You are on page 1of 9

1

Pertemuan 9

MODUL RISET MEDIA (3 SKS) Ponco Budi Sulistyo., M.Comn

POKOK BAHASAN Metode Eksperimen DESKRIPSI Pokok bahasan ini membahas metode pelenitian analisis isi, meliputi, pengertian, langkah-langkah dan kelebihan metode survei. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat 1. Pengertian metode ekperimen 2. Langkah-langkah penelitian eksperimen 3. Kelebihan penelitian eksperimen memahami:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

METODE EKSPERIMEN

Menurut Jalaludin Rahmat (1985) metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu kelompok eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi berarti mengubah secara sistematis sifat-sifat (nilai-nilai) variabel bebas, setelah dimanipulasikan. Variabel bebas itu biasanya disebut garapan (treatment). Meneliti efek adegan kekerasan dalam tayangan televisi pada sifat agresif anak. Apabila kita bandingkan terhadap dua acara televisi. 1) Pertunjukan acara dengan adegan kekerasan seperti: pembunuhan, memukul, merusak (acara kriminal). 2) Penyajian acara hiburan yang ringan, seperti komedi, musik, adegan keterangan disebut garapan, sebab kelompok eksperimen digarap dengan variabel yang dimanipulasikan. Katakanlah agresi anak diukur dengan tingkah laku mereka setelah menonton televisi tersebut dalam periode tertentu. Terbukti misalnya bahwa anak yang terbuka (eksposed) pada adegan kekerasan lebih agresif dari kelompok anak yang lain. Penelitian eksperimen dalam kenyataannya tidak sesederhana itu. Peneliti harus memperhatikan apakah ada variabel luar yang ikut serta menimbulkan efek. Misalkan secara kebetulan pada kelompok eksperimen terdapat lebih banyak anak yang mengalami frustasi dalam keluarganya. Frustasi penyebabnya dan bukan adegan kekerasan. Metode eksperimen ditandai tiga hal : 1) Manipulasi mengubah secara sistematis keadaan tetentu. 2) Observasi Mengamati dan mengukur hasil manipulasi. 3) Kontrol Mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

Kontrol merupakan kunci penelitian eksperimen sebab tanpa kontrol manipulasi dan observasi akan menghasilkan data yang meragukan. Dengan mengontrol hasil penelitian, kita mengusahakan agar variasi skor pada variabel tak bebas betul-betul merupakan akibat variabel bebas. Variabel skor pada variabel bebas biasanya disebut variance. Terdapat tiga macam variance, yaitu : 1) Variance ditimbulkan oleh variance bebas (yang dikehendaki oleh peneliti) 2) Variance yang timbul karena variabel luar yang secara sistematis mempengaruhi hasil eksperimen (variance tidak dikehendaki) 3) Error variance timbul karena ada faktor-faktor tertentu. Tugas pelaku eksperimen ialah mengatur kondisi sehingga memperoleh data yang jelas untuk menunjukan hubungan dengan variabel tak bebas. Menurut kerlinger (1977) dapat dilakukan dengan cara : 1) Mempertinggi variance pertama 2) Mengendalikan variance kedua 3) Mengurangi error variance (ragam galat/acak)

RANCANGAN EKSPERIMEN Berdasarkan notasi diambil dari tahun (1981 : 35 37) Bahwa rancangan eksperimen yang sederhana dan banyak dipergunakan adalah : X adalah variabel bebas atau yang diduga menjadi sebab variabel ini dibuat atau dikendalikan oleh peneliti subjek eksperimental dikenai : X 1 - Salah satu tingkat X X 2 - Tngkat lain dari X X n - Tingkat yang ke - n dari X Y - Adalah variabel tak bebas atau akibat yang diamati dan diukur peneliti. Variabel ini adalah respon pada X yang ingin dipisahkan oleh peneliti. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

Y b - Pengukuran atau pengamatan Y Sebelum subyek yang dikenai. Y s - Pengukuran y sesudah subyek dikenai X Y 1 - Pengukuran y untuk kelompok 1 Y 2 - Pengukuran y untuk kelompok 2 Y n - Pengukuran y untuk kelompok n R - Pemilihan subyek secara random pada kondisi eksperimental. Jalaludin Rahmat, (1985) bahwa rancangan penelitian menjadi dua yaitu : 1) Rancangan hanya - sesudah (after - only design) Kelompok 1 (kelompok eksperimental) R X Y s Kelompok 2 (kelompok kontrol) R X Y s
1

Rancangan ini membagi subyek secara random kelompok eksperimental atau (treatment), yakni kelompok yang dikenal stimul atau variabel tak bebas, dan kelompok yang tidak dikenal variabel bebas (X), Variabel tak bebas y kemudian diukur atau diamati pada kedua kelompok, setelah kelompok eksperimental dikenai X, bandingkan y s perubahan. X terjadi sebelum y 1 , variasi yang berkaitan diamati, karena dengan memasukkan X mengubah y, dan kemungkinan lain penyebab dari y dikontrol melalui pembagian subyek secara rondom. Contoh penelitian : Masalah kekerasan program tayangan televisi dan masalah perilaku anak-anak 60 orang anak yang diteliti dibagi kedalam dua kelompok secara rondom, dan setiap kelompok dua orang anak. 1. Memperlihatkan film kartun yang mengandung kekerasan. 2. Tidak mengandung kekerasan, masukan kedua kelompok eksperimental selesai menonton film kartun, berikan tes agresi pada semua anak, kemudian lakukan tes pengamatan bola, selanjutnya berikan skor, jika skor agresi secara signifikan
1

dengan y s

, jika d perbedaan signifkasi (seperti yang

ditentukan dengan tes statistik yang tepat), barulah kita dapat menyimpulkan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

lebih tinggi pada kelompok eksperimental dari pada kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa menonton film kartun mengandung kekerasan menimbulkan kenaikan agresi pada anak. 2) Rancangan sebelum sebelum sesudah (Before after design) Kelompok 1 (eksperimen) : R Y b Kelompok 2 (control) : R Y untuk kedua kelompok. Variabel X masukan pada kelompok eksperimental, ukuran Y pertama harus mentuk atau equivalent dengan pengukuran kedua atau pengukuran
1
b 2

XYs

s 2

Rancangan eksperimen ini dibagi menjadi dua kelompok, kemudian ukur variabel y

sesudah, -Y
b 2

membandingkan tingkat perubahan pada kelompok eksperimental (Y s dengan perubahan pada kelompok kontrol (Y s terhadap y maka Y s kecil daripada Y
s 2

-Y

b 2

) jika X mempunyai efek

-Y
2

s 2

harus secara signifikasikan lebih besar atau lebih

-Yb

Kesimpulan yang diperoleh bahwa pembagian subyek secara random, menyamakan pengukuran Y sebelum, pengukuran luas terhadap Y yang terjadi diantara pengukuran sebelum dan sesudah juga dianggap sama. Jadi perbedaan diantara pengukuran sudah tentu disebabkan X.

METODE KUASI EKSPERIMEN Kuasi eksperimen memiliki dua ciri : 1. Peneliti tidak mampu meletakkan subyek secara random pada kelompok eksperimen atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subyek yang diterpa variabel bebas. 2. Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang dikehendaki. Dalam penelitian kuasi eksperimental, variabel luar disebut sebagai ancaman pada validitas internal dan validitas eksternal. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

A. Validitas Internal Sembilan sumber variabel luar yang mengancam validitas internal : 1. Sejarah Proaktif (Proactive History) Menunjukkan perbedaan pengalaman yang terjadi pada diri subyek, sebelum mereka diteliti. Jenis kelamin, sikap, kepribadian, kemampuan mental, hasil belajar, status sosial ekonomi, dsb. Contoh : Meneliti pengaruh surat kabar dalam meningkatkan pengetahuan politik pembacanya. Bandingkanlah kelompok pembaca surat kabar dengan kelompok yang tidak pernah membaca surat kabar. Hasilnya menakjubkan kelompok pembaca surat kabar memiliki pengetahuan politik yang lebih tinggi. Hipotesisnya terbukti, surat kabar terbukti terhadap peningkatan pengetahuan.

2). Sejarah Retro Aktif Menunjukan perubahan yang terjadi pada lingkunan (peristiwa peristiwa) antara waktu pertama dan kedua, ketika penelitian sedang berlangsung. Contoh : menguji pengetahuan bahasa. 3). Maturasi penelitian berlangsung. Contoh : Kemampuan baca anak balita. 4). Testing Untuk mengukur efek garapan pemili biasanya melakukan pra uji. Subjek diuji pada T 1 (waktu pertama) diberi garapan kemudian diuji pada T 2 (waktu kedua) sering terjadi pra uji menjadi salahsatu faktor, pra uji yang mempengaruhi faktor, pra uji membangkitkan kepekaan subyek. 5). Regresi Statistik

44

Perubahan proses psikologis dan biologis dalam diri subyek yang terjadi ketika

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

Testing yang berkali-kali akan menyebabkan angka yang ekstrim rendah atau tinggi berkumpul disekitar rata-rata. Contoh : Untuk menguji efek metode terhadap kemampuan belajar dilakukan tes berkalikali. 6). Mortalitas ( Eksperimental Mortality ) Hilangnya subyek karena kematian, kecelakaan, pindah rumah atau keberatan ikut serta dalam penelitian akan mempengaruhi skor akhir. 7). Efek Interasi Umumnya tejadi dalam penelitian yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Contoh : Kecerdasan motiasi untuk mengontrol efek interaksi dipergunakan beberapa perhitungan statistik atau rancangan eksperimen tertentu. 8). Instrumentasi Validasi Internal Terancam karena perubahan dalam alat ukur perbedaan skor Ys padat2 mungkin disebabkan karena tes yang diberikan lebih sukar, atau karena penelitian lebih berpengalaman sehingga menjadi lebih cermat. 9). Bias Peneliti Peniliti tidak diberi tahu karakteristik subyek yang di teliti. B. Validasi Eksternal Sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasikan dari dunia eksperimen ke dunia nyata. Empat hasil penelitian yang mempengaruhi Validasi Eksternal yaitu : 1) Efek Hawthorne Menunjukan efek yang terjadi karena subyek eksperimen merasa mendapat perilaku khusus. Reactive Effects Of Experimental Procedures. Bila orang merasa bahwa ia ikut serta dalam satu eksperimen, perilakunya yang normal akan berubah. 2) Pretesting Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

Memberikan pra uji dapat membatasi potensi generalisasi hasil penelitian. Pra uji dapat menambah atau mengurangi kepekaan subyek pada X. Pra uji menimbulkan reaksi seperti sikap Defensif, peneguhan sikap yang diyakininya, berkurangnya perhatian. Sehingga subyek eksperimental tidak lagi sama dengan poulasi asalnya sampel, karena itu tidak bersifat representatif. 3) Bias Sekali Bila ingin meneliti pengaruh siaran film boneka si Unyil pada anak anak SD, maka hendaknya dipilih suatu SD yang mencerminkan populasi dari bermacammacam tingkatan sosial ekonomi. Bila penelitian dilakukan pada murid-murid sebuah SD elit, maka penelitian ini tidak valid lagi. Untuk menghindari Bias Seleksi yaitu dengan menrik sampel secara random. 4) Efek Interaksi Garapan Ganda (Multiple Tretmen Interference) Bila subyek yang sama diterpa (Exposed) dengan lebih dari dua fariabel X berkali-kali. Efek variabel X terdahulu belum terhapus. Hasil penelitian hanya dapat digeneralisasikan pada orang orang yang berturut-turut mengalami terpaan fariabel X yang sama. Rancangan Kuasi Eksperimental Dua macam rancangan : 1. Rancangan Kelompok Random Sering peneliti tidak dapat meletakkan subyek secara random seperti yang dikehendaki. Untuk mengetahui hal itu peneliti mencari kelompok pembanding semacam kelompok kontrol. Rancangan penelitian sebagai berikut : Yb1 X Ys1 Yb2 X Ys2 2. Rancangan Rangkai Waktu (Time Series Design) Menggambarkan pengukuran yang berkali-kali sebelum dan sesudah garapan. Kemungkinan terjadinya ancaman validitas berasal dari efek

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

pengukuran yang berkali-kali dan reaksi terhadap prosedur penelitian. Tetapi pengaruh tersebut dapat dikendalikan bila peneliti cukup peka.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ponco Budi Sulistyo., M.Comn RISET MEDIA

You might also like