Dosis Pemupukan Pada dasarnya pupuk yang dibutuhkan oleh suatu tanaman tcrgantung kesuburan tanah yang dikelola. Suatu lahan yang memiliki tingkat kesuburan tanah dan jenis tanah yang berbeda. akan berbeda pula penentuan dosis pupuknya. D. Teknik Penanaman 1. Penentuan Pola Tanaman Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan : a. Tumpangsari (intercropping ) Melakukan penananaman lebih dari 1 tanaman ( umur sama atau berbeda ). Contoh : tumpangsari sama umur seperti jagung dan kedelai, tumpangsari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.

b. Tumpangsari Giir ( Multiple Cropping ) Dilakukan mempertimbangkan secar faktor beruntun faktor sepanjang lain tahun dengan

untuk

mendapatkan

keuntungan maksimum. Contoh : jgung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah,dll. c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ) Pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok ( dalm waktu tanamn yang bersamaan atau waktu yang berbeda ). Contoh : jagung disisipkan dengan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang. d. Tanaman Campuran ( Mixed Croppping Penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa atur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisiean , tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh : tanaman campuran seperti jagung , kedelai, ubi kayu. 2. Lubang Tanam dan Cara Tanam Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80100 hari, jarak tanamnya 2575 cm (1 tanaman/lubang). E. Teknik Pemeliharaan 1. Penjarangan dan Penyulaman Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan

untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. 2. Penyiangan Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. 3. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. 4. Pengairan dan Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

F. Panen dan Pasca Panen 1. Ciri dan Umur Panen Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis. 2. Cara Panen Pemetikan jagung dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung, sedangkan batang jagung yang masih berdiri dapat dimanfaatkan sebagiatajar untuk tanaman merambat pada penanaman berikutnya ( pergiliran tanaman). Pada lahan yang luas dan telah menggunakan teknologi modern pemetikan jagung dilakukan dengan alat mesin. Penggunaan alat mesin ini sangat cocok apabila deterapkan pada daerah yang memilki hamparan luas dan rata, dan tempat tersebut sukar untuk mendapatkan tenaga pemetik jagung. 3. Pengupasan Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh. 4. Pengeringan Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% - 11 % atau dengan mesin pengering.

5. Penyortiran dan Penggolongan Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan. 2.4 Hubungan Perlakuan yang Dinyatakan dengan Komoditas ( Berisi penjelasan tentang pengaruh perlakuan yanng digunakan terhadap pertumbuhan dan hasil komoditas masing masing) Perlakuan jarak tanam ini sangt mempengaruhi

pertumbuhankomodits jagung. Karena jika jarak tanam terlalu sempit antar tanaman. hal ini menyebabkan terjadinya kompetisi terhadap unsur hara tanaman. selain itu, jarak tanam juga mempengaruhi terhadap kebutuhan benih sebagi bahan tanaman. ( Bilman WS, 2001 ) Pada perlakuan jarak tanam 70 25 cm, pertumbuhan jagung yang perlakuan 1 biji perlubang sangat baik daripada perlakuan yang 2 benih perlubang.

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pratikum ini dilaksankan dilaksanakan di Kebun Pratikun di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Pada tanggal 1 Oktober. Pengamtan dilakukan setiap hari Senin.

3.2 Alat dan bahan + fungsi

3.2.1 Alat : Cangkul Cetok Tali Rafia Kayu Meteran Alat tulis Gembor Kamera : untuk membuat bedengan, saluran irigasi, menyiangi : menyiangi gulma : untuk pembatas bedengan : untuk pembatas dibagian pojok bedengan : untuk mengukur bedengan dan jarak tanam : untuk mencatat hasil pengamatan : untuk menyiram tanaman : untuk dokumentasi

3.2.2 Bahan Kotoran hewan Benih jagung Air : untuk menambah nutrisi pada tanaman : sebagai bahan tanam : untuk mensuplai air

Urea, SP36, KCL : untuk sebagi penyuplai kebutuhan unsur hara

3.3

Cara Kerja ( Diagram Alir + Penjelasan)

3.3.1

Diagram Alir Pengolahan Lahan Dicangkul lahan tersebut Pemberian bahan organik

Penanamanan

Jarak Tanam 70 25 cm 1 benih perlubang tanam Pemberian insektisida pada benih jagung

Pemupukan

Menggunakan pupuk KCL, SP36, dan UREA

Perawatan dan Pengamatan

Perawatan dan pengamatan dilakukan setipa hari Senin Perawatan( penyiangan, penyulaman, dan penyiraman) Perawatan juga dilakukan apabila pada waktu luang

Panen

3.3.2 Penjelasan Pengolahan lahan adalah hal pertama kali yang dilakukan untuk melakukan penanaman benih jagung. Pengolahan lahan dilakukan bertujuan untuk menyiapkan media tanam yang cocok untuk komoditas jagung. Pengolah lahan dilakukan dengan pencangkulan pada tanah tersebut. Setelah dilakukan pencangkulan pada tanah

tersebut diberi pupuk kandang untuk menambah unsur hara pada tanh tersebut. Penanaman dengan jarak 70 25 cm, dengan 1 benih perlubang tanam. Sebelum benih tersebut ditanam, terlebih dahulu pada benih diberi insektisida untuk tidak terserang jamur. Pemupukan bertujuan untuk memberi tambahan unsur hara . dengan unsur hara yang cukup, maka tanaman akan tumbuh degan baik. Perawatan dilakukan apabila ada waktu luang dan pratikum yaitu pada hari Senin. Perawatan ini bertujuan untuk meminimalisir tingkat kerusakan atau kegagalan pada komoditas. Pengamatan dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ( Tabel Pengamatan + Grafik + Foto Pengamatan) Data Kelas F Tabel Tinggi Perlakuan Jarak Tanam 70 25 cm 05/11/2012 t (cm) 54 63 45 36 59 61 52 40 33 66 63 74 12/11/2012 t (cm) 83 91 67 60 84 85 72 66 68 80 65 80 19/11/2012 t (cm) 104 152 102 92 132 143 136 87 94 155 96 146 26/11/2012 t (cm) 156 200 157 161 154 187 188 104 129 199 143 178

Tanaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik tinggi tanaman jagung pada jarak tanam 70 25 cm

Data tinggi tanaman kelas F


180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 pengukuran ke 3 4 tinggi tanaman (cm)

Series1

Tabel jumlah daun komoditas jagung jarak tanam 70 25 cm 05/11/2012 Tanaman daun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 6 7 6 6 6 7 7 5 4 8 8 9 daun 8 9 8 6 8 9 8 6 6 9 8 9 daun 9 10 9 8 11 13 9 8 8 10 11 12 daun 11 12 12 10 14 14 12 10 10 11 12 13 12/11/2012 19/11/2012 26/11/2012

14 12 10 jumlah daun 8 6 4 2 0 1 2 tanaman ke 3 4 Series1

Dokumentasi klas F

Gambar 1.7 Dokumentasi Kelas F

Data TPT Jagung Kelas E Perlakuan: JT 70 x 25, 1 biji per lubang 05/11/2012 Tanaman daun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 6 7 6 3 8 9 6 6 7 7 6 7 t (cm) 27 64 72 25 81 109 33 60 79 95 28 95 daun 6 9 10 4 10 9 6 8 10 9 6 8 t (cm) 35 84 130 39 126 117 37 87 115 107 41 131 daun 9 11 12 6 11 13 9 10 11 9 11 11 t (cm) 57 102 175 43 159 152 64 126 153 128 156 154 daun 10 14 13 8 13 13 8 12 12 12 13 13 t (cm) 79 154 209 69 204 201 79 134 184 164 202 200 12/11/2012 19/11/2012 26/11/2012

Kuning = muncul malai jantan Keterangan: Pada pengamatan tanggal 26 November 2012, sudah muncul bunga betina

Grafik Tinggi Tanaman Kelas E 1 benih per lubang dan jarak tanam 70 25 cm
250 tinggi tanaman (cm) 200 150 100 50 0 1 2 pengukuran ke 3 4 Series1

Grafik Jumlah Daun Kelas E 1 benih per lubang dan jarak tanam 70 25 cm
14 12 10 jumlah daun 8 6 4 2 0 1 2 tanaman 3 4 Series1

Dokumentasi klas E

Gambar 1.8 Dokumentasi Kelas E

Data TPT Jagung Kelas K Tabel pengamatan Kelas K: 2 benih per lubang dan jarak tanam 70 25 cm No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 jenis A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B 6-11-2012 57,5 54 76 60 62 67,5 75 60 74 60 51,5 65,5 68,5 64 59,5 74 69 78 73 78 79 64,5 75 72 13-11-2012 80,5 74 78 84 73 81 103 85 92 89 73 77 82 81,5 93 117 99 98 102 95 126 108 120 108 20-11-2012 108 114 136 118 137 111 126 102 134 116 121 105 126,5 116,5 130 133 133 148 154 149 166 164 160 166 27-11-2012 155 128 149 120 160 180 200 136 160 150 203 150 150 170 146 126 125 200 170 175 180 170 160 170

Grafik Kelas K 2 benih per lubang dan jarak tanam 70 25 cm


180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 Series1

Tabel jumlah daun Kelas K 2 benih per lubang dan jarak tanam 70 25 cm No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jenis A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B A B 6-11-2012 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 3 4 5 5 4 5 5 4 6 3 5 4 13-11-2012 9 7 8 8 9 9 7 9 10 8 8 7 9 9 9 10 10 10 10 10 10 8 10 9 20-11-2012 11 8 11 10 10 10 12 11 12 11 11 10 10 10 11 9 12 11 11 12 13 11 11 13 27-11-2012 11 11 12 8 12 11 13 12 12 12 13 11 10 11 11 10 12 12 12 12 14 13 12 13

Grafik jumlah daun Kelas K 2 benih per lubang dan jarak tanam 70 25 cm
14 12 10 jumlah daun 8 6 4 2 0 1 2 tanaman 3 4 Series1

Dokumentasi klas K

Gambar1.9 Dokumentasi Kelas K

Data TPT Jagung Kelas Q Tabel Kelas Q: 1 benih per lubang dan jarak tanam 80 25 cm
No Tanaman 5 MST 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 6 9 12 16 20 23 5 7 11 15 21 18 15 21 7 16 11 11 10 14 36 15 10 18 Tinggi Tanaman (cm) 6 MST 16 30 16 18 16 18 17 16 60 24 13 81 7 MST 16 39 30 19 18 44 18 20 90 27 21 132 8 MST 24 52 30 35 78 47 19 30 103 27 27 134

Grafik tinggi tanaman Kelas Q 1 benih per lubang dan jarak tanam 80 25 cm
60 50 tinggi tanaman 40 30 20 10 0 1 2 pengamatan Ke 3 4 Series1

Tabel jumlah daun Kelas Q 1 benih per lubang dan jarak tanam 80 25 cm
No Tanaman 5 MST 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 6 9 12 16 20 23 5 7 11 15 21 18 2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 1 4 Jumlah Daun (helai) 6 MST 2 4 4 2 3 3 4 3 8 4 3 8 7 MST 3 6 6 3 4 6 5 4 9 4 5 10 8 MST 6 7 4 6 6 6 6 5 12 4 5 13

Grafik jumlah daun Kelas Q 1 benih per lubang dan jarak tanam 80 25 cm
7 6 5 jumlah daun 4 3 2 1 0 1 2 pengamatan Ke 3 4 Series1

Dokumentasi klas Q

Gambar 2.0 Dokumentasi Kelas Q

Data TPT Jagung Kelas X Tabel tinggi tanaman Kelas X 2 benih per lubang dan jarak tanam 80 25 cm

Sampel Tanaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2

1 36 69 71 97 72 84 65 90 75 17,5 12 15 21,5 13 10 20 15 16,5

Tinggi(Cm) Minggu ke 2 3 75 98 98 102 90 105 150 164 86 101 120 136 109 120 143 160 107 124 38 47 12 15 38 52 36 49 42 60 24 26 29 32 26 29 24 27

4 123 154 138 187 124 159 149 191 130 68 13 59 61 69 21 35 34 31

Grafik tinggi tanaman Kelas X 2 benih per lubang dan jarak tanam 80 25 cm
120 100 80 60 40 20 0 1 2 pengamatan ke 3 4

tinggi tanaman (cm)

Series1

Tabel jumlah daun Kelas X 2 benih per lubang dan jarak tanam 80 25 cm Jumlah daun (buah) Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tanaman 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 7 9 8 10 8 9 10 10 8 5 4 4 6 4 4 5 4 5 Minggu ke 2 10 11 10 11 10 10 10 12 11 6 4 5 7 7 6 5 6 6 3 10 11 10 13 11 11 12 13 12 6 4 6 8 8 7 6 6 6 4 8 12 12 13 12 14 13 14 12 5 3 4 9 8 5 6 4 6

Grafik jumlah daun Kelas X 2 benih per lubang dan jarak tanam 80 25 cm
10 9 8 7 jumlah daun 6 5 4 3 2 1 0 1 2 tanaman ke 3 4 Series1

Dokumentasi Kelas X

Gambar 2.1 Dokumentasi Kelas X

Gambar 2.1 Dokumentasi Kelas X

4.2 Pembahasan Dari tabel dan grafik dapat diketahui bahwa pada perlakuan jarak tanam 70 25 cm ( 1 benih tiap lubang ) tingkat pertumbuhan semakin meningkat dengan signifikan. Pada tanaman jagung yang ke 2 dan 10 tinggi tanmannya sampai 200 cm.. tingkat pertumbuhan yang rendah pada tanamnn jagung yang ke 8. Hal ini terjadi juga pada jumlah daun yang mana jumlahnya menglami kenaikan. Julah daun yang mengalami kenaikan yang signifikan terjadi pada tanaman yang 5 dan 6. Pada hasil pengamatan kelas E tinggi tanaman mengalami peningkatan secara signifikan. Pada pengamatan terakhir menunjukkan tinggi tanaman yang mencapai 200 cm. Hal ini juga terjadi pada jumlah daun. Pada jumlah daun terjadi peningkatan yang tiap pengamatan. Pada pengamatan kelas K perlakuan jarak tanam 70 25 cm yang 2 benih perlubang, hasil menunjukkan tinggi tanaman rata rata 160 cm pada pengamatan terakhir. Pada jumlah daun berbanding lurus dengan tinggi tanaman. Pada pengamatan kelas Q pada perlakuan jarak tanam 80 25 cm dengan 1 benih tiap lubang rata rata pengamatan terakhir 50 cm. Hal ini sama dengan jumlah daun. Jumlah daun rata- ratanya tidak mencapai 7 helai. Pada pengamatan kelas X dengan jarak tanam 80 25 cm dengan 2 benih per lubang tanam tinggi tanaman jagung pada pengamatan terakhir rata- rata kurang dari 100 cm. Dari ketiga tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jarak tanam dan jumlah biji perlubang sangat mempengaruhi tinggi dan jumlah daun pada tanaman jagung manis. Berbagi pengaturan jarak tanam telah dilakukan mendapatkan produksi yang optimal dan pengaturan jarak tanamn ini sangat menentukan kebutuhan benih . Jarak tanam yang semakin sempit memerlukan jumlah benih yang semakin besar. Apalagi jika jagung ditanam sistem tanam monokultur akan membutuhkan benih jauh lebih besar dibanding dengan sistem tanam tumpang sari. Pengaturan jarak tanam ini ditentukan oleh umur varietas jagung dan populasi tanaman yang optimum. Pada hasil ini sesuai dengan jurnal yaitu selain pengolahan tanah, variasi

pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara pengendalian gulma secara kultur teknis, yang dapat untuk meningkatkan daya saing tanaman budidaya terhadap gulma dan meningkatkan hasil. Menurut Mintarih et al.1989 peningkatan kerapatan populasi tanaman persatuan luas pada suatu batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji jagung.

Namun penambahan jumlah tanaman akan menurunkan hasil karena terjadi kompetisi unsur hara , air, ruang tumbuh dan sinar matahari. Upaya peningkatan produksi jagung terus dilakukan guna mencukupi kebutuhan antara lain dengan penggunaan varietas unggul, pengembangan kultur teknik yang sesuai dengan kultivarnya. menyatakan bahwa hasil tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kultur teknik yang diterapkan dalam budidaya. Kultur teknik yang diterapkan seperti halnya penetapan jarak tanam, penetapan jarak tanam yang kurang tepat akan dapat menyebabkan hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Jarak tanam mempengaruhi lingkungan fisik baik langsung maupun tidak langsung melalui persaingan antar tanaman dalam memanfaatkan faktor tumbuh. Jarak tanaman yang tepat tajuk tanaman akan segera menutup yang secara tidak langsung akan menghambat pertumbuhan gulma sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih baik yang akhirnya dapat memberikan hasil yang tinggi .Pengaturan jarak tanam selain untuk mempertinggi jumlah tanaman persatuan luas juga dapat dimaksudkan untuk menekan pertumbuhan gulma yang muncul di lapangan.Usaha menekan pertumbuhan gulma dipertanaman jagung selain dengan pengaturan jarak tanam juga dapat dilakukan dengan penggunaan herbisida, salah satunya dengan glifosat. Glifosat merupakan herbisida sistemik yang berspektrum luas serta mudah ditranslokasikan dalam jaringan tanaman walau daya bunuhnya lambat . Besarnya energi yang

ditangkap oleh tajuk tanaman dapat disebabkan oleh populasi tanaman yang merupakan akibat dari penggunaaan jarak tanam. Semakin dekat jarak tanam maka jumlah energi yang dapt ditangkap oleh tajuk dibawahnya akan semakin berkurang.

4.3 Dokumentasi Pratikum

Gambar 2.2 Dokumentasi Kelas F

Gambar 2.3 Dokumentasi Kelas E

Gambar 2.4 Dokumentasi Kelas K

Gambar 2.5 Dokumentasi Kelas Q

Gambar 2.6 Dokumentasi Kelas X

5.PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari tabel dan grafik dapat diketahui bahwa pada perlakuan jarak tanam 70 25 cm ( 1 benih tiap lubang ) tingkat pertumbuhan semakin meningkat dengan signifikan. Pada tanaman jagung yang ke 2 dan 10 tinggi tanmannya sampai 200 cm.. tingkat pertumbuhan yang rendah pada tanaman jagung yang ke 8. Hal ini terjadi juga pada jumlah daun yang mana jumlahnya menglami kenaikan. Julah daun yang mengalami kenaikan yang signifikan terjadi pada tanaman yang 5 dan 6. Pada tabel dan grafik kelompok kelas W dengan perlakuan jarak tanam 80 x 25 cm dan 2 benih tiap lubang kenaikan antara tinggi tanaman dan panjang daun berbanding lurus. Peningkatan tinggi tanaman diiringi dengan penambahan panjang daun. Tabel dan grafik Perlakuan: JT 25 x 70 1 benih perlubang diketahui bahwa tinngi dan jumlah tanaman jagung berbanding lurus. Tinggi tiap tanaman berbeda. Hal ini juga terjadi pada jumlah daun tanaman jagung. Dari kettiga tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jarak tanam dan jumlah biji perlubang sangat mempengaruhi tinggi dan jumlah daun pada tanaman jagung manis. Jarak tanam ini bertujuan untuk pengendalian gulma. 5.2 Saran

Pratikum Teknologi Produksi Tanaman cukup baik dan mengesankan. Untuk ke depannya lagi ditingkatkan kinerja antara asisten dengan pratikan. Untuk asisten materi yang disampaikan sudah jelas.

DAFTAR PUSTAKA Annonymous,2012. http://putramegatawang.com/tag/jagung-pipilan&docid. Diakses tanggal 6 Desember 2012 Annonymous,2012 http://jagungbisi.com/budidaya/morfologi-tanaman-jagung Diakses tanggal 6 Desember 2012 Annonymous, http://collections.infocollections.org/ukedu/en/d/Jg26p2e/3.2.1.html 2012 Diakses tanggal 6 Desember 2012 Annonymous,2012 http://bisi-816.jagungbisi.com/wp-content/uploads/2011/01/akar Diakses tanggal 6 Desember 2012 Annonymous,2012 http://jagungbisi.com/budidaya/morfologi-tanaman-jagung Diakses tanggal 6 Desember 2012 Aak. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius. 1993

Bilman, WS, 2001. Analisis Pertumbuhan Tanaman Jagung manis ( Zea mays saccharain) , Pergeseran Komposisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam

Jagung dan Beberapa Frekuensi Pengolahan Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Mintarsih, EppyYuliani, Sri Hannasih dan Joko Widyatmoko. 1989. Pengaruh Jarak Tanam di dalam barisan Tanaman Twrhadap Pertumbuhan da Produksi Tanaman Jagung ( Zea mays L.) Varietas Arjuna Farming : 3 13. NN. Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palaawija dan Sayur sayuran. Badan Pelaksana Bimas.1983 NN. Deskripsi Varietas Padi dan Palawija. BPTP V Jawa Tengah & DIY dan BIP Jawa Tengah. 1987 Nyimas Mryna E. F dan Ardiayaningsih Puji Lestari. 2010. Peningkatan Efisiensi Konversi Energi Matahari Pada Peningkatan Pertanaman Kedelai Melalui Penanaman Jagung Dengan Jarak Tanam Berbeda. Program Studi

Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendolo Darat, Jambi 36361 Suprapto,HS. Bertanam jagung. Penebar Swadaya.1988 Triyono, Kharis. 2010. Pengaruh Dosis Glifosfat Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Gulma Dan Hasil Jagung ( Zea mays L.). Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakarta.

LAMPIRAN

dokumentasi kelas F

dokumentasi kelas E

dokumentasi kelas K

dokumentasi kelas Q

dokumentasi kelas X

You might also like