Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan kepada TUHAN YME atas rahmat dan ridhoNYA sehingga Kelamin. Terimakasih kepada Yth. dr. Buih Amartiwi, Sp.KK. dan tak lupa pula terimakasih kepada seluruh staf pembimbing SMF Kulit dan Kelamin serta tidak lupa penulis sampaikan terimakasih untuk semua pihak lain yang turut membantu hingga selesainya tugas ini. Semoga makalah Staphylococcal Scalded Skin Syndrome dapat bermanfaat bagi penulis dalam memenuhi tugas Staphylococcal Scalded Skin Syndrome, berguna bagi rekan kedokteran pada khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. Mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam makalah ini. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi lebih baiknya makalah ini. penulis dapat menyelesaikan makalahnya yang berjudul Staphylococcal Scalded Skin Syndrome untuk memenuhi tugas SMF Kulit dan
Kelompok B
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1 DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2 BAB I BAB III PEMBAHASAN................................................................................................... BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 7 8 PENDAHULUAN ................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9
BAB I PENDAHULUAN
Dermatitis seboroik (DS) adalah penyakit kulit dengan keradangan superfisial kronis yang mengalami remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik sebagai tempat predileksi. Area seboroik adalah bagian tubuh yang benyak terdapat kelenjar sebasea (kelenjar minyak) yaitu: daerah kepala (kulit kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit dibelakang telinga), wajah (alis mata, kelopak mata, glabella, lipatan nasobial, dagu), badan bagian atas (daerah presternum, daerah interskapula, areolla mammae) dan daerah lipatan (ketiak, lipatan dibawah mammae, umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital dan lipatan pantat). Dandruff adalah deskuamasi pada kulit kepala yang merupakan awal dermatitis seboroik yang secara bertahap akan menjadi kemerahan, iritasi dan peningkatan jumlah skuama sampai menjadi dermatitis seboroik. 1
C. GEJALA KLINIS
1. Pada bayi (usia 2mingu-10minggu) Pada kepala 9daerah frontal dan pariental) khas disebut cradle cap, dengan krusta tebal. Pecah-pecah dan berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang /tidak gatal. Pada lokasi lain lesi tampak kemerahan atau merah kekuningan yang tertutup dengan skuama berminyak, kurang/tidak gatal 2 2. Pada dewasa (pada usia pubertas, rata-rata pada usia 18-40, dapat pada usia tua)
Umumnya gatal Pada area seboroik, berupa makula atau palakat, folikular, perifolikular atau papulae, kemerahan atau kekuningan dengan derajat ringan sampai berat, inflamasi, skuama dan krusta tipis sampai tebal yang kering, basah atau berminyak.
Bersifat kronis dan mudah kambuh, sering berkaitan dengan kelelahan, stres atau paparan sinar matahari.2
E. DIAGNOSA BANDING
1. Psoriasis; biasanya berskuama besar, putih mengkilat, berlapis-lapis 2. Tinea barbae; pada daerah janggut, berupa papula-papula menyerupai folikulitis yang dalam. 3. Tinea kapitis (favus); biasanya tampak bercak-bercak botak dengan abses yang dalam, rambut putus-putus dan mudah dilepas. 2
E. PENYULIT
1. Kerontokan rambut 2. infeksi sekunder 3. Eritoderma, biasanya karena pengobatan topikal yang tidak tepat atau terpapar sinar matahari 4. Penyakit leiner atau Eritoderma deskuamativum; Eritoderma pada bayi, berkaitan dengan gangguan fungsi lekosit (kemotaksis) C5 inhibitor. 3
G. PENATALAKSANAAN
1. Umum a) Penerangan sifat penyakit: dapat ditekan tetapi tidak dapat diembuhkkan total (mudah kambuh)
b) Kebersihan berperan penting dalam mengontrol DS. Serimg membersihkan dengan sabun akan mengangkat minyak dan memberi perbaikan pada daerah yang terserang. c) Aktivitas diluar rumah, terutama selama musim panas juga memberikan perbaikan pada seboroiknya, tetapi perlu hati-hati untuk menghidari kerusakankulit akibat sinar matahari. d) Hindari penggunakan tonik rambut/ sediaan dengan dasar alkohol e) Terapi farnakologis meliputi: a. Preparat anti fungi untuk menurunkan kolonisasi yeast yang bersifat lipofilik b. Preparat anti inflamasi 2. Khusus a) Terapi pada kulit kepala Skuama melekat dan tebal pada bayi; minyak mineral hangat, dibiarkan 8-12 jam, skuama dilepas dengan sikat halus, lalu dilanjutkan dengan sampo yang tepat. Shampo anti dandruff yang mengandung; selenium sulfid 2,5, atau pyrihion zinc 1-2, atau ketoconasole 2% yang diberikan setiap hari atau selang sehari. Untuk skuama yang tebal dan difus Minyak mineral hangat/olium olivarum dilanjutkan dengan sampo tar Kombinasi coal tar dan yeratolotik Losio kortikosteroid sehari 1-3 kali salep acidum salicylicum
b) Terapi pada wajah Krem ketoconazole 2% dioleskan 1-2 kali sehari Krem hydrocortisone 1% dapat ditambahkan sehari 1-2 kali untuk menekan eritema dan gatal c) Terapi pada badan Zinc atau coal tar dalam sampo atau mandi dengan sabun zinc Dapat ditambahkan krem ketokonazol 2% atau krem, lotion, atau solutio kortikosteroid 1-2 hari
Benzoil peroksida juga berguna untuk mengontrol DS dibadan karena bahan diatas dapat mengerinkan kulit, sebaiknya dioleskam pelembab setelah terapi
d) Terapi pada DS yang parah dengan obat sistemik Tablet kortikosteroid (prednisone atau dexametasone)
Dosis 2tablet sehari 2-3 kali sampai keadaan membaik, lalu dosis diturunkan secara bertahap. Tablet ketoconazole
H. PROGNOSIS
Biasanya membaik.2
DAFTAR PUSTAKA
1
Utama, Hendra dr. dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta:Badan Prof. Dr. R. S. Siregar, Sp. KK. CK. 2005, Atlas berwarna saripati penyakit kulit Prof Dr. dr. Adhi Djuanda, dkk, 2009, Ilmu penyakit kulit dan Kelamin, edisi
Penerbit FK UI.
2