You are on page 1of 56

Diajukan untuk memenuhi syarat penilaian UAS

Disusun oleh : Kelas D ROSI WINDIYANI RAHAYU (06.316.1111.160) ESA NURLAELA (06.316.1111.156) LINDA LINDIAWATI (06.316.1111.146) YOSEP ANGGARA S. (06.316.1111.158) DEDE ERNI (06.316.1111.163) ENEN SUHERTI (06.316.1111.142)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2013 Jl. R. Syamsudin, No. 50 Sukabumi Tlp. (0266) 218345, Fax. (0266) 218342 Website : www.ummi.ac.id E-mai : info_ummi@yahoo.com

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan jurnal yang merupakan salah satu syarat untuk menentukan dan memperoleh nilai UAS pada Mata Kuliah Pendidikan IPS di SD di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Seiring dengan itu, kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Dosen yang memberikan Mata kuliah ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kesehatan serta rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin. Kami menyadari bahwa penyusunan jurnal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan jurnal di masa yang akan datang. Akhir kata semoga jurnal ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Sukabumi,

Januari 2013

Penyusun

JURNAL

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Disintegrasi Kehidupan Sosial Terhadap Konflik Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kurangnya terjalin suatu kerukunan dan kebersamaan sehingga menimbulkan terjadinya kekacauan dan saling menghancurkan serta kurangnya menanamkan nilai-nilai pancasila di masyarakat Kampung Cisero dan Kampung Cibeureum. Rumusan masalah dalam penelitian ini : 1) Hasil penelitian yang terjadi di Kampung Cisero dan Kampung Cibeureum ? 2) Apa yang dimaksud dengan kehidupan Sosial, Disitegrasi Sosial, dan Konflik Sosial ? 3) Apa yang menyebabkan Disintegrasi Terhadap Konflik Sosial ? 4) Bagaimana cara menanggulangi cara Disintegrasi tersebut ? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik komunikasi tidak langsung melalui angket tertutup, yang disebarkan kepada 97 orang warga masyarakat dari kampung Cisero dan Cibeureum. Sehingga bejumlah 97 orang untuk melakukan uji homogenitas . kecenderungan, normalitas, dan hipotesis . hasil uji homogenitas data menunjukan bahwa varian kedua kelompok antara masyarakat kampung Cibeurem dan kampung Cibeureum pada variabel X ( Disintegras Kehidupan Sosial) adalah homogen dimana Fhitung (4,45) < dari Ftabel (4,46) pada taraf kepercayaan 95% dk=n-1, begitupun dengan variabel Y (Konflik Sosial) menunjukan bahwa varian keduaa kelompok antara masyarakat kampun Cisero dan Cibeureum (Disintegraasi Kehidupan Sosial terhadap Konflik Sosial) adalah homogen, dimana Fhitung (4,45) < dari Ftabel (4,46) pada taraf kepercayaan 95% dk=n-1. Hasil perhitungan Weighted Mean Score (WMS) diperoleh kecenderungan umum rata-rata variabel X (Disintegrasi Kehidupan Sosial) sebesar 2,49 dengan kriteria cukup, hal itu berarti bahwa berdasarkan melalui instrument secara umum Disintegrasi Kehidupan Sosial terhadap Konflik Sosial sudah cukup terjadi pada masyarakat kampung Cisero dan kampung Cibeureum. Sedangkan kecenderungan umum rata-rata untuk variabel Y (Konflik Sosisl) sebesar 2,39 deengan criteria cukup, hal ini berarti bahwa berdasarkan masyarakat kedua kampung tersebut melalui angket secara umum terjadinya bentrok tersebut pernah dilakukan oleh masyarakat kampung Cisero dan masyarakat kampung Cibeureum. Hasil uji normalitas distribusi data menunjukan bahwa Variabel X (Disintegrasi Kehidupan Sosial) berdistribusi tidak normal. Dimana x2hitung (38) < dari x2tabel (14,067)pada taraf kepercayaan 95% dk=n-1 dimana x2hitung 20,498 pada taraf kepercayaan 95% dk=n-1. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan rumus Product Moment diperoleh nilai 0,029 Angka ini termasuk ke dalam kategori sangat rendah berdasarkan hasil analisis signifikasi dimana thitung 2,83 > 1,984 ttabel, dengan demikian terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 8,41% dan sisanya 91,59% dipengruhi faktor lain. Ada beberapa saran bagi pihak terkait, bagi warga masyarakat kampung Cisero dan masyarakat kampung Cibeureum hendaknya senantiasa untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan serta menanamkan nilai-nilai pancasila dan apabila ada kegiatan penyuluhan atau seminar hendaknya diikuti dan hasilnya dilaksanakan.

JURNAL

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1 ABSTRAK........................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI....................................................................................................................... 4

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang........................................................................................... 5 1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 6 1.3 Sistematika Penulisan................................................................................ 6 1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................... 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disintegrasi........... 7 2.2 Pengertian Kehidupan Sosial.. 7 2.3 Pengertian Masyarakat.... 9 2.3.1 Ciri Masyarakat....... 2.4 Konflik Sosial................. 2.4.1 Faktor Konflik Sosial... 10

2.3.2 Ciri Masyarakat Sunda..................................................................... 10 15 16

2.4.2 Bentuk-bentuk Khusus Konflik... 17 2.5 Hipotesis. 17

BAB III

METODOLOGI 3.1 Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian.... 18 3.1.1 Lokasi Penelitian.. 3.1.3 Sampel Penelitian............................ 3.2.1 Pendekatan Kuantitatif................................................... 18 3.1.2 Populasi Penelitian... 19 20 3.2 Metode Penelitian ... 21 21 3.3 Instrumen Penelitian........... 22 3.4 Proses Pengembangan Instrumen........... 22 3.4.1 Pengujian Validitas.... 25

JURNAL

3.4.2 Pengujian Reliabilitas........... 27 3.5 Teknik Pengumpulan Data. 28 3.6 Analisis Data.. 28 3.6.1 Seleksi Angket...................... 29 3.6.2 Klasifikasi Data.... 29 3.6.3 Pengolahan Data... 33 3.6.4 Teknik Hipotesis Penelitian.. 35

BAB IV

PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Angket Penelitian. 36 4.1.2 Seleksi Angket......... 37 4.1.3 Klasifikasi Data 37 4.1.4 Uji Homogenitas....................... ... 39 4.1.5 Kecenderungan Umum (Skor Rata-rata responden). .. 41 4.1.6 Mengubah Skor mentah menjadi Skor Baku. ... 44 4.1.7 Uji Normalitas Distribusi Data...... 4.1.8 Pengujian Hipotesis Penelitian.. 4.2 Pengertian Kehidupan Sosial, Disintegrasi, dan Konflik Sosial 45 50 50

4.3 Penyebab Disintegrasi Terhadap Konflik Sosial............ 51 4.4 Cara Menanggulangi Disintegrasi Terhadap Konflik Sosial.. 51

BAB V

PENUTUP 5.1 Kesimpulan.. 52 5.2 Saran... 53

Daftar Pustaka...... 55

LAMPIRAN-LAMPIRAN

JURNAL

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Suatu keadaan dimana keseimbangan, keharmonisan dalam hubungan bermasyarakat terganggu atau mengalami kegoyahan, sehingga individu atau anggota masyarakat tidak lagi mengalami ketentraman dan ketertiban melainkan konflik atau pertentangan yang diakibatkan oleh perbedaan persepsi para warga masyarakat tentang nilai dan norma sosial yang telah berubah disebut dengan disintegrasi sosial. Awalnya disintegrasi sosial akan diawali dengan keadaan yang disebut dengan disorganisasi sosial yang gejala-gejala awalnya adalah sebagai berikut: 1. Tidak adanya persamaan persepsi antar anggota-anggota masyarakat mengenai tujuan masyarakat. 2. Norma-norma masyarakat tidak dapat lagi berfungsi dengan baik sebagai alat pengendali sosial untuk mencapai tujuan masyarakat. 3. Terjadinya pertentangan antara norma-norma yang ada dalam di dalam masyarakat. 4. Sanksi yang diberikan kepada mereka yang melanggar norma tidak dilaksanakan dengan konsekuen. 5. Terjadinya proses-proses sosial yang bersifat persaingan, konflik, dan kontravensi. Apabila dalam masyarakat telah timbul gejala-gejala sosial seperti diatas, maka dalamnya tidak akan terwujud pola kehidupan yang serasi. Sebab pola kehidupan yang serasi terwujud dalam kehidupan masyarakat sebagai ketertiban, keamanan. Yang pada gilirannya disintegrassi akan menimbulkan gejala-gejala sosial yang tidak normal (abnormal) yang disebut masalah sosial. Masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat dapat berupa perilaku-perilaku warga masyarakat yang menyimpang dari norma yang berlaku, melanggar hukum. Dimana suatu konflik sebagai proses sosial yang disosiatif atau proses memecah belah. Konflik akan terjadi bila golongan atau unsur-unsur yang berbeda yang ada dalam tidak berhasil mencapai konsesus mengenai nilai-nilai sosial yang bersifat dasar dan tidak dapat mengetasi perbedaan-perbedaan, sehingga tidak tercapai. Konflik terjadi karena unsur-unsur yang saling berbeda tidak dapat saling menyesuaikan satu dengan yang lain.

JURNAL

1.2 Rumusan Masalah 1. Hasil penelitian yang terjadi di kampung Cisero dan Cibeureum 2. Apa yang dimaksud dengan kehidupan sosial, disintegrasi dan konflik sosial ? 3. Apa yang menyebabkan disintegrasi terhadap konflik sosial ? 4. Bagaimana cara menanggulangi disintergasi tersebut?

1.3 Sistematika Penulisan Dalam penelitian akan disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, sistematika penulisan dan manfaat penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka. Pada bab ini akan membahas mengenai teori tinjauan mengenai disintegrasi kehidupan sosial terhadap konflik sosial, anggapan dasar dan hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian. Pada bab ini mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, alat pengukur data dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan. Pada bab ini berisi mengenai penjelasan deskripsi data, analisis data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini berisi hasil penelitian yang disimpulkan dan sekaligus diberikan saran-saran yang perlu diperhatikan.

1.4 Manfaat Penulisan 1. Menambah wawasan kelompok kami. 2. Menambah pengalaman kelompok kami sebelum membuat skripsi. 3. Insyaallah bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

JURNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian disintegrasi Disintergrasi adalah suatu keadaan dimana orang-orang didalam masyarakat tidak dapat lagi menjalin kerukunan dan kebersamaan, melainkan saling bertikai dan saling menghancurkan sehingga terjadi perpecahan dalam kehidupan sosial. 1 Menurut Soekanto, disintegrasi disebut juga disorganisasi, yaitu suatu proses pudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat yang disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.2 Disintegrasi yaitu ketika segenap lembaga sosial yang berubah itu tidak selaras dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, akan melahirkan masalah sosial.3

2.2 Pengertian kehidupan sosial Sosial berarti masyarakat. Kehidupan sosial berarti kehidupan masyarakat. Mengingat kehidupan masyarakat adalah sistem, maka kehidupan sosial dikenal juga dengan istilah sistem sosial. Dalam sebuah sistem sosial harus ada individu-individu yang berkumpul bersama dalam satu wilayah tertentu dan ada norma atau aturan yang mengatur hubungan diantara individu-individu itu.
4

Kehidupan sosial harus di pandang sebagai suatu sistem (sistem sosial), yaitu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhungan dalam suatu kesatuan. Dimana bagian-bagian atau unsur-unsur yang di maksut adalah bagian-bagian atau unsur-unsur dari kehidupan sosial yang dapat di sebut sebagai unsur-unsur sosial inilah sebagai suatu elemen yang utama dalam kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam suatu bentuk pergaulan.5
1

http://degung-wira.blogspot.com/2012/06/disintegrasi-sebagai-dampak-dari.html (diunduh pada tanggal 12/01/2013) 2 Bagja Waluya. 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: PT Setia Purna Inves. hal: 19 3 Drs. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M. A. Dan Drs. Yadi Ruyadi, M. Si.,. 2000. Panduan Menguasai Sosiologi 2. Bandung: Ganeca Exact. hal: 23 4 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120109042337AAbTOss (diunduh pada tanggal 17/01/2013) 5 http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=74&cad=rja&ved=0 CFYQFjADOEY&url=http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle %2F123456789%2F1060%2FBAB%2520II.docx%3Fsequence%3D2&ei=G4b3UK_hI8K
JURNAL 7

2.3 Pengertian masyarakat Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Society. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas. Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli: a. Peter L. Berger Definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan. b. Karl Marx Masyarakat ialah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan karya. c. Gillin & Gillin Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. d. Harold J. Laski Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. e. Robert Maciver Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan (society means a system of ordered relations). f. Horton & Hunt Masyarakat adalah suatu organisasi manusai yang saling berhubungan. g. Mansur Fakih Masyarakat adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan (equilibrium) dan harmoni.6

8rAe7sYFY&usg=AFQjCNGcmkjG6TmtLJHPtGVcgUdLksC7Iw&sig2=GRB8_65jlY8n PleRE7cdDg&bvm=bv.41018144,d.bmk (diunduh pada tanggal 17/01/2013) http://carapedia.com/pengertian_definisi_masyarakat_menurut_para_ahli_info488.html (diunduh pada tanggal 15/01/2013)
8

JURNAL

Beberapa definisi oleh ahli sosiologi sebagai berikut: a. Emile Durkheim Masyarakat adalah suatu kenyataan obyektif individu-individu yang merupakan anggotaanggotanya. b. Max Weber Masyarakat yaitu suatu struktur atas aksi yang pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang didominasi pada warganya. c. Mayor Polak Masyarakat adalah wadah segenap antar hubungan sosial yang terdiri dari banyak sekali kolektivitas serta kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdiri lagi atas kelompok-kelompok yang lebih kecil (sub kelompok). Semuanya itu tersusun hierarkis (dari atas ke bawah) atau kesinambungan, sejajar dan staraf, ataupun saling tembus-menembus. d. Paul B. Horton Masyarakat adalah sekumpulan yang relatif mandiri, yang hidup bersama-sama yang cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu. e. Roucek and Warren Masyarakat adalah sekelompok manusia yang memiliki rasa dan kesadaran bersama, dimana mereka berdiam (bertempat tinggal) dalam daerah yang sama yang sebagian besar atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat-istiadat serta aktivitas yang sama pula. f. Koentjaraningrat Masyarakat kesatuan hidup dari mahluk-mahluk manusia yang terkait oleh suatu sistem adat istiadat tertentu. g. Selo Soemardjan Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. h. MJ. Heroskovits Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.7

Tim MKP. 2008. Sosiologi untuk SMA/MA Semester 2. Gumpang, Kartasura: CV. Media Karya Putra. hal:43-44
9

JURNAL

2.3.1 Ciri Masyarakat Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa ciri masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut: a) Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas 2 orang. b) Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia. c) Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan. d) Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan lainnya.8

2.3.2 Ciri Masyarakat Sunda a) Masyarakatnya relatif religius, terampil dan saling mengasihi (solat, silat, silih wawangen). b) Silih asah silih asih silih asuh c) Sopan/santun dalam bicara (malapah gedang) d) Persaudaraan yang kuat meski berbeda/sering terjadi perselisihan (buru-buru papan jati). e) Senantiasa menolong orang yang sedang dalam kesulitan (nulung kanu butuh nalang kanu susah). f) Hormat dan takzim pada orang yang lebih tua, serta sayang pada yang lebih muda (hormat kanu luhur, nyaah kanu leutik). g) Dan bagi masyarakat sunda khususnya Cianjur memiliki ciri khas yang disebut dengan ngaos, mamaos, maenpo (ngaji, seni, bela diri) bisa dikatakan kalau tidak menguasai tiga kemampuan tersebut maka belum dapat disebut sebagai orang sunda Cianjur asli.9

2.4 Konflik sosial Dalam sosiologi gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu bentuk perilaku kolektif tertentu. Menurut Jary dan Jary (1995: 614-615) gerakan sosial adalah suatu aliansi sosial sejumlah besar orang yang berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi perubahan sosial dalam suatu masyarakat. Gerakan sosial ditandai oleh adanya tujuan atau
8

Tim MKP. 2008. Sosiologi untuk SMA/MA Semester 2. Gumpang, Kartasura: CV. Media Karya Putra. hal:44 http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=618c54541d3a4352 (diunduh pada tanggal 26/02/2013)
10

JURNAL

kepentingan bersama (lihat Giddens,1989). Gerakan sosial ditandai juga dengan adanya tujuan jangka panjang yaitu untuk mengubah ataupun masyarakat atau institusi yang ada didalamnya. Giddens (1989) dan Light,Keller dan Calhoun (1989) menyebutkan ciri lain gerakan sosial yaitu penggunaan cara yang berada diluar institusi yang ada seperti pemogokan, pawai, demonstrasi, intimidasi, dll.10

Gerakan Sosial merupakan perilaku kolektif yang ditandai kepentingan bersama dan tujuan jangka panjang, yaitu untuk merubah ataupun mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada didalammya. Ciri lain gerakan sosial ialah penggunaan cara-cara yang berada di luar institusi-institusi yang ada. Dengan menggunakan kriteria tipe perubahan yang dikehendaki dan besarnya perubahaan yang diinginkan Aberle membedakan empat tipe gerakan sosial. Tipologi Aberle adalah sebagai berikut: 1) Alterative movement; merupakan gerakan yang bertujuan mengubah sebagian perilaku perseorangan.Contoh: kampanye anti rokok 2) Rodemtive movement; yang hendak dicapai dalam gerakan ini ialah perubahan menyeluruh pada perilaku perseorangan,gerakan ini biasanya terdapat di bidang agama. 3) Reformative movement; yang hendak diubah bukan perseorangan melainkan masyarakat namun ruang lingkup yang hendak diubah hanya segi-segi tertentu masyarakat.Contoh: gerakan menuntut persamaan gender 4) Transformative movement merupakan gerakan untuk megubah masyarakat secara menyeluruh. Kornblum, di lain pihak menggunakan tujuan yang hendak dicapai sebagai kriteria klasifikasi. Kornblum juga membedakan gerakan sosial, antara lain : 1) Revolutionary movement;merupakan gerakan sosial yang bertujaun mengubah institusi dan stratifikasi masyarakat. 2) Reformist movement; gerakan yang bertujuan mengubah sebagian institusi dan nilai. 3) Conservative movement; gerakan yang berupaya mempertahankan nilai dan institusi masyarakat.Reactionary movement; gerakan yang tujuannya untuk kembali ke institusi dan nilai di masa lampau dan meninggalkan institusi dan nilai masa kini.11

10 11

Arti.blog.fisip.uns.ac.id (diunduh pada tanggal 27/02/2013) Kamanto Sunarto. 1993. Pengantar Sosiologi I. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. hal: 206
11

JURNAL

Gerakan Sosial dalam arti social mobility, yaitu gerakan para warga masyarakat dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial yang lain atau dari satu kedudukan ke kedudukan yang lain dalam suatu struktur sosial. Adapun gerakan sosial dalam arti social movement adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelas sosial tertentu dengan maksud memperoleh kedudukan sosial yang mereka inginkan, dengan cara-cara yang diwarnai nada protes, penuh emosi, serta kekerasan.
12

Definisi Gerakan Sosial dari pendapat Charles Tilly dan Sidney Tarrow, yaitu:

1. Menurut Charles Tilly,menyatakan bahwa gerakan sosial adalah

sebagai sebuah

tindakan/performance yang berkelanjutan secara bertahap,pertunjukan dan kampanye yang dilakukan oleh orang-orang biasa dan mereka membuat tuntutan secara kolektif terhadap yang lain. Pada intinya dapat dikatakan bahwa social movement adalah sebuah kendaraan besar untuk orang-orang biasa untuk berpartisipasi dalam public politik. Dan menurut Tilly bahwa ada 3 elemen penting yang melekat pada social movement,sebagai berikut: a. Kampanye adalah sebuah pertahanan, organisir kekuatan publik dan membuat tuntutan kolektif pada target otoritas b. Seleksi gerakan sosial adalah kombinasi dari pegawai dari dan diantara pengikuti aksi partai politik, menciptakan perkumpulan/asosiasi yanng bertujuan khusus dan koalisi, pertemuan umum, pertemuan formal, vigils, publik meeting, demostrasi, penyampaian petisi, pernyataan ke dan dalam media umum, dan selebaran. c. WUNC penunjukan perwakilan komitmen partisipan public karea ada kegunaan

persatuan, angka, and komitment yang merupakan bagian dari mereka sendiri dan/atau undang-undang mereka. 2. Sedangkan menurut Sidney Tarrow, menyatakan bahwa social movement sebagai tantangan kolektif/bersam kepada elit, otoritas, kelompok lain atau peraturan budaya oleh orang-orang yang mempunyai tujuan yang umum dan solidaritas dalam interaksi yang berkesinambungan dengan elit,oposisi dan otoritas. Tarrow membedakan secara khusus gerakan social dari partai politik dan kelompok kepentingan.13

12 13

Drs. Andreas Soeroso, M. S. ,. 2008. Sosiologi 2 SMA Kelas XI. Jakarta : Quadra. hal : 81 Diahkei.staff.ugm.ac.id (diunduh pada tanggal 27/02/2013)
12

JURNAL

Perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial. Misalnya mencakup perubahan dalam segi distribusi kelompok usia, tingkat pendidikan, tingkat kelahiran penduduk, berkurangnya sifat kekeluargaan dan gotong-royong masyarakat, perubahan peran istri dalam keluarga yang tidak demokratis dewasa ini, perubahan sistem politik.14

Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya perubahan sistem nilai dan norma sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola sikap, tindakan sosial serta lembaga kemasyarakatan. 15

Perubahan sosial (social change) adalah perubahan pada lembaga sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, dan pola perilaku individu serta kelompoknya. Berdasarkan pengertian ini, istilah perubahan sosial sangat luas maknanya karena mencakup berbagai aspek kehidupan manusia seperti aspek ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, hukum, dan aspek lainnya. Selain itu, perubahan dapat berwujud perubahan ide, sikap, gagasan, dan perilaku serta hasil karya yang berupa benda fisik yang sudah melembaga dalam masyarakat. Jadi, apa bila di rinci, perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai, norma, dan interaksi sosial, serta pola-pola perilaku, organisasi sosial, susunan lembagalembaga kemasyarakatan, pelapisan sosial, kekuasaan dan wewenang, serta aspek-aspek lain.16

Pengertian Perubahan Sosial menurut para sosiologi, yaitu: 1) William F. Ogburn (1964), mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan material dan immaterial, yang ditekankan pada

pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. 2) Kingsley Davis (1960), mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan
14

15

16

Drs. Yadi Ruyadi, M. Si., Drs. Bunyamin Maftuh, M. Pd., M. A., dan Dra. Hj. Ike Pramudiatie. 2000. Panduan Menguasai Sosiologi 2 untuk SMU/MA Kelas III Caturwulan 1, 2, dan 3. Bandung : Ganeca. hal : 19 Udin S. Winataputra. 2007. Media dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka. hal : 2.18 M. Sitorus. 2000. Berkenalan dengan Sosiologi 2 untuk SMU Kelas 3. Jakarta : Erlangga
13

JURNAL

antara buruh dan majikan yang selanjutnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik. 3) Mac Iver (1937:272), mengartikan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial (perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial. 4) Gillin dan Gillin (1957:279), mengartikan perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografs, kebudayaan material, komposisi penduduk, dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. 5) Selo Soemardjan (1962 : 379), merumuskan perubahan sosial sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.17

Konflik adalah suatu proses di mana dua orang atau kelompok berusaha untuk saling menyingkirkan/ melenyapkan dan atau membuat orang lain tidak berdaya.18

Sosial merupakan rangkaian norma, moral, nilai dan aturan yang bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar manusia.19

Konflik Sosial yaitu konflik sosial, yaitu pertentangan yang terjadi dalam masyarakat baik secara perseorangan maupun kelompok.20

Secara umum konflik sosial dapat diartikan sebagai pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Dalam sosiologi, konflik sosial merupakan gambaran tentang terjadinya percekcokan, perselisihan, ketegangan atau

17

18

19

20

Bagja Waluya. 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: PT Setia Purna Inves. hal: 2-3 Drs, Didin Badruddin-Drs. Wawan Muwardin. 1994. Intisari Sosiologi SMU Kelas 2 dan 3. Bandung: Pustaka Setia. hal: 36-37 http://definisimu.blogspot.com/2012/11/definisi-sosial.html (diunduh pada tanggal 17/01/2013) Udin S. Winataputra. 2007. Media dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka. hal: 2.19
14

JURNAL

pertentangan sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat, baik perbedaan secara individual maupun perbedaan kelompok.21

Konflik sosial adalah semua bentuk interaksi antarindividu atau pun antarkelompok individu uang ditandai dengan tindakan-tindakan saling menyerang dan saling menghancurkan antara satu pihak dan pihak yang lain. 22

2.4.1 Faktor konflik sosial Faktor penyebab terjadinya konflik sosial: a. Adanya perbedaan individu dalam masyarakat

Perbedaan ini terjadi berdasarkan pada perbedaan antar anggota masyarakat secara orang perorangan, baik secara fisik dan mental maupun perbedaan material dan nonmaterial. Perbedaan fisik Iebih menekankan pada keadaan jasmaniah, misalnya rupa atau kecantikan, kesempurnaan indera dan bentuk tubuh. Perbedaan mental, misalnya kecakapan, kemampuan dan keterampilan, pendirian atau perasaan. Sedangkan perbedaan material lebih dicirikan dengan kepemilikan harta benda, misalnya orang kaya atau orang miskin, dan perbedaan nonmatertal berkenaan dengan status sosial seseorang. Sehingga dan perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan pertikaian atau bentrokan di antara anggota masyarakat.
b. Adanya perbedaan pola kebudayaan Perbedaan yang terdapat antar daerah atau suku bangsa yang memiliki budaya yang berbeda, atau terdapat dalam satu daerah yang sama karena perbedaan paham, agama dan pandangan hidup. Sehingga dan perbedaan pola kebudayaan tersebut dapat melahirkan dan memperkuat sentimen primordial yang dapat mengarah kepada terjadinya konflik antar golongan atau kelompok. Misalnya di daerah transmigrasi terjadi konflik antara kaum pendatang dengan penduduk asli. c. Adanya perbedaan status sosial. Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam kelompok atau masyarakat, yang untuk mendapatkannya ada yang bisa diusahakan (achieved status) dan ada pula status yang diperoleh dengan tanpa diusahakan (ascribed status). Status yang dapat diusahakan misalnya
21

Udin S. Winataputra. 2007. Media dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka. hal: 2.27 22 Tim Literatur Media Sukses. Cara Mudah UN 09 Sosiologi SMA/MA. Jakarta: Grasindo. hal: 21
JURNAL 15

melalui pendidikan, orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan berada pada status sosial Iebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah, sedangkan status yang tanpa diusahakan dapat diperoleh melalui keturunan, seperti kasta dalam agama Hindu atau kebangsawanan. Terdapatnya beragam kedudukan dalam masyarakat dapat

menimbulkan perselisihan untuk mendapatkan kedudukan yang baik, terutama ascribed status.

d. Adanya perbedaan kepentingan. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memiliki kepentingan dan usaha yang berbeda, baik kebutuhan dasar maupun kebutuhan sosial, yang dapat menimbulkan pertentangan antarindividu atau kelompok. Pada masyarakat nomaden sering terjadi pertikaian antarkelompok untuk mendapatkan daerah yang subur, sedangkan pada masyarakat industri sering terjadi perselisihan untuk mendapatkan bahan baku atau konsumen dan dalam aspek kehidupan politik terjadi perselisihan antar kelompok untuk mendapatkan partisipan. Jadi konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan dapat terjadi pada pada setiap masyarakat dengan berbagai tingkatannya. e. Adanya perubahan sosial. Perubaban sosial dengan konflik terdapat hubungan karena perubahan sosial dapat terjadi akibat konflik sosial dan sebaliknya perubahan sosial dapat menimbulkan konflik. Masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu sistem sosial dapat menimbuikan perubahan sosial yang dapat memicu terjadinya konflik apabila anggota masyarakat tidak seluruhnya menerima. Misalnya, penggunaan traktor pada bidang pertanian telah merubah struktur mata pencaharian dan melahirkan konflik antara petani dengan buruh tani (tenaga kerja). 23

2.4.2 Bentuk-bentuk khusus konflik: a. Konflik pribadi yaitu suatu pertentangan yang terjadi secara individual yang melibatkan dua orang yang bertikai. b. Konflik kelompok yaitu konflik yang terjadi karena adanya pertentangan antara dua kelompok dalam masyarakat. c. Konflik antar kelas Sosial yaitu konflik yang terjadi pada status sosial yang berbeda, yang dapat disebabkan oleh perbedaan kepentingan atau perbedaan pandangan. d. Konflik Rasial

23

Udin S. Winataputra. 2007. Media dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka. hal: 2.27-2.30
16

JURNAL

konflik rasial ini adalah pertikaian yang terjadi karena didasarkan perbedaan pandangan terhadap ada perbedaan ciri-ciri jasmaniah tersebut. e. Konflik Politik Yaitu pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena perbedaan pendapat atau ideologi yang dianut oleh masing-masing kelompok. f. Konflik Budaya Yaitu pertentangan yang terjadi dalam masyarakat disebabkan oleh adanya perbedaan budaya. 24

2.5 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang perlu dibuktikan kebenarannya (Sugiyono, 2008:96) menyebutkan bahwahipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan pemikiran tersebut maka hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut: terdapat pengaruh disintegrasi kehidupan sosial terhadap konflik sosial. Untuk dapat melihat hubungan antara dua fariabel dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel X Disintegrasi Kehidupan Sosial

Variabel Y Konflik sosial

Keterangan : Variabel X Variabel Y : Disintegrasi Kehidupan Sosial : Konflik Sosial : Pengaruh Disintegrasi Kehidupan Sosial terhadap Konflik Sosial

24

Udin S. Winataputra. 2007. Media dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta : Universitas Terbuka. hal : 2.30-2.31
17

JURNAL

BAB III METODOLOGI


3.1 Lokasi, populasi, dan sampel penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Nama tempat Hari, tanggal Pukul Nama tempat Hari, tanggal Pukul : KECAMATAN SUKARAJA : Jumat, 18 Januari 2013 : 10.30- s.d selesai. : Kampung Cisero dan Cibeurem : Minggu dan Senin, 20-21 Januari 2013 : 13.00- s.d selesai.

3.1.2 Populasi Penelitian Populasi merupakan sekumpulan objek/subjek yang dapat berupa orang, benda, peristiwa, ataupun gejala yang berada disekeliling kita. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011: 117) mengemukakan bahwa: populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Arikunto dalam Munir (2008: 72) bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian diatas untuk mendapatkan populasi yang relevan, seorang peneliti harus terlebih dahulu mengidentifikasi jenis data yang diperlukan dalam penelitian tersebut, yaitu mengacu pada permasalahan penelitian. Hal ini mengandung arti bahwa data yang diperoleh harus sesuai dengan permasalahan dan jenis instrumen pengumpulan data yang dipergunakan. Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh disintegrasi kehidupan sosial terhadap konflik sosial. Atas dasar permasalahan tersebut digunakan, maka yang dijadikan populasi adalah masyarakat kampung Cisero dan masyarakat kampung Cibeureum. Adapun jumlah keseluruhan masyarakat Cisero dan Cibeureum yang menjadi populasi dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

JURNAL

18

Tabel Data Jumlah Penduduk Penduduk 2012 No. Kampung L 1 2 Cisero Cibeurem JUMLAH 1.100 811 1.911 WNI P 1.228 831 2.059 WNA L P Jumlah

2.328 1.642 3.970

(Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi)

3.1.3 Sampel Penelitian Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (refresentatif). Sebagai mana dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 118) bahwa: sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan terhadap sampel pada suatu populasi harus memperhatikan teknik-teknik yang benar sehingga menentukan sampel tersebut tidak begitu saja. Hal ini dimaksudkan agar sampel yang diambil tersebut adalah sampel yang refresentatif, dalam arti sampel tersebut benar-benar dapat mewakili dari keseluruhan jumlah populasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini teknik Probability Sampling, sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 120), bahwa: Teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk menjadi anggota sampel, dan cara pengambilan Sampling dengan cara Simple Random Sampling. Rumus yang akan digunakan dalam menentukan besarnya sampel yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini adalah rumus yang diungkapkan Akdon dan Sahlan, (2005: 107), yaitu:

Keterangan: N= Populasi n = Sampel

JURNAL

19

d= Presisi 1= Angka Konstan Selanjutnya juga disebutkan bahwa presisi merupakan kesalahan baku atau standar error. Biasanya besarnya presisi pada penelitian bidang-bidang sosial yaitu antara 5% sampai 10%. Untuk penelitian ini, kami mengambil presisi sebesar 10% sehingga diperoleh sampel sebanyak:

= =
= 97,54 = 97

Jumlah sampel dari keseluruhan populasi adalah 97 orang anggota masyarakat. Selanjutnya kami akan menggambarkan jumlah sampel yang diambil dari kampung Cisero dan Cibeureum berdasarkan banyaknya populasi sampel, untuk proporsi pengambilan sampel dihitung berdasarkan pendapat Nasution (1987: 121), yaitu banyaknya populasi tiap kampung dibagi dengan jumlah populasi secara keseluruhan kemudian dikalikan dengan jumlah sampel yang akan diambil dari populasi keseluruhan. Hasil secara lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: 1. Cisero 2. Cibeureum

= 56,8
= 57
3.2 Metode Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian suatu cara dan tahapan-tahapan yang tepat yang disebut dengan metode penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan tercapai dan dapat

dipertanggungjawabkan. Metode penelitian adalah upaya untuk mencari kebenaran secara ilmiah yang didasarkan pada data yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan
JURNAL 20

kebenarannya. Selain itu, metode penelitian juga merupakan cara utama untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan memecahkan permasalahan-permasalahan penelitian. Metode penelitian meliputi langkah-langkah yang diambil dalam suatu penelitian, yaitu pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan serta penginterpretasian data, sehingga peneliti dapat memecahkan masalah penelitian terasebut secara sistematis. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Surakhmad (1985:131) bahwa : Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan Jika melihat kembali permasalahan yang diangkat dan diteliti pada penelitian ini, yaitu berkaitan dengan hubungan dua variabel, maka metode yang digunakan adalah metode pendekatan kuantitatif.

3.2.1 Pendekatan Kuantitatif Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskrifsikan observasi suatu objek atau variabel dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran atau pendekatan penelitian yang menggunakan pengolahan data melalui hasil perhitungan statistika. Pendekatan kuantitatif ini digunakan dalam rangka mengetahui seberapa besar dari variabel X yang diteliti yaitu disintegrasi kehidupan sosial terhadap variabel Y yang diteliti yaitu konflik sosial melalui sistem perhitungan yang menggunakan statiska.

3.3 Instrumen Penelitian Moh. Nadzir (2005:87) menyatakan bahwa instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Suharsimi (2007:10) mengemukakan instrumen penelitian yaitu instrumen pengumpulan data alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agarv kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Berdasarkan yang dikemukakan para ahli diatas mengenai instrumen maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat ukur atau alat bantu para peneliti untuk digunakan dalam pengukuran variabel dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat.

JURNAL

21

Untuk setiap alternatif jawaban setiap item menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 1 sampai 3 dengan perincian pada tabel sebagai berikut

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Ya Kadang-kadang Tidak Skor 3 2 1

Cara mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara cecklist memberikan tanda centang pada alternatif jawaban yang sudah ditentukan instrumen ini digunakan

menjadi alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket (instrumen penelitian terlampir).

3.4 Proses Pengembangan Instrumen Sebelum mengadakan kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya pada objek penelitian, terlebih dahulu angket diujicobakan kepada responden yang sama. Uji coba ini dimaksudkan agar angket penelitian dapat diukur validitas dan reliabilitasnya, untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data, disebar di Kampung Cisero dan Kampung Cibeureum dengan jumlah respondennya yaitu 20 orang setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Ukuran bagi memadai-tidak nya instrumen sebagai alat pengumpul data dan sebagai alat pengukur variabel penelitian, harus memenuhi syarat umum, yaitu syarat validitas/keshahihan dan syarat reliabilitas/keajegan. Angket dianggap valid apabila terdapat kesaman antara data terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Angket dianggap reliabel apabila terdapat 56kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Dengan diketahui validits dan reliabilitas alat pengumpil data, maka diharapkan penelitian akan menjadi atau memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

3.4.1 Pengujian Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (1995:63) : validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat

JURNAL

22

keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Agar instrumen penelitian ini ini dapat teruji apakah bisa digunakan atau tidak maka dilakukan uji validitas kepada setiap item pernyataan dari instrumen penelitian. Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrumen ini adalah rumus Pearson Produkt Moment adalah sebagai berikut :

rhitung =

(Akdon 2005:144)
Dimana : r hitung = Koefisien Korelasi X = Jumlah Skor Item Y = Jumlah Skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Setelah diketahui r, maka selanjutnya dihitung dengan uji-tdengan rumus :

thitung =

(Akdon 2005:144 ) Dimana: t = Nilai t hitung r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

Distrubusi (tabel t) untuk a = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusan :
Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas rincian( terlampir) juga dengan bantuan Microsoft Excel 2007 ditunjukan dalam tabel Kriteria Penskoran Alternatif jawaban untuk variabel X terdapat 10 item dan pada variabel Y juga terdapat 10 item.

JURNAL

23

Hasil Uji Validitas Variabeal X Disintegrasi Kehidupan Sosial

No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Koefisien Korelasi 0.426 0.448 0.426 0,460 0.526 0.519 0.426 0.519 0.461 0.235

Harga thitung 2.493 2.965 2.493 2.744 3.262 3.758 2.493 3.758 3.097 1.316

Harga ttabel 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tak Valid

Keputusan Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil Direvisi

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat disimpulkan bahwa dari 10 item yang diujikan, 9 dinyatakan memiliki validitas konstruksi validitas yang baik dan 1 item dinyatakan tidak memiliki validitas yang baik yaitu item 10. Item-item yang dinyatakan tidak valid kami memutuskan untuk memperbaiki atau merevisinya yaitu item 10.

Hasil Uji Validitas Variabel Y Konflik Sosial No. Item 1 2 3 4 5 6 7 Koefisien Korelasi 0.381 0.554 0.624 0.554 0.462 0.457 0.383 Harga thitung 2.359 3.523 4.229 3.523 2.759 2.719 2.282 Harga ttabel 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701 1,701 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Keputusan Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil Diambil

JURNAL

24

8 9 10

0.408 0.095 0.282

2.429 0.567 1.677

1,701 1,701 1,701

Valid Tak Valid Tak Valid

Diambil Direvisi Direvisi

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, dapat disimpulkan bahwa dari 10 item yang diujikan, 8 dinyatakan memiliki validitas konstruksi validitas yang baik dan 2 itrm dinyatakan tidak memiliki validitas yang baik yaitu item 9 dan 10. Item-item yang dinyatakan tidak valid kami memutuskan untuk merevisinya.

3.4.2 Pengujian Reliabilitas Uji reliabilitas instrumen adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulang 2 kali. Metode pengujian reliabilitas instrumen ini dapat dilakukan berbagai cara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Alpha, metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari 1 kali pengukuran, rumus yang digunakan Alpha sebagai berikut :

(Akdon, 2005: 161)

Dimana: : Nilai Reliabilitas : Jumlah varians skor tiap-tiap item : Varians total : Jumlah item

Langkah- langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut: Langkah 1 : Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

(Akdon, 2005: 161)

JURNAL

25

Keterangan: : varians skor tiap-tiap item : Jumlah kuadrat item Xi : Jumlah item Xi dikuadratkan : Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlah varians semua item dengan rumus: Si = S1 + ... + Sn si = Jumlah varians semua item

Langkah 3: Menghitung varians total dengan rumus:


( )

Keterangan : : Jumlah varians skor tiap-tiap item : Jumlah kuadrat item Xt : Jumlah item Xt dikuadratkan : Jumlah responden

Langkah 4: Menghitung menggunakan Alpha sebagai berikut: ) Langkah selanjutnya adalah mencari rtabel. Apabila diketahui signifikasi untuk = 0,05 dan dk = 30-1 = 29, dengan uji 1 pihak maka diperoleh rtabel = 0,360. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel, dimana kaidah keputusannya adalah sebagai berikut : Jika r11 > ttabel berarti reliabel, sedangkan Jika r11 < ttabel berarti tidak reliabel Hasil perhitungan uji realiabilitas (terlampir) kedua variabel adalah sebagai berikut :

JURNAL

26

Variabel Variabel X (disintegrasi kehidupan sosial)

r11 0,407

rtabel 0,360

Kesimpulan Reliabel r11 > rtabel

Variabel Variabel Y (konflik sosial)

r11 0,483

rtabel 0,360

Kesimpulan Reliabel r11 > rtabel

3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik komunikasi tidak langsung, dimana komunikasi dengan subjek penelitian dilakukan melalui perantara suatu instrumen. Adapun instrumen yang dipergunakan adalah angket atau questioner. Menurut Sugiyono (2011: 199) questioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk menjaga kerahasiaan isi angket yang diisi oleh responden, maka penelitian ini menggunakan angket tertutup artinya, responden diberikan kesempatan untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang disediakan. Dalam penyusunan alat pengumpul data, kami berpedoman pada ruang lingkup variabel-variabel yang terkait. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka dibutuhkan alat pengumpul data yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang bersangkutan. Secara umum teknik pengumpulan data dapat dikelompokan kedalam 2 teknik yaitu teknik secara langsung dan secara tidak langsung. Berdasarkan permasalahan dan metode yang digunakan dalam penelitian, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data tidak langsung. Maksudnya kami mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2011:199): Kuesioner merupakn teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
JURNAL 27

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan responden. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilihy 1 jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda checlist. Alasan kami menggunakan angket tertutup seperti yang telah dikemukakan diatas adalah sebagai berikut : a) Angket tertutup dapat mengumpulkan data dalam jangka waktu yang efisien

b) Responden memiliki kemudahan dan keleluasaan dalam menjawab setiap pernyataan yang diberikan oleh kami. c) Responden lebih mudah mengisi jawaban karena kami telah mencantumkan alternatfalternatif jawaban. d) Menghemat waktu, tenaga, dan biaya. e) Memudahkan dalam perhitungan dan analisis dari jawaban-jawaban 6yang terkumpul.

3.6 Analisis Data


Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah dikumpulkan memiliki arti dan selanjutnya dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti. Sebagaimana yang dikemukakan Winarno Surakhmad (1990: 109) sebagai berikut : Mengolah data adalah usaha yang konkrit yang membuat data itu berbicara, sebab betapapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematika yang baik, niscaya data itu tetap mempunyai bahan-bahan yang membisu seribu bahasa. Mengacu pada pendapat tersebut, maka untuk membuat data harus dilakukan langkahlangkah secara sistematik, sehingga pada akhirnya kami dapat menggunakan data-data tersebut untuk membuat kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.6.1 Seleksi Angket Pada tahap ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden, hal ini harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa data

JURNAL

28

yang terkumpul sudah memenuhi syarat untuk diolah. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a) Memeriksa semua angket dari responden apakah terkumpul atau belum b) Memeriksa apakah seluruh item pertanyaan telah dijawab sesuai dengan ketentuan . c) Memeriksa apakah data yang terkumpul dapat diolah. Angket yang terkumpul jumlahnya sama dengan pada saat penyebaran yaitu 105. Karena data yang terkumpul sejumlah 105 untuk melakukan uji homogenitas. Dan untuk pengolahan data yaitu sejumlah 97. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Rekapitulasi Hasil Seleksi Angket Uji Homogenitas Jenis Instrumen Angket Jumlah Tersebar 105 Terkumpul 105 Dapat Diolah 105

Rekapitulasi Hasil Seleksi Angket Uji Kecenderungan, Uji Normalitas, Uji Hipotesis

Jenis Instrumen Angket

Jumlah Tersebar 97 Terkumpul 97 Dapat Diolah 97

3.6.2 Klasifikasi Data Setelah angket diseleksi, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi data berdasarkan variabel penelitian untuk variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data selanjutnya.

JURNAL

29

3.6.3 Pengolahan Data a. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel populasi yang homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah uji homogenitas menurut Sugiyono (2009: 275) sebagai berikut: 1) Menghitung varians masing-masing kelompok (s2) 2) Mencari harga Fhitung yaitu dengan uji F dengan rumus :

Fhitung =

Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel (dk pembilang = n 1) dan (dk penyebut n 1), berdasarkan dk tersebut dan tingkat kepercayaan 95% maka akan diperoleh Ftabel dimana kaidah keputusannya sebagai berikut : Jika Fhitung > Ftabel berarti Tidak Homogen Jika Fhitung < Ftabel berarti Homogen

b. Menghitung Kecenderungan Umum Skor Responden dari Masing-masing Variabel dengan Rumus Weighted Means Score (WMS)

(Umar,2000: 164) Keterangan : Xi n = rata-rata skor responden = jumlah skor gabungan = jumlah responden

langkah-langkah dalam pengolahan WMS, adalah : a) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban b) Menghitung frekuensi dari setiap aklternatif jawabana yang dipilih c) Mencocokan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan dengan butir alternatif d) Menghitung skor total item untuk mencari rata-rata skor dengan mencocokan pada rumus pada rumus tersebut diatas
JURNAL 30

e) Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban f) Mengkonsultasikan total nilai skor rata-rata dengan mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variabel.

Konsultasi Perhitungan WMS Rentang Nilai 4.01 5.00 3.01 4.00 2.01 3.00 1.01 2.00 0.01 1.00 Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah

Sumber: Akdon dan hadi (2005: 39)

c. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor baku Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, digunakan rumus sebagai berikut (Akdon dan Sahlan, 2005: 86) :

Ti =

Keterangan : Ti = skor baku Xi = skor mentah S = standar deviasi X = rata-rata (mean) Untuk menggunakan skor mentah menjadi skor baku, terlebih dahulu perlu diketahui halhal sebagai berikut (Akdon dan Sahlan, 2005 : 86-87) : 1) Mencari skor terbesar dan terkecil 2) Menentukan Rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR) R = ST SR

JURNAL

31

3) Menentukan banyak kelas interval BK

BK = 1 + (3,3) Log 97
4) Menentukan panjang kelas

PK =

5) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan BK dan PK yang sudah diketahui 6) Menentukan rata-rata atau mean ( )

=
7) Menetukan standar Deviasi

8) Mengubah data ordinal menjadi data interval menggunakan rumus :

Ti =

d. Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui danmenenukan apakah pengolahan data mengetahui teknik. yang akan digunakan dalam pengolahan data,perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu menggunakan rumus Chi kuadrat (X)2. (Akdon, 2005:17) Keterangan : X2 : Kuadrat Chi yang dicari fo : Frekuensi hasil penelitian
JURNAL 32

menggunakan teknik statistika parametrik atau nonparametrik. Untuk

fe : frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah atau tahapan yang akan ditempuhdalam melakukan perhitungan uji normalitas (Akdon dan Hadi 2005:168) : 1) Mencari skor terbesar dan terkecil 2) Mencari nilai rentang (R), dengan rumus : R = Skor terbesar skor terkecil 3) Mencari Banyak Kelas (BK) Bk = 1+3,3 log n(rumus sturgess) 4) Menentukan Panjang kelas interval (i) yaitu rentangan (R) dibagi banyaknya kelas (BK) 5) Membuat tabulasi dengan table penolong 6) Mencari rata-rata dengan menggunakan rumus :

=
7) Simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus: 8) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelasinterval dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas intervalnya ditambah 0,5 9) Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus : Z= 10) Mencari luas O-Z dari daftar F 11) Mencari luas kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka O-Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangibaris ketiga dan begitu seterusnya. 12) Mencari frekuensi yang diharapkan (Fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n). 13) Mencari frekuensi hasil penelitian (Fo) dengan cara melihat jumlah setiap kelas interval Pada table distribusi frekuensi. 14) Mencari Chi Kuadrat dengan menjumlahhkan hasil perhitunggan. 15) Membandingkan X2hitung dengan X2 tabel.
JURNAL 33

3.6.4 Teknik Hipotesis Penelitian Setelah selesai pengolahan data kemudian melanjutkan dengan menguji hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut : a. Analisis Koefisien Korelasi Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dengan penelitian ini adalah statistik parametrik, yaitu teknik korelasi product mement. Hal ini didaasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal. Adapun untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y dengan rumus product moment (Sugiyono,2003:213) sebagai berikut : 1) Mencari koefisien korelasi dengan rumus Pearson Product Moment adalah sebagai beerikut : rhitung =
} }

(Akdon, 2005:144)

2) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh dari


Sugiyono (2009:257) sebagai berikut : Kriteria Harga Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000

Tingkat Hubungan
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

b. Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X (disintegrasi kehidupan sosial) terhadap variabel Y (konflik sosial) ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut : KD = r2 x 100% Keterangan : KD : nilai koefisien determinasi r2
:

dapat

(Akdon,2005:188)

nilai koefisien korelasi

JURNAL

34

c. Analisis Signifikasi Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh sebagai berikut :

thitung =

(Akdon 2005:144) Keterangan : t = Harga T yang dicari r = Koefisien Korelasi n = Banyaknya Data Dalam menafsirkan makna hubungan variabel X terhadap variabel Y harga thitung dibandingkan dengan dk = (n-2)dan taraf tingkat kepercayaan 95%. kriteria pengujian yaitu : 1) Apabila thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2) Apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

d. Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi digunakan untuk memprediksi sejauh mana nilai varian pada variabel Y (Konflik Sosial) dipengaruhi oleh nilai varian variabel X (Disintegrasi Kehidupan Sosial) rumus yang digunakan adalah : = + bX = + bX (Sugiyono,2010:262) Keterangan : = Harga-harga variabel Y yang diramalkan a = Harga garis regresi yaitu apabila X = d b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada X jika satu unit perubahan terjadi pada X = Harga-harga pada variabel X

Untuk mencari harga a dan b dicari dengan rumus dari (Sugiyono, 2010:266-277)

JURNAL

35

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Angket penelitian Angket sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini instrumen pernyataan tediri dari dua bagian. Bagian pertama untuk mengumpulkan data mengenai disintegrasi kehidupan sosial dan kedua untuk mengumpulkandata tentang konflik sosial.

4.1.2. Seleksi Angket Seleksi data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana data tersebut memenuhi persyaratan untuk diolah berdasarkan ketentuan yang ada. Kami memeriksa kelengkapan angket yang terkumpul setelah disebarkan yaitu dengan cara menghitung jumlah angket yang telah terkumpul. Data atau angket yang telah disebar di Kampung Cisero dan Cibeureum, sebelumnya angket tersebut telah mengalami uji coba untuk mengetahui tingkat validitas dan tingkat realibilitasnya. Hasil pemeriksaan dan penyeleksian data yang telah terkumpul, menunjukan bahwa seluruh angket yang disebar telah terkumpul kembali. a. Angket yang terkumpul jumlahnya sama dengan pada saat penyebaran yaitu 105 angket. Data tersebut yang terkumpul untuk melakukan uji homogenitas, dan untuk melakukan pengujian uji kecenderungan, uji normalitas, dan uji hipotesis yaitu sejumlah 97. b. Semua angket diseleksi dan semuanya telah terisi dengan lengkap. c. Angket diisi oleh responden, sesuai dengan kriteria jawaban semua data dan semua data yang ada layak untuk diolah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Rekapitulasi Hasil Seleksi Angket Uji Homogenitas Jenis Instrumen Angket Jumlah Tersebar 105 Terkumpul 105 Dapat Diolah 105

JURNAL

36

Rekapitulasi Hasil Seleksi Angket Uji Kecenderungan, Uji Normalitas, Uji Hipotesis

Jenis Instrumen Angket

Jumlah Tersebar 97 Terkumpul 97 Dapat Diolah 97

Analisis data menjelaskan mengenai pemeriksaan dan penyeleksian data setelah dilakukan penyebaran dan pengumpulan angket. Kemudian dilanjutkan dengan pengklasifikasian data yang didasarkan pada variabel penelitian.

4.1.3. Klasifikasi Data Setelah angket diseleksi, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi data berdasarkan variabel penelitian untuk variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data selanjutnya.

4.1.4. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel populasi yang homogen atau tidak homogen.

a. Uji Homogenitas Variabel X (Disintegrasi Kehidupan sosial) Adapun langkah-langkah uji homogenitas menurut Sugiyono (2009: 275) sebagai berikut : 1) Menghitung varians masing-masing kelompok (S2) Dari tabel data variabel X (terlampir) diketahui untuk variansi masing-masing kelompok variabel X sebagai berikut : Keterangan n s s2
JURNAL

Variabel X 8 69 1.08 850.58

Variabel X 97 24.89 13.82 190.94


37

2) Mencari harga Fhitung yaitu dengan uji F dengan rumus : Fhitung =

Fhitung =

Fhitung = Fhitung = 4,45 Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel dk pembilang = n 1 = 97 1 = 96 (untuk varian terbesar), dk penyebut = n 1 = 8 1 = 7 (untuk varian terkecil) tingkat kepercayaan 95%, maka dicari pada tabel Ftabel = 5,75 , ternyata harga Fhitung 4,45 < 5,75 daripada Ftabel. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa varian antara variabel X dan variabel Y adalah Homogen. Setelah kedua variabel tersebut dinyatakan homogen maka analisi pengujian dapat dilanjutkan yaitu dengan menggunakan data yang dapat diolah sejumlah 97 data.

b. Uji Homogenitas Variabel Y (Konflik Sosial) Adapun langkah-langkah uji homogenitas menurut Sugiyono (2009: 275) sebagai berikut : 1) Menghitung varians masing-masing kelompok (S2) Dari tabel data variabel Y (terlampir) diketahui untuk variansi masing-masing kelompok variabel Y sebagai berikut : Keterangan n s s2 Variabel Y 8 70.66 30.58 934.33 Variabel Y 97 23.95 14.46 209.19

2) Mencari harga Fhitung yaitu dengan uji F dengan rumus : Fhitung =

JURNAL

38

Fhitung =

Fhitung = Fhitung = 4,46 Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel dk pembilang = n 1 = 97 1 = 96 (untuk varian terbesar), dk penyebut = n 1 = 8 1 = 7 (untuk varian terkecil) tingkat kepercayaan 95%, maka dicari pada tabel Ftabel = 5,75 , ternyata harga Fhitung 4,46 < 5,75 daripada Ftabel. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa varian antara variabel X dan variabel Y adalah Homogen. Setelah kedua variabel tersebut dinyatakan homogen maka analisi pengujian dapat dilanjutkan yaitu dengan menggunakan data yang dapat diolah sejumlah 97 data.

4.1.5. Kecenderungan Umum (Skor Rata-Rata) Responden Untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban dari semua responden pada setiap item pernyataan dan variabel, berikut ini disajikan hasil pengolahan uji rata-rata untuk masingmasing variabel. a. Kecenderungan Umum Skor Responden variabel X Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan WMS uji kecenderungan tersebut, maka kecenderungan rata-rata disintegrasi kehidupan sosial adalah Hasil Perhitungan Rata-Rata Variabel X Disintegrasi Kehidupan Sosial
Kategori No item F 1 2 3 4 5 6 97 71 77 41 50 56 3 x 291 213 231 123 150 168 F 0 24 14 28 29 34 2 X 0 48 28 56 58 68 F 0 2 6 28 18 7 1 x 0 2 6 28 18 7 291 263 265 207 226 243 Jumlah Ratarata 3.00 2.71 2.73 2.13 2.33 2.50

JURNAL

39

7 8 9 10

36 69 48 66

108 207 138 198

41 20 14 22

82 40 28 44

20 8 37 9

20 8 37 9

210 255 203 251

2.16 2.63 2.09 2.59 2.49

Rata-Rata Keseluruhan

Konsultasi hasil perhitungan uji rata-rata yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut : Konsultasi Perhitungan WMS Rentang Nilai 4.01 5.00 3.01 4.00 2.01 3.00 1.01 2.00 0.01 1.00 Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah

Sumber: Akdon dan hadi (2005: 39)

Dari data yang ditunjukan pada tabel diatas dapat diketahui dan ditarik kesimpulan bahwa variabel X mempunyai skor rata-rata sebesar 2,49 skor nilai tersebut jika dikonsultasikan dengan tabel konsultasi uji rata-rata diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum gambaran variabel X pada kelompok tersebut tergolong Cukup.

b. Kecenderungan Umum Skor Responden Variabel Y (Konflik Sosial) Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan WMS uji kecenderungan tersebut, maka kecenderungan rata-rata konflik sosial adalah Hasil Perhitungan Rata-Rata Variabel Y Konflik Sosial
Kategori No item F 1 2 3 4 JURNAL 96 47 47 69 3 x 288 141 141 207 f 1 19 36 21 2 X 2 38 72 42 F 0 31 14 7 1 x 0 31 14 7 290 210 227 256 Jumlah Ratarata 2.98 2.16 2.34 2.63 40

5 6 7 8 9 10

10 28 61 53 84 66

30 84 183 159 252 198

28 41 28 26 4 28

56 82 56 52 8 56

59 28 8 18 9 3

59 28 8 18 9 3

145 194 247 229 269 257

1.49 2.00 2.54 2.36 2.77 2.64 2.39

Rata-Rata Keseluruhan

Dari data yang ditunjukan pada tabel diatas dapat diketahui dan ditarik kesimpulan bahwa variabel Y mempunyai skor rata-rata sebesar 2.39 skor nilai tersebut jika dikonsultasikan dengan tabel konsultasi uji rata-rata diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum gambaran variabel Y pada kelompok tersebut tergolong Cukup. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata variabel X dan variabel Y berdasarkan perhitungan uji kecenderungan rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut. Skor Rata-Rata Perhitungan Uji Kecenderungan Rata-Rata Variabel X (disintegrasi kehidupan sosial) Y (Konflik sosial) Rata-Rata 2,49 2,39 Kriteria Cukup Cukup

4.1.6. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, digunakan rumus sebagai berikut (Akdon dan Sahlan, 2005: 86) :

Ti =

a. Skor Mentah Disintegrasi Kehidupan Sosial (variabel X) Skor Mentah Angket Variabel X SKOR MENTAH VARIABEL X (DISINTEGRASI KEHIDUPAN SOSIAL) 26 25 26 24 24 26 25 25 25 27 19 18 24 27 25 25 24 19 24 22 27 27 27 25 25 27 30 27 30 21

JURNAL

41

25 25 24 24 24 24 24

26 26 26 28 24 24 25

23 26 24 22 27 24 30

16 22 30 29 28 22 25

19 24 23 27 27 28 28

24 23 16 22 30 23 26

24 25 28 26 21 26 25

28 24 21 24 22 27 27

27 24 30 22 27 27 25

23 27 26 25

Skor variabel X, didapat dengan rumus :

Ti =

Contoh penyelesaian data mentah variabel X responden 1 adalah sebagai berikut Ti = = 50+10 = 53,74 = 54

Dengan prosedur yang sama, maka data skor mentah variabel X (Disintegrasi Kehidupan Sosial) berubah menjadi data skor baku, seperti terlihat pada tabel berikut : Skor Baku Variabel X SKOR BAKU 54 50 54 50 50 47 47 47 47 47 47 47 54 54 54 54 61 47 47 50 50 50 50 43 54 47 40 57 47 68 57 29 26 19 40 68 64 61 40 50 47 57 50 29 47 43 57 57 61 61 50 47 29 47 43 19 40 68 43 54 47 40 57 47 50 61 54 36 54 50 57 57 50 61 47 36 47 40 57 57 50 57 68 57 47 68 40 57 57 50 57 68 36 43 57 54 50

JURNAL

42

b. Skor Mentah Konflik Sosial (variabel Y) Skor Mentah Angket Variabel Y SKOR MENTAH VARIABEL Y (KONFLIK SOSIAL) 23 19 22 25 24 26 22 26 22 23 22 18 30 25 25 25 22 26 25 24 27 23 20 30 25 22 28 25 24 24 27 25 24 22 26 22 21 18 17 17 18 22 22 20 21 30 22 20 24 21 25 19 27 28 26 21 26 25 25 26 20 21 23 27 27 25 28 24 21 24 22 27 27 25 27 20 28 25 27 27 25 30 25 25 26 23 23 21 26 28 25 26 25 22 21 21 26

Skor baru variabel Y, didapat dengan rumus :

Ti =

Contoh penyelesaian data mentah variabel Y responden 1 adalah sebagai berikut Ti = = 50+10 = 46,62 = 47

Dengan prosedur yang sama, maka data skor mentah variabel Y (Konflik Sosial) berubah menjadi data skor baku, seperti terlihat pada tabel berikut : Skor Baku Variabel Y SKOR BAKU 47 33 43 53 50 57 43 43 29 70 53 53 53 43 60 47 36 70 53 43 63 60 53 50 43 57 43 40 29 43 43 36 40 70 43 53 33 60 63 57 40 57 36 40 47 60 60 53 63 43 60 60 53 60 36 63 53 70 53 53 57 47 47 53 57 53 43 40 40 57

JURNAL

43

57 43 47

57 53 50

53 50 50

29 26 26

36 43 40

53 53 57

50 40 50

53 60 60

40 57 63

4.1.7. Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan teknik statistik parametrik atau nonparametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu menggunakan rumus Chi Kuadrat (X)2.

(Akdon, 2005: 171)

a. Distribusi Data Variabel X (Disintegrasi Kehidupan Sosial) Berdasarkan hasil perhitungan skor baku variabel X (Disintegrasi Kehidupan Sosial) diperoleh nilai rata-rata perhitungannya diantaranya adalah : 1) Rentang (R) 2) Banyaknya Kelas (BK) 3) Panjang Kelas (PK) 4) Rata-Rata atau Mean 5) Simpangan baku (S) Dengan menggunakan X
2

= 49 =8 =6 = 50,17 = 9,02
hitung

< X2tabel derajat kebebasan (dk) = dk 1 = 8-1 = 7 pada

tingkat kepercayaan 95%. Maka diperoleh hasil X2hitung 38 dan X2tabel 14,067. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : 1) Jika X2hitung > X2tabel artinya distribusi data tidak normal 2) Jika X2hitung < X2tabel artinya distribusi data normal Dengan demikian 38 < 14,067 yang artinya X2hitung < X2tabel sehingga data variabel X (Disintegrasi Kehidupan Sosial) berdistribusi tidak normal (hasil perhitungan terlampir) Uji Normalitas Variabel X 50,17 S 9,02 X2hitung 38 X2tabel 14,067 Kesimpulan Tidak Normal

JURNAL

44

b. Distribusi Data Variabel Y (Konflik Sosial) Berdasarkan hasil perhitungan skor baku variabel Y (Konflik Sosial) diperoleh nilai ratarata perhitungannya diantaranya adalah : 1) Rentang (R) 2) Banyaknya Kelas (BK) 3) Panjang Kelas (PK) 4) Rata-Rata atau Mean 5) Simpangan baku (S) = 44 =8 =5 = 50,08 = 10,04

Dengan menggunakan X2hitung < X2tabel derajat kebebasan (dk) = dk 1 = 8-1 = 7 pada tingkat kepercayaan 95%. Maka diperoleh hasil X2hitung 20,498 dan X2tabel 12,592. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : 1) Jika X2hitung > X2tabel artinya distribusi data tidak normal 2) Jika X2hitung < X2tabel artinya distribusi data normal Dengan demikian 20,498 < 12,592 yang artinya X2hitung < X2tabel sehingga data variabel Y (Konflik Sosial) berdistribusi normal (hasil perhitungan terlampir) 50,08 S 10,04 X2hitung 20,498 X2tabel 12,592 Kesimpulan Tidak Normal

Rekapitulasi hasil Uji Normalitas Harga Uji Normalitas Variable X2hitung 38 20,498 X2tabel 14,067 12,592 Tingkat Kepercayaan 95 % 95 % Tidak Normal Tidak Normal Kesimpulan

X Y

Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil uji normalitas antara variabel X (Disintegrasi kehidupan Sosial) dan variabel Y (Konflik Sosial) dapat disimpulkan bahwa data kedua variabel tersebut berdistribusi tidak normal.

JURNAL

45

4.1.8. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat apakah hipotesis telah dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Hipotesis yang dirumuskan adalah Disintegrasi Kehidupan Sosial.

a. Analisis Koefisien Korelasi Analisis Koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dengan penelitian ini adalah statistik parametrik, yaitu teknik korelasi Pruduct Moment. Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal. Adapun untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y dengan rumus Produt Moment adalah sebagai berikut :

rhitung =

a) Mencari koefisien korelasi (r) antara variabel X dan Y yang sudah diketahui : n X Y X
2

= 97 = 4838 = 4808 = 250660 = 248128

Y2

XY = 240081

rhitung = rhitung = rhitung =

} }

rhitung = 0,029

JURNAL

46

b) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh dari sugiyono (2009:257)

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40 0,59 0,60 0,799 0,80 1.000 Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Berdasarkan perhitungan korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,029. Dan jika diklasifikasikan berdasarkan interpretasi korelasi diatas maka termasuk dalam kategori sangat rendah. Artinya bahwa tingkat hubungan antara Disintegrasi Kehidupan Sosial Terhadap Konflik Sosial Masyarakat Kampung Cisero dan Cibereum

b. Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X (Disintegrasi kehidupan Sosial) dan variabel Y (Konflik Sosial) dapat digunakan dengan rumus koefisien determinian berikut: KD = r2 x 100% KD = 0,0292 x 100% KD = 0,0841 x 100% KD = 8,41%

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Y dipengaruhi oleh variabel X sebesar 8,41%. Hal ini menunjukan bahwa, disintegrasi kehidupan sosial (Variabel X)

memberikan pengaruh terhadap konflik sosial (Variabel Y) sebesar 8,41% dan sisanya sebanyak 91,59% oleh faktor lain.

JURNAL

47

c. Analisis Signifikasi Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi antara variabel x dan variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh senagai berikut:

thitung = thitung = thitung = thitung = 2,83


(Akdon,2005:144)

Dalam menafsirkan makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, harga thitung dibandingkan dengan ttabeldengan dk = (n-2) dan taraf tibngkat kepercayaan 95%. Diperoleh ttabel dengan dk = 97-2 = 95 sebesar 1,984. Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,83. Sesuai dengan kriteria pengujiannya yaitu hipotrsis alternatif diterima apabila t hitung lebih besar dibanding ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima maka koefisien korelasi yang telah diperoleh adalah positif dan signifikan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara variabel X dan variabel Y.

d. Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi sejauh mana niali varian pada variabel Y (konflik sosial) dipengaruhi oleh nilai varian variabel X (Disintegrasi Kehidupan Sosial) rumus yang digunakan adalah: = a+ bX

(Sugiyono, 2010:262)
= Harga-harga variabel Y yang diramalkan a = Harga garis regresi yaitu apabila x = d b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada x jika satu unit perubahan terjadi pada x X = Harga-harga pada variabel x Untuk mengetahui Disintegrasi kehidupan sosial terhadap konflik sosial = a+ bX

JURNAL

48

Dengan:
( )

Dan

Berikut iniadalah data dari variabel Disintegrasi Kehidupan Sosial (X) dan variabel Konflik Sosial (Y) dari hasil perhitungan diperoleh: n X Y X2 Y
2

= 97 = 4838 = 4808 = 250660 = 248128

XY = 240081

Sehingga didapatkan nilai a dan b sebagai berikut:


( )

Dan

48,09

Diperoleh model regresi sebagai berikut:

0,03

Diperoleh model regresi = + bX = 48,09 + 0,03X Dari persamaan diatas maka dapat diketahui bahwa jika ada perubahan satu unit pada variabel X maka akan diikuti oleh perubahan variabel Y sebesar 0,03
JURNAL 49

= 48,09 + 0,03X Berdasarkan persamaan regresi antara variabel X (Disintergrasi Kehidupan Sosial) dan variabel Y (konflik Sosial) tersebut, konstanta yang diperoleh sebesar 48,09. Disamping itu persamaan ini memiliki hubungan positif, artinya jika terjadi perubahan satu unit variabel X akan diikuti pula oleh perubahan variabel Y sebesar 0,03.

4.2. Pengertian Kehidupan Sosial, Disintegrasi, dan Konflik sosial Sosial berarti masyarakat. Kehidupan sosial berarti kehidupan masyarakat. Mengingat kehidupan masyarakat adalah sistem, maka kehidupan sosial dikenal juga dengan istilah sistem sosial. Sistem sosial yaitu bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan serta harus ada individu-individu yang berkumpul bersama dalam satu wilayah tertentu dan ada norma atau aturan yang mengatur hubungan diantara individuindividu itu. Pada suatu wilayah terkadang akan terjadi suatu disintegrasi kehidupan sosial dimana suatu keadaan orang-orang di dalam masyarakat tidak dapat lagi menjalin kerukunan dan kebersamaan, melainkan saling bertikai dan saling menghancurkan sehingga terjadi perpecahan dalam kehidupan sosial, yang akan melahirkan konflik sosial. Secara umum konflik sosial dapat diartikan sebagai pertentangan antara anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Dalam sosiologi, konflik sosial merupakan gambaran tentang terjadinya percekcokan, perselisihan, ketegangan atau pertentangan sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan yang muncul dalam kehidupan masyarakat, baik perbedaan secara individual maupun perbedaan kelompok. Faktor terjadinya konflik sosial tersebut yaitu perbedaan individu dalam masyarakat, perbedaan pola kebudayaan, perbedaan status sosial, perbadaan kepentingan, dan adanya perubahan sosial pada masyarakat tersebut. Dalam konflik sosial yang terjadi pada masyarakat ada berbagai bentuk konflik sosial yang terjadi. Salah satunya adalah konflik sosial yang kami bahas yaitu konflik kelompok. Konflik kelompok adalah konflik yang terjadi karena adanya pertentangan antara dua kelompok dalam masyarakat.

4.3. Penyebab Disintegrasi terhadap Konflik Sosial Terjadinya disintegrasi terhadap konflik sosial tersebut disebabkan oleh ketidaksaman tujuan antara anggota suatu kelompok sehingga tidak ada keterpaduan, karena menurunnya wibawa tokoh-tokoh pemimpin kelompok serta berkurangnya fungsi sanksi sebagaimana
JURNAL 50

mestinya yang berakibat pada sebagian besar anggota kelompok tidak mematuhi normanorma yang berlaku sehingga memunculkan konflik sosial. Serta konflik sosial dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya atau kekayaan alamnya berlimpah atau berlebih, sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi. Disintegrasi ini juga terjadi karena kurangnya rasa cinta masyarakat terhadap wilayahnya sendiri, dan masyarakat kurang menanamkan nilai-nilai pancasila yang menjadi pedoman hidup warga Indonesia dan juga tidak tegasnya supremasi hukum di Indonesia.

4.4. Cara atau Upaya Menanggulangi Disintegrasi Tehadap Konflik Sosial yang Terjadi di masyarakat a. Menanamkan nilai-nilai pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air, dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan dikalangan masyarakat. b. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primordialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan agar tidak terjadi KKN. c. Meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi usaha-usaha pemecah belahan dari anasir luar dan kaki tangannya. d. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir pancasila dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan pada ideologi bangsa. e. Membentuk satuan sukarela yang terdiri atas unsur masyarakat, TNI dan PORLI dalam mengurangi separatis.

JURNAL

51

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Konflik yang terjadi sesungguhnya merupakan hal yang melelahkan, bahkan bagi orang yang sekedar mendengarnya. Namun, kelelahan itu sering diatasi dengan mencari energi baru dengan jalan memusuhi pihak lain. Pada sisi lain, banyak cara untuk mendapatkan energi baru dan menggunakannya untuk membangun ke arah yang positif. Persoalannya, begitu terlibat dalam konflik sepertinya tidak ada lagi jalan untuk kembali dan menyelesaikannya, terlebih ketika pihak-pihak yang terlibat makin banyak termasuk pihak-pihak yang seharusnya menangani konflik, seperti pemerintahaan dan lembaga-lembaga nonpemerintah. Dalam kondisi yang demikian seharusnya masih ada sedikit kearifan yang dipelajari dan dipetik. Dalam mitos-mitos dan juga sejarah perang selalu ada kearifan di baliknya, misalnya ketika Nabi Muhammad SAW yang dicemooh oleh orang Yahudi tidak berbalik membalasnya malah Beliau berbuat baik terhadap orang Yahudi tersebut. Hal seperti itu sesungguhnya tidak ideal sama sekali, namun masih lebih baik dari pada bentrokan antar dua kampung dan mempertontonkan kekerasan dengan rasa bangga. Disinilah pentingnya mencari titik untuk berhenti berkonflik. Ketika titik itu belum ditemukan, sulit berharap penyelesaiannya lebih lanjut dilakukan. Namun dengan kesungguhan kita, pasti penyelesaiannya bisa kita dapatkan.

5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan tinjauan pustaka yang dikemukakan pada bab terdahulu, peneliti akan mengemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Dosen : Supaya dosen bisa mengembangkan atau memberikan rasa kesadaran terhadap lingkungan sekitarnya agar tidak terjadi sebuah masalah seperti di atas. Dan bisa membimbing mahasiswa-mahasiswanya agar tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan nili-nilai yang tertanam dalam pancasila.

2. Bagi Intasi/Dinas : Hendaknya melaksanakan penyuluhan tentang penanaman nilai-nilai pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air, dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan
JURNAL 52

dikalangan masyarakat agar mereka bertambah wawasannya agar tidak terjadi kesempatan untuk berkembangnya primordialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan agar tidak terjadi KKN. Serta meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi usahausaha pemecah belahan dari anasir luar dan kaki tangannya. 3. Bagi Pembuat jurnal Kami lebih bermawas diri akan kejadian yang ada disekitar dan tidak menanggapi usahausaha pemecahbelahaan. Dan semoga jurnal ini bermanfaat bagi semua kalangan.

JURNAL

53

DAFTAR PUSTAKA
http://degung-wira.blogspot.com/2012/06/disintegrasi-sebagai-dampak-dari.html pada tanggal 12/01/2013) (diunduh

Waluya Bagja. 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: PT Setia Purna Inves. Drs. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M. A. Dan Drs. Yadi Ruyadi, M. Si.,. 2000. Panduan Menguasai Sosiologi 2. Bandung: Ganeca Exact. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120109042337AAbTOss (diunduh pada tanggal 17/01/2013) http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=74&cad=rja&ved= 0CFYQFjADOEY&url=http%3A%2F%2Frepository.unhas.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle% 2F123456789%2F1060%2FBAB%2520II.docx%3Fsequence%3D2&ei=G4b3UK_hI8K8rAe 7sYFY&usg=AFQjCNGcmkjG6TmtLJHPtGVcgUdLksC7Iw&sig2=GRB8_65jlY8nPleRE7cd Dg&bvm=bv.41018144,d.bmk (diunduh pada tanggal 17/01/2013) http://carapedia.com/pengertian_definisi_masyarakat_menurut_para_ahli_info488.html (diunduh pada tanggal 15/01/2013) Tim MKP. 2008. Sosiologi untuk SMA/MA Semester 2. Gumpang, Kartasura: CV. Media Karya Putra. Drs, Didin Badruddin-Drs. Wawan Muwardin. 1994. Intisari Sosiologi SMU Kelas 2 dan 3. Bandung: Pustaka Setia. http://definisimu.blogspot.com/2012/11/definisi-sosial.html 17/01/2013) (diunduh pada tanggal

Winataputra Udin S. 2007. Media dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Akdon dan Hadi, Sahlan (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & menejemen. Bandung: Dewa Ruchi. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sugiyono. (1994). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

JURNAL

54

Sumber Data Jumlah Penduduk Cisero dan Cibeureum: Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Tim MKP. 2008. Sosiologi untuk SMA/MA Semester 2. Gumpang, Kartasura: CV. Media Karya Putra. http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=618c54541d3a4352 26/02/2013) http://Arti.blog.fisip.uns.ac.id (diunduh pada tanggal 27/02/2013) http://Diahkei.staff.ugm.ac.id (diunduh pada tanggal 27/02/2013) Drs. Yadi Ruyadi, M. Si., Drs. Bunyamin Maftuh, M. Pd., M. A., dan Dra. Hj. Ike Pramudiatie. 2000. Panduan Menguasai Sosiologi 2 untuk SMU/MA Kelas III Caturwulan 1, 2, dan 3. Bandung : Ganeca. M. Sitorus. 2000. Berkenalan dengan Sosiologi 2 untuk SMU Kelas 3. Jakarta : Erlangga Kamanto Sunarto. 1993. Pengantar Sosiologi I. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Drs. Andreas Soeroso, M. S. ,. 2008. Sosiologi 2 SMA Kelas XI. Jakarta : Quadra. (diunduh pada tanggal

JURNAL

55

You might also like