You are on page 1of 20

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

BAB I DASAR TEORI


Pengertian Bangunan Gedung
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dan struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differensial settlement pada sistem strukturnya. Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya. Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi: 1. 2. 3. 4. 5. Keadaan tanah pondasi Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure) Keadaan daerah sejitar lokasi Waktu dan biaya pekerjaan Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya Kondisi tanah dasar pondasi mempunyaikarakteristik yang bervarias, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lainpengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama Ada kriteria yang harus yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni : 1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar. 2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung. 3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Pondasi Plat
Pondasi pelat digunakan pada lapisan tanah lunak yang daya dukungnya kecil . Atau jika beban bangunan pada kolom bangunan itu cukup besar, maka bila digunakan fondasi telapak terpisah untuk masing-masing kolom bangunan , jumlah dari pondasi-pondasi itu lebih besar dari setengah luas bangunan, sehingga akan lebih praktis untuk menggunakan pondasi plat menyeluruh seluas bangunan.

Pencegahan kebakaran
Untuk menghidari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu cara /sistem pencegahan kebakaran karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat. Sistem Pencegahan Kebakaran Sitem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik asalkan sebelumnya dilakukan suatu persyaratan pada bangunannya sendiri dengan uraian sebagai berikut. Klasifikasi bangunan-bangunan menurut ketentuan struktur utamanya terhadap api, dibagi dalam kelas A, B, C, DAN D

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Kelas A : Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 3 jam. Bangunan kelas A ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, seperti hotel, pertokoan, kantor, rumah sakit, bangunan industri, dan bangunan dengan penggunaan ganda/campuran Kelas B : Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 2 jam. Bangunanbangunan tersebut meliputi perumahan bertingkat, sarama, dan tempat ibadah. Kelas C : Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 1 jam biasanya bangunan-bangunan yang tidak bertingkat dan sederhana. Kelas D : Bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalam kelas A, B , C dan diatur tersendiri, seperti instalsi nuklir dan gudang-gudang senjata / mesin. Beberapa syarat untuk mencegah bahaya kebakaran pada bangunan atau kompleks perumhan, yaitu: a. Mempunyai bahan struktur utama dan finising yang tahan api b. Mempunyai jarak bebas dengan bangunan-bangunan di sebelahnya atau terhadap lingkungannya c. Melakukan penempatan tangga kebakaran sesuai deangan persyaratan-persyaratnanya d. Mempunyai pencegahan terhadap sistem elektrikal e. Mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir f. Mempunyai alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkondisian udara g. Mempunyai sistem pendektesi dengan sistem alarm,automatic smoke, dan heat ventaling h. Mempunyai alat kontrol terhadap lift i. Melakukan komunikasi dengan stsiun komando untuk sistem pemadam kebakaran Hidran Kebakaran

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Selain mengusahakan peralatan, penggunaan bahan, dan persyaratan-persyaratan, perlu direncanakan alat-t lainnya, seperti hidran kebakaran. Hidran kebakaran adalah suatu alat memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air Sprinkler Jika kebakaran terjadi pada bangunan-banunan tinggi yang kesulitan dalam mengadakan pemadaman, harus menggunakkan alat pemadam kebakaran tambahan bersifat otomatis, tidak dilakukan secara manual atau dengan tenaga manusia. Selain itu, apabila unit pemadaman kebakaran setempat belum memilki tangga pemadam kebakran setinggi 40 meter, maka ketentuan mulai dipakainya instalasi sprinkler harus disesuaikan dengan tangga maksimum 1 unit pemadam kebkaran yang dimiliki oleh daerah tersebut. Untuk penyediaan/pemasangan sistem sprinkler harus diperhatikan penyediaan air, pompa teka sprinkler, kepala sprinkler, dan alat bantu lainnya. Halon Pada daerah yang penanggulangan pemadam kebakarannya tidak diperbolehkan menggunakan air, seperti pada ruangan yang penuh dengan peralatan-peralatan atau ruang arsip, ruangan tersebut harus dilengkapi dengan sistem pemadam kebakran, yaitu sistem halon. Tabung gas halon diletakkan dan dihubungkan dengan instalasi ke arah kepala sprinkler. Kalu terjadi kebakaran, kepala sprinkler akan pecah dan secara otomatis gas halon akan mengalir keluar untuk memadamkan kebakaran Fire Damper Alat ini untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar ke mana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran segera menutup pipa-pipa tersebut.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Smoke and Heat Ventilating Alat ini dipasang pada derah-dareah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir keluar, sehinnga para petugas pemadam kebakaran akakn terhindar dari asap-asap tersebut. Ent and Exhaust Alat inni dipasang pada tempat-tempat khusus seperti di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang dibuka pintinya. CCTV dan Sistem Sekuriti CCTV ( Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan memalalui layar telivisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kamera dan TV ini terbatas pada gedung tersebut. Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan sekuriti. CCTV ini dapat bekerja selama 24 jam sesuai dengan kebutuhan. Setiap gambar dapat ditayang-ulang pada posisi waktu yang diinginkan oleh operator. Karena bersifat rahasia, maka peletakan kamera dan tempat monitor diatur oleh bagian sekuriti. Dalam sistem ini peralatan yang diperlukan adalah: Kamera Monitor televisi Kabel koaxial Timelaps vidio recorder, dan Ruang sekuriti, ruang yang dipasang monitor-monitor dan dilengkapt AC, toilet serta penerangan tersendiri.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Sistem Tata Suara Sistem tat suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan pada bangunan. Tat suara ini dapat berupa background music dan annoucing system yang berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan atau kalau ada pengumuman-pengumuman tertentu. Selai itu juaga ada sistem untuk car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari sistem suara tersebut berupa: micrpohhone, casatte deck, mix amplifiere, speaker, speaker selector switch, volume control dan horn speaker. Speaker Sound Pressure Peletakan speaker ini sangat mempengaruhi rencana langit-langit dari ruangan umum atau ruang kantor. Oleh karena itu harus diperhatikan letak speaker satu terhadap lainnya sehinnga suara yang dihasilkan dapat dinikmati dengan baik. Horn Speaker Horn speaker diletakkan di tempat parkir terbuka atau di tempat istirahat sopir sehingga suara yang dihasilkan dapat didengar oleh sopir yang sedang menunggu mobilnya. Microphone dan Amplifiere Alat-alat ini sebaiknya diletakkan pada suatu tempat yang aman, strategis, dan gampang dijangkau serta tidak mengganggu ruangan. Dalam perencanaan interior sebaiknya alat-alat ini diletakkan khusus yang dekat dengan reception desk yang ditangani oleh operator sebagai pengelola alat-alat tersebut.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Trasportasi dalam Bangunan Suatu bangunan yang besar & tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara VERTIKAL. Sarana angkut vertikal yang bekerja secara mekanik elektrik adalah :

Elevator (Lift). Eskalator Travelator / Moving walk

CARA KERJA ELEVATOR/LIFT Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun. Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai kabel bergerak (traveling cable). Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Sistem pergerakan Elevator/Lift dengan Gearless Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ke tangki oli. Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

BAB II ANALISIS GEDUNG

2.1 DATA STRUKTURAL BANGUNAN BASEMENT / LANTAI DASAR Yaitu bagian paling bawah dari struktur sebagian atau seluruhnya di bawah permukaan tanah. Atau lantai dasar fasad atau interior dalam arsitektur. **Akan tetapi pada kasusnya di lapangan, yaitu pada bangunan gedung perkantoran PU tidak terdapat basement melainkan hanya terdapat lantai dasar yang sejajar muka tanah yang beberapa fungsinya seperti fungsi dari basement seperti ; parkir mobil, mushola, dll. Lantai dasar pada bangunan ini terletak sejajar permukaan tanah berada -3.00 di bawah lantai dasar berbentuk persegi panjang. Lantai dasar pada bangunan ini difungsikan untuk : Parkir mobil para pejabat ,dengan kapasitas basement bisa menampung 20 mobil. Ruangan arsip. Mushola. Kantin. Smoking area Gudang umum.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung


PONDASI Pondasi yang digunakan pada bangunan PU adalah jenis pondasi pelat.Pondasi pelat biasanya seluas ukuran gedung. Pondasi ini membagi beban secara merata ke tanah bangunan. Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal: 1). daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi; 2). raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter; 3). beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas; 4). pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya air dari bawah (tanah). Pengertian pondasi pelat digunakan pada lapisan tanah lunak yang daya dukungnya kecil . Atau jika beban bangunan pada kolom bangunan itu cukup besar, maka bila digunakan fondasi telapak terpisah untuk masing-masing kolom bangunan , jumlah dari pondasi-pondasi itu lebih besar dari setengah luas bangunan, sehingga akan lebih praktis untuk menggunakan pondasi plat menyeluruh seluas bangunan.

BALOK DAN KOLOM Pada bangunan yang kami tinjau, yaitu gedung perkantoran PU kawasan Jawa Barat didapatkan dimensi dari struktur kololm dan balok sebagai berikut : Nama Ruangan Basement Lantai 1 dan 2 Lantai 3 dan 4 KOLOM 70 X 70 cm 60 X 60 cm 50 X50 cm BALOK 60 X 80 cm 50 X 70 cm 50 X 60 cm

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

10

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung


CORE WALL Berupa beton tiang baja ][ dengan luas 2 x 2

Core Wall yang dapat mentransfer beban angin ataupun beban gempa melalui portal maupun lantai ke dindingnya. Core Wall umumnya diperlakukan sebagai balok kantilever tipis.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

11

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

2.2 DATA FASILITAS BANGUNAN LIFT Pada bangunan ini memiliki dua buah lift. Lift pada bangunan tersebut terletak pada pertengahan ruangan. Pada kasusnya bangunan penempatan lift tersebut dibangun memanfaatkan ruangan kosong pada tangga yang memutar dengan luas ruangan kosong tersebut sebesar 2x2 m,dan menggunakan sistem gearless. Spesifikasi lift pada bangunan tersebut : 1. Merk lift : LG-OTIS ELEVATOR Company 2. Type : D-8RS 3. Capacity : 500 kg (8orang) 4. Rated speed : 60 m/min 5. Switch off : 78 m/min 6. Wire Rope : 8 mm 7. Pulling Force : 100-150 kg 8. Date : 2001 9. MFG No. D8-2001 Pada bangunan lift memiliki 3 ruangan bagian yaitu : 1. Lif pit : Terletak di bawah / pemberhentian akhir . 2. Ruangan luncur : Tingginya 15 meter dihitung dari lantai dasar lift. 3. Ruang mesin : Terletak diatas (lantai 5),memanfaatkan ruangan kosong.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

12

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung


PENDINGIN RUANGAN (AC) Menggunakan sistem AC setempat, yaitu AC yang digunakan pada setiap ruangan (AC split),yang dipasang di dinding (wall type) dengan kapasitas 2,2 Kw.

TATA SUARA Sistem tata suara pada bangunan ini menggunakan sistem horn speaker,karena bersifat informatif bagi pengguna gedung tersebut.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

13

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung


PEMADAMAN API Dibangunan tersebut diklasifikasikan kelas A khususnya di ruangan arsip dan ruangan kerja, karena struktur utamanya tahan terhadap api selama 3 jam. Dan jenis pemadam api yang digunakan adalah jenis sistem springker hydrant dan fire alarm

CCTV SYSTEM CCTV (Closed Circuit Television) adalah system komunikasi gambar online yang diperuntukkan bagi suatu lingkungan pada suatu area tertentu. Fungsi CCTV system adalah: 1. Keamanan (security), yaitu : Pencegahan, Penyelidikan, Bukti 2. Pengawasan (Surveillance), yaitu : Monitoring karyawan dan Peningkatan kualitas kerja SDM agar lebih produktif 3. Nilai Tambah, yaitu : Meningkatkan kepercayaan konsumen dan Meningkatkan rasa aman dan nyaman untuk konsumen dalam bertransaksi CCTV pada bangunan tersebut dipasang pada ruangan yang sifatnya sensitif seperti pada ruangan kepala dinas,arsip,dan pembukuaan keuangan negara,dan di area parkir,yang berjumlah 6 buah cctv.

Gambar CCTV Pada pintu gerbang masuk utama

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

14

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

PLUMBING Plambing dibangunan tersebut di fungsikan untuk penyediaan air bersih dan air kotor , kekuatan dan umur pipa pada bangunan tersebut 35 tahun.Cara perawatanya lebih dikhususkan pada sambungan pipa (ditinjau secara continue),jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC dan pipa logam,diameter 6 untuk air kotor dengan kemiringan 0,5 1%,dan untuk air bersih diameter pipa 2 .

INSTALASI AIR Air Bersih Sumber air yang digunakan berasal dari air tanah (pompa) dan suplay dari PDAM. Pada bangunan ini digunakan reservoar / tangki air dengan kapasitas sebesar 5100 liter/resevoar. Reservoar ini terletak pada atap bangunan karena sudah di desain dari perencanaan awal dan juga pondasi dari lantai semen adalah pondasi yang terbaik karena seluruh bagian dasar tangki bertunpu pada dasar pondasi semen.dan dialirkan dengan cara penurunan gravitasi. Menggunakan pipa PVC dengan cara sistem vertikal.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

15

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Pendistribusian air dari sumber pompa air dan PDAM

CARA PENDISTRIBUSIANYA

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

16

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

Air Sisa/buangan (GREY WATER) Yaitu merupakan air sisa pembuangan yang berasal dari wastafel, dapur dll atau juga dapat dikategorikan air non-kotoran. Dan diolah dengan cara pelepasan udara atau oksidasi sehingga menjadi air bersih kembali.

CARA PENDISTRIBUSIANNYA

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

17

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

SISTEM LISTRIK 1. PLN 2. Genset

Pemasokan listrik di gedung PU dipasok oleh perusahan PLN dan juga menggunakan genset yang spesifikasinya dan mereknya tidak bisa di perlihatkan dikarenakan sesutu hal.

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

18

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

BAB III KESIMPULAN


Setelah dilakukan survey dan pendataan terhadap gedung yang kami tinjau yaitu gedung perkantoran PU kawaluyaan Bandung, didapatkan kesimpulan data analisis sebagai berikut : Struktural bangunan, yaitu ; Lantai dasar, yang beberapa fungsinya seperti fungsi dari basement. Pondasi, yaitu digunakannya pondasi pelat pada bangunan tersebut. Balok dan Kolom, dengan dimensi semakin kecil setiap kenaikan lantainya. Core wall, berupa beton tiang baja ][ dengan luas 2 x 2 Fasilitas bangunan, yaitu ; Lift, Sebanyak 2 buah . Pendingin ruangan (AC), menggunakan sistem AC setempat. Tata suara, menggunakan sistem horn speaker. Pemadaman api, digunakannya sistem springker hydrant dan fire alarm CCTV system, ditempatkan pada daerah vital pada bangunan seperti gerbang, kantor kepala, ruang arsip, parkir, dll. Plumbing. Instalasi air, air bersih dan air buangan (grey water). Sistem listrik, sumber didapat dari PLN dan Genset (pada keadaan darurat). Perawatan Dilakukan perawatan dan perbaikan secara berkala pada seluruh komponen bangunan gedung tersebut baik pada bagian strukturalnya maupun fasilitas yang ada. .

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

19

Konstruksi Bangunan Gedung Politeknik Negeri Bandung

2 TPPG JURUSAN TEKNIK SIPIL

20

You might also like