You are on page 1of 3

Pemakaian obat secara rasional berarti hanya menggunakan obatobatan yang telah terbukti keamanan dan efektifitasnya dengan

uji klinik. Suatu pengobatan dikatakan rasional bila memenuhi beberapa kriteria tertentu. Kriteria pemakaian obat secara rasional meliputi (Departemen Kesehatan R.I.,1997)15 : tepat indikasi, tepat obat, tepat penderita, tepat dosis dan cara pemakaian, serta waspada efek samping.7,14,15
Para ahli telah menyepakati bahwa kadar paracetamol akan bersifat racun atau toksik bagi hati mulai pada dosis 4 gram perhari atau 4000 mg. Metabolisme parasetamol terjadi di hati. Metabolit utamanya meliputi senyawa sulfat yang tidak aktif dan konjugat glukoronida yang dikeluarkan lewat ginjal. Hanya sedikit jumlah parasetamol yang bertanggungjawab terhadap efek toksik (racun) yang diakibatkan oleh metabolit NAPQI (N-asetil-p-benzo-kuinon imina). Bila pasien mengkonsumsi parasetamol pada dosis normal, metabolit toksik NAPQI ini segera didetoksifikasi menjadi konjugat yang tidak toksik dan segera dikeluarkan melalui ginjal. Namun apabila pasienmengkonsumsi parasetamol pada dosis tinggi, konsentrasi metabolit beracun ini menjadi jenuh sehingga menyebabkan kerusakan hati. Parasetamol merusak liver karena bahan kimia itu selama dalam tubuh akan menghasilkan senyawa oksigen radikal, hingga terjadi stres oksidatif, dan kemudian membunuh sel liver. Stresoksidatif sifatnya merusak organ. Jadi, kalau senyawa yang bersifat reaktif itu menghantam sel liver, dapat menghancurkan organ penting itu. Gejala keracunan parasetamol (asetaminofen) ini terjadi melalui 4 tahapan:

Gejalanya lainnya yang mungkin ditemukan:

berkeringat kejang nyeri atau pembengkakan di daerah lambung nyeri atau pembengkakan di perut bagian atas diare nafsu makan berkurang mual dan/atau muntah rewel koma.

http://www.tanyadok.com/kesehatan/waspada-overdosis-obat-penurun-panas

Sebenarnya tidak ada waktu yang pasti. Ibu sebaiknya mengecek kembali kondisi dan tanggal kadaluwarsa obat. Bagaimana cara penyimpanan yang baik untuk obat sirup sisa? Tutup botol obat dengan rapat, cuci/lap dengan air hangat untuk menghilangkan sisa obat di luar botol. Letakkan di tempat yang tertera dalam kemasan obat. Jika diminta di dalam lemari pendingin, sebaiknya tidak di freezer, tempatkan pada wadah terpisah yang tertutup agar tidak terkontaminasi dari sayuran atau bahan lainnya yang ada dalam lemari pendingin. Simpan dalam suhu ruangan yang terjaga (26 - 27 derajat Celsius) dan hindarkan dari sinar matahari langsung.

http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/84560/Obat-sirup-dapat-tahan-berapa-lamasetelah-kemasannya-dibuka

Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap organisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak terhadap seluruh organisme, seperti hewan, bakteri, atau tumbuhan, dan efek terhadap substruktur organisme, seperti sel (sitotoksisitas) atau organ tubuh seperti hati(hepatotoksisitas). Secara metafora, kata ini bisa dipakai untuk menjelaskan dampak beracun pada kelompok yang lebih besar atau rumit, seperti keluargaatau masyarakat. Konsep utama toksikologi adalah bahwa dampaknya bersifat tergantung pada dosis. Air saja bisa mengakibatkan keracunan air jika dikonsumsi terlalu banyak, sementara zat yang sangat beracun seperti bisa ular memiliki titik rendah tertentu yang bersifat tidak beracun. Toksisitas juga tergantung pada spesies, sehingga analisis lintas spesies agak bermasalah jika dilakukan. Paradigma dan standar baru sedang berusaha melompati pengujian hewan, tetapi tetap mempertahankan konsep [1] akhir toksisitas.

https://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas

ED50 adalah dosis yang secara farmakologi menimbulkan efek( efektif) pada 50% populasi yang terpapar obat. LD50 yaitu dosis yang menimbulkan kematian pada 50% populasi yang terpapar obat LD50 yaitu dosis yang menimbulkan kematian pada 50% populasi yang terpapar obat 1,2 .Indeks terapi merupakan perbandingan antara ED50 dengan LD50 yang merupakan suatu ukuran untuk keamanan obat. Semakin besar indeks terapi semakin aman obat tersebut.
http://www.scribd.com/doc/119895299/tatalaksana-keracunan

PENATALAKSANAAN 1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun a. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan) 1. Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor mentah atau norit). 2. Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara :

- Dimuntahkan : Bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek muntah di tenggorokan), atau pemberian air garam atau sirup ipekak. Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita kejang. - Bilas lambung : Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah. Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %. Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc. Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang. - Bilas Usus Besar : bilas dengan pencahar, klisma (air sabun atau gliserin).

Zat Besi Tanda klinis gangguan saluran pencernaan biasanya timbul dalam 6 jam pertama dan bila anak tidak menunjukkan tanda klinis keracunan sampai 6 jam, biasanyatidak memerlukan antidot. Arang aktif tidak dapat mengikat besi, oleh karena itu pertimbangkan untuk melakukan bilas lambung jika jumlah yang tertelan potensial menimbulkantoksisitas. Jika memutuskan untuk memberiantidot, berikan deferoksamin (50 mg/kgBB hinggamaksimum 1 g) dengan suntikan IM dalam dan diulang setiap 12 jam ; jikasakitnya berat, berikan infus 15 mg/kgBB/jam hingga maksimum 80 mg/kgBB dalam24 jam. http://www.scribd.com/doc/119895299/tatalaksana-keracunan

D:\New folder\posr.pptx

You might also like