You are on page 1of 59

GUBERNUR BENGKULU

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

2011

GUBERNUR BENGKULU

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

Pemerintah Provinsi Bengkulu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 2011

DAFTAR ISI

BAB I.

PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------1.1. Latar Belakang -----------------------------------------------------------------1.2. Dasar Hukum Penyusunan RKPD ------------------------------------------1.3. Hubungan Antar Dokumen -------------------------------------------------1.4. Sistematika Dokumen RKPD ------------------------------------------------1.5. Maksud Dan Tujuan -----------------------------------------------------------EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2011 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN --------------------------------2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah -----------------------------------------2.1.1. Aspek Geografi Dan Demografi ---------------------------------2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ------------------------------2.1.3. Aspek Pelayanan Umum -----------------------------------------2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah ----------------------------------------2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan Dan Realisasi RPJMD ----------------------------------------------2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah ------------------------------------2.3.1. Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Daerah ---------------2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah --------------------------------------------RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH -------------------------------------------------------------------3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah -----------------------------------------3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2010 Dan Perkiraan Tahun 2011 ----------------------------------------------------------3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2012 Dan Tahun 2013 ---------------------------------------------3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah-----------------------------------------3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan ---3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah -----------------------------PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ------------------------4.1. Tujuan Dan Sasaran Pembangunan ---------------------------------------4.2. Prioritas Dan Pembangunan ------------------------------------------------RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS PROVINSI BENGKULU PENUTUP ----------------------------------------------------------------------------------i

Hal. 1 1 2 3 4 4 6 6 6 8 11 18 23 25 26 27 32 32
32 34

BAB II.

BAB III.

34 34 36 38 38 42 44 154

BAB IV.

BAB V. BAB VI.

ii

GUBERNUR BENGKULU
PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BENGKULU, Menimbang
: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, maka Pemerintah Provinsi Bengkulu menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2012 sebagai penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2011-2015; b. bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012 memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun sumber-sumber lain, dengan mendorong partisipasi masyarakat, yang disusun berdasarkan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu; c. bahwa sesuai ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mengatur bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah;

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu ditetapkan Peraturan Gubernur Bengkulu tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012.

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1969 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 34, Tambahan Lambaran Negara Republik Indonesia Nomor 2854); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014; 16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 19. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 20. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2007 Nomor 6); 21. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 4 ); 22. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Bengkulu (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 5); 23. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Bengkulu (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2008 Nomor 8); 24. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 20010 Nomor 6);

25. Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2011 Nomor 4 Tahun 2011 ). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR BENGKULU TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. 2. 3. Daerah adalah Provinsi Bengkulu; Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah di Provinsi Bengkulu; Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bengkulu sebagai unsur pelaksana pemerintahan daerah di Provinsi Bengkulu; 4. 5. 6. 7. 8. 9. Gubernur adalah Gubernur Bengkulu; Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu; Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota dalam lingkup Provinsi Bengkulu; Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Unit Kerja Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang Daerah; BAPPEDA adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu; Kepala Badan adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu; 10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan Provinsi Bengkulu untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, yang memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang Provinsi Bengkulu;

11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu yang selanjutnya disebut RPJM Daerah adalah rencana pembangunan Daerah yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun; 12. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah atau RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk 1 (satu) tahun; 13. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk periode 1 (satu) tahun; 14. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut RENJA SKPD adalah rencana pembangunan tahunan SKPD yang merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun; 15. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut RKA SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu SKPD, serta pagu anggaran sementara didasarkan atas Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS); 16. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disebut Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah di Provinsi Bengkulu. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 (1) RKPD Tahun 2012 adalah Dokumen Perencanaan Daerah Provinsi Bengkulu untuk periode 1 (satu) tahun yaitu tahun 2012 yang dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember 2012; (2) RKPD Tahun 2012 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP yang memuat isu strategis pembangunan berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya, kerangka ekonomi Daerah, prioritas program dan kegiatan pembangunan yang pendanaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Pinjaman/Hibah Luar Negeri, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan dana lainnya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh untuk mendorong partisipasi masyarakat;

BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 (1) RKPD Tahun 2012 dimaksudkan sebagai : a. c. Pedoman Penyusunan Renja-SKPD; Pedoman penyusunan Kebijakan Umum, PPAS, dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2012; d. Acuan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun RKPD Tahun 2012. (2) Penyusunan RKPD Tahun 2012 bertujuan untuk mewujudkan sinergitas pelaksanaan pembangunan Daerah antarwilayah, antarsektor pembangunan, dan antartingkat pemerintahan, serta mewujudkan efisiensi alokasi sumberdaya. BAB IV RKPD PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 Bagian Pertama Dokumen RKPD Pasal 4 (1) RKPD Tahun 2012 disusun dalam Dokumen Perencanaan Daerah Provinsi Bengkulu dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI : PENDAHULUAN : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH : PENUTUP b. Bahan penyusunan RKA-SKPD;

(2) Uraian lebih lanjut Dokumen RKPD Tahun 2012 sebagaimana dimaksud ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Bagian Kedua Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Pasal 5 Dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2012: a. b. Pemerintah Provinsi Bengkulu menggunakan RKPD Tahun 2012 sebagai bahan pembahasan Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran dengan DPRD; SKPD menggunakan RKPD Tahun 2012 sebagai bahan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD dengan DPRD. Pasal 6 (1) Kepala BAPPEDA melakukan penelaahan terhadap kesesuaian RKA-SKPD hasil pembahasan dengan DPRD dan RKPD Tahun 2012; (2) Dalam hal RKPD Tahun 2012 tidak sesuai dengan RKA-SKPD hasil pembahasan bersama DPRD, Pemerintah Provinsi Bengkulu menggunakan RKPD Tahun 2012 hasil pembahasan dengan DPRD sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 huruf a di atas. Bagian Ketiga Evaluasi dan Pelaporan Pasal 7 (1) Setiap SKPD menyusun laporan kinerja triwulan dan tahunan atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang berisi uraian tentang keluaran kegiatan dan indikator kinerja masing-masing program; (2) Laporan Kinerja triwulan dan tahunan menjadi bahan Kepala BAPPEDA untuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap usulan rencana kerja dan anggaran yang diajukan oleh SKPD pada tahun anggaran berikutnya; (3) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala BAPPEDA per triwulan, dan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak berakhirnya triwulan pada tahun anggaran yang bersangkutan.

BAB V PENUTUP Pasal 8 Dalam pelaksanaan Peraturan Gubernur ini harus sesuai dan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bengkulu.

Ditetapkan di Bengkulu Pada Tanggal 05 Juli 2011 Plt. GUBERNUR BENGKULU,

H. JUNAIDI HAMSYAH

Diundangkan di Bengkulu Pada Tanggal 05 Juli 2011 SEKRETARIS DAERAH

Drs. H. ASNAWI. A. LAMAT, M.Si BERITA DAERAH PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 NOMOR 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengamanatkan bahwa setiap daerah diwajibkan untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah untuk jangka panjang 20 tahun (RPJPD), rencana pembangunan jangka menengah 5 tahun (RPJMD), dan rencana pembangunan jangka pendek 1 tahun (RKPD). Sebagai suatu dokumen resmi perencanaan daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan. RKPD merupakan penjabaran RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Substansi RKPD memuat program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan dokumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja (RENJA) SKPD untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara pararel dan sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan RENJA-SKPD yang merupakan penjabaran Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012 merupakan pelaksanaan tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu 2011-2015.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan RKPD Kewajiban daerah untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai dasar dan acuan penyusunan RAPBD diamanatkan melalui beberapa peraturan perundangan, antara lain: 1. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; dan 10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2010 Nomor 6). 1.3. Hubungan Antar Dokumen RKPD tahun 2012 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional untuk kurun waktu satu tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu. RKPD merupakan penjabaran RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2010-2015 dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasioanal Tahun 2010 2014 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012 serta berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2005-2025. Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi Dan Kabupaten/Kota serta dengan Provinsi yang berbatasan. Oleh karenanya, substansi RKPD Tahun 2012 harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat Pusat dan dokumen perencanaan tingkat Provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan di Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu sehingga terjadi sinergitas perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

1.4. Sistematika Dokumen RKPD Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012 disajikan berdasarkan Lampiran V Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan RKPD, dasar hukum penyusunan, hubungan antara dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan RPJMD serta maksud dan tujuan penyusunan RKPD. BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum kondisi daerah, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD selama ini serta permasalahanpermasalahan dalam pembangunan selama ini. BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab ini menjelaskan mengenai arah kebijakan ekonomi daerah dan arah kebijakan keuangan daerah Provinsi Bengkulu. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Bab ini menjelaskan mengenai tujuan dan sasaran pembangunan serta prioritas pembangunan. BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan pembangunan Provinsi Bengkulu untuk Tahun Anggaran 2012. BAB VI PENUTUP Menguraikan tentang hal-hal pokok yang termuat dalam keseluruhan dokumen RKPD, sebagai pedoman bagi semua pihak dalam memfungsikan RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku 1.5. Maksud Dan Tujuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun dan 4

ditetapkan dengan maksud sebagai acuan bagi daerah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2012. Dalam hal ini, Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUAPBD) serta penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Pelafon Anggaran Sementara (PPAS) yang telah disusun dan disepakati selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD. Fungsi dan Tujuan penyusunan dan penetapan RKPD Provinsi Bengkulu mencakup sebagai berikut: 1. 2. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional; Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah; 3. 4. 5. Mengarahkan proses penyusunan Rencana Kerja (RENJA) dan RKA SKPD; Menjadi dasar pedoman dalam penyusunan KUAPBD, PPAS, RAPBD dan APBD; Instrumen bagi pemerintah daerah untuk mengukur kinerja penyelenggaraan fungsi dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah, mengukur capaian target kinerja program pembangunan jangka menengah, mengukur capaian standar pelayanan minimal dan mengukur kinerja pelayanan SKPD, sebagai acuan LPPD kepada pemerintah, LKPJ kepada DPRD dan ILPPD kepada masyarakat; dan 6. Menyediakan informasi bagi pemenuhan Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang perlu disampaikan kepada Pemerintah Pusat.

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2010 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi Dan Demografi Provinsi Bengkulu, secara geografis, terletak 10101 - 10346 Bujur Timur serta 2 16 - 331 Lintang Selatan dan terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Barat, beratasan dengan Samudera Indonesia; Selatan. c. Sebelah Utara, berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat; dan d. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Provinsi Lampung; Luas wilayah Provinsi Bengkulu meliputi daratan seluas 19.795,15 km2 dan luas lautan 14.929,54 km2 serta memiliki garis pantai sepanjang + 525 km. Wilayah Provinsi Bengkulu memiliki kontur yang bergelombang dengan ketinggian tempat (altitude) berkisar antara 0 - 1.938 meter di atas permukaan laut (dpl). Titik terendah dijumpai di sepanjang pantai sedang titik tertinggi terletak di Puncak Gunung Kaba. Provinsi Bengkulu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang Pembentukan Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2828) dan hingga sekarang telah mengalami beberapa kali pemekaran. Semula Provinsi Bengkulu terdiri dari 3 (tiga) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, akan tetapi semenjak dikeluarkannya Undang-Undang
6

b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera

No.

Tahun

2003

tentang

Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu dan Undang-Undang No. 39 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu, Provinsi Bengkulu secara administratif terbagi menjadi 8 (delapan) Kabupaten dan 1(satu) Kota. Pada tahun 2008, dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bengkulu Tengah sehingga akhirnya Provinsi Bengkulu secara administrasi terdiri dari 9 (sembilan) Kabupaten dan 1 (satu) Kota. Gambar 2.1.1. Peta Administratif Provinsi Bengkulu

Tabel 2.1.1. Jumlah Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa Provinsi Bengkulu


KABUPATEN/KOTA IBUKOTA KECAMATAN Bengkulu Selatan Manna 11 Rejang Lebong Curup 15 Bengkulu Utara Arga Makmur 12 Kaur Bintuhan 15 Sel um a Tais 14 Mukomuko Mukomuko 15 Lebong Muara Aman 13 Kepahiang Kepahiang 8 Bengkulu Tengah Karang Tinggi 10 Kota Bengkulu Kota Bengkulu 8 Jumlah 121 Sumber : Biro Pemerintahan Setda Provinsi Bengkulu, 2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 DESA/KELURAHAN 175 156 212 194 190 151 110 110 136 67 1.501

Jumlah penduduk Provinsi Bengkulu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, pada tahun 2009 mencapai 1.67 juta jiwa yang terdiri dari 846.445 jiwa laki-laki atau 50.78% dari keseluruhan populasi dan 820.475 jiwa perempuan atau 49.22%. Berdasarkan kelompok umur, masih membentuk piramida dengan kelompok usia anak dan usia produktif yang besar. Selanjutnya, berdasarkan struktur lapangan pekerjaan, penduduk Provinsi Bengkulu didominasi penduduk bekerja di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri. Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), dalam kurun waktu 2005-2009, angka pertumbuhan penduduk rata-rata Provinsi Bengkulu sebesar 1,59% per tahun dengan tingkat kepadatan rata-rata penduduk 99 jiwa per km2. 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu yang tergambarkan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Tahun Dasar 2000 sepanjang tahun 2009, mengalami pertumbuhan sebesar 5.58%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2008 yang tumbuh sebesar 4.93%. Kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu pada tahun 2009 cukup baik dibandingkan tahun 2008. Hal tersebut, terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi Nasional, yaitu sebesar 4,5%. Tabel 2.1.2.a. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2009 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha
1

2008
2

2009
3

I. II.

Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian Sekunder 1. Industri Pengolahan 2. Listrik, Gas dan Air Bersih 3. Bangunan

3.174.085 2.915.128 258.957 546.355 294.456 33.216 218.683

3.264.832 2.999.699 265.133 296.313 306.480 35.933 229.732

Lapangan Usaha
1

2008
2

2009
3

III.

Tersier 1. Perdagangan Hotel, & Restoran 2. Pengangkutan & Komunikasi 3. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4. Jasa-jasa PDRB

3.663.588 1.473.652 609.100 336.705 1.244.131 7.384.029

3.845.104 1.517.744 638.383 363.463 1.325.514 7.682.081

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Selama periode tahun 2009, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Tahun Dasar 2000 mengalami peningkatan dari Rp. 7,38 trilyun tahun 2008 menjadi Rp. 7,68 trilyun pada tahun 2009. Hal ini dapat kita lihat pada tabel 2.1.2.a. di atas. Berdasarkan pengelompokkan sektor, sektor primer dan tersier yang masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Provinsi Bengkulu. Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dari kelompok Sektor Primer tahun 2009 mencapai Rp. 6.68 trilyun meningkat dibandingkan tahun 2008, sedangkan Sektor Tersier tahun 2009 mencapai Rp. 7.70 trilyun meningkat dibandingkan tahun 2008. Secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.1.2.b. di bawah ini. Tabel 2.1.2.b. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bengkulu Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2009 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha
1

2008
2

2009
3

I. II.

III.

Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian Sekunder 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan Tersier 6. Perdagangan Hotel, & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB

6.401.430 5.902.188 499.242 1.077.334 569.365 67.989 439.980 7.024.136 2.855.151 1.254.350 632.637 2.281.998 14.502.900

6.678.836 6.147.550 531.286 1.158.380 610.300 74.264 473.816 7.695.390 3.180.262 1.327.770 697.163 2.490.195 15.532.606

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Kendati demikian peningkatan-peningkatan tersebut belum menunjukkan kinerja aktual dari kelompok sektor bersangkutan, karena pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku masih terkandung inflasi. Selama kurun waktu tiga tahun, laju inflasi rata-rata di Provinsi Bengkulu sebesar 7,72%, dapat dilihat pada Tabel 2.1.2.c. Tabel 2.1.2.c. Laju Inflasi Rata-Rata Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2010.
URAIAN Inflasi
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

2008 13.44

2009 4.98

2010 4.73

RATA-RATA 7.72

Kesejahteraan Sosial Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial terkait dengan upaya meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Provinsi Bengkulu yang tercermin pada Angka Harapan Hidup (tahun), Angka Melek Huruf (%), Rata-Rata Lama Sekolah (tahun), Pengeluaran per Kapita Riil Diseuaikan (Rp), yang merupakan komponen utama dalam pembentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Angka Melek Huruf (AMH), yang menggambarkan proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis (%), mengalami peningkatan, meskipun tidak terlalu besar, yaitu dari 94.87% pada tahun 2008 menjadi 94.89 pada tahun 2009. Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), yang menggambarkan lamanya penduduk usia 15 Tahun ke atas yang bersekolah (tahun), mengalami peningkatan dari 8,00 tahun pada tahun 2008 menjadi 8.23 tahun pada tahun 2009. Angka Harapan Hidup (AHH) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk
10

Provinsi Bengkulu (laki-laki dan perempuan) naik dari 69,40 tahun pada tahun 2008 menjadi 69.65 tahun pada tahun 2009. Tabel 2.1.2.d. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009
NO 1 2 3 4 5 URAIAN Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Melek Huruf (%) Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Pengeluaran per Kapita Riil (Rp.000) IPM 2008 69.40 95.17 8.00 625.66 72.14 2009 70.7 94.78 8.23 626.82 72.50

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Angka Harapan Hidup (AHH) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu Indikator Kesejahteraan Rakyat. Dengan asumsi kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun serta perubahan susunan umur penduduk seperti telah diuraikan di atas maka harapan hidup penduduk Provinsi Bengkulu (laki-laki dan perempuan) naik dari 69,40 tahun pada tahun 2008 menjadi 69.65 tahun pada tahun 2009. Pengeluaran Riil per Kapita (Rp.000), sebagai salah satu komponen pembentukan IPM, untuk Provinsi Bengkulu terus mengalami peningkatan dari Rp. 625.66 pada tahun 2008 menjadi Rp.626.82 pada tahun 2009. Komponen-komponen yang telah disebutkan di atas pada akhirnya akan membentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bengkulu yang pada tahun 2008 sebesar 72.14 meningkat menjadi sebesar 72.50 pada tahun 2009. 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum Pendidikan Pendidikan merupakan hak dasar setiap penduduk dan pemenuhan atas hak ini menjadi kewajiban pemerintah. Dalam kaitan ini, Pemerintah Daerah memiliki tanggungjawab besar agar seluruh penduduk muda yang mendominasi struktur umur di Provinsi Bengkulu memperoleh pendidikan yang layak. Walaupun jumlah penduduk Provinsi Bengkulu belum begitu besar tetapi kendala dan tantangan
11

yang dihadapi dalam pengembangan pendidikan bukan berarti ringan. Kendala dan tantangan tersebut antara lain: a) Ketersediaan pendidikan yang bermutu dan terjangkau masyarakat; b) Ketersediaan guru yang berkualitas; c) Sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai. Pembangunan bidang pendidikan yang telah dilakukan sampai saat ini telah mampu meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah, baik Pendidikan Dasar maupun Pendidikan Menengah, seperti yang kita lihat pada Tabel 2.1.3. dibawah ini. Tabel 2.1.3.a. Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009
No 1 3 Jenjang Pendidikan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah APS 2008 776.46 292.62 2009 820.00 305.69 APK (%) 2008 2009 201.55 204.99 62.04 66.08 APM (%) 2008 2009 163.15 164.99 48.64 51.69

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Pelayanan pendidikan juga dapat dilihat dari ketersediaan sekolah dan guru. Pada tahun 2009, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah untuk Pendidikan Dasar adalah sebesar 44.55% , sedangkan Rasio guru dengan murid sebesar 57.31%. Tabel 2.1.3.b. Rasio Guru Terhadap Murid Dan Rasio Ketersediaan Sekolah Terhadap Penduduk Usia Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Di Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009
Rasio Guru-Murid (%) Pendidikan Dasar 55,51 57,31 Pendidikan Menengah 81,57 83,80 Rasio Sekolah-Penduduk Usia Sekolah (%) Pendidikan Pendidikan Dasar Menengah 43,48 9,75 44,55 10,68

No 1 2

Tahun 2008 2009

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Untuk Pendidikan Menengah, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah sebesar 10.68%, Rasio guru dengan murid sebesar 83.80%. Kondisi ini menunjukan bahwa pelayanan pendidikan berupa penyediaan sekolah dan guru masih belum memadai sehingga perlu ditingkatkan. Selain itu, meskipun telah
12

terjadi berbagai peningkatan yang cukup berarti, pembangunan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan merata, berkualitas dan terjangkau. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa biaya pendidikan masih relatif mahal dan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat sehingga belum dinilai sebagai bentuk investasi. Pelayanan terhadap minat baca masyarakat difasilitasi dengan tersedianya 10 buah perpustakaan pemerintah. Namun demikian, minat baca masyarakat di Provinsi Bengkulu pada umumnya masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pengunjung ke perpustakaan hanya mencapai 61.537 orang pada tahun 2009. Pembinaan dan pemberdayaa perpustakaan masih perlu dilakukan melalui penyaluran bantuan buku ke perpustakaan desa/kelurahan di Provinsi Bengkulu. Kesehatan Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor dan diantarany adalah layanan kesehatan. Efektifitas layanan kesehatan secara makro ditentukan, antara lain: (1) Aksesibilitas sarana kesehatan, seperti: rumah sakit, puskemas dan balai pengobatan; (2) Aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti: dokter, perawat, bidan dan apoteker; dan (3) Luas wilayah layanan serta jumlah yang harus dilayani. Semakin luas wilayah layanan, maka semakin berat upaya yang harus dilakukan untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat Semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin besar beban tugas yang harus dilakukan. Tabel 2.1.3.c. Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya di Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 FASILITAS KESEHATAN Rumah Sakit Umum Daerah Rumah Sakit TNI/POLRI Rumah Sakit Swasta Rumah Sakit Jiwa PUSKESMAS PIUSKESMAS Pembantu PUSKESMAS Keliling Klinik/KIA POSYANDU Rumah Bersalin Rumah Sakit Jiwa 2008 9 3 2 1 147 505 164 124 1.720 17 1 2009 10 3 2 1 167 587 152 126 1.798 17 1

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

13

Pada tahun 2009, jumlah rumah sakit di Provinsi bengkulu sebanyak 16 unit, puskesmas ini sebanyak 167 unit, puskesmas pembantu 587 unit, puskesmas keliling 152 unit dan balai pengobatan sebanyak 126 unit. Pemberi layanan kesehatan, terdiri dari dokter sebanyak 440 orang, dokter gigi 80 orang, bidan 2.055 orang dan perawat sebanyak 2.574 orang. Tabel 2.1.3.d. Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2008-2009
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 FASILITAS KESEHATAN Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Ahli Apoteker Sarjana Kesehatan Paramedik Perawatan Bidan Paramediak Non-Perawatan Tenaga Kesehatan Lainnya Tenaga Kesehatan Di Luar Departemen Kesehatan 2008 369 97 47 52 307 1.967 2.078 842 28 55 2009 395 80 45 68 486 2.574 2.055 782 476 1.119

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk pelayanan kesehatan dasar terutama pelayanan rawat jalan, sedangkan Rumah Sakit disamping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani kunjungan rawat jalan. Transportasi Aspek transportasi terdiri dari transportasi darat, laut dan udara. Cakupan pelayanan transportasi darat meliputi jaringan jalan dan jembatan, terminal dan jembatan timbang. Jaringan jalan sampai saat ini masih merupakan prasarana transportasi yang dominan di Provinsi Bengkulu dengan penggunaan moda angkutan jalan sebagai alat transportasi utama. Di lain pihak sistem jaringan jalan yang ada saat ini belum dapat melayani dan mendukung hubungan antar kota di Provinsi Bengkulu dan
14

antar wilayah. Hal ini disebabkan oleh fungsi jaringan jalan yang belum maksimal, seperti belum tersedianya lintas-lintas alternatif yang memadai, belum lengkapnya/sempurnanya sistem jaringan jalan yang ada antara lain ditandai dengan tidak jelasnya peran dan fungsi jalan, belum lengkapnya hirarki jalan serta berbaurnya lalu lintas cepat dan lambat dan lalu lintas jarak jauh dengan lalu lintas lokal. Panjang jaringan jalan di Provinsi Bengkulu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu tahun 2009 mencapai 7,975.90 km dengan sistem jaringan jalan berdasarkan status jalan sebagai berikut: 1. 2. 3. Jalan Nasional Jalan Propinsi Jalan Kabupaten/Kota = 736.44 km = 1,562.37 km = 5,677.03 km

Sebagai sarana untuk pendistribusian barang maupun pergerakan manusia subsektor angkutan darat merupakan salah satu tulang punggung dalam perekonomian Provinsi Bengkulu. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi sektor angkutan darat dalam PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2009 sebesar 6.01%, namun kontribusi ini menurun dibandingkan tahun 2008 yang sebesarnya 6.1% Tranportasi udara di Provinsi Bengkulu dilayani oleh 1 (satu) bandar udara, yaitu Bandara Fatmawati Soekarno. Pemanfaatan bandara tersebut masih sangat terbatas untuk pelayanan penumpang dan bagasi serta hanya melayani penerbangan domestik yang dioperasikan oleh 3 (tiga) maskapai penerbangan yaitu Sriwijaya Air, Batavia Air dan Lion Air. Kontribusi sub-sektor angkutan udara dalam PDRB Provinsi Bengkulu pada kurun waktu 2000-2009 masih relatif kecil dan lebih rendah jika dibandingkan dengan angkutan darat yaitu hanya 0.25% per tahun.

15

Gambar 2.1.3.a. Perkembangan Jumlah Penumpang Pesawat Udara Tahun 2008-2009


250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 Berangkat Datang
236,244 193,503 223,059 188,843

2008 2009

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Gambar 2.1.3.b. Volume Bongkar-Muat Barang Dan Bagasi Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu Tahun 2009 (kg)
2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 0
451,494 1,451,589 2,345,294 1,878,326

Bongkar Muat

Barang

Bagasi

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Angkutan laut merupakan salah satu moda transportasi yang sangat menjanjikan dan dapat diandalkan khususnya untuk pengangkutan barang, mengingat bahwa dengan angkutan laut barang dapat diangkut dalam volume yang besar dengan biaya yang relatif murah. Kontribusi subsektor angkutan laut di Provinsi Bengkulu masih lebih rendah jika dibandingkan dengan subsektor angkutan darat namun

16

masih lebih tinggi dari subsektor angkutan udara. Pada tahun 2009 kontribusi subsektor angkutan laut dalam PDRB Provinsi Bengkulu 1,44 persen. Sebagai pelabuhan terbesar dan merupakan pintu utama transportasi laut di Provinsi Bengkulu, Pelabuhan Pulau Baai menjadi pelabuhan terpenting di Provinsi Bengkulu. Aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2009 volume barang yang dimuat sebanyak 325,94 ribu ton atau mengalami peningkatan sebesar 49,9 persen jika dibandingkan tahun 2008 sebesar 217,4 ribu ton, dan volume barang yang dibongkar sebesar 517,3 ribu ton atau meningkat 12,18 persen dari volume tahun 2008 sebesar 461,12 ribu ton. Gambar 2.1.3.c. Volume Bongkar-Muat Barang Pelayaran Domestik Di Pelabuhan Laut Pulau Baai 2008- 2009 (Ton)
600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0 Bongkar Muat
517,278 461,121 325,940 217,396

2008 2009

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Selain untuk aktivitas bongkar muat barang, Pelabuhan Pulau Baai juga melayani pemberangkatan dan kedatangan penumpang meski hanya untuk pelayaran antar pulau di Provinsi Bengkulu seperti dari Pulau Baai menuju Pulau Enggano. Selama tahun 2009 jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Pulau Baai sebanyak 5.046 orang dan yang turun sebanyak 5.494 orang.

17

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah Kemampuan Ekonomi Daerah Pertanian Sektor pertanian, berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Provinsi Bengkulu pada tahun 2009, sebagai sektor penyedia lapangan kerja Provinsi Bengkulu terbesar dimana sekitar 63.27% penduduk usia 15 tahun keatas bekerja disektor pertanian, diikuti perdagangan 12.60% dan jasa-jasa 10.91%. Sektor pertanian juga menyediakan pasar yang sangat besar untuk produk manufaktur karena jumlah penduduk perdesaan yang besar dan terus mengalami peningkatan. Dengan demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling efektif untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningkatan pendapatan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Tabel 2.1.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2008-2009
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 LAPANGAN PEKERJAAN Pertanian Pertambangan Industri Listrik dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Angkutan Dan Komunikasi Bank Dan Lembaga Keuangan Jasa-Jasa 2008 65.25 0.91 2.66 0.09 4.48 12.52 3.62 0.31 10.16 2009 63.27 1.24 3.46 0.10 3.75 12.60 3.90 0.77 10.91

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Subsektor tanaman bahan makanan adalah bagian dari sektor pertanian. Dalam perekonomian Provinsi Bengkulu peranan subsektor bahan makanan dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cukup penting. Hal itu terlihat dari relatif tingginya kontribusi subsektor tanaman bahan makanan baik terhadap PDRB sektor pertanian maupun terhadap total PDRB Provinsi Bengkulu dibandingkan dengan sektor dan subsektor lainnya. Pada tahun 2009 kontribusi subsektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB sektor pertanian sebesar 47,87%, sedangkan terhadap total PDRB Provinsi Bengkulu kontribusi nya sebesar 18,95%.
18

Komoditas padi yang terdiri dari padi sawah dan padi ladang adalah produk utama sektor bahan makanan. Produksi padi sangat dipengaruhi oleh luas panen dan produktivitas per ha. Pada tahun 2009 total luas panen padi di Provinsi Bengkulu mencapai 132,98 ribu ha yang terdiri dari 120,88 ribu ha atau sebesar 90,9% padi sawah dan 12,1 ribu ha atau sebesar 9,1% padi ladang. Seiring dengan meningkatnya total luas panen padi, produksi padi di Provinsi Bengkulu pada periode 2008-2009 mengalami peningkatan. Dimana dalam kurun waktu tersebut total produksi padi di Provinsi Bengkulu meningkat dari 484,90 ribu ton menjadi 510,16 ribu ton atau meningkat sebesar 5,2%. Peningkatan total produksi padi di Provinsi Bengkulu berasal dari peningkatan produksi padi sawah. Pada kurun waktu 2008-2009 produksi padi sawah di Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 5,7%, sedangkan produksi padi ladang pada kurun waktu yang sama menurun sebesar 3,2%. Komoditas unggulan tanaman pangan lainnya adalah tanaman palawija, seperti jagung, kedelai dan kacang tanah yang pada tahun 2009 luas panennya mencapai 43.9 ribu ha. Komoditas tanaman palawija yang menjadi unggulan dan paling dominan diusahakan petani adalah jagung yang memiliki luas panen mencapai 28.2 ribu ha atau sebesar 64,2% dari total luas panen palawija. Tanaman palawija lainnya yang relatif banyak ditanam adalah kedelai dan kacang tanah. Pada tahun 2009 luas panen kedelai mencapai 5,6 ribu ha atau sebesar 12,76%, sedangkan luas panen kacang tanah mencapai 3,5 ribu ha atau 7,97% dari total luas panen palawija di Provinsi Bengkulu. Perkebunan Usaha perkebunan di Provinsi Bengkulu sebagian dilakukan oleh perkebunan rakyat dan sebagian lagi diusahakan oleh perkebunan swasta. Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan rumah tangga di Provinsi Bengkulu adalah tanaman karet, kelapa, kopi, kelapa sawit dan cokelat.

19

Gambar 2.1.4.a. Distribusi Luas Lahan Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman 2009
9.68% 20.09%

46.95%

23.28%

Kelapa Sawit
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Kopi

Karet

Lainnya

Peternakan Komoditas peternakan yang banyak dikembangkan di Provinsi Bengkulu adalah sapi, kerbau, domba, kambing, babi, ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik. Potensi peternakan di Provinsi Bengkulu sampai saat ini belum tergarap secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu bahwa kurun waktu 2000-2009 kontribusi sub-sektor peternakan dalam PDRB Provinsi Bengkulu rata-rata kurang dari 4% per tahun. Perikanan Produksi perikanan Provinsi Bengkulu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu pada tahun 2009, baik perikanan laut maupun perikanan darat, mencapai 58.179,05 ton. Produksi tersebut meningkat 6.94% dibandingkan tahun 2008 yang hanya mencapai 54.402,50 ton. Peningkatan produksi tersebut disebabkan adanya perbaikan pemeliharaan melalui penggunaan benih unggul, pakan, pupuk, teknologi, dan obat-obatan baik pada lahan tambak, kolam, keramba jaring apung, maupun pada lahan sawah. Perindustrian dan Perdagangan Industri Pengolahan di Provinsi Bengkulu belum banyak dikembangkan sehingga kontribusinya dalam meningkatkan PDRB selama ini rata-rata kurang dari 5% per tahun. Pada hal Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang cukup
20

melimpah dan masih membutuhan pengolahan lebih lanjut sehingga kedepannya hasil dari pada sumber daya alam tersebut bisa memiliki nilai lebih dipasaran. Provinsi Bengkulu mempunyai potensi yang cukup besar dalam perdagangan luar negeri melalui ekspor berbagai komoditas khususnya komoditas yang berbasis sumber daya alam. Komoditas ekspor Provinsi Bengkulu antara lain terdiri dari : batubara, karet, kelapa sawit dan pasir besi. Pada tahun 2009 total volume ekspor Provinsi Bengkulu mencapai 11,7 juta ton, dengan nilai 109 juta US $. Pada Gambar 2.4.1.b. tampak bahwa, jika ditinjau dari volumenya, batubara merupakan komoditas utama ekspor Provinsi Bengkulu yaitu sebanyak 0,97 juta ton atau 82,44% dari total ekspor, kemudian diikuti oleh komoditas kelapa sawit 14,03% dan karet 3,53%. Sedangkan dari nilai ekspornya komoditas karet menempati peringkat pertama penyumbang devisa terbesar bagi Provinsi Bengkulu pada tahun 2009 yaitu sebesar 63,93 juta US$ atau sebesar 58,59% kemudian diikuti komoditas batubara sebesar 40,7 juta US$ atau 37,3%. Gambar 2.1.4.b. Dist ribusi Persentase Volume Ekspor Provinsi Bengkulu Menurut Komoditas 2009
3.53%

14.03%

82.44%

Batubara
Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Kelapa Sawit

Karet

Berbagai komoditas ekspor dari Provinsi Bengkulu dikirimkan ke sejumlah negara, Amerika Serikat merupakan tujuan utama ekspor karet yang berasal dari Provinsi Bengkulu yaitu sebanyak 18,2 ribu ton atau mencapai 43,9%, negara lain yang menjadi tujuan ekspor karet dengan volume ekspor cukup besar adalah, Jepang,
21

China dan Belanda. Negara tujuan utama ekspor batubara adalah India, Malaysia dan Thailand, sedangkan kelapa sawit ke Thailand. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Infrastruktur wilayah merupakan aspek yang penting dalam pembangunan daerah baik dalam rangka penunjang pertumbuhan ekonomi maupun sosial yang terdiri dari infrastruktur transportasi, pos dan komunikasi serta energi listrik. Aspek transportasi darat, Provinsi Bengkulu memiliki jaringan jalan sepanjang 7,975.90 km yang tersebar keseluruh pelosok daerah dan terbagi menjadi beberapa bagian penanganan kewenangan. Dari total panjang jaringan jalan tersebut, sepanjang 1,562.37 km atau sekitar 17.08% merupakan kewenangan Provinsi Bengkulu. Pada akhir tahun 2009, tingkat kemantapan jalan Provinsi Bengkulu baru mencapai 56.49% dimana kondisi baik sebesar 14.69% serta kondisi sedang sebesar 41.86%. Aspek transportasi udara, keberadaan Bandar Udara Fatmawati Soekarno Provinsi Bengkulu masih cukup memadai untuk menampung demand yang ada. Namun masih perlu ditingkatkan lagi, baik sarana maupun prasarana bandara, seperti peningkatan landasan pacu dari 2.250 m menjadi 3.000 m. Aspek transportasi laut, keberdaan pelabuhan Pulau Baai sebagai pelabuhan laut terbesar dan gerbang utama transportasi laut di Provinsi Bengkulu sangat penting dan sangat diandalkan, khususnya untuk pengangkutan barang, karena dapat mengangkut barang dengan volume yang besar dengan biaya yang lebih murah. Namun, Pelabuhan Pulau Baai masih memiliki kendala yang cukup besar guna menunjang aktivitas bongkar muat, yaitu terjadinya pedangkalan di alur pelabuhan, sehingga sering menghambat kapal masuk dan keluar pelabuhan. Peranan pos dan telekomunikasi dalam struktur perekonomian dan menunjang pembangunan di Provinsi Bengkulu masih cukup dominan. Tanpa adanya kontribusi pos dan telekomunikasi, dunia usaha di daerah ini tidak semaju seperti
22

sekarang. Berbagai usaha pemerintah untuk memperlancar pelayanan pos dan komunikasi, salah satunya peningkatan mutu layanan jasa Pos. Namun tidak dapat dipungkiri dengan maraknya pengembangan teknologi informasi, pemakaian jasa Pos semakin berkurang. Sedangkan pemakaian internet dan telekomunikasi yang menggunakan teknologi wireless terus berkembang pesat. Aspek energi listrik, Provinsi Bengkulu memanfaatkan tenaga diesel dan sumber daya alam yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Provinsi Bengkulu memiliki 2 (dua) PLTA yaitu PLTA Danau Tes dan PLTA Musi. PLTA Danau Tes menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 660 KW dan 4 x 4.410 KW (18.960 KW), sedangkan PLTA Musi mempunyai kapasitas pembangkit 3x70 MW (210 MW) yang mampu membangkitkan energi listrik sebesar 1.140 GWH/tahun. Daya listrik yang dibangkitkan PLTA Musi untuk memenuhi dan mensuplai listrik seluruh wilayah Sumatera melalui jaringan interkoneksi 150 kV/275 kV baik untuk wilayah bagian selatan maupun utara. Selain mengandalkan kedua PLTA tersebut, Provinsi Bengkulu juga

mengembangkan potensi panas bumi (geothermal) secara bertahap sebagai sumber cadangan energi listrik. Ada 3 (tiga) titik sumber panas bumi (geothermal) di Provinsi Bengkulu, yaitu di Desa Ulu Lais, Tambang Sawah dan Bukit Danau Kabupaten Lebong. Potensi ketiga titik sumber panas bumi tersebut bervariasi yaitu sumber panas di Desa Ulu Lais diperkirakan dapat menghasilkan 660 MW tenaga listrik sedangkan Tambang Sawah 250 MW dan Bukit Danau 173 MW. 2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan Dan Realisasi RPJMD Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2010 secara umum sudah berhasil meningkatkan beberapa Indikator Kinerja Daerah, seperti Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi, PDRB per Kapita dan Indkes Pembangunan Manusia. Secara ringkas Indikator Kinerja Daerah tersebut di atas dapat kita lihat pada Tabel 2.2. dibawah ini.

23

Tabel 2.2. Indikator Kinerja Daerah


No 1 2 3 4 INDIKATOR Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi Daerah PDRB per Kapita Indeks Pembangunan Manusia SATUAN % % RP 2010 6.02 4.73 10.346.925 73.06

Bidang Pendidikan Kebijakan pembangunan bidang pendidikan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 untuk anggarannya belum sesuai dengan amanat UUD 1945 tentang anggaran pendidikan sebesar minimal 20% dari total APBD Provinsi Bengkulu. Namun kinerja pembangunan di Bidang Pendidikan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari Angka Melek Huruf yang menggambarkan proporsi penduduk usia 15 Tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis (latin dan huruf lainnya) yang mencapai 96.70%, Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) yang menggambarkan lamanya penduduk usia 15 Tahun ke atas yang bersekolah, yang mencapai mencapai 8.16 tahun. Bidang Kesehatan Kebijakan pembangunan bidang kesehatan di Provinsi Bengkulu difokuskan pada peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat, pencegahan penyakit serta kualitas pelayanan kesehatan dasar dengan sasaran menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian anak; meningkatkan pengendalian, pencegahan penyakit menular; meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat; meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar, dan penanganan gizi buruk. Penanganan Bidang kesehatan di Provinsi Bengkulu pada tahun 2010 telah meningkatkan Angka Harapan Hidup (AHH) yang mencapai 72 tahun dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang mencapai 10.09/1000 kelahiran hidup. Bidang Pekerjaan Umum Pada aspek infrastruktur transportasi jalan, berbagai upaya telah dilakukan selama kurun waktu 2010 untuk meningkatkan kondisi kemantapan jalan Provinsi. Usaha ini masih banyak menemui hambatan yang disebabkan oleh fungsi jaringan jalan yang belum maksimal, seperti belum tersedianya lintas-lintas alternatif yang memadai, belum
24

lengkapnya/sempurnanya sistem jaringan jalan yang ada antara lain ditandai dengan tidak jelasnya peran dan fungsi jalan, belum lengkapnya hirarki jalan serta berbaurnya lalu lintas cepat dan lambat dan lalu lintas jarak jauh dengan lalu lintas lokal. Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Pembangunan Sektor Perhubungan menyangkut 3 (tiga) aspek, yaitu perhubungan darat, perhubungan laut dan perhubungan udara. Pada transportasi darat hingga saat ini masih merupakan sektor transportasi yang dominan di Provinsi Bengkulu terutama untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Selain transportasi darat Provinsi Bengkulu juga dilayani oleh transportasi udara dan laut. Pembangunan Sektor Komunikasi dan Informasi di Provinsi Bengkulu juga terus ditingkatkan pembangunan jaringan cable telephone, cellular dan internet. Pembangunan jaringan komunikasi dan informasi Pemerintah Daerah bekerjasama dengan pihak swasta sebagai operator penyedia layanan komunikasi dan informasi. 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah Pembangunan daerah yang telah dilaksanakan di berbagai sektor selama beberapa tahun terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan di Provinsi Bengkulu. Namun demikian, permasalahan yang timbul dalam proses pembangunan menyebabkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai belum terealisasi sesuai dengan harapan yang ditetapkan. Pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya diikuti oleh penguatan kelembagaan publik, termasuk alokasi sumber daya yang efisien. Manfaat pembangunan yang diharapkan belum merata dan kerawanan sosial masih sering terjadi, sehingga kehidupan masyarakat belum sepenuhnya membaik. Keadaan ini timbul sebagai akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi baik masa lalu maupun sekarang yang belum teratasi secara maksimal, seperti dijelaskan secara rinci di bawah ini.

25

2.3.1. Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas Dan Sasaran Pembangunan Daerah Permasalahan pada Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama, adalah sebagai berikut: 1. Di bidang pendidikan, antara lain beberapa permasalahan mendasar yang memerlukan penanganan segera mencakup: (a) Tingkat pendidikan rata-rata masyarakat masih relatif rendah; (b) kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing. 2. Di bidang kesehatan, antara lain: (a) rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan antar wilayah yang diindikasikan dengan kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan dasar, tenaga kesehatan dan jaminan pembiayaan kesehatan; (b) belum optimalnya penggunaan teknologi di bidang kesehatan dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia yang menguasai teknologi bidang kesehatan; dan (c) Adanya kasus yang disebabkan oleh penyakit menular, seperti flu burung, AIDS, dan HIV positif. Permasalahan di Bidang Ekonomi adalah Pertumbuhan investasi belum mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan kesempatan kerja. Beberapa kendala dalam upaya peningkatan investasi di Provinsi Bengkulu, antara lain: belum efisien dan efektifnya birokrasi, belum adanya kepastian hukum dan kepastian berusaha serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang penanaman modal dan masih rendahnya infrastruktur pendukung. Potensi budaya dan keindahan alam belum digali dan dikembangkan secara optimal sebagai potensi wisata Provinsi Bengkulu. Permasalahan di bidang Infrastruktur Wilayah, sebagai berikut: Infrastruktur transportasi di wilayah di Provinsi Bengkulu masih belum memadai yang ditunjukkan, sebagai berikut: 1) Transportasi darat, antara lain: rendahnya tingkat kemantapan dan kondisi jalan, rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastuktur
26

jaringan jalan, kurangnya ketersediaan dan perlengkapan jalan dan fasilitas lalu lintas; 2) Transportasi udara, antara lain keberadaan bandar udara termasuk perintis masih belum memadai untuk menampung demand (penumpang dan barang); dan 3) Transportasi laut, antara lain kondisi fisik pelabuhan dan fasilitas kurang memadai serta adanya kendala yang disebabkan faktor alam. 2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Sesuai dengan amanat pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah kabupaten/Kota, bahwa dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah dapat menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan pelayanan dasar (basic service) bagi masyarakat antara lain seperti pendidikan dasar, kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan, dan sebagainya. Sedangkan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintah yang terkait dengan pengembangan potensi unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan daerah. Urusan pemerintahan di luar urusan wajib dan urusan pilihan yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah, sepanjang menjadi kewenangan pemerintah daerah tetap harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Urusan pemerintahan wajib dan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang dijadikan dasar dalam penyusunan susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah.

27

Seiring dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah provinsi sesuai dengan PP Nomor 38 Tahun 2007 tersebut, dalam penerapannya terdapat permasalahan-permasalahan yang berpotensi menimbulkan ketidaktercapaian sasaran pembangunan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan stagnasi pembangunan daerah. Permasalahan-permasalahan tersebut, antara lain:
A. Urusan Perencanaan Pembangunan:

1) Prinsip partisipatif merupakan landasan bagi perumusan perencanaan dan pelaksanaannya, sehingga sesuai dengan kondisi dan keinginan/aspirasi masyarakat. Dalam implementasinya, sebagian besar perencanaan dibuat di tingkat provinsi dan kabupaten tanpa melibatkan masyarakat, sehingga kurang mencerminkan permasalahan nyata saat ini, kebutuhan dan aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Kondisi ini diperparah oleh berbagai kebijakan pemerintah dan struktur pelayanan yang seringkali membatasi, daripada mengembangkan peranan masyarakat dalam proses pembangunan di wilayahnya sendiri; 2) Kapasitas perencanaan belum memadai disemua tingkatan terutama yang terkait dengan identifikasi dan prioritas masalah, akar penyebab masalah, penentuan tujuan, penyusunan dan pengembangan rencana program, pelaksanaan program, dan evaluasi program. Identifikasi masalah belum dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik dan indikator yang tepat. Padahal, kegiatan ini merupakan salah satu kunci keberhasilan program pembangunan secara keseluruhan karena sangat menentukan derajad urgensi kebutuhan, akseptabilitas usulan opsi serta efisiensi dan efektivitas implementasi program yang dilaksanakan; 3) Ego sektoral dari berbagai SKPD dalam pelaksanaan pembangunan juga menghilangkan faktor sinergitas dan keterpaduan, seperti halnya yang tersirat dalam common goal, sehingga setiap SKPD cenderung bekerja sendiri-sendiri berdasarkan tugas dan fungsinya. Akibatnya, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan relatif rendah. Sinergitas pelaksanaan program pembangunan antara pembangunan Nasional, pembangunan Provinsi dan pembangunan Kabupaten/Kota juga belum optimal, sehingga terjadi tumpang tindih (overlapping) kegiatan. Di pihak
28

lain, belum ada upaya dari pemerintah daerah Provinsi Bengkulu untuk mengkoordinasikan program-program yang tidak searah/serasi atau bahkan saling bertolak belakang, sehingga berbagai permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan program/kegiatan dapat diselesaikan; 4) Dalam Pasal 19 ayat 2, UU 32 Tahun 2004 dinyatakan bahw penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintahan daerah dan DPRD, kemudian pada pasal 40 ditegaskan bahwa DPRD berkedudukan sebagai unsur Pemerintah Dearah yang bersama-sama dengan Kepala Daerah membentuk dan membahas APBD. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa hubungan antara Pemerintah Dearah dan DPRD merupakan mitra sejajar yang sama-sama melakukan tugas sebagai penyelenggara pemerintahan daerah. Hubungan tercermin dalam pembuatan kebijakan daerah yang berupa Peraturan Daerah. Dengan demikian antara kedua lembaga tersebut harus membanguan hubungan yang saling mendukung bukan merupakan lawan atau pesaing dalam melaksanakan fungsi masing- masing. Dalam implementasinya, program/kegiatan dan dana yang telah disepakati oleh TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) acapkali berubah atas permintaan DPRD pada saat pembahasan dengan DPRD. Akibatnya, terjadi perubahan mendasar, baik yang terkait dengan lokasi maupun substansi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh masing-masing SKPD. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya intervensi politik terhadap proses penganggaran tersebut, antara lain: (1) Ketidaksiapan SKPD dalam memberikan dukungan data yang akurat terutama terutama terkait dengan calon peserta dan calon lokasi, (2) Ketidaksiapan SKPD dalam merumuskan justifikasi pentingnya program/kegiatan untuk dilaksanakan, dan (3) Kepentingan politik anggota DPRD untuk masingmasing daerah pilihan.

29

B.

Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Persandian 1) Demokrasi telah mendorong masyarakat untuk lebih berani mengemukakan aspirasinya. Salah satunya adalah keinginan untuk membentuk daerah otonom baik pada level kabupaten/kota maupun level provinsi. Aspirasi pembentukan daerah otonom kabupaten/kota di Jawa Barat berkembang sejalan dengan tuntutan untuk ikut serta dalam pemerintahan dan peningkatan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, pembentukan daerah otonomi tersebut cenderung bersifat eforia dan mewadahi kepentingan elit tertentu tanpa memperhatikan dukungan ketersediaan sarana dan prasarana pemerintahan; 2) Permasalahan dalam pembangunan Bidang Aparatur, antara lain kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya berdasarkan prinsip organisasi yang efisien dan rasional, sehingga struktur organisasi kurang proporsional, sistem manajemen kepegawaian belum mampu mendorong peningkatan profesionalitas, kompetensi, dan remunerasi yang adil dan layak sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja. Sistem dan prosedur kerja di lingkungan aparatur negara belum efisien, efektif, dan berperilaku hemat. Praktek penyimpangan yang mengarah pada penyalahgunaan wewenang (korupsi) belum teratasi, dan pelayanan publik belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Terabaikannya nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam birokrasi juga melemahkan disiplin kerja, etos kerja, dan produktivitas kerja; 3) Dikaitkan dengan peningkatan daya guna kekayaan dan asset pemerintah daerah masih ditemukan permasalahan pendataan aset yang belum terselesaikan dan adanya asset-aset yang belum tersertifikasi karena berada pada penguasaan perorangan atau masyarakat. Selain itu, sumber pendapatan daerah relatif terbatas karena adanya peraturan baru yang cenderung mengurangi sumber pendapatan dan tidak diperkenankannya
30

Daerah,

Perangkat

Daerah,

Kepegawaian,

dan

Pemerintah Daerah menggali sumber pendapatan lain di luar ketentuan yang berlaku; 4) Permasalahan yang dihadapi dalam bidang pemerintahan dan pembangunan desa antara lain masih rendahnya keterlibatan masyarakat perdesaan dalam kegiatan ekonomi produktif, yang disebabkan rendahnya kemampuan mengakses kesempatan berusaha, kurangnya kesempatan ekonomi dan kesempatan berusaha. Rendahnya kemampuan mengakses kesempatan berusaha disebabkan oleh terbatasnya kepemilikan produktif, lemahnya sumberdaya modal usaha,

31

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2010 Dan Perkiraan Tahun 2011 a. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2010 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan IV tahun 2010 mengalami pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan tumbuh sebesar 2,96%. Sementara laju pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu sebesar 7,58% (yoy). Secara triwulanan, perekonomian daerah pada triwulan IV 2010 mengalami penurunan sebesar 1,18% dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di sisi penggunaan terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi. Dari sisi sektoral, sektor utama daerah seperti jasa-jasa dan perdagangan/hotel/restoran terus mengalami pertumbuhan meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya. Sementara itu, sektor pertanian pada triwulan laporan tumbuh cukup lambat. Sektor yang tumbuh paling tinggi di triwulan ini adalah sektor listrik, air dan gas, sektor keuangan, persewaan dan jasa, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Inflasi Inflasi tahunan Kota Bengkulu pada triwulan IV tahun 2010 meningkat tajam dibanding triwulan sebelumnya yaitu dari 7,03% menjadi 9,08%. Inflasi tersebut berada di atas inflasi nasional yang hanya sebesar 6,96%. Sebagaimana triwulan sebelumnya, tingginya inflasi masih didorong oleh timbulnya permasalahan di sisi penawaran (supply shocks) terutama untuk

32

komoditas di kelompok bahan makanan. Pencapaian inflasi Kota Bengkulu ini telah melebihi proyeksi Bank Indonesia yaitu sebesar 7,25% 1%. Adanya gangguan pasokan (supply shock) akibat pengaruh faktor musiman dan kondisi cuaca yang tergolong ekstrim diperkirakan menjadi faktor pendorong inflasi ditriwulan laporan. Jenis komoditas pada kelompok bahan makanan yang mendorong kenaikan inflasi di triwulan ini antara lain beras, daging ayam ras dan dari subkelompok bumbu-bumbuan seperti cabe merah dan bawang merah. Inflasi di komoditas tersebut diperkirakan terjadi karena adanya keterbatasan pasokan komoditas tersebut di pasar. b. Perkiraan Kondisi Daerah Tahun 2011 Perekonomian Bengkulu pada triwulan I tahun 2011 ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 6%1% (yoy). Dari sisi penawaran, sektor utama seperti sektor pertanian, perdagangan-hotel-dan-restoran serta sektor jasa diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan. Sektor perdagangan diperkirakan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi diantara ketiga sektor utama Provinsi Bengkulu tersebut. Adapun pertumbuhan dari sisi permintaan akan didorong melalui peningkatan konsumsi rumah tangga. Pada triwulan I tahun 2011, inflasi Bengkulu diperkirakan akan mencapai 10%1% (yoy). Pencapaian inflasi pada triwulan I 2011 diperkirakan akan sedikit mengalami peningkatan yang dipicu oleh terjadinya inflasi pada awal triwulan I. Inflasi diperkirakan terjadi karena gangguan pasokan beberapa kebutuhan pokok. Selain itu, masa panen yang belum tiba juga turut mendorong peningkatan harga. Sementara itu, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan beberapa kebijakan pemerintah yang akan segera diterapkan seperti konversi minyak tanah dan pembatasan BBM bersubsidi diperkirakan akan menambah tekanan inflasi daerah.

33

3.1.2. Tantangan Dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2012 Dan Tahun 2013 Berbagai tantangan yang akan dihadapi Provinsi Bengkulu di tahun 2012 tentunya tidak terlepas dari perekonomian Nasional yang masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu pengelolaan arus modal (capital inflow) dan nilai tukar (exchange rate) dimana harga-harga komoditas terus merangkak naik. Selain itu adanya pasar bebas akan menyebabkan semakin beratnya industri kecil di Provinsi Bengkulu dalam menghadapi persaingan dunia. Persaingan ini tidak hanya dalam hal produk tapi juga menyangkut SDM di Provinsi Bengkulu. Tingkat pengangguran dan kemiskinan yang masih cukup tinggi juga akan terus mewarnai tantangan perekonomian Provinsi Bengkulu di tahun 2012. Gambaran perekonomian Provinsi Bengkulu tahun 2012 tidak akan terlepas dari pengaruh perkembangan perekonomian Nasional. Perekonomian Nasional dalam hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Setelah mengalami resesi global sejak pertengahan tahun 2008, tanda-tanda pemulihan ekonomi dunia telah mulai terlihat sejak akhir 2009 hingga akhir 2010. Hal inilah yang turut berpengaruh terhadap perekonomian Provinsi Bengkulu. Pemulihan ini terutama disebabkan oleh berhasilnya intervensi pemerintah diberbagai negara yang telah mendorong sisi permintaan dan mengurangi ketidakpastian dan terjadinya resiko sistemik pada pasar keuangan. 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan Pendapatan daerah menurut UU No. 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 13 merupakan hak pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun terkait. Pendapatan Daerah menurut PP No. 55 Tahun 2005 dikelompokkan atas: a) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan. PAD pada umumnya terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan serta Lain-Lain PAD Yang Sah;

34

b) Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus; c) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi Hibah, Dana Darurat, DBH Pajak Dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, serta Bantuan Keuangan Dari Provinsi atau dari Pemerintah Daerah Lainnya. Berdasarkan data series kurun waktu 2009-2011, secara keseluruhan Pendapatan Daerah mengalami peningkatan dengan persentase kenaikan berfluktuatif. Secara persentase dan nominal, kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kelompok Dana Perimbangan yang secara konsisten mengalami kenaikan, sedangkan kelompok Lain-Lain Pendapatan Yang Sah menunjukkan kecenderungan penurunan, baik secara nominal dan persentase kontribusi terhadap Pendapatan Daerah. Pada kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD), komponen Pajak Daerah dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang mengalami peningkatan sedangkan komponen Retribusi Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan mengalami penurunan.

Tabel 3.2 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Provinsi Bengkulu Tahun 2009 2012
NO (1) 1 1.1. 1.1.1. 1.1.2. 1.1.3. 1.1.4. URAIAN 2009 (2) PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus (3) 1.071.240.550.846 413.570.042.373 246.818.011.336 60.397.813.487 12.351.918.744 94.002.298.806 2010 (4) 1.101.857.789.352 442.804.450.372 250.968.989.603 62.586.147.000 14.844.760.000 114.404.553.769 JUMLAH (Rp) 2011 (5) 1,145,967,155,233 421,521,179,875 293,672,568,725 12,305,420,300 12,101,760,000 103,441,430,850 Proyeksi/Target 2012 (6) 1,260,563,870,756 463,673,297,863 323,039,825,598 13,535,962,330 13,311,936,000 113,785,573,935

1.2. 1.2.1. 1.2.2. 1.2.3.

600.309.638.973 59.693.148.973 487.339.490.000 53.277.000.000

603.718.338.980 59.693.148.980 523.041.290.000 20.983.900.000

694,595,975,358 50,598,339,358 607,388,036,000 36,609,600,000

764,055,572,894 55,658,173,294 668,126,839,600 40,270,560,000

35

NO (1) 1.3. 1.3.1. 1.3.2. 1.3.3. 1.3.4. 1.3.5.

URAIAN 2009 (2) Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Hibah Dana Darurat Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Sumbangan Pihak Ketiga (3) 57.360.869.500 57.360.869.500 2010 (4)

JUMLAH (Rp) 2011 (5) 32,835,000,000 32,835,000,000 Proyeksi/Target 2012 (6) 36,118,500,000 36,118,500,000 -

55.335.000.000 55.335.000.000 -

1.3.6.

Dikelompok Dana Perimbangan, komponen DBH Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) masih memperlihatkan tren peningkatan. Secara ringkas dapat dilihat pada Realisasi dan Target Pendapatan Daerah Dalam Kurun Waktu Tahun 2009-2012 yang tercantum pada tabel 3.2.3 diatas. 3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu, seperti yang telah kita ketahui bersama, belum memiliki kemampuan fiskal yang cukup tinggi guna membiayai pembangunan daerah sehingga perlu diambil kebijakan dan langkah sebagai berikut: a. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) baik intensifikasi maupun ekstensifikasi dengan menggali dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan yang sudah ada maupun sumber-sumber penerimaan baru; b. c. Kebijakan dalam meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat/wajib pajak; Membangun sistem dan prosedur adminstrasi pelayanan perpajakan dan retribusi yang nyaman dan sederhana;
36

d. e. f.

Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta profesionalisme sumber daya manusia (SDM) aparatur; Meningkatkan dana dari Pusat diluar DAU dan DAK ke Daerah; dan Meningkatkan kontribusi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah Berdasarkan pemasalahan dan tantangan yang akan dihadapi pada tahun 2012 dan mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas serta mengacu kepada Prioritas Pembangunan Nasional, prioritas pembangunan dalam RPJMD, maka kebijakan Belanja Daerah diarahkan pada program dan kegiatan yang menjadi fokus dan prioritas Pembangunan Daerah pada tahun 2012, yaitu: 1) Perekonomian rakyat dan iklim investasi; 2) Sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan, pemuda olahraga, pemberdayaan perempuan-KB); 3) Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan; 4) Revitalisasi pertanian, ketahanan pangan serta pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan yang berkelanjutan; 5) Infrastruktur dasar (bina marga, cipta karya, irigasi, perhubungan, telekomunikasi dan energi); 6) Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana; 7) Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi; 8) Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum; 3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pada Tahun 2012 yang akan datang Pembiayaan Daerah masih tetap diarahkan pada hal-hal yang bersifat penghematan anggaran dan investasi di Badan Usaha Milik Daerah.

37

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1. Tujuan Dan Sasaran Pembangunan Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan, peluang yang ada di Provinsi Bengkulu dan mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka tujuan dan sasaran pembangunan tahun 2012 mengacu kepada Visi Provinsi Bengkulu tahun 20102015, yaitu "Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Yang Semakin Maju,Semakin Bertakwa, Dan Semakin Sejahtera ". Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka untuk kerangka perencanaan pembangunan daerah tahun 2012 diperlukan kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan dan Sasaran pada pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam matriks tabel berikut: Tabel 4.1. Hubungan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Provinsi Bengkulu
VISI/MISI TUJUAN SASARAN Visi : Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Yang Semakin Maju, Semakin Bertakwa, Dan Semakin Sejahtera Misi Pertama, Mewujudkan 1. Meningkatnya nilai investasi 1. Meningkatnya laju Perekonomian Rakyat Yang dalam negeri dan luar negeri; pertumbuhan ekonomi menjadi Berrdaya Saing 2. Meningkatnya produktivitas dan sebesar 7-7.2% tahun 2015; nilai tambah sektor-sektor 2. Meningkatnya pendapatan pembentuk PDRB; perkapita masyarakat menjadi 3. Terwujudnya penanggulangan Rp. 14-15 juta tahun 2015; kemiskinan; 3. Menurunnya angka kemiskinan 4. Terwujudnya penanggulangan menjadi sebesar 14,14 13,26% pengangguran; pada tahun 2015; 5. Peningkatan keuangan daerah. 4. Menurunnya angka pengangguran menjadi sebesar 2.21%-1.8% pada tahun 2015;

38

VISI/MISI

TUJUAN

Misi Kedua, Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dan Beriman

1. Menjadikan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa; 2. Meningkatnya kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat; 3. Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat; 4. Meningkatnya peran pemuda, olahraga dan perempuan dalam pembangunan serta kesejahteraan dan perlindungan anak.

Misi Ketiga, Mengembangkan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Infrastruktur Dasar Dan Penanggulangan Bencana Dalam Rangka Menunjang Daya Saing Perekonomian Daerah Dan Pembangunan Yang Berkelanjutan

Misi Keempat, Menyelenggarakan Pemerintahan Yang Profesional Dan Akuntabel Serta Mewujudkan Sistem Politik, Hukum Dan Keamanan Yang Mengayomi Masyarakat

1. Optimalnya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan bencana dalam mendukung perekonomian daerah dan kesejahterahan yang berkelanjutan; 2. Meningkatnya kapasitas infrastruktur dasar dalam menunjang perekonomian daerah dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. 1. Mewujudkan clean dan good governance; 2. Menciptakan sistem politik, hukum dan keamanan yang mengayomi masyarakat

SASARAN 5. Meningkatkan pendapatan daerah menjadi sebesar 1,69 triliun pada tahun 2015. 1. Meningkatnya kualitas kehidupan bergama; 2. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi sebesar 75.4 75.8 pada tahun 2015; 3. Meningkatnya perlindungan dan pelayanan sosial bagi masyarakat; 4. Meningkatnya peran pemuda dan olahraga dalam pembangunan; 5. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan anak. 1. Meningkatnya kontribusi hasil pengelolaan sumber daya alam, lingkungan hidup dan bencana terhadap pendapatan daerah dan masyarakat serta kesejahterahan yang berkelanjutan; 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas infrastruktur darat, laut dan udara sesuai standar pelayanan minimum (SPM). 1. Menurunnya angka korupsi; 2. Terus meningkatnya nilai LAKIP Pemerintah Daerah dari tahun ke tahun; 3. Optimalnya Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, informasi dan komunikasi dalam pemerintahan daerah; 4. Semakin meningkatnya sinergitas antara eksekutif dan legislatif serta kerjasama antar pemerintah daerah dalam pembangunan daerah; 5. Semakin membaiknya penegakan hukum dan keamanan dari tahun ke tahun.

39

Tujuan dan sasaran Misi Pertama, Mewujudkan Perekonomian Masyarakat Yang Berdaya Saing terkait dengan isu strategis Penanganan kemiskinan, pengangguran dan ketenagakerjaan. Tujuan dan sasaran Misi Kedua, Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Dan Beriman terkait dengan isu strategis Aksesibilitas dan pelayanan pendidikan, Aksesibilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat, Apresiasi dan pengembangan budaya daerah, serta Penanganan kemiskinan, pengangguran dan ketenagakerjaan. Tujuan dan sasaran Misi Ketiga, Mengembangkan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Infrastruktur Dasar Dan Penanggulangan Bencana Dalam Rangka Menunjang Daya Saing Perekonomian Daerah Dan Pembangunan Yang Berkelanjutan terkait dengan isu strategis Ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah, Kesiagaan penanganan bencana alam dan pengendalian serta peningkatan kualitas lingkungan hidup. Tujuan dan sasaran Misi Keempat, Menyelenggarakan Pemerintahan Yang Profesional Dan Akuntabel Serta Mewujudkan Sistem Politik, Hukum Dan Keamanan Yang Mengayomi Masyarakat terkait dengan isu strategis Pemerintahan daerah belum efektif yang dipengaruhi oleh kondisi politik yang belum mantap, menyebabkan pelayanan publik belum optimal dan tuntutan pembentukan daerah otonom meningkat. Ke 4 (empat) Misi tersebut di atas akan dicapai berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya daerah yang terpelihara dengan baik serta dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan, sebagai berikut: 1. Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu kepengelolaan dan kepengurusan pemerintahan yang baik bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang solid, bertanggung jawab, efektif dan efisien, dengan menjaga keserasian interaksi yang konstruktif di antara domain negara, swasta dan masyarakat; 2. Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada prinsip-prinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan kejujuran, yang dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten;

40

3.

Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu tingkatan kesempurnaan, merupakan karakteristik pribadi yang mampu memberikan hasil yang melebihi kebutuhan atau pun harapan dan sebuah bentuk tanggungjawab untuk suatu tindakan, keputusan dan kebijakan yang telah mempertimbangkan mengenai aturan, pemerintahan dan implementasinya, dalam pandangan hukum dan tata kelola yang transparan;

4.

Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antarwilayah, dan kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk perumahan beserta sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan berusaha bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran dengan menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah, dan besar;

5.

Penggunaan data dan informasi yang terintegrasi yang akurat, terbaharukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen tersebut terdiri dari data dan informasi spasial (keruangan) dan a-spasial (non keruangan).

Berdasarkan pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2010 serta perumusan permasalahan dan tantangan pada tahun 2012, maka ditetapkan Isu Strategis Pembangunan Provinsi Bengkulu, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Masih adanya pembangunan sarana dan prasarana yang belum terselesaikan dan belum berfungsi secara optimal; Masih rendahnya produktivitas dan daya saing daerah; Jumlah penduduk miskin masih cukup tinggi; Masih rendahnya jenis dan nilai investasi yang masuk; Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum optimal; Pembangunan perekonomian rakyat belum dibangun secara komprehensif mulai dari sektor hulu sampai hilir; Sarana dan akses pelayanan pendidikan dan kesehatan belum optimal; Masih banyaknya wilayah yang tergolong tertinggal baik pada tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten;

41

9.

Infrastruktur terutama jalan sentra produksi untuk memperlancar distribusi dan pemasaran produk-produk pertanian belum memadai. Hal ini sangat penting dalam rangka mengurangi ongkos angkut produksi bagi petani, nelayan maupun pengusaha kecil;

10. Kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup masih belum optimal; 11. Perlunya peningkatan kualitas informasi bencana alam serta kapasitas adaptasi dan penanggulangan bencana alam; 12. Peningkatan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP); 13. Perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan; 14. Masih adanya permasalahan perbatasan wilayah antar kabupaten dalam Provinsi Bengkulu. Hal ini penting dan mendesak untuk diselesaikan karena dapat mengganggu hubungan kerjasama antar kabupaten yang mengalami permasalahan perbatasan tersebut; 4.2. Prioritas Dan Pembangunan Prioritas Pembangunan Provinsi Bengkulu untuk tahun 2012 merupakan tindak lanjut atau dalam rangka mendukung program pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2010 2015. Adapun Prioritas Pembangunan Provinsi Bengkulu untuk tahun 2012 adalah: 1) Perekonomian rakyat dan iklim investasi; 2) Sumber daya manusia (pendidikan, kesehatan, pemuda olahraga, pemberdayaan perempuan-KB); 3) Kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan; 4) Revitalisasi pertanian, ketahanan pangan serta pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan yang berkelanjutan; 5) Infrastruktur dasar (bina marga, cipta karya, irigasi, perhubungan, telekomunikasi dan energi); 6) Sumber daya alam, lingkungan hidup dan penanggulangan bencana; 7) Pariwisata, kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi; 8) Pemerintahan, hukum dan ketertiban umum;

42

Memperhatikan hasil evaluasi, isu strategis, rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan serta dalam rangka pencapaian sasaran prioritas pembangunan tahun 2012, maka telah ditetapkan tema pembangunan tahun 2012 adalah: Perkuatan Pembangunan Ekonomi Rakyat Yang Berdaya Saing Guna Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

43

BAB VI PENUTUP

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Bengkulu Tahun 2012, merupakan penjabaran pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Jawa Barat 2010 2015. Dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012 dan hasil analisis, pemantauan serta evaluasi pelaksanaan RKPD Tahun 2010. RKPD Tahun 2012 merupakan tahap pengembangan program dan kegiatan prioritas guna mewujudkan Visi dan Misi Provinsi Bengkulu. Dengan berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan tujuan dan fungsinya, RKPD tahun 2012 sebagai dokumen rencana operasional pembangunan tahun 2012, memusatkan pada pencapaian arah, tujuan, sasaran dan target prioritas rencana pembangunan jangka pendek tahun 2012. Penetapan prioritas rencana pembangunan tahun 2012, mengacu pada isu-isu strategis serta melalui pendekatan kewilayahan, yang kemudian difokuskan pada program dan kegiatan pembangunan daerah. Dalam rangka menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan tersebut serta untuk terwujudnya sinergitas kinerja pembangunan semua pihak yang terkait, maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut : 1. Seluruh SKPD Provinsi Bengkulu dan seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota serta seluruh pelaku pembangunan di Provinsi Bengkulu, berkewajiban untuk melaksanakan programprogram dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam RKPD Tahun 2012, secara sinergitas dan terintegrasi. Berkaitan dengan pendanaan pembangunan, peran serta kontribusi masyarakat dan dunia usaha perlu terus digali dan didorong untuk dapat berperan serta secara maksimal dan sekaligus berperan sebagai pengawas pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan laporan hasil evaluasi dari seluruh SKPD, BAPPEDA menyusun evaluasi, mengkaji dan menganalisis lebih lanjut pelaksanaan RKPD Tahun 2012. Hasil evaluasi, kajian dan analisis RKPD Tahun 2012 tersebut menjadi dasar bahan penyusunan RKPD Tahun 2013 berikutnya;
154

2.

Sebagai langkah awal dalam menyusun RAPBD Tahun 2012, RKPD Tahun 2012 dijabarkan lebih lanjut dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUAPBD) dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2012, hasil kesepakatan bersama dengan DPRD Provinsi Bengkulu;

3.

Dalam rangka sinkronisasi, sinergitas, harmonisasi dan integrasi pelaksanaan programprogram dan kegiatan-kegiatan pembangunan, yang pendanaannya bersumber dari APBD, APBN/BLN/PHLN dan sumber-sumber lainnya yang sah, maka setiap SKPD harus menyusun dan membuat RENJA-SKPD masing-masing, sebagai dasar pelaksanaan rencana kegiatan Tahun 2012;

4.

Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan rencana pembangunan, agar difasilitasi melalui Forum SKPD serta Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG), sehingga aspirasi dan kepentingan masyarakat yang lebih luas, dapat terakomodasi secara baik;

5.

Untuk menjamin konsistensi, sinergitas,harmonisasi ,integrasi, efektivitas dan efesiensi pelaksanaan pembangunan, setiap SKPD wajib melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan RKPD Tahun 2012, sesuai dengan TUPOKSI masing-masing dan melakukan koreksi yang diperlukan serta melaporkan hasilnya secara berkala 3 (tiga) bulan kepada Gubernur, melalui Biro Administrasi Pembangunan, Biro Keuangan dan BAPPEDA Provinsi Bengkulu;

6.

Secara proaktif, BAPPEDA Provinsi Bengkulu, wajib melakukan monitoring, pengkajian pelaksanaan RKPD Tahun 2012 serta menghimpun dan menganalisis laporan 3 (tiga) bulan pelaksanaan dari masingt-masing SKPD dan hasilnya disampaikan kepada Gubernur;

7.

Pada akhir tahun anggaran 2012, setiap kepala SKPD wajib melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan RKPD Tahun 2012, sesuai dengan TUPOKSI masing-masing. Hasil evaluasi dilaporkan lebih lanjut kepada Gubernur melalui Biro Administrasi Pembangunan, Biro Keuangan dan BAPPEDA Provinsi Bengkulu;

8.

Tata cara penyusunan RKPD Tahun 2012 dan penyelenggaraan MUSRENBANG serta Forum SKPD Tahun 2012, mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu. Mekanisme penyelenggaraan MUSRENBANG dilakukan melalui tahapan menurut tingkatan pemerintah daerah, melalui MUSRENBANG di tingkat Desa , Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dan Kota, Provinsi Bengkulu sampai dengan Tingkat Nasional, perlu ditingkatkan kualitasnya,
155

sehingga dihasilkan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang diharapkan, yaitu tercapainya Visi dan Misi Provinsi Bengkulu secara bertahap dan berkesinambungan, sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Bengkulu Tahun 2010 2015; 9. RKPD Tahun 2012 berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2012. Langkah-langkah persiapan dimulai sejak tanggal ditetapkan hingga pelaksanaannya, perlu terus dilakukan dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, sinkronisasi, sinergitas, harmonisasi dan efektivitas dan efesiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

156

You might also like