You are on page 1of 11

KLASIFIKASI KECELAKAAN RADIASI

Definisi Kecelakaan Radiasi PP No.63 Tahun 2000 Kecelakaan adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat atau kejadian lain yang menjurus timbulnya dampak radiasi, kondisi paparan radiasi dan atau kontaminasi yang melampaui batas keselamatan. Basic Safety Standars (BSS) No.115 Tahun 1996 Kecelakaan merupakan kejadian tak sengaja, termasuk kesalahan operasi, kegagalan alat atau kecelakaan kecil lainnya, yang konsekuensi at au potensi konsekuensinya tidak dapat diabaikan dari segi proteksi dan keselamatan. PP No.43 Tahun 2006 tentang Perizinan Reaktor Nuklir Kecelakaan adalah setiap kejadian yang tidak direncanakan, termasuk kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat yang menjurus timbulnya dampak radiasi atau kondisi paparan yang melampaui batas keselamatan. Satu hal yang sangat jelas sebagai benang merahnya, yaitu kecelakaan radiasi aalah kejadian yang tidak direncanakan atau tidak sengaja yang konsekuensi atau potensi konsekuensinya tidak dapat diabaikan dari segi proteksi dan keselamatan radiasi. Klasifikasi Kecelakaan Radiasi Kecelakaan Radiasi Kecil Kejadiannya berdampak hanya pada suatu ruangan kerja tertentu. Tidak ada kemungkinan tersebarnya kontaminasi dalam jumlah berarti. Jangkauan kontaminasi dalam jarak yang pendek. Penempatan sumber radioaktif yang mempunyai pelindung kurang sempurna dalam suatu ruangan.

Sehingga menyebabkan seseorang terkena paparan zat radioaktif dalam dosis tertentu.

Kecelakaan Radiasi Sedang Kejadiannya hanya berdampak dalam gedung fasilitas atau instalasi. Jangkauan kontaminasinya lebih besar dibandingkan kecelakaan radiasi kecil. Kerusakan alat pengukur radiasi. Instalasi dan perawatan alat tidak tepat. Kesalahan dalam menggunakan alat. Menggunakan alat melampaui batas design.

Kecelakaan Radiasi Parah Kejadian kecelakaannya berdampak sampai ke lingkungan sekitar. Jangkauan kontaminasi semakin luas. Penyebarannya disebabkan oleh ledakan atau kebakaran suatu radionuklida dan daerah tersebut dilalui awan yang mengandung zat radioaktif. Terhirupnya udara yang telah terkontaminasi zat radioaktif sehingga terhirup oleh manusia. Bahan makanan yang terkontaminasi zat radioaktif yang tersebar dilingkungan.

http://ayu-dani91.blogspot.com/2011/01/kecelakaan-dan-efek-radiasi.html http://togapmarpaung.blogspot.com/2011/04/penyebab-terjadinya-kecelakaan-radiasi_26.html

Pada Laboratorium (Radiografi)


Nilai Batas Dosis untuk personil sebagaimana tidak boleh melampaui : a. Dosis efektif sebesar 20 mSv (duapuluh milisievert) per tahun rata-rata selama 5 (lima) tahun berturut-turut; b. Dosis efektif sebesar 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun tertentu; c. Dosis ekivalen untuk lensa mata sebesar 150 mSv (seratus limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun; dan d. Dosis ekivalen untuk tangan dan kaki, atau kulit sebesar 500 mSv (lima ratus milisievert) dalam 1 (satu) tahun.

Nilai Batas Dosis untuk personil tidak boleh melampaui: a. Dosis efektif sebesar 20 mSv (duapuluh milisievert) per tahun rata-rata selama 5 (lima) tahun berturut-turut; b. Dosis efektif sebesar 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun tertentu; c. Dosis ekivalen untuk lensa mata sebesar 150 mSv (seratus limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun; dan d. Dosis ekivalen untuk tangan dan kaki, atau kulit sebesar 500 mSv (lima ratus milisievert) dalam 1 (satu) tahun.
Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) huruf b tidak boleh melampaui: a. dosis efektif sebesar 1 mSv (satu milisievert) dalam 1 (satu) tahun; b. dosis ekivalen untuk lensa mata sebesar 15 mSv (limabelas milisievert) dalam 1 (satu) tahun; dan c. dosis ekivalen untuk kulit sebesar 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN PERALATAN RADIOGRAFI INDUSTRI

PEMBATASAN DOSIS Batas Dosis 3.1 Suatu batas dosis didefinisikan dalam BSS sebagai suatu nilai dalam besaran dosis efektif atau ekivalen bagi setiap orang dalam kegiatan praktis terkendali yang tidak boleh dilampaui.Batas dosis efektif untuk paparan kerja merupakan jumlah dosis efektif dari sumber eksternal dan dosis efektif terikat dari masukan radionuklida dalam periode waktu yang sama. Paparan kerja bagi setiap pekerja harus dikendalikan dan batasan berikut tidak boleh dilampaui: (a) dosis efektif sebesar 20 mSv rata-rata setiap tahun selama lima tahun berturut-turut*; (b) dosis efektif sebesar 50 mSv dalam satu tahun tertentu; (c) dosis ekivalen sebesar 150 mSv dalam satu tahun untuk lensa mata; (d) dosis ekivalen sebesar 500 mSv dalam satu tahun untuk tangan dan kaki atau kulit**. *Awal dari periode rata-rata bersamaan dengan hari pertama periode tahunan yang berlaku setelah tanggal diterapkannya standar, dan tidak berlaku surut. **Batas dosis ekivalen untuk kulit mencakup dosis rata-rata luasan 1 cm2 pada daerah yang teradiasi paling tinggi. Dosis pada kulit juga memberi kontribusi pada dosis efektif, yaitu ratarata dosis seluruh permukaan kulit dikalikan dengan faktor bobot jaringan kulit. 3.2 Batas khusus ditetapkan bagi pekerja magang berusia 16 18 yang sedang berlatih di dalam paparan radiasi, dan bagi pelajar berusia 16 18 yang perlu menggunakan sumber untuk pelajarannya (ref [2], paragraf II-6, dengan footnote 39 di atas) Paparan kerja harus dikendalikan dan batasan berikut tidak boleh dilampaui: (a) dosis efektif sebesar 6 mSv dalam satu tahun; (b) dosis ekivalen sebesar 50 mSv dalam satu tahun untuk lensa mata; (c) dosis ekivalen sebesar 150 mSv dalam satu tahun untuk tangan dan kaki atau kulit**. 3.3 Otoritas regulasi harus menentukan secara jelas konvensi yang harus diikuti dalam menentukan periode yang digunakan untuk pembatasan dosis. Tahun kalender atau tahun anggaran dapat digunakan sebagai periode satu tahunan. Periode lima tahunan, dengan anggapan bahwa tahun yang sedang berjalan merupakan tahun terakhir periode lima tahunan, dapat ditetapkan untuk keperluan rata-rata. Konvensi alternatif yang lain dapat diadopsi guna memenuhi kebutuhan regulasi nasional.

3.4 Kasus dimana kelonggaran dapat diberikan dengan menerapkan dosis rata-rata selama lima tahun mungkin diperlukan pada pelaksanaan perawatan terencana di pembangkit listrik tenaga nuklir. Meskipun begitu dalam banyak situasi, prinsip optimasi proteksi radiasi telah diterapkan dengan baik, sehingga sangat jarang pekerja radiasi melampaui dosis efektif sebesar 20 mSv selama satu tahun. Bila kelonggaran dosis rata-rata selama 5 tahun tidak diperlukan maka otoritas regulasi sebaiknya tetap menggunakan batas tahunan, maka batas dosis adalah 20 mSv selama satu tahun. 3.5 Pendekatan umum untuk menerapkan kelonggaran batas dosis (sepert menggunakan dosis rata-rata lima tahun) dapat dirangkum sebagai berikut: (a) secara umum, dosis efektif bagi setiap pekerja tidak boleh malampaui 20 mSv dalam satu tahun; (b) bila dosis pada seorang pekerja melampaui 20 mSv dalam satu tahun tetapi masih dibawah batas dosis 50 mSv, maka manajemen, bila perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut: i. meninjau-ulang paparan untuk menentukan apakah dosis sudah serendah mungkin yang dapat dicapai (as low as reasonably achievable), dan bila perlu mengambil langkah-langkah korektif; ii. mempertimbangkan langkah untuk menurunkan dosis efektif bagi pekerja agar dosis efektif total pekerja tersebut dalam periode lima tahun kurang dari 100 mSv; iii. melaporkan ke otoritas regulasi masalah tingkat dosis dan keadaan yang menyebabkan paparan tersebut. Proteksi Radiasi dalam Pekerjaan Terjemahan dokumen IAEA RS-G-1.1: Occupational Radiation Protection Revisi 2005

Pada instalasi PLTN Selain kondisi normal, PLTN juga dapat mengalami kondisi tidak normal (kecelakaan). Dalam hal ini disebut kondisi darurat nuklir. Tingkat kedaruratan nuklir berdasarkan IAEA diklasifikasikan sebagai berikut: Level 7, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dan berdampak besar terhadap kesehatan maupun lingkungan di luar instalasi tersebut. Contohnya, kecelakaan Chernobyl 1986. Level 6, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan tingkat lepasan radioaktivitas ke lingkungan dalam jumlah yang signifikan dan kemungkinan membutuhkan implementasi secara menyeluruh atas tindakan pencegahan yang telah direncanakan. Contoh, kecelakaan Mayak, Uni Sovyet 1957. Level 5, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan tingkat lepasan radioaktivitas ke lingkungan dalam jumlah terbatas, kemungkinan membutuhkan implementasi parsial atas tindakan pencegahan yang telah direncanakan. Contoh, Kecelakaan Three Mile Island 1979. Level 4, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan dampak ke publik yang tidak signifikan artinya lepasan radioaktifnya berada pada dosis yang diperbolehkan, atau kerusakan teras reaktor yang signifikan, atau dosis paparan radiasi yang fatal terhadap pekerja instalasi tersebut. Level 3, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan dampak yang sangat kecil dan dosis paparan radiasi terhadap publik berada pada level dibawah batas yang diperbolehkan, atau penyebaran kontaminasi radioaktif di lokasi instalasi, dan/atau efek kesehatan akut terhadap pekerja. Contoh, Pembangkit THORP, Sellafield, Inggris, 2005. Level 2, adalah sebuah insiden yang berhubungan dengan instalasi nuklir tanpa dampak apapun terhadap lingkungan, tetapi kontaminasi radioaktif yang signifikan mungkin terjadi di lokasi instalasi tersebut, atau pekerja terpapar radiasi dengan dosis tinggi atau kejadian yang berhubungan dengan gagalnya sistem keselamatan. Contoh, PLTN Forskmark, Swedia, Juli 2006.

Level 1, adalah suatu keadaan anomali dari aturan resmi operasi instalasi nuklir. Level 0, adalah kejadian di bawah skala ( below-scale event) yang mempengaruhi keselamatan tetapi tidak terlalu signifikan. Selain itu terdapat juga kejadian yang terlepas dari keselamatan disebut kejadian di luar skala (out of scale).

Sistem keselamatan PLTN berfungsi signifikan dalam menghadapi risiko kecelakaan, yaitu untuk meminimalisasikan kemungkinan terjadinya lepasan bahan radioaktif dalam jumlah besar sehingga risiko bahaya yang mungkin diterima masyarakat umum dapat ditekan serendah mungkin. http://www.infonuklir.com/read/detail/529/level-kecelakaan-nuklir

1. Kecelakaan Cherbobyl 1986 "Bencana Chernobyl", kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl, atau hanya "Chernobyl", adalah Tenaga kecelakaan Nuklir reaktor nuklir terburuk Chernobyl yang dalam sejarah. Pada di Uni tanggal 26 Soviet di April 1986 pukul 01:23:40 pagi (UTC+3), reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik terletak dekat Pripyat di Ukraina meledak. Akibatnya, partikel radioaktif dalam jumlah besar tersebar ke atmosfer di seluruh kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Bencana nuklir ini dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk sepanjang sejarah, dan merupakan satu dari dua kecelakaan yang digolongkan dalam level 7 pada Skala Kejadian Nuklir Internasional (kecelakaan yang lainnya adalah Bencana Fukushima Daiichi). Jumlah pekerja yang dilibatkan untuk menanggulangi bencana ini sekitar 500.000 orang, dan menghabiskan dana sebesar 18 miliar rubel dan mempengaruhi ekonomi Uni Soviet. Ribuan penduduk terpaksa diungsikan dari kota ini. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_Chernobyl) 2. Kecelakaan Fukushima Dalam kejadian ini dievaluasi dari semenjak kejadian sampai hari ini, akumulatif radiasi yang dipancarkan dari fasilitas 4 unit reaktor fukushima daiichi tersebut serupa atau menyamai dengan level 7 dimana radiasi dari radioaktif release I-131 diperkirakan terpancar dan secara akumulatif sampai saat ini selevel dengan radioaktive release di level 7. Berbeda dengan cernobyl dimana korban, radiaktif release, damage core dan lainnya sudah sangat tinggi meskipun masuk ke level 7. Untuk kasus fukushima daiichi dari komponen radioaktif release secara akumulatif masuk ke level 7, dari korban jiwa dan komponen lainnya masih kemungkinan di level 5. Laporan resmi komisi menyebutkan level 7 disebut karena akumulatif radioaktif release sampai hari ini. Apa impactnya penaikan Level ke 7. Impact terhadap hasil evaluasi dari kasus krisis fukushima, memberikan penilaian bahwa kecelakaan nuklir di jepang terburuk dalam sejarah jepang dan satu level dengan level

cernobyl dengan estimasi kriteria yang diberikan diatas. Efek langsung ke kita, tidak ada. Yang ada adalah efek radiasi sisa dari yang direlase kemarin dan dibeberapa daerah sudah kembali normal. Kondisi radiasi Sampai saat ini dibeberapa lokasi di kanto area termasuk tokyo sudah memasuki level radiasi alaminya, di ibaraki masih lebih tinggi dari tokyo dan sekitarnya, tapi cenderung mendekati 0.1 microSv. Didaerah lebih jauh ke selatan dan barat jepang, sudah normal dan memang efek radiasinya sangat kecil sehingga sudah lama radiasinya sudah dilevel normal. hanya di daerah evakuasi anatar radisu 20 KM dan beberaoa daerah tambahan perluasan evakuasi yang mendapat dosis radiasi yang lewat batas, sehingga perlu dievakuasi. untuk area 20-30 KM disarankan diam dirumah untuk menghindari paparan langsung radiasi. Diluar daerah itu, radiasinya relative masih jauh dari membahayakan walaupun lebih tinggi dari radiasi alaminya.dan kecenderungannya terus menurun. http://worldofchacha.wordpress.com/2011/04/12/nuklir-fukushima-yang-katanya-level-7/ 3. Kejadian Mayak, Uni Sovyet 1957 Kyshtym bencana di Mayak, Uni Sovyet , 29 September 1957. Sebuah sistem gagal di fasilitas pengolahan ulang limbah nuklir militer menyebabkan ledakan uap yang dirilis 70-80 ton bahan sangat radioaktif ke lingkungan. Dampak terhadap penduduk setempat tidak sepenuhnya diketahui.Termasuk level 6 kedaruratan nuklir menurut IAEA. http://kpip-pltn.blogspot.com/p/resiko-nuklir.html 4. Kejadian Three Mile Island 1979 Kecelakaan Three Mile Island (Amerika Serikat) 28 Maret 1979. Kombinasi kesalahan desain dan operator menyebabkan hilangnya berangsur-angsur pendingin yang mengarah ke kritis inti parsial. Beberapa gas radioaktif yang dilepaskan ke atmosfer secara terkendali.Kejadian ini merupakan kedaruratan nuklir level lima (5) dimana menimbulkan dampak satau resiko sampai ke lingkungan.

5. Windscale api (Inggris), 10 oktober 1957 Anneling dari grafit moderator pada reactor berpendingin udara militer menyebabkan grafit dan uranium logam untuk menangkap api melepaskan beberapa material inti debu ke lingkungan. Tidak ada korban jiwa yang tercatat. Berdasarkan rilis radionuklida, 200240 tambahan kasus kanker tiroid diperkirakan. (level5) 6. Gionia kecelakaan (Brazil) 13 September 1987. Sebuah kloroda tanpa jaminan sumber radiasi cesium kiri disebuah rumah sakit ditinggalkan oleh para pendatang tidak menyadari sifat dan dijual pada sebuah Scrapyard, 249 orang terkontaminasi dan 4 meninggal. (level5) 7. Kejadian Pembangkit THORP, Sellafied, Inggris 2005 (level4) 8. SL-1 eksperimental power station (Amerika Serikat) 1961, reactor mencapai kekritisan prompt, membunuh tiga operator.(level4) 9. Saint-Laurent Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (Prancis) 1980, krisis inti parsial. . (level4) 10. Buenos Aires (Argentina) 1983, kekritisan kecelakaan selama penataan ulang batang bahan bakarmenewaskan satu operator dan melukai 2 orang lainnya.(level4) 11. Jaslovske Bohunice (Cekoslowakia) 1977, kontaminasi gedung reactor.(level4) 12. Tokaimura kecelakaan nuklir jepang 1999, tiga operator berpengalaman di fasilita pemrosesan kembali menyebabkan kecelakaan kekritisan, dua dari mereka meninggal. (level4) 13. Vandellos pembangkit listrik tenaga nuklir, Spanyol. Sebuah kebakaran besar menghancurkan sistem control, tetapi reactor bisa dihentikan.1989.(level3) http://kpip-pltn.blogspot.com/p/resiko-nuklir.html

Pertanyaan : Dari Giezzella Pertanyaan : Peristiwa Fukusima itu berada pada tingkat yang mana? Jawaban : Level 6, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan tingkat lepasan radioaktivitas ke lingkungan dalam jumlah yang signifikan dan kemungkinan membutuhkan implementasi secara menyeluruh atas tindakan pencegahan yang telah direncanakan. Contoh, kecelakaan Mayak, Uni Sovyet 1957, dan Fukushima Daiichi 2011. Sementara pemerintah Jepang sendiri mengklaim hanya dilevel 4. Level 4, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi nuklir dengan dampak ke publik yang tidak signifikan artinya lepasan radioaktifnya berada pada dosis yang diperbolehkan, atau kerusakan teras reaktor yang signifikan, atau dosis paparan radiasi yang fatal terhadap pekerja instalasi tersebut. Dari Pandu Pertanyaan : Klasifikasi tersebut berdasarkan apa? Jawaban : Klasifikasi tersebut berdasarkan lokasi atau luasan tempat kerja Dari Rida Ferliana Menambahkan dan menyutujui bahwa kejadian atau peristiwa Three Mile Island merupakan kedaruratan nuklir leve 5 yang dampak atau resikonya sampai ke lingkungan sekitar.

You might also like