You are on page 1of 40

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

M DENGAN DIABETES MELITUS DI RUANG C RS BETHESDA

Oleh : Puji Parwanto NIM :06-1247

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA YOGYAKARTA 2008

Mengetahui:

Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik

Rustamadji, AMK

Iwayan Sudarta,S.Pd,S.Kep, Ns

Saran Pembimbing: Baik Cukup Dilengkapi () () ()

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan akal budi dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyusun laporan dengan judul LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.M DENGAN DIABETES MELITUS DI RUANG C RS BETHESDA YOGYAKARTA. Dalam penyusunan ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada yang terhormat : 1. Ibu Niken Werdatiningsih Ngesti Palupi, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Akademi Keperawatan Bethesda Yogyakarta. 2. Bapak Iwayan Sudarta,S.Pd, S.Kep, Ns selaku Dosen Pembimbing Akademi 3. Bapak Rustamaji, AMK selaku pembimbing klinik. 4. Perawat di Ruang C yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini 5. Orang tua dan saudara yang telah memberikan dorongan moril dan materiil. 6. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan proposal ini dan mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sehingga harapan penulis, proposal ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, November 2008 Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii KATA PENGANTAR.............................................................................................iii DAFTAR ISI............................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 A. LATAR BELAKANG............................................................................1 B. TUJUAN.................................................................................................1 BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................3 A. MEDIS....................................................................................................3 B. KEPERAWATAN..................................................................................9 BAB III PENGELOLAAN KASUS.......................................................................16 A. PENGKAJIAN.....................................................................................16 B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................27 C. PERENCANAAN KEPERAWATAN.................................................28 D. CATATAN PERKEMBANGAN.........................................................31 BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................35 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akhir akhir ini banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh makanan salah satu contohnya Diabetes Melitus (DM). Diabetes Melitus adalah penyakit yang berhubungan dengan gangguan metabolisme karbohidrat dasarnya adalah defisiensi insulin. Penyakit ini disertai hiperglikemia yang berlarut larut dan glikosuria diikuti oleh gangguan sekunder dalam metabolisme protein dan lemak. Diabetes juga berkaitan dengan peningkatan terjadinya penyakit makrovaskular misalnya Infark miokard, stroke, dan vascular perifer. ( Brunner and Sudart 2002) Terdapat peningkatan jumlah penderita DM dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan karena berbagai factor misalnya usia, kebiasaan makan, hereditas, kelainan insulin dan gangguan system imun. Berawal dari hal tersebut penulis tertarik menyusun laporan Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes Melitus agar dapat menjadi wacana bagi khalayak umum. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah III (KMB III) mahasiswa semester V mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin. 2. Tujuan Khusus a. Mengkaji status kesehatan klien dengan gangguan system endokrin : 1). Membuat riwayat kesehatan klien secara komprehensif (data biografi, riwayat kesehatan, pola pemeliharaan kesehatan, pola kebutuhan sehari hari, status social ekonomi, dan status psikososial.

2). Melakukan pengkajian fisik system endokrin meliputi: melakukan inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dan mengidentifikasi tanda serta keluhan ynag berhubungan dengan gangguan system endokrin. 3). Identifikasi pemeriksaan diagnostic yang diperlukan oleh klien dengan gangguan endokrin (laboratorium ;pemeriksaan darah gula: gula darah puasa, 2 jam setelah makan, T3, T4, Ct Scan, MRI, pemeriksaan metabolisme basal). b. Melakukan analisa data dan menyusun diagnosa keperawatan berhubungan dengan perubahan/kelainan fungsi system endokrin berdasarkan data yang didapat saat dikaji. c. Membuat perencanaan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien dengan gangguan endokrin 1). Memprioritaskan masalah keperawatan pada klien dengan gangguan sisitem endokrin 2). Menentukan tujuan keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin 3). Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan system endokrin d. Melakukan rencana tindakan pada klien dengan gangguan system endokrin 1). Memprioritaskan pelaksanaan tindkaan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien pada gangguan sisitem endokrin 2). Melakukan ketrampilan keperawatan yang berhubungan dengan gangguan sisitem endokrin e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sisitem endokrin f. Mendokumentasikan kegiatan asuhan keperawatan pada klien yang telah dilakukan g. Membuat dischart Planning

BAB II LANDASAN TEORI A. Medis 1. Pengertian Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi. (Brunner and Sudarth, 2002) 2. Anatomi Fisiologi Orang dengan metabolisme normal mampu mempertahankan kadar glukosa darah antar 70-110 mg/dl (euglikemia) dalam kondisi asupan makanan berbeda-beda. Pada orang non diabetic kadar glukosa darah dapat meningkat antara 120-140 mg/dl setelah makan, namun keadaan ini akan kembali menjadi normal denagn cepat. Sedangkan kelebihan glukosa darah diambil dari darah dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan sel-sel otot (glikogenesis). Kadar glukosa darah normal dipertahankan selama keadaan puasa karena glukosa dilepaskan dari cadangan-cadangan tubuh (glokigenolisis) dan glukosa yang baru dibentuk dari asam amino, laktat dan gliserol yang berasal dari trigliserida (glukoneogenesis). Normalisasi glukosa darah diatur oleh hormon-hormon dan enzim pancreas merupakan suatu organ yang tidak biasa karena berfungsi sebagai kelenjar endokrin dan eksokrin. Gangguan endokrin pancreas yang terutama adalah diabetes. ( Sylvia A. Price Lorsaine M Wilson, 2005) Klasifikasi DM yang utama: 1. Diabetes Melitus (DM) a. DM tipe I

Merupakan diabetes yang tergantung insulin (DM TI) disebut juga IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus). Omset gejala yang berat timbul secara mendadak, cenderung menjadi ketosis dan untuk menopang kehidupan tergantung pada insulin luar. Ciri-ciri: 1). 2). 3). 4). 5). 6). Terjadi pada umur < 40 tahun Deficit insulin absolute karena disfungsi sel inset Cenderung terjadi ketosis Insulin serum cenderung rendah/kurang Komplikasi lebih sering pada kapiler mata dan renal Pengobatan dengan insulin, diet dengan olahraga

b. DM tipe II Merupakan DM tidak tergantung insulin (DM TII) disebut juga NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus). Cenderung bersifat familial. Dapat terjadi pada semua orang/usia (terutama pada dewasa). Sering bertalian dengan obesitas yang bisa memperburuk keresistensian terhadapa insulin dan menimbulkan hiperglikemia. Ciri-ciri: 1). 2). 3). 4). Terjadi pada umur > 40 tahun Deficit insulin relative Resisten terhadap terjadinya ketosis Insulin serum bisa rendah, normal/tinggi

2. Diabetes Melitus Sekunder Terjadi akibat gangguan yang spesifik seperti kerusakan pancreas, gangguan endokrin dan factor genetic yang dihubungkan dengan intoleransi terhadap glukosa atau juga diabetes yang dibangkitkan oleh zat-zat kimia atau obat seperti kortikosteroid. 3. Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)

Pasien mempunyai konsentrasi glukosa plasma di antara nilai normal dan nilai diabetes mellitus bahkan konsentrasi plasma dapat berkembang melebihi diabetes mellitus dan dapat pula sama. 4. Gestational Diabetes Melitus (GDM) DM yang dapat terjadi saat kehamilan karena terjadi sekresi berbagai hormon disertai pengaruh metabolic terhadap toleransi glukosa. 3. Etiologi DM dapat disebabkan oleh: 1. 2. Kelainan fungsi/jumlah sel yang bersifat genetic/menurun Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi dan integrasi sel yaitu diet pemasukkan kalori, karbohidrat, dan gula yang diproses secara berlebihan. 3. 4. Gangguan system imunitas Kelainan aktivitas sinsulin Disebabkan oleh timbulnya defisiensi insulin, relative/absolute. Selain itu berhubungan dengan growth hormone ynag dibuat oleh kelenjar hipofisis dan berbagai steroid yang dibentuk oleh kelenjar adrenal. Karena itu diabetes akan timbul bila keseimbangan normal anatara ketiga kelenjar endokrin terganggua. 5. 6. Usia Hereditas

4. Patofisiologi Insufisiensi insulin Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel Peningkatan mobilitas lemak kelainan metabolisme lemak aterosklerosis

Pengurangan protein dalam tubuh Kadar glukosa darah meningkat/hiperglikemia Hiperosmolaritas Glukoneogenesis Asetoaksalat dan asam keton yang lain meningkat dehidrasi ekstra sel dan intra sel asidosis Konsentrasi natrium menurun Glukosauria diuresis

timbul gejala: poliuri (banyak kencing) polidipsi polipagi penurunan BB anteria (kurang energi) DM dengan komplikasi gangrene kematian (Guyton, 1995) 5. Tanda dan Gejala a. rasa haus berlebihan b. sering kencing terutama di malam hari c. berat badan turun dengan cepat d. keluhan lemah e. kesemutan pada jari tangan dan kaki

f. cepat lapar g. gatal-gatal h. luka sukar sembuh i. gigi mudah goyah Gejala hiperglikemia: a. apatis sampai koma b. dehidrasi c. kelebihan neurologist d. hipotensi postural e. pernapasan kusmaul Gejala hipoglikemia: a. syarat otonom b. banyak keringat, rasa lapar, prestesia, pada bibir dan jari pucat, tremor c. Susunan saraf pusat d. Penglihatan kabur, reaksi lambat, sering menguap e. perubahan psikis f. depresi, rasa ngambek, tidak dapat tidur g. muskuler h. rasa lemah dan mudah capek selama melakukan kegiatan fisik

6. Pemeriksaan Diagnostik a. Glukosa darah : meningkat 200-100 mg/dl b. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat d. osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 m Osm/l e. elektrolit :

a). natrium b). kaluim f. c).fosfor

: mungkin meningkat, normal atau menurun : normal atau peningkatan semu (perpindahan : lebih sering menurun

seluler) selanjutnya akan menurun g. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang menceminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir. h. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 ( asidosis metabolic ) dengan komplikasi alkalosis respiratorik. i. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi) : leukositosis, hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap stress atau infeksi. j. Ureum/kreatinin : mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal) k. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya penkrastitis akut sebagai penyebab DKA. l. Insulin darah : mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/gangguan dalam penggunannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody. m. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin. n. Urine : gula dan aseton positif ; berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat. o. Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka. (Marilynn E. Doengoes, 2000) 7. Penatalaksanaan Medik a. Diet

Diet pada pasien DM untuk mengatur jumlah kalori dan karbohidrat yang dimakan setiap hari. Pasien DM jangan sampai makan karbohidrat berlebihan untuk mencegah hiperglikemia dan glukosauna. b. Agen hipoglikemik Pasien yang defisiensi insulin selain diet juga memerlukan agen hipoglikemik yaitu insulin yang hanya tersedia dalam bentuk suntikan. c. Pengaruh aktifitas fisik Latihan fisik juga mempengaruhi pengaturan kadar glukosa darah karena mempermudah transfer glukosa dalam sel. 8. Pencegahan a. Olahraga teratur dapat menurunkan kadar gula dalam darah, menurunkan berat badan, menghilangkan stres b. Periksa gula darah rutin c. Penyuluhan awal menunjukkan pentingnya kebiasan makan yang konsisten , hubungan makanan dan insulin dan pembagian rencana makan individu. d. Diit makan e. Pemotongan kuku jangan terlalu dalam B. Keperawatan 1. Pengkajian a. aktivitas/istirahat gejala tanda : lemah, letih, sulit bergerak, kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur/istirahat : takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas, letargi/disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot b. sirkulasi gejala : adanya riwayat hipertensi,

klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas. ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama tanda : takikardia perubahan TD postural; hipertensi, nadi yang menurun/tak ada. Disritmia, Krekels;DVJ (GJK), kulit panas; kering dan kemerahan; bola mata cekung c. integritas ego gejala tanda d. eliminasi gejala : perubahan pola perkemihan (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), nyeri tekan tanda abdomen, diare : urine encer, pucat, kuning, poliuri, urine berkabut bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun : hiperaktif (diare) e. makanan/cairan gejala : hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti diet : peningkatan masukkan glukosa/karbohidrat penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu haus : penggunaan diuretic (tizaid) tanda : kulit kering/bersisik, turgor jelek kekakuan/distensi abdomen, muntah bau halitosis/manis, bau buah (nafas aseton) f. neurosensori : stress, tergantung pada orang lain masalah financial yang berhubungan dengan kondisi : ansietas, peka rangsang

gejala

: pusing/pening sakit kepala kesemutan, kebas kelemahan pada otot, paraestesia gangguan penglihatan

tanda

: disorientasi, mengantuk, leturgi, stupor/koma, gangguan memori, kacau mental reflek tendon dalam (RTD) menurun (koma) aktifitas kejang

g. nyeri/keamanan gejala tanda h. pernapasan gejala tanda : merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen : lapar udara batuk dengan/tanpa sputum purulen frekuensi pernapasan i. keamanan gejala tanda : kulit kering, gatal, ulkus kulit : demam, diaforesis kulit rusak, lesi/ulserasi menurunnya kekuatan umum/rentang gerak paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan j. seksualitas gejala gejala : masalah impotent pada pria : factor resiko keluarga DM, penyakit jantung, stoke, hipertensi. Penyembuhan lambat k. penyuluhan/pembelajaran : abdomen yang tegang/nyeri : wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhatihati

penggunaan obat seperti steroid, deuretik (tiazid): dilatin dan feno barbital mungkin/tidak memerlukan obat diabetic sesuai pesanan. ( Marilynn E Doengoes, 2000) 2. Diagnosa Keperawatan a. Kekurangan volume cairan b/d diuresis osmotic b. Perubahan nutrisi b/d penurunan pemasukan mulut c. Resiko infeksi b/d ISK d. Resiko perubahan sensori perceptual b/d ketidakseimbangan insulin e. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan b/d tidak mengenal sumber informasi. (Marilynn E Doengoes, 2000)

3. Perencanaan Keperawatan NURSING CARE PLAN Nama pasien : Ruang : No Diagnosa Keperawatan Tujuan/criteria hasil Intervensi Rasionalisasi 1. Gangguan Mobilitas fisik b/d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda-tanda vital 1. Sebagai dasar untuk pusing ditandai dengan: keperawatan selama.x24 jam sign membandingkan temuan seperti meningkat mempengaruhi mental 2. Jadwalkan mengganggu istirahat pasien 3. Bantu pasien dalam 3. ambulasi atau perubahan intervensi 2. waktu Meningkatkan tidur, keperawatan agar tidak menurunkan rasa letih, dan dapat memperbaiki daya piker Meningkatkan keamanan pasien abnormal suhu yang dapat fungsi diharapkan klien mampu: - Bergerak tanpa disertai pusing - Ekspresi wajah lebih rileks

posisi

terutama

ketika

rasa

keseimbangan dipengaruhi 4. Pantau nilai laboratorium 4. seperti glukosa darah, Hb/Hct, ureum creatinin 2. Perubahan nutrisi kurang dari Setelah kebutuhan ketidakcukupan insulin dilakukan tindakan 1. Tentukan program diet 1. dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan dihabiskan Pemberian makanan yang mengandung melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi baik 3. Observasi hipoglikemi tanda-anda 3. Karena metabolisme seperti karbohidrat mulai gastrointestinal yang dapat Ketidakseimbangan niali laboratorium dapat menurunkan mental Mengidentifikasi kekurangan penyimpangan dan dan b/d keperawatan selama x24 jam diharapkan klien mampu : - Mencerna jumlah nutrien yang tepat stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya/yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal fungsi

kebutuhan terapeutik

- Mendemonstrasikan berat badan 2. Berikan makanan cair 2. nutrient dan elektrolit

perubahan kesadaran,

tingkat kulit

terjadi (gula darah akan berkurang) sementara hipoglikemi terjadi. Catatan: DM tipe I yang berlangsung lama mungkin tidak akan tandamrenunjukkan dan tetap dapat

lembab/dingin, denut nadi cepat, lapar, cemas, sakit kepala, sempoyongan pusing,

diberikan insulin maka

tanda hipoglikemi. 4. Berikan insulin pengobatan 4. Insulin memilii awitan teratur cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan glukosa kedalam sel. secara

dengan metode IV secara intermiten atau continue.

BAB III PENGELOLAAN KASUS A. Pengkajian Tanggal Oleh Jam A. Identitas 1. Pasien Nama Umur Jenis kelamin Agama Alamat Status perkawinan Pendidikan Pekerjaan Lama bekerja Suku/bangsa Tanggal Masuk RS No. RM Ruang Diagnosa 2. Penanggung jawab Nama Hubungan Pekerjaan Alamat : Bp.S : Suami :: Cokrodiningrat jetis Sleman DIY : Ny.M : 51 th : Perempuan : Islam : Cokrodiningrat jetis Sleman DIY : kawin :: Swasta :: Indonesia : 29 Oktober 2008 :: Ruang C RS Bethesda : Diabetes Melitus : 28 Oktober 2008 : Maranatha Yessy K : 07.15 WIB

B. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama Klien mengatakan badan lemas, kalau bergerak kepala pusing. b. Riwayat penyakit sekarang 6 hari yang lalu klien mengeluh badan lemas, sariawan, tenggorokan panas, kemudian dibawa ke RS Bethesda masuk IGD kemudian masuk Ruang C periksa gula darah hasilnya 199 mg/dl, mendapat terapi pengobatan infuse Asering 500 cc, injeksi Ceftriaxone 1x1, Insulatard 1x10 unit. c. Riwayat penyakit lalu Pernah dirawat di rumah sakit 2 kali tahun 2008 d. Riwayat keluarga Klien mengatakan keluarga ada riwayat DM. C. Pola Kebiasaan klien 1. Pola nutrisi a. sebelum sakit frekuensi jenis makanan makanan yang disukai makanan yang tidak disukai jenis minuman banyaknya minum b.selama sakit frekuensi jenis makanan jenis minuman keluhan : 3x1 hari : bubur, sayur, lauk : air putih :: 3x1 hari : nasi, sayur, lauk : lauk : tidak ada : air putih : 5 gelas/hari

2. Pola Eliminasi a.sebelum sakit BAB Frekuensi Warna Konsistensi BAK Frekuensi Warna Waktu Keluhan b.selama sakit BAB Frekuensi Waktu Warna Konsistensi BAK Frekuensi Warna Bau Keluhan 3. Pola aktivitas sehari-hari a. sebelum sakit 1). Keadaan aktivitas sehari-hari Kemampuan aktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, minum, memakai baju dan yang lain bisa dilakukan sendiri. 2). Kebiasaan tidur Tidur siang : kadang-kadang : 3x sehari : kekuningan : khas urine : tidak ada : 3 hari sekali : siang hari : kuning : padat : 5x sehari : kekuningan : tidak menentu : tidak ada : 1x sehari : kuning kecoklatan : lembek

Tidur malam b. selama sakit

: 5-6 jam

1). Kemampuan beraktivitas sehari-hari selama di RS dibantu oleh perawat dan keluarga. 2). Kebutuhan tidur Tidur siang Tidur malam 4. Pola Kebiasaan Kebersihan diri a. Kebersihan kulit klien mandi 2x sehari dibantu keluarga b. Kebersihan rambut Selama di RS pasien belum mencuci rambut c. Kebersihan telinga Klien membersihkan telinga jika terasa gatal/kotor d. Kebersihan mata klien mengatakan membersihkan mata saat mandi e. Kebersihan mulut dan gigi lidah klien kotor. f. Kebersihan kuku klien memotong kuku jika kuku panjang 5. Pola persepsi-sensori Klien tidak menggunakan kacamata, alat bantu pendengaran 6. Aspek mental- intelektual- social-spiritual a. Konsep diri Gambaran diri Identitas diri Harga diri bercakap-cakap : klien menyadari dirinya sedang sakit : klien mampu menyebutkan nama, :klien mau dijenguk orang lain, mau diajak : 2-3 jam : 7-8 jam

Peran diri Ideal diri

: saat dirawat di RS klien tidak mampu : klien ingin cepat sembuh

melakukan aktivitas sehari-hari b. Emosional klien sabar dalam menghadapi penyakit nya. c. Komunikasi komunikasi klien agak terganggu karena mulutnya masih sakit, berbicara dengan bahasa jawa dan Indonesia d. Pertahanan koping dalam menyelesaikan masalah klien dibantu keluarga. e. Sosial hubungan klien dengan keluarga, perawat baik f. Intelektual Pengetahuan klien tentang DM kurang. g. Spiritual klien beragama islam, selama sakit klien tidak beribadah. D. Pemeriksaan Fisik 1. Pengukuran tanda vital 2. 3. 4. TD Nadi Suhu Respirasi BB TB : 140/70 mmHg : 88 x/menit : 37 0C : 20 x/menit : tidak terkaji : tidak terkaji : Compos mentis

Pengukuran BB&TB

Tingkat kesadaran Keadaan Umum a. Kepala 1). Bentuk kepala 2). Kulit kepala

: bulat : kotor

3). Ketombe 4). Pertumbuhan rambut 5). Kesan wajah Mata Kebersihan Pupil Sclera Konjungtiva Telinga Bentuk telinga

: tidak ada ketombe : hitam lebat : letih, lesu : tidak terdapat noda : isokor : putih : pucat. : simetris

Telinga tidak keluar cairan dan tidak berbau Fungsi pendengaran masih baik Hidung Septum ditengah, hidung tidak keluar lendir, fungsi pembau masih baik Mulut dan tenggorokan Mulut dan lidah kotor, tidak ditemukan gigi yang tanggal, tidak terdapat pembesaran tonsil. b. Leher tidak terdapat pembesaran tyroid c. Dada 1). Inspeksi Bentuk dada Jenis pernapasan Retraksi dada Warna kulit 2). palpasi Waktu bernapas dada simetris Tidak ada nyeri tekan Massa : tidak ada : simetris : teratur : tidak ada : kuning Tidak ditemukan kelainan bentuk dada

3). Perkusi Suara perkusi di lapang dada pekak 4). Auskultasi Bunyi jantung I, II, III jelas Tidak ada bunyi tambahan, suara murmur, suara rub d. Punggung Tidak ditemukan kelainan e. Abdomen 1). Inspeksi Umbilicus berada ditengah Warna kulit Abdomen simetris 2). Auskultasi Peristaltic 3). Perkusi Udara 4). Palpasi Tonus otot Kekenyalan organ Hepar Lien f. Genetalia pasien memakai DC (douwer Kateter) g. Ekstremitas Atas Anggota gerak atas lengkap Anggota gerak bawah lengkap, tetapi kaki kiri dibawah lutut sudah diamputasi Tonus otot lentur h. Integumen turgor kulit elastis : lentur : terasa : tidak terjadi pembesaran : tidak terjadi pembesaran : sonor : 15 x/menit : kuning kecoklatan

i. Anus dan Rektum tidak terkaji E. Test diagnostic 1. Test laboratorium Tanggal 30 Oktober 2008 Pemeriksaan Hb Hct Jumlah leukosit Jumlah trombosit Gol darah Ureum Creatinin GOT GPT hasil 12,8 37 13.420 296.000 O 93.4 2 46.3 47 10.00-50.00 0.80-1.40 0-37 0-41 mg/dl mg/dl u/l u/l nilai normal 13,50-17,50 41-53 4.10-10.90 4.5-5.9 satuan gr% gr% ribu/mmk juta/mmk

Tanggal 24 Oktober 2008 Pemeriksaan Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Hasil 178 199 nilai normal 70-100 70-140 satuan mg/dl mg/dl

Tanggal 25 Oktober 2008 BJ pH protein leko gelap eritrosit epitel 1.010 5.0 (+) 2-3 10 sedikit

Tanggal 1 Oktober 2008

Pemeriksaan Glukosa puasa Glukosa 2 jam PP Pemeriksaan Ureum Creatinin B.J pH Leko gelap

Hasil 100 155 hasil 33.0 1.2 1.010 6 1-2

nilai normal 70-100 70-140 nilai normal 10.0-50.0 0.80-1.40

satuan mg/dl mg/dl satuan mg/dl mg/dl

Tanggal 28 Oktober 2008

2. Pemeriksaan radiologi (USG Abdomen) Tanggal 30 Oktober 2008 Hepar : densitas okogenik parenkim hepar tampak normal, homogen, deferensiasi baik, permukaan licin, sudut lancip, ukuran: 15,0 cm Vena porta, vena hepatica, sistema bilier intrahepatal tidak prominent Vena felea : dinding licin, tipis, tak tampak adanya batu/massa Pancreas-line : echostruktur, bentuk dan ukuran normal REN : echostruktur kedua ren normal, deferensiasi tampak tegas SPC kedua ren tidak melebar, tak tampak adanya batu/massa, kontur kedua ren tegas, ukuran dbn. Caecum : peristaltic baik, transduser sign dan target sign : (-) Prostat : densitas okogenik, bentuk dan ukuran normal Vesica urinaria : dinding licin, tidak tampak batu/massa Kesan : USG abdomen : hepatomegali ringan dengan struktur echo : dalam batas normal 3. ECG ( 29 Oktober 2008) RATE R-R QRS : 111 : 540 ms : 86 ms

AXIS PR QT QTc

: -300 : 146 ms : 310 ms : 430

RVS (15.7)+SV1 (5.1) = 20.8 mm PROGRAM PENGOBATAN 1. Oral a. Captopril 25 Indikasi Indikasi c. Amlodipin 5 d. Pamol Indikasi hati e. Metrix f. Sistenol Indikasi sedang g. Gluinin XR 2. Injeksi a. Ceftriaxone Indikasi 1x1 : infeksi saluran napsa, ginjal, tulang dan jaringan lunak, saluran cerna, genitalia, sepsis, meningitis dan pencegahan infeksi pra operasi b. Insulatard 1x10 unit 1x1 1x1 3x1 : demam sakit kepala dan kondisi nyeri ringan sampai b. Ciprofloxacine 500 2x1 : hipertensi ringan sampai sedang 2x1 1x5mg 4x1 : demam dan nyeri :untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakter

Kontra indikasi: hipersensitivitas terhadap paracetamol, gangguan fungsi

ANALISA DATA No 1. DS : Data Masalah Gangguan mobilitas fisik Penyebab pusing

pasien mengatakan badan lemas, jika untuk bergerak kepala pusing

DO : Pasien terlihat lemas ADL dibantu Terbaring di tempat tidur

2.

DS : Pasien mengatakan napsu makan berkurang DO : Pasien terlihat lemas Porsi makan habis porsi GDS : 199 mg/dl

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Ketidakcukupan insulin

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik b. d pusing ditandai dengan: DS : pasien mengatakan badan lemas, jika untuk bergerak kepala pusing DO : Pasien terlihat lemas ADL dibantu Terbaring di tempat tidur

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhanb.d ketidakcukupan insulin ditandai dengan : DS : Pasien mengatakan napsu makan berkurang Pasien terlihat lemas Porsi makan habis porsi GDS : 199 mg/dl DO :

C. Perencanaan Keperawatan NURSING CARE PLAN Nama pasien : Ny.M Ruang : Ruang C/13 Tujuan/criteria hasil 28 Oktober 2008 07.15 dilakukan selama keperawatan 2x24 jam Intervensi 28 Oktober 2008 sign 07.15 Rasionalisasi 28 Oktober 2008 07.15 membandingkan temuan seperti meningkat mempengaruhi mental 2. Jadwalkan mengganggu istirahat pasien 3. Bantu pasien dalam 3. intervensi 2. waktu Meningkatkan tidur, keperawatan agar tidak menurunkan rasa letih, dan dapat memperbaiki daya piker Meningkatkan abnormal suhu yang dapat fungsi No Diagnosa Keperawatan 1. 28 Oktober 2008 07.15 pusing ditandai dengan: DS : pasien mengatakan badan lemas, jika untuk bergerak kepala pusing DO : Pasien terlihat lemas ADL dibantu Terbaring di tempat tidur

Gangguan Mobilitas fisik b/d Setelah

tindakan 1. Pantau tanda-tanda vital 1. Sebagai dasar untuk

diharapkan klien mampu: - Bergerak tanpa disertai pusing - Ekspresi wajah lebih rileks

ambulasi atau perubahan posisi

keamanan terutama ketika keseimbangan dipengaruhi

pasien rasa

4. Pantau nilai laboratorium 4. seperti glukosa darah, Hb/Hct, ureum creatinin 2. 28 Oktober 2008 kebutuhan ketidakcukupan ditandai dengan: DS : Pasien mengatakan napsu makan berkurang DO : Pasien terlihat lemas Porsi makan habis porsi 07.15 28 Oktober 2008 dilakukan selama b/d keperawatan 2x24 07.15 jam 28 Oktober 2008 07.15

Ketidakseimbangan niali laboratorium dapat menurunkan fungsi 07.15 dan dan

mental 28 Oktober 2008 kekurangan penyimpangan

Perubahan nutrisi kurang dari Setelah

tindakan 1. Tentukan program diet 1. dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan dihabiskan yang dapat

Mengidentifikasi

insulin diharapkan klien mampu : - Mencerna jumlah nutrien yang tepat stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya/yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal

kebutuhan terapeutik Pemberian makanan

- Mendemonstrasikan berat badan 2. Berikan makanan cair 2. yang mengandung nutrient dan elektrolit

melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi baik gastrointestinal

GDS 199 mg/dl

3.

Observasi hipoglikemi perubahan kesadaran,

tanda-anda 3. Karena metabolisme seperti tingkat kulit karbohidrat berkurang) sementara hipoglikemi terjadi. Catatan: DM tipe I yang berlangsung lama mungkin tidak akan tandamrenunjukkan mulai dan tetap dapat terjadi (gula darah akan

lembab/dingin, denut nadi cepat, lapar, cemas, sakit kepala, sempoyongan pusing,

diberikan insulin maka

tanda hipoglikemi. 4. Berikan insulin pengobatan 4. Insulin memilii awitan teratur cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan glukosa kedalam sel. secara

dengan metode IV secara intermiten atau continue.

D. Catatan Perkembangan CATATAN PERKEMBANGAN Nama pasien Ruang Diagnosa medis No 1. Diagnosa : Ny.M : C/13 : Diabetes Melitus Tanggal/jam Perkembangan ( SOAPIE) Ttd

keperawatan Diagnosa 1 28 Oktober 2008 07.15 I: Mengkaji ku pasien ku pasien lemah, terpaang infuse asering 20 tpm, kesadaran compos mentis 07.40 08.00 Mengganti alat tenun Mengukur vital sign S : 370C N : 88x/menit R : 20 x/menit 08.30 Memberikan obat pagi 09.00 Captopril 2x1 Ciprofloxacine 2x1 Amlodipan 1x5mg TD: 140/70 mmHg

Mengambil darah untuk pemeriksaan lab. (ureum, creatinin, B.J, pH, leko gelap)

09.45

Melepas dower Kateter Saat dilepas pasien disuruh untuk tarik napas untuk mengurangi kesakitan

10.00

E: S : klien mengatakan badan masih lemas, kepala masih buyer O :ADL dibantu perawat

2.

Diagnosa 2

08.45

Memberikan asupan nutrisi Bubur DM habis porsi

09.55 10.00

Mengganti infuse Asering 20 tpm E: S : klien mengatakan ada napsu makan O : makan habis porsi

3.

Diagnosa 1

21.00 22.00 05.00

Mengobservasi keadaan pasien Ku sedang, kesadaran CM Memberikan lingkungan yang nyaman untuk klien Mengukur vital sign S : 37 0C N : 84 x/menit R : 20 x/menit TD : 120/80 mmHg

05.15 07.00

Memandikan klien ditempat tidur E: S : klien mengatakan lemas berkurang, pusing sudah berkurang O : klien tampak lebih segar

4.

Diagnosa 2

21.10

Memberikan penyuluhan tentang cara menyuntikkan Insulatard dan

memberikan contoh cara menyuntikkan 23.00 05.25 07.00 Bertujuan agar klien mampu melakukan sendiri dirumah Mengganti infuse Asering 500cc Memberikan minuman teh E: S : klien mengatakan sudah paham tentang cara menyuntikkan Insulatard O : Klien mecoba menyuntikkan dengan diawasi perawat

BAB IV PEMBAHASAN Pada klasifikasi Diabetes Melitus terdapat 2 macam Diabetes Melitus (DM) yaitu DM tipe I yang mana penderita tergantung terhadap insulin, sedangkan pada DM tipe II pasien menggunakan insulin dalam kadar yang rendah, normal/tinggi. Pada Ny.M ditemukan kadar glukosa yang tinggi mencapai 199 mg/dl dengan DM tipe II (NIDDM) yang mana Ny.M menggunakan insulin dalam kadar yang tinggi dengan pemakaian jangka panjang yaitu Insulatard yang bekerja selama 24 jam. Pada pasien tidak ditemukan luka dibagian tubuh sehingga kadar gula yang tinggi tidak membuat luka sukar sembuh. Kemudian saat dikaji pasien mengatakan tidak tahu akan diit DM, pencegahan penyakit DM, penyebab, tanda dan gejala dari penyakit DM, selain itu pasien terlihat lemas, kurang bertenaga sering mengeluh pusing sehingga menyebabkan gangguan mobilitas fisik yang mana aktivitas bergantung penuh kepada perawat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa banyak factor yang menyebabkan terjadinya penyakit DM karena keterbatasan informasi masyarakat tentang apa itu penyakit DM, penyebab, pencegahan, diit, tanda dan gejala DM. Hal ini bisa meningkatkan resiko masyarakat akan terjadinya penyakit DM yang biasanya banyak diderita pada orang tua usia > 40 tahun kalau tidak diimbangi dengan informasi yang cukup tentang penyakit DM. B. Saran 1. Bagi Akademi Keperawatan Bethesda, agar dapat meningkatkan sumber informasi/literature tentang penyakit gangguan system endokrin khususnya Diabetes Melitus. 2. Bagi Rumah Sakit Bethesda, agar mampu meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat pada umumnya termasuk pasien dengan gangguan Diabetes Melitus.

DAFTAR PUSTAKA Doengoes E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC Sylvia A. Price Lorsaine M. Wilson. 2005. Patofisiologi. Jakarta. EGC Suddarth and Brunner .2002 . Keperawatan Medikal Bedah I. Jakarta. EGC

You might also like